DASAR LINGKUNGAN

Pengelolaan dan Penyediaan Air Bersih Oleh Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) Qurnia Terhadap Kondisi Kebersihan Lingkungan Di Desa Doudo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik

Dwi Anggreini Putri, Imroatun Nafi’ah, Yogi Rifaldo Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jalan Semarang 5 Malang 65145 [email protected] [email protected] Abstrak :

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan. Mengingat begitu pentingnya peranan air bagi kehidupan manusia disinilah peranan negara harus hadir dan mampu memberikan pelayanan yang memadai tanpa adanya perbedaan dalam pemberian pelayanan. Di Desa Doudo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik masyarakatnya masih kesulitan dalam mendapatkan air bersih hal tersebut dikarenakan perusahaan daerah air minum selaku instansi pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan air bersih bagi warga tidak terjangkau dalam hal pembiayaan, Desa Doudo ini sendiri letak geografisnya perbukitan sehingga masyarakat mengalami kesulitan untuk mendapatkan sumber air bersih sehingga dibentuklah program pengelolaan air bersih berbasis masyarakat pedesaan dengan membutuhkan organisasi yang mengelola air minum. Contohnya pembentukan himpunan penduduk pemakai air minum (HIPPAM). Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan penelitian ini dilakukan di Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) di Desa Kesamben Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik dengan teknik pengumpulan data kuesioner dan observasi Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pengelolaan Air Bersih Oleh HIPPAM Di Desa Kesamben Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik. Dalam pelaksanaan pengelolaan air bersih oleh HIPPAM tersebut, perlu diukur keefektifannya dengan menggunakan indikator yaitu (1) penduduk terlayani (2) kapasitas produksi (3) instalansi produksi (4) instalansi

1

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.













distribusi. Dan Hubungan Pengelolaan air bersih oleh oleh HIPPAM HIPPAM dan keadaan lingkungan oleh observer. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Insidental . Sampel yang digunakan berjumlah 30 pengguna HIPPAM. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain anal isis data kuantitatif dan analisis data deskriptif. Hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa indikator yang memiliki nilai persentase tertinggi adalah indikator kapasitas produksi pada pendistribusian air pada tiap rumah pelanggan HIPPAM sangat baik (43%) dan baik (53%), yang kedua adalah indikator instalansi produksi (93%) kategori sangat baik indikator instalansi distribusi pada Koordinasi antara pengelola HIPPAM dengan warga setempat (90%) kategori sangat baik, dan yang terakhir indikator instalansi produksi (93%) kategori sangat baik. Sehingga diperoleh persentase pelayanan sebesar 100% yang berada pada kategori sangat baik, yang artinya pengelolaan air bersih oleh HIPPAM telah berjalan baik. Kata Kunci: Pengelolaan, Kuantitatif, HIPPAM Abstract Clean water is one of the basic human needs required in a sustainable manner. Given the importance of the role of water for human life is where the role of the state must be present and able to provide adequate services without any differences in service delivery. In the village of Doudo District of Panceng Gresik society is still difficulty in getting clean water in this case because the local water companies as the government agencies in meeting the needs of clean water for residents is not affordable in terms of financing, the village Doudo itself geographically hilly so that people find it difficult to can source of clean water, so water management program established community-based rural organizations that need to manage drinking water. For example, the formation of the set of the population drinking water users (HIPPAM).

