Jangan Berikan Darahmu Untuknya, Antara Realita dan Harapan
oleh Rima Mustafa
Selama dekade terakhir, prevalensi malaria di dunia meningkat secara tajam. Peningkatan ini sudah mencapai tingkat yang perlu diwaspadai. Program eradikasi malaria global pada tahun 1!" dan 1#" mengalami kemunduran di awal awal tahu tahun n 1$" 1$".. Peny Penyak akit it ini ini meni mening ngkat kat pelan pelan%pe %pela lan n di wilay wilayah ah &sia sia dan dan &merika Selatan. Sebelumnya jumlah penyakit di tempat tersebut telah berkurang hingga level yang rendah. 'al ini membuka wacana bagi kita bahwa malaria merupa merupakan kan penya penyakit kit global global yang yang saat ini membut membutuhk uhkan an perhat perhatian ian khusus. khusus. (i )ndonesia sendiri, angka kesakitan malaria masih cukup tinggi, terutama di daerah )ndonesia bagian timur. Malaria merupakan penyakit yang disebabkan karena infeksi proto*oa yang yang beras berasal al dari dari genu genuss Plasmodium. Plasmodium. +erdapat spesies dari proto*oa genus tersebut yang menyebabkan malaria pada manusia yakni Plasmodium yakni Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae. malariae . Masin Masing% g% masing subspesies menyebabkan malaria dengan manifestasi klinis yang berbeda. Plasmodium falciparum nerupa nerupakan kan jenis jenis yang yang menye menyebabk babkan an malaria malaria dengan dengan tingkat kematian tertinggi karena dapat menyerang sel darah merah dalam segala usia serta menghasilkan parasitemia -1"# per l darah. /umlah tersebut paling tinggi apabila dibandingkan dengan tiga spesies lainnya. (emam merupakan gejala utama penyakit malaria. Manifestasi yang paling berat adalah cerebral malaria, malaria, anemia, serta disfungsi ginjal dan organ lain. Cerebral malaria teru teruta tama ma dite ditemu muka kan n pada pada anak anak%an %anak ak dan dan indi indivi vidu du yang ang mengala mengalami mi infeks infeksii malari malariaa untuk untuk pertam pertamaa kali. kali. Sement Sementara ara itu, itu, anemia anemia sering sering dijumpai pada anak%anak dan ibu hamil. )ndividu yang terpapar penyakit tersebut akan akan mencap mencapai ai tingka tingkatt imunit imunitas as tertent tertentu u yang yang tidak tidak stabil stabil dan hilang hilang dalam dalam periode satu tahun setelah meninggalkan lingkungan endemis malaria. )munitas
akan muncul kembali setelah infeksi ulang apabila orang tersebut kembali ke lingkungan endemis malaria. 0ebanyakan penderita yang meninggal karena malaria adalah individu yang mengalami infeksi malaria untuk pertama kali, terutama anak%anak atau individu yang sebelumnya berasal dari wilayah dimana tidak ada transmisi malaria atau individu dari negara yang lebih modern di mana tidak ditemukan penyakit tersebut. )nfeksi pada manusia dimulai dari masuknya sporo*oit dari kelenjar ludah nyamuk Anopheles betina ke dalam tubuh manusia. Sporo*oit ini akan segera diangkut dengan cepat melalui aliran darah ke dalam hati, disini sporo*oit menginvasi sel parenkim hati untuk memulai periode reproduksi aseksual, kemudian sporo*oit bermultiplikasi dan berkembang menjadi ski*ont jaringan. +ahap ini disebut dengan fase pra%eritrosit. Sel hati akan membengkak dan pecah sehingga ski*ont melepaskan beribu%ribu mero*oit yang akan masuk ke dalam sirkulasi darah dan menginvasi eritrosit. amanya fase intrahepatik ini bervariasi tergantung dari jenis spesies Plasmodiumnya. 0husus untuk Plasmodium ovale dan Plasmodium vivax, ski*ont jaringan pada sel parenkim hati dapat mengalami masa dorman dikenal juga dengan fase hipno*oit yang dapat berlangsung selama beberapa bulan, satu tahun, atau mungkin dapat lebih lama lagi. )nilah yang menyebabkan fenomena relaps pada dua spesies tersebut. Mero*oit menginvasi eritrosit dengan melekat melalui reseptor permukaan spesifik eritrosit. Mero*oit di dalam eritrosit akan berkembang membentuk trofo*oit. Selama stadium awal perkembangannya 2bentuk cincin3 yang kecil dari keempat spesies parasit tampak serupa di bawah mikroskop cahaya. (engan membesarnya trofrita mo*oit, karateristik spesifik%spesies menjadi semakin nyata, pigmennya semakin tampak jelas dan parasit tersebut mengambil bentuk ireguler atau amuboid. +rofo*oit mengalami perkembangan menjadi ski*ont. 4ritrosit yang mengandung ski*ont ini akan mengalami ruptur dan ski*ont akan melepaskan mero*oit ke dalam sirkulasi, sementara sebagian mero*oit ini akan menginvasi eritrosit kembali dan mengulang tahapan ski*ogoni
