Coba uraikan menurut saudara sebagai seorang guru dalam proses belajar, mengajar. Apa yang anda lakukan dalam memberikan penguatan, respon belajar serta mempunyai keterampilan di era global Selamat Siang bapak Instruktur, Yang akan saya lakukan l akukan dalam memberikan penguatan, respon belajar serta mempunyai ketrampilan di era global sebagai seorang seorang guru adalah, agar kegiatan KBM lebih diminati siswa saya akan memilih penguatan verbal, verbal, biasanya diungkapkan dengan kata-kata pujian penghargaan, persetujuan dan komentar, contohnya kalo dengan kata-kata yaitu baik, bagus, hebat sekali, benar sekali, sangat teliti. Dengan kalimat misalnya”kamu sudah Pandai” Secara psikologis setiap orang mengharapkan adanya penghargaan terhadap usaha yang telah dilakukannya. Ketrampilan dasar memberi penguatan perlu sekali dimiliki oleh seorang guru. Penguatan mempunyai pengaruh berupa sikap positif terhadap KBM. Dan dalam hal ini saya akan menggunakan teori belajar menurut Burrhusm Frederic Skinner (1904-1990), karena menurut Skinner belajar merupakan hasil interaksi antara stimulus dan respon dalam suatu lingkungan yang menimbulkan tingkah laku .
Dengan kalimat misalnya terima kasih kamu sudah pandai
Diskusikan Bagaimana Masyarakat di era era informasi sebgai Sumber Daya daya utama utama untuk meningkatkan kwalitas hidup,dan bagaimanaPembelajaran bagaimanaPembelajaran serta karakteristikGuru dan siswa di Abad 21 Masyarakat era informasi sebagai sumber daya utama untuk meningkatkan kwalitas hidupnya
1. Jelaskan cara mengkonstruksi pengetahuan menurut pandangan Konstruktivistik. 2. Jelaskan pendapat tokoh teori Konstruktivistik Vigotski dalam mengkonstruksi pengetahuan. 3. Jelaskan 3 konsep utama mengkonstruktip pengetahuan dalam pandangan Konstruktivistik. 4. Kemukakan bebrapa prinsip utama dalam teori belajar Konstruktivistik. 5. Jelaskan perbedaan hakiki antara teori Behavioritik dengan teori Konstruktivistik. Selamat bekerja, bekerja dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh semangat.
Dalam modul 3 KB 2 tentang t entang TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN, ada tiga tokoh yang terkenal yaitu Piaget, Bruner, dan Ausubel. Tugas Anda adalah 1) jelaskan pendapat masing-masing tokoh tersebut; 2) Jelaskan perbedaan dari ketiga pandangan tersebut; 3) Jelaskan persamaan pandangan ketiga tokoh tersebut. 4) Jelaskan perbedaan teori behavioristic dengan teori kognitif.; 5) Kemukakan prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran kognitif agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Selamat bekerja. Jawab secara holistik. Proses pengulangan sangat penting bagi anda dalam menguasai materi modul ini, terima kasih
selamat sore bapak instruktur, saya akan mencoba menjawab kembali kembali pertanyaan bapak, tentang bagaimana masyarakat diera informasi sebagai sumber daya utama untuk meningkat kwalitas hidup, sejalan dengan visi Pendidikan Nasional yaitu tersele nggaranya layanan prima Pendidikan Nasional untuk membentuk insan Indonesia cerdas Komperensif, Komperensif, dalam visi tersebut paling tidak terdapat dua hal yang perlu digarisbawahi , yaitu 1. memberikan layanan prima, 2. Membentuk manusia cerdas Makna layanan prima dapat diartikan bahwa semua komponen komponen pendidikan seharusnya, seharusnya, saling kerjasama, bersinergis dan haus mampu mewujudkan mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan kwalitas dan kesetaraan. Tentang manusia yang cerdas dapat ditafsirkan bukan sekedar cerdas p engetahuan dan keterampilan, namun yang lebih penting adalah cerdas raga, cerdas hati, cerdas fikir, cerdas rasa dan karsa sehingga mereka memiliki nilai-nilai luhur dan berbudaya, yakni yakni manusia berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berbudaya, kreatif, inovatif, serta berkarakter bangsa. hal ini sejalan dengan konsep otonomi pendidikan yang yang mencakup filosofi, tujuan, format, dan isi pendidikan pendidikan serta manajemen pendidikan itu sendiri. Sedangkan untuk pembelajaran serta karakteristik guru dan siswa abad 21 Keberadaan dan peran pendidik dalam proses pembelajaran tidak dapat digantikan oleh siapapun dan apapun,. apapun,. pendidik yang handal, profesional dan berdaya saing tinggi, serta memiliki karakter yang kuat dan dan cerdas merupakan modal modal dasar dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas yang mampu mencetak sumber daya manusia yang berkarakter, cerdas dan bermoral tinggi. perlu kita s adari bahwa akibat perkembangan teknologi di era digital kita sebagai pendidik harus mampu menjadi fasilitator, motivator, serta inspirator bagi siswa kita, Terima kasih, Mohon koreksinya
