CRITICAL JOURNAL REPORT KONSTRUKSI KAYU KAYU D I S U S U N OLEH NAMA : TUTI R. PANGARIBUAN NIM : 5163311027 KELAS :PTB EKSTENSI D 2016 DOSEN PENGAMPUH: Dr. P. P!r"#$ M.P%
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN &AKULTAS AKULTAS TEKNIK TEKN IK UNI'ERSITAS NEGERI MEDAN 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan (Cr)*)+#, J-!r#, R/-r* S*r!*!r K#! Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampuh mata kuliah ini apak Drs! P!Purba, M!Pd yang telah membimbing dalam penulisan "ritical #ournal $e%ie& ini! Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah mendukung dalam pekerjaan makalah ini! 'khir kata penulis mengucapkkan terimakasih!
Medan No%ember ()*+
1|T U T I R . P A N G A R I B UA N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
DA&TAR ISI KATA PENGANTAR444444444444444444444444444441 DA&TAR ISI44444444444444444444444444444444..2 BAB I PENDAHULUAN A. L#*#r B/,##4444444444444444444444444444...3 B. T!!#44444444444444444444444444444444.3 C. M###*4444444444444444444444444444444...3 BAB II ISI JURNAL A. RINGKASAN JURNAL I44444444444444444444444.....5 B. RINGKASAN JURNAL II44444444444444444444444.16 BAB III PEMBAHASAN A. KEUNGGULAN444444444444444444444444444..23 B. KELEMAHAN4444444444444444444444444444.23 BAB I' PENUTUP A. KESIMPULAN444444444444444444444444444428 B. SARAN4444444444444444444444444444444..28
2|T U T I R . P A N G A R I B UA N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
BAB I PENDAHULUAN
A. L#*#r B/,##
Sambungan kayu merupakan konstruksi yang terdiri dari dua potong kayu yang dihubungkan dengan suatu sistem hubungan tertentu dengan suatu bentuk tertentu dan menggunakan alat sambungan pada sambungannya! ayu sebagai bahan konstruksi memerlukan persyaratan tertentu yaitu keteguhan kayu dalam memikul beban maksimum yang mungkin timbul, karena kayu di dalam konstruksi bangunan digunakan pada bagian yang menahan muatan tetap dan muatan angin dengan bentangan yang panjang Sinaga, *../0!Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi masih menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat 1ndonesia!Sebagian besar kayu diperuntukaan pada bangunan rumah atau gedung, sedangkan sebagian lagi digunakan untuk jembatan, dermaga, dan lainnya!2ntuk keperluan konstruksi tersebut maka diperlukan bahan kayu dengan bentangan yang berukuran panjang, sedangkan kayu-kayu yang dijual di pasaran sangat terbatas ukuran panjangnya!Maka untuk keperluan tersebut biasanya dilakukan teknik penyambungan! Macam sambungan yang perlu diperhitungkan dengan serius adalah sambungan tekan! 3al ini disebabkan kekuatan sambungan kayu khususnya yang menerima gaya tekan biasanya memiliki keteguhan kayu yang relati%e rendah dalam memikul beban maksimum yang mungkin timbul dalam &aktu yang lama, sehingga sulit untuk menyamai besar kekuatan batang atau balok utamanya! ekuatan sambungan kayu sangat dipengaruhi oleh komponen pembentuk sambungan, yaitu alat sambung dan macam atau bentuk sambungan! entuk sambungan yang bermacam-macam dalam suatu konstruksi bangunan diperlukan suatu alat sambungan sebagai pengokoh kekuatan sambungan! 4ungsi alat sambung adalah penyambung dan penghantar gaya yang bekerja pada satu bagian ke bagian lain dari sambungan! satu bagian ke bagian lain tersebut masing-masing merupakan satu kesatuan ro&n et al, *.5(0! 'lat sambung yang relati6 murah dan mudah digunakan adalah paku!3al inimengingat dalam konstruksi kayu sebagian besar masih menggunakan alat sambungberupa paku, sehingga diperlukan suatu metode yang mudah dalam mengetahui besar beban yang mampu diterima oleh sambungan!Paku &alaupun dalam perkembangannya mulai ditinggalkan karena daya dukungnya kecil tapi paku mempunyai keunggulan di antaranya7 paku lebih kaku dan mempunyai sesaran yang lebih kecil dibanding baut Yap, *...0! B. T!!#
