CASE STUDY
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) DI RUMAH SAKIT STROKE NASIONAL BUKITTINGGI KEJANG DEMAM SIMPLEKS BANGSAL ANAK
OLEH : Yossi Gustria Lenggogeni
1841012024
APOTEKER ANGKATAN I TAHUN 2018 PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI, UNIVERSITAS ANDALAS SEPTEMBER-NOVEMBER SEPTEMBER-NOVEMBER 2018
BAB I TINJAUAN UMUM KASUS 1.1 Identitas Pasien
Nama
: An. A.R
No. MR
: 11xxxx
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 2 tahun 7 bulan
Alamat
: Koto Tuo, IV Koto, Kabupaten Agam
Ruangan
: Melati 1
Agama
: Islam
Masuk Rumah Sakit : 3 November 2018 Keluar Rumah Sakit : 6 November 2018 1.2 Anamnesa
Seorang pasien perempuan berumur 2 tahun 6 bulan , masuk RSSN Bukittinggi di bangsal anak pada tanggal 3 November 2018 pukul 11.36 WIB melalui IGD dengan keluhan utama kejang ± 1 jam sebelum masuk rumah sakit. 1.2.1 Riwayat Penyakit Sekarang
- Demam sejak 2 hari yang lalu - Kejang di rumah 1 kali - Durasi kejang ± 1- 2 menit - Kejang pada seluruh tubuh - Setelah kejang pasien sadar - Mual
1.2.2 Riwayat Penyakit Sebelumnya - Pasien pernah mengalami kejang 2 kali pada tahun 2017
- Durasi antara kejang 1 dengan 2 adalah ± 3 bulan 1.2.3 Riwayat Penyakit Kejang dalam Keluarga
Tidak ada keluarga yang pernah mengalami kejang sebelumnya 1.2.4 Riwayat Alergi
Tidak ada riwayat alergi 1.2.5 Riwayat Kelahiran
Pasien lahir dalam keadaan normal 1.2.6 Riwayat Imunisasi
BCG
: ada
Polio
: ada 3 kali
Hepatitis B : ada 3 kali
Campak
: ada 3 kali
DPT
: ada 3 kali
1.3 Pemeriksaan Fisik 1.3.1
Tanda Vital
Kondisi Umum : Sedang
Kesadaran
Frekuensi Nadi : 112x /menit
Frekuensi Nafas : 20x /menit
Suhu
: Compos Mentis (CM)
: 40 oC
1.3.2
GCS
: E4 M6 V5
Berat Badan
:10,5 kg
Pemeriksaan umum
Kepala
: Normal, warna rambut hitam
Mata
: Konjungtiva Anemis (-),Sklera Ikterik (-)
Pulmo
: Wheezing (-), Rhonki (-)
Abdomen
: Bising Usus (-), Nyeri Tekan Epigastrium (-)
Ekstremitas
: Akral hangat
1.3.2 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (3 November 2018) Pemeriksaan
Nilai
Normal
Keterangan
124 mg/dL
< 200 mg/dL
Normal
PARAMETER
Gula Darah Random
Pemeriksaan Darah Lengkap (3 November 2018) No
Jenis Pemeriksaan
Kadar
Normal
Ket
1
Haemoglobin
12,0 g/dL
11,0 - 16,0 g/dL
Normal
2
Leukosit
6,17 x 10 3/µL
4,0 - 10,0 x 10 3/µL
Normal
3
Eritrosit
4,59 x 10 6/µL
0,12 - 5,5 x 10 6/µL
Normal
4
Hematokrit
35,4%
37.0 - 54.0%
Rendah
5
Platelet
200 x 10 3/µL
150-450 x 10 3/µL
Normal
1.4 Diagnosis
