Bagaimana Data Diperoleh?
Materi Kuliah m.a. Inventarisasi Sumberdaya Hutan
• Cara mempero memperoleh leh data: data:
Teknik Penarikan Contoh ( S a m p l i n g ) dalam Inventarisasi Sumberdaya Hutan
– Perancangan percobaan: • data diperoleh dari populasi buatan yang dibangkitkan melalui percobaan (experiment (experiment ) • contoh: pengaruh dosis pupuk terhadap pertumbuhan semai gmelina
Disiapkan oleh : Tim Pengajar M.a. Inventarisasi Sumberdaya Hutan
– Survey: • data diperoleh dari populasi yang yang telah ada di alam • contoh: kegiatan inventarisasi hutan hutan
Bagian Perencanaan Perencanaan Kehutanan Kehutanan Departemen Departemen Manajemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB 1
3
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
Outline Kuliah • • • • • • • • • • •
Bagaimana data diperoleh…
Bagaimana Bagaimana data data diperole diperoleh? h? Apa itu itu sampli sampling? ng? Mengap Mengapa a sampling sampling?? Kesalahan Kesalahan dalam sampling sampling Popula Populasi si & contoh contoh Bentuk Bentuk dan ukuran ukuran unit unit contoh contoh Penentuan Penentuan ukura ukuran n contoh contoh Cara pengambilan pengambilan contoh contoh Pengelompok Pengelompokan an contoh contoh Tahapan Tahapan & tingkatan tingkatan dalam dalam sampling sampling Peluang Peluang dalam dalam sampling sampling
• Pengukuran Pengukuran dapat dilakukan dilakukan dengan cara: cara: – Sensus: enumeration): • pengukuran pengukuran 100% 100% ( full enumeration): – semua elemen dalam populasi diukur
– Sampling (penarikan contoh): • pengukuran hanya dilakukan pada sebagian elemen dari populasi: – tidak semua elemen dalam populasi diukur
2
4
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
1
2
Apa itu sampling…(2)
Apa Itu Sampling? • Pendug Pendugaan aan karakt karakteri eristi stik k suatu suatu popula populasi si sample) yang berdas berdasark arkan an contoh contoh ( sample) yang diambil diambil dari populasi populasi tersebut tersebut • Digunakan untuk untuk memperoleh nilai dugaan dari populasi yang sedang dipelajari
• Adakah sampling sampling untuk “yang “yang satu ini…?” Hemmm…, siapa yang harus saya nikahi yah…???
Populasi Contoh
5
7
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
Apa itu sampling…(2)
Mengapa Mengapa Sampling? Sampling?
Emmmm…, uenaaak..!!! uenaaak..!!! • Perump Perumpama amaan: an: – “seorang koki yang mencicipi satu sendok sup untuk mengatakan bahwa satu panci sup yang dimasaknya memang lezat.”
• Keuntungan Keuntungan sampling: sampling: – Menghemat sumberdaya: biaya, waktu, tenaga – Kecepatan mendapatkan informasi (up (up to date ) – Ruang lingkup (cakupan) lebih luas – Data/informasi yang diperoleh lebih teliti dan mendalam – Pekerjaan lapangan lebih mudah dibanding cara sensus sensus 6
8
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
3
4
Kesalahan dalam Sampling
Kesalahan dalam sampling…(3)
• Jenis kesalahan:
• Jenis kesalahan (lanjutan): – Hubungan antara kedua jenis kesalahan:
– Kesalahan non-sampling: • Kesalahan yang bukan berasal dari pengambilan contoh • Kesalahan yang muncul karena: – kesalahan pengukuran (measurement error) – kesalahan alat (instrumental error) – Kesalahan karena faktor pengukur (human error) – Kesalahan karena faktor lingkungan (environmental error ) • Besarnya kesalahan sulit dihitung dengan pasti
r r r o r o E r E r n g t a l i l o p T a m Adakah kesalahan n - S N o dalam sensus…?
