BIOREMEDIASI (INOVASI BIOTEKNOLGI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH) I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Seiring
dengan
perkembangan
zaman dan lonjakan penduduk yang pesat, permasalahan limbah tidak terelakkan lagi. Hal
ini
disebabkan
oleh
banyaknya
aktivitas-aktivitas yang dilakukkan baik oleh perseorangan ataupun suatu kelompok demi pemenuhan kebutuhan barang dan jasa.
Kendati demikian, sebagai manusia yang dianugerahi akal dan pikiran yang sehat, maka sudah sepantasnya kita tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan alam ini agar termasuk hamba Alloh yang senantiasa bersyukur. Salah satu tindakan yang mengarah pada hal tersebut adalah dengan pengolahan limbah dengan baik, yang tentuuya menjadi ramah lingkungan. 1.2. Tujuan a. Untuk mengetahui peran bioteknologi dalam penanggulangan Limbah b. Untuk mengetahui manfaat salah satu inovasi bioteknologi dalam pengolahan limbah (bioremediasi)
Kendati demikian, sebagai manusia yang dianugerahi akal dan pikiran yang sehat, maka sudah sepantasnya kita tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan alam ini agar termasuk hamba Alloh yang senantiasa bersyukur. Salah satu tindakan yang mengarah pada hal tersebut adalah dengan pengolahan limbah dengan baik, yang tentuuya menjadi ramah lingkungan. 1.2. Tujuan a. Untuk mengetahui peran bioteknologi dalam penanggulangan Limbah b. Untuk mengetahui manfaat salah satu inovasi bioteknologi dalam pengolahan limbah (bioremediasi)
c. Untuk
mengetahui
teknik-teknik
pengolahan limbah dengan bioremediasi 1.3. Rumusan Masalah a. Bagaimanakah peran bioteknologi dalam penanggulangan limbah? b. Bagaimanakah
manfaat
bioteknologi
dalam penanggulangan limbah? c. Bagaimanakah teknik-teknik pengolahan limbah dengan bioremediasi?
1.4. II
PEMBAHASAN
BIOREMEDIASI (INOVASI BIOTEKNOLGI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH)
A.
PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang memanfaatkan makhluk hidup (bakteri, fungsi, virus,
dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi tidak hanya didasari pada hanya didasari pada biologi
semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain. Seperti biokimia, computer, biologi
molekuler, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika dan lain sebagainya. Dengan kata lain
bioteknologi merupakan ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses
produksi barang dan jasa.
B.
PENGERTIAN BIOREMEDIASI Bioremediasi berasal dari kata bio dan
remediasi
atau
"remediate"
yang
artinya menyelesaikan masalah. Secara umum bioremediasi dimaksudkan sebagai penggunaan mikroba untuk menyelesaikan masalah-masalah lingkungan atau untuk menghilangkan
senyawa
yang
tidak
diinginkan dari tanah, lumpur, air tanah atau air permukaan sehingga lingkungan tersebut kembali bersih dan alamiah. Bioremeiasi penggunaan mengurangi
merupakan
mikroorganisme polutan
untuk
lingkungan.
Saat
bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi mikroorganisme memodifikasi polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut kasus,
biotransformasi. biotransformasi
Pasa berujung
banyak pada
biodegradai
dimana
polutan
terdegradasi
strukturnya
beracun
menjadi
tidak
kompleks dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun. Mikroba yang hidup di tanah dan di air tanah dapat “memakan” ba han kimia berbahaya
tertentu, misalnya berbagai jenis minyak. Mikroba mengubah bahan kimia ini menjadi air dan gas
yang tidak berbahaya misalnya CO2. Bakteri yang secara spesifik menggunakan karbon dari
hidrokarbon minyak bumi sebagai sumber makanannya disebut sebagai bakteri petrofilik. Bakteri
inilah yang memegang peranan penting dalam bioremediasi lingkungan yang tercemar limbah
minyak bumi.
Aplikasi bioremediasi di Indonesia mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 128 Tahun 2003 (KepMen LH no. 128/2003) mengatur tentang tatacara dan
persyaratan teknis pengolahan limbah dan tanah terkontaminasi oleh minyak bumi secara biologis.
C.
MANFAAT BIOREMEDIASI
Bioremediasi telah memberikan manfaat yang luar biasa pada :
1. Bidang Lingkungan, yakni, pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan bahkan mengubah limbah tersebut menjadi ramah lingkungan. Contoh bioremediasi dalam lingkungan
yakni
telah
mengurangi
pencemaran
membantu dari
pabrik,
misalnya saat 1979, supertanker Exxon Valdez di Alaska, lebih dari 11juta gallon oli
mentah
pemakan
oli
mengalir,
tetapi
membantu
bakteri
mengurangi
pencemaran laut yang lebih jauh lagi.
2. Bidang Industri, yakni bioremediasi telah memberikan
suatu
membangkitkan
inovasi
baru
semangat
yang
industri
sehingga terbentuklah suatu perusahaan yang
khusus
bergerak
dibidang
bioremediasi, contohnya adalah Regenesis Bioremediation Products, Inc., di San Clemente, Calif.
3. Bidang Ekonomi, karena bioremediasi menggunakan bahan bahan alami yang hasilnya ramah lingkungan, sedangkan mesin-mesin
yang
digunakan
dalam
pengolahan limbah memerlukan modal dan biaya
yang
jauh
lebih,
sehingga
bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang lebih baik. 4. Bidang
Pendidikan,
penggunaan
microorganisme dalam bioremediasi, dapat membantu
penelitian
mikroorganisme
yang
terhadap masih
belum
diketahui secara jelas.Pengetahuan ini akan memberikan sumbangan yang besar bagi dunia pendidikan sains. 5. Bidang
Teknologi,
bioremediasi
memberikan tantangan baru bagi teknologi untuk terus memberikan inovasi yang lebih baik bagi lingkungan.
