Laporan MMPI
Laporan MMPI Nomor Nama Jenis Kelamin Usia Pendidikan
Raw K-Cor T-Sco
? 0
222 SAMPEL Laki-laki 0
F 23
L 11
K 21
102
72
62
Hs 21 10 90
D 41
Hy 38
87
93
Pd 30 8 94
Mf 25
Pa 21
54
82
Pt 12 21 55
Sc 24 21 77
Ma 15 4 39
Si 31 58
4 3 1*2 6"8'0 7 5/9#
Validitas Tes •
•
•
Klien dapat merespon jawaban secara terbuka dan serius dalam mengerjakan tes. Ia dapat menyelesaikan tes dan hasil tes tidak menunjukkan distorsi jawaban. Jumlah jawaban yang tidak direspon = 0, yang berarti jawaban sangat valid untuk dianalisa berdasarkan respon jawaban. Klien bersikap represif terhadap masalah dan memiliki kecenderungan mengingkari. Ia kurang memiliki insight perubahan atau motivasi dirinya. Kesadaran yang ditunjukkannya pun kurang sehingga ia pun kurang memperhatikan konsekuensi yang terjadi dari interaksi dengan orang lain. Tingkah lakunya tidak dapat diselaraskan sesuai dengan tuntutan sosial. Kemungkinan besar ia memiliki hambatan diri yang tidak bisa dikontrol. Klien kemungkinan besar memiliki resistensi tinggi terhadap jalannya tes. Ia memiliki gangguan psikopatologis dan perlu penanganan khusus terhadap gejalagejala psikotis. Jika ia tersangka kriminal, perhatikan terhadap kecenderungan faking bad yang mungkin diusahakan agar orang lain berpendapat ia memiliki penyakit kejiwaan. Jika ia klien psikiatris maka ia memunculkan manifest diantarnya : delusions of reference, halusinasi visual dan auditory, penurunan kemampuan bicara, alienasi, atensi rendah, penurunan kemampuan atau gangguan pikir. Jika skala 6 dan 8 tinggi maka: Klien memiliki pemikiran paranoid. Sikap atau perilakunya anti sosial. Memiliki jiwa kekerasan dan jelek kondisi fisiknya. 2
•
•
Klien mampu merespon item secara seimbang antara evaluasi diri dan cara mengkritisi permasalahan diri sendiri. Ia mampu menyesuaikan diri dengan baik, mampu menampilkan beberapa gangguan atau hambatan dalam dirinya secara sadar. Ia dapat menjaga keseimbangan diri dan tidak terpengaruh dengan faktor lingkungan. Secara intelektual ia dapat memanfaatkannya dengan baik, mampu menghadapi permasalahan sehari-hari dan menyelesaikannya secara efektif. Dalam berpikir dapat dilakukannya secara jernih, menanggulangi berbagai masalah secara sistematis. Kemampuan verbal yang dimiliki dapat dilakukan dengan lancar, ia cukup antusias dalam berkomunikasi. Klien berusaha menunjukkan dirinya psikotis, perlu dicek skor skala 6 dan 8. Profil yang ditunjukkannya kurang valid untuk dianalisa berkaitan dengan usahanya tersebut.