This type of research is descriptive quantitative study was conducted at the Association of Residents User Water (HIPPAM) in the village of Kesamben District















Kesamben District of Driyorejo District Gresik. In the implementation of water management by HIPPAM such, needs to be measured effectiveness by using indicators, namely (1) the population served (2) of production capacity (3) the plant production (4) the plant distribution. And And Relationship Management Management of clean water water by HIPPAM and environmental environmental conditions by observer. The sampling technique used in this research is Incidental. The sample used amounted to 30 HIPPAM users. Data analysis techniques used in this study include quantitative data analysis and descriptive data analysis. The result of this research, it is concluded that the indicator that has the highest percentage value is the indicator of the production capacity at the distribution of water at each house of HIPPAM customer is very good (43%) and good (53%), second is the indicator of production instansisi (93%) Distribution distribution indicator on Coordination between HIPPAM managers and local residents (90%) is very v ery good category, and the last indicator of production instantiation (93%) is very good category. So the percentage of service obtained 100% which which is in very good category, which means clean water management by HIPPAM has been running well. Keywords: Management, quantitative, HIPPAM















1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan, sebagai salah satu sumber daya alam yang tak terbatas jumlahnya, air yang layak dikonsumsi seharusnya begitu mudah ditemui untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dalam beraktifitas bagi masyarakat, oleh karena itu sudah selayaknya sumber daya tersebut harus dimanfaatkan dan dikendalikan semaksimal mungkin sehingga potensi yang terkandung di dalamnya berguna bagi kehidupan. Dalam UU RI No. 122 Tahun 2015, disebutkan beberapa pengertian terkait dengan air, yaitu sebagai berikut: Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang berasal dari sumber air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disingkat SPAM merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan air minum. Sistem pengelolaan air limbah yang selanjutnya disingkat SPAL adalah satu kesatuan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah. Penyelenggaraan SPAM adalah serangkaian kegiatan dalam melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang mengikuti proses dasar manajemen untuk penyediaan Air Minum kepada masyarakat. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana SPAM dalam rangka memenuhi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas air minum yang meliputi pembangunan baru, peningkatan, dan perluasan. Pengelolaan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan kemanfaatan fungsi sarana dan prasarana SPAM terbangun yang meliputi operasi dan pemeliharaan, perbaikan, peningkatan sumber daya manusia, serta kelembagaan.















tanpa adanya perbedaan di dalam pemberian pelayanan. Perbedaan dalam artian baik masyarakat miskin, menengah, maupun masyarakat kaya mendapatkan pelayanan yang sama oleh pemerintah, dalam hal ini instansi pemerintah yang terkait yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Menurut laporan UNICEF Indonesia (2013). Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam meningkatkan akses terhadap persediaan air bersih dan pelayanan sanitasi. Air bersih dan sanitasi merupakan sasaran tujuan pembangunan Milenium (MDG) yang ketujuh dan pada tahun 2015 diharapkan sampai dengan setengah jumlah penduduk yang tanpa akses ke air bersih yang layak minum dan sanitasi dasar dapat berkurang. Bagi Indonesia, ini berarti Indonesia perlu mencapai angka peningkatan akses air bersih hingga 68,9 persen dan 62,4 persen, untuk sanitasi. Saat ini, Indonesia tidak ti dak berada pada arah yang tepat untuk mencapai target MDG untuk masalah air bersih MDG pada tahun 2015. Perhitungan dengan menggunakan kriteria MDG nasional Indonesia untuk air bersih dan data dari sensus tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia harus mencapai tambahan 56,8 juta orang dengan persediaan air bersih pada tahun 2015. Di sisi lain, jika kriteria Program Pemantauan Bersama WHO-UNICEF (JMP) untuk air bersihi akan digunakan, Indonesia harus mencapai tambahan 36,3 juta orang pada tahun 2015. Saat ini, bahkan di provinsi-provinsi yang berkinerja lebih baik (Jawa Tengah dan DI Yogyakarta), sekitar satu dari tiga rumah tangga tidak memiliki akses ke persediaan air bersih. Sedangkan untuk pembangunan sektor air bersih di Jawa Timur berjalan secara dinamis. Transformasi struktur ekonomi telah berkembang maju, berimplikasi bukan saja kepada tingginya permintaan air bersih oleh sektor industri, jasa dan pemukiman, tetapi juga memberi dampak penurunan kualitas air baku (khususnya di kali Surabaya) akibat buangan sampah dan limbah dari industri dan pemukiman. Bappeda Surabaya (2013). Dalam statistik air minum tahun 2010, Jawa Timur menduduki peringkat pertama dalam jumlah pelanggan (715 ribu, atau 16.4 persen nasional), jumlah air bersih terjual (245 juta m 3, 16.2 persen nasional), dan jumlah karyawan (6577 orang, 16.7 persen nasional). Sementara pada kapasitas produksi