6. Bidang Sosial, bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang mudah dijangkau dan mudah dilakukan baik bagi rumah tangga dan industri. Dengan begini, limbah rumah tangga dapat dikelola jauh lebih baik. 7. Bidang Kesehatan, dengan pengelolaan limbah
yang
diminimalisir
baik,
pencemaran
sehingga
kualitas
dapat hidup
manusia jauh meningkat. 8. Bidang Politik, isu lingkungan dapat lebih ditekan
sehingga
para
petinggi
dapat
memfokuskan masalah ke lingkup lain, Bahkan
bioremediasi
memperbaiki
dapat
membantu
masalah
yang
berkesinambungan didalamnya.
D.
PROSES
PENGURAIAN
LIMBAH
DENGAN CARA BIOREMEDIASI 1. Komponen dalam Bioremediasi Mikroorganisme Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien
dalam
mengurangi
Mikroorganisme
polutan.
rekombinan
yang
diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri"pemakan minyak". Bakteri
ini
dapat
mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan
bakteri-bakteri
jenis
lain
yang alami atau bukan yang diciptakan di
laboratorium
yang
telah
diujicobakan.
Akan tetapi, penemuan tersebut belum berhasil
dikomersialkan
karena
strain
rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi
komponen-komponen
molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan.
Tanah Proses biodegradasi memerlukan tipe
tanah
yang
dapat
mendukung
kelancaran aliran nutrient, enzim-enzim mikrobial
dan
air.
Terhentinya
aliran
tersebut akan mengakibatkan terbentuknya kondisi
anaerob
sehingga
proses
biodegradasi aerobik menjadi tidak efektif. Karakteristik tanah yang cocok untuk bioremediasi in situ adalah mengandung butiran pasir ataupun kerikil kasar sehingga disp.ersi
oksigen
dan
nutrient
dapat
berlangsung
dengan baik. Kelembaban
tanah
penting
juga
untuk
menjamin
kelancaran sirkulasi nutrien dan substrat di dalam tanah.
Temperatur Temperatur yang optimal untuk
degradasi
hidrokaron
adalah
o
30-40 C..
Suhu sangat berpengaruh terhadap lokasi tempat dilaksanakannya bioremediasi.
Oksigen Langkah awal katabolisme senyawa hidrokaron oleh bakteri maupun kapang adalah oksidasi substrat dengan katalis enzim
oksidase,
tersedianya keberhasilan
oksigen
dengan
demikian
merupakan
degradasi
syarat
hidrokarbon
minyak. Ketersediaan oksigen di tanah tergantung pada (a) kecepatan konsumsi oleh mikroorganisme tanah, (b) tipe tanah
dan (c) kehadiran substrat lain yang juga bereaksi
dengan
oksigen.
Terbatasnya
oksigen, merupakan salah satu faktor pembatas dalam biodegradasi hidrokarbon minyak.
Nutrien Mikroorganisme
memerlukan
nutrisi sebagai sumber karbon, energi dan keseimbangan
metabolism
sel.
Dalam
penanganan limbah minyak bumi biasanya dilakukan penambahan nutrisi antara lain sumber nitrogen dan fosfor sehingga proses degradasi
oleh
mikroorganisme
berlangsung
lebih
cepat
dan
pertumbuhannya meningkat.
Interaksi antar Polusi Fenomena
lain
mendapatkan
yang perhatian
juga
perlu dalam
mengoptimalkan aktivitas mikroorganisme untuk bioremediasi adalah interaksi antara beberapa
galur
lingkungannya. adalah
mikroorganisme Salah
kometabolisme.
satu
di
bentuknya
Kometabolisme
merupakan proses ransformasi senyawa secara tidak langsung sehingga tidak ada energi yang dihasilkan.
2. Teknik Bioremediasi Tenik Biopile Teknik ini digunakan untuk mengatasi cemaran
minyak,
yaitu
dengan
memanfaatkan mikroba untuk menguraikan bahan-bahan pencemar (sebagai contoh yang diangkat disini hidrokarbon minyak) yang terkandung dalam tanah, lumpur, pasir dan sebagainya menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak berbahaya. Biopile juga dikenal seebagai biocells, bioheaps, biomounds dan compost pile. Teknologi ini dilakukan dengan menumpuk
tanah-tanah
yang
terkontaminasi
dan
menstimulasi aktivitas mikroba dengan memperhatikan aerasinya, menambahkan nutrisi-nutrisi, menjaga kelembaban dan perlakuan lainnya untuk meningkatkan aktivitas mikrobba dalam mendegradasi senyawa-senyaawa pencemar hidrokarbon minyak.
Keunggulan Teknik Biopile
Waktu
proses
biodegradasi
(untuk
mencapai target 1%sesuai peraturan yang berlaku) lebih cepat disbanding beberapa teknik lain. Teknik biopile ini memerlukan waktu sekitar 1,-2 bulan (tergantung jenis
miyak), lebih cepat dibandingkan beberapa teknik lain yang memerlukan waaktu ratarata sampai 6 bulan.
Lahan yang diperlukan lebih sedikit, karena tanah tercemar, setelah dicampur dengan
bahan-bahan l ain yang diperlukan, dapat ditumpuk setinggi 1,5-3 meter. Hal ini dimungkinkan karena dilengkapi system aerasi
aktif.
Sementara
ketinggian
maksimal tumpukan tanah pada teknik yang lain tanpa aerasi aktif hanya 30 cm.
Proses bioremediasi dengan teknik biopile dapat lebih terkontrol dibandingkan teknik lain.