Simptom Klinis & Diagnosa Jika Hy>80 dan cek pada skala 3(Hs) >70 maka: Klien memiliki delusi somatis.Ia memiliki gangguan epigastrik, fatigue kronis, tubuh merasa sakit dan lemah. Ia memiliki kecenderungan somatoform, depresi atau gangguan kecemasan. Sifat pribadi yang dimilikinya adalah mementingkan diri sendiri, egosentris dan narsistik. Pada lingkungan sosial ia berkesan pesimistis, mudah menyerah, kurang bahagia dan memberi kesan negatif terhadap pergaulan. Ia seringkali mengkritisi orang lain, menunjukkan kemarahan atau protes terhadap hubungan sosial dan interpersonal. Ia memiliki hambatan pikir, tidak berambisi dan kurang antusias. Secara verbal ia kurang ekspresif, permasalahan lama ditunjukkannya berulang-ulang. Apabila saat ini klien sedang dalam perawatan maka ia merasa pesimis dengan treatment yang dilakukan dan berusaha untuk memberhentikannya. Diagnosa dapat berupa gangguan somatoform atau hipokondriasis namun dapat pula akibat dari perilaku ketergantungan terhadap alkohol, obat-obatan misalkan obat tidur untuk mencegah depresi. Jika D >80 : Klien menunjukkan simptom depresi yang kuat. Ia merasa sedih, pesimistis apabila memandang masa depan. Perasaan bersalahnya tinggi, sulit atau seringkali menolak untuk berbicara dan sering menangis. Tingkah laku yang ditunjukkannya lambat. Ia menunjukkan keluhan somatis berupa lemah, lesu dan kehilangan gairah. Klien merasa tegang, teragitasi, cenderung curiga dan tidak 3
percaya diri. Ia merasa tidak berharga, banyak kegagalan dimasa lalu yang seringkali diingat. Pribadinya introvert, malu, terkesan capek dan menutup diri. Ia mengambil jarak dalam berhubungan sosial, cenderung menghindari jalinan interpersonal, sulit mengambil keputusan dan pasif. Ia menghindar dari konflik, merasa tidak nyaman. Ia memiliki usaha untuk sembuh namun akan cepat kecewa apabila treatmen yang dilakukan tidak cepat berhasil. Diagnosa yang dapat diberikan adalah gangguan mood, ganguan distimik, depresi mayor, gangguan depresi, gangguan penyesuaian diri dengan akibat depresi mood. Jika Hy > 80 : Klien memiliki kecenderungan patologis berupa simptom hysteria. Ia cepat bereaksi terhadap stress dan menghindar dari tanggung jawab dengan konsekuensi munculnya simptom fisik. Klien secara psikis tidak berkembang, kekanak-kanakan atau infantil. Sedikit tampak dalam dirinya berorientasi pada diri sendiri, egosentris dan narsistis. Ia memiliki kebutuhan perhatian dan afeksi yang besar dari lingkungan sosial. Ia memiliki keterikatan emosi yang tinggi, akrab dan antusias dengan lingkungan sosial. Meski demikian hubungan interpersonal yang terjalin tidak matang dan sepertinya dibuat-buat. Motivasi untuk berinteraksi lebih cenderung keinginannya untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain dan bukan didasarkan dari keinginan tulus. Secara seksual ia agresif namun kurang mempedulikan dan menyadari apa yang ditampilkannya. Kebutuhan dan keinginannya untuk diterima di lingkungan sosial menjadikan dirinya mudah untuk mendapatkan konseling atau terapi. Klien dapat dengan mudah menerima saran dari konselor, meskipun demikian ia akan sulit mendapatkan insight karena perilakunya yang kurang mendukung. Ia cenderung memiliki resistensi dengan hasil interpretasi dari konseling yang dilakukan. Ia sangat mungkin memiliki kecemasan terhadap kegagalan baik yang disebabkan dari tugas-tugas sekolah atau pekerjaan. Secara perkawinan ia kurang bahagia dan mudah memiliki masalah dengan atasan atau pihak otoritas. Dari pengalaman juga memungkinkan dirinya memiliki kecenderungan menolak figur ayah dimana jika ia perempuan menunjukkan gejala somatis sedangkan laki-laki ditunjukkannya dengan sikap kekerasan. Diagnosa yang dapat diberikan adalah gangguan konversi, gangguan psikogenik, distimia, gangguan depresi dan gangguan penyesuaian diri dengan tekanan pada mood. Klien dapat didiagnosa memiliki kecenderungan psikopat, anti sosial atau amoral. Perilaku sehari-hari yang tampak adalah suka berbohong, mencuri, gangguan seksual, peminum alkohol berat meski tipe-tipe perilaku kriminal berat tidak termasuk