CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI XXXX PROGRAM PASCASARJANA
RANCANGAN TESIS Diajukan oleh : Nama : XXXX NIM : XXXX Program Studi : Pendidikan Matematika
A. Judul COOPERATIVE LEARNING DAN ANALISIS SIKAP DALAM UPAYA MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN SISWA SMK SEBAGAI SARANA PENINGKATAN KUALITAS LULUSAN SMK (STUDI KASUS SISWA JURUSAN TEKNIK BANGUNAN SMK DI XXXX) B. Pendahuluan Berdasarkan informasi dari beberapa guru SMK di Semarang mengatakan bahwa sebagian besar siswa SMK sangat sulit dikendalikan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa banyak yang bertindak sekeinginan hatinya. Kenyataan yang terjadi saat ini, ada guru yang sama sekali tidak dihiraukan oleh siswanya sendiri. Guru telah mencoba untuk mengatasinya, tetapi masih saja guru belum berhasil untuk memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan hasil diskusi antara guru kelas dan dosen, sampailah pada suatu intuisi bahwa pada umumnya dalam belajar, siswa menginginkan sebuah suasana yang harmonis dan menyenangkan. Tetapi permasalahan tidak berhenti pada hal itu saja. Konsep menyenangkan antara guru dan siswa SMK sangatlah berbeda dan sangat sulit untuk dapat dipertemukan kedua konsep tersebut sehingga permasalahan tersebut tetap saja berlangsung sampai dengan saat ini. Dengan permasalahan tersebut, yang terjadi saat ini adalah rendahnya hubungan antar personal guru dengan siswa SMK. Guru hanya mementingkan tugas mengajar tanpa mengikutsertakan tugas membimbingnya. Dan siswa pun akhirnya menjadi acuh tak acuh, sehinga proses pendidikan yang terjadi di sekolah menjadi sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya permasalahan tersebut dapat diduga bahwa akhirnya pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi siswa. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Outhred & Michelmore dalam Silberman (2001) bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep untuk memecahkan masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang diberikan selama sekolah seakan-akan menjadi sia-sia. Mereka hanya secara formalitas bersekolah hanya untuk mendapat uang saku, dan akhirnya orientasi mereka bersekolah pun menjadi lain. Sikap seperti inilah yang kemudian dilampiaskan kepada tawuran dan hal-hal negatif lain. Sudah menjadi rahasia umum bahwa siswa SMK mudah untuk melakukan tawuran. Tanpa ikatan yang kuat dari sekolah bukan hal yang mustahil jika setiap hari terjadi perkelahian di sebuah SMK.
Untuk mengatasi permasalahan yang diuraikan tersebut perlu adanya suatu penelitian yang menerapkan suatu strategi pembelajaran tertentu yang dapat meningkatkan ketertarikan siswa pada materi pelajaran. Selain itu juga perlu dilakukan sebuah penelitian yang mengukur sikap siswa dan guru dalam pembelajaran. Penelitian ini difokuskan kepada siswa dan guru SMK jurusan teknik bangunan. C. Rumusan Masalah Permasalahan yang telah diuraikan dalam pendahuluan dapat dirumuskan sebagai berikut. Bagaimanakah cara untuk mengurangi tingkat kenakalan siswa SMK? Bagaimanakah cara meningkatkan minat siswa SMK untuk belajar? Untuk menjawab permasalahan tersebut akan di jawab melalui penelitian dengan berdasarkan pada refleksi awal (keadaan sebelum penelitian dilakukan). Selanjutnya permasalahan yang ada diuraikan dalam pertanyaan sebagai berikut. a. Bagaimanakah cara untuk mengurangi tingkat kenakalan siswa SMK? b. Metode pembelajaran yang bagaimanakah yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat siswa SMK dalam proses pembelajaran dalam kelas? c. Bagaimanakah hubungan guru dan siswa SMK yang seharusnya? D. Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan akan dilakukan kegiatan sebagai berikut. Untuk memecahkan masalah pertama dilakukan dengan mengadakan diskusi antar pihak yang terkait di luar siswa yang bersangkutan, kemudian dirumuskan pemecahannya. Selain itu dilakukan penelitian kualitatif yang menganalisis sikap siswa dan hubungannya dengan guru di kelas. Untuk memecahkan masalah kedua akan digunakan strategi pembelajaran kooperatif, di mana dalam metode ini dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk memecahkan masalah ketiga peneliti akan menggunakan analisis sikap guru dan siswa. Guru dan siswa diberikan angket untuk mengetahui sejauhmana sikap guru terhadap siswa dan sebaliknya sejauhmana sikap siswa terhadap guru kelasnya. Dengan analisis sikap ini nantinya akan dapat dirumuskan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. E. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Dalam strategi pembelajaran perlu dikembangkan suatu strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar aktif . Belajar aktif meliputi .............................................. ...............................................................dst. .................dst.