Mengetahui lebih dalam tentang sambungan kayu 3|T U T I R . P A N G A R I B UA N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
C. M###* Dapat mengetahui tentang sambungan pada kayu
4|T U T I R . P A N G A R I B UA N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
BAB II RINGKASAN JURNAL A. R)## J!r#, I P//9"## S#9"!# H!"!# J-) B#,-K-,-9 K#! %/# R)M-%))#) %# P/r!#*#P#! A"*r#
Sambungan antar komponen struktur, khususnya hubungan join balok-kolom memberikan kontribusi yang dominan terhadap perilaku struktur bangunan gedung! Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perilaku kekuatan dan kekakuan sambungan kayu dengan alat sambung baut, yaitu hubungan join balok-kolom! Dalam penelitian ini dikembangkan model perkuatan sambungan dengan adanya ring-modi6ikasi dan perkuatan-paku selanjutnya disebut sambungan P$P0 untuk meningkatkan tingkat daktilitas sambungan! $uang lingkup penelitian antara lain jenis kayu yang digunakan yaitu Meranti Shorea spp!0, $engas 8luta spp!0, dan eruing Dipterocarpus spp!0 dengan rentang berat jenis berkisar antara ),/+-),+(! Pengujian eksperimental dilakukan di laboratorium dengan tipe pembebanan monotonik! Model benda uji yang digunakan mengacu pada metode uji baut pada sambungan kayu 'STM D595(-.5! Penggunaan ring-modi6ikasi dan perkuatan paku memberikan kontribusi positi6 terhadap hasil pengujian sambungan khususnya perilaku kinerja kekuatan dan kekakuan sambungan kayu, yaitu beban batas proporsional yang dapat dicapai sambungan P$P meningkat berkisar :,).-*.,;.< lebih tinggi dibandingkan dengan sambungan standar tanpa perkuatan0, beban batas ultimit yang dapat dicapai sambungan P$P :,/+- (;,./< lebih tinggi dibandingkan dengan sambungan standar! Secara umum tingkat daktilitas yang dapat dicapai sambungan P$P adalah :,9.-**,):< lebih tinggi dibandingkan dengan sambungan standar! ata-kata unci= Sambungan kayu, #oin balok-kolom, $ing-modi6ikasi, Perkuatan-paku, Daktilitas!
P/%#;!,!#
8ambar *!a memperlihatkan contoh sambungan join antara kolom dengan dengan balok atap balok ring0! Sedangkan 8ambar *!b memperlihatkan rumah panggung yang ber6ungsi sebagai kantor, dengan salah satu jenis sambungan yang digunakan adalah sambungan join kolom-balok lantai! edua contoh sambungan join tersebut menggunakan alat sambung mekanis yaitu baut! Dalam studi kasus ini, sambungan join tersebut memegang peranan penting terhadap kinerja struktur terutama jika terkena beban lateral!
5|T U T I R . P A N G A R I B UA N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
Penelitian dalam tulisan ini bertujuan untuk melakukan pengujian eksperimental di laboratorium untuk mempelajari pengaruh penggunaan &asher ring0 yang dimodi6ikasi ringmodi6ikasi0 untuk memberikan e6ek pretension pada baut dan perkuatan tambahan dengan paku selanjutnya disebut sambungan tipe P$P atau perkuatan dengan ring dan paku0 terhadap perilaku kekuatan dan kekakuan sambungan kayu! 8ambar ( memperlihatkan bentuk modi6ikasi ring yang digunakan dalam penelitian ini! 8ambar (!b memperlihatkan model modi6ikasi ring yang digunakan dalam penelitian ini! $ing modi6ikasi selanjutnya disebut $0 ini dibuat dari dua buah ring standar yaitu ring diameter :) mm selanjutnya disebut $*0 dan /) mm selanjutnya disebut $(0, tebal masing-masing ring tersebut adalah ( mm! $ing $* selanjutnya dilekatkan pada ring $(! 4ungsi ring $* adalah untuk menambah ketebalan total ring $ untuk meningkatkan pengaruh daktilitas sambungan! $ing $* berdiameter lebih kecil dimaksudkan untuk memberikan e6ek distribusi beban pada ring $( untuk meningkatkan pengaruh pretension pada saat pengencangan baut pada saat 6abrikasi sambungan kayu!