didalamnya. Ia sulit menerima standar nilai-nilai sosial yang ada sehingga cenderung anti sosial. Perilaku lain yang tampak adalah suka menentang terhadap aturan atau perintah atasan. Ia juga sering menunjukkan sikap konflik yang ditunjukkan secara terbuka. Hubungan yang terjalin kurang akrab, khususnya kepada anggota keluarganya sendiri. Ia sering menunjukkan pertentangan atau percekcokan termasuk kepada orang tuanya. Sejarah yang melatarbelakangi biasanya memiliki hambatan berprestasi di sekolah, performa rendah dalam bekerja termasuk hubungan pernikahan yang sering dilanda konflik. Ia dikuasai dorongan tidak sadar atau impulsif dan tidak terkontrol, dalam bertindak kurang terencana sehingga ia tidak memperhatikan pertimbangan maupun konsekuensi terhadap tindakan yang dilakukan. Ia menunjukkan ketidaksabaran dengan memiliki batasan toleransi yang rendah. Hal ini juga melibatkan keputusan yang diambil tanpa pertimbangan resiko dan perilaku tersebut seringkali dilakukan berulang-ulang. Dari luar tampak perilakunya tidak dewasa atau kekanak-kanakan, mementingkan diri sendiri, narsistik dan egosentris. 4
Pada pasien yang parah ditunjukkannya perilaku eksibisionis. Ia tidak sensitif terhadap lingkungan sosial, kurang peka terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Pada perilaku lain dimungkinan bahwa ia sangat ekstrovert, banyak bicara, aktif dan memiliki energi besar untuk bertindak secara spontan. Tampak dari luar ia memiliki intelektual yang tinggi dan percaya diri. Ia memiliki aktivitas yang banyak meski tanpa perencanaan atau memiliki target yang tidak jelas. Perilaku lain yang dapat ditunjukkannya adalah ia sangat agresif dan cenderung menyenangi kekerasan. Ia seorang penentang terhadap aturan atau superiornya, cenderung bersikap melawan atau antagonis dan tidak memunculkan perasaan bersalah. Ia cukup mampu untuk mengikuti konseling atau terapi didasari dari kemampuan verbal dan intelektualitasnya. Akan tetapi prognosa yang terjadi adalah ia sulit untuk diajak berubah. Ia cenderung menentang terhadap perubahan terutama apabila tidak sesuai dengan prinsip atau ketertarikannya. Ia cenderung menyalahkan orang lain dan menggunakan intelektualisasi terhadap segala permasalahan yang dihadapi. Diagnosa yang dapat dipertimbangkan adalah pada Axis II dengan kecenderungan gangguan kepribadian antisosial, borderline dan narsistik. Pada axis I secara umum ketergantungan alkohol atau obat. Gangguan penyesuaian diri dan gangguan mood juga dapat dipertimbangkan. Klien memiliki kecenderungan perilaku paranoia cukup kuat. Pola pikir kacau dan kemungkinan besar memiliki delusi persekusi dan atau waham grande. Ideas of reference tampak dalam dirinya. Ia merasa terjebak atau bingung. Ia juga gampang marah atau sedih. Mekanisme pertahanan diri yang ditunjukkan adalah proyeksi. Diagnosa yang dapat diberikan adalah schizophrenia paranoid. Gangguan psikotik dapat pula diberikan termasuk gangguan delusi, gangguan bipolar, manic diiringi paranoid. Jika Sc >100 maka: Klien memiliki gangguan psikologis akut. Ia teralienasi. Gangguan pikir schizoid dimungkinkan dalam dirinya. Ia merasa teralienasi, merasa dijauhkan dari kelompok sosial. Ia kurang paham terhadap diri sendiri, terisolasi dan merasa tidak diterima oleh orang-orang di sekitarnya. Kontak dengan orang lain cenderung dihindarinya termasuk juga penghindaran terhadap lingkungan baru. Ia terlihat sebagai seorang yang pemalu dan penyendiri. Agresifitas dan harapan dipendam dengan mekanisme kecemasan secara umum. Di sisi lain ia tidak mampu mengekspresikan perasaannya terhadap situasi yang terjadi. Respon terhadap stress adalah menutup diri dengan cara mengkhayal atau berandai-andai. Dapat pula ia tidak mampu membedakan situasi realistis dengan fantasi yang dimiliki. Ia merasa inferior, ragu dan merasa gagal. Perilakunya tidak wajar atau eksentrik. Pada suatu saat ia merasa sangat kesal dan malas dan pada saat lain ia dapat bertindak wajar, tenang dan sentimentil. Namun pada dasarnya pribadinya tidak berkembang, impulsif secara perilaku dan pikiran. Meski pendekatan terhadap