A. Biografi Sunan Muria.
Silsilah atau nasab, tahun lahir dan tahun wafat Sunan Muria sampai saat ini masih kontradiksi, oleh karena itu, pengurus yayasan pemangku makam Sunan Muria bekerja sama dengan IAIN Walisongo berusaha menelusuri hal tersebut. Tim penulis dari IAIN Walisongo berusaha melakukan penelusuran baik melalui studi pustaka maupun studi lapangan. Tim penulis menyadari bahwa penulisan silsilah silsilah atau nasab serta tahun lahir dan wafatnya Sunan Muria tidaklah mudah. Kesulitan yang dihadapi tim penulis adalah amat langkanya sumber-sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah berdasarkan kajian ilmu sejarah. Informasi tentang Sunan Muria yang berkembang di d i masyarakat mas yarakat dari generasi ke generasi lebih banyak ban yak bersumber pada cerita rakyat dan dongeng yang tidak bisa terlepas dari tradisi tahayul, mitos dan mistik. Kesulitan sumber penulisan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah tidak hanya pada Sunan Muria saja, melainkan juga secara umum kesulitan yang sama juga terjadi pada penulisan yang terkait dengan anggota walisongo yang lain. Hanya saja, tokoh Sunan Muria sebagai anggota walisongo termasuk tokoh yang paling sedikit sumber informasinya. Umar Hasyim sebagai penulis buku “Sunan “Sunan Muria Antara Fakta dan Legenda”, Legenda”, dimana bukunya dijadikan banyak orang sebagai referensi utama tentang Sunan Muria, juga mengungkapkan kesulitan mengkaji biografi Sunan Muria karena minimnya referensi yang dapat digunakan sebagai sumber informasi. Hal ini juga diakui sendiri oleh pengurus yayasan pemangku makam Sunan Muria. Kesadaran akan pentingnya mengkaji lebih dalam tentang biografi Sunan Muria inilah yang 1 melatarbelakangi penulisan buku ini . 2 Tim penulis dalam meneliti biografi Sunan Muria melakukan studi pustaka dan 3 studi lapangan . Hasil-hasil penelitian dan karya ilmiah yang mempunyai relevansi dengan penelitian, seperti katalog-katalog, buku-buku, naskah-naskah dan lain sebagainya dikaji melalui studi pustaka dan menjadi referensi dalam penelitian ini. Tim penulis melalui katalog-katalog berusaha mencari referensi yang terkait dengan biografi Sunan Muria. Naskah ...... Buku-buku yang secara khusus mengkaji tentang Sunan Muria tidak banyak, kebanyakan buku-buku membahas tentang Walisongo dengan sedikit bahasan tentang Sunan Muria.
Studi lapangan tim penulis lakukan dengan cara wawancara terhadap tokoh-tokoh yang terkait dengan Sunan Muria, seperti para pengurus yayasan pemangku makam Sunan Muria, tokoh ulama dan peneliti yang mempunyai minat khusus mengkaji walisongo, seperti wawancara dengan ulama penasehat pemangku makam Auliya’ se Jawa yakni Habib Lutfi bin Yahya dari pekalongan, peneliti dan penulis tentang walisongo yakni Agus Sunyoto, keluarga keturunan Sunan Muria dan lain sebagainya. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang biografi Sunan Muria. Hasil 1
Wawancara dengan ketua yayasan pemangku makam Sunan Muria Bapak ….. Studi kepustakaan yaitu, “Teknik “ Teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan” dipecahkan ” (Nazir, 1988:112). 3 Studi lapangan dapat dilakukan dengan cara : a). Wawancara, yakni proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan Interview Guide” Guide” ( Nazir, Nazir, 1994:234). b). Observasi, yakni pengambilan data dengan cara terjun langsung ke lapangan pada suatu kegiatan atau pekerjan yang dihadapi dengan melakukan pengamatan sehingga memperoleh kebenaran data” data ” ( Nazir, Nazir, 1983:13). 2