Pre-Treatment
untuk
Biodegradabilitas
Meningkatkan Senyawa-Senyawa
Pencemar Biodegradabilitas bahan pencemar berbeda-beda, untuk it diperlukan pretreatment diperlukan untuk bahan-bahan pencemar yang tidak mudah terdegradasi secara biologis (ditandai oehh nilai BOD tinggi dan COD rendah). Teknik Landfarming Teknik
ini
berbeda
dengan
teknik
koordinatnya, seperti teknik biopile dan composting.
Berbeda
dengan
teknik
biopile, teknik ini memerlukan system aerasi
dengan
blower
dan
pemipaan.
Kebutuhan akan oksigen dipenuhi melalui udara yang mesuk melalui pipa pori-pori tanah secara berkala. Pengadukan dan pembalikan berkala ini dilakukan oleh para petani untuk menggemburkan tanh. Oleh karena iru, teknik yang meniru cara-cara perlakuan tanah oleh para petani ini disebut dengan teknik landfarming.. Keunggulan Teknik Landfarming Beberapa keunggulan yang ditawarkan:
Tidak memerlukan system aerasi secara khusus
Praktis tidak memerlukan energi untuk aerasi
Kemudahan dalam penambahan nutrisi, mengatur keleembaban dan penambahan mikroba
secara
bertahap
(bersamaan
dengan pembalikan) Teknik Komposting Teknik komposting salah satunya adalah keranjang Takakura. Proses pengomposan ala
takakura
pengomposan
merupakan aerob
dimana
proses udara
dibutuhkan sebagai asupan penting dalam proses pertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah menjadi kompos. Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
keranjang plastik berventilasi (tempat pakaian kotor). Ukuran besar atau sedang, lengkap dengan
tutupnya.
kardus bekas seukuran keranjang plastik.
cetok.
gabah/ kulit beras dimasukkan ke dalam kantung dari kain vitrase (2 buah).
kompos jadi, dibeli di tempat penjualan bibit yang nantinya dicampur/ diaduk dengan sampah yang
sudah dicacah (daun, sayuran, sisa buah).
kain tipis/ kain kasa warna hitam sebesar tutup keranjang.
Cara Pembuatan:
siapkan keranjang plastik berventilasi ukuran (min 30 x 40 x 50 cm).
lapisi bagian dalam dengan karton bekas kardus.
letakkan bantal berventilasi berisi gabah di bagian dasar keranjang (bantal 1).
isi dengan kompos jadi + / – setinggi 25 cm.
letakkan bantal 2 berisi gabah di atas kompos jadi.
tutup dengan kain kasa hitam bersama dengan tutup keranjang.
Berikut gambar desain keranjang Takakura:
Cara pengomposan:
Sampah-sampah rumah tangga sisa makanan atau sisa dapur ditiriskan agar bebas dari air/ cairan dan
bila ada bekas sayuran yang masih panjang-panjang dirajang terlebih dahulu.
Setelah dikumpulkan sampah rumah tangga tadi dimasukkan ke dalam keranjang takakura yang telah
disiapkan dicampurkan dalam kompos jadi, dalam keranjang diaduk menggunakan cetok sampai
rata. Kemudian letakkan kembali bantal gabah ii di atasnya dan tutup kembali keranjang.
Sampah-samaph rumah tangga sisa makanan dapur/ sampah organic dibuang setiap hari ke dalam
keranjang takakura.
Setelah penuh dan cukup umur, kompos yang sudah matang dari takakura dikeluarkan untuk
kemudian dijemur sampai kering kemudian diayak menjadi kompos jadi. Untuk calon kompos yang
belum matang dikembalikan ke keranjang takakura. Digunakan untuk keperluan pemupukan
tanaman di halaman rumah sendiri.
III
PENUTUP
1.1 Simpulan Bioteknologi merupakan ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa. Bioremediasi berasal dari kata bio dan
remediasi
atau
"remediate"
yang
artinya menyelesaikan masalah. Secara umum bioremediasi dimaksudkan sebagai penggunaan mikroba untuk menyelesaikan masalah-masalah lingkungan atau untuk menghilangkan
senyawa
yang
tidak
diinginkan dari tanah, lumpur, air tanah
atau air permukaan sehingga lingkungan tersebut kembali bersih dan alamiah. Bioremediasi telah memberikan manfaat yang luar biasa pada : a. Bidang Lingkungan, yakni, pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan bahkan mengubah limbah tersebut menjadi ramah lingkungan. b. Bidang Industri c. Bidang Ekonomi d. Bidang Pendidikan e. Bidang Teknologi f. Bidang Sosial g. Bidang Kesehatan h. Bidang Politik
Penguraian limbah dengan bioremediasi memperhatikasn beberapa aspek, yaitu:
Mikroorganisme
Tanah
Temperatur
Oksigen
Nutrien
Interaksi antar Polusi Beberapa teknik yang digunakan dalam Bioremediasi:
Teknik Biopile
Teknik Landfarming
Teknik Komposing
3.2. Saran
Sebagai manusia yang dianugerahi akal oleh Alloh swt, kita harus selalu berusaha menyeimbangkan keadaan di alam ini. Salah
satunya
dengan
menangani
permasalahan limbah yang belakangan ini menjadi polemik yang kian hari kian serius apabila dibiarkan beitu saja dan tidak serius dalam penanganannya. Seiring dengan kemajuan tekhnologi, kita tidak boleh menyia-nyiakan hal yang dapat mempermudah usaha kita sehingga menghasilkan produk yang semakin baik. Dengan adanya bioteknologi, kita harus memanfaatkannya untuk mengolah limbahlimbah yang ada menjadi ramah bahkan bermanfaat bagi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
http://bioteknologiindonesia.blogspot.com/2009/02/pengertian-bioteknologi.html [akses
11
Agustus 2012]
http://id.wikipedia.org/wiki/Bioremediasi [akses 11 Agustus 2012]
http://watchann.wordpress.com/2009/09/26/peran-bioteknologi-dalam-bioremediasi-
limbah-
plastik-dan-styrofoam/ [akses 12 Agustus 2012]
http://bioremediasi.blogspot.com/ [akses 12 Agustus 2012]
www.google.co.id/webhp?source=search_app#hl=id&sclient=psyab&q=tahapan+bioremediasi&oq=tahapan+bioremediasi&gs_l=hp.3...89227.96210.1.97926.12.12. 0.0.0.8.2482.11291.5-
3j1j4j1j1.10.0...0.0...1c.b49vw0M9wzM&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&fp=508041ca2faf9 22c&biw=1366&bih=653 [akses 12 Agustus 2012]
http://www.balaitl.com/pmain.php?id_hal=39 [akses 12 Agustus 2012]
http://keranjangtakakura.blogspot.com / [akses 12 Agustus 2012] Teknologi Pengolahan Air Limbah Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap: 1. Pengolahan Awal (Pretreatment) Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik
yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil separation. 2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment) Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration. 3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment) Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang
umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter. 4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment) Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta thickening gravity or flotation. 5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment) Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.