)
r o r r e
( n a h a l a s e K
S am p l i ng E r r or n
Ukurancontoh(n)
optimal
9
11
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
Populasi & Contoh
Kesalahan dalam sampling…(2) • Jenis kesalahan (lanjutan):
Populasi ( population): = keseluruhan unit atau individ u yang adadalam ruang lingkupyang sedang diteli ti atau dibicarakan Unit populasi : =satuan terkecil dari elemen2 (objek2 yg akan diukur) yang tidak salingbertampalan (non- overlapping ) darisuatu populasi yang melingkupi seluruh populasi tersebut.
– Kesalahan sampling (s a m p l i n g e r r o r , SE ) : • Kesalahan yang disebabkan karena dilakukannya pengambilan contoh (sampling) • Besarnya kesalahan dapat dihitung:
SE =
t(
α
2 ,df )
y
.s y
.100%
Contoh (sample ): = kumpulan unit-unit contoh (sampling units ) yang diambil dari suatu kerangkapenarikan contohdengan prosedur ttt.
Unit contoh : = Unit populasi yg terambil sbg contoh.
10
Kerangka penarikan contoh (sampling frame ) : = daftar semua unit contohdalam populasi (1,2, …, N)
12
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
5
6
Populasi & contoh…(2)
Populasi & contoh…(3)
• Ukuran populasi:
• Parameter: – nilai yang mencerminkan karakteristik populasi
– banyaknya unit populasi di dalam populasinya – dinotasikan: N
– nilai mencerminkan karakteristik contoh
– banyaknya unit populasi yang terambil sbg contoh – dinotasikan: n
• Misalnya:
• Intensitas sampling (IS):
– Rata-rata/nilai tengah (mean ) – Ragam (variance )
– Proporsi ukuran contoh terhadap ukuran populasi:
IS =
Populasi:
• Statistik:
• Ukuran contoh:
Contoh:
n .100% N 13
15
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
Studi Kasus
Populasi & contoh…(4)
• Misalkan dalam kelas Anda ini:
• Ingatlah kembali bahwa:
– Apabila akan dipilih 10 orang wakil: • • • • • •
Apakah populasinya? Berapakah ukuran populasinya? Apakah wujud unit populasinya? Apakah sampling frame-nya? Berapakah ukuran contoh-nya? Berapakah intensitas sampling-nya?
14
16
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
7
8
Populasi & contoh…(5)
Teliti, Akurat, Bias
• Koefisien Keragaman
CV =
σ
cv =
x 100%
μ
• Peragam
∑{( Xi − μ
X
)(Y i − μ Y )}
N
N
=
n
s XY =
N
N
i =1
i=1
∑= X Y −{[(∑Xi )(∑Y i )] i i
i 1
N }
n
n
∑1 {( xi − x)( yi − y)} ∑ x y −{[(∑ x )(∑ y )] n } =
ρ =
N n
n −1
x
• Ingatlah selalu ilustrasi berikut: x 100%
• Koef. Korelasi
N
σ XY = 1
s
i =1
i i
i =1
i
n −1
i=1
i
r =
σ XY σ X .σ Y
s XY s X . sY ©Vanclay (1994)
17 Departemen Manajemen Hutan
19
Departemen Manajemen Hutan
Populasi & contoh…(5)
Teliti, akurat, bias…(2) • Ketelitian ( precision):
• Dalam sampling:
– Derajat kesesuaian (degree of agreement ) dari suatu rangkaian pengukuran – Dalam sampling : Penyimpangan nilai-nilai pengukuran (dari contoh) thdp nilai rata-ratanya sendiri {Ditunjukan oleh nilai simpangan baku (s)}
– Contoh (sample) digunakan untuk memperoleh nilai dugaan (estimate) yang akurat/tepat bagi parameter populasi Apa itu akurat…???