nasional) berada di peringkat kedua bawah DKI Jakarta. Sementara itu, Jawa Timur terpuruk dalam efektifitas produksi, yakni hanya 60 persen dari kemampuan terpasangnya atau tergolong terbawah secara nasional. Jauh dibawah DKI Jakarta sebagai peringkat atas yang mencapai efektifitas 97.5 persen. Dari indikator terakhir, Jawa Timur nampaknya memiliki permasalahan dalam pengelolaan air bersih, padahal diyakini diyakini kapasitas terpasangnya mencapai 23828 liter per detik dan paling tinggi secara nasional. Menurut data Susenas (2010), rata-rata penduduk Jawa Timur yang terlayani air bersih sebesar 19 persen. Lebih jauh, perkembangan sektor air bersih di Jawa Timur dalam kurun 2006 hingga 2013 (BPS, 2010) menunjukkan gejala penurunan kualitas pelayanan sebagai akibat ketidakimbangan pertumbuhan produksi air bersih (sebesar 4.8 persen) dibanding pertumbuhan jumlah pelanggan (8.7 persen). Dari 37 PDAM di seluruh pemerintah kota dan kabupaten di Jawa Timur, hanya delapan PDAM yang pada tahun 2013 memperlihatkan keuntungan bersih (sesudah pajak), masing-masing PDAM Surabaya (9.1 miliar), kota Malang (4.2 miliar), mili ar), Sidoarjo (897 juta), Magetan (361 juta), Tuban (251 juta), kota Madiun (68 juta), kabupaten Mojokerto Mojokerto (50 juta), dan kota Probolinggo (32 juta). Jumlah keseluruhan keuntungan 8 PDAM mencapai 14.9 miliar rupiah, tidak lebih dari kerugian 29 PDAM sebesar 15.1 miliar rupiah. Rendahnya kinerja PDAM sesungguhnya telah diketahui. Sedangkan jika dikaitkan dengan lokasi penelitian, wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir, sehingga dalam pemenuhan kebutuhan air sebagian besar masyarakat masih mengandalkan mengandalkan sumur yang sangat bergantung pada musim. Hal tersebut menyebabkan sumber air (sumur) di Kabupaten Gresik tidak cukup memadai apabila digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, karena air didaerah pesisir cukup payau. Berdasarkan data Gresik dalam angka (2013:41) diketahui bahwa jumlah penduduk Kabupaten Gresik sebesar 1.237.675 jiwa dengan luas wilayah 1.191,25km 2. Namun tingkat pelayanan PDAM Kabupaten Gresik terhadap

jumlah

penduduk

Kabupaten

sangat

rendah

yaitu

mencapai

sebesar27,588% terhadap jumlah penduduk administratif Kabupaten Gresik dan sebesar 25,110% terhadap jumlah total penduduk Kabupaten. Sedangkan terhadap

















