I. PEND ENDAHUL HULUAN UAN
1.1 Latar Belakang Udang
putih tih
(L.
vann vannam amei ei )
meru merupa paka kan n
spes spesie ies s
intr introd oduk uksi si
yang yang
dibudidayakan dibudidayakan di Indonesia. Udang putih yang dikenal masyarakat dengan nama vannamei ini berasal dari perairan Amerika Tengah. Negara-negara di Amerika Tengah dan Selatan seperti Ekuador, Venezuela, Panama, Brasil, dan Meksiko sudah sudah lama membudiday membudidayakan akan jenis jenis udang udang yang dikenal dikenal juga juga dengan dengan pasific white shrimp (Supono, 2008). Udang vannamei (L. vannamei) adala salah satu komoditas budidaya di tambak yang telah dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementrian Kelautan dan Perikanan yang diharapkan sebagai pengganti posisi udang windu sebagai primadona ekspor yang mulai merosot. Beberapa karakter spesifik yang dimiliki dimiliki udang vannamei adalah laju pertumbuhan pertumbuhan yang cepat dan memungkinkan ditebar dengan kepadatan tinggi (Adiwijaya, dkk, 2003). Udang Udang vanna vannamei mei merup merupaka akan n salah salah satu satu jenis jenis udang udang penaei penaeid d yang yang memili memiliki ki keleb kelebiha ihan n karen karena a tolera toleransi nsinya nya terha terhadap dap kadar kadar garam garam yang yang tingg tinggi. i. Vannamei hidup menempati permukaan dasar tambak dan kolom air, sehingga dapat dipelihara dengan tingkat kepadatan tinggi. Nafsu makan vanamei juga tinggi, tinggi, dapat dapat memanfaa memanfaatkan tkan pakan pakan berkadar berkadar protein protein rendah rendah pada pada penebar penebaran an rendah rendah atau atau pola pola semi-i semi-inte ntensi nsiff sehing sehingga ga biaya biaya pakan pakan dapat dapat dimin diminima imalis lisir ir Burhanuddin Burhanuddin (2009). Litopenaeus Litopenaeus vannamei memiliki memiliki karakteri karakteristik stik kultur kultur yang unggul. Berat udang ini dapat bertambah lebih dari 3 gram tiap minggu dalam kultur dengan densitas 100 udang/m 2. Berat udang dewasa dapat mencapai lebih dari 20 gram dan Udang betina betina tumbuh tumbuh lebih cepat dari pada udang udang jantan jantan (Wyban, et al. 1991).
2
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mempertahankan keberlanjutan daya dukung ekosistem tambak adalah pemanfaatan mikroorganisme sebagai agen
untuk tuk
memp mempe erbai rbaiki ki
kual ualitas tas
lingkung kunga an
budi udidaya. aya.
Sala alah
satu satu
mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri yang bersifat menguntungkan bagi kegiatan budidaya perairan adalah Bacillus subtilis karena merupakan salah satu jenis bakteri yang dapat membentuk bioflok (Anonim, 2009). Menurut Irianto (2003), menjelaskan bakteri B. subtilis, B. megaterium, dan B. polymyxa dapat digunakan sebagai probiotik untuk memperbaiki kualitas air pada kolam pemelih pemeliharaa araan n channel catfish. catfish. Pengguna Penggunaan an inokulan inokulan tersebut tersebut mampu mampu menyebab menyebabkan kan perubaha perubahan n spesifik spesifik pada variabel variabel kualitas air selama selama pemeliha pemeliharaan. raan. Pengguna Penggunaan an probioti probiotik k diharapka diharapkan n dapat dapat membantu membantu perbaika perbaikan n kualitas air tambak. Bioflok diharapkan mampu merangsang tumbuhnya bakteri probiotik dalam bentuk flok sehingga mampu memperbaiki kualitas air, flok yang terbentuk juga dapat mengurangi permasalahan pemenuhan kebutuhan protein serta mampu mengurangi ketergantungan udang terhadap pakan buatan. Bioflok adalah partikel yang teraduk oleh aerasi dan sirkulasi yang terdiri dari kumpulan organisme autotrof dan heterotrof serta bahan tidak hidup (bakteri fitoplan fitoplankton, kton, fungi, fungi, ciliate, ciliate, nematode nematode dan detritus detritus (Congue (Conguest st dan Tacon, 2006 2006 dalam Suprapto, 2007). Bioflo Bioflok k terbe terbentu ntuk k dari dari flok flok yang yang akan akan membe membentu ntuk k agreg agregat at bakter bakterii di perairan perairan.. Prinsip Prinsip dasar dasar dalam dalam teknologi teknologi bioflok bioflok adalah adalah menguba mengubah h senyawa senyawa organik dan anorganik yang mengandung senyawa karbon (C), hidrogen (H), Oksigen Oksigen (O), Nitrogen Nitrogen (N) dengan sedikit sedikit adanya adanya posfor (P) menjadi massa endapan berupa “bioflocs” dengan menggunakan bakteri pembentuk floks ( flocs forming bacteria ). ) . Bakteri Bakteri pembentu pembentuk k flok dipilih dipilih dari genera bakteri bakteri yang non patog patogen, en, memil memiliki iki kemam kemampua puan n mensin mensintes tesis is PHA PHA (poly (poly hidro hidroksi ksi alkano alkanoat) at),, memproduksi enzim ekstraselular, memproduksi bakteriosin (zat yang dihasilkan
3
bakteri bakteri probioti probiotik) k) untuk untuk menekan menekan populasi populasi bakteri bakteri patogen, patogen, mengelua mengeluarkan rkan metaboli metabolitt sekunde sekunderr yang menekan pertumbuh pertumbuhan an dan menetralk menetralkan an toksin toksin dari plankton merugikan dan mudah dibiakkan di lapangan (Shirota, 2008). Kelebih Kelebihan an dari teknologi teknologi bioflok bioflok menurut Suprapto Suprapto (2007), (2007), yaitu yaitu 1) pH relatif stabil dan cendrung rendah sehingga kandungan amoniak (NH 4+) relatif rendah, 2) tidak tergantung dari sinar matahari, namun aktivitasnya menurun apabila suhu rendah, 3) tidak perlu ganti air (sedikit ganti air) sehingga biosecuriti terjaga, 4) limbah tambak (kotoran, alga, sisa pakan, amonia), dapat di daur ulang ulang dan dijadikan dijadikan makanan makanan alami dengan dengan protein protein
tinggi, tinggi, dan lebih ramah ramah
lingkungan. Kekurangannya yaitu 1) tidak dapat diterapkan pada tambak yang bocor/rembes karena sedikit pergantian air bahkan tidak ada pergantian air, 2) memerlukan peralatan (blower) cukup banyak sehingga kebutuhan listrik lebih tinggi, 3) aerator harus hidup terus karena apabila aerasi kurang maka akan terjadi pengendapan bahan organik sehingga resiko munculnya H 2S tinggi. Maulani Maulani (2009), (2009), menjelas menjelaskan kan teknolog teknologii bioflok bioflok pada budidaya budidaya udang udang vannamei dapat mengurangi FCR (Food ( Food Conversiton Rasio) secara signifikan denga dengan n pengu penguran rangan gan pakan pakan sebesa sebesarr 25%. 25%. Avnim Avnimele elech ch (2000 (2000 dan dan 2005), 2005), menyataka menyatakan n BFT (Bio Flocs Technolo Technology) gy) merupakan merupakan salah satu solusi yang efisien efisien energi energi dan pengelu pengeluaran aran biaya biaya dalam dalam pakan. pakan. Masalah Masalah
yang
dihadapi dihadapi
dalam usaha budidaya adalah keterbatasan dalam manajemen pakan sehingga menyebabkan nilai FCR sangat tinggi, selain itu juga dipengaruhi oleh harga pakan yang meningkat. Penyakit juga menjadi salah satu kendala dalam usaha budid budidaya aya teruta terutama ma TSV (Taura (Taura Syndro Syndrome me Virus) Virus),, dan IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) udang vannamei.
yang dapat menimbul menimbulkan kan kematian kematian secara masal masal pada pada
4
Teknologi bioflok berbasis probiotik Bacillus subtilis merupakan salah satu alternatif yang dapat membantu dalam meningkatkan hasil produksi budidaya udang udang vannam vannamei ei,, maka maka diperl diperluka ukan n pemaha pemahaman man dan penge pengetah tahuan uan tentan tentang g bagaimana teknik bioflok pada usaha budidaya udang vanammei secara tepat pada Praktek Kerja Kerja Lapang. Lapang. Berhasil Berhasilnya nya aplikasi aplikasi teknologi teknologi bioflok pada usaha budidaya budidaya dapat dapat meningka meningkatkan tkan produksi produksi secara secara berkesin berkesinambu ambungan ngan,, berjala berjalan n secara berkelanjutan berkelanjutan (suistainable (suistainable aquaculture) aquaculture) dan dapat dapat memen memenuhi uhi pasar pasar dunia.
1.2 Rumusan Masalah Budidaya Budidaya udang udang vannamei vannamei yang sudah sudah dilakuka dilakukan n menghada menghadapi pi banyak banyak kendala terutama tingginya nilai FCR serta rendahnya kualitas air yang tidak mendukun mendukung g bersumber bersumber dari sisa pakan pakan yang tidak termanfaa termanfaatkan. tkan. Dengan Dengan menurunya kualitas air menyebabkan adanya penyakit seperti Taura Syndrome Virus (TSV) dan Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) yang mulai menyerang udang vannamei pada usaha budidaya di Indonesia. Teknologi bioflok berbasis probiotik Bacillus subtilis merupakan salah satu alternatif dalam pengembangan budid budidaya aya udang udang teruta terutama ma udang udang vanna vannamei mei,, namun namun banya banyak k tamba tambak k salah salah mempraktekan karena kurangnya pemahaman, sehingga teknologi bioflok harus dikaj dikajii lebih lebih menda mendalam lam.. P3rak P3raktek tek kerja kerja lapan lapang g yang yang dilaks dilaksana anakan kan di CV. CV. Adi Adi Sarana Permai, Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali. Berda Berdasar sarkan kan perny pernyata ataan an diatas diatas maka maka rumusa rumusan n masala masalah h yang yang dapat dapat dimabil adalah:
1. Bagaiman Bagaimanakah akah pendekata pendekatan n teknolog teknologii bioflok bioflok (BFT) berbasis berbasis probioti probiotik k Bacillus subtilis pada tambak udang vannamei di CV. Adi Sarana Permai?
1.3 Tujuan
5
Tujuan Tujuan umum dari Praktek Praktek Kerja Lapang Lapang ini adalah agar mahasisw mahasiswa a mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan kerja lapang secara langsung langsung serta bisa memband membanding ingkan kan dengan dengan pengetah pengetahuan uan yang diperole diperoleh h di bangku bangku kuliah, kuliah, melalui melalui Pendekata Pendekatan n Teknolog Teknologii Bioflok Bioflok (BFT) Berbasis Berbasis Probioti Probiotik k Bacillus subtilis dalam Peningkatan Produksi Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus Vanammei) Di CV. Adi Sarana Permai, Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali Tujuan khusus dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui pendekatan teknologi bioflok dengan pemberian probiotik Bacillus subtilis di tambak tambak udang CV. Adi Sarana Permai Permai
serta diharap diharapakan akan dapat dapat menguran mengurangi gi
FCR seminim mungkin yang dapat menjalankan budidaya yang berkelanjutan (suistainable (suistainable aquaculture) aquaculture) .
I.4 Kegunaan Prak Prakte tek k Kerj Kerja a Lapa Lapang ng diha dihara rapk pkan an dapa dapatt berm berman anfa faat at
menambah
pengetahuan pengetahuan tentang Teknologi Bioflok yang memanfaatkan bakteri probiotik Bacillus Bacillus subtilis subtilis yang yang dite ditera rapa paka kan n dala dalam m budi budida daya ya udan udang g vann vannam amei ei yang yang nantinya dapat menigkatkan hasil panen.
1.5 Tempat dan Waktu Prak Prakte tek k Kerj Kerja a Lapa Lapang ng dila dilaks ksan anak akan an di Tamb Tambak ak Budi Budida daya ya Udan Udang g Vann Vannam amei ei CV. CV. Adi Adi Sara Sarana na Perm Permai ai,, Desa Desa Pata Patas s Keca Kecama mata tan. n. Gero Gerokg kgak ak,, Kabupaten. Buleleng, Buleleng, Bali pada bulan Februari 2011.
2. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN PELAKSANAAN
6
2.1 Materi Penelitian Materi Materi dalam dalam praktek praktek kerja lapang yaitu pengukur pengukuran an bioflok bioflok berbasis berbasis probiotik B. subtilis pada tambak dan pengambi pengambilan lan kualitas air secara secara fisika fisika (suhu, kecerahan, dan salinitas), kimia (DO, pH dan amonia) sedangkan secara biolo biologi gi yaitu yaitu dengan dengan melak melakuka ukan n
penga pengamat matan an dibaw dibawah ah mikros mikroskop kop untuk untuk
mengetahui jenis bakteri yang ada di dalam flok.
2.2 Alat dan Bahan Alat Alat dan bahan yang digunak digunakan an dalam dalam Praktek Praktek Kerja Kerja Lapang Lapang ini dapat dilihat pada lampiran 3.
2.3 Metode Pengambilan Data Metode pengambilan data yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah dengan menggunakan metode deskripsi dimana bertujuan untuk membuat data secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta yang terjadi di lapangan. Marsuki (1986), menyatakan bahwa metode ini melukiskan keadaan objek atau persoalan dan tidak dimaksudkan untuk mengambil atau menarik menarik kesimpul kesimpulan an yang berlaku berlaku umum. umum. Surakhma Surakhmad d (1998), (1998), menyataka menyatakan n metode deskriptif adalah sebuah metode yang menggambarkan keadaan atau kejadian di suatu daerah tertentu. Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas pada pada pengum pengumpul pulan an dan dan penyus penyusun unan an data data saja, saja, tetapi tetapi melip meliputi uti analis analisa a dan dan pembahas pembahasan an tentang tentang data tersebut, tersebut, sehingga sehingga diharapk diharapkan an dapat dapat memberik memberikan an data secara umum ,sistematis aktual dan valid mengenai fakta dan sifat – sifat populasi daerah tersebut.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
7
Pengambilan data pada Praktek Kerja Lapang dilakukan dengan berbagai cara yakni observasi langsung, partisipasi aktif dan wawancara. Observasi atau peng pengam amat atan an digu diguna naka kan n dala dalam m rang rangka ka meng mengum umpu pulk lkan an data data dala dalam m suat suatu u penelitian. Observasi langsung dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara disengaja dan sistematis tentang keadaan atau kondisis dan gejala – gejala dalam kegiatan. Pendekatan Teknologi Bioflok (BFT) Berbasis Probiotik Bacillus subtilis dalam Peningkatan Produksi Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus (Litopenaeus vannamei) di CV. Adi Adi Saran Sarana a Permai Permai Desa Desa Patas Patas,, Kecama Kecamatan tan Gerokgak, Gerokgak, Buleleng Buleleng,, Bali. Bali. Observas Observasii ini berupa berupa persiapa persiapan n petak, petak, pembuatan pembuatan probiotik, pengukuran bioflok, pemberian pakan, pengamatan kualitas air, dan pengamatan flok. Parti Partisip sipasi asi aktif aktif dapat dapat dilaku dilakukan kan denga dengan n berba berbagai gai cara cara antar antara a lain lain mengikuti mengikuti,, membantu membantu dan melaksan melaksanakan akan semua semua kegiatan kegiatan dalam dalam Pendekata Pendekatan n Teknologi Bioflok (BFT) Berbasis Probiotik Bacillus Bacillus subtilis subtilis dalam Peningkatan Produksi Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus (Litopenaeus vannamei) di CV. Adi Sarana Permai Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali. Wawanca Wawancara ra dilakuka dilakukan n untuk untuk mendapat mendapatkan kan secara secara menyelu menyeluruh ruh melalui melalui percakapan dan tatap muka dengan orang yang berhubungan langsung pada kegiat kegiatan an Teknol Teknologi ogi Bioflo Bioflok k (BFT) (BFT) Berba Berbasis sis Probio Probiotik tik Bacil Bacillus lus subtil subtilis is dalam Peni Pening ngka kata tan n
Prod Produk uksi si
Usah Usaha a
Budi Budida daya ya
Udan Udang g
Vann Vannam amei ei
(Litopenaeus
vannamei) di CV. CV. Adi Adi Sara Sarana na Perm Permai ai Desa Desa Pata Patas, s, Keca Kecama mata tan n Gero Gerokg kgak ak,, Buleleng, Bali wawancara ini dilakukan untuk melengkapi data – data yang ada.
8
2.4.1 Data Primer Data primer diproleh dan dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian, praktek kerja lapang atau yang memerlukanya. Data primer dalam kegiatan PKL ini didapatkan langsung dengan ikut serta dalam kegiatan tersebut secara mandiri. Data primer merupakan data yang diproleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) dimana melakukan kegiatan secara secara langsung langsung dan dikumpul dikumpulkan kan untuk untuk menjawab menjawab pertanya pertanyaan. an. Data primer primer yang yang didap didapatk atkan an pada pada kegiat kegiatan an Prakte Praktek k Kerja Kerja Lapan Lapang g adala adalah h semua semua yang yang berhu berhubu bunga ngan n denga dengan n kegia kegiatan tan Tekno Teknolog logii Bioflo Bioflok k (BFT) (BFT) Berba Berbasis sis Probi Probioti otik k Bacillus subtilis dalam Peningkatan Produksi Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopena (Litopenaeus eus vannamei vannamei)) di CV. Adi Adi Saran Sarana a Permai Permai Desa Desa Patas Patas,, Kecama Kecamatan tan Gerokg Gerokgak, ak, Bulel Buleleng eng,, Bali Bali berup berupa a
persia persiapan pan petak, petak, pembu pembuata atan n probio probiotik tik,,
pengukuran bioflok pemberian pakan, pengamatan kualitas air, dan pengamatan flok.
2.4.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang yang melaku melakukan kan penel peneliti itian an dari dari sumbe sumber-s r-sumb umber er yang yang telah telah ada. ada. Data Data ini biasa biasany nya a diper diperol oleh eh dari dari perpu perpusta stakaa kaan n atau atau dari dari lapor laporan an-la -lapor poran an penel peneliti iti terdahulu. Ditambahkan pula oleh Surachmad (1985), menjelaskan bahwa data ini dapat diambil dari biro statistik, majalah, keterangan atau publikasi yang lain.
9
2.5 Metode Pengambilan dan Pengukuran Sampel Kualitas Air 2.5.1
Parameter fisika
a) Suhu Prosed Prosedur ur
penga pengambi mbila lan n
suhu suhu
pada pada
lokasi lokasi
penel peneliti itian an
berda berdasar sarkan kan
(Subarijanti, (Subarijanti, 1990), yaitu:
1. Menyiapkan thermometer, lalu masukan dalam perairan dengan membel membelaka akangi ngi matah matahari ari dan dan thermo thermomet meter er tidak tidak menye menyentu ntuh h tangan.
2. Menunggu selama ± 2 menit. 3. Membaca skala di perairan. 4. Mencatat hasilnya dalam oC. 2 2.4
2.5.1 Parameter kimia
a) Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) Oxygen).. Prosedur Prosedur pengambi pengambilan lan DO pada pada perairan perairan yakni yakni dengan dengan mengguna menggunakan kan DO meter dengan cara kerja berdasarkan (Suprapto, 2011), sebagai berikut: Sebelum menggunakan DO meter terlebih dahulu di kalibrasi dengan cara sebagai berikut: 1.Memasukan probe ke dalam kotak kalibrasi yang terdapat pada bagian belakang atas dimana alat dalam keadaan spons basah/lembab. 2. Menyal Menyalaka akan n tombo tomboll powe powerr dan dan biarka biarkan n ± 3 – 5 menit menit sampai sampai dalam dalam keadaan stabil. 3.Menekan tombol secara bersamaan lalu lepaskan lagi tombol bertanda panah ke atas dan ke bawah. 4. Menekan mode sampai terbaca % oksigen. oksigen.
10
5. Menaikan Menaikan atau menurunk menurunkan an nilai nilai altitude altitude dengan dengan menggun menggunakan akan tombol tombol tanda panah ke atas dan ke bawah sampai sesuai dengan nilai altitude dan tekan Enter.
6. DO meter siap digunakan, memasukan probe ke perairan. 7. Menyalakan Menyalakan DO meter, ditunggu sampai angka stabil dimana angka atas menunjukan menunjukan nilai DO (oksigen terlarut) dan mencatat hasilnya.
b) Derajat Keasaman (pH) Pros Prosed edur ur anal analis isis is dera deraja jatt keas keasam aman an (pH) (pH) pada pada pera perair iran an di loka lokasi si penelitian berdasarkan (Suprapto, 2011), adalah sebagai berikut. 1. Melakuka Melakukan n kalibrasi kalibrasi pH meter meter dengan dengan menggunak menggunakan an larutan larutan buffer buffer atau aquades.
2. Memasukkan pH meter ke dalam air sampel selama 2 menit 3. Menekan tombol “HOLD” pada pH meter untuk menghentikan angka yang muncul pada pH meter.
c) Amonia (NH3) Pros Prosed edur ur peng penguk ukur uran an kada kadarr amon amonia ia (NH (NH 3) pada pada pera perair iran an di loka lokasi si penelitian menurut (Suprapto, 2011), sebagai berikut: 1. Menyiap Menyiapkan kan alat alat dan bahan bahan yang yang digun digunakan akan.. 2. Meng Mengam ambi bill air air samp sampel el seba sebany nyak ak 12,5 12,5 ml yang yang suda sudah h disa disari ring ng dengan kertas saring. 3. Menuangk Menuangkan an ke dalam dalam beaker beaker glass glass atau atau erlenm erlenmeyer eyer
4. Menambahkan
pereaksi
nessler
sebanyak
2
ml,
dan
dihomogenkan 5. Menunggu Menunggu sampai sampai terjadi terjadi perubaha perubahan n warna warna 6. Melih Melihat at kadar kadar amoni amonia a denga dengan n mengg mengguna unakan kan spektr spektrofo ofotom tomete eter r dengan panjang gelombang 425 μm.
7. Mencatat hasilnya dalam ppm.
11
2.6
Metode Pembentukan Bioflok Berbasis Probiotik Bacillus subtilis Penumbuhan flok dapat dilakukan dengan melakukan penambahan media
bakte bakteri. ri. Penumb Penumbuha uhan n ini ini mengg mengguna unakan kan media media yang yang sudah sudah banya banyak k dijua dijuall di pasa pasara ran n yakn yaknii deng dengan an meng menggu guna naka kan n Supe Superr NB dima dimana na sala salah h satu satuny nya a mengandung mengandung bakteri yaitu B. subtilis. Tahapa Tahapan n dalam dalam pemben pembentuk tukan an flok flok dengan dengan melaku melakukan kan pengk pengkult ultura uran n probiotik yang mengandung probiotik B. subtilis lebih awal antara lain: 1. Mengu Mengukur kur luas luas tambak tambak udang udang yang dipaka dipakaii untuk untuk menent menentuka ukan n dosis yang tepat dalam penggunaan media.
2. Mengkultur media super NB 2 liter, 2 liter molase (tetes tebu), pakan pakan udang udang beruku berukuran ran 0 sebany sebanyak ak 1 kg, kg, dan dan air 100 liter liter selanjutnya diberikan aerasi dan dikultur selama 15 – 24 jam.
3. Melakuka Melakukan n aplikas aplikasii ke tambak tambak apabila apabila sudah terbentuk terbentuk flok di dalam bak pengkulturan. Aplikasi ke tambak yakni 3 – 4 ppm per Ha Pemberian n pada tambak dilakuk dilakukan an sampai sampai terbentu terbentuk k flok yang 4. Pemberia biasanya akan terlihat: 1. Ari jerni jernih h pada pada mingg minggu u ke ke 1
2. Di dominasi dengan algae pada minggu ke 2 – 5. Terjadi perubaha perubahan n dengan dengan busa yang agak banyak pada pada 3. Terjadi minggu ke 7 – panen udang. 4. Air akan akan berw berwarn arna a cokla coklatt atau hij hijau au tua. tua.