Pemilihan Teknologi Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan karakteristik kontaminan dalam air limbah dengan menggunakan indikator parameter yang sudah ditampilkan di tabel di atas. Setelah kontaminan dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail mengenai aspek ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan peoperasian. Pada akhirnya, teknologi yang dipilih haruslah teknologi yang tepat guna sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah. Setelah pertimbangan-pertimbangan detail, perlu juga dilakukan studi kelayakan atau bahkan percobaan skala laboratorium yang bertujuan untuk: 1. Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang sesuai dengan karakteristik limbah yang akan
diolah. 2. Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk menentukan efisiensi pengolahan yang diharapkan. 3. Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk penerapan skala sebenarnya. Sedimentation Sedimentation. Sebuah primary sedimentation tank di sebuah unit pengolahan limbah domestik. Sedimentation tank merupakan salah satu unit pengolahan limbah yang sangat umum digunakan. Bottomline, perlu kita semua sadari bahwa limbah tetaplah limbah. Solusi terbaik dari pengolahan limbah pada dasarnya ialah menghilangkan limbah itu sendiri. Produksi bersih (cleaner production) yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan terbentuknya limbah
langsung pada sumbernya di seluruh bagianbagian proses dapat dicapai dengan penerapan kebijaksanaan pencegahan, penguasaan teknologi bersih, serta perubahan mendasar pada sikap dan perilaku manajemen. Treatment versus Prevention? Mana yang menurut temanteman lebih baik?? Saya yakin kita semua tahu jawabannya. Reduce, recyle, and reuse. Referensi: Pengelolaan Limbah Industri – Prof. Tjandra Setiadi, Wikipedia materi referensi: http://majarimagazine.com/2008/01/teknol…
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Biotekhnologi adalah terapan biologi yang melibatkan disilin ilmu mikrobilogi, biokimia, genetika, dan biologi monokuler.definisi bioteknologi secara klasik atau konvensional adalah teknologi yang memanfaatkan agen
hayati atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan jika ditinjau secara modern, bioteknolofi adalah pemanfaatan agen hayati atau bagian-bagian yang sudah direkayasa secara in vitro untuk mrenghasilkan barang dan jasa pada skala industri. Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya misalnya bakteri dan kapang. Selain itu bioteknolog juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang dibiakkan sebagai bahan dasar sebagai proses industri. Penerapan bioteknologi pada umumnya mencakup produksi sel atau biomassa dan perubahan atau ransformasi kimia yang diinginkan. Transformasi kimia itu lebih lanjut dapat dibagi menjadi dua sub bagian, yakni: 1. Pembentukan suatu produk akhir yang siinginkan, contohnya enzim anti biotik, asam orgainik dan steroid. 2. Penguraian bahan sisa
produksi, contohnya buangan air limbah, destruksi buangan industri, atau tumpahan minyak. Dewasa ini, penerapan bioteknologi sangat penting diberbagai bidang, misalnya di bidang pengolahan bahan pangan, farmasi, kedokteran, pengolahan limbah dan pertambangan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pemanfaatan Biotekhnologi dalam kehidupan sehari-hari? 2. Apakah dampak negatif Bioteknologi? BAB II PEMBAHASAN Bioteknologi dapat diartikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi dengan menggunakan makhluk hidup sebagai alat bantu untuk menghasilkan produk atau jasa guna kepentingan manusia. Bioteknologi bukanlah suatu disiplin ilmu melainkan penerapan ilmu (suatu teknik dalam biologi). Dalam bioteknologi, makhluk hidup digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa dengan alasan karena makhluk hidup: 1. Senantiasa berkembangbiak dan dapat dibiakkan (terbaharukan) 2. Mudah diperoleh
3. Sifatnya dapat diubah-ubah sesuai kebutuha 4. Dapat menghasilkan berbagai macam produk yang dibutuhkan Bioteknologi Konvensional Pemanfaatan makhluk hidup untuk menghasilkan produk atau jasa sudah banyak dilakukan sejak dulu. Di Indonesia, orang telah lama mengenal proses pembuatan tape, tuak dan tempe dengan menggunakan mikroorganisme 1. Pemanfaatan Biotekhnologi dalam kehidupan sehari-hari: Ø Pada bidang pangan Bioteknologi memainkan peranan penting dalam bidang pangan yaitu dengan memproduksi makanan dengan bantuan mikroba (tempe,roti,keju,yoghurt,kecap,dll) Berikut tabel penerapan bioteknologi pada bidang pangan: NO PRODUK BAHAN MENTAH MICRO ORGANISME 1. 2. Produk dari Susu Keju Susu Fermentasi (Yoghurt) Susu Susu kental Streptococcus sp. Lactobacillus sp. 3. 4. Produk dari Limbah Protein Sel Tunggal (PST) Mikoprotein Molase dan garam amonium Sampah Organik Saccharomyces cerevisae
Fusarium graminearum 5. 6. 7. 8. 9. 10. Produk dari nabati Tempe Kecap Tape Anggur Nata de Coco Roti Kedelai Kedelai Beras ketan atau singkong Buah anggur Air kelapa Tepung beras Rhizopus sp. Aspergillus sp. Rhizopus, Aspergillus Saccharomyces sp. Acetobacter xylinum Saccharomyces cereviceae Ø Bidang Kesehatan Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya dalam pembuatan antibodi monoklonal, pembuatan vaksin, terapi gen dan pembuatan antibiotik. Proses penambahan DNA asing pada bakteri merupaka prospek untuk memproduksi hormon atau obat-obatan di dunia kedokteran. Contohnya pada produksi hormon insulin, hormon pertumbuhan dan zat antivirus yang disebut interferon. Orang yang menderita diabetes melitus membutuhkan suplai insulin dari luar tubuh. Dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, insulin dapat dipanen dari bakteri. Beberapa penyakit menurun atau kelainan genetik dapat disembuhkan dengan cara