Metode Penelitian Kualitatif Saturday, 17 January 2009 00:00 Iyan Afriani H.S A. Pengantar
Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metodologis. Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
B. Sistematika Penelitian Kualitatif Judul Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Bab I Pendahuluan Konteks Penelitian Fokus Kajian Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Bab II Perspektif Teoritis dan Kajian Pustaka Bab III Metode Penelitian Pendekatan Batasan Istilah Unit Analisis Deskripsi Setting Penelitian Pengumpulan Data
Analisis Data Keabsahan data Bab IV Hasil dan pembahasan Bab VI Kesimpulan dan saran Daftar pustaka Lampiran
Penjelasan secara ringkas keseluruhan unsur yang ada dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Judul, singkat dan jelas serta mengisyaratkan fenomena dan fokus kajian penelitian. Penulisan judul sedapat mungkin menghindari berbagai tafsiran yang bermacam-macam dan tidak bias makna. 2. Abstrak, ditulis sesingkat mungkin tetapi mencakup keseluruhan apa yang tertulis di dalam laporan penelitian. Abstrak penelitian selain sangat berguna untuk membantu pembaca memahami dengancepat hasil penelitian, juga dapat merangsang minat dan selera orang lain untuk membacanya. 3. Perspektif teoritis dan kajian pustaka, perspektif teori menyajikan tentang teori yang digunakan sebagai perpektif baik dalam membantumerumuskan fokus kajian penelitian maupun dalam melakukan analisis data atau membahas temuan-temuan penelitian. Sementara kajian pustaka menyajikan tentang studi-studi terdahulu dalam konteks fenomena dan masalah yang sama atau serupa. 4. Metode yang digunakan, menyajikan secara rinci metode yang digunakan dalam proses penelitian. 5. Temuan–temauan penelitian, menyajikan seluruh temuan penelitian yang diorganisasikan secara rinci dan sistematis sesuai urutan pokok masalah atau fokus kajian penelitian. Temuan-temuan penelitian yang disajikan dalam laporan penelitian merupakan serangkaian fakta yang sudah direduksi secara cermat dan sistematis, dan bukan kesan selintas peneliti apalagi hasil karangan atau manipulasi peneliti itu sendiri. 6. Analisis temuan– temuan penelitian. Hasil temuanmemrlukan pembahasan lebih lanjut dan penafsiran lebih dalam untuk menemukan makna di balik fakta. Dalam melakukan pembahasan terhadap temuan-temuan penelitian, peneliti harus kembali mencermati secara kritis dan hati-hati terhadap perspektif teoritis yang digunakan.
C. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif memiliki 5 jenis penelitian, yaitu: 1. Biografi Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri.
2. Fenomenologi Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau
fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden. 3. Grounded theory Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.
4. Etnografi Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok. 5. Studi kasus Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. D. Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1. Wawancara Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan
kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif. 2. Observasi Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur. •
•
•
Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek. Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topografi, jumlah dan durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol (kondisi dimana perilaku muncul), dan kualitas perilaku. 3. Dokumen Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain. 4. Focus Group Discussion (FGD) Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu
permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif di dasarkan pada pendekatan yang digunakan. Beberapa bentuk analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Biografi Langkah-langkah analisis data pada studi biografi, yaitu: a. Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak, remaja, dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis atau seperti pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan. b. Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode. c. Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis. d. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan, serta mencari epipani dari kisah tersebut. e. Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah, kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup individu. f. Kemudian, riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut. 2. Fenomenologi Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi, yaitu: a. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan. b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data. c. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan). d. Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi. e. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi). f. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut. g. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari gambaran tersebut ditulis. 3. Grounded theory