masalah dapat dilakukan secara kreatif, imaginatif dan memiliki banyak pertimbangan, namun hasil yang dicapai tidak realistis atau membingungkan diri sendiri. Ia memiliki prognosis baik dalam terapi karena ia dapat bertahan pada situasi yang cenderung tidak berubah. Hal ini didukung oleh tidak adanya rasa curiga sehingga klien mudah yakin dengan konselor. Diagnosa yang dipertimbangkan dapat berupa Schizophrenia, gangguan depresi dengan munculnya psikotik, gangguan kepribadian schizotypal. Klien memiliki energi yang rendah termasuk aktivitas hidup yang dilakukannya. Ia merupakan figur yang sulit untuk didorong atau dipicu semangatnya. Perasaan capek 5
fisik, tertekan dan cemas dapat mudah muncul dalam dirinya. Pendekatan terhadap masalah dapat dilakukan dengan baik. Ia kurang percaya diri, pendiam dan tenang. Klien mengalami gangguan marah kronis. Ia memiliki dorongan kekerasan atau agresif namun sulit untuk mengekspresikan perasaan-perasaan negatifnya yang muncul. Ia kurang mampu mendapatkan insight diri sendiri. Dilihat secara umum orang akan beranggapan ia memiliki masalah dalam bersikap di lingkungan sosial. Ia tidak mengalami gangguan kecemasan atau depresi namun seringkali keluhan yang terjadi adalah sakit kepala, gastrointestinal atau gagap dalam berbicara. Sering waktu ia merasa marah atau kecewa namun tidak terkait langsung dengan stimulus dari luar. Dari masa lampau bisa ada konflik dari keluarga. Ia menuntut perhatian atau persetujuan dari lingkungan sekitar. Ia akan sangat sensitif untuk menolak atau akan sangat marah jika mendapat kritikan. Penampakan dari luar ia dapat berinteraksi secara sosial namun dalam dirinya ia memiliki dorongan membangkang. Hubungan seks yang dilakukannya tidak wajar, atau perkawinannya tidak stabil. Diagnosa yang sering terjadi adalah gangguan kepribadian berupa pasif agresif.
Supplemental Scores
A Raw 10 T 46
R 21 55
Es 39 31
HEA DEP ORG FAM AUT FEM REL HOS MOR PHO PSY HYP SOC 18 6 22 6 9 13 3 12 7 10 16 7 12 84 48 89 60 49 61 39 55 48 62 64 39 57
6
Suplemental Analysis Klien merasa kehilangan konsep diri dan merasa tidak berguna. Ia menyerah dengan kehidupannya, bingung dan memiliki keluhan fisik kronis dan fatig kronis. Ia merasa takut, phobia mungkin muncul, mengasingkan diri, tidak dapat beradaptasi dengan baik dan sulit menyelesaikan permasalahan dirinya sendiri. Ia memiliki pemahaman religius dan cenderung fundamentalis, rigid dalam moral dan sejarah pekerjaannya kurang memuaskan.Ia memiliki intensi yang cukup dalam proses psikoterapi namun sulit untuk berubah. Klien memperhatikan kesehatan fisik tubuhnya secara umum. Ia merasa peka terhadap gejala fisik gastrointestinal secara umum seperti minum, makan, rasa tidak nyaman perut dll. Seringkali mengeluhkan fisik yaitu : batuk, sesak nafas, berdebar, kulit yang mengelupas, napas pendek-pendek, gangguan alat kelamin, capek dan fatig. Tidak ada keluhan pada psikomotor dan maupun pikiran. Klien menunjukkan gejala gangguan neurotis seperti tremor, paralysis, kehilangan keseimbangan, pandangan kabur dll. Ia mengalami banyak gangguan somatis yaitu: menggigil, anorexia, punggung pegal, sakit kepala, lemah, gangguan visual, pendengaran dan bicara, sensitivitas pada kulit dll. Ia kesulitan mengingat dan berkonsentrasi. Dorongan seksualnya menurun, mengalami gangguan tidur dan lemah dalam mengambil keputusan. Pada periode tertentu ia tidak menyadari apa yang telah dilakukan dan jika ia pasien psikiatri maka ia tampak cemas yang berlebih dan mengalami ganguan konsep diri. Memungkinkan dalam diri klien ketaatan dalam religius namun tidak menampakkan dorongan fundamentalis. Ia cukup toleran dengan keyakinan lain. Jika pasien psikiatri maka gangguan delusi kurang tampak. Depresi dan kecemasannya pun kurang tampak. Klien memiliki keterbatasan energi sehingga memiliki keterbatasan aktivitas. Ia merasa kesulitan dalam memulai sesuatu namun dalam mengerjakan sesuatu ia bertahan sampai selesai dengan ketahanan yang baik. Ia tidak mudah marah, tampak puas dengan gaya hidup saat ini dan orang lain memandang dirinya membosankan dan rutin.
