BAB I TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Bayi Bayi Berat Berat Badan Badan Lahir Lahir Rendah Rendah (BBLR) (BBLR) adalah adalah bayi bayi yang yang dilahi dilahirka rkan n dengan dengan berat lahir kurang kurang dari 2500 gram tanpa memandang memandang masa masa gestasi.
1
Sumber Sumber lain mendefinisikan mendefinisikan sebagai sebagai bayi dengan berat badan badan lahir dibawah dibawah persentil 10 dari perkiraan berat menurut masa gestasi. 2,3
II. Epidemiologi
Angka prevalensi dari BBLR adalah sekitar 10 % dari semua kehamilan. Jumlah ini bervariasi pada tiap populasi. Sejumlah 3-5 % dari kejadian BBLR terjadi pada keadaan ibu yang sehat, dan lebih dari 25 % kejadian terjadi pada keaddan ibu dengan kehamilan resiko tinggi.4
III. Etiologi
Etiolo Etiologi gi BBLR BBLR ada yang yang berasal berasal dari dari faktor faktor ibu, ibu, janin janin dan plasent plasenta. a. Berikut akan dikelompokkan etiologi BBLR berdasarkan 3 faktor di atas. 1 Faktor Ibu : •
Toxemia
•
Hipertensi dan/atau penyakit ginjal
•
Hipoksemia (misalnya: menderita penyakit jantung atau paru)
•
Malnutrisi (mikro dan makro)
•
Menderita penyakit kronis
•
Anemia sel sabit
•
Konsumsi obat-obatan,alkohol, rokok.
•
dsb.
Faktor Janin :
•
Infeksi pada
janin
(cytomegalic
inclusion disease, rubella
kongenital, sifilis) •
Radiasi
•
Kehamilan ganda
•
Hipoplasi pankreas
•
Defisiensi insulin
•
Defisiensi insulin-like growth factor type 1.
•
dsb.
Faktor plasenta : •
Penurunan berat plasenta dan/atau selularitas plasenta
•
Penurunan luas permukaan plasenta
•
Villous plaentitis (disebabkan bakteri, virus, parasit)
•
Infark plasenta
•
Tumor ( mola hidatidosa, chorioangioma)
•
Plasenta terpisah
•
dsb.
IV. Patofisiologi
Dari berbagai etiologi di atas, secara garis besar terjadinya BBLR adalah sebagai berikut2 : •
Plasenta Berat lahir memiliki hubungan yang berarti dengan berat plasenta dan luas permukaan villus plasenta. Aliran darah uterus, juga transfer oksigan juga transfer oksifen dan nutrisi plasenta dapat berubah pada berbagai penyakit vaskular yang diderita ibu. Disfungsi
plasenta
yang
terjadi
sering
berakibat
gangguan
pertumbuhan janin. Dua puluh lima sampai tiga puluh persen kasus gangguan pertumbuhan janin dianggap sebagai hasil penurunan aliran darah uteroplasenta pada kehamilan dengan komplikasi penyakit vaskular ibu. Keadaan klinis yang meliputi aliran darah
2
plasenta yang buruk meliputi kehamilan ganda, penyalah-gunaan obat, penyakit vaskular (hipertensi dalam kehamilan atau kronik), penyakit ginjal, penyakit infeksi (TORCH), insersi
plasenta
umbilikus yang abnormal, dan tumor vaskular. •
Malnutrisi Ada dua variabel bebas yang diketahui mempengaruhi pertumbuhan janin, yaitu berat ibu sebelum hamil dan pertambahan berat ibu selama hamil. Ibu dengan berat badan kurang seringkali melahirkan bayi yang berukuran lebih kecil daripada yang dilahirkan ibu dengan berat normal atau berlebihan. Selama embriogenesis status nutrisi ibu memiliki efek kecil terhadap pertumbuhan janin. Hal ini karena kebanyakan wanita memiliki cukup simpanan nutrisi untuk embrio yang tumbuh lambat. Meskipun demikian, pada fase pertunbuhan trimester ketiga saat hipertrofi seluler janin dimulai, kebutuhan nutrisi janin dapat melebihi persediaan ibu jika masukan nutrisi ibu rendah. Data upaya menekan kelahiran BBLR dengan pemberian tambahan makanan kepada populasi berisiko tinggi (riwayat nutrisi buruk) menunjukkan bahwa kalori tambahan lebih berpengaruh terhadap peningkatan berat janin dibanding pernmbahan protein.