Langkah-langkah analisis data pada studi grounded theory, yaitu: a. Mengorganisir data b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. c. Open coding, peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari. d. Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki kondisikondisi yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi, dan menggambarkan peristiwa tersebut. e. Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding. Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa. 4. Etnografi Langkah-langkah analisis data pada studi etnografi, yaitu: a. Mengorganisir file. b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. c. Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti. d. Menginterpretasi penemuan. e. Menyajikan presentasi baratif berupa tabel, gambar, atau uraian. 5. Studi kasus Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu: a. Mengorganisir informasi. b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya. d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori. e. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain. f. Menyajikan secara naratif. F. Keabsahan Data
Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu: 1. Kredibilitas Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check. Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu: a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para
responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri. b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekanrekan sejawat. e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta denganmengajukan pertanyaan pertanyaan tentang data. 2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. 3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. 4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif. G. Reliabilitas Reliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi konsep yaitu suatu konsep dan definisi yang dirumuskan berbeda-beda menurut pengetahuan peneliti, metode pengumpulan dan analisis data, situasi dan kondisi sosial, status dan kedudukan peneliti dihadapan responden, serta hubungan peneliti dengan responden.(IAHS) Daftar Pustaka Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif . Prenada Media Group: Jakarta. Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif . PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Senin, 14 Juni 2010 PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF Proposal Penelitian Kualitatif A. Garis Besar Isi Proposal Penelitian Kualitatif Garis-garis besar isi proposal penelitian kualitatif menurut McMillan & Schumacher (2001) menjelaskan sebagai berikut: PENDAHULUAN 1. Pernyataan masalah secara umum Rumusan permasalahan penelitian yang masih bersifat umum dinyatakan secara jelas dan tepat, agar mudah dipahami oleh pembaca yang bukan ahli dalam bidang yang diteliti. Rumusan masalah juga hendaknya menegaskan kedudukan masalah dalam bidang pendidikan. Rumusan permasalahan umum tersebut disimpan dalam awal alinea, diikuti oleh rumusan tentang latar belakang munculnya masalah. Masalah umum dirumuskan dalam kalimat yang berbunyi “menggambarkan dan menganalisis”, kegiatan atau proses yang diteliti. 2. Reviu kepustakaan Dikemukakan kerangka konseptual awal yang digunakan dalam merumuskan masalah atau merumuskan pertanyaan awal, serta menegaskan pentingnya penelitian. Pentingnya penelitian dijelaskan dengan mengidentifikasi kesenjangan-¬kesenjangan yang ada. Dalam reviu kepustakaan juga dapat dikemukakan pemikiran para ahli dalam bidang yang lebih luas seperti tinjauan: sosiologis, psikologis, antropologis, politis. Reviu kepustakaan dalam penelitian kualitatif tidak mereviu secara tuntas tetapi berupa reviu awal untuk meng¬eksplisitkan kerangka pemikiran peneliti dalam memasuki lapangan, memulai wawancara dan melakukan pengamatan. Reviu kepustakaan diperlukan untuk memperkuat perlu¬nya melakukan studi deskriptif secara mendalam, dan meng¬gunaan pendekatan kualitatif. 3. Masalah bayangan (pertanyaan awal) Masalah bayangan merupakan perkiraan atau dugaan tentang masalah utama yang dihadapi dalam sesuatu kegiatan atau sesuatu lokasi. Rumusan masalah masih bersifat umum, akan diperjelas secara lebih spesifik dalam pelaksanaan penelitian. Untuk merumuskan masalah bayangan peneliti harus mendapatkan informasi pendahuluan. Dalam merumus¬kan masalah ini biasanya peneliti mempunyai perkiraan tentang lokasi penelitian dan/ atau partisipan yang akan dilibatkan. 4. Manfaat penelitian Menjelaskan pentingnya penelitian dalam pengembangan pengetahuan, implikasinya bagi penelitian lebih lanjut dan penyempurnaan pelaksanaan pendidikan. Penelitian kualitatif seringkali berupaya memberikan beberapa tambahan pengetahuan dalam deskripsi yang lebih mendetil tentang peristiwa yang bersifat alamiah yang tidak dideskripsikan secara sempurna dalam literatur. Penelitian kualitatif juga memberikan sumbangan dalam pengembangan konsep atau penjelasan teoretis dari apa yang diamati. DESAIN DAN METODOLOGI