PDAM, menggunakan mobil tangki, terminalair, hidran umum dan keran umum. Lebih lanjut, ketua komisi ADPRD gresik menyatakan bahwa jaringan distribusi air kewilayah perkotaan yang disalurkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gresik kinerjanya buruk, sehingga berakibat pada pasokan air yang tidak lancar (Sugiyono, 2013) dalam Suaibatul A,dkk. 2015. Hal yang sama juga dinyatakan oleh salah satu pelanggan PDAM Gresik yang menyatakan bahwa selama ini air yang disalurkan PDAM sering kali tidak mengalir sehingga pelanggan perlu membeli air dari sumber lain yang yang disalurkan dalam bentuk tangki, hal tersebut otomatis menjadikan adanya penambahan biaya pengeluaran hanya untuk memenuhi kebutuhan terhadap air, karena pelanggan tetap harus membayar biaya tagihan yang dibebankan oleh PDAM ke pelanggan untuk pelayanan yang masih sering macet tersebut. Sehingga Sehi ngga dapat disimpulkan bahwa pelayanan air yang dilakukan oleh PDAM Gresik masih masi h belum merata. Hal tersebut te rsebut di dukung dengan adanya Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat 3 yang menyebutkan bahwa bumi dan air serta kekayaan alam yang yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Putri dan Teti A (2013:163) menyebutkan bahwa belum optimalnya penyebaran air bersih oleh instansi terkait dalam hal ini yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) diakibatkan oleh beberapa faktor teknis, faktor teknis seperti letak s umber air yang sulit terjangkau, luasnya suatu wilayah yang harus dijangkau, juga semakin diperparah dengan terbatasnya pembiayaan yang dimiliki oleh PDAM untuk menyediakan infrastruktur air minum yang layak dan mudah diakses oleh masyarakat perdesaan. Mengacu pada pendekatan ini kemudian dibentuklah program pengelolaan air

















Minum (HIPPAM) untuk menangani permasalahan air bersih bers ih yang layak disalurkan kepada masyarakat, pembentukan Himpunan Pemakai Air Minum (HIPPAM) ini dikarenakan tidak teralirinya daerah tersebut oleh pipa-pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sebagian besar dilakukan sepenuhnya oleh pemerintahan desa baik dari segi teknis perencanaan, pembiayaan sampai pengelolaannya. Di Kabupaten Gresik sendiri terdapat sejumlah Himpunan Pemakai Air Minum (HIPPAM) antara lain di Desa Kesamben Wetan Kecamtan Dri yorejo, Desa Doudo Kecamatan Panceng, Desa Sumberejo Kecamatan Manyar, Desa Karangrejo Kecamatan Manyar, Desa Jogodalu Kecamatan Benjeng, Desa Prupuh Kecamatan Panceng (sumber: gresikkab.go.id ). Dalam hal ini Peneliti memilih Doudo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik sebagai objek penelitian. Jika dikaitkan dengan kondisi lingkungannya, wilayah kecamatan Panceng dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian. Yaitu wilayah pesisir yang terletak di Panceng sebelah utara, dan wilayah Panceng bagian selatan. Wilayah Panceng sebelah Utara sebagian besar wilayahnya berupa daerah pantai atau pesisir sehingga sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Sedangkan untuk wilayah Panceng bagian selatan berupa dataran sedang dan tinggi yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Daerah Panceng bagian Utara merupakan daerah pesisir sehingga di sana banyak di temukan adanya tambak garam, dan juga jarak antara pemukiman penduduk yang satu dengan yang lain saling berdekatan dan berhimpitan, dikarenakan terbatasnya lahan yang ada di sana. Kondisi lingkungan sekitar pesisir disana sudah mulai terlihat sampah berserakan, pepohonan yang sudah mulai gundul untuk lahan pemukiman, dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kondisi lingkungan berdampak buruk terhadap

















Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) Qurnia Terhadap Kondisi Kebersihan Lingkungan Di Desa Doudo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik ”. ”. 1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini: 1. Bagaimana cara pengelolaan air bersih yang dilakukan oleh Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) Qurnia di kabupaten Gresik? 2. Apakah ada hubungan pengelolahan air bersih yang dilakukan oleh Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) Qurnia dan kondisi kebersihan lingkungan di kabupaten Gresik? 1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui cara pengelolaan air bersih yang dilakukan oleh Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) Qurnia di desa Doudo kecamatan Panceng kabupaten Gresik. 2. Mengetahui adanya hubungan pengelolahan air bersih yang dilakukan oleh Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) Qurnia dan kondisi kebersihan lingkungan di desa Doudo kecamatan Panceng kabupaten Gresik. 1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi

















Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna untuk memberikan kebutuhan efektifitas dalam pengelolaan HIPPAM c. Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi dan wawasan karena mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan serta menumbuhkan semangat dan pengalaman untuk penelitian yang akan datang.

