• Keakuratan/ketepatan (accuracy): – Derajat kedekatan suatu nilai pengukuran terhadap nilai sebenarnya – Dalam sampling : Besarnya penyimpangan nilai-nilai dugaan dari contoh thdp nilai parameter populasinya (Catatan: parameter populasi seringkali tdk diketahui) 18
20
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
9
Bentuk & Ukuran Unit Contoh
Teliti, akurat, bias…(3) • Bias adalah kesalahan sistematis yg dapat disebabkan oleh : kesalahan dlm prosedur pengukuran, alat, prosedur sampling, perhitungan, pencatatan, …dsb…
• Dalam inventarisasi hutan: – Individu pohon jarang dipakai sebagai unit contoh (mengapa?) – Umumnya unit contoh berupa plot (petak ukur) yang berisi “sekumpulan pohon”
• Hubungan ketiganya:
A 2 = B2 + P2
10
(A=akurasi, B=bias, P=presisi)
Plot Plot
– Akurasi = presisi, jika bias dapat dihilangkan 21
23
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
Sampling dalam Inventarisasi Hutan
Bentuk & ukuran unit contoh…(2)
• Harus didefinisikan dengan jelas:
• Bentuk unit contoh: – Plot lingkaran (circular plot ) – Plot empat persegi panjang (rectangular plot ):
– Populasi ? – Unit populasi (bentuk, ukuran) ? – Ukuran contoh ?
• bujur sangkar (square plot ) • jalur (line/strip)
– Tanpa plot ( plotless): point sampling – Contoh pohon (tree sampling): 6 ph, 8 ph,dsb. – Plot ukur dalam jalur (line plot )
Mungkinkah individu pohon sebagai unit contoh…??? 22
24
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
11
12
Penentuan ukuran contoh…(2)
Bentuk & ukuran unit contoh…(3) • Ukuran unit contoh:
• Ingat kembali hal ini:
– Dapat dinyatakan dalam bentuk: • Ukuran luas (hektar), misal: 0,02 ha, 0,04 ha, 0,1 ha (pada plot lingkaran, empat persegi panjang) • Ukuran lebar (meter), misal: 10m, 20m (pada jalur) • Satuan faktor bidang dasar ( Basal Area Factor, BAF), misal: BAF-1, BAF-2 pada point sampling • Satuan jumlah pohon, misal: 6-phn, 8-phn (pada tree-sampling)
SE =
) % ( r o r r E g n i l p m a S
t(
2,df )
α
.s y
y
s t ( ,df ) . y 2 n .100% .100% ⇒ SE = y α
Prinsip :
Semakin besar n maka SE semakin kecil
Ukuran contoh (n) 25
27
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
Penentuan ukuran contoh…(3)
Penentuan Ukuran Contoh • Berapa banyak contoh yang harus diambil? • Faktor-faktor penentu:
• Secara statistik, n dapat dihitung: – Apabila fp c diabaikan:
– Tingkat ketelitian pendugaan yang dikehendaki:
2
fpc=finite population correction:
⎛ t ( ,df ) .s y .100 ⎞ ⎟ ⎜ (SE ).y ⎟ ⎝ ⎠
• ditunjukkan oleh maksimum sampling error (SE) yang masih ditolerir • apabila SE kecil maka ukuran contoh harus lebih besar
n 0 = ⎜
– Keragaman karakteristik populasi:
n ⎞ ⎛ fpc = ⎜1 − ⎟ ⎝ N ⎠
α
2
– Apabila fp c digunakan:
• apabila populasi relatif heterogen maka ukuran contoh harus lebih besar.