2.6
Metode Pengukuran Flok Pengukuran bioflok dengan menggunakan “imhoff cone” sebagai berikut: Menyiapkan alat yang digunakan yaitu dengan “imhoff cone” 1. Menyiapkan
2. Mengambil flok di perairan dengan menggunakan “imhoff cone” 1 L 3. Mengendapkan flok
12
4. Mengukur endapan flok melalui skala pada “imhoff cone” Metode pengukuran bioflok disajikan pada Lampiran 3.
2.6
Metode Pengamatan Flok di Bawah Mikroskop. Pengama Pengamatan tan flok di bawah bawah mikrosko mikroskop p yaitu untuk megetahu megetahuii flok yang
mendominasi mendominasi pada tambak. Organisme yang mendominasi flok diamati di bawah mikrosko mikroskop p Olympus Olympus CX-21 CX-21 Pengamata Pengamatan n dilakuka dilakukan n di Laborator Laboratorium ium tambak. tambak. Penga Pengamat matan an dilaku dilakukan kan sama sama denga dengan n penga pengamat matan an plankt plankton. on. Penga Pengamat matan an dimu dimula laii dari dari peng pengam ambi bila lan n samp sampel el flok flok 1 tete tetes s dari dari hasi hasill peng penguk ukur uran an dan dan diteteskan ke Haemocytometer atau slide glass dan diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 400 kali.
13
2. HASI HASIL L DAN DAN PEMB PEMBAH AHAS ASAN AN
3.1. Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang 3.1.1 Sejarah dan perkembangan lokasi Tambak CV. Adi Sarana Permai pertama kali didirikan pada tahun 1987 oleh dana pribadi pribadi dari Bapak Bapak Setyo Budi Rahardjo Rahardjo merupaka merupakan n tambak tambak milik milik pribadi dimana dulunya bernama PT. Adi Sarana Permai dengan luas 15 Ha. Awal Awalnya nya tambak tambak ini merup merupaka akan n tambak tambak semi semi perman permanen en dengan dengan komodi komoditas tas pertama yang dibudidayakan adalah udang windu (Penaeus monodon) karena pada waktu itu udang itu masih mempunyai masa kejayaan. Sekitar pada tahun 1990 tanah tambak diperluas menjadi 25 Ha. Budidaya udang windu dimulai dari 1987-1995 dimana saat itu jumlah petakan sebanyak 38 petak budidaya dan belum ada petak tandon, selanjutnya pada tahun 1996 komoditas komoditas budidaya budidaya udang udang windu windu diganti diganti dengan dengan budidaya budidaya udang vannamei sampai sekarang dengan memiliki 54 petak. Tahun 2000 PT. Adi Adi Saran Sarana a Perma Permaii berub berubah ah menja menjadi di CV. CV. Adi Saran Sarana a Permai Permai dan sekara sekarang ng pimp pimpin inan an tamb tambak ak dipe dipega gang ng oleh oleh Bapa Bapak k Heng Hengky ky Putr Putro o Raha Rahard rdjo jo.. Samp Sampai ai sekarang sekarang CV. Adi Sarana Permai fokus ke budidaya budidaya udang vannamei vannamei untuk dapat memenuhi pasar udang vannamei di Indonesia maupun dunia.
3.1.2 Letak geografis dan topografi Tambak CV. Adi Sarana Permai atau sering dikenal dengan tambak ASP terletak di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali dengan ketinggian 1 meter di atas permukaan laut. Tata letak (denah) dan peta lokasi tambak dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2. Tambak Adi Sarana Permai memilk memilkii luas luas 25 ha diman dimana a luas luas terseb tersebut ut diguna digunakan kan untuk untuk semua semua kegia kegiatan tan budidaya. budidaya. Tambak ini terdiri dari 54 petak dimana ukuran petak berkisar antara
14
2000 – 6000 m2. Periode Periode ini petak petak yang digunakan digunakan untuk produksi produksi 25, petak tandon 9, dan sisanya tidak beroperasi karena masih dalam proses pengeringan. Tambak Tambak ini ini berba berbatas tasan an sebela sebelah h utara utara pantai pantai dan dan laut laut Bali, Bali, sebel sebelah ah selatan selatan berbatas berbatasan an dengan dengan perkampu perkampungan ngan warga, warga, sebelah sebelah timur berbatasa berbatasan n dengan Tambak PT Windu, sebelah Barat berbatasan dengan Pura umat hindu dan tambak. tambak. Tambak Tambak ini memiliki memiliki beberapa beberapa banguna bangunan n diantaran diantaranya ya bangunan bangunan kantor kantor pimpina pimpinan, n, gudang gudang pakan pakan dan pupuk, pupuk, ruangan ruangan pengkultu pengkulturan ran probioti probiotik, k, gudang obat, ruangan genset, bangsal panen, laboratorium, ruang istirahat para karyaw karyawan an,, rumah rumah pompa pompa air. air. Lokas Lokasii dan denah denah tambak tambak dapat dapat dilih dilihat at pada pada Lampiran 1 dan 2.
3.1.3 Struktur organisasi dan ketenagakerjaan Struktur Struktur organis organisasi asi dan ketenagaker ketenagakerjaan jaan yang ada di tambak tambak CV. Adi Sarana Permai adalah sebagai berikut: Pimpinan
: Hengky Putro Rahardjo
Manajer
: Wayan Mertha
Tekn Tekniisi Prod roduksi ksi
: Bari Bari dan P. Kadek dek Arjan rjana a Anggota berjumlah 13
Laboran
: Yulianto
Administrasi
: Putu Widana
Gudang
: Kertiasa
Mekanik
: Simon Anggota berjumlah 3 orang
Transportasi
: Tien
Keamanan
: Sweca Anggota berjumlah 5 orang
Jumlah Jumlah kesel keseluru uruha han n tenaga tenaga kerja kerja yang yang ada di tambak tambak berju berjumla mlah h 31 orang. Latar belakang pendidikan dijelaskan pada Tabel 1.
15
Tabel 1. Latar Belakang Pendidikan Tenaga Kerja. Bidang Pendidikan Produksi (Orang Petakan)
SD-SMA
Teknisi
Sarjana
Administrasi
SMA
Mekanik
STM
Laboran
Sarjana
Sumber: Tambak CV. Adi Sarana Permai
3.2 Sarana dan Prasarana 3.2.1 Sarana a. Sistem Penyediaan Listrik Tambak Adi Sarana Permai menggunakan penyediaan listrik utama dari Perusahaan Listrik Listrik Negara (PLN) dengan dengan kapasitas 197.000 VA, juga disiapkan disiapkan sumber listrik cadangan apabila terjadi pemadaman dari PLN yaitu generator dengan kapasitas 780 KVH dengan tegangan 380 volt. Generator ini berbahan bakar solar yang mampu untuk memberikan listrik untuk menghidupkan seluruh kincir kincir dan peral peralata atan n listri listrik k lainy lainya a yang yang ada di tamba tambak. k. Mesin Mesin dan ruang ruangan an generator disajikan pada Gambar 1a dan 1b.
16
Gambar 1a. Mesin Generator
Gambar 1b. Ruang Generator
b. Sistem Penyediaan Air Laut Sumbe Sumberr air laut laut utama utama yang yang berga bergantu ntung ng pada pada pasan pasang g surut surut karen karena a pengambilan air laut menggunakan pipa dan jaraknya yang cukup jauh dimana kadar kadar salin salinita itasny snya a berkis berkisar ar antar antara a 32 – 35 ppt. ppt. Untuk Untuk penga pengambi mbilan lan air air laut laut melalui melalui saluran saluran yang terbuat dari pipa ukuran 12” dimana dimana dalam dalam pengambi pengambilan lan menggunakan 3 mesin colt diesel merek Mitsubishi 6 HP (Horse Power) setiap mesin dilengkapi 2 pompa. Menggunakan mesin ini untuk pengisian air dengan luas petak 3000 m 2 dengan ketinggian air 90 – 100 cm membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam. Pada pompa diberi saringan warna hitam dengan ukuran mata jaring 1 mm, sedangkan pada ujung pipa pengeluaran air diberi saringan warna hijau dengan mesh size 200 mikron agar mengurangi kotoran yang masuk ke petak tandon. Pendistribusian air laut menggunakan dua saluran yaitu saluran primer dan sekunder. Saluran primer digunakan untuk mengalirkan air laut dari pompa utama ke petak tandon sedangkan saluran sekunder mengalirkan air laut dari petak petak tandon tandon ke petak–pet petak–petak ak budiday budidaya a (petak (petak pembesar pembesaran). an). Panjang Panjang saluran saluran primer dari pompa ke tengah laut sekitar 0,5 km dengan pemasangan pipa pada ketinggiian 2 m. Saluran sekunder dipasang pada bak tandon dengan ketinggian 4 m yang kemudian disalurkan melalui kanal-kanal di pinggir petakan budidaya. Sebelum Sebelum digunak digunakan an untuk untuk kegiatan kegiatan budiday budidaya, a, air laut terlebih terlebih dahulu dahulu diberi diberi perlakuan dengan pemberian kaporit pada dosis 15 – 20 ppm, ini bertujuan agar makhluk hidup yang ada di air tersebut mati, baik bibit ikan liar, udang liar, penyakit penyakit dan organism organisme e lain yang dapat dapat membahay membahayakan akan kehidup kehidupan an udang. udang. Saluran sekunder (petak tandon) dapat dilihat pada Gambar 2.
17
Gambar 2. Saluran Sekunder (petak tandon)
c. Sistem Penyediaan Air Tawar Penyedia Penyediaan an air tawar tawar yang ada di tambak tambak ASP mengguna menggunakan kan sumber sumber utama yakni sumur bor. Jumlah sumber sumur bor yang ada di tambak ASP berada pada 4 titik yang terpasang di sekitar area tambak dengan berkadar sali salini nita tas s 7 – 10 ppt dan dan keda kedala lama man n sumu sumurr bor bor 60 – 80 m. Sumu Sumurr bor bor ini ini menggunakan kincir listrik dengan merek Teco dengan kapasitas 1 HP 380 volt. Air tawar digunakan untuk keperluan dapur, mandi, mencuci peralatan, laboratorium, dan sebagai pencampur air laut yang sudah di dalam bak tandon untuk menurunkan salinitas hingga salinitas yang diinginkan untuk diberikan ke dalam dalam petakan tambak tambak apabila apabila salinitasny salinitasnya a terlalu tinggi tinggi >30 ppt.
Tidak Tidak ada
perlakuan yang diberikan sebelum air tawar digunakan. Mesin kincir dan pompa air tawar disajikan pada Gambar 3.
18
Gambar 3. Mesin Kincir dan Pompa Air Tawar
d. Sistem Aerasi Sistem aerasi atau penyuplai oksigen ke dalam petakan budidaya yang digunakan digunakan pada tambak ini yaitu menggunakan kincir ( paddle ( paddle wheel ). ). Kincir yang digunakan dengan merek Teco yang mempunyai daya 1 HP. Kincir yang ada hanya terdiri dari 2 baling – baling. Penempatan kincir lebih banyak berada di pojok – pojok agar mampu menghasilkan oksigen yang tinggi karena kebanyakan udan udang g bera berada da di daer daerah ah ping pinggi gir. r. Udan Udang g tida tidak k ke teng tengah ah didu diduga ga kare karena na banyakny banyaknya a kotoran kotoran atau lumpur lumpur yang mengendap. mengendap. Pemasanga Pemasangan n kincir kincir juga dilakukan di tengah petakan yang berfungsi untuk mempermudah pembuangan lumpur. Kincir yang berada di pinggir dan di tengah masing- masing berjumlah 4 buah. Kincir harus terus dihidupkan selama 24 jam, sehingga harus diawasi terus menerus. Pengawasan ini dilakukan dengan cara piket secara bergantian pada malam hari oleh masing-masing satu orang untuk satu blok petakan tambak. Apab Apabil ila a ada ada kinc kincir ir yang yang mati mati maka maka petu petuga gas s pike pikett dapa dapatt lang langsu sung ng menghidupkan kembali dengan cara mengecek saklar kincir yang mati, tapi jika petu petuga gas s pike pikett tida tidak k bisa bisa memp memper erba baik ikii send sendir irii maka maka petu petuga gas s pike pikett dapa dapatt memanggi memanggill mekanik mekanik untuk memperbaiki memperbaikinya. nya. Kincir Kincir bisa dimatikan dimatikan pada saat melaku melakukan kan penyi penyipo ponan nan tetapi tetapi hanya hanya untuk untuk 4 kincir kincir yang yang berad berada a di tenga tengah h tambak. tambak. Sedangka Sedangkan n yang di pinggir pinggir tetap harus harus dihidupk dihidupkan an agar agar kotoran kotoran yang berada di pinggir menuju ke tengah tambak sehingga penyiphonan menjadi lebih mudah dan efisien. Kincir yang tadi mati dapat dihidupkan kembali apabila sipon sudah selesai. (Gambar 4) Kincir air yang sedang beroperasi.
