BROMIN Nomor atom (Z) : 35 Konfigurasi elektron : [Ar]3d¹ 4s²4p⁵ Massa atom : 80 Wujud zat : cair Warna : Merah kecoklatan Titik beku (0C) : -7 Titik didih (0C) : 59 Kerapatan (g/cm3) : 3,12 Kelarutan dalam air (g/ml) : 42 Energi pengionan pertama (kJ/mol) : 1140 Afinitas elektron (kJ/mol) (kJ/mol) : -325 Keelektronegatifan (skala Pauling) : 2,8 Potensial reduksi standar (volt) X2 + 2e- 2X- : 1,06 Jari-jari atom (pm) : 115 Jari-jari kovalen (Å) : 1,14 Jari-jari ion (X-) (Å) : 1,82 Energi ikatan X-X (kJ/mol) : 193 ⁰
1. sejarah bromin
Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826, tapi belum dapat dipisahkan secara kuantitatif hingga 1860. Brom (Yunani: βρωμος, brómos), adalah unsur kimia
pada tabel periodik yang memiliki simbol Br dan nomor atom 35. Unsur dari deret kimia halogen ini berbentuk cairan berwarna merah pada suhu kamar dan memiliki reaktivitas di antara klor dan yodium. Dalam bentuk cairan, zat ini bersifat korosif terhadap jaringan sel manusia dan uapnya menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan. Dalam bentuk gas, brom bersifat toksik. 2. Sifat-sifat bromin
Brom adalah satu-satunya unsur cair non logam. Sifatnya berat, mudah bergerak, cairan berwarna coklat kemerahan, mudah menguap pada suhu kamar menjadi uap merah dengan bau yang sangat tajam., menyerupai klor, dan memiliki efek iritasi pada mata dan tenggorokan. Brom mudah larut dalam air atau karbon disulfida, membentuk larutan berwarna merah, tidak sekuat klor tapi lebih kuat dari iod. Dapat bersenyawa dengan banyak unsur dan memiliki efek pemutih. Ketika brom tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus diperhatikan selama menanganinya.
Banyak brom yang dihasilkan Amerika Serikat digunakan dalam produksi etilen dibromida, komponen pembuatan bensin bersenyawa timbal yang antiketukan. Namun karena timbal dalam bensin merusak lingkungan, berarti hal ini akan mempenngaruhi produksi brom di masa yang akan datang. 3. Fungsi bromin
Brom digunakan untuk desinfektan, zat tahan api, senyawa pemurni air, pewarna, obat, pembersih sanitasi, bromida anorganik untuk fotografi (Perak bromida (AgBr)) dan lain-lain. Bromida organik juga sama pentingnya. Kegunaannya yang lain di antaranya : Natrium bromida (NaBr) sebagai obat penenang saraf, Metil bromida (CH3Br) zat pemadam kebakaran, dan Etilen dibromida (C2H4Br2) ditambahkan pada bensin untuk mengubah Pb menjadi PbBr2 . 4. Adisi elektrofilik bromin pada propena
Seperti halnya semua alkena yang lain, propena bereaksi pada suhu biasa dengan bromin cair murni, atau dengan larutan bromin dalam sebuah pelarut organik seperti tetraklorometana. Ikatan rangkap terputus, dan sebuah atom brmin menjadi terikat ke masing-masing atom karbon. Bromin kehilangan warna aslinya (merah-coklat) menjadi cairan tidak berwarna. Untuk reaksi dengan propena, terbentuk 1,2-dibromopropana. Halogen-halogen lain, kecuali fluor, berperilaku serupa. (Fluor bereaksi eksplosif dengan semua hidrokarbon – termasuk alkena – menghasilkan karbon dan hidrogen fluorida). 5. Mekanisme reaksi antara propena dan bromin
Bromin sebagai sebuah elektrofil
Bromin adalah sebuah molekul yang sangat “terpolarisasikan” dan ikatan pi
dalam propena yang mendekat akan menginduksi sebuah dipol dalam molekul bromin tersebut. Jika anda menggambarkan mekanisme ini dalam ujian, tuliskan kata-kata “dipol terinduksi” di samping molekul bromin. Persamaan sederhana dari mekanisme ini adalah sebagai berikut: Persamaan mekanisme yang lebih akurat Pada tahap pertama reaksi, salah satu dari dua atom bromin menjadi terikat pada kedua atom karbon, dengan muatan positif ditemukan pada atom bromin. Ion bromonium terbentuk. Ion bromonium selanjutnya diserang dari belakang oleh sebuah ion bromida yang terbentuk pada sebuah reaksi dekat.
Bahaya Mungkin fatal jika dihirup, b inhalasi menelan sangat beracun, atau kontak kulit. Unsur bromin adalah iritan kuat dan, dalam bentuk terkonsentrasi, akan menghasilkan lecet menyakitkan pada kulit yang terbuka dan selaput lendir khususnya. Bahkan konsentrasi rendah uap bromin (dari 10 ppm) dapat mempengaruhi pernapasan, dan menghirup jumlah signifikan bromin serius dapat merusak sistem pernapasan.