Extended Scores Supplementary Scales Dependency (Dy) Dominance (Do) Responsibility (Re) Control (Cn) College Maladjustment (Mt) Over-controlled Hostility-H) Prejudice (Pr) Manifest Anxiety (MAS) MacAndrew Addiction (MAC)
Raw Score
T-Score
13 19 15 29 18 14 13 22 24
40 60 29 60 57 56 53 57 56 7
Depression Sub-scales (Harris-Lingoes) Subjective Depression (D1) 18 Psychomotor Retardation 9 (D2) Physical Malfunction (D3) 7 Mental Dullness (D4) 6 Brooding (D5) 0 Hysteria Sub-scales (Harris-Lingoes) Denial of Social (Hy1) 5 Need for Affection (Hy2) 8 Lassitude-Malaise (Hy3) 8 Somatic Complaints (Hy4) 13 Inhibition of Aggression (Hy5) 2
82 70 77 70 38
59 62 74 91 46
Psychopathic Deviate Sub-scales (Harris-Lingoes) Familial Discord (Pd1) 5 69 Authority Problems (Pd2) 6 61 Social Imperturbability (Pd3) 8 52 Social Alienation (Pd4A) 6 52 Self Alienation (Pd4B) 4 51 Masculinity-Femininity Sub-scales (Serkownek) Narcissism-Hypersensitivity 7 61 (Mf1) Stereotypic Feminine 3 48 Interests (Mf2) Denial of Stereotypic 6 73 Masculine Interests (Mf3) Heterosexual Discomfort2 46 Passivity (Mf4) Introspective-Critical (Mf5) 9 81 Socially Retiring (Mf6) 0 14 Paranoia Sub-scales (Harris-Lingoes) Persecutory (Pa1) 7 Poignancy (Pa2) 2 Naiveté (Pa3) 7 Schizophrenia Sub-scales (Harris-Lingoes) Social Alienation (Sc1a) 9 Emotional Alienation (Sc1b) 3 Lack of Ego Mastery, 3 Cognitive (Sc2a) Lack of Ego Mastery, 4 Conative (Sc2b) Lack of Ego Mastery, Def. 1 Inhibition (Sc2c) Bizarre Sensory Experience7
73 49 66
73 57 60 61 47 69 8
(Sc3) Hypo mania Sub-scales (Harris-Lingoes) Amorality (Ma1) 2 Psychomotor Acceleration 2 (Ma2) Imperturbability (Ma3) 5 Ego Inflation (Ma4) 1 Social Introversion Sub-scales (Serkownek) Inferiority-Personal 9 Discomfort (Si1) Discomfort with Others (Si2) 5 Staid-Personal Rigidity (Si3) 8 Hypersensitivity (Si4) 5 Distrust (Si5) 7 Physical-Somatic Concerns 5 (Si6)
52 38 59 40
53 55 45 65 64 79
Extended Analysis Klien merasa tidak bahagia dan tertekan sepanjang waktu. Ia kurang mampu menanggulangi permasalahan rutin tiap harinya. Ia merasa tidak tertarik dengan lingkungan sekitar, merasa cemas dan tegang sepanjang waktu. Tampak ia merasa kesulitan dalam memperhatikan atau berkonsentrasi. Kesulitan tidur sering dialami termasuk kehilangan selera makan. Ia seringkali seding bahkan menangis. Keyakinan dirinya