19
Gambar 4. Kincir Air Untuk Untuk menentu menentuka kan n jumla jumlah h kinci kincirr pada pada petak petak budid budidaya aya
dibutu dibutuhka hkan n
tergantung beberpa aspek yaitu kebutuhan kincir (DO .> 4 ppm) dan 1 HP untuk 500 – 600 kg udang di kolam. Contoh perhitungan jumlah kincir sebagai berikut: Kebutuhan kincir (DO > 4 ppm): 1 HP untuk 500-600 kg udang di kolam. Perlu kincir 11 – 12 buah untuk petak 3500 m 2 dengan jumlah tebaran 420.000 benur dan berat rata-rata 20 g/ekor dengan perhitungan: Biomassa udang =
benur x berat rata-rata produksi x SR
= 420.000 x 20 gr x 80% = 6720 kg
Kincir = 6720 : 600 = 11,2
sehingga memerlukan kincir sebanyak 11-12 buah. Untuk Untuk awal kegiatan kegiatan penebara penebaran n benih benih sampai sampai sampling, sampling, kincir yang digunaka digunakan n berjumla berjumlah h 8 diletaka diletakan n di bagian bagian pojok pojok tambak. tambak. Penempat Penempatan an kincir kincir untuk umur >50 hari dapat digambarkan digambarkan seperti Gambar 5 di bawah ini.
20
Gambar 5. Penempatan Kincir pada Petak
a. Konstr Konstruks uksii Petak Petak Petak Pembesaran Petak Petak pembe pembesar saran an merup merupaka akan n petak petak yang yang semuan semuanya ya petak petak inten intensif sif (permanen) dimana terbuat dari beton cor yang dapat mengurangi perembesan air dan petak beton juga tahan lama. Kanal saluran air laut berada berada di antara petakan dengan lebar 1 m dan tinggi 1,5 m. Petak pembesaran mempunyai ukuran antara 2000 – 6000 m2 dengan dengan kedalaman kedalaman 80 – 100 cm. Pada bagian bagian tengah petak terdapat central drainase yang digunakan untuk mengeluarkan air saat kegiatan kegiatan budidaya budidaya untuk untuk proses proses sirkulasi sirkulasi air. Pintu outlet outlet berukuran berukuran 0,5 0,5 m yang terdapat di bagian pojok dan setiap petakan mempunyai 1 pintu outlet yang juga digunakan digunakan sebagai pintu panen. Inlet hanya 1 di masing-masing masing-masing petak yang dialirkan dari saluran sekunder dengan ukuran inlet 3”.
21
Petak Tandon Konstruks Konstruksii petak tandon sama dengan petak pembesara pembesaran n hanya hanya saja posisi petak tandon dekat dengan saluran primer. Hal ini memudahkan dalam penerimaan air dari pompa utama dan mempermudah pembagian air dari petak tandon melaui saluran sekunder ke petak – petak pembesaran. Pembagian air dilakukan dengan menggunakan pompa Isble dengan kapasitas 100m 3 per 20 menit menit diman dimana a tegan tegangan gan 380 380 volt volt denga dengan n pipa pipa ukuran ukuran 10”. 10”. Inlet Inlet untuk untuk petak petak tandon berukuran 3” yang diberi jaring saringan sebagai filter agar kotoran yang masuk ke dalam saluran primer tidak masuk ke dalam bak tandon. Pada petak tando tandon n diberi diberi kincir kincir air seban sebanyak yak 4 buah buah dilet diletaka akan n di pojok pojok – pojok pojok sebag sebagai ai penyuplai oksigen dan pengaduk air agar kaporit yang diberikan bisa merata ke seluruh petak. Kaporit diberikan pada saat air yang diisikan ke bak tandon sudah penuh penuh dan tidak tidak ada pengi pengisia sian n lagi, lagi, pember pemberia ian n dosis dosis kapori kaporitt 15 – 20 ppm. ppm. Pemberian kaporit dengan menggunakan jaring warna hijau yang memiliki mesh size 200 mikron sebagai pembungkus agar serbuk kaporit tidak terbawa angin sehingga sehingga tidak menyeba menyebarr ke petakan petakan yang lain. lain. Petak tandon disajikan disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Petak Tandon
22
3.2.2 Prasarana a. Jalan dan Transportasi Jarak tambak ASP dengan jalan provinsi sekitar 0,5 km. Untuk menuju lokasi tambak ASP hanya ada satu jalan yang dapat digunakan dari jalan raya. Jalan ini berupa jalan yang sudah di aspal yang melewati perkampungan dan perkebunan warga serta tidak ada transportasi umum yang melewati jalan ini. Transportasi yang ada di tambak yaitu 1 buah mobil truk dan 1 buah sepada motor dengan gandengan barang yang akan digunakan pengangkutan barang, pakan, probiotik dan lain – lain.
b. Laboratorium Laboratorium Laboratorium yang digunakan untuk budidaya udang vannamei di tambak ASP yaitu Laboratorium Kualitas Air dan Laboratorium Mikrobiologi, Mikrobiologi, tetapi tempat atau bangunannya bangunannya bergabung bergabung menjadi satu. Pengecekan kualitas kualitas air yang bisa dilakukan di laboratorium kualitas air antara lain pH, salinitas, DO, warna air, tinggi air, kecerahan, hardness, alkalinitas, TOM, amoniak, nitrit, dan plankton. Untuk laboratorium mikrobiologi hanya digunakan untuk mengetahui Total Bakteri dan bakteri Vibrio. Vibrio. Alat-alat yang digunakan digunakan di Laboratorium Laboratorium Kualitas Kualitas Air yaitu pH meter, meter, refraktome refraktometer, ter, DO meter, meter, sektrofoto sektrofotomete meter, r, buret, buret, statif, statif, erlenmey erlenmeyer er 1000 ml, 500ml, 250 ml, 100 ml, tabung reaksi, gelas ukur 100 ml, corong gelas, botol semprot, hot plate, autoclave, autoclave, bola hisap, pipet ukur; pipet volume; pipet; boto botoll
samp sampel el,,
namp nampan an,,
serb serbet et,,
kalk kalkul ulat ator or,,
send sendok ok
keci kecil, l,
mikr mikros osko kop, p,
haemocytometer ; cawan petri, cover glass, glass, pipet mikro, mikrotip, inkubator, oven, dan botol film untuk tempat sampel plankton atau bakteri. Suasana laboratorium disajikanpada disajikanpada Gambar 7. Daftar peralatan yang ada di Laboratorium dapat dilihat pada Lampiran 3.
23
Gambar 7. Laboratorium
c. Komunikasi Alat Alat komunika komunikasi si di tambak tambak ASP berupa telepon telepon yang digunaka digunakan n untuk komunikasi di luar tambak. Tidak ada alat komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi intra tambak
3.3 Teknik Pembesaran Pembesaran Udang Vannamei 3.3.1 Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) a. Udang vannamei (L. vannamei) Litopenaeus Litopenaeus vannamei (Gambar vannamei (Gambar 8) adalah udang introduksi yang berasal dari pantai pantai timur pasifik pasifik Mexico, Mexico, Amerika tengah tengah dan selatan. selatan. Suhu air pada daerah tersebut sepanjang tahun diatas 20 0C merupakan media hidup dari udang ini. Spesies ini dapat tumbuh mencapai ukuran 23 cm, dan menyukai dasar berlumpur hingga kedalaman kedalaman 72 meter (Holthuis, (Holthuis, 1980).
24
Gambar 8. Litopenaues Litopenaues vannamei
(http://www. http://www.google google.com/ .com/graphi graphics/photo cs/photos s) b. Klasifikasi L. vannamei Bebe Bebera rapa pa nama nama umum umumny nya a tela telah h dibe diberi rika kan n pada pada spes spesie ies s ini, ini, teta tetapi pi klasif klasifika ikasin sinya ya diket diketah ahui ui seper seperti ti yang yang dikemu dikemukak kakan an (Holth (Holthui uis, s, 1980 1980 ; PerezPerezFarfante and Kensley, 1997). Kingdom
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Subphylum Subphylum
: Crustacea
Klas
: Malacostraca
Superordo
: Eucarida
Ordo
: Decapoda
Subordo
: Dendrobranchiata Dendrobranchiata
Superf perfam amil ily y
: Pen Penaeoi eoidea
Fami Famili li
: Pena Penaei eida dae e
Gen Genus
: Litopenaeus
Spesies
: Litopenaeus Litopenaeus vannamei
c. Keragaan morfologi L. vannamei Udang L. vannamei memiliki tubuh berbuku-buku yang dibentuk oleh dua cabang cabang (birom (biromus) us) yaitu yaitu exopodite dan endopodite. endopodite . Bagi Bagian an tubu tubuh h suda sudah h mengalam mengalamii modifikas modifikasii sehingg sehingga a dapat dapat dipergun dipergunakan akan untuk keperlua keperluan n makan, makan, bergerak, menopang insang, organ sensor seperti pada antenna dan antenulla. Bagian kepala (thorax (thorax ) terdiri dari antenulla, antena, mandibula, 2 pasang maxilla maxillae, e,
3 pasang maxillip maxilliped ed dan 5 pasang pasang kaki jalan jalan (peripoda) (peripoda) atau kaki
sepuluh sepuluh (decapoda). decapoda ). Maxilliped sudah sudah mengala mengalami mi modifika modifikasi si
dan berfun berfungsi gsi
sebagai organ untuk makan (Gambar 9). Bagian perut (abdomen) terdiri dari 6 ruas dan dilengkapi dengan 5 pasang kaki kaki renang dan sepasang sepasang uropoda uropoda yang membentuk kipas bersama telson (Rubiyanto dan Dian, 2002).
25
Gambar 9. Morfologi kepala udang L. vannamei yang terdiri dari antena, antena, mandibula dan 5 pasang kaki jalan.
d. Aspek biologi L. vannamei Udang L. vannam vannamei ei mempunya mempunyaii kemampua kemampuan n beradapta beradaptasi si terhadap terhadap salinitas yang luas luas dengan kisaran salinitas salinitas 0 sampai 50 ppt (Tizol, et al. 2004). Temperatur juga memiliki pengaruh yang besar pada pertumbuhan udang. L. vannamei akan mati jika terpapar terpapar pada air dengan dengan suhu dibawah dibawah 15 0C atau diatas 33 0C selama 24 jam atau lebih. Stres subletal dapat terjadi pada 15-22 oC dan 30-33 0C. Temperatur yang cocok bagi pertumbuhan L. vannamei adalah vannamei adalah 2330
0
C. Pengaruh Pengaruh temperatu temperaturr pada pertumbu pertumbuhan han L. vannamei adalah adalah pada
spesifitas tahap dan ukuran. Udang muda dapat tumbuh dengan baik dalam air dengan temperatur hangat, tapi semakin besar udang tersebut, maka temperatur optimum air akan menurun (Wyban et al ., ., 1991).
e. Budidaya udang L. vannamei Spesies L. vannamei telah diintroduksi dari Pacific Islands sekitar tahun 1970, 1970, dan dilakuka dilakukan n peneliti penelitian an tentang tentang breedin breeding g dan potensi potensi budidaya budidaya untuk akuakultur. Sejak Sejak tahun 1970 dan awal 1980 spesies spesies ini diperkenalkan diperkenalkan ke Hawaii dan Amerika dari Carolina utara dan dan Texas Texas sampai sampai Brazil. Brazil. Pada tahun 197819781979,
udang L. vannamei vannamei ini sudah sudah diperken diperkenalka alkan n ke Asia tetapi budidaya budidaya
secara komesial baru berhasil sejak 1980, selanjutnya menyebar ke China dan
26
Taiwan Taiwan pada tahun 1996, 1996, kemudian kemudian diikuti oleh Negara Negara asia lainnya lainnya termasuk termasuk Indonesia dari tahun 2000-2001 (Briggs, et al . 2004).