menyisipkan gen yang kurang pada penderita, cara ini dikenal dengan istilah terapi gen. Berikut penerapan bioteknologi pada bidang kesehatan: Jenis mikroorganisme Produk asam amino Vitamin Corynebacterium glutamicum Treonin dan lisin - Brevibacterium sp. Glutamat Micrococcus glutamicus lisin - Pseudomonas sp. - Vitamin B12 Propinionicbacterium - Vitamin B12 Ashbya gossypii - Riboflamin Streptomyces oliveus - Kobalamin Ø Bidang Lingkungan Pencemaran lingkungan merupakan salah satu isu global yang marak dibicarakan saat ini. Tingginya tingkat pencemaran akan berdampak serius terhadap kelangsungan hidup umat manusia. Di bidang lingkungan, bioteknologi diantaranya berperan dalam: 1. Menghasilkan energi berupa bahan bakar yang ramah lingkungan, misalnya etanol dan biogas (gas metana) 2. Pengolahan berbagai macam limbah, misalnya limbah industri, limbah plastik dan pencemaran air yang disebabkan oleh minyak melalui bioremediasi Ø Bidang
Pertanian Adanya perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik modifikasi genetik dengan bioteknologi melalui rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul, produksi tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida. Perkembangan Biologi Molekuler memberikan sumbangan yang besar terhadap kemajuan ilmu pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalu pemuliaan tanaman konvemsional telah memberikan kontribusi yng sangat besar dalam penyediaan pangan dunia. Dalam bidang pertanian telah dapat dibentuk tanaman dengan memanfaatkan mikroorganisme dalam fiksasi nitogen yang dapat membuat pupuknya sendiri sehingga dapat menguntungkan pada petani. Demikian pula terciptanya tanaman yang tahan terhadap tanah gersang. Mikroba yang di rekayasa secara genetik dapat meningkatkan hasil panen pertanian, demikian juga dalam cara lain, seperti meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen dari
bacteri Rhizobium. Keturunan bacteri yang telah disempurnakan atau diperbaiki dapat meningkatkan hasil panen kacang kedelai sampai 50%. Rekayasa genetik lain sedang mencoba mengembangkan turunan dari bacteri Azotobacter yang melekat pada akar tumbuh bukan tumbuhan kacang-kacangan (seperti jagung) dan mengembangbiakan, membebaskan tumbuhan jagung dari ketergantungan pada kebutuhan pupuk amonia (pupuk buatan). Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya tanaman pertanian. Untuk mengatasinya, selama ini digunakan pestisida. Namun ternyata pestisida banyak menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain matinya organigme nontarget, keracunan bagi hewan dan manusia, serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari terobosan untuk mengatasi masalah, tersebut dengan cara yang lebih aman. Kita mengetahui bahwa mikroorganisme yang terdapat di alam sangat banyak, dan setiap jenis mikroorganisme
tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis mikroorganisme, ada suatu kelompok yang bersifat patogenik (dapat menyebabkan penyakit) pada hama tertentu, namun tidak menimbulkan penyakit bagi makhluk hidup lain. Contoh mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus thuringiensis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis mampu menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi serangga, terutama seranggga dari ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif menjadi menjadi toksik, terutama setelah masuk ke dalam saluran pencemaan serangga. Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakkan, dan dapat dimafaatkan sebagai biopestisida pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang timbul dari pemakaian pestisida kimia. Dengan berkembangnya bioteknologi, sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi untuk membasmi hama. Pada saat ini sudah
dikembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa genetika. Gen yang mengkode pembentukan protein toksin yang dimiliki oleh B. thuringiensis dapat diperbanyak dan disisipkan ke dalam sel beberapa tanaman budidaya. Dengan cara ini, diharapkan tanaman tersebut mampu menghasilkan protein yang bersifat toksis terhadap serangga sehingga pestisida tidak diperlukan lagi. Ø Bidang Peternakan Penerapan bioteknologi pada peternakan contohnya adalah hewan transgenik dan hormon bovin somatotropin. 1. Hewan Transgenik Hewan yang diberi perlakuan rekayasa genetika disebut hewan transgenik. Pada hewan-hewan tersebut disisipkan gen-gen tertentu yang dibutuhakan manusia. Sebagi contohnya adalah domba transgenik. DNA domba tersebut telah disisipi dengan gen manusia yang disubut dengan faktor VII ( merupakan protein pembeku darah). Dengan adanya penyisipan tersebut domba