wawancara tim penulis ditemukan informasi bahwa mereka juga mengalami kebingungan terhadap kontroversi Siapa sebenarnya orang tua dari Sunan Muria. Sedangkan tentang kapan lahir dan wafatnya Sunan Muria mereka malah tidak mempunyai informasi yang akurat. Tim peneliti selain melakukan wawancara juga mengadakan observasi dengan cara terjun langsung kelapangan yaitu di makam Sunan Muria dan petilasan-petilasannya. Harapannya tim peneliti akan memperoleh petunjuk dan informasi tentang biografi Sunan Muria. Sayangnya, tim peneliti tidak dapat menemukan petunjuk yang akurat tentang silsilah atau nasab Sunan Muria serta kapan lahir dan wafatnya Sunan Muria. Di dalam komplek makam Sunan Muria memang terpasang papan pigura yang berisi tentang informasi silsilah Sunan Muria yang menunjukkan bahwa Sunan Muria garis silsilahnya samapai pada Nabi Muhammad SAW, sayangnya ketika tim penulis mengkonfirmasi silsilah tersebut pada pengurus yayasan makam Sunan Muria mereka juga meragukan kebenarannya. Dalam skema silsilah tersut juga tidak dijelaskan sumber yang dijadikan pedoman dalam pembuatan skema serta baru ditulis pada tahun…… Selain itu, tim penulis juga tidak menemukan keterangan tulisan nama, orang tua dan tahun wafat pada nisan makam Sunan Muria sebagaimana yang biasa terdapat pada nisan-nisan tokoh ulama yang lain. Padahal nisan Fatimah binti Maimun yang meninggal pada tahun… sudah terdapat tulisan nama yang wafat, orang tua dan tahun wafatnya. Berdasarkan pengamatan tim penulis terhadap batu nisan dan wawancara dengan juru kunci makam bapak…., ternyata jenis batu yang digunakan sebagai nisan bukan jenis batu pada nisan yang sejaman dengan Sunan Muria. Berdasarkan wawancara dengan juru kunci makam, berdasarkan cerita turun temurun batu nisan itu memang batu nisan yang menggantikan batu nisan yang lama, tidak jelas kenapa batu nisan tersebut digantikan. Pada sekitar lokasi komplek makam, berdasarkan pengamatan tim penulis pun juga tidak terdapat keterangan tahun dan silsilah Sunan Muria baik menggunakan tulisan arab, Jawa maupun simbol-simbol. Satu-satunya koleksi peninggalan yang menurut juru kunci makam selama ini diduga merupakan peninggalan Sunan Muria dan terdapat tulisan angka adalah sebuah bedug. Konon pemilik terakhir yakni…bermimpi bahwa bedug yang ia simpan merupakan bedug milik Sunan Muria sehingga dikembalikan pada pengurus makam Sunan Muria. Melihat tulisan angka yang terdapat pada bagian atas penyangga bedug, kemungkinan besar bedug tersebut bukan peninggalan Sunan muria. Tulisan pada bedug tersebut menggunakan huruf jawa yang menunjukkan angka….. Nel jelaskan ttg peninggalan2 yg lai spt gentong dll. a. Silsilah atau Nasab Sunan Muria Sebelum membahas tentang silsilah atau nasab Sunan Muria, terlebih dulu harus dikaji kontradiksi tentang siapa sebenarnya orang tua Sunan Muria. Ada tiga versi tentang penulisan siapa sebenarnya orang tua Sunan Muria, yakni: 1. Sunan Ngudung adalah orang tua Sunan Muria Informasi mengenai Sunan Ngudung merupakan ayah dari Sunan Muria dan Ibunya bernama Dewi Sarifah berdasarkan penelusuran tim penulis berasal dari buku Sunan Muria Antara Fakta dan Legenda yang ditulis oleh Umar Hasyim. Dalam bukunya tersebut Umar hasyim mengambil sumber dari buku pustoko darah Agung yang ditulis oleh R. Darmowasito. Dalam bukunya Umar hasyim menjelaskan bahwa buku Pustoko Darah Agung merupakan buku pedoman yang