•
Infeksi Infeksi virus tertentu berhubungan dengan gangguan pertumbuhan janin. Wanita-wanita dengan status sosioekonomi rendah diketahui melahirkan bayi dengan gangguan pertumbuhan maupun bayi kecil di samping memiliki insidensi infeksi perinatal yang lebih tinggi. Bayi-bayi
yang
menderita
infeksi
rubella
kongenital
dan
sitomegalovirus (CMV) umumnya terjadi gangguan pertumbuhan janin, tidak tergantung pada umur kehamilan saat mereka dilahirkan. •
Faktor genetik Diperkirakan 40% dari seluruh variasi berat lahir berkaitan dengan kontribusi genetik ibu dan janin. Wanita normal tertentu memiliki kecendrungan untuk berulang kali melahirkan bayi dengan berat lahir rendah atau keil untuk masa kahamilan (tingkat pengulangan
3
25%-50%), dan kebanyakan anita tersebut dilahirkan dalam keadaan yang sama. Hubungan antara berat lahir ibu dan janin berlaku pada semua ras.
V. Diagnosis
Diagnosis BBLR biasanya ditegakkan dari : A.
ANAMNESIS
Dari anamnesa dapat digali mengenai riwayat gestasi, faktor etiologi dan riwayat pemeriksaan antenatal dari ibu yang bayinya BBLR •
Kapan HPHT
•
Mencari faktor etiologi BBLR
B.PEMERIKSAAN FISIK •
BBL < 2500.
•
PB kurang atau sama 45 cm.
•
Lingkar kepala < 33 cm.
•
Lingkar dada < 30 cm.
•
Kepala lebih besar dari badan.
•
Kulit tipis transparan , lanugo banyak , lemak subkutan kurang.
•
Pembuluh darah kulit banyak terlihat dan peristaltik usus terlihat.
•
Rambut biasanya tipis .
•
Tulang rawan belum sempurna.
•
Jaringan mammae belum sempurna demikian pula puting susu.
•
Genetelia immatur .
•
Bayi kecil , posisinya masih posisi fetal , yaitu posisi dekubitus lateral , pergerakan nya kurang dan masih lemah.
•
Bayi masih banyak tidur daripada bangun, tangis lemah, pernafasan belum teratur, dan sering terdapat serangan apneu.
•
Otot masuh hipotonik, sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua tungkai abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam keaadaan fleksi dan kepala menghadap kesatu jurusan.
4
•
Refleks Moro dapat positif, refleks minghisap dan menelan belum sempurna, demikiaan juga refleks batuk.
•
Pitting edem, sering ditemukan pada pendarahan antepartum, toxemia gravidarum dan DM.
•
Nafas tidak teratur, jika >60 x/menit waspada terhadap Hialin Membran Disease.