6|T U T I R . P A N G A R I B UA N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
2. T)#!# L)*/r#*!r 2.1 P/#r!; r/*/)- "#!* #%# #9"!# K#!
'&aludin et!al ());a0 ());b0 telah mempelajari pengaruh pretension pada baut terhadap kinerja kekuatan sambungan kayu! E6ek pretension yang dilakukan pada baut tidak akan meningkatkan kapasitas tahanan sambungan secara signi6ikan, namun demikian memberikan dampak positi6 yaitu meningkatkan daktilitas sambungan! E6ek lain yaitu dengan adanya gaya inisial pretension maka baut akan lebih sulit bengkok atau mengalami kegagalan lentur, sehingga hal ini cocok diterapkan untuk kayu mutu tinggi dimana kekuatan tumpu kayunya tinggi! Dengan catatan bah&a besarnya pretension tidak melebihi kekuatan tekan tegak lurus serat kayu! 8ambar / memperlihatkan hasil penelitian pengaruh besarnya pretension pada baut untuk sambungan kayu-pelat baja! Sedangkan 8ambar 5 memperlihatkan hasil penelitian pengaruh pretension pada sambungan momen sambungan balok-kolom0!
8ambar /! 3asil penelitian pretension pada baut untuk sambungan kayu-pelat baja dengan arah 7|T U T I R . P A N G A R I B UA N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
pembebanan sejajar serat kayu oleh '&aludin et!al ());a0
2.2 P/r!#*# #9"!# %/# #,#* #9"! 9/#) *#9"#;#
obel ()**0 telah mempelajari pengaruh perkuatan khususnya untuk sambungan yang menahan beban lateral selanjutnya disebut sambungan batang tarik0 untuk struktur rangka batang bentang panjang! 'da / empat0 tipe perkuatan yang dipelajari yaitu tipe perkuatan '(>(, perkuatan )(>'(, perkuatan inclined, dan perkuatan dy&idag! Skematik model perkuatan sambungan tersebut selengkapnya ditampilkan pada 8ambar 9!
|T U T I R . P A N G A R I B UA N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
2.3 M/*-%/ //*!# *)*) r--r)-#, Y#!9!r# %# K#<#) =M!-> %.$ 2010?
Metode untuk menentukan titik atau beban batas proporsional hasil pengujian eksperimental di laboratorium terdapat beberapa macam, yaitu antara lain metode aracabeyli dan "eccotti, "EN, "S1$?, EEEP, Yasumura dan a&ai, dan ?66set 5
!|T U T I R . P A N G A R I B UA N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
Penelitian Eksperimental, 3asil Pengujian dan Pembahasan Pengujian eksperimental dilakukan di laboratorium dengan alat instrument 2ni%ersal Testing Machine 2TM0 seperti ditampilkan pada 8ambar ;! 8ambar . memperlihatkan re6erensi model pengujian berdasarkan 'STM D595(-.5 'STM, ()))0! eberapa re6erensi pengujian sambungan momen lainnya yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh '&aludin et!al ());b0!Dalam penelitian ini, benda uji sambungan tersusun dari kolom persegi dengan ukuran penampang 5) A*)) mm yang dihubungkan terhadap balok yang tersusun dari ( dua0 buah komponen kayu masingmasing berukuran 5)A*)) mm! Skematik bentuk dan ukuran benda uji ditampilkan pada 8ambar *)!