mneghasilkan susu yang mengandung faktor VIII yang dapat dimurnikan untuk menolong penderita hemofilia. Rekayasa genitika pada hewan juga dapat membantu melestarikan spsies langka. Sebagai contoh sel telur zebra yang sudah dibuahi lalu ditanam pada kuda spesies lain. Spesies lain yang dipinjam rahimnya disebut surrogate. Anak zebra akan lahir dari kuda surrogate. Hal yang sama sudah diterapkan pada keledai yang hampir punah di Australia. Teknik pelestarian dengan rekayasa genetika sangat berguna karena: a. Induk dari spesies biasa dapat melahirkan spesies langka. b. Telur hewan langka yang sudah dibuahidapat dibekukan. Lalu disimpan bertahun-tahun, bahkan setelah induknya mati. Jika sudah ditemukan surrogate yang sesuai, telur tadi ditransplatasikan. 2. Hormon Bovine Somatotrophin (Hotmon BST) Dengan rekayasa genetika juga dapat diproduksi hormon pertumbuhan hewan, yaitu hormon BST (Bovine Somatotrophin) Caranya adalah sebagai berikut:
a. Plasmid bakteri E. coli di[otong dengan enzim endonuklease. b. Gen somatotrophin diisolasi dari sel sapi. c. Gen somatotrophin disisipkan ke plasmid bakteri. d. Plasmid dimasukkan lagi ke plasmid bakteri. e. Bakteri yang menghasilkan bovine somatotrophin ditumbuhkan dalam tangki fermentasi. f. Bovine somatotrophin diambil dari bakteri dan dimurnikan. (Reven et.al. 2005) Ø Bidang Hukum Dengan teknologi DNA, menawarkan aplikasi bagi kepentingan forensik. Pada kriminalitas dengan kekerasan, darah atau jaringan lain dalam jumlah kecil dapat tertinggal di tempat kejadian perkara. Jika ada perkosaan, air mani dalam jumlah kecil dapat ditemukan dalam tubuh korban. Melalui pengujian sidik jari DNA (DNA finngerprint), dapat diidentifikasi pelaku dengan derajat kepastian yang tinggi karena urutan DNA setiap orang itu unik (kecuali untuk kembar identik). Sampel darah atau jaringan lain yang dibutuhkan dalam tes DNA sangat sedikit (kira-kira 1000 sel). DNA
fingerprint merupakan satu langkah lebih maju dalam proses pengungkapan kejahatan di Indonesia. Keakuaratan hasil yang hampir mencapai 100% menjadikan metode DNA fingerprint selangkah lebih maju dibandingkan dengan proses biometri yang telah lama digunakan kepolisian untuk identifikasi. Ø Pengolahan Limbah Sampah atau limbah merupakan bahan pencemar lingkungan yang mengancam kehidupan. Oleh kerena itu harus ada upaya penanggulangan limbah. Penanggulangan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya ditimbun, dibakar dan didaur ulang. Diantara semua cara itu, cara yang terbaik adalah dengan cara didaur ulang. Slah satu contoh proses daur ulang sampah yang telah diuji pada beberapa sampah tumbuhan adalah proses pirolisis, yaitu proses dekomposisi sampah dengan suhu tinggi pada kondisi tanpa oksigen (anaerob). Denag cara ini sampah dapat diubah menjadi arang, gas (misalnya metana), dan bahan anorganik.
Bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar. Keunggulan dari bahan bakar hasil proses ini adalah kandungan sulfur yang rendah sehingga dapat mengurangi pencemaran udara. Bahan dari pembakaran makroorganik (dari hewan, tumbuhan, manusia), denagn bantuan mikroorganisme (misalnya bakteri dan jamur), dengan bantuan hewanhewan kecil disebut kompos. Dalam pembuatan kompossangat diperlukan mokroorganisme. Jenis mikroorganisme yang diperlukan dalam pembuatan kompos tergantung pada bahan organik yang digunakan serta proses yang berlangsung (misalnya proses itu secara aerob atau anaerob). Selama proses pengomposan, terjadi penguraian terhadap selulosa dan pembentukan asam organik, terutama asam humat. Asam humat penting dalam pembentukan humus. Hasil pengomposan terutama bermanfaat sebagai pupuk. Dengan perkembangan bioteknologi, kini pencemaran lingkungan dapat semakin dikutangi dengan
berbagai teknik pengolahan limbah, misalnya pengolahan minyak, air limbah dan plastik. 1. Pengolahan Air Limbah Dengan bioteknologi pengolahan limbah menjadi lebih terkontrol dan efektif. Pemrosesan air limbah oleh pabrik bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar, baik pencemar biologis maupun kimaiwi, yang mungkin membahayakan manusia atau lingkungan. Mekanismenya adalah: a. Menghilqnhkqn sisa-sisa akhir benda padat yang tersuspensi. b. Menghilangkan gangguan yang tidak dikehendaki. c. Manghilangkan rasa, warna, bau, dan mengurangi kandungan zat yang terlarut. Prinsip kerja dalam pengolahan limbah melibatkan berbagai fasilitas, dan prosesnya secara umum adalah sbagai berikut: a. Pengumpulan Limbah dari rumah, industri, dan dari aktifitas lainya disalurkan ke jaringan saluran bawah tanah, lalu dikumpulkan ke pusat pengolahan. b. Pemilahan Limbah yang msauk ke tempat pengolahan dilewatkan pada lempengan metal yang berfungsi memisahkan
potongan kayu, kertas dan bahan-bahan yang besar supaya tidak masuk mesin. c. Pengaliran Limbah Limbah dialirkan lewat lubang-lubang kecil. Krikil dan pasir pada larutan limbah disaring, dicuci, lalu dikumpulkan dan digunakan untuk mengisi lubang-lubang di tanah. d. Pengendapan Limbah dialirkan ke tangki-tangki yang lebih besar dimana bahan-bahan yang padat mengendap didasar tangki yang membentuk endapan kasar. Endapan tersebut kemudian dipindah ke tangki pencerna dengan tenaga listrik. e. Proses Aerob cairan yang diukeluarkan dari tangki penempatan primer dimasukkan ke alat pengolahan sekunder.di dalam alat tersebut, mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan protista memecah materi organik menjadi mineral, gas dan air. f. Kucuran Air Air dari tangki-tangki penempatan cukup bersih untuk dibuang ke sungai. Supaya air lebih bersih dan dapat digunakan untuk keperluan tertentu maka air disaring melalui alat yang terbuat dari pasir halus dan arang aktif, lalu