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Biasanya pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan khusus dilakukan pada bayi dengan BBLR ini ditujukan untuk melihat ada tidaknya komplikasi atau gangguan yang menyertainya. 2
VII. Komplikasi 2
Masalah yang sering dijumpai pada BBLR kurang bulan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Ketidakstabilan suhu 2. Kesulitan pernapasan 3. Kelainan gastrointestinal dan nutrisi 4. Imaturitas hati 5. Imaturitas ginjal 6. Imaturitas imunologis 7. Kelainan neurologis 8. Kelainan kardiovaskuler 9. Kelainan hematologis 10. Metabolisme
VIII. Penatalaksanaan
5
Penatalaksanaan pada BBLR adalah sebagai berikut : 1. Rawat dalam inkubator untuk mencegah hipotermia 2. Early feeding jika memungkinkan 3. Mengatasi komplikasi 4. Memberikan terapi pada yang diduga infeksi
5
5. Memantau adanya kelainan fisik atau kelainan fungsi intelektual
IX. Prognosis 5
Angka kematian pada BBLR berkisar antara 0,2 % - 1 %. Pada kebanyakan kasus, bayi dengan berat lahir rendah dengan cepat mengejar ketertinggalan pertumbuhannya dalam tiga bulan pertama, dan mencapai kurva pertumbuhan normal pada usia satu tahun.
X. Pencegahan
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mencegah bayi lahir dengan berat badan rendah, diantaranya memperbaiki asupan nutrisi pada ibu hamil dan dengan kontrol antenatal secara teratur.
6
BAB II ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN :
Nama Anak
: By AJ
Jenis Kelamin : Perempuan Suku Bangsa : Minang Alamat
: Malalak
ANAMNESA :
Seorang Neonatus baru lahir, tanggal 20 Januari 2013 jam 21.45 WIB dengan :
KELUHAN UTAMA:
Neonatus baru lahir BBLR 1930 gram, PB 43 cm.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Neonatus baru lahir BBLR 1930 gram, PB 43 cm. Lahir Spontan, ditolong dokter Demam tidak ada Kejang tidak ada Sesak nafas tidak ada Biru tidak ada Bayi langsung menangis Injeksi Vitamin K sudah diberikan Keadaan ibu baik. Jejas persalinan tidak ada. Kelainan kongenital tidak ada.
7
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI :
Ibu Umur Pendidikan Pekerjaan Perkawinan ke Penghasilan
20
22
Ibu Rumah Tangga I -
Wiraswasta I ± Rp 1.000.000
PEMERIKSAAN ANTE NATAL :
Dengan bidan, pemeriksaan teratur. HPHT : lupa.
PENYAKIT SELAMA HAMIL :
Tidak ada.
KOMPLIKASI KEHAMILAN :
Tidak ada
KEBIASAAN WAKTU HAMIL :
Makanan : Kwalitas : cukup, (2 porsi/hari) . Kwantitas : cukup Obat- obatan : Tidak ada. Merokok
: Tidak ada.
PEMERIKSAAN TERAKHIR WAKTU HAMIL :
Tekanan Darah : 120/70 mmHg. Suhu
Ayah
: 37° C.
8
RIWAYAT PERSALINAN:
Persalinan : Spontan Ketuban : Jernih. Komplikasi persalinan : Tidak ada.
KEADAAN BAYI WAKTU LAHIR :
Lahir tanggal 20 Januari 2013, jam 21.45 WIB. Jenis Kelamin
: Perempuan
Kelahiran
: Tunggal
Kondisi saat lahir
: Hidup.
Nilai APGAR
: 7/8
Riwayat Resusitasi
: -
Pembersihan jalan nafas.
Penilaian Usia Kehamilan : - Kriteria fisik luar (Ballard) : 22 - Kriteria Neurologis (Dubowitz)
: 20
Total : 42 - Taksiran Masa Kehamilan : 36 minggu. Klasifikasi bayi baru lahir berdasarkan berat badan lahir dan taksiran masa kehamilan : Kecil untuk usia kehamilan (KMK).
PEMERIKSAAN FISIK :
Keadaan Umum : Menangis kuat, Gerakan kurang aktif. •
BB Lahir : 1930 gr, PB : 43 Cm.
Frekwensi Jantung : 140 x/menit. Frekwensi Nafas Suhu Kepala
: 41 x/menit.
: 36,2oC : Ubun-ubun besar : 1,5 x 1,5 cm. Ubun–ubun kecil : 1/2 x1/2 cm. Jejas persalinan : tidak ada.
Mata
: Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik.