10 | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
Prinsip pengujian, sebagaimana ditampilkan pada 8ambar ;!b dan 8ambar *) adalah bah&a stroke ber6ungsi sebagai beban yang mengenai kolom! emudian adanya alat bantu dudukan sesuai keterangan pada 8ambar **0 dimana pada masingmasing ujung balok terdapat idealisasi tumpuan sendi, maka beban yang terjadi pada sambungan join adalah berupa momen beban ),5P dikalikan lengan momen B0! M C ),5P A B *0 C F B (0 enda uji seluruhnya menggunakan * satu0 baut sebagai alat sambung mekanik, dengan tujuan untuk mendapatkan kapasitas tahanan lateral G0 untuk * satu0 alat pengencang! "ontoh benda uji sambungan kayu Meranti, $engas, dan eruing ditampilkan pada 8ambar **! Hariasi benda uji selengkapnya ditampilkan pada Tabel (! 8ambar *( memperlihatkan detail lokasi penempatan baut yang telah dipasang ringmodi6ikasi! 8ambar *: memperlihatkan benda uji yang tidak diperkuat paku 8ambar *:!a0 dan benda uji sambungan yang diperkuat paku 8ambar *:!b0! Tujuan penempatan paku adalah perkuatan sambungan balok-kolom agar menjadi lebih daktail! 8ambar */ memperlihatkan setup benda uji sambungan kayu $engas pada alat 2TM! 3asil pengujian selengkapnya ditampilkan pada 8ambar *5, 8ambar *9, dan 8ambar *+ yaitu berupa kur%a hubungan beban %s de6ormasi lateral untuk masingmasing benda uji sambungan kayu Meranti, $engas, dan eruing!
11 | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
12 | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
13 | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
8ambar *; memperlihatkan contoh penentuan beban batas proporsional Py0 dan ultimit P20, slip pada kondisi beban batas proporsional dy0 dan ultimit du0, serta daktilitas I0! Penentuan titik-titik tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Yasumura dan a&ai Muno@ dkk, ()*)0! 2ntuk benda uji sambungan kayu eruing tipe perkuatan P$P0 !)(!)*!P$P diperoleh yaitu beban batas proporsional sebesar //:(),5; N, slip pada kondisi beban batas proporsional sebesar .,5) mm, beban batas ultimit sebesar /.+*5,;) N, dan slip pada kondisi beban batas ultimit sebesar *:,:: mm! $asio daktilitas dihitung dari rasio slip pada kondisi beban batas ultimit terhadap slip pada kondisi beban batas proporsional, yaitu diperoleh sebesar *,/)! 3asil perhitungan selengkapnya untuk seluruh benda uji ditampilkan pada Tabel : pembahasan beban batas proporsional atau Py, beban batas ultimit atau P2, daktilitas atau I untuk benda uji sambungan tipe standar0 dan Tabel / pembahasan beban batas proporsional, beban batas ultimit, daktilitas untuk benda uji sambungan tipe P$P0! Sedangkan 8ambar *., 8ambar (), dan 8ambar (* masing-masing memperlihatkan contoh mode kegagalan sambungan yang terjadi pada kondisi beban batas ultimit! Sebagai keterangan untuk Tabel : dan Tabel /, notasi !)(!AA!Standar adalah sambungan kayu eruing tipe standar, M!)(!AA!Standar adalah sambungan kayu Meranti tipe standar, $!)(!AA!Standar adalah sambungan kayu $engas tipe standar, !)(!AA!P$P, adalah sambungan kayu eruing tipe P$P, M!)(!AA!P$P adalah sambungan kayu Meranti tipe P$P, $!)(!AA!P$P adalah sambungan kayu $engas tipe P$P!