Kejang demam simpleks 1.5 Terapi atau Tindakan 1.5.1 Terapi Farmakologi Pasien di IGD (3 November 2018)
O2 2 L/menit
IVFD KaEN 1B + KCl 10 mEq 8 tetes/ menit
Injeksi Sibital (Fenobarbital) 75 mg
Dumin suppos 125 mg
Parasetamol syrup 4 x 1 cth
Luminal (Fenobarbital) 2 x 40 mg
1.5.2 Terapi Farmakologi Pasien di Ruangan
IVFD KaEN I B + KCl 10 mEq 8 tetes/ menit
Parasetamol syrup 4 x 1 cth
Luminal (Fenobarbital) 2 x 40 mg
Diazepam 3 x 3,1 mg
BAB II ANALISIS FARMAKOTERAPI - DRP
2.1 Lembar Pemakaian Obat
Obat
Dosis
IVFD KaEN 1B +
8 tetes / menit
Kcl 10 mEq
(tiap 24 jam)
Inj sibital
75 mg
(fenobarbital)
(IGD)
Dumin suppos
125 mg
3/11 P
S
-
12
-
12
4/11 S
M
P
S
5/11 S
M
P
S
S
M
P
-
-
-
-
-
-
-
-
13
-
-
-
-
-
-
6/11
-
-
12
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4 x 1 cth
-
12
18
24
08
12
18
24
08
12
2 x 40 mg
-
12
18
-
08
-
18
-
08
-
3 x 3,1 mg
-
-
-
-
-
-
-
-
18
24
08
-
-
-
18
-
08
(fenobarbital) Diazepam
M
pulang jam 10.00
(120 mg / 5 ml) Luminal
S
Pasien
(IGD) Parasetamol syrup
S
6
-
12
2.2 Lembar Pengkajian Obat
Ketepatan Indikasi Tepat Indikasi
Mulai
Jenis obat
Rute
Dosis
Berhenti
Indikasi obat
3/11
IVFD KaEN IB + KCl 10 mEq
IV
8 tetes / menit Tiap 24 jam
5/11
Menjaga keseimbangan cairan elektrolit dan kalori
3/11
Sibital (Fenobarbital)
IM
75 mg (IGD)
3/11
Mengatasi epilepsi
Tepat Indikasi
Pasien masuk IGD dalam keadaan kejang dan perlu diberikan antiepilepsi segera
3/11
Dumin suppos
Rektal
125 mg (IGD)
3/11
Menurunkan demam
Tepat Indikasi
Pasien masuk IGD dalam keadaan demam (40˚C) dan pelu diberikan antipiretik kerja cepat
3/11
Parasetamol syrup (120 mg/ 5 ml)
PO
4x1 cth
Obat pulang
Menurunkan demam
Tepat indikasi
Pasien masuk ke IGD dengan keluhan salah satunya demam sejak 2 hari yang lalu
3/11
Luminal (Fenobarbital)
PO
2 x 40 mg
5/11
Pengobatan dalam menurunkan resiko berulangnya kejang
Tepat Indikasi
Pasien memerlukan antiepilepsi sebagai pengobatan agar tidak terjadi kejang berulang
7
Komentar dan Alasan
Pasien masuk IGD dan suplai cairan dan kalori tubuh perlu tetap dijaga
Mulai
Jenis obat
Rute
Dosis
Berhenti
Indikasi obat
5/11
Diazepam
PO
3 x 3,1 mg
Obat pulang
mencegah terjadinya kejang berulang
8
Ketepatan Indikasi
Tepat Indikasi
Komentar dan Alasan
Pasien memerlukan antiepilepsi untuk mencegah terjadinya kejang berulang
2.3 Analisa Drug-Related Problems
Jenis DRP
DRP
Keterangan
Indikasi
-
Pemilihan Obat
-
Dosis Obat
-
Dosis sudah diberikan sesuai literatur
-
Interval Pemberian
-
-
Cara dan Waktu Pemberian
-