digunakan oleh keturunan dan pengurus makam Sunan Kalijaga untuk mengetahui silsilah Sunan Kalijaga. Keturunan dan pengurus makam Sunan Kalijaga meyakini bahwa Sunan Kalijaga bukanlah ayah dari Sunan Muria dan Sunan Ngudunglah ayah dari Sunan Muria berdasarkan buku Pustoko Darah Agung. Adapun silisilah Sunan Muria dalam buku “Pustoko Darah Agung” disebutkan secara rinci silsilahnya sampai pada kakek nabi Muhammada SAW, yakni Syaikh Muthalib. Secara lebih rinci silsilah Sunan Muria adalah sebagai berikut: 1. Raden Umar Said (Sunan Muria) 2. Raden Mas Said (Sunan Kalijaga) 3. Tumenggung Wilatikta (Bupati Tuban) 4. Aria Teja (Bupati Ruab) 5. Aria Teja laku (Bupati Tuban) 6. Aria Teja I (Bupati Tuban) 7. Abdurrahman beliau pergi ke Jawa (Majapahit) bergelar Aria Teja dan kemudian menjadi Bupati Tuban. 8. Kourames 9. Syekh Abdullah 10. Syekh Abbas
11. Syekh Abdullah 12. Syekh Ahmad 13. Syekh Jamal 14. Syekh Hasanudin 15. Syekh Arifin 16. Syekh Ma’ruf 17. Syekh Abdullah 18. Syekh Mubarak 19. Syekh Khuramis 20. Syekh Abdullah 21. Syekh Mudzakir 22. Syekh Wais 23. Syekh Abdul as-Har 24. Syekh Abbas 25. Syekh Muthalib (Kakek Nabi Muhammad SAW). 2. Sunan Giri adalah orang tua Sunan Muria Dalam penelusuran penulis terhadap naskah-naskah klasik berbahasa Jawa, tim penulis menemukan naskah ….pada pembukaan naskah tersebut terdapat keterangan yang menyebutkan bahwa Sunan Giri merupakan ayah Sunan Muria. 3. Sunan Kalijaga adalah orang tua Sunan Muria Mayoritas buku-buku yang terdapat keterangan tentang Sunan Muria menyebutkan bahwa Sunan Muria adalah putra Raden Syahid (Sunan Kalijaga). SEBUTKAN BUKU_BUKU DAN NASKAH YG MEMBAHASNYA.
Menurut Umar Hasyim, Sunan muria adalah putra Raden Syahid (Sunan Kalijaga). Ibunya bernama Dewi Sarah. Istrinya bernama Dewi Sujinah, kakak kandung sunan Kudus. Putranya benama Pengeran Santri. Nama kecil Sunan Muria adalah Raden Umar Said atau Raden Said. Hal senada juga dikemukakan oleh Bisri Mustofa, bedanya, pada ibu dan istri Sunan Muria. Menurut Bisri Mustofa, Sunan Muria adalah putra Raden Syahid (Sunan Kalijaga) dengan Dewi Sujinah (putri Usman Haji) dan memiliki seorang putra yang bernama Pangeran Santri (Sunan Kadillangu) yang bertempat di 4 Kadilangu dan bergelar Pangeran Baihi. Dalam buku….Istrinya bernama Dewi Sujinah, sedangkan menurut Bisri Mustofa Dewi Sujinah justru merupakan ibu Sunan Muria. Berdasarkan penelusuran tim penulis, kemungkinan terbesar Dewi Sujinah bukan ibu Sunan Muria melainkan istri Sunan Muria. Hal ini didasarkan pada tulisan nisan makam yang terletak didepan pintu masuk makam Sunan Kudus, dalam tulisan tersebut menyebutkan bahwa Dewi Sujinah istri dari Sunan Muria. Dewi Sujinah merupakan adik Sunan Kudus sehingga makamnya berada didepan makam Sunan Kudus. Dengan demikian, berdasarkan tela’ah di atas, Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga, dimana pernikahan Sunan Kalijaga dengan dewi Sarah binti Maulana Ishaq memperoleh tiga anak, yaitu: Sunan Muria, Dewi Ruqayyah, dan Dewi Sofiah. Menurut Bisri Mustofa, putra Sunan Muria yang bernama Pangeran Santri bergelar Sunan Kadilangu dan makamnya bertempat di Kadilangu serta bergelar Pangeran Baihi, menunjukkan bahwa pangeran Santri atau Sunan Kadilangu merupakan cucu Sunan Kalijaga, ia bergelar Sunan kadilangu karena kakeknya bersal dari 5 kadilangu. Satu versi menyebutkan, Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga, dimana pernikahan Sunan Kalijaga dengan dewi Sarah binti Maulana Ishaq memperoleh tiga anak, yaitu: Sunan Muria, Dewi Ruqayyah, dan Dewi Sofiah. Jika Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga, ada beberapa versi tentang dari mana asal beliau. Apakah dari Jawa asli, Tionghoa, atau Arab.