3.3.2 Persiapan tambak Persiapan tambak dilakukan dengan melakukan pembersihan peralatan yang yang akan akan digu diguna naka kan n
yait yaitu u
kinc kincir ir,,
kabe kabel, l, pipa pipa para paralo lon, n, sari saring ngan an dan dan
“penembe “penembelan” lan” petakan petakan apabila apabila ada kebocora kebocoran n pada bagian bagian plesteran plesteranya ya serta penutupan pintu air (blok). Pembersihan saluran dengan melakukan penyiraman menggu mengguna nakan kan kapori kaporitt dengan dengan dosis dosis 20 ppm sepanj sepanjan ang g salura saluran n prime primerr dan dan sekunder dan selanjutnya dibilas keesokan harinya dengan menggunakan air. Kegiatan pengeringan dilakukan ± 2 bulan agar membunuh bakteri yang ada pada pada petaka petakan. n. Kemud Kemudian ian dilanj dilanjutk utkan an pemasa pemasanga ngan n senar senar setin setinggi ggi 2 meter meter memanjang di atas petakan sebagai BSD (Bird ( Bird Scaring Device) Device ) agar tidak ada burung-b burung-burun urung g yang mendekati mendekati permukaa permukaan n air untuk untuk mengambi mengambill air ataupun ataupun udang. Hal ini dilakukan dilakukan untuk mencegah penularan penularan penyakit yang dibawa oleh oleh burung dari petak satu ke petak lainnya. lainnya. Setelah itu dilakukan dilakukan pemasangan pemasangan atau peng pengat atur uran an kinc kincir ir sesu sesuai ai targ target et prod produk uksi si sepe seperti rti yang yang suda sudah h dije dijela lask skan an sebelumnya. Pemasangan Pemasangan saringan rangkap 2 pada semua inlet, bagian dalam berupa jaring jaring dengan dengan “mesh zise” zise” 1 mm, bagian bagian luar jaring jaring 200 mikron. mikron.
Selanjutn Selanjutnya ya
dilakukan pengisian pengisian air dengan ketinggian awal 80 – 100 cm kemudian diberikan kaporit kaporit (65% bahan aktif) dengan dosis 30 ppm. Setelah pemberian pemberian kaporit dilanjutkan dengan pemberian CuSO 4 untuk membunuh moluska dengan dosis 2 ppm. Selanjutnya Selanjutnya diberikan perlakuan perlakuan pemberian “Bestacin” “Bestacin” yang mengandung mengandung bahan bahan aktif aktif Dichlorvos yang yang tida tidak k tera teraku kumu mula lasi si dan dan muda mudah h teru terura raii untu untuk k membunuh crustacea liar dengan dosis 1 ppm. Amri dan Iskandar (2008), mengatakan untuk menghindari penumpukan residu residu klorine klorine dalam dalam tambak tambak setelah setelah diberi diberi kaporit, kaporit, diperluk diperlukan an pengoper pengoperasia asian n
27
kincir penuh selama 2 hari berturut-turut untuk menghilangkan atau menguapkan sisa-sisa klorine yang ada dalam air tambak. Tahap selanjutnya adalah pemberian fermentasi berupa campuran 2 liter tetes tebu, Super NB 2 liter, pakan udang berukuran 0 sebanyak 1 kg dan 100 liter liter air, diaerasi diaerasi selama selama 15 – 24 jam. Hasil dari fermentas fermentasii dapat dapat langsun langsung g diapl diaplika ikasik sikan an ke petakpetak-pet petak ak budid budidaya aya sebany sebanyak ak 3-4 3-4 ppm/H ppm/Ha. a. Pembe Pemberia rian n fermentasi diharapkan dapat merubah warna air menjadi hijau (green algae) atau coklat (brown algae/ diatome) yang mengindikasikan tumbuhnya plankton jenis Chlorella sp (green (green algae) algae) atau Chaetoceros Chaetoceros sp. (brown algae), selanjutnya petakan siap di tebar benur.
3.3.3 Penebaran benih udang vannamei Benur yang digunakan dalam kegiatan pembesaran udang ini berasal dari Central Central Pertiwi Pertiwi Bahari Bahari Rembang Rembang,, Situbond Situbondo. o. Ukuran Ukuran benur benur yang sudah bisa digun digunaka akan n berum berumur ur antar antara a PL 10-12 10-12.. Benur Benur dari dari “hatch “hatchery ery”” di atas atas sudah sudah merupakan benur SPF (Specific ( Specific Pathogen Free) yang sudah bersertifikat. Faktor yang harus diperhatikan sebelum dilakukan penebaran benur yaitu dipilih benur yang yang berku berkuali alitas tas baik, baik, kualit kualitas as benur benur dari dari “hatch “hatchery ery”” dan dan kuali kualitas tas air harus harus memenuhi standar, standar, serta dilakukan dilakukan aklimatisasi benur di tambak. tambak. Teknik penebaran benur adalah dengan melakukan aklimatisasi terlebih dahulu sebelum benur dilepaskan ke dalam air petakan tambak dengan tujuan untuk untuk mengada mengadaptasi ptasikan kan udang udang terhadap terhadap keadaan keadaan lingkung lingkungan an yang baru agar udang tidak stres akibat perubahan suhu dan salinitas. Cara aklimatisasi ini yaitu mula-mula benur yang masih dalam plastik ditaruh di air petakan tambak tanpa dibuka lebih dulu, ditunggu kira-kira 10-15 menit agar benur beradaptasi dengan lingkungan barunya. Setelah 10-15 menit baru plastik benur dibuka dan benur bisa dilepas ke air petakan dalam tambak. Ketinggian air yang digunakan untuk
28
peneb penebara aran n benur benur adala adalah h 1 meter meter.. Tekni Teknik k peneb penebara aran n benih benih disaj disajika ikan n pada pada Gambar 10. Padat penebaran benur dapat dilihat pada Lampiran 6.
Gambar 10. Penebaran Benih
3.3.4 Probiotik a. Probiotik Bacillus subtilis Fulle Fullerr (1989 (1989), ), menje menjelas laskan kan probio probiotik tik merup merupaka akan n makan makanan an tamba tambahan han berupa berupa sel-sel sel-sel mikroba mikroba hidup, hidup, yang memiliki memiliki pengaruh pengaruh menguntu menguntungka ngkan n bagi hewan hewan inang inang yang mengkons mengkonsumsi umsinya nya melalui melalui penyeimb penyeimbanga angan n flora mikroba mikroba intestinalnya. intestinalnya. Menurut Soeharsosno (2010), “Probiotics”, “ Probiotics”, “Probiont”, “Probiotic Bacteria” atau “Benefical Bacteria” Bacteria” semua semua istilah istilah tersebut tersebut sama artinya artinya yakni yakni bakteri probiotik, yang mampu meningkatkan produksi melalui perbaikan sistem akuakultur.
Castex,
et
al.
(2006 (2006), ),
menjel menjelask askan an
probio probiotik tik
merup merupaka akan n
mikroo mikroorga rgani nisme sme yang yang umum umum digun digunaka akan n dalam dalam budid budidaya aya untuk untuk mengo mengontr ntrol ol ekosistem mikrobiologi, terutama untuk mengobati air dalam bak dan kolam. ini dikenal sebagai konsep bioremediasi.
Penambahan Penambahan mikroorganisme mikroorganisme hidup melalui pakan (pendekatan probiotik) untuk menyeimbangkan ekosistem usus hewan dan meningkatkan pencernaan. Keunt Keuntun ungan gan dari dari probi probioti otik k sebaga sebagaii biore bioremed media iasi si adala adalah h efek efek langs langsun ung g dari dari mikroorg mikroorganis anisme me pada usus udang. udang. Bakteri Bakteri probioti probiotik k dalam dalam dunia dunia perikana perikanan n
29
adalah sejumlah bakteri yang mampu memperbaiki kualitas air pada akuakultur dan menekan bakteri patogen dalam air. Sala Salah h satu satu jeni jenis s prob probio iotk tk yang yang digu diguna naka kan n dala dalam m budi budida daya ya udan udang g vannamei di Indonesia adalah probiotik yang mengandung B. subtilis. subtilis. Bakteri ini adalah salah satu bakteri probiotik yang mampu membentuk bioflok. B. subtilis (Gambar 11) seperti anggota genus Bacillus lainnya, adalah bakteri yang sangat umum umum ditem ditemuka ukan n dalam dalam tanah, tanah, air, air, udara udara,, dan dan materi materi tanama tanaman n membus membusuk uk (Anonimous, 2011).
Gamb Gambar ar 11. 11. Bakte kteri Bacillus Bacillus subtilis subtilis (http//.www.google.com/image/bacillus subtilis/html).
b. Kalisifikasi Bacillus subtilis Ehrenberg (1835) dalam Wikipedia (2011), menjelaskan menjelaskan klasifikasi dari bakteri Bacillus subtilis adalah sebagai berikut: Domain
: Bacteria
Phylum
: Firmicutes
30
Class
: Bacilli
Order
: Bacillales
Family
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Species
: Bacillus subtilis
c. Kegunaan Bacillus subtilis B. subtilis memiliki memiliki banyak banyak manfaat manfaat terutama terutama dalam dalam aplikasi aplikasi industri industri.. bakteri ini digunakan untuk menghasilkan berbagai enzim, seperti amilase dan enzim protease, termasuk subtilisin. subtilisin . Berbagai enzim yang dihasilkan oleh bakteri ini seperti amilase digunakan untuk memecah sumber karbon yang dihasilkan dan protease untuk memecah protein. Ochoa Ochoa dan Olmos (2011), (2011), menyataka menyatakan n bakteri bakteri dari golongan golongan Bacillus memiliki enzim protease yang tinggi dan mampu memanfaatkan protein yang terdapat pada pakan tambahan pada tambak pemeliharaan udang. Bakteri ini beke bekerj rja a
seba sebaga gaii
agen agen bior biorem emed edia iasi si detr detrit itus us orga organi nik k
pada pada tamb tambak ak dan dan
menghasilkan molekul yang lebih sederhana bagi organisme lain seperti bakteri nitrifikasi untuk berkembang. Prinsip kerja yang digunakan oleh bakteri ini adalah proses oksidasi. Moriarty (1998), Penggunaaan probiotik yang mengandung Bacillus spp untuk untuk tambak tambak udang udang penaeid penaeid di Indonesia Indonesia,, dengan dengan tujuan tujuan agar Bacillu Bacillus s spp. spp. memperbaiki memperbaiki kualitas air melalui dekomposisi materi organik, menyeimbangkan menyeimbangkan komuni komunitas tas mikro mikroba ba serta serta meneka menekan n bakter bakterii patoge patogen n sehin sehingga gga menyed menyediak iakan an lingkungan yang lebih baik bagi udang.
c. Pengkulturan Probiotik Bacillus subtilis Pengkulturan Pengkulturan probiotik pada tambak ASP dengan menggunakan probiotik komersia komersiall yang sudah sudah banyak banyak dijual dijual dipasara dipasaran n yakni yakni dengan dengan mengguna menggunakan kan Supe Superr NB yang yang meng mengan andu dung ng B. subtilis. subtilis. Pengku Pengkultu lturan ran dilak dilakuka ukan n denga dengan n
31
penambah penambahan an 2 liter liter Super Super NB (Gambar 12)., 1 liter liter Super Super media media (tetes tebu, garam garam,, karbon karbon,, dan bebera beberapa pa enzim enzim)) ditam ditambah bahkan kan dengan dengan 100 100 liter liter air air dan diberikan aerasi selama 12 jam. Probiotik berbasis B. subtilis siap diaplikasikan ke petak – petak budidaya. Setelah itu penambahan dilakukan setiap 3 – 4 hari sekali sebanyak sebanyak 3 – 4 ppm/ Ha. Perhitungan aplikasi probiotik: Diketahui : Luas Petakan = 4000 m2 = 0,4 Ha Jadi Jadi untu untuk k luas luas kola kolam m 4000 4000 m2 membutuhkan membutuhkan probiotik yang sudah dikultur sebanyak 3 – 4 ppm, maka kebutuhan per Ha sekitar 12 – 16 liter. Peng Pengku kult ltur uran an
dila dilaku kuka kan n
untu untuk k
mene meneka kan n
biay biaya a
dari dari
prob probio ioti tik k
sehi sehing ngga ga
pengeluaran bisa diminimalisir.