Interval pemberian obat sudah sesuai dengan literatur Cara dan waktu pemberian obat sudah sesuai
Rute Pemberian Obat Lama Pemberian Interaksi Obat
-
-
ESO/ ADR/ Alergi
-
Ketidaksesuaian RM
-
Kesalahan Penulisan Resep Stabilitas Sediaan Injeksi
-
Steliritas Sediaan Injeksi
-
Rute pemberian obat sudah sesuai Lama pemberian obat sudah sesuai Tidak ada interaksi obat yang memengaruhi efek klinis dari obat Tidak ada efek samping/ADR/alergi yang dirasakan pasien Tidak ada ketidaksesuaian RM dengan resep, dan buku injeksi Tidak ada kesalahan dalam penulisan resep Tidak ada masalah dengan stabilitas sediaan injeksi. Sterilitas sediaan terjaga baik
-
-
Obat sudah diberikan sesuai indikasi klinis pasien Pemilihan obat untuk pasien sudah tepat
Rekomendasi
9
-
-
-
-
-
-
-
-
Jenis DRP
DRP
Keterangan
Rekomendasi
Kompatibilitas Obat Ketersediaan Obat/ Kegagalan Mendapatkan Obat Kepatuhan
-
Kompatibilitas obat dinilai baik Pasien ini mendapatkan semua obat
-
Duplikasi Terapi
-
Lain-lain
-
-
-
Pasien patuh dalam mengkonsumsi obat selama di rawat inap Tidak ada duplikasi terapi pada terapi yang diberikan kepada pasein -
10
-
PIO dan Konseling
-
-
BAB III PEMBAHASAN
Seorang pasien perempuan berumur 2 tahun 6 bulan dibawa oleh orangtuanya ke Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi melalui IGD pada tanggal 3 November 2018 dengan keluhan utama kejang ± 1 jam sebelum masuk Rumah Sakit, kejang terjadi 1 kali, durasi kejang ± 1-2 menit, kejang pada seluruh tubuh, dan setelah kejang pasien sadar. Pasien mengalami demam sejak tanggal 1 November 2018 malam. Pasien pernah mengalami kejang sebelumnya. Pemeriksaan fisik umum meliputi: berat badan 10,5 kg, nadi 112 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, suhu tubuh 400C, dan pasien dalam keadaan sadar. Status generalis: mata bagian konjungtiva tidak pucat dan pada bagian sklera berwarna putih; pada pulmo tidak terdengar bunyi rhonki maupun wheezing. Status lokalis: pada abdomen tidak ada terasa nyeri saat diberi tekanan dan terdapat gerakan peristaltik; ekstremitas adalah akral hangat. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 2 November 2018, hasil menunjukkan bahwa nilai WBC (White Blood Cell) 6,17 x 103/µL (normal: 4 - 10 x 103/µL), RBC (Red Blood Cell) 4,59 x 106/µL (normal: 0,12 - 5,5 x 106/µL), Haemoglobin 12,0 g/dL (normal: 11,0 -16,0 g/dL), Hematokrit 35,4% (normal: 37,0 – 54,0%), dan Platelet 200 x 103/µL (normal: 150 – 450 x 103/µL). Dari hasil tersebut, diketahui bahwa nilai Hematokrit pasien dibawah nilai
normal.