intraeritrosit. epasnya mero*oit dari eritrosit ini akan menimbulkan gejala yang khas, yaitu demam yang diikuti dengan menggigil yang terjadi secara periodik. Sebagian mero*oit mengalami diferensiasi membentuk gametosit 5makrogamet dan mikrogamet6. 7ametosit ini nantinya masuk ke dalam tubuh nyamuk Anopheles apabila nyamuk ini menghisap darah dari penderita malaria. 8yamuk betina menggigit pasien yang menderita malaria. (arah yang dihisapnya mengandung
gametosit
Plasmodium
yang
selanjutnya
melalui
tahap
perkembangan seksual di usus nyamuk. 'asil perkembangan di dalam tubuh nyamuk membentuk sporo*oit yang akhirnya memasuki kelenjar ludah nyamuk. 8yamuk menularkan sporo*oit dari jaringan ludahnya ketika menggigit orang yang sehat. (engan memahami perjalanan perkembangan Plasmodium di dalam tubuh manusia dan nyamuk Anopheles, dapat kita simpulkan dengan jelas bahwa seorang individu tidak akan pernah menderita malaria apabila ia tidak digigit nyamuk Anopheles yang mengandung sporo*oit dalam kelenjar ludahnya. 9leh karena itu, selain upaya pencegahan melalui obat anti malaria, strategi untuk mencegah penyakit ini adalah dengan memberantas atau menghindari gigitan nyamuk Anopheles. (i dalam program pemberantasan malaria yang utama dilakukan adalah pemberantasan vektor. &gar mendapatkan hasil yang maksimal, perlu dukungan data penunjang yang menerangkan tentang seluk%beluk vektor yang berperan. :ntuk menentukan metode pemberantasan yang tepat guna, perlu diketahui dengan pasti musim penularan serta perilaku vektor yg bersangkutan. Penentuan musim penularan yang tepat perlu didukung oleh data entomologi yang baik dan benar. Selain itu, metode yang dipilih harus sesuai dengan perilaku vektor yang menjadi sasaran. (alam pemberantasan penyakit malaria sangat erat hubungannya dengan aspek entomologi. (alam hal ini aspek entomologi menjadi tanggung jawab unit lain di luar unit pemberantasan malaria. 9leh karena itu, untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan suatu koordinasi yang mantap, serta sinkronisasi program antara unit entomologi dengan unit pemberantasan malaria.
(alam upaya memberantas larva atau nyamuk Anopheles, kita perlu memahami perilaku nyamuk. Perilaku mencari darah nyamuk dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu perilaku mencari darah yang ditinjau dari segi waktu, tempat, sumber darah, serta frekuensi menggigit. &pabila ditinjau dari segi waktu, nyamuk Anopheles pada umumnya aktif mencari darah pada waktu malam hari. Setiap spesies mempunyai sifat yang tertentu. &da spesies yang aktif mulai senja hingga menjelang tengah malam dan sampai pagi hari. (itinjau dari segi tempat, penangkapan nyamuk dapat dilakukan di dalam atau di luar rumah. ;erdasarkan hasil penangkapan tersebut, diketahui ada dua golongan nyamuk yaitu eksofagik dan endofagik. +ipe eksofagik lebih senang mencari darah di luar rumah, sementara tipe endofagik lebih senang mencari darah di dalam rumah. ;erdasarkan macam darah yang disenangi, nyamuk dapat dibedakan menjadi tipe antropofilik dan *oofilik. 8yamuk termasuk tipe antropofilik apabila lebih senang menghisap darah manusia. Sementara itu, tipe *oofilik merupakan tipe nyamuk yang lebih senang menghisap darah binatang dan golongan yang tidak mempunyai pilihan tertentu. 8yamuk betina biasanya hanya kawin satu kali selama hidupnya :ntuk mempertahankan dan memperbanyak keturunannya, nyamuk betina hanya memerlukan darah untuk proses pertumbuhan telur. Setiap beberapa hari sekali, nyamuk akan mencari darah. )nterval tersebut tergantung pada spesies serta dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban. Sesuai dengan iklim di )ndonesia, waktu yang diperlukan antara <%# jam. +elah dijelaskan sebelumnya bahwa strategi untuk mencegah penyakit ini adalah dengan memberantas atau menghindari gigitan nyamuk Anopheles. (ewasa
ini,
upaya
pemberantasan
penyakit
malaria
dilakukan
melalui
pemberantasan vektor penyebab malaria 5nyamuk Anopheles6. Pemberantasan malaria dilakukan dengan penyemprotan rumah dan lingkungan sekeliling rumah dengan racun serangga untuk membunuh larva nyamuk. :paya ini juga bermanfaat untuk membunuh nyamuk dewasa.