2. Kajian pustaka

2.1 Pengelolaan Menurut Soekanto, Pengertian Pengelolaan adalah suatu proses yang dimulai dari proses perencanaan, pengaturan, pengawasan, penggerak sampai dengan proses terwujudnya tujuan. Sedangkan menurut Prajudi, Pengertian Pengelolaan ialah pengendalian dan pemanfaatan semua faktor sumber daya yang menurut suatu perencana diperlukan untuk penyelesaian penyelesaian suatu tujuan kerja tertentu. a.

Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) Hippam adalah singkatan dari Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum yang

merupakan salah satu wadah atau lembaga yang sah menurut perundangan dan peraturan pemerintah untuk menyenggarakan dan mengelola mengelola sistem penyediaan air bersih demi kepentingan masyarakat. Bergerak dibidang jasa penyediaan air bersih dengan sistem yang telah ditentukan oleh pemerintah, sistem pengelolaan hippam lebih pada orientasi sosial (bukan profit). Sesuai dengan SK dari Kepala Desa Doudo Kecamatan Panceng Kabupaten Gesik No.3 Tahun 2008 2008 terdapat operasional HIPPAM yaitu terdiri dari: 1. Penduduk terlayani Hippam Qurnia didirikan dengan tujuan memberikan pelayanan dan pendistribusian air bersih di di desa Doudo kecamatan Panceng kabupaten Gresik. Kehadiran HIPPAM Qurnia di desa Doudo kecamatan Panceng kabupaten Gresik merubah kondisi dari kekurangan air bersih menjadi kecukupan air bersih, setiap saat kebutuhan air bersih dapat terpenuhi karena sistim pelayanan hippam 24 jam tanpa adanya pergiliran waktu. 2. Kapasitas Produksi



















adanya proses pengolahan. Dalam menjaga mutu air, HIPPAM Qurnia secara berkala melakukan uji laboratorium bekerja sama dengan puskesmas kecamatan, tim asosiasi kabupaten dan ITB. 4. Instalansi Distribusi Sistim jaringan HIPPAM Qurnia di desa Doudo kecamatan Panceng kabupaten Gresik terbagi menjadi 2 yaitu jaringan distribusi dan jaringan tersier. Panjang pipa Jaringan distribusi Hippam Qurnia sampai awal bulan juli 2015 yaitu 3000 meter pipa ukuran 3 dim dan dan 1.500 meter ukuran 1.5 dim. 2.2 Kondisi Kebersihan Lingkungan Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolok ukur kualitas hidup masyarakat. Menurut Wibowo (2009) masyarakat yang telah mementingkan kebersihan lingkungan dipandang sebagai masyarakat yang kualitas hidupnya lebih tinggi dibandingkan masyarakat yang belum mementingkan kebersihan. Salah satu aspek yang dapat dijadikan indikator kebersihan lingkungan adalah air. Bersih atau kotornya suatu lingkungan tercipta melalui tindakan-tindakan manusia dalam mengelola dan menanggulangi ketersediaan air. Menurut (Wibowo, 2009) Apabila perilaku individu mengarah pada keacuhan terhadap kebersihan lingkungan maka dapat diprediksi bahwa daya dukung lingkungan alam semakin terkuras habis dan



















Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara mengelap tingkap dan perabot rumah, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan, membersihkan bilik mandi dan jamban, dan membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulaikan dengan menjaga kebersihan halaman dan membersihkan jalan di depan rumah dari pada sampah. Sangian (2011). Manfaat menjaga kebersihan lingkungan antara lain. Laila (2012) : 1. Terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat . 2. Lingkungan menjadi lebih sejuk. 3. Bebas dari polusi udara. 4. Air menjadi lebih bersih dan aman untuk di minum. 5. Lebih tenang dalam menjalankan aktivitas sehari – hari. hari. Pemukiman Sehat merupakan pemukiman yang memenuhi syarat kesehatan. Kondisi kesehatan lingkungan pemukiman adalah kondisi kesehatan yang ada pada suatu lingkungan pemukiman dan berkaitan erat dengan sanitasi dasar (parameter: penyediaan air bersih, penyediaan sarana air limbah, penyediaan jamban, pembuangan sampah dan kondisi rumah). Kusnoputranto (2000). Persyaratan Kesehatan Pemukiman antara lain sebagai berikut. Kusnoputranto (2000) : 1. Syarat lokasi



















c. Gas berbau seperti Amoniak, Metil Merkaptan, Hidrogen Sulfida, Metil Sulfida, dan Stirenati dan terdeteksi secara biologis. d. Partikel debu diameter <10 µg tidak melebihi 150 µg/m 3. e. Gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm per 24 jam. f. Debu terendap tidak melebihi 350 mm 3/m2 per hari. 4. Syarat kualitas tanah a. Aldrin dan Dealdrin maksimal 0,05. b. Timah hitam (Pb) maksimal 300 mg/kg. c. DDT maksimal 0,09. d. Arsenik total maksimal 100 mg/kg. e. Cadmium (Cd) maksimal 20 mg/kg. f. Kandungan telur Ascarislumbricoides dalam 10 sample proporsional harus negative. 5. Syarat vector penyakit a. Indeks jentik nyamuk di perumahan tidak melebihi 5%. b. Angka gigitan nyamuk ( man biting rate ) tidak melebihi 7 gigitan per malam. 6. Syarat sarana dan prasarana lingkungan



















7. Syarat penghijauan Terdapat pepohonan untuk penghijauan di lingkungan perumahan merupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan dan kelestarian alam. 3. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:29) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai varibel mandiri, baik sat u variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang satu dengan yang lain. Tabel 1. Jabaran Variabel Penelitian N Variabel

Sub Variabel

Indikator

O

Skala

Item Pernyataan

Variabel

Cara Pengumpulan Data

1

Pengelolaan

Secara mekank,

.

dan

kimiawi

Penyediaan air bologi.



dan 

Penduduk

Interval



Pelayanan

tehadap Pedoman

Terlayani

penduduk pengguna

Kuesioner

Kapasitas

HIPPAM

tertutup





















Pengelolaan air dan pemeliharaan fasilitas oleh para pengelola HIPPAM.



Kepastian pendistribusian bersih

air

dengan

adanya HIPPAM. 

Mekanisme HIPPAM mendapatkan sumber air baku.



Kondisi sumber air HIPPAM.



Koordinasi

antara

pengelola HIPPAM dengan warga terkait menjaga mutu air.























Penanganan kerusakan jaringan

pada perpipaan

HIPPAM 2

Kebersihan

Komponen

.

Lingkungan

biotik

Desa

Doudo

Kecamatan



dan

Terhindar

dari Interval



Tersedianya

tempat Pedoman

penyakit

yang

pembuangan sampah

komponen

disebabkan

oleh

yang efektif.

abiotik.

lingkungan

yang

Panceng



tidak sehat. 

sekitar lokasi

Lingkungan menjadi sejuk.