Berdasarkan
anamnesa,
pemeriksaan
fisik,
dan
pemeriksaan
laboratorium, pasien didiagnosa kejang demam simpleks. Pada saat di IGD pasien mendapatkan terapi O2 2 L/ menit, IVFD KaEn 1 B + KCl 10 mEq 8 tetes/ menit, injeksi Sibital 75 mg, Dumin suppos 125 mg, Parasetamol syrup (120 mg/ 5 ml) 4 x 1 cth secara per oral, dan Luminal (Fenobarbital) 2 x 40 mg per oral. Selanjutnya pasien dirujuk untuk dirawat inap di ruang Anak Instalasi Rawat Inap (IRNA) A RSSN agar mendapatkan pengobatan intensif. Di ruang rawat inap anak, pasien mendapatkan terapi IVFD KaEn 1 B + KCl
11
10 mEq 8 menit/ tetes tiap 24 jam, Parasetamol syrup (120 mg/ 5 ml) 4 x 1 cth, Luminal 2 x 40 mg per oral, dan Diazepam 3 x 3,1 mg per oral. Diagnosa utama pasien adalah kejang demam simpleks
yang dilihat dari
anamnesa pasien. Penatalaksanaan pasien anak dengan kejang demam simpeks yang dirujuk ke IGD berdasarkan Algoritma Tatalaksana Kejang dan Status Epileptikus menurut IDAI (2016) adalah dengan pemberian obat golongan benzodiazepin yaitu Diazepam dengan dosis 0,2-0,5 mg/kg/kali secara IV dengan kecepatan 2 mg/menit dan dosis maksimum 10 mg. Jika kejang berlanjut hingga 5 – 10 menit, maka diberikan Fenitoin dengan dosis 20 mg/kg secara IV yang diencerkan dalam 50 ml NaCl 0,9% selama 20 menit atau Fenobarbital dengan dosis 20 mg/kg secara IV dengan kecepatan 10 – 20 mg/menit. Jika kejang masih tetap berlanjut 5 – 10 menit, maka jika sebelumnya diberikan Fenitoin maka setelah itu diberikan Fenobarbital dan begitu sebaliknya dengan dosis sesuai zat aktif. Bila kejang berhenti, pertimbangkan rumatan menggunakan Fenitoin dengan dosis 5 – 10 mg/kg dibagi 2 dosis atau Fenobarbital dengan dosis 3 – 5 mg/kg/hari dibagi 2 dosis. Saat di IGD maupun ruang rawat inap anak, pasien diberikan terapi cairan diberikan IVFD KaEn 1 B + KCl 10 mEq yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan cairan dan elektrolit pasien. Selain itu, diberikan injeksi Sibital (Fenobarbital) 75 mg. Pemberian ini sesuai dengan Algoritma Tatalaksana Kejang dan Status Epileptikus menurut IDAI 2016 yang telah dijelaskan sebelumnya. Pasien diberikan Luminal (Fenobarbital) 2 x 40 mg dan dipilih sebagai antikonvulsan . Fenobarbital merupakan profilaksis jangka panjang untuk kejang. Pemilihan obat sebagai profilaksis jangka panjang adalah Fenobarbital 3-4 mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis atau Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hari. Berdasarkan berat badan pasien 10,5 kg didapatkan dosis lazim Fenobarbital pasien adalah 31,5 – 52,5mg per hari dalam 2 dosis. Berdasarkan perhitungan dosis lazim, dosis ini sesuai dengan literatur. Efek samping Fenobarbital adalah iritabel, hiperaktif, pemarah, dan agresif ditemukan pada 30-50% kasus. Efek samping Fenobarbital dapat dikurangi dengan menurunkan dosis.
12
Pasien diberikan antipiretik untuk menurunkan suhu tubuhnya mulai dari pasien masuk IGD hingga pasien sudah tidak demam lagisehingga mengurangi resiko terjadinya kejang berulang. Pemberian antipiretik ini merupakan derajat rekomendasi A dimana rekomendasi atas dasar bukti berorientasi pasien yang konsisten dan berkualitas. Pemilihan agen antipiretik yang dapat digunakan adalah Parasetamol 10 – 15 mg/kgBB/kali yang diberikan setiap 4-6 jam atau ibuprofen 5 – 10 mg/kgBB/kali 3-4 kali sehari. Terapi antipiretik yang diterima pasien saat di IGD adalah Dumin suppos 125 mg dan di ruang rawat inap adalah Parasetamol syrup dengan kekuatan 120 mg/ 5 ml dengan dosis 4 x 1 cth. Setelah orangtua pasien tidak mengeluhkan demam, maka pemberian Parasetamol diberikan saat perlu ( bila demam). Jika dihitung dosis Parasetamol untuk pasien berdasarkan berat badan (10,5 kg), maka didapatkan dosis lazim Parasetamol pasien untuk satu kali pakai adalah 105 – 157,5mg, sehingga dosis yang diterima pasien cukup sesuai dengan literatur.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Rekomendasi Penatalaksanaan Status Epileptikus. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
14