Gambar 12. Probiotik Super NB
3.3.5 Pendekatan teknologi bioflok a. Teknologi bioflok Bioflok adalah partikel yang teraduk oleh aerasi dan sirkulasi yang terdiri dari kumpulan kumpulan organism organisme e autotrof autotrof dan heterotrof heterotrof serta serta bahan bahan hidup hidup lainya lainya
32
(bakteri fitoplankton, fungi, ciliate, nematoda dan detritus (Conguest dab Tacon, 2006 dalam Suprapto, 2007). Sahidir (2011), Lumpur aktif dapat pula diibaratkan sebagai ‘sup mikroba’ yang terbentuk dari pemberian aerasi terus-menerus pada biomassa tersuspensi dan dan mikro mikroorg organ anism isme e pengur pengurai ai dalam dalam limbah limbah cair. cair. Jadi, Jadi, bioflo bioflok k terdi terdiri ri atas atas mikroorganisme (bakteri, ragi, fungi, protozoa, fitoplankton) dan limbah. Namun ada ada beber beberap apa a mikroo mikroorga rgani nisme sme yang yang telah telah diiden diidentif tifika ikasi si berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii bioflocculant yang bioflocculant yang teridiri dari: 1. Zooglea ramigera 2. Escherichia intermedia 3. Paracolobacterium Paracolobacterium aerogenoids aerogenoids 4. Bacillus subtilis 5. Bacillus cereus 6. Flavobacterium Flavobacterium 7. Pseudomonas alcaligenes 8. Sphaerotillus natans 9. Tetrad dan Tricoda 10. Escherichia intermedia Soeh Soehar arso sono no (201 (2010) 0),, menj menjel elas aska kan n biof bioflo lok k meru merupa paka kan n agre agrega gatt diat diatom om,, makroa makroalg lga, a, pelet pelet sisa sisa bakter bakteri, i, proti protista sta dan dan inver inverteb tebrat rata, a, juga juga menga mengandu ndung ng bakteri, fungi, protozoa dan lain – lain yang berdiameter 0,1 – 2 mm. Bahan – bahan organik itu merupakan pakan alami ikan dan udang yang mengandung nutrisi nutrisi yang baik, yang mampu disandin disandingkan gkan dengan dengan pakan pakan alami, alami, sehingga sehingga pertu pertumbu mbuhan han akan akan baik baik bahka bahkan n jumla jumlah h pakan pakan buata buatan n yang yang diber diberika ikan n bisa bisa diturunkan. Schr Schryv yver er (200 (2008) 8),, meny menyat atak akan an tekn teknol olog ogii biof bioflo lok k adal adalah ah suat suatu u siste sistem m budid budidaya aya bakter bakterii hetero heterotro troff dan alga alga dalam dalam suatu suatu gumpa gumpalan lan “flocs “flocs”” secara secara terkontro terkontroll dalam dalam suatu wadah budidaya budidaya atau merupakan merupakan suatu suatu sistem sistem yang memanip memanipulas ulasii kepadata kepadatan n dan aktivita aktivitas s mikroba mikroba sebagai sebagai suatu suatu cara megontro megontroll
33
kualitas air dengan mentransformasikan mentransformasikan amonium menjadi protein mikrobial agar mampu mengurangi residu dari sisa pakan.
b. Prinsip dasar teknologi bioflok Shirota (2008), menjelaskan prinsip dasar dari bioflok adalah mengubah senyaw senyawa a organi organik k dan anorga anorgani nik k yang yang menga mengandu ndung ng senyaw senyawa a karbo karbon n (C), (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N) menjadi massa sludge berupa bioflok dengan dengan mengguna menggunakan kan bakteri bakteri pembentuk pembentuk flok (flocs forming bacteria) yang biopolimer poli hidroksil alkanoat sebagai ikatan bioflok. Skema pembentukan bioflok dapat dilihat dari Gambar 13. Pros Proses es pemb pemben entu tuka kan n biof bioflo lok k dimu dimula laii dari dari pemb pember eria ian n paka pakan n pada pada budidaya budidaya udang. udang. Sebagai Sebagaimana mana yang diketahu diketahui, i, pakan pakan yang digunakan digunakan dalam dalam budidaya udang memiliki kandungan protein tinggi. Pakan yang diberikan tidak seluruhnya mampu diasimilasi oleh tubuh udang dan ikan. Hanya sebagian saja yang mampu diasimilasi kedalam tubuh sedangkan sisanya terbuang ke perairan dalam dalam bentuk bentuk sisa sisa pakan pakan dan buang buangan an metab metaboli olit. t. Sisa Sisa pakan pakan dan buang buangan an metabolit ini menjadi suatu masalah pada tambak udang karena unsur protein yang terlarut terlarut akan segera membentuk membentuk amoniak amoniak yang sangat sangat berbahay berbahaya a bagi organisme akuatik khususnya udang.
34
Gambar 13. Skema Pembentukan Bioflok (Soeharsono, (Soeharsono, 2010). Keterangan : Makanan mengandung protein tinggi masuk dimakan oleh udang. Makanan yang dimakan akan di eksresikan menjadi amonia (NH 3) sedangkan yang tida tidak k term termak akan an menj menjad adii N-Or N-Orga gani nik k yang yang tera teraku kumu mula lasi si di kola kolam. m. Penangul Penangulanga angan n amonia amonia dilakukan dilakukan beberap beberapa a proses proses yaitu pemanfa pemanfaatan atan langsung langsung oleh alga, alga, melalui melalui proses proses nitrifikasi nitrifikasi dengan dengan bantuan bantuan bakteri bakteri autotrof menghasilkan nitrit dan nitrat yang juga dimanfaatkan oleh alga untuk pertumbuhanya. pertumbuhanya. Proses terakhir yaitu amonia, N-organik dan hasil nitrifikasi nitrifikasi (nitrit dan nitrat) nitrat) dapat dapat diasimil diasimilasi asi dengan dengan bantuan bantuan bakteri bakteri heterotorof dan alga yang dibantu dengan pengadukan pengadukan dan sirkuklasi akan membentuk komunitas yang disebut “Bio-Flocs”
Durborow, et al . (1997), Amonia (NH3) merupakan produk akhir utama dalam pemecahan protein pada budidaya udang maupun hewan akuatik lainnya. Udang mencerna protein pakan dan mengekskresikan amonia melalui insang dan feses. Jumlah amonia diekskresikan oleh ikan bervariasi tergantung jumlah pakan dimasukkan ke dalam kolam atau sistem budidaya. Avnimelech (1999), menyatakan hewan perairan seperti ikan dan udang, mengekskresikan amonia, yang dapat terakumulasi di tambak. Sumber utama amonium adalah biasanya pakan pakan yang yang kaya kaya akan akan protei protein. n. Hewa Hewan n air membu membutuh tuhkan kan pakan pakan dengan dengan konsentra konsentrasi si protein protein tinggi, tinggi, karena karena produksi produksi tergantun tergantung g pada jalur energi energi yang sebagian besar bergantung terhadap oksidasi dan katabolisme protein. Effendi (2003), menjelaskan amonia bebas (NH 3) yang tidak terionisasi bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Toksisitas amonia terhadap organisme akuatik akan meningkat jika terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, pH, dan suhu. Budidaya ikan dan udang untuk mengurangi kadar amonia pada kolam budidaya budidaya ada beberapa beberapa metode metode yang digunakan digunakan yakni yakni dengan dengan pembuan pembuangan gan langsung (dilution), (dilution), pemanfaatan alga, proses nitrifikasi (autothropic bacteria),
35
dan melalui melalui asimilasi asimilasi oleh oleh bakteri bakteri heterotrop heterotropik ik (Heterothropic (Heterothropic Bacteria) yang sering disebut dengan Bioflocs Technology. Technology. Amonia (NH3) dapat dapat dimanfaat dimanfaatkan kan secara langsun langsung g oleh alga namun namun tidak dapat dimanfaatkan oleh udang maupun ikan. Amonia dapat diubah melalui proses nitrifikasi menjadi nitrit (NO 2) dimana terjadi secara aerob dengan bantuan bakteri nitrosomonas selanju selanjutnya tnya nitrit nitrit dioksida dioksidasi si dengan dengan bantuan bantuan nitrobacter nitrobacter menjadi nitrat (NO 3). Hasil dari proses nitrifikasi dapat langsung digunakan oleh alga. Effendi (2003), menyatakan pemecahan nitrogen di perairan terjadi pada tiga tahap yakni terjadi amonifikasi, amonifikasi, nitrifikasi dan denitrifikasi. Amonifikasi adalah pemecahan N organik menjadi amonia,. Reaksi amonifikasi adalah N organik + O2
NH3. Nitrifikasi adalah proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan
nitra nitrat.o t.oksi ksidas dasii amoni amonia a menja menjadi di nitra nitratt dilaku dilakukan kan oleh oleh bakter bakterii Nitrosomonas sedangka sedangkan n oksidasi oksidasi nitrit nitrit menjadi menjadi nitrat nitrat dilakuk dilakukan an oleh oleh bakteri bakteri Nitrobacter. Perub Perubaha ahan n bentuk bentuk nitrog nitrogen en selama selama proses proses nitrif nitrifika ikasi si dituju ditujukan kan pada pada reaksi reaksi berikut. 2 NH3 + 3 O2 (Nitrosomonas) 2 NO2 + O2 (Nitrobacter)
2 NO2 + 2 H+ + 2 H2O 2 NO3
Salah satu cara untuk mengurangi kadar amonia pada kolam budidaya adalah dengan menguraikan amonia dengan pemanfaatan bakteri heterotropik (Heterotr (Heterotropic opic Bacteria) Bacteria).. Lumpur Lumpur yang yang menge mengenda ndap p di dasar dasar tamba tambak k yang yang mengandu mengandung ng amonia, amonia, nitrit nitrit dan N-organi N-organik k diuraika diuraikan n melalui melalui proses proses asimilas asimilasii melalui penambahan bakteri heterotropik. Penambahan bakteri ini bisa dilakukan dengan dengan penambah penambahan an probiot probiotik ik yang mengand mengandung ung bakteri bakteri B. subtilis Amonia (NH3), nitrit (NO2), dan N-organik di kolam budidaya akan diasimilasi dengan bakteri heterotropik dimana apabila alga dan bakteri mengalami kematian atau keru kerusa saka kan n akan akan mene menemp mpel el pada pada flok flok (par (parti tike kel) l) sehi sehing ngga ga nant nantin inya ya dapa dapatt
36
membentuk Bioflocs. Pemanfaa Pemanfaatan tan bakteri bakteri heterotrop heterotropik ik harus harus memperha memperhatikan tikan kand kandun unga gan n
oksi oksige gen n
terl terlar arut ut,,
peng pengad aduk ukan an
(mixing),
kebutu kebutuhan han
karbon karbon
(molases) ,pH, dan suhu. Muylder,
et
al.