&da beberapa cara yang dapat digunakan untuk membunuh larva nyamuk Anopheles. Secara garis besar, cara%cara tersebut dapat dibagi menjadi cara kimiawi dan hayati. =ara kimiawi dilakukan dengan menggunakan larvasida. arvasida merupakan *at kimia yang dapat membunuh larva nyamuk. ;eberapa contoh larvasida antara lain solar atau minyak tanah, parisgreen, temephos, fention, altosid, dan lain%lain. Selain *at%*at kimia yang disebutkan di atas dapat juga digunakan herbisida. 'erbisida merupakan *at kimia yang mematikan tumbuh>tumbuhan air yang digunakan sebagai tempat berlindung larva nyamuk. Pemberantasan larva nyamuk Anopheles secara hayati dilakukan dengan mengunakan beberapa agent biologis seperti predator misalnya pemakan jentik seperti gambusia, guppy dan panchax 5ikan kepala timah6. Selain cara kimiawi dan hayati untuk pencegahan malaria, dapat juga dilakukan pengelolaan lingkungan hidup 5 environmental management 6 yang baik. =aranya
adalah
dengan
pengubahan
lingkungan
hidup
5 environmental
modification6 sehingga larva nyamuk Anopheles tidak mungkin hidup. 0egiatan ini antara lain dapat berupa penimbunan tempat perindukan nyamuk, pengeringan dan pembuatan dam, selain itu kegiatan lain mencakup pengubahan kadar garam, pembersihan tanaman air atau lumut dan lain%lain. (alam rangka pencegahan malaria, upaya pemberantasan nyamuk Anopheles seperti yang telah diuraikan di atas dilanjutkan dengan melakukan pengobatan kepada mereka yang diduga menderita malaria. Pengobatan juga diberikan pada penderita malaria yang terbukti positif secara laboratorium.Selain itu, upaya pencegahan malaria dapat dilakukan dengan pemberian obat anti malaria. &kan tetapi, penerapan upaya pencegahan melalui obat anti malaria telah menimbulkan masalah baru di bidang kesehatan berupa resistensi parasit terhadap profilaksis yang diberikan. 4fek ini menambah sederet permasalahan resistensi parasit akibat penggunaan obat. +entunya ini bukan permasalahan yang mudah untuk ditangani karena resistensi menyebabkan terapi yang diberikan tidak memberikan hasil. Pada akhirnya, hal ini menuntut kita untuk menemukan obat baru sebagai terapi penyakit tersebut.
;erdasarkan uraian di atas, dapat disusun beberapa upaya dalam rangka mencegah malaria. ;eberapa upaya tersebut antara lain dengan menghindari keluar rumah pada sore atau malam hari. &pabila keluar rumah di malam hari, dianjurkan memakai celana panjang dan baju berlengan panjang dengan warna yang tidak gelap. ?arna gelap akan mengundang datangnya nyamuk. Selain itu, disarankan untuk memilih tempat menginap yang dilengkapi pendingin 5air conditioner 6, atau yang mempunyai kasa pelindung nyamuk. ;ila tepat penginapan tidak dilengkapi pendingin dan tak memakai kasa pelindung nyamuk, diupayakan tidur dengan kelambu yang sebelumnya dicelup dalam larutan insektisida 5permetrin6. Selain itu, upaya lain adalah dengan memoleskan seperlunya
repellent
yang
mengandung
dimethyl
phtalate
atau
8,8
dietyltoluamide 5(44+6 pada bagian%bagian badan yang terbuka, serta memakai insektisida dalam bentuk semprot 5 spray6, dispenser 5memakai baterai atau listrik6 atau dibakar untuk menghalau nyamuk. Strategi tersebut telah sering didengar dan diketahui oleh banyak orang. &kan tetapi, realita menunjukkan bahwa strategi ini belum banyak diterapkan dalam masyarakat. Paradigma masyarakat seringkali mengatakan bahwa tidak masalah terkena suatu penyakit karena dokter akan dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Masyarakat belum mengetahui seberapa besar masalah terkait malaria yang kini ada di )ndonesia, khususnya )ndonesia bagian timur. 9leh karena itu, perlu kita informasikan kepada masyarakat tentang hal ini. Selain itu, poin penting yang perlu kita lakukan adalah menanamkan kembali bahwa cara pencegahan di atas bukan cara yang sulit dilakukan, artinya ini dapat diterapkan apabila kita memang berniat menerapkannya. Seperti yang telah disampaikan oleh eavel dan =lark dalam prinsip Five Level of Prevention, tugas dokter bukan hanya mengobati pasien yang sudah terlanjur sakit, tetapi juga mencegah agar seseorang tidak terkena penyakit tersebut. 4dukasi tentang upaya pencegahan ini di akhir kunjungan pasien setidaknya dapat mengingatkan pasien untuk menerapkan kembali upaya pencegahan yang sebelumnya mungkin telah diketahui oleh mereka. 9ptimalisasi
upaya pencegahan penyakit malaria dengan menghindari gigitan nyamuk diharapkan dapat membawa perubahan terhadap realita masalah malaria yang ada di )ndonesia. ebih jauh lagi, strategi ini dapat dikembangkan untuk membantu mengatasi masalah malaria di dunia. Sekali lagi, jangan berikan darahmu untuk nyamuk karena kita tidak tahu apa yang dimasukkannya saat menghisap darah kita@