Desain dan metodologi dalam penelitian kualitatif meliputi: lokasi atau seting sosial yang dipilih, peranan peneliti, strategi penentuan sampel secara purposif, analisis data yang bersifat induktif, dan keterbatasan desain. 1. Pemilihan lokasi Mendeskripsikan kecocokan keadaan lokasi dengan tujuan penelitian, menggambarkan fenomena-fenomena dan proses seperti yang dinyatakan dalam masalah awal. Deskripsi lokasi misalnya mencakup jenis satuan pendidikan (sekolah), tujuan atau peranannya di masyarakat, kegiatan atau proses yang spesifik, dan jenis partisipan. Rumusan tentang lokasi lebih diarahkan pada mendeskripsikan karakteristik khusus dari suatu lokasi serta perbedaanya dengan lokasi lain. 2. Jaringan (Setting) sosial yang dipilih Mendeskripsikan anggota-anggota kelompok yang akan dilibat¬kan dalam penelitian. Pada bagian ini dideskripsikan peranan mereka dalam kegiatan serta bagaimana keterlibatan mereka di dalam penelitian. Perlu ditunjukan adanya hubungan logis antara informasi yang akan didapatkan melalui kontak pribadi dengan masalah bayangan. 3. Peranan peneliti Peranan peneliti dikemukakan secara umum umpamanya sebagai pengamat partisipatif atau pewawancara (mendalam). Karena peranan peneliti sangat mempengaruhi hubungan dalam pengumpulan data yang bersifat interaktif, maka peranannya tersbeut harus disesuaikan dengan konteks sosial setempat. Peranan peneliti harus cocok dengan tugasnya untuk mengungkap masalah awal yang ditetapkan. 4. Strategi penentuan sampel purposif Strategi penentuan sampel yang bersifat purposif dinyatakan dalam proposal, walaupun strategi ini akan dikembangkan lebih lanjut dalam pelaksanaan penelitian di lapangan. Tujuan dan pengambilan sampel secara purposif adalah untuk memperoleh sampel kecil dari individu-individu yang kaya akan informnasi, proses, atau wawasan sosial. Dalam pemilihan sampel juga dijelaskan bagaimana memelihara nama baik subyek yang diteliti, menjaga kerahasiaan data dan individu-individu yang akan dijadikan sebagai sumber data. 5. Strategi pengumpulan data Walaupun strategi pengumpulan data akan dikembangkan dalam pelaksanaan pengumpulan data di lapangan, tetapi strategi secara umum dan beberapa prinsip yang menjadi pegangan perlu dijelaskan. Pada prinsipnya penelitian kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data yang beragam (multi teknik). Dalam strategi pengumpulan data juga perlu dijelaskan lebih spesifik tentang tahap-tahap observasi, bentuk wawancara mendalam, dokumen yang diharapkan dikumpulkan termasuk perkiraan waktu pengumpulan data, bentuk format pencatat¬an data seperti catatan lapangan, rangkuman pengamatan, catatan interviu, transkrip, dan lain-lain. Meskipun strategi pengumpulan data sudah direncanakan dalam desain tetapi dalam pelaksa¬naannya di lapangan diperlukan penyesuaian-penyesuaian dan perubahan.
6. Analisis data yang bersifat induktif Analisis data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Sambil mengumpulkan data dan mencari temuan-temuan dari lapangan, proses analisis data juga terus dilakukan. Proses analisis bersifat induktif menghimpun dan memadukan
data-data khusus menjadi kesatuan-kesatuan informasi. Pengumpul¬an dan analisis dilakukan melalui pembuatan catatan lapangan, pemberian kode pada topik-topik, membuat kategori, teknik mencari pola, dan lain-lain. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk diagram, tabel, grafik, profil, dan sebagainya dan biasanya akan disimpan dalam lampiran. Untuk analisis data bisa juga digunakan program software terutama untuk manajemen data. 7. Keterbatasan desain Dijelaskan keterbatasan desain dalam kaitan dengan lingkup studi, desain, dan metodologi. Masalah awal yang ditetapkan biasanya dibatasi pada satu aspek dalam satu kegiatan, umpamanya hanya meneliti tentang bagaimana guru mengajar dan bukan menilainya, atau mengetahui dampaknya terhadap siswa. Keterbatasan metodologi karena kesulitan berkenaan dengan peranan peneliti sebagai instrumen penelitian, penentuan sampel secara purposif, kegiatan yang bersifat alamiah yang tidak bisa diinterupsi. Keterbatasan desain, terutama berkenaan dengan validitas, reliabilitas, dan perluasan temuan. Temuan¬-temuan dalam penelitian kualitatif tidak digeneralisasikan. RUJUKAN Memuat sumber-sumber apa yang dijadikan rujukan. Sumber tersebut bisa berbentuk buku, jurnal, hasil penelitian serta sumber¬-sumber dalam situs internet. Rujukan digunakan dalam identifikasi, perumusan masalah, penentuan sampel, penyusunan desain, pemilihan strategi pengumpulan data, analisis data dan interpretasi temuan, bahkan sampai pembahasan dan penyimpulan. LAMPIRAN Lampiran merupakan bahan pelengkap dan kegiatan atau temuan-temuan hasil penelitian. Atas dasar garis-garis besar yang dikemukakan di atas, dalam uraian selanjutnya akan dibahas secara spesifik substansi masing-masing jenis proposal. Penjelasan setiap jenis dirinci berdasarkan pokok-pokok perbedaan dari jenis proposal yang telah diuraikan sebelumnya. B. Penjelasan Unsur-unsur Proposal Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif didasari oleh asumsi bahwa realitas adalah sesuatu yang kompleks, dinamis, penuh makna, dan mengandung pola fikir induktif. Dengan demikian, permasalahan penelitian kualitatif belum bisa terjelaskan sebelumnya. Oleh karena itu, proposal penelitian kualitatif bersifat sementara dan berpeluang untuk berberkembang setelah peneliti memasuki situasi lapangan. Sesuai karakteristik penelitian kualitatif, rencana maupun desain penelitian dapat diubah secara fleksibel sesuai situasi dan kondisi setting penelitian. Hal inilah yang