14 | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
8. K/)9!,#
esimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalahsebagai berikut= eban batas proporsional yang dapat dicapai sambungan tipe P$P sambungan dengan ringmodi6ikasi dan perkuatan-paku0 adalah berkisar antara :,).-*.,;.< lebih tinggi dibandingkan dengan sambungan tipe standar tanpa perkuatan0! Sedangkan beban batas ultimit yang dapat dicapai sambungan tipe P$P adalah berkisar :,/+-(;,./< lebih tinggi dibandingkan 15 | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
dengan sambungan tipe standar! $asio daktilitas yang dapat dicapai sambungan tipe P$P adalah berkisar :,9.-**,):< lebih tinggi dibandingkan dengan sambungan tipe standar! Mode kegagalan sambungan tipe standar maupun tipe P$P0 kayu Meranti dan $engas adalah kegagalan simple tension yang terjadi pada balok, sementara kolom tetap kuat! 'rtinya selama masa beban layan sambungan mencapai kapasitas beban batas proporsional0, dan kemudian sambungan mencapai kapasitas beban batas ultimit benda uji mengalami kegagalan0, sistem struktur sambungan tersebut kolomnya masih kuat sedangkan balok lebih lemah! 2ntuk sambungan tipe standar0 kayu eruing secara umum terjadi kegagalan pada baut! Dengan adanya perkuatan paku, kegagalan ini dapat dicegah! 3al ini terlihat dari 6akta empiris hasil pengujian sambungan kayu eruing tipe P$P dimana kegagalan yang terjadi adalah tumpu kayu dan bukan pada baut!
B. R)## J!r#, II K/*/!;# S#9"!# K#! R/# =Vatica rassak BI ? B/r%##r# B/*! S#9"!# %# J!9,#; P#! A"*r#
Sambungan kayu merupakan konstruksi yang terdiri dari dua potong kayu yang dihubungkan dengan suatu sistem hubungan tertentu dengan suatu bentuk tertentu dan menggunakan alat sambungan pada sambungannya! Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran nilai keteguhan bentuk sambungan dan jumlah paku pada sambungan kayu resak! Percobaan menggunakan perlakuan yaitu bentuk sambungan sambungan bibir miring berkait, sambungan bibir lurus dan sambungan bibir miring0 dan jumlah paku ( buah paku dan / buah paku0! Keywords= Modulus of Elasticity (MoE), Modulus of Rupture (MoR) , kayu resak!
ayu sebagai bahan konstruksi memerlukan persyaratan tertentu yaitu keteguhan kayu dalam memikul beban maksimum yang mungkin timbul, karena kayu di dalam konstruksi bangunan digunakan pada bagian yang menahan muatan tetap dan muatan angin dengan bentangan yang panjang Sinaga, *../0! Macam sambungan yang perlu diperhitungkan dengan serius adalah sambungan tekan! 3al ini disebabkan kekuatan sambungan kayu khususnya yang menerima gaya tekan biasanya memiliki keteguhan kayu yang relati%e rendah dalam memikul beban maksimum yang mungkin timbul dalam &aktu yang lama, sehingga sulit untuk menyamai besar kekuatan batang atau balok utamanya! emampuan bentuk sambungan bibir miring berkait yang telah dilakukan penyambungan akan memberikan tingkat kekuatan yang berbeda-beda!dengan bentuk sambungan bibir miring dan bibir lurus! 3al ini seperti yang dikatakan Sutikno *..50, bah&a sambungan biri miring berkait sangat cocok dalam
16 | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
menahan gaya lentur maupun gaya tarik! ekuatan sambungan bibir miring berkait lebih baik dibandingkan dengan bentuk sambungan lainnya Sinaga, *../0! entuk sambungan yang bermacam-macam dalam suatu konstruksi bangunan diperlukan suatu alat sambungan sebagai pengokoh kekuatan sambungan! 4ungsi alat sambung adalah penyambung dan penghantar gaya yang bekerja pada satu bagian ke bagian lain dari sambungan! satu bagian ke bagian lain tersebut masing-masing merupakan satu kesatuan ro&n et al, *.5(0! ayu yang disambung dengan menggunakan jumlah paku sebanyak / buah akan memiliki kekuatan yang relati6e lebih baik dibandingkan dengan menggunakan paku ( buah paku! 3al sesuai dengan yang dikatakan oleh 4rick *.;(0, bah&a pada suatu sambungan yang menggunakan paku sebagai alat sambung sebaiknya paling sedikit terdiri dari / buah paku, yang kemudian dikuatkan oleh PP1 *.9*0, bah&a penggunaan / buah paku membantu mendukung dan menyebarkan pembebanan yang diterima oleh sambungan tersebut, sehingga memiliki keteguhan yang lebih baik! Tujuan dari pengujian terhadap sambungan ini yaitu untuk memperoleh data tentang nilai keteguhan lengkung statis Modulus of Elasticity MoE0 dan Modulus of Rupture Mo$00 dari bentuk sambungan dan jumlah paku sebagai alat sambung! 3asil yang diharapkan dari penelitian ini adalah didapatkan nilai keteguhan lengkung statis dari bentuk sambungan dan jumlah paku pada suatu sambungan, sehingga dapat ditentukan sambungan mana yang memiliki nilai kekuatan yang lebih baik berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian yang dilakukan!