(2010 (2010), ),
menyat menyataka akan n
pembe pembentu ntukan kan biofl bioflok ok
harus harus
memperhatikan memperhatikan pengaturan aerasi secara intensif karena sangat dibutuhkan untu untuk k pros proses es asim asimil ilas asii dari dari sisa sisa meta metabo boli lism sme e udan udang g oleh oleh bakt bakter eri. i. Dala Dalam m pembentukan bioflok harus ada penambahan starter yang mengandung karbon seperti molase, tepung tapioka, tepung terigu, dan sebagainya. Penambahan karbo karbon n
bertuj bertujua uan n
dalam dalam
proses proses
perna pernafas fasan an
anaer anaerob obnya nya
bakter bakterii
ketika ketika
melangsungkan asimilasi. Avnimelech (1999), menyatakan mengontrol nitrogen anorganik dengan cara memanip memanipulas ulasii rasio rasio C/N merupaka merupakan n metode metode pengenda pengendalian lian potensi potensi untuk untuk sistem sistem akuakult akuakultur. ur. Kontrol Kontrol nitrogen nitrogen disebab disebabkan kan oleh pemberia pemberian n makan makan bakteri bakteri dengan dengan karbohidr karbohidrat, at, dan melalui melalui pengambi pengambilan lan nitrogen nitrogen dari air, oleh sintesis protein oleh mikroba. Hubungan antara penambahan karbohidrat, karbohidrat, pengurangan pengurangan amonia dan produksi protein mikroba tergantung pada konversi mikroba rasio C dan N dalam biomassa mikroba, dan isi karbon dari bahan tambahan. Kontrol nitrogen nitrogen anorgan anorganik ik dapat dapat diatasi diatasi dengan dengan mengguna menggunakan kan prinsip prinsip penguba pengubahan han karbon dan nitrogen melalui proses mikrobial, prosesnya adalah sebagai berikut: C organik
CO2 + energy + C yang diasimilasi di asimilasi oleh sel mikroba
Shirota Shirota (2008), (2008), menjelas menjelaskan kan C/N rasio rasio
sangat sangat menentukan menentukan tingkat tingkat
kesuburan air dan laju mineralisasi bahan organik menjadi garam mineral yang bersifat available untuk diserap oleh jasad eukariotik dan prokariotik. Kondisi C/N rasio antara 10 – 20 atau lebih sangat kondusif bagi bakteri heterotrof untuk menggu mengguna nakan kan bahan bahan organ organik ik sebag sebagai ai makana makanan n dan dan kurang kurang kondus kondusif if bagai bagai pertu pertumb mbuh uhan an plan plankt kton on hija hijau u atau atau pala palank nkto ton n cokl coklat at.. C/N C/N rasi rasio o 20 ke atas atas
37
mendor mendoron ong g nitri nitrifik fikasi asi dan denit denitrif rifika ikasi si yang yang cepat, cepat, menyeb menyebabk abkan an nitro nitrogen gen konsen konsentra trasin sinya ya rendah rendah dalam dalam instal instalsi si pengo pengolah lahan an limba limbah h dan dan mendor mendoron ong g pertumbuhan bakteri filamen yang dapar mengambil langsung gas nitrogen dari udara menyebabkan bioflok sulit mengendap.
c. Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Bioflok Adapun Adapun kelebiha kelebihan n dan kekurang kekurangan an dalam dalam penerapa penerapan n teknologi teknologi bioflok bioflok (BFT). Suprapto (2007), menjelaskan teknologi bioflok memiliki keuntungan dan kekurangan. Kelebihan dari teknologi bioflok yaitu
1. pH relatif relatif stabil stabil dan cendrung cendrung rendah sehingga sehingga kandungan kandungan amoniak amoniak (NH4+) relatif rendah. Tidak terga tergantu ntung ng dari dari sinar sinar matah matahari ari,, namun namun aktiv aktivita itasny snya a menuru menurun n 2. Tidak apabila suhu rendah.
3. Tidak perlu ganti air (sedikit ganti air) sehingga “biosecurity” “biosecurity” terjaga. 4. Limbah Limbah tambak tambak (kotoran (kotoran,, alga, alga, sisa pakan, ammonia ammonia), ), dapat dapat didaur didaur ulang ulang dan dijadikan dijadikan makanan makanan alami dengan dengan protein tinggi, tinggi, dan lebih ramah lingkungan. Kekurangannya Kekurangannya dari teknologi bioflok yaitu
1. Tidak dapat diterapkan pada tambak yang bocor/rembes karena sedikit pergantian air bahkan tidak ada pergantian air,
2. Memerlukan peralatan (kincir) cukup banyak sehingga kebutuhan listrik lebih tinggi,
3. Aerasi harus hidup terus karena apabila aerasi kurang maka akan t erjadi pengendapan bahan organik sehingga resiko munculnya H 2S tinggi.
3.3.6 Pengukuran bioflok
38
Peng Penguk ukur uran an atau atau kont kontro roll biof bioflo lok k (Gam (Gamba barr 14) 14) pada pada tamb tambak ak ASP ASP dilakukan pada tiap 1 minggu sekali. Pengukuran flok menurut beberapa ahli flok (floker) adalah dengan menggunakan alat yang disebut Imhoff cone yaitu alat yang terbuat dari bahan kaca atau palstik transparan berbentuk kerucut dan dilengkapi dengan skala. Pengukuran dilakukan dengan mengambil 1 liter air pada tambak yang berasal dari 2 tempat berbeda dalam satu kolam budidaya denga dengan n kedal kedalama aman n pengam pengambil bilan an 1- 15 cm pada pada pukul pukul 09.00 09.00 - 12.00 12.00 WITA. WITA. Langkah selanjutnya yaitu mengendapkan dalam imhoff cone selama 10 – 15 menit. Volume flok dapat dibaca pada skala imhoff imhoff cone. cone.
Hasil pengukuran
bioflok pada praktek kerja lapang terihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengukuran Bioflok dengan Imhoff cone Tanggal Pukul Pengambilan Hasil Pengukuran (ml/L) 12 Feb 2011
10.00 WITA
18 ml/L
19 Feb 2011
09.00 WITA
22 ml/L
26 Feb 2011
10.00 WITA
26 ml/L
Sumber: Tambak CV. Adi Sarana Permai.
Hasil pengukuran bioflok di tambak ASP dengan menggunakan Imhoff cone pada minggu pertama didapatka didapatkan n jumlah jumlah flok sebesar 18 ml/liter, ml/liter, pada minggu minggu kedua kedua sebesar sebesar 22 ml/liter,d ml/liter,dan an pada pada minggu minggu ketiga ketiga 25 ml/liter. ml/liter. Hasil pengukuran pengukuran seminggu sekali selama 3 minggu, adanya penambahan flok pada minggu kedua dengan penambahan sebanyak 4 ml/L sedangkan pada minggu ketiga ketiga terjad terjadii penamb penambah ahan an flok flok sebesa sebesarr 3 ml/L. ml/L. Ini menan menandak dakan an adanya adanya peningka peningkatan tan flok selama selama 3 minggu minggu melalui melalui penambah penambahan an probioti probiotik k B. subtilis sebanyak 2- 3 ppm/ Ha setiap 3-4 hari sekali.
39
Gambar 14. 14. Pengukuran Bioflok dengan dengan Imhoff cone (Nyan Taw, et al. 2009) Nyan Taw, et al . (2009), (2009), menyataka menyatakan n kontrol kontrol bioflok bioflok maksimum maksimum atau bioflok bioflok yang baik pada pada tambak tambak adalah adalah 15 ml/liter. ml/liter. Berdasaraka Berdasarakan n hasil hasil yang dilakuk dilakukan an penguku pengukuran ran volume flok pada petak petak budidaya budidaya udang ASP masih berada pada kadar optimal dan tidak menyebabkan adanya pengaruh terhadap pertumbuhan udang. Pemberian probiotik B. subtitlis memberikan memberikan hasil yang baik dalam dalam pembentu pembentukan kan bioflok bioflok berarti berarti dekompos dekomposisi isi amonia, amonia, nitrit, nitrit, dan N-organi N-organik k berlangsung optimal melalui proses asimilasi. Sahidir (2011), menyatakan flok yang terlalu padat akan menurunkan kuali kualitas tasnya nya.. Konse Konsentr ntrasi asi bioflo bioflok k tidak tidak boleh boleh lebih lebih dari dari 200 200 ml/li ml/liter ter dengan dengan menggunakan imhoff cone. cone. Penguran Pengurangan gan kepadata kepadatan n dapat dapat dilakuka dilakukan n dengan dengan siphon (pembuangan).
3.3.7 Pengamatan flok di bawah mikroskop Pengamatan bioflok dilakukan di Laboratorium Kualitas Air tambak ASP dengan dengan mengguna menggunakan kan mikroskop mikroskop Olympus Olympus CX-21. CX-21. Pengama Pengamatan tan dilakuka dilakukan n hamp hampir ir
sama sama
deng dengan an
peng pengam amat atan an
plan plankt kton on..
Peng Pengam amat atan an
dimu dimula laii
dari dari
peng pengam ambi bila lan n samp sampel el flok flok 1 – 2 tete tetes s dari dari hasi hasill peng penguk ukur uran an deng dengan an menggunakan pipet tetes dan diteteskan ke dalam Haemocytometer atau slide glass glass dan dan diamat diamatii dibaw dibawah ah mikro mikrosko skop p dengan dengan perbe perbesar saran an 100 - 400 400 kali. kali. Adapun hasil dari pengamatan flok di tambak ASP ditampilkan pada Gambar 15a dan 15b. Hasil dari seluruh pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 5.
2
40
1
Algae
3
Absord matter
Gambar 15a. Komunitas Flok Alga Keterangan : “absorb matter” adalah partikel yang melayang di dalam air yang teraerasi dan tersirkulasi dalam pembentukanya dibantu oleh bakteri heterotrof. Alga yang terdapat dalam flok merupakan jenis 1. Nitzschia sp, 2. Peridinium sp, dan 3. Chlorococcum sp. sp .
Komposisi dari bioflok tidak hanya dari golongan flok alga. Selain flok alga adapaun flocs filamentous bacteria, flok rotifera, rotifera, flok cacing, cacing, flok protozoa protozoa dan flok campuran (mix). Berdasarkan hasil pengamatan di laboraotrium jenis flok pada petak budidaya tambak ASP di dominasi oleh jenis flok alga (Flocs Algae) dan terdapat bakteri filamen (Flocs – Filamentous Filamentous Bacterial). Komposisi flok tidak hanya terdiri dari alga namun terdapat partikel – partikel yang berada didasar petak petak yang yang sudah sudah tersir tersirkul kulasi asi dengan dengan bantua bantuan n kincir kincir air. air. Adanya Adanya partik partikel el – pertikel ini maka alga yang mati atau mengalami kerusakan akan menempel (perifiton) pada pertikel dimana partikel ini merupakan salah satu pakan udang yang yang meng mengan andu dung ng
prot protei ein n
yang yang cuku cukup p
untu untuk k
memb memban antu tu
memp memper erce cepa patt
pertumbuh pertumbuhan an udang. udang. Berdasar Berdasarkan kan hasil hasil identifi identifikasi kasi yang dilakukan dilakukan jenis jenis alga yang yang ada ada pada pada flok flok yakn yaknii Nitzsc Nitzschi hia a sp, Merism Merismope opedia dia sp, Perid Peridini inium um sp, Chlorococcum Chlorococcum sp. Hasil identifikasi disajikan pada lampiran 7. Jorand, et al. (1995) dalam Shcryver, et al . (2008), menjelaskan mikroba flok terdiri dari campuran mikroorganisme mikroorganisme heterogen (pembentuk flok dan bakteri
41
filamen), partikel, koloid, polimer organik, kation dan sel mati. Bakteri pembentuk flok dapat dilihat pada Gambar 16
Bacterial filament (Filamentous Bacteria)
Gambar 15b Gambar 15a. Komunitas flok alga; 15b; Struktur flok dengan sistem bioflok dan komposisnya. Keterangan: Keterangan: bakteri filament adalah bakteri yang memyebabkan bentuk flok menjadi sangat kompak dan tidak tepadatkan sehingga tidak mudah mengendap.
Anonimou Anonimous s (2011), (2011), menyataka menyatakan n komponen komponen selain selain bakteri bakteri dalam dalam flok adalah alga. Jenis alga yang dioharapkan tumbuh adalah dari kelompok diatom dan alga hijau. Beberpa jenis diatom yang hidup menempel pada flok adalah Navicula sedangkan alga berkoloni dari jenis Skeletonema dan Chaetoceros. Chaetoceros . Diatom memberikan ciri flok yang berwarna kecokelatan. Sedangkan kelompok green algae memberikan ciri flok berwarna kehijauan. Meski green algae tidak dimakan dimakan oleh udang, udang, namun namun kelompok kelompok alga ini bersifat bersifat stabil stabil atau siklus hidup yang yang lebih lebih lama. lama. Biofl Bioflok ok diangg dianggap ap bermu bermutu tu jelek jelek bila bila terdap terdapat at dinof dinoflag lagell ellata ata dalam jumlah yang banyak (lebih dari 10% dari komunitas algae yang ada). Di
42
samping itu, bila alga yang menyusun bioflok didominasi oleh blue green alga (Gambar 16A dan 16 B).
Gambar 16. A. Struktur Flok dengan sistem BFT dan komposisnya, B. protozoa yang yang meru merump mput ut di tepi tepi sebu sebuah ah flok flok meng mengel elua uark rkan an sel sel yang yang cenderung meninggalkan meninggalkan flok. (Schryver, et al. 2008). Nyan Nyan Taw, Taw, et al . (200 (2009) 9),, meny menyat atak akan an pada pada kont kontro roll biof bioflo lok k dapa dapatt ditemukan flok yang terdiri dari komunitas flok coklat (brown flocs), dan flok hijau (green flocs). Komunita Komunitas s antra kedua agla dapat dapat dilihat dilihat pada Gambar 17a dan 17b
43
Gambar 17a.