membedakan proposal penelitian kuantitatif dengan kualitatif. Penelitian kuantitatif proposalnya spesifik dan sudah baku sedangkan proposal kualitatif masih bersifat umum dan sementara. Proposal penelitian kualitatif komponen-komponen penting yang lebih menggambarkan urutan tindak¬an yang harus dilakukan untuk mendapatkan data peneliti¬an sebagai masukan utama pemecahan masalah penelitian. Komponenkomponen tersebut berguna bagi peneliti teruatama dalam mengawali kegiatan penelitian. Proposal penelitian kualitatif dapat dikembangkan atas dasar desain penelitian yang merupakan bagian dari ren¬ca-na penelitian. Desain penelitian menunjukkan gambaran alur penelitian yang akan dilakukan guna memecahkan masalah. Unsur-unsur penting da¬lam desain penelitian kualitatif antara lain:
1. Menentukan fokus penelitian yang pada umumnya berisi tentang uraian latar belakang permasalahan, permasalahan yang muncul, identifikasi fenomena permasalahan yang menunjukkan realitas permasalahan, menentukan fokus penelitian yang dapat berfungsi sebagai guide atau pe-tunjuk dalam eksplorasi data. 2. Membangun paradigma penelitian yang sesuai dengan kondisi di lapangan guna mengembangkan landasan teori. 3. Menentukan kesesuaian paradigma dengan teori yang dikembangkan, sehingga peneliti yakin ter¬hadap kebenaran teori yang dibangun yang pada umum¬nya masih saling berkaitan dengan paradigma yang di¬kembang¬kan. 4. Menentukan sumber data yang dapat digali. 5. Menentukan tahapan-tahapan dalam proses penelitian. 6. Mengembangkan instrumen penelitian yang dituangkan se¬cara tertulis sebagai pertanggungjawaban peneliti. 7. Merencanakan teknik pengumpulan data dan cara pencatatannya. 8. Rencana analisis data. 9. Merencanakan lokasi dan tempat penelitian agar peneliti memperoleh informasi dari tangan pertama (data primer). 10. Merencanakan lokasi penelitian yang sesuai dan relevan. Berdasarkan desain tersebut di atas, proposal penelitian kualitatif dapat dikemas dalam sistematikan penulisan sebagai berikut: JUDUL PENELITIAN I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Fokus Penelitian C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Kegunaan/ Manfaat Penelitian II STUDI KEPUSTAKAAN III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian B. Tempat Penelitian C. Instrumen Penelitian D. Sumber Data E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data G. Pengujian Keabsahan Data JADWAL KEGIATAN PENELITIAN ANGGARAN BIAYA PENELITIAN Penelitian kualitatif naturalistik biasanya didesain secara longgar, tidak ketat, sehingga dalam pelaksanaan penelitian ber¬peluang mengalami perubahan dari apa yang telah direncanakan. Hal itu dapat saja terjadi bila apa yang direncanakan tidak sesuai dengan apa yang dijumpai di lapangan. Meski demikian, aktivitas penelitian tetap harus dirancang dalam bentuk proposal atau usulan penelitian. Uraian berikut, menjelaskan susbtansi yang harus disajikan dalam proposal penelitian kuantitatif. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penelitian kualitatif masalah ini bersifat sementara, namun perlu dikemukakan dalam proposal penelitian. Masalah merupakan penyimpangan antara yang
diharapkan dengan apa yang terjadi. Dalam latar belakang masalah ini perlu dikemukakan gambaran keadaan yang sedang terjadi yang dikaitkan dengan kebijakan, teori, perencanaan, tujuan dan pengalaman sehingga terlihat adanya kesenjangan yang merupakan masalah. Masalah yang berbentuk data dapat diperoleh melalui studi pendahuluan, pencermatan dokumen laporan penelitian, atau pernyataan orang-orang yang dianggap telah memiliki kredibilitas dalam bidangnya. Jika suatu permasalahan belum dapat diatasi maka diperlukan suatu penelitian. Dengan demikian, uraian dalam latar belakang masalah adalah menjawab pertanyaan mengapa penelitian ini dilakukan. B. Fokus Masalah Seperti langkah penelitian pada umumnya, salah satu tahapan yang dirasakan sulit dalam melakukan pe¬neliti¬an adalah mengidentifikasi masalah. Secara umum suatu masalah suatu keadaan yang menyebabkan seseorang bertanya-tanya, berpikir, dan berupaya menemukan kebenaran, dan dapat mengambil manfaatnya. Oleh karenanya, masa¬lah cenderung menggambarkan adanya suatu fe nomena seperti kesenjangan, ketimpangan, ketidak¬cukupan, ketidaksesuaian, dan ke¬tidak¬laziman. Fe¬no¬mena masalah tersebut terjadi atau ada karena adanya se¬suatu yang diharapkan, dipikirkan, dirasakan, tidak sama de¬ngan kenyataan. Atas dasar prinsip masalah tersebut, dalam meng¬identifikasi masalah dapat muncul pertanyaan yang terkait dengan apa(kah), mengapa, atau bagaimana. Dari pertanyaan yang muncul tergambar subtansi masalah yang akan terkait dengan jenis penelitian tertentu. Di dalam penelitian sebaiknya seorang peneliti me¬laku¬kan identifikasi masalah dengan mengungkapkan semua permasalahan yang terkait dengan bidang yang akan diteliti¬nya. Pada penelitian kuantitatif fokus masalah ini sama dengan pembatasan masalah. Pada penelitian kualitatif fokus masalah ini berdasarkan pada studi pendahuluan, pengalaman, referensi dan disarankan oleh orang yang dianggap ahli. Fokus masalah dalam penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian dilapangan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus masalah maka dibuatlah rumusan masalah. Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang jawabannya akan dicari dalam penelitian. Rumusan masalah ini merupakan panduan awal bagi peneliti untuk melakukan penjelajahan pada obyektif yang diteliti. Rumusan masalah ini tidak berkenaan dengan variabel yang spesifik melainkan lebih bersifat makro. D. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian adalah menemukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan. Dengan metode kualitatif peneliti dapat menemukan pemahaman yang luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang kompleks. Penelitian dapat memahami interaksi dalam situasi tersebut sehingga ditemukan hipotesis dan pola hubungan yang akhirnya dapat dikembangkan menjadi suatu teori. Namun demikian, tujuan penelitian ini juga masih bersifat sementara dan akan terus berkembang selama penelitian dilakukan. E. Manfaat Penelitian Dalam penelitian kualitatif manfaat penelitian lebih bersifat teoretis. Bila peneliti dapat menemukan suatu teori maka akan berguna untuk menjelaskan, memprediksikan atau mengendalikan suatu gejala.
II. STUDI KEPUSTAKAAN Stusi kepustakaan pembahasannya lebih difokuskan pada informasi sekitar permasalahan penelitian yang hendak diteliti. Materi dapat diambil dari mualai yang sederhana menuju yang kompleks atau langsung berkaitan dengan kajian sosial budaya yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Terdapat tiga kriteria terhadap teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian yaitu relevansi, kemutakhiran, dan keaslian. Semakin banyak fokus penelitian yang ditetapkan maka akan Semakin banyak teori yang dikemukakan. Validasi awal bagi peneliti kualitatif adalah sejauh mana kemampuan peneliti mendeskripsikan teori-teori yang terkait dengan bidang serta konteks sosial yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, teori yang dikembangkan masih bersifat sementara dan akan berkembang selama penelitian dilakukan. III. PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada bagian ini perlu dijelaskan kenapa penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif. Pada umumnya peneliti menggunakan metode ini karena permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut disaring dengan menggunakan metode kuantitatif. Selain itu peneliti juga berusaha memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori. B. Tempat Penelitian Ketika menjelaskan tentang tempat penelitian, peneliti mendeskripsikan kecocokan tempat penelitian dengan tujuan penelitian, menggambarkan fenomena sosial dan proses yang terdapat dalam rumusan masalah. Deskripsi tentang lokasi lebih menjelaskan tentang karakteristik khusus lokasi dibandingkan dengan lokasi lainnya. C. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen kunci adalah peneliti itu sendiri atau anggota tim peneliti. Disini perlu dijelaskan siapa yang akan menjadi instrumen penelitian dan instrumen tambahan setelah permasalahan dan fokus masalah jelas. D. Sumber Data Dalam penelitian kualitatif sampel sumber data dipilih secara purposive. Penentuan sampel sumber data pada proposal masih bersifat sementara. Pada tahap awal yang dijadikan sampel adalah sumber yang dapat memberikan informasi dan mampu menjembatani kemana saja peneliti akan melakukan pengumpulan data. Dalam penelitian ini sering sample diminta menunjukan orang lain yang bisa memberikan informasi tambahan. E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi partisipan, wawancara secara mendalam, studi dokumentasi dan gabungan ketiganya (triagulasi). Pada tahap ini dijelaskan lebih spesifik strategi dari tahap-tahap observasi, bentuk wawancara, dokumen yang diharapkan bisa dikumpulkan, perkiraan lama waktu pengumpulan data, bentuk format pencatatan, dan lain-lain. F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan data. Proses analisis bersifat induktif yaitu mengumpulkan informasiinformasi khusus menjadi satu kesatuan. Pengumpulan dan analisis data dilakukan melalui pembuatan catatan lapangan, pemberian kode pada topik-topik penting, membuat kategori dan mencari pola. Hasil analisis disajikan dalam bentuk diagram, tabel, grafik profil, dll. G. Pengujian Keabsahan Data Di bagian ini dijelaskan tentang uji keabsahan data yang meliputi uji kredibilitas data (validasi internal), uji dependabilitas (reliabilitas), uji transferabilitas (validasi eksternal), dan uji komfirmabilitas (obyektiftivitas) Diposkan oleh Muh_Rosyid di Senin, Juni 14, 2010 Label: DIKLAT, KABAR BARU, PENDIDIKAN, STIE-PUTRA-BANGSA, UT
Latar belakang Masalah, Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan tugas yang saya berikan, ada baiknya teman-teman membaca terlebih dahulu bacaan singkat ini. Minimal bisa ’terbuka’ pemikirannya (meski) sedikit. Materi ini menjadi standar tiap kelas XI ,disampaikan ke semua kelas XI termasuk kelas XI IPA 3. Karena keterbatasan waktu tidak bisa saya sampaikan dalam kelas (Sabtu, 22 September 2007). Saya sangat berharap posting pada blog ini bisa memberikan gambaran teman-teman bagaimana mengerjakan tugas. Jika ada yang belum jelas atau rancu mohon segera memberikan feedback berupa
pertanyaan,
kritik
maupun
saran.