hilang, merasa tidak berguna dan inferior. Ia mudah tersinggung, sakit hati terhadap kritikan yang didapat. Hubungan sosial tidak bisa dijalani dengan wajar, ia tampak malu, sulit bergaul dan merasa dilecehkan. Ia cenderung menghindar dari interaksi sosial terkecuali pada teman atau orang dekatnya. Jika ia pasien psikiatri, diagnosanya dapat berupa gangguan depresi. Klien cenderung menghindar dari situasi sosial. Ia memiliki kesenjangan dalam menghadapi masalah rutin keseharian. Aktivitasnya rendah, pasif dalam bergaul. Klien memiliki gangguan fungsi fisik. Ia menganggap dirinya secara fisik sakit. Keluhan somatis muncul dalam dirinya berupa lemah, asma, selera makan hilang. Klien memiliki hambatan dalam menghadapi permasalahan rutin harian. Ia merasa tegang, sulit berkonsentrasi dan kurang percaya diri. Ia sulit untuk menghafal dan memutuskan segala sesuatu. Secara sosial ia tertutup dan inferior, tidak senang dengan situasi sosial dan tampak dirinya merasa tidak berarti di lingkungan sekitarnya. Klien merasa tidak nyaman dan merasa tidak sehat. Ia merasa lemah, tampak fatigue atau capek. Keluhannya tidak berlanjut pada somatis namun ia merasa sulit berkonsentrasi, selera makan hilang dan terdapat gangguan tidur. Ia merasa sedih dan kecewa sepanjang waktu. Lingkungan keluarga dianggapnya menjenuhkan atau membosankan. 9
Klien menunjukkan gangguan somatis pada kepala dan punggung. Ia merasa menggigil, terasa nyeri, pandangan mata kabur, pusing dan terkadang merasa terlalu panas atau terlalu dingin. Ia me-represi konversi afeksi, namun tidak menunjukkan agresi kekerasan kepada orang lain. Klien menganggap situasi saat ini mengancam dirinya. Ia merasa ragu dan tidak yakin akan keberadaan dirinya di lingkungan sosial. Ia menganggap orang lain banyak menyalahkan dirinya. Curiga dan tidak bisa mempercayai orang lain. Ia menyalahkan orang lain terhadap permasalahan yang menimpanya dan pada kasus yang berat akan memunculkan delusi persekusi. Tampak klien menunjukkan diri sebagai orang yang sedih dan kesepian. Ia menganggap orang lain tidak mengerti dirinya, menganggap akan menyakiti dirinya dan hanya memanfaatkan dirinya untuk kepentingan mereka. Keluarganya tidak memberikan kasih sayang dan dukungan, dan menganggap dirinya sebagai anak-anak. Apabila dimungkinkan ia akan menghindari hubungan interpersonal.