Kondisi selokan di



lebih

Kondisi

Sampah

yang Berserakan 

Kualitas Air Bersih

Observasi



















3)Instalasi Produksi, 4) Instalasi Distribusi. Dist ribusi. Sedangkan indikator untuk keterkaitan terhadap kebersihan lingkungan, terdiri dari : kondisi sampah, kondisi udara, kondisi kebersihan, dan kondisi lingkungan. Pemilihan lokasi penelitian di desa doudo kecamatan Panceng ini memiliki inovasi untuk mengurangi dan menanggulangi masalah air yang ada di Indonesia ini. Bahkan inovasi tersebut mendapat penghargaan pertama dalam ajang perlombaan di tingkat Jawa Timur yang membawa nama baik kabupaten Gresik.



















Kegiatan

Waktu

Tempat

Membuat konsep penelitian

25 Februari – 17 17 Maret Universitas 2017

Membuat

Malang

Instrumen 3 Maret 2017

Percobaan Melakukan Percobaan

Negeri

Universitas

Negeri

Malang 18 Maret 2017

Desa Doudo Kecamatan Panceng

Profil HIPPAM Qurnia Doudo

Penduduk pemakai air minum dihimpun dalam satu perkumpulan yang diberi nama HIMPUNAN PENDUDUK

PEMAKAI AIR MINUM ( HIPPAM ) “

QURNIA “ Yang berfungsi mengendalikan pelaksanaan operasional pelayanan



















kegiatan pokok sebagai berikut : Eksploitasi dan Eksplorasi sarana air minum dan menjaga dan memelihara seluruh sarana yang ada. Sumber dana Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum ini diperoleh dari : Hasil tagihan rekening air minum bulanan / penjualan air, swadaya masyarakat desa bantuan pemerintah dan penerimaan dana lain yang sah. Program penggunaan dana Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum ditetapkan oleh rapat anggota dan disahkan oleh Kepala Desa. Pembinan Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum adalah Pemerintah Daerah selaku tim kelompok kerja pembinan dan kecamatan selaku tim kelompok pelaksana Pembina Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum, pembina Teknis Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum adalah Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten / PDAM Kabupaten selaku anggota tim kelompok kerja pembina tingkat Kabupaten.



















Gambar 1. Salah satu titik tempat sumber mata air sumur Sumber: Dokumen pribadi 2017 3. Populasi, Sampel, Teknik sampling Populasi

Populasi penelitian ini adalah pihak Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) Qurnia dan masyarakat yang ada di desa Doudo kecamatan Panceng. Sampel

Sampel yang diambil adalah 30 orang. orang. Teknik Sampling

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan sampel aksidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja





















dengan sejujurnya untuk memperoleh kevalidan data. Hasil dari angket ini tidak akan disebarluaskan dan dijamin keamanannya agar tidak disalah gunakan. Petunjuk pengisian angket sebagai berikut: 

Responden tidak perlu menuliskan nama



Bacalah dengan seksama pernyataan maupun pertanyaan dalam angket ini.



Jawab pertanyaan dan pernyataan dengan memberikan tanda centang

(√ )



















5.

Pengelolaan

air

dan

pemeliharaan

fasilitas oleh para pengelola HIPPAM. 6.

Kepastian pendistribusian air bersih dengan adanya HIPPAM.

7.

Mekanisme HIPPAM mendapatkan sumber air baku.



















PEDOMAN OBSERVASI KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI DESA DOUDO KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK

Oleh

: Dwi Anggreini Putri (S1 Biologi)

Imroatun Nafi’ah (S1 Biologi) Yogi Rifaldo (S1 Biologi)



















10.



Kondisi halaman rumah

11.



Sikap pengendara melintasi jalan sekitar pemukiman

5. Prosedur Penelitian/Cara Pengumpulan Data Cara Pengumpulan Data.



















pernyataan di luar alternative jawaban yang disediakan dalam kuisioner tersebut. Data dari kuisioner dalam penelitian ini merupakan data kuantitaif yang akan dianalisis secara deskriptif persentase dengan langkah menurut Ridwan (2004) sebagi berikut. 1. Menghitung nilai responden dan masing-masing aspek atau sub variabel.































































































































































































































































DASAR LINGKUNGAN

Recommend Documents