ditambah klorin untuk mencegah pertumbuhan organisme yang masih tersisa. g. Proses Anaerob h. Sumber Enerdi i. Pembuangan Sampah 2. Dampak negatif bioteknologi Ø Dampak terhadap kesehatan Produk-produk hasil rekayasa genetika memiliki resiko potensial sebagai berikut: a. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau imunogenik untuk manusia dan hewan. b. Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya DNA rekayasa genetik. c. Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh rekayasa genetik. d. Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal, membuat tidak menghilangkan infeksi. e. Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit. f. DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan
sebagai promoter sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker). g. Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan residu herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti pada tanaman. Ø Dampak terhadap lingkungan Saat ini, umat manusia mampu memasukkan gen ke dalam organisme lain dan membentuk "makhluk hidup baru" yang belum pernah ada. Pengklonan, transplantasi inti, dan rekombinasi DNA dapat memunculkan sifat baru yang belum pernah ada sebelumnya. Pelepasan organisme-organisme transgenik ke alam telah menimbulkan dampak berupa pencemaran biologis di lingkungan kita. Setelah 30 tahun Organisme Hasil Rekayasa Genetik (OHRG) atau Genetically Modified Organism (GMO), lebih dari cukup kerusakan yang ditimbulkannya terdokumentasikan dalam laporan International Specialty Products. Di antaranya: a. Tidak ada perluasan lahan,
sebaliknya lahan kedelai rekayasa genetik menurun sampai 20 persen dibandingkan dengan kedelai non-rekayasa genetik. Bahkan kapas Bt di India gagal sampai 100 persen. b. Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya penggunaan pestisida tanaman rekayasa genetik meningkat 50 juta pound dari 1996 sampai 2003 di Amerika Serikat. c. Tanaman rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana hasil evaluasi pertanian Kerajaan Inggris. d. Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan dua tanaman rekayasa genetik terbesar praktis tidak bermanfaat. e. Area hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di Amerika Latin, sekitar 15 hektar di Argentina sendiri, mungkin memperburuk kondisi karena adanya permintaan untuk biofuel. Meluasnya kasus bunuh diri di daerah India, meliputi 100.000 petani antara 1993-2003 dan selanjutnya 16.000 petani telah meninggal dalam waktu setahun. f. Pangan dan pakan rekayasa genetik berkaitan
dengan adanya kematian dan penyakit di lapangan dan di dalam tes laboratorium. g. Herbisida roundup mematikan katak, meracuni plasenta manusia dan sel embrio. Roundup digunakan lebih dari 80 persen semua tanaman rekayasa genetik yang ditanam di seluruh dunia. h. Kontaminasi transgen tidak dapat dihindarkan. Ilmuwan menemukan penyerbukan tanaman rekayasa genetik pada non-rekayasa genetik sejauh 21 kilometer. Ø Dampak terhadap etika moral Penyisipan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap telah melanggar hukum alam dan kurang dapat diterima oleh masyarakat. Pemindahan gen manusia ke dalam tubuh hewan dan sebaliknya sudah mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan. Permasalahan produk-produk transgenik tidak berlabel, membawa konskuensi bagi kalangan agama tertentu. Terlebih lagi teknologi kloning yang akan dilakukan pada manusia. Bioteknologi yang berkaitan dengan reproduksi
manusia sering membawa masalah baru, karena masyarakat belum menerimanya. berikut ini beberapa contoh mengenai masalah ini: a. seorang nenek melahirkan cucunya dari embrio cucu yang dibekukan dalam tabung pembeku karena ibunya tidak mampu hamil karena penyakit tertentu. Kemudian di masyarakat timbul sebuah pertanyaan "anak siapa bayi tersebut?" b. pasangan suami istri menunda kehamilan. sperma suami dititipkan di bank sperma. beberapa tahun setelah suami meninggal, sang janda ingin mengandung anak dari almarhum suaminya. Dia mengambil sperma yang dititipkan di bank sperma. bagaimanakah staus dari anak tersebut ?, bolehkah wanita tersebut mengandung anak dari suami yang telah meninggal ?. c. meminta sperma oranng lain di bank sperma untuk difertilisasi di dalam rahim wanita merupakan pelanggaran atau bukan ? Ø Dampak ekonomi Terdapat suatu kecenderungan bahwa bioteknologi tidak terlepas dari muatan ekonomi. Muatan ekonomi
tersebut terlihat dari adanya hak paten bagi produk-produk hasil rekayasa genetik, sehingga penguasaan bioteknologi hanya pada lembagalembaga tertentu saja. Hal ini memaksa petanipetani kecil untuk membeli bibit kepada perusahaan perusahaan yang memiliki hak paten. Produk Bioteknologi dapat merugikan peternak-peternak tradisional seperti pada kasus penggunaan hormon pertubuhan sapi hingga naik sebesar 20%. hormon tersebut hanya mampu dibeli oleh perusahaan peternakan yang bermodal besar. Hal tersebut menimbulkan suatu kesenjangan ekonomi. Menyikapi adanya dampak negatif bioteknologi, perlu adanya tindakan-tindakan untuk menanggulangi meluasnya dampak tersebut, antara lain sebagai berikut: Sejak Stanley Cohen melakukan rekombinasi DNA tahun 1972, telah dikeluarkan peraturan agar ada ijin atau rekomendasi sebelum para pakar melakukan rekombinasi. Ini dilakukan agar rekombinasi DNA yang dilakukan tidak digunakan untuk tujuan yang negatif. 1.