A) Sunan Muria keturunan Arab. Sunan Muria keturunan Arab dapat diambil kesimpulan dari versi yang mengatakan bahwa Sunan Muria itu putra Sunan Kalijaga, maka otomatis silsilah Sunan Kalijaga itu adalah silsilah Sunan Muria juga. Dan dalam hal ini menurut Mr. C. L. N. Van Den Breg di dalam bukunya yang berjudul “De Hadramaut et Les Colonies Arabes Dans’l Archipel Indien” seperti yang dikutip oleh Umar Hasyim dalam bukunya “Sunan Muria Antara Fakta 4
Lihat; K.H. Bisri Mustofa, Tarikhul Auliya, Silsilah Walisongo, terj. Ali Musta’i Basyir dan Ah. Fathul Ulum Ar, (Yogyakarta: Gama Media, 2004), hlm. 22. 5 Lihat; K.H. Bisri Mustofa, Tarikhul Auliya, Silsilah Walisongo, terj. Ali Musta’i Basyir dan Ah. Fathul Ulum Ar, (Yogyakarta: Gama Media, 2004), hlm. 22.
dan Legenda” menyebutkan bahwa semua wali yang ada di pulau Jawa adalah keturunan Arab. Dengan demikian Sunan Muria juga keturunan Arab. Adapun menurut Mr. C. L. N. Van Den Breg silsilah Sunan Muria adalah sebagai berikut: 1. Abdul Muthalib (kakek Nabi Muhammad SAW) 2. Berputra Abbas 3. Berputra Abdul Wahid 4. Berputra Mudzakir 5. Berputra Abdullah 6. Berputra Kharmia 7. Berputra Mubarak 8. Berputra Abdullah 9. Berputra Madro’uf 10. Berputra Arifin 11. Berputra Hasanud Din 12. Berputra Jamal 13. Berputra Akhmad 14. Berputra Abdullah 15. Berputra Abbas 16. Berputra Khourames 17. Berputra Abdurrakhim (Ario Teja, Bupati Tuban) 18. Berputra Tejo Laku ( Bupati Majapahit) 19. Berputra Lembu Kusumo (Bupati Tuban) 20. Berputra Tumenggung Wilatikta (Bupati Tuban) 21. Berputra Raden Mas Said (Sunan Kalijaga) 22. Berputra Raden Umar Said (Sunan Muria). Adapun silisilah Sunan Muria dalam buku “Pustoko Darah Agung” agaknya sedikit berbeda dengan apa yang dituliskan dalam bukunya Mr. C. L. N. Van Den Breg. Jika dalam bukunya Mr. C. L. N. Van Den Breg, Abdul Muthallib sampai pada Sunan Muria mencapai angka keturunan ke-22, maka dalam buku “Pustoko Darah Agung” mencapai keturunan ke-25. Adapun dalam buku “Pustoko Darah Agung” , silsilah Sunan Muria adalah sebagai berikut: 1. Raden Umar Said (Sunan Muria) 2. Raden Mas Said (Sunan Kalijaga) 3. Tumenggung Wilatikta (Bupati Tuban) 4. Aria Teja (Bupati Ruab) 5. Aria Teja laku (Bupati Tuban) 6. Aria Teja I (Bupati Tuban) 7. Abdurrahman beliau pergi ke Jawa (Majapahit) bergelar Aria Teja dan kemudian menjadi Bupati Tuban. 8. Kourames
9. Syekh Abdullah 10. Syekh Abbas 11. Syekh Abdullah 12. Syekh Ahmad 13. Syekh Jamal 14. Syekh Hasanudin 15. Syekh Arifin 16. Syekh Ma’ruf 17. Syekh Abdullah 18. Syekh Mubarak 19. Syekh Khuramis 20. Syekh Abdullah 21. Syekh Mudzakir 22. Syekh Wais 23. Syekh Abdul as-Har 24. Syekh Abbas 25. Syekh Muthalib (Kakek Nabi Muhammad SAW). Dari kedua pendapat tersebut intinya adalah sama yakni menunjukkan bahwasannya Sunan Muria adalah keturunan Arab. B) Sunan Muria keturunan