materi pelajaran disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasigeneralisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final, maupaun dengan bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan (berupa konsep-konsep atau lain-lain) yang telah dimilikinya; dalam hal ini terjadi belajar bermakna. Akan tetapi, siswa itu dapat juga hanya mencoba-coba menghafalkan informasi baru itu, tanpa menghubungkan pada konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya; dalam hal ini terjadi belajar hafalan Menurut Piaget , proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahaptahap asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (penyeimbangan). Proses asimilasi merupakan proses pengintegrasian atau penyatuan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki oleh individu. Proses akomodasi merupakan proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Sedangkan proses ekuilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Sebagai contoh, seorang anak sudah memahami prinsip pengurangan. pengurangan. Ketika mempelajari prinsip pembagian, maka terjadi proses pengintegrasian pengintegr asian antara prinsippengur prinsippengurangan angan yang sudah dikuasainya dengan prinsip pembagian (informasi baru). Inilah yang disebut proses asimilasi. Jika anak tersebut diberikan soal-soal pembagian, maka situasi ini disebut akomodasi. Artinya, anak tersebut sudah dapat mengaplikasikan atau memakai prinsip-prinsip pembagian dalam situasi yang baru dan spesifik Menurut Bruner , perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan orang tersebut. Gagasannya mengenai kurikulum spiral (a spiral curriculum) sebagai suatu cara mengorganisasikan materi pelajaran tingkat makro, menunjukkan cara mengurutkan materi pelajaran mulai dari mengajarkan meteri secara umum, kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi yang sama dalam cakupan yang lebih rinci. Pendekatan penataan materi dari umum ke rinci yang dikemukakannya dalam model kurikulum spiral merupakan bentuk penyesuaian antara materi yang dipelajari dengan tahap perkembangan kognitif orang yang belajar. Menurut A us ubel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua
generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final, maupaun dengan bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan (berupa konsep-konsep atau lain-lain) yang telah dimilikinya; dalam hal ini terjadi belajar bermakna Akan tetapi, siswa siswa itu dapat juga hanya mencoba-coba menghafalkan informasi baru itu, tanpa menghubungkan pada konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya; dalam hal ini terjadi belajar hafalan. .
1. Perbedaan dari ketiga pandangan tersebut adalah
Bagaimana menurut saudara, desain/rancangan strategi pembelajaran pada abad ke 21 yang sangat cocok menurut kondisi karakteristik sekolah di daerah saudara, sehingga pembelajaran bisa berjalan lebih efektif dan efisien? Filter by: | Clear filters Show:
View profile card for AHMAD AIDI UPR
AHMAD AIDI UPR yesterday at 10:32 PM Soal Ahmad Aidi Menurut Saya adalah yang yang cocok memakai metode Model Discovery learning Karena sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan, mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan .serta sesuai dengan Rancangan pembelajaran di abad ke 21 ini diharapkan dapat disusun oleh guru untuk mengembangkan potensi siswa melalui pemanfaatan teknologi berbasis komputer dan media online. Guru dapat mengembangkan potensi siswa melalui tugas- tugas yang dapat dikerjakan menggunakan teknologi berbasis komputer dan dapat memanfaatkan media online sebagai alat untuk
1.
2,
1.
Menurut Ausubel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsepkonsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final, maupaun dengan bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan (berupa konsep-konsep atau lain-lain) yang telah dimilikinya; dalam hal ini terjadi belajar bermakna. Akan tetapi, siswa itu dapat juga hanya mencoba-coba menghafalkan informasi baru itu, tanpa menghubungkan pada konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya; dalam hal ini terjadi belajar hafalan
2. Menurut Piaget, proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap
asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (penyeimbangan). Proses asimilasi merupakan proses pengintegrasian atau penyatuan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki oleh individu. Proses akomodasi merupakan proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Sedangkan proses ekuilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Sebagai contoh, seorang anak sudah memahami prinsip pengurangan. Ketika mempelajari prinsip pembagian, maka terjadi proses
pengintegrasian
antara
prinsip
3.