Critical Items
Koss Butcher Acute Anxiety State • • • • • • •
(2) Nafsu makanku baik. (-) (5) Aku mudah terbangun oleh suara berisik. (+) (13) Aku bekerja dalam ketegangan yang sangat besar. (+) (29) Dalam seminggu aku beberapa kali terganggu oleh penyakit lambung (maag). (+) (152) Biasanya aku pergi tidur malam tanpa pikiran yang mengganggu. (-) (230) Aku hampir tidak pernah memperhatikan jantungku berdebar dan aku jarang sesak napas. (-) (242) Menurut hematku aku tidak lebih gugup daripada orang lain. (-)
Depressed Suicidal Ideation • • • • • • •
(84) Akhir-akhir ini aku sukar melawan perasaan hilangnya harapan untuk menjadi orang yang berhasil. (-) (88) Pada umumnya aku merasa bahwa hidup ini ada manfaatnya. (-) (107) Pada umumnya aku cukup senang. (-) (142) Kadang-kadang aku benar-benar merasa tidak berguna. (+) (318) Kehidupanku sehari-hari selalu terisi dengan hal-hal yang menyenangkan dan menarik. (-) (379) Aku jarang sekali murung. (-) (418) Ada kalanya aku merasa tak berguna sama sekali. (+)
Threatened Assault •
(145) Ada kalanya aku merasa ingin berkelahi dengan seseorang. (+)
Situational Stress Due to Alcoholism Mental Confusion 10
• •
(27) Ada kalanya aku dimasuki roh jahat. (+) (33) Aku pernah mengalami hal yang aneh dan tidak masuk akal. (+)
Persecutory Idea • • • • • •
(16) Aku merasa bahwa hidup ini tidak adil. (+) (110) Seseorang telah memojokkan aku sehingga aku tidak bisa berkutik. (+) (121) Aku yakin bahwa ada komplotan yang memusuhiku. (+) (123) Aku yakin aku sedang diikuti (dibayang-bayangi). (+) (136) Apabila ada orang yang berbuat sangat baik terhadapku, aku biasanya bertanya-tanya tentang latar belakang alasannya. (+) (347) Aku tidak mempunyai musuh yang benar-benar bermaksud mencelakakan aku. (-)
Lachar-Wroebel Anxiety and Tension • • • •
(13) Aku bekerja dalam ketegangan yang sangat besar. (+) (16) Aku merasa bahwa hidup ini tidak adil. (+) (242) Menurut hematku aku tidak lebih gugup daripada orang lain. (-) (287) Dibandingkan dengan kawan-kawanku, aku sedikit sekali mempunyai rasa takut. (-)
Depression and Worry • • • • • •
(2) Nafsu makanku baik. (-) (139) Kadang-kadang aku merasa seakan-akan aku harus melukai diriku sendiri atau orang lain. (+) (142) Kadang-kadang aku benar-benar merasa tidak berguna. (+) (178) Daya ingatku baik saja. (-) (418) Ada kalanya aku merasa tak berguna sama sekali. (+) (431) Aku banyak risau tentang kemungkinan kemalangan. (+)
Deviant Beliefs • • • •
(110) (121) (123) (347) (-)
Seseorang telah memojokkan aku sehingga aku tidak bisa berkutik. (+) Aku yakin bahwa ada komplotan yang memusuhiku. (+) Aku yakin aku sedang diikuti (dibayang-bayangi). (+) Aku tidak mempunyai musuh yang benar-benar bermaksud mencelakakan aku.
Deviant Thinking and Expression • • •
(33) Aku pernah mengalami hal yang aneh dan tidak masuk akal. (+) (134) Ada masanya pikiranku lebih cepat dari ucapanku. (+) (420) Aku pernah mengalami sesuatu mukjizat dalam agama. (+)
Substance Abuse Familiy Conflict •
(21) Aku pernah ingin sekali lari dari rumah. (+) 11
•
(96) Aku sedikit sekali bertengkar dengan keluargaku. (-)
Problematic Anger •
(145) Ada kalanya aku merasa ingin berkelahi dengan seseorang. (+)
Sexual Concern and Deviation •
(37) Aku belum pernah mengalami kesulitan karena kelakuan seks-ku. (-)
Somatic Symptoms • • • • • • • • • • • • • •
(23) Aku terganggu oleh serangan rasa mual dan muntah-muntah. (+) (29) Dalam seminggu aku beberapa kali terganggu oleh penyakit lambung (maag). (+) (36) Aku jarang merisaukan kesehatanku. (-) (55) Aku hampir tidak pernah terganggu rasa nyeri pada jantung atau dada. (-) (68) Aku hampir tidak pernah merasa sakit di tengkukku. (-) (114) Aku sering merasa seakan-akan ada ikatan yang menjepit kepalaku. (+) (125) Aku sering menderita sakit perut. (+) (154) Aku tidak pernah sakit ayan atau kejang-kejang. (-) (174) Aku belum pernah pingsan-pingsan. (-) (175) Aku jarang atau tidak pernah menderita pusing. (-) (190) Aku jarang sekali sakit kepala. (-) (243) Aku jarang atau tidak pernah pegal-pegal. (-) (281) Aku jarang memperhatikan suatu dalam telingaku. (-) (330) Aku tidak pernah lumpuh atau mengalami kelemahan otot yang berat. (-)
12