METODE
Penelitian ini menggunakan kayu resak yang diperoleh dari toko material yang ada di ota Pontianak dalam bentuk sortimen berukuran 9 cm A 9 cm A /)) cm! Pengujian yang dilakukan yaitu uji keteguhan lengkung statis MoE dan Mo$0, yang di dapat daribentuk sambungan dan jumlah paku serta tanpa sambungan sebagai kontrol! ayu resak yang diperoleh dalam bentuk sortimen dengan kadar air di atas () <, yang kemudian dilakukan pengeringan dengan kering udara mencapai *) J *5
17 | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
Dimana= MoE C eteguhan lengkung statis sampai modulus elastisitas kgFcm(0 Mo$ C eteguhan lengkung statis sampai batas maksimum kgFcm(0 P C eban Maksimum kg0 PK C eban sampai batas proporsi kg0 B C #arak penyangga cm0 Ly C De6leksiFlenturan pada batas proporsi cm0 b C Bebar contoh uji cm0 h C Tebal contoh uji cm
HASIL K/*/!;# L/! S*#*) S#9#) B#*# Modulus Elastisitas (MOE)
3asil perhitungan nilai rata-rata dari pengujian Modulus of Elasticity (MOE) dari bentuk sambungan dan jumlah paku pada contoh uji tersebut pada Tabel *! Tabel *! Nilai $erata Pengujian Modulus of Elasticity (MoE) kgFcm(0 pada kayu $esak
Nilai Modulus o6 Elasticity MoE0 dari masing-masing bentuk sambungan dan jumlah paku yang memiliki nilai berbeda-beda! Pada contoh uji dimana sambungan yang memiliki nilai tertinggi terdapat pada sambungan bibir miring berkaitdengan / buah paku sebesar nilai rerata MoE sebesar (;!9**,9:5)
1 | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
kgFcm(, sedangkan yang memiliki nilai terendah terdapat pada sambungan bibir lurus dengan ( buah paku sebesar nilai rerata MoE sebesar *(!:*5,+*/+ kgFcm(!
K/*/!;# L/! S*#*) S#9#) B#*# P#*#; =M-R?.
3asil perhitungan nilai rata-rata dari pengujian Modulus of Rupture (MoR) dari bentuk sambungandan jumlah paku pada contoh uji tersebut pada Tabel (! Tabel (! Nilai $erata Pengujian Modulus o6 $upture Mo$0 kgFcm(0 pada kayu $esak
Tabel ( menunjukkan bah&a nilai rerata Modulus of Rupture (MoR0 dari masing-masing bentuk sambungan dan jumlah paku memiliki nilai yang ber%ariasi! Pada contoh uji dimana sambungan yang memiliki nilai tertinggi terdapat pada sambungan bibir miring berkait dengan / buah paku yang memiliki nilai rerata Mo$ sebesar 9(,*/5: kgFcm(, sedangkan yang memiliki nilai terendah terdapat pada sambungan bibir miring dengan ( buah paku yang memiliki nilai rerata Mo$ sebesar (9,:;;) kgFcm(!