4. pengurangan yang sudah dikuasainya dengan prinsip pembagian (informasi baru).
Inilah yang disebut proses asimilasi. Jika anak tersebut diberikan soal-soal pembagian, maka situasi ini disebut akomodasi. Artinya, anak tersebut sudah dapat mengaplikasikan atau memakai prinsip-prinsip pembagian dalam situasi yang baru dan spesifik. 5.
Menurut Ausubel ada dua jenis belajar : (1) Belajar bermakna (meaningful (meaningful learning) learning) dan (2) belajar menghafal (rote (rote learning). learning). Belajar bermakna adalah suatu proses belajar di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. Sedangkan belajar menghafal adalah siswa berusaha menerima dan menguasai bahan yang diberikan oleh guru atau yang dibaca tanpa makna.
A. Pengertian Belajar Menurut Ausubel Menurut Ausubel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengai tkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsepkonsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final, maupaun dengan bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan (berupa konsep-konsep atau lain-lain) yang telah dimilikinya; dalam hal ini terjadi belajar bermakna. Akan tetapi, siswa itu dapat juga hanya mencoba-coba menghafalkan informasi baru itu, tanpa menghubungkan pada konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya; dalam hal ini terjadi belajar hafalan. Kedua dimensi ,yaitu penerimaan/penemuan dan hafalan/bermakna, tidak menunjukkan dikotomi sederhana, melainkan merupakan suatu continuum. Ausubel menyatakan, bahwa banyak ahli pendidikan menyamakan belajar penerimaan dengan belajar hafalan, sebab mereka berpendapat bahwa belajar bermakna han ya terjadi bila siswa menemukan sendiri pengetahuan. Maka, belajar penerimaan pun dibuat bermakna, yaitu dengan cara menjelaskan hubungan antara konsep-konsep. Sedangkan belajar penemuan rendah kebermaknaannya, dan merupakan belaj ar hafalan, yakni memecahkan suatu masalah hanya dengan coba-coba seperti menebak suatu teka-teki. Belajar penemuan yang bermakna sekali hanyalah terjadi pada penelitian yang bersifat ilmiah. B. Prinsip dan Karakteristik belajar Menurut Ausubel
4
1. Belajar Bermakna
Inti dari teori Ausubel tentang belajar ialah belajar bermakna (Ausubel, 1996). Bagi Ausubel, belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Walaupun kita tidak mengetahui mekanisme biologi tentang memori atau disimpannya pengetahuan, kita mengetahui bahwa informasi disimpan di daerah-daerah tertentu dalam otak. Ban yak sel otak yang terlibat dalam penyimpanan pengetahuan itu. Dengan berlangsungnya belajar, dihasilkan perubahan -perubahan dalam sel-sel otak, terutama sel-sel yang telah men yimpan informasi yang mirip dengan informasi yang sedang dipelajari. Dasar-dasar biologi belajar bermakna menyangkut perubahan-perubahan dalam jumlah atau cirri-ciri neron yang berpartisipasi dalam belajar bermakna. Peristiwa psikologi tentang belajar bermakna menyangkut asimilasi informasi baru pada pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Jadi, dalam belajar bermakna informasi baru diasimilasikan pada subsumesubsumer relevan yang telah ada dalam dal am struktur kognitif. Belajar bermakna yang baru berakibatkan perubahan dan modifikasi subsume-subsumer yang telah ada itu. Tergantung pada sejarah pengalaman seseorang, maka subsumer itu d apat relatif besar dan berkembang. 2. Belajar Hafalan Bila dalam struktur kognitif seseorang tidak terdapat konsep-konsep relevan atau subsumersubsumer relevan, maka informasi baru dipelajari secara hafalan. Bila tidak dilakukan usaha untuk mengasimilasikan pengetahuan baru pada konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif, akan terjadi belajar hafalan. Pada kenyataannya, banyak guru dan bahan-bahan pelajaran jarang sekali menolong para siswa untuk menentukan dan menggunakan konsepkonsep relevan dalam struktur kognitif mereka untuk mengasimilasikan pengetahuan baru, dan akibatnya pada para siswa hanya terjadi hafalan. Lagi pula sistem evaluasi di sekolah menghendaki hafalan, jadi timbul pikiran pada para siswa untuk apa bersusah payah belajar secara bermakna. Kerap kali sis
5