– Sumberdaya (biaya, waktu, tenaga) yang tersedia:
n =
• apabila sumberdaya terbatas maka ukuran contoh yang diambil dapat lebih sedikit
(
(s .t
y (α 2,df )
26 Departemen Manajemen Hutan
)
N. sy .t ( 2,df ).100 α
)
2
2
Atau:
n =
2
.100 + N.( SE .y )
n 0 ⎛ n ⎞ 1+⎜ 0 ⎟ ⎝ N ⎠ 28
Departemen Manajemen Hutan
13
Penentuan ukuran contoh…(4)
14
Cara Pengambilan Contoh
• Nilai-nilai y , s y dapat diperoleh melalui:
• Pola acak vs sistematik:
– Survey pendahuluan – Pendekatan dari nilai kisaran (range): • Pada tingkat kepercayaan 95%:
y ≈
y min + y maks 2
s y ≈
y maks − y min 4
• Pada tingkat kepercayaan 99%:
y ≈
y min + y maks 2
s y ≈
y maks − y min 5
Contoh (sample) acak
Contoh( sample ) sistematik
29
31
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
Cara Pengambilan Contoh
Pengelompokan Contoh
• Contoh dapat diambil secara:
• Kondisi populasi seringkali heterogen:
– Acak (random sampling):
– Pengelompokan unit-unit contoh perlu dilakukan untuk meminimumkan ragam (sehingga ketelitian pendugaan meningkat) – Pengelompokan dapat dilakukan melalui:
•Setiap kombinasi contoh yg mungkin diperoleh memiliki peluang yang sama untuk terpilih
– Sistematik (systematic sampling): •Unit contoh diambil dengan pola ttt, keteratutan ttt (sistematis) •Tidak memiliki penduga ragam yang sah: – Dalam penerapannya, sering dimodifikasi menjadi “systematic sampling with random start”
• Stratifikasi (stratification) • Klasterisasi (clustering)
30
32
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
15
16
Pengelompokan contoh…(2)
Tahapan & Tingkatan dalam Sampling
• Stratifikasi:
• Pengambilan contoh dapat dilakukan secara:
– Populasi dibagi menjadi beberapa stratum – Kondisi antar stratum cenderung heterogen – Unit-unit populasi pada setiap stratum relatif homogen
– Bertahap ( phase sampling): misal dua tahap (double sampling):
• Klasterisasi: – – – –
1 Tahap 1 : (potret udara)
Populasi dibagi menjadi beberapa klaster Kondisi antar klaster cenderung homogen Unit-unit populasi pada setiap klaster relatif heterogen Sering digunakan untuk memperoleh efisiensi tinggi pada populasi yang unit-unit contohnya tersebar scr geografis
4
9
6
3
5 Tahap 2 : (lapangan)
7
5
2 8
7
2
33
10
3
Departemen Manajemen Hutan
10
35
Departemen Manajemen Hutan
Pengelompokan contoh…(3)
Tahapan & tingkatan dalam sampling…(2)
• Stratifikasi vs Klasterisasi:
• Pengambilan contoh (lanjutan): – Bertingkat (stage sampling): • misal two-stage cluster sampling: – Tingkat 1: unit contoh utama ( primary sample unit ) – Tingkat 2: unit contoh kedua (secondary sample unit )
Stratified (random) sampling
Cluster sampling
34
36
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
17
Peluang dalam Sampling
18
Efisiensi dalam Sampling
• Apakah ukuran fisik suatu unit populasi berpengaruh thdp terpilihnya unit populasi tsb sbg contoh ? • Berdasarkan konsep peluang, ada 2 kemungkinan :
• Seringkali dipertanyakan: – Efisienkah sampling dibanding sensus? – Efisienkah suatu metode sampling dibanding metode sampling lainnya?
– PPP (3P): probability proportional to prediction – PPS: probability proportional to size
• Tingkat efisiensi dapat diukur oleh Efisiensi Relatif (relative efficiency, RE): – Misalkan metode 1 dibanding metode 2:
RE (1−2 ) =
s 22 .100% s 12
37
39
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
Peluang dalam sampling…(2)
Efisiensi dalam sampling…(2)
• PPP (3P): probability proportional to prediction:
• Efisiensi relatif dengan mempertimbangkan faktor biaya (c) dan waktu (t):
– Berlaku pada unit-unit populasi yang ukurannya sama (misal: plot 0,1 ha) – Peluang terambilnya unit populasi sama dan tidak dipengaruhi oleh ukuran unit populasi tsb.
RE (1−2 ) =
• PPS: probability proportional to size:
s 22 .t 2 .100% s 12 .t 1
RE (1−2 ) =
s 22 . c 2 s 12 . c 1
.100%
• Dimana:
– Berlaku pada unit-unit populasi yang ukurannya berbeda (misal: jalur) – Peluang setiap unit populasi utk terambil sbg contoh tidak sama :
– Jika RE(1-2) > 100%: metode 1 lebih efisien – Jika RE(1-2) < 100%: metode 2 lebih efisien – Jika RE(1-2) = 100%: kedua metode sama efisiensinya
• Unit contoh yang ukurannya besar memiliki peluang yang lebih besar untuk terpilih 38
40
Departemen Manajemen Hutan
Departemen Manajemen Hutan
19
20