PEMBAHASAN K/*/!;# L/! S*#*) S#9#) B#*# Modulus Elastisitas (MOE). 8ambaran nilai rerata MoE dari jumlah paku dan bentuk sambungan contoh uji dapat dilihat pada 8ambar * dan (! 8ambar * dan ( menunjukkan bah&a nilai rerata Modulus of Elasticity (MoE) sambungan bibir miring berkait baik pada ( buah paku maupun / buah paku nilainya lebih tinggi dari pada nilai rerata MoE sambungan bibir miring dan bibir lurus!
1! | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
K/*/!;# L/! S*#*) S#9#) B#*# P#*#; =M-R?. 8ambaran nilai rerata Modulus of Rupture (MoR) dari jumlah paku dan bentuk sambungan contoh uji tersebut dapat dilihat pada 8ambar : dan /! 8ambar : dan / memperlihatkan bah&a nilai rerata Mo$ sambungan bibir miring berkait baik dengan ( buah paku maupun / buah paku nilainya lebih tinggi dari pada nilai rerata Mo$ sambungan bibir miring dan bibir lurus!
20 | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
K,#))#) K/*/!;# S#9"!# K#! R/#. ekuatan si6at-si6at kayu ini tentunya di dapatkan pada kayu yang solid, dimana pada permukaan kayu yang dipergunakan dalam keadaan utuh atau tanpa sambungan! Sedangkan kayu yang telah mengalami penyambung yang diakibatkan kekurangan ukuran, akan menyebabkan kayu tersebut mengalami pengurangan kekuatannya dalam menahan beban!
21 | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
Tabel : memperlihatkan hasil penelitian pada kayu resak yang jika dimasukkan kedalam klasi6ikasi Den erger menunjukkan untuk kayu utuh nilai MoE termasuk ke dalam kelas kuat 1H dan nilai Mo$ termasuk kelas kuat H! Sedangkan pada kayu resak yang telah dilakukan berbagai macam bentuk sambungan sambungan bibir miring berkait, sambungan bibir miring, dan sambungan lurus0 dan jumlah paku ( buah paku dan / buah paku0 menghasilkan kelas kuat H! Terjadi penurunan tingkat kekuatan pada MoE yang semulanya pada kayu utuh termasuk kelas kuat 1H menjadi kelas kuat H setelah dilakukan penyambungan, sedangkan nilai Mo$ pada kayu utuh termasuk kelas kuat H menjadi tetap!
SIMPULAN DAN SARAN S)9!,#
3asil penelitian kekuatan sambungan kayu resak berdasarkan bentuk sambungan dan jumlah paku, dapat disimpulkan sebagai berikut= *0 Perlakuan jumlah paku pada sambungan kayu resak memberikan pengaruh yang sangat nyata baik MoE dan Mo$! Pemberian jumlah / paku lebih tinggi nilai MoE dan Mo$ dari ( buah paku, dimana nilai tertinggi yaitu MoE (;!9**,9:5) kgFcm(, dan Mo$ 9(,*/5: kgFcm(! Sedangkan nilai terendah yaitu MoE (;!9**,9:5) kgFcm(, dan Mo$ (9,:;;) kgFcm(7 (0 Perlakuan macam bentuk sambungan kayu resak memberikan pengaruh nyata baik pada MoE dan Mo$! entuk sambungan ibir miring berkait nilai MoE ((!+59,/.(. kgFcm( memiliki nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai terendah pada sambungan bibir miring */!+(9,(*9; kgFcm(, sedangkan nilai Mo$ 5*,/.9. kgFcm( pada sambungan bibir miring berkait dan terendah pada sambungan bibir miring :),:;+. kgFcm(7 dan :0 lasi6ikasi kelas kuat kayu resak yang mengalami penyambungan termasuk ke dalam kelas kuat H, dimana terjadi perlemahan akibat sambungan sebesar +;< pada nilai MoE dan 9;< pada nilai Mo$! S#r#
Perlakuan pemberian / buah paku dan bentuk sambungan bibir miring berkait memberikan kekuatan sambungan baik M?E dan M?$ yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain, sehingga dalam penggunaan bentuk sambungan dan jumlah paku sebaiknya menggunakan bentuk sambungan bibir miring berkait dan / buah jumlah paku! Selain itu keterampilan seseorang dalam membuat bentuk sambungan dan cara memaku pada kayu lebih disarankan, agar kerapian bentuk sambungan dan tidak terjadi rongga atau ruang pada penyambungan serta kurang pas dalam pemakuan tidak terjadi!