Jawa. Versi ini juga lewat jalur ayah Sunan Muria yang bernama Sunan Kalijaga. Dalam buku “Sunan Muria antara Fakta dan Legenda” dijelaskan bahwa menurut keterangan salah seorang pembantu majalah “Penyebar Semangat” Surabaya dari Yogyakarta yang bernama Tj. M. (Tjantrik Mataram), menjelaskan bahwa ia mendapat keterangan dari Darmosugito (wartawan Merdeka) yang juga trah Kalijagan (keturunan Sunan Kalijaga), mengatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah orang Jawa asli, atau keturunan orang jawa. Keterangan ini dimuat dalam majalah “Penyebar Semangat” tahun 1957. Silsilah tersebut ialah: 1. Adipati Ranggalawe, Tuban 2. Berputra Ario Tejo I (Bupati Tuban) 3. Berputra Ario Tejo II (Bupati Tuban) 4. Berputra Ario Tejo III (Bupati Tuban) 5. Berputra Raden Tumenggung Wilatikta (Bupati Tuban) 6. Berputra Raden Mas Said (Sunan Kalijaga) 7. Berputra Raden Umar Said (Sunan Muria). Menurut keterangan, Bupati Ario Tejo I dan Bupati Ario Tejo II masih memeluk agama Syiwa, tampak pada makamnya yang terdapat di Tuban memakai tanda Syiwa
pada nisannya. Adapun Bupati Ario Tejo III telah memeluk agama Islam, juga tampak terlihat pada makamnya. C) Sunan Muria Keturunan Cina (Tionghoa). Seperti yang dituliskan dalam bukunya Umar Hasyim yang berjudul “Sunan Muria antara Fakta dan Legenda” menjelaskana bahwasannya Dalam bukunya, Runtuhnya Kerajaan Hindhu-Jawa dan Timbulnya Negaranegara Islam di Nusantara (1968), Prof. Dr. Slamet Muljana menyebutkan ayah Sunan Muria atau Sunan Kalijaga, tidak lain adalah seorang kapitan Tionghoa bernama Gan Sie Cang. Sunan Muria disebut tidak pandai berbahasa Tionghoa karena berbaur dengan suku Jawa. Slamet mengacu pada naskah kuno yang ditemukan di Klenteng Sam Po Kong, Semarang, pada 1928. Pemerintahan Orde Baru ketika itu khawatir penemuan Slamet ini mengundang heboh. Akibatnya, karya Slamet itu masuk dalam daftar buku yang dilarang Kejaksaan Agung pada 1971. Namun pendapat ini masih diragukan kebenarannya karena tidak ada bukti yang kuat. Di dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwasannya dalam naskah yang ditemukan di Klenteng Sam Po Kong yang dibuat oleh cina itu dimungkinkan hasil pengolahan kata yang berbeda dari aslinya ke lidah orang cina. Karena pengaruh setip bahasa dan lidah suatu bangsa atas bahasa lain memungkinkan terjadinya penyesuaian ejaan, lebih-lebih penduduk cina yang disebut “totok” itu mengganti huruf “r” (Indonesia) menjadi “l”. Misalnya Kartabumi menjadi King Ta Bu Mi, Bonang menjadi Be Nang, Kalijaga menjadi Gan Sie Cang. Sehingga jika hanya mengandalkan naskah tersebut, hasilnya tidak bisa dijadikan bukti bahwa Sunan Muria adalah keturunan Tionghoa. Dari pemaparan di atas, penulis dapat mengidentifikasikan bahwasannya pendapat yang terkuat adalah Sunan Muria putra Sunan Kalijaga yang merupakan Keturunan Arab.