Bisa
Via
email
:
[email protected] bisa juga lewat nomor Handphone yang sudah saya berikan di kelas. Harap diingat: tugas dikumpulkan hari Jum’at, 5 Oktober 2007. Masih lama bukan? ^_^
Latar Belakang Penelitian Sebenarnya, latar belakang penelitian
merupakan sebab-sebab (alasan)
mengapa suatu masalah atau hal itu menarik untuk diteliti . Alasan tersebut dapat diperinci menjadi alasan objektif dan alasan subjektif . Alasan objektif merupakan alasan yang langsung menyangkut topik penelitian dengan objek yang akan diteliti. Secara objektif, alasan penelitian dilakukan dapat dikategorikan menjadi beberapa hal yaitu :
a. Arti penting atau peranan topik pembicaraan/ penelitian Maksudnya,
topik
pembicaraan/penelitian
yang
diangkat
akan
memberikan manfaat dan peranan yang penting dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan kehidupan sehingga hal tersebut harus diteliti.
b. Perlunya pengembangan/peningkatan di bidang topik penelitian Ini merupakan lanjutan dari penelitian/ hasil/teknologi yang telah ada terdahulu.
Dengan
pengembangan
menghasilkan kemanfaatan
penelitian
yang lebih
yang
dilakukan
akan
besar bagi ilmu pengetahuan,
ditemukannya metode/teknologi baru yang lebih efektif, dan lain-lain yang merupakan hasil tindak lanjut dari yang sudah ada sebelumnya.
c.
Perlunya saran/masukan sebagai bahan pembinaan/ peningkatan/ pengembangan di bidang topik penelitian. Ini merupakan penelitian yang akan dilakukan untuk menguji ulang atau
mendapatkan hasil yang baru sesuai dengan topik penelitian yang sama. Sehingga hasil yang diperoleh nantinya akan berguna sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan/pengembangan hasil penelitian tersebut.
d.
Perlunya penelitian dilakukan untuk alasan kemanfaatan praktis (terapan, keterampilan, pengetahuan, dll) atau alasan kemanfaatan keilmuan (pengembangan teori, dll).
Latar belakang secara objektif kebanyakan merupakan alasan yang diperoleh karena masalah yang akan menjadi topik penelitian sudah ada sebelumnya, atau sudah diangkat sebelumnya. Sehingga dalam latar belakang penelitian, perlu
diberikan tinjauan pustaka, data-data kuantitatif maupun kualtatif serta acuan berbagai masalah yang berkaitan dengan objek atau topik penelitian anda. Secara garis besar, dalam latar belakang diberikan informasi baik dari acuan pustaka maupun hasil observasi awal yang telah dilakukan terhadap topik penelitian itu. Contoh latar belakang penelitian secara objektif adalah sebagai berikut. Judul : Pengaruh Ekstrak Daun Pepaya terhadap Struktur Saluran Pencernaan Rattus sp. Jamu brotowali telah banyak digunakan oleh nenek moyang kita untuk menambah nafsu makan. Jamu brotowali sendiri merupakan campuran dari daun brotowali dan daun pepaya yang dihaluskan untuk diambil sarinya. Pada penelitian terdahulu, telah diperoleh informasi bahwa ekstrak daun pepaya
mengandung enzim papain sebesar 0,05% berat basah. Enzim papain sendiri merupakan enzim yang mampu menghidrolisis protein (Suryono, 1999). Oleh sebab itu, ibu-ibu rumah tangga banyak memanfaatkan daun pepaya untuk melunakkan daging. Sebagian besar sel tubuh kita tersusun oleh protein. Protein juga merupakan komponen penyusun sel epitel saluran pencernaan. Dengan demikian,
penelitian ini
dilakukan
untuk mengetahui apakah terjadi
perubahan struktur saluran pencernaan pada tikus yang sesaat diberi ekstrak daun pepaya. Penelitian ini penting dilakukan karena bila ternyata terjadi perubahan struktur saluran pencernaan yang mengarah ke abnormalitas fungsi, maka dalam mengkonsumsi jamu brotowali perlu diwaspadai.