Pemerintah Amerika Serikat melarang cloning manusia apapun alasannya. Namun tidak semua negara mempunyai peraturan seperti Amerika Serikat. Seperti Singapura, tidak melarang cloning tersebut. 2. Undang-undang yang melarang pembuatan senjata biologis yang berlaku untuk semua negara di dunia. 3. Selain undang-undang dan peraturan, prosedur kerja di laboratorium telah membatasi kemungkinan terjadinya dampak negatif. Misalnya kondisi laboratorium harus suci hama (aseptik), limbah yang keluar dari laboratorium diolah terlebih dahulu. 4. Pengawasan dan pemberian sertifikasi bahwa produk-produk yang berlabel bioteknologi tidak menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia. 5. Penerapan bioteknologi harus tetap berdasarkan nilai-nilai moral dan etika karena semua makhluk hidup mempunyai kepentingan yang sama dalam menjaga "ekosistem manusia" 6. Penegakkan di bidang hukum dengan jalan menaati UU No.12 tahun 1992 tentang sistem budidaya pertanian, dan UU
No.4 tahhun 1994 tentang pengesahan konvensi PBB mengenai keanekaragaman hayati. Bagian penjelasan umum, sub bab Manfaat Konvensi butir 6 menyatakan bahwa "pengembangan dan penaanganan bioteknologi agar Indonesia tidak dijadikan ajang ujicoba pelepasan GMO oleh negara lain. 7. Pada tingkat nasional, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan surat keputusan bersama (SKB) Nomor 998.I/Kpts/OT.210/9/99;790.a/KptsXI/1999;1145A/MENKES/SKB/IX/1999;015A/Me neg PHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetika Tanaman. Surat Keputusan bersama tersebut melibatkan Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura. Dalam keputusan tersebut mengharuskan adanya pengujian tanaman pangan hasil rekayasa genetika sebelum dikomersialkan sesuai standar protokol WHO. Standar protokol WHO tersebut meliputi uji
toksisitas, alergenitas, dan kandungan nutrisi. 8. Pada tingkat internasional, pemerintah Amerika Serikat misalnya telah membentuk badan khusus yang bernama FDA (Food and Drugs Administration). FDA bertugas menangani keamanan pangan, termasuk produk rekayasa genetika. Badan ini telah membuat pedoman keamanan pangan yang bertujuan untuk memberikan kepastian bahwa produk baru termasuk hasil rekayasa genetika, harus aman untuk dikonsumsi sebelum dikomersialkan. Badan Internasional Food and Agriculture Organization (FAO) juga telah mengeluarkan beberapa petunjuk rekomendasi mengenai bioteknologi dan keamanan pangan. Beberapa rekomendasi yang dikeluarkan FAO adalah sebagai berikut : a. Pengaturan keamanan pangan yang komprehensif sehingga dapat melindungi kesehatan konsumen. Setiap negara harus dapat menempatkan peraturan tersebut seimbang dengan perkembangan teknologi. b. Pemindahan gen dari pangan yang
menyebabkan alerg hendaknya dihindari kecuali telah terbukti bahwa gen yang dipindahkan tidak menunjukkan alergi. c. Pemindahan gen dari bahan pangan yang mengandung alergen tidak boleh dikomersialkan. d. Senyawa alergen pangan dan sifat dari alergen yang menetapkan kekebalan tubuh dianjurkan untuk diidentifikasi. e. Negara berkembang harus dibantu dalam pendidikan dan pelatihan tentang keamanan pangan yang ditimbulkan oleh modifikasi genetika. v Pelaksanaan kloning harus mempertimbangkan beberapa prosedur, antara lain : a. Riset klinis harus disesuaikan dengan prinsip moral dan ilmu pengetahuan serta didasarkan atas eksperimen dengan fakta-fakta ilmiah yang sudah pasti. b. Riset klinis hendaknya diadakan secara sah oleh ahli yang berkompeten dan di bawah pengawasan tenaga medis yang ahli di bidangnya. c. Setiap proyek riset klinis hendaknya didahului oleh suatu observasi yang cermat terhadap bahaya yang mungkin terjadi dibandingkan dengan manfaat
yang diperoleh. d. Dokter seharusnya memberikan perhatian khusus dalam menjalankan riset klinis; yang mengubah kepribadian orang menjadi objek, akibat obatobatan, atau prosedur percobaan. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan makalah yang telah disusun, maka dapat diketahui bahwa Bioteknologi adalah penerapan ilmu (suatu teknik dalam biologi). Bioteknologi dapat diartikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi dengan menggunakan makhluk hidup sebagai alat bantu untuk menghasilkan produk atau jasa guna kepentingan manusia. Bioteknologi bukanlah suatu disiplin ilmu melainkan penerapan ilmu (suatu teknik dalam biologi). Dengan perkembangan bioteknologi, maka manusia dapat menafaatkan suatu bahan yang sederhana menjadi barang atau bahan yang lebih bermanfaat. Selain mempunyai kelebihan bioteknologi juga mempunyai kekurangan atau efek negatif. Efek ini