E. Contoh dan Cara Konseling HIV/AIDS
Adapun proses konseling adalah sebagai berikut : 1. Tahap pertama
Dimulai dari membina hubungan baik dan membina kepercayaan ,dengan menjaga rahasia dan mendiskusikan keterbatasan rahasia, melakukan ventilasi permasalahan, mendorong ekspresi perasaan, diutamakan
dapat
menggali
masalah,
terus
mendorong
harapan
klien
klien
menceritakannya. Upayakan
dapat
memperjelas
dengan
mendeskripsikan apa yang konselor dapat lakukan dan cara kerja mereka serta memberi pernyataan jelas bahwasanya komitmen konselor akan bekerja bersama dengan klien
2. Tahap kedua
Mendefinisikan dan pengertian peran, memberikan batasan dan kebutuhan untuk mengungkapkan peran dan batasan hubungan konseling, mulai dengan memaparkan dan memperjelas tujuan dan kebutuhan klien, menyusun prioritas tujuan dan kebutuhan klien, mengambil riwayat rinci – menceritakan hal spesifik secara rinci , menggali keyakinan, pengetahuan dan keprihatinan klien
3. Tahap ketiga
Proses dukungan konseling lanjutan yakni dengan meneruskan ekspresi perasaan / pikiran , mengidentifikasi opsi, mengidentifikasi ketrampilan, penyesuaian diri yang telah ada, mengembangkan keterampilan penyesuaian diri lebih lanjut, mengevaluasi opsi dan implikasinya, memungkinkan perubahan perilaku, mendukung dan menjaga kerjasama dalam masalah klien, monitoring perbaikan tujuan yang terindentifikasi , rujukan yang sesuai.
4. Tahap Empat
Untuk
menutup
atau
mengakhiri
hubungan
konseling
.
Disarankan kepada klien dapat bertindak sesuai rencana klien menata dan menyesuaiakan diri dengan fungsi sehari-hari, bangun eksistensi sistem dukungan dan dukungan yang diakses, lalu mengidentifikasi strategi
untuk
memelihara
hal
yang
sudah
beruhah
baik
.
Untuk pengungkapan diri harus didiskusikan dan direncanakan, atur interval parjanjian diperpanjang, disertai pengenalan dan pengaksesan sumber daya dan rujukan yang tersedia, lalu pastikan bahwa ketika ia membutuhkan para konselor senantiasa bersedia membantu. Menutup atau mengakhiri konseling dengan mengatur penutupan dengan diskusi dan rencana selanjutnya, bisa saja dengan membuat perjanjian pertemuan yang makin lama makin panjang intervalnya. Senantiasa menyediakan sumber dan rujukan yang telah dikenali dan dapat diakses – memastikan klien dapat mengakses konselor jika ia memilih untuk kembali ketika membutuhkan
ALUR PELAYANAN VCT VOLUNT LUNTARY ARY COUNSELLI COUNSELLI NG AND TESTI NG AND TE ST STII NG) (VO
Informed Concent Form Rujukan Konseling
Ruang
Testing
Pre Test
Admin
HIV
Konseling Pasca Test
Hasil Testing
: Alur Klien : Alur Catatan Medik
Gejala atau kecemasan yang membawa seseorang memutuskan untuk tes status HIV, kemudian konseling pra tes mencakup penilaian kondisi perilaku berisiko individu dan kondisi psikososial, penyediaan ingormafi fakstual tertulis atau lisan. Kemudian beri waktu klien untuk berfikir setelah klien memutuskan ingin atau tidaknya melakukan pemeriksaan dengan menandatangani Informed Concent HIV/AIDS,
selanjutnya
lakukan pengambilan sampling. Jika, hasil HIV positif sampaikan berita dengan hati-hati, menilai kemampuan mengelola berita hasil tes, sediakan waktu untuk diskusi, bantu agar bisa beradaptasi dengan situasi dan buat rencana yang tepat dan rasional, kemudian berikan konseling berkelanjutan yang melibatkan
keluarga dan teman; menggerakkan dukungan keluarga dan masyarakat; cara dukungan, dan tumbuhkan perilaku bertanggung jawab. Jika hasil HIV Negatif maka tugas konselor mendorong ke perilaku positif, hilangkan yang negatif, mengatakan meski situasinya masih beresiko rendah, tetap harus merawat diri untuk menghindari infeksi dan kemungkinan penularan dan sarankan untuk melakukan periksa ulang 12 minggu atau 3-6 bulan sesudah tes.