22 | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
BAB III PEMBAHASAN A. KEUNGGULAN 1. J!r#, I #urnal ini merupakan jurnal yang terakreditas 8aya bahasa yang digunakan menarik, sehingga mudah dimengerti oleh pembacanya 1si jurnal dan penjelasnnya sesuai dengan latar belakang jurnal yang telah dibuat! #urnal ini cocok digunakan sebagai panduan dalam pembuatan sambungan kayu Di dalam jurnal ini banyak dimuat rumus sehingga meyakinkan pembaca 2. J!r#, II #urnal ini merupakan jurnal yang terakreditas 1si jurnal dan penjelasnnya sesuai dengan latar belakang jurnal yang telah dibuat! #urnal ini cocok digunakan sebagai panduan dalam pembuatan sambungan kayu Di dalam jurnal ini banyak dimuat rumus sehingga meyakinkan pembaca Dalam jurnal ini banyak memuat gambar, sehingga menarik minat pembaca Sistematika penulisan jurnal ini teratur Dalam jurnal ini banyak ditemui gambar di setiap pembahasannya sehingga mempermudah pembaca dalam memahaminya B. KELEMAHAN 1. J!r#, I Sistematika penulisan jurnal ini tidak jelas sehingga mempersulit pembaca memahaminya Dalam jurnal ini tidak banyak dimuat gambar 2. J!r#, II 8aya bahasa yang digunakan berbelit belit sehingga mempersulit pembaca memahaminya Di dalam jurnal jarang di temukan rumus sehingga kurang meyakinkan penulis dengan isi jurnal tersebut
23 | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT
BAB I' PENUTUP A. K/)9!,# Sambungan kayu merupakan konstruksi yang terdiri dari dua potong kayu yang dihubungkan dengan suatu sistem hubungan tertentu dengan suatu bentuk tertentu dan menggunakan alat sambungan pada sambungannya! ayu sebagai bahan konstruksi memerlukan persyaratan tertentu yaitu keteguhan kayu dalam memikul beban maksimum yang mungkin timbul, karena kayu di dalam konstruksi bangunan digunakan pada bagian yang menahan muatan tetap dan muatan angin dengan bentangan yang panjang ! Macam sambungan yang perlu diperhitungkan dengan serius adalah sambungan tekan! 3al ini disebabkan kekuatan sambungan kayu khususnya yang menerima gaya tekan biasanya memiliki keteguhan kayu yang relati%e rendah dalam memikul beban maksimum yang mungkin timbul dalam &aktu yang lama, sehingga sulit untuk menyamai besar kekuatan batang atau balok utamanya! ekuatan sambungan kayu sangat dipengaruhi oleh komponen pembentuk sambungan, yaitu alat sambung dan macam atau bentuk sambungan!
B. S#r# Sebagai mahasis&a Pendidikan Teknik angunan, kita harus mampu mengaplikasikan cara menyambung kayu yang baik dan benar dalam suatu konstrusi yang terbuat dari kayu
24 | T U T I R . P A N G A R I B U A N ( 5 1 6 3 3 1 1 0 2 7 ) ; P T B E K S T E N S I D 2 0 1 6 CRITICAL JOURNAL REPORT