Telinga
: Tidak ada kelainan.
9
Hidung
: Tidak ada kelainan.
Mulut
: Sianosis sirkum oral tidak ada.
Leher
: Tidak ada kelainan.
Thorak
: Bentuk Normochest. Paru
: Bronkovesikuler, ronchi tidak ada, wheezing
tidak ada. Jantung : Irama teratur, bising tidak ada. Abdomen
: Permukaan datar , kondisi lemas, Hepar : 1/4 – 1/4. Limpa : S0. Tali pusat : tidak ada kelainan.
Umbilikus
: Tidak ada kelainan.
Genitalia
: Labia Mayora menututpi Labia Minora
Extremitas
: Akral Hangat, Perfusi Baik.
Kulit
: Teraba Hangat, Sianosis (-), ikterik (-).
Anus
: Ada.
Tulang
: Tidak ada kelainan.
Refleks Neonatal Ukuran
: Moro lemah, Rooting lemah, Hisap lemah, Pegang lemah. : Lingkaran kepala
: 32 cm
Lingkaran dada
: 28 cm
Lingkaran Perut
: 26 cm
Simfisis kaki
: 22 cm
Panjang lengan
: 17 cm
Panjang kaki
: 20 cm
Kepala – simpisis
: 23 cm
RESUME :
Neonatus BBLR 1930 gram, PB 43 cm. Lahir Spontan. Keadaan Ibu Baik. TM : 36 minggu. KMK.
10
•
AS : 7/8.
•
Jejas persalinan : Tidak ada.
•
Kelainan kongenital : Tidak ada.
Riwayat Penyakit Sekarang : Hipotermi.
DIAGNOSIS KERJA :
BBLR 1930 gram dengan Hipotermi
TERAPI :
Pasang NGT Asi 8 x 5 cc/NGT Rawat Inkubator.
FOLLOW UP : 21/01/13 Jam 07.00 wib.
A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada, Toleransi minum baik, BAB ada, BAK ada. PF / KU Sedang
Nadi 136x/m
Nafas
Suhu
46 x/m
BB
36,8 ° C
GDR
1950 g
70 gr/dl
Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Cor dan Pulmo : d.b.n. Refleks isap (+), reflek pegang (+),reflek moro (+). Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-). Terapi : Infant Warmer, Asi 8x 5 cc/NGT (naikan bertahap)
22/01/13 jam 07.00 wib
A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada, BAB ada, BAK ada.
11
PF / KU
Nadi
Sedang
126x/m
Nafas
Suhu
48 x/m
36,3 ° C
BB
GDR
1960 g
51 gr/dl
Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik Cor dan Pulmo : d.b.n. Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-). Kesan : BBLR 1900 gram Hipotermi Terapi : Infant warmer, Asi OD Rencana : Rooming In dan KMC
23/01/13 jam 07.00 wib
A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada, menyusu kuat, BAB ada, BAK ada. PF / KU Sedang
Nadi 120x/m
Nafas
Suhu
46 x/m
36,7 ° C
BB 1920 g
Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik Cor dan Pulmo : d.b.n. Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-). Kesan : BBLR 1920 gram Terapi : ASI OD dan KMC
25/01/13 jam 07.00 wib
A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada, menyusu kuat, BAB ada, BAK ada. PF / KU Sedang
Nadi 130x/m
Nafas
Suhu
50 x/m
36,7 ° C
BB 1960 g
Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik Cor dan Pulmo : d.b.n. Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-).