Sedangkan secara subjektif, sebab mengapa penelitian dilaksanakan adalah karena keterkaitan antara peneliti dengan objek penelitian. Alasan subjektif menyangkut diri subjek/peneliti sendiri, misalnya karena adanya hubungan atau pengalaman tertentu antara subjek terhadap objek penelitian. Untuk lebih memahami alasan subjektif, bacalah cerita di bawah ini. Amy tinggal di perumahan padat penduduk yang sebagian besar mata pencaharian warga disekitarnya adalah pedagang. Kebetulan, disamping rumah Amy adalah rumah Ibu Yum yang berjualan Lotek. Suatu ketika, Amy memesan lotek pedas di rumah Ibu Yum. Amy heran ketika melihat Ibu Yum memasukkan dan menghaluskan gagang lombok beserta bumbunya. Tanya Amy, ”Kenapa gagang lomboknya dimasukkan, tidak dibuang Bu?”. Ibu Yum menjawab ”Supaya tidak sakit perut karena kepedasan”. Karena Amy seorang yang kritis, dia menangkap adanya permasalahan bahwa bagaimana bisa gagang lombok dapat mencegah sakit perut akibat pedasnya cabe. Dari alasan itulah kemudian Amy mencari informasi lebih banyak lagi dengan melakukan serangkaian metode ilmiah.
Dari alasan tersebut, terlihat bahwa Amy memulai penelitian dengan alasan subjektif. Adanya ketertarikan akibat pengalaman tertentu yang dialami oleh Amy tersebut mengantarkan Amy memulai sebuah penelitian.
Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan tindak lanjut dari penemuan suatu masalah . Permasalahan yang ingin dicari jawabannya harus sungguh-sungguh tegas dan jelas. Perumusan
masalah
merupakan
usaha
untuk
menyatakan
secara
tertulis
pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian. Dalam merumuskan masalah juga seharusnya tidak asal-asalan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan suatu permasalahan a. Dalam merumuskan masalah hendaknya diketahui kedudukan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian lain. Apakah permasalahan yang diangkat benar-benar baru dan belum pernah ada sebelumnya, atau permasalahan yang diangkat merupakan tindak lanjut, pengembangan, atau pengulangan penelitian yang telah ada sebelumnya. Perlu diketahui juga masalah mana yang sudah dijawab dalam topik penelitian sebelumnya, mana yang belum dijawab. b. Dari masalah atau pertanyaan yang belum terjawab itu dipilih pertanyaan yang dapat menjadi topik penelitian. c.
Masalah yang dirumuskan harus spesifik, jelas, singkat, dan padat yang dirumuskan dalam kalimat tanya. Mengapa kalimat tanya? agar dalam melakukan penelitian, semua terarah untuk menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah dan penelitian tersebut fokusnya untuk pemecahan masalah.
Semua perumusan masalah (atau ada juga yang menyebut dengan pertanyaan penelitian) harus dapat mencerminkan tujuan penelitian tersebut dilaksanakan. Perumusan masalah tidak boleh terlalu luas dan menyebar. Jika mungkin, dibuat sub-masalah yang lebih spesifik agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah. Contohnya, dalam perumusan masalah dipertanyakan Bagaimana gagang lombok dapat mencegah sakit perut akibat rasa peda cabe?
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan satuan yang selaras dari perumusan masalah
dan manfaat penelitian. Secara umum, tujuan penelitian adalah pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin melakukan penelitian tersebut . Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan perumusan masalah. Tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi tujuan umum (general purposes) dan tujuan khusus (spesific purposes). Adanya tujuan ini dimaksudkan pula agar apa yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini dapat diketahui dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Penulisan tujuan dirumuskan dalam bentuk kalimat yang afirmatif. Bila sekiranya akan timbul perbedaan penafsiran, perlu diberikan definisi istilah dan variabel-variabel penelitian yang bersangkutan. Contohnya, dalam perumusan masalah dipertanyakan Bagaimana pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap struktur sel epitel saluran pencernaan pada tikus putih? Maka tujuan penelitiannya (Spesific purposes) adalah : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap struktur sel epitel saluran pencernaan pada tikus putih.
Manfaat Penelitian Pada intinya, manfaat penelitian menguraikan seberapa jauh kebergunaan
dan kontribusi hasill penelitian anda. Manfaat penelitian/penulisan dapat diuraikan secara terpisah. Maksudnya, manfaat penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian anda. Manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi kepentingan praktis, kepentingan bidang keilmuan, atau kepentingan bidang profesi peneliti, instansi/organisasi, atau kelompok tertentu.