12
Kesan : BBLR 1960 gram Terapi : ASI OD dan KMC
26/01/13 jam 07.00 wib
A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada, menyusu kuat, BAB ada, BAK ada. PF / KU Sedang
Nadi
Nafas
135x/m
Suhu
54 x/m
36,6 ° C
BB 1960 g
Kulit : Kuning Sampai leher Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik Cor dan Pulmo : d.b.n. Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-). Kesan : BBLR 1900 gram Ikterik Grade I Terapi : Asi OD, KMC
28/01/13 jam 07.00 wib
A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada, menyusu kuat, BAB ada, BAK ada. PF / KU Sedang
Nadi
Nafas
130x/m
Suhu
48 x/m
36,5 ° C
BB 2040 g
Kuning sampai paha Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik Cor dan Pulmo : d.b.n. Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-). Kesan : BBLR 1960 gram Ikterik Grade III Terapi : ASI OD, Fototerapi
13
29/01/13 jam 07.00 wib
A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada, menyusu kuat, BAB ada, BAK ada. PF / KU Sedang
Nadi
Nafas
128x/m
Suhu
40 x/m
BB
36,5 ° C
2060 g
Kuning sampai paha Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik Cor dan Pulmo : d.b.n. Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-). Kesan : BBLR 1960 gram Ikterik Grade III Terapi : ASI OD, Fototerapi
30/01/13 jam 07.00 wib
A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada, menyusu kuat, BAB ada, BAK ada. PF / KU Sedang
Nadi
Nafas
Suhu
134x/m
56 x/m
36,6 ° C
BB 2200 g
Kuning sampai paha Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik Cor dan Pulmo : d.b.n. Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-). Kesan : BBLR 1960 gram Ikterik Grade III Terapi : ASI OD, Fototerapi
14
31/01/13 jam 07.00 wib
A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada, menyusu kuat, BAB ada, BAK ada. PF / KU Sedang
Nadi
Nafas
Suhu
140x/m
56 x/m
36,4 ° C
BB 2200 g
Kuning sampai paha Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik Cor dan Pulmo : d.b.n. Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-). Kesan : BBLR 1960 gram Ikterik Grade III Terapi : ASI OD, Fototerapi
1/02/13 jam 07.00 wib
A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada, menyusu kuat, BAB ada, BAK ada. PF / KU Sedang
Nadi
Nafas
Suhu
148x/m
53 x/m
36,7 ° C
BB 2200 g
Kuning sampai paha Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik Cor dan Pulmo : d.b.n. Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-). Kesan : BBLR 1960 gram Ikterik Grade III Terapi : ASI OD, Fototerapi
15
BAB III DISKUSI
Telah dilaporkan suatu kasus seorang Bayi Laki-Laki yang dirawat di perinatologi IKA RSAM Bukittinggi, dengan diagnosa kerja Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ). Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesa didapatkan bahwa : bayi lahir spontan, dan langsung menangis. Ibu bayi dalam keadaan baik. Dari pemeriksaan fisik ditemukan :Berat badan lahir 1930 gr, panjang badan 43 Cm, keadaan umum yang lemah, gerakan bayi aktif, Ekstremitas Sianosis ( - ), Nilai APGAR 7/8, Reflek moro (+), Reflek hisap belum sempurna, dan reflek-reflek bayi yang lainnya juga belum sempurna yang menyokong kearah BBLR. Tindakan yang dilakukan (1) perawatan dalam inkubator, dengan tujuan mencegah hipotermi, (2) pemberian vitamin K untuk mencegah perdarahan,. Diharapkan dengan penatalaksanaan yang tepat, BB akan bertambah dan mengalami perkembangan.
16
DAFTAR PUSTAKA
1.
Stoll Barbara, Chapman. The High-Risk Infant , In : Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, editors. Nelsons Textbook of Pediatrics. 18th Edition. Philadelphia : Saunders, 2007 ; p 701-10.
2.
Dalmanik Sylvia M. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi. Dalam : Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI 2008 ; 11-30.
3.
Profil Kesehatan Propinsi D.I Yogyakarta Tahun 2005. Dinas Kesehatan Propinsi D.I Yogyakarta. 2005. Dari www.depkes.go.id
4.
Dogra VS. 2006. Intrauterine Growth Retardation from www.emedicine.com
5.
Vandenbosche RC, Kirchner JT. 1998. Intrauterine Growth Retardation from www.aafp.com
17