Gambar 17b.
Gambar 17a. Komunitas Flok Coklat (Brown Flocs); Flocs); 17b. Komunitas Flok Hijau (Green Flocs) (Nyan Taw, et al. 2009).
3.3.8 Pemberian pakan Pakan yang digunakan dalam proses pembesaran udamg vannamei pada Tamba Tambak k ASP ASP adala adalah h Kaiohj Kaiohjii denga dengan n kode kode KJV 2B dari dari PT. Mataha Matahari ri Sakti, Sakti, Iraw Irawan an – V (681 (681 – 684) 684) dari dari PT. PT. Cent Centra rall Prot Protei eina napr prim ima, a, Tbk. Tbk. Paka Pakan n ini ini mempunya mempunyaii ukuran ukuran yang berbeda-beda berbeda-beda yang disesuai disesuaikan kan dengan dengan umur dan ukuran udang. Semakin besar udang maka kode pakan juga semakin tinggi. Pakan Kaiojhi dan Irawan dapat dilihat pada Gambar 18a dan 18b. Pemberian pakan disesuaikan dengan feeding rate (FR) setiap umur dan ukur ukuran an udan udang. g. Teta Tetapi pi untu untuk k pemb pember eria ian n paka pakan n satu satu bula bulan n pert pertam ama a masi masih h menggunakan blind feed yaitu cara pemberian pakan yang mengikuti standar pemberian pakan menurut pihak CP. Prima karena belum diketahui berat udang sebagai patokan untuk menetapkan berapa banyak pakan yang diberikan, maka pakan yang diberikan mengikuti jumlah pakan yang ditentukan oleh CP. Prima sesuai tabel pada Lampiran 6.
Gambar 18a
Gambar 18b
Gambar 18a. Pakan Udang Merek Kaiojhi dari PT. Matahari Sakti ; 18b. Pakan Udang Merek Irawan dari PT. Proteinaprima, Proteinaprima, Tbk.
44
Pakan Pakan diberikan diberikan sebanyak sebanyak 5 kali dalam dalam sehari sehari yaitu pada pukul 06.00, 06.00, pukul pukul 10.00, 10.00, pukul pukul 14.00, 14.00, pukul pukul 17.00, 17.00, pukul pukul 12.00 12.00 WITA. Penambahan Penambahan dan pengurangan pengurangan pemberian pakan dilakukan setelah melihat kondisi anco. Semakin banyak sisa pakan yang ada di anco maka pakan yang diberikan selanjutnya akan semakin dikurangi. Dengan begitu maka dapat mencegah banyaknya sisa pakan yang terakumulasi dalam tambak yang dapat menyebabkan penurunan kualitas kualitas air tambak tambak yang berbahaya berbahaya bagi kehidupan kehidupan udang. udang. Untuk Untuk komposis komposisii pakan yang digunakan di CP. Prima dan PT. Matahari Sakti dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Komposisi Pakan Irawan - V Kode Pakan Ukuran Udang Crude Protein (g) (% min)
Moisture
Fat (% min)
(% max)
681 V
PL 13-1
30
12
5
682 V
1–2
30
12
5
683 V
2–5
30
12
5
683 – SP V
5 – 14
30
12
5
684 – S
14 – 22
28
12
5
Sumber: Tambak CV. Adi Sarana Permai. Penentuan besarnya pakan yang akan diberikan perlu dilakukan sampling terlebih terlebih dahulu. dahulu. Kegiatan Kegiatan sampling sampling pertama pertama sebaikny sebaiknya a dilakuk dilakukan an pada saat udang mencapai umur 50 hari masa pemeliharaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya stres pada udang. Tabel 4. Komposis Pakan Kaiojhi
45
Kode Pakan
Ukuran Udang (g)
Crude Protein
Moisture
Fat (% min)
(% max)
(% min) 1
0.01 - 0,31
37
13
5
2A
0,31 – 1,81
37
13
5
2B
1,81 – 3,93
37
13
5
3S
3,93 – 7,17
34
11
5
3M
7,17 – 12,04
34
11
5
3L
12,04 20,02
34
11
5
4
20,02 - harvest
34
11
5
Sumber : Tambak CV. Adi Sarana Permai Sampl Sampling ing beriku berikutny tnya a dilaku dilakukan kan 7 atau atau 10 hari hari sekali sekali dari dari sampl sampling ing sebelumnya. Sampling dilakukan dengan cara menebar jala di bagian pinggir tambak tambak kemudian kemudian mengambil mengambil udang udang di dalam dalam jala jala baru ditimbang ditimbang beratnya. beratnya. Sampling Sampling bertujuan bertujuan untuk untuk mengetah mengetahui ui berat berat rata-rata rata-rata ( average average body weight weight ), ), perta pertamba mbahan han berat berat rata-r rata-rata ata haria harian n (averag average e daily daily gain gain)) dan dan size size udan udang. g. Kegiatan sampling sampling dapat dilihat dilihat pada Gambar 19a dan 19b. Amri dan Iskandar (2008), menjelaskan sampling sampling juga bertujuan untuk mengetahui nafsu makan dan kesehatan udang.
46
Gambar 19a
Gambar 19b.
Gambar 19a. Penimbangan udang pada saat sampling; 19b. Proses penjalaan udang pada saat sampling.
3.3.9 Pengelolaan kualitas air pada pendekatan sistem bioflok Pengelolaan kualitar air di tambak dilakukan setiap hari yaitu parameter yang perlu diperhatikan dalam budidaya udang dengan pendekatan Teknologi Bioflok (BFT) dimana berbasis Probiotik Bacillus subtilis adalah parameter fisika, (warna air, dan suhu), parameter kimia (DO, pH, NH 3, NO2, P) Dari pengukuran kuali kualitas tas air yang yang dilak dilakuka ukan n maka maka hasil hasil penguk pengukura uran n dapat dapat digun digunaka akan n untuk untuk memantau kondisi air dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk menjaga kualitas air agar bagus untuk digunakan sebagai media hidup udang dan udang mampu dengan dengan cepat tumbuh di lingkungan lingkungan tersebut. Pengukuran Pengukuran kualitas air ada yang dilakukan setiap hari yaitu, pH, kedalaman air, suhu, DO dan warna air, sedangkan untuk kualitas air seperti NH 3, NO2, Pospat dan diukur setiap 3 atau 4 hari sekali. Standar kualitas air yang ada di tambak ASP tersedia pada Tabel 5.
47
PARAMETER
UNIT
pH
STANDART 7,5 – 8,5
DO
Ppm
>3
Salinitas
Ppt
15 – 30
o
Suhu
C
28 – 31
Total alkalinitas
Ppm
120 – 225
Bicarbonat alkalinitas
Ppm
< 200
Total Hardness
Ppm
3000 – 6000
Ca Hardness
Ppm
< 1000
Mg Hardness
Ppm
< 1250
Total Plankton
Cdl/ml
5 – 20 x 105
NH3
Ppm
< 0,15
NO2
Ppm
< 0,15
TOM
Ppm
< 50
Residu Chlorine
Ppm
< 0,02
Total Vibrio
CFU/ml
< 3 x 103
Total Vibrio alginoliticus
CFU/ml
< 103
Total Vibrio Parahaemoliticus
CFU/ml
< 102
Total Luminesent Vibrio
CFU/ml
< 101
Tabel 5. Standar Kualitas Air di Tambak Adi Sarana Permai. Sumber: Tambak CV. Adi Sarana Permai
a. Suhu Suhu Suhu mempun mempunyai yai peran peranan an pentin penting g dalam dalam ekosis ekosistem tem perai perairan ran yang yang berpe berpeng ngaru aruh h terhad terhadap ap viskos viskosita itas, s, kelaru kelarutan tan gas-g gas-gas as dalam dalam air dan akan akan mempenga mempengaruhi ruhi pertumbuh pertumbuhan an organism organisme e dalam dalam air (Subarij (Subarijanti anti,, 1990). 1990). Suhu dapat dapat mempenga mempengaruhi ruhi proses proses metabolis metabolisme me udang udang apabila apabila perairan perairan mengalam mengalamii penuruna penurunan n maupun maupun kenaikan kenaikan suhu akan mempengaruh mempengaruhii nafsu makan udang udang sehing sehingga ga dapat dapat mengha menghamba mbatt pertu pertumbu mbuhan han dari dari udang udang.. Hasil Hasil pengam pengamata atan n kisaran suhu pada petak budidaya dengan pendekatan teknologi bioflok disajikan
48
pada Tabel 6. Schryver, et al. (2008), (2008), menyataka menyatakan n pengaruh pengaruh suhu kompleks kompleks penelitian telah dilakukan pada sampel lumpur aktif untuk menemukan hubungan hubungan antara suhu dan kekuatan atau morfologi flok. Menemukan bahwa deflocculation dari flok terjadi pada suhu rendah (4°C) dibandingkan dibandingkan dengan suhu yang lebih tinggi (18-20°C), mungkin karena penurunan aktivitas mikroba dalam flok.
Tabel 6. Data Pengukuran Suhu pada Petak Budidaya Tanggal 12 Feb 2011 13 Feb 2011 14 Feb 2011 15 Feb 2011 16 Feb 2011 17 Feb 2011 18 Feb 2011 19 Feb 2011 20 Feb 2011 21 Feb 2011 22 Feb 2011 23 Feb 2011 24 Feb 2011 25 Feb 2011 26 Feb 2011
Suhu (°C) Pagi 29,3 28,4 29,2 29,4 29,4 29,3 29,0 29,0 29,2 29,4 29,4 28,2 28,0 28,9 28,3
Siang 30,1 30,8 31,9 30,2 30,1 30,4 Hujan Deras 30,9 31,8 31,0 30,2 Hujan Deras Gerimis Hujan Deras 28,5
b. Oksigen Terlarut/ Dissolved oxygen Kadar oksigen yang terlarut di perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian serta serta semakin kecil tekanan tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut terlarut semakin kecil kecil (Effendi, (Effendi, 2003). 2003). Hasil Hasil pengukur pengukuran an kisaran kisaran oksigen oksigen terlarut terlarut pada pada petak budi budida daya ya deng dengan an pend pendek ekat atan an tekn teknol olog ogii biof bioflo lok k disa disaji jika kan n pada pada Tabe Tabell 7. Berdasar Berdasarkan kan hasil hasil pengukur pengukuran an kisaran kisaran oksigen oksigen terlarut terlarut pada pada petak budidaya budidaya yakni berkisar antara 3,6 – 4,3 mg/L, ini menandakan kadar oksigen terlarut pada petak berada pada keadaan optimal dalam membantu pembentukan bioflok dan kadar oksigen terlarut pada kisaran diatas optimal untuk pertumbuhan udang,
49
namun namun ada sedik sedikit it penuru penuruna nan n oksig oksigen en terla terlarut rut pada pada tangga tanggall 20 dan dan 21 ini dikarenakan adanya 2 kincir mengalami kematian akibat terkena petir, sehingga perlu adanya perbaikan.
Tabel 7. Data Pengukuran Oksigen Terlarut pada Petak Budidaya Tanggal 12 Feb 2011 13 Feb 2011 14 Feb 2011 15 Feb 2011 16 Feb 2011 17 Feb 2011 18 Feb 2011 19 Feb 2011 20 Feb 2011 21 Feb 2011 22 Feb 2011 23 Feb 2011 24 Feb 2011 25 Feb 2011 26 Feb 2011
Oksigen Terlarut (ppm) Pagi Malam 4,2 4,2 4,0 4,0 4,2 4,0 4,0 4,0 4,0 4,2 4,2 4,1 4,2 Hujan Deras 4,1 4,0 3,9 3,6 3.6 3.6 4,2 3,9 3,9 Hujan Deras 3,9 Gerimis 4,2 Hujan Deras 4,3 3,9
. Shirota Shirota (2008), (2008), menyataka menyatakan n kondisi kondisi optimum optimum oksigen oksigen terlarut terlarut dalam dalam pembentukan bioflok sekitar 4 -5 ppm. Schryver (2008), menjelaskan tingkat DO tidak hanya penting bagi aktivitas metabolisme sel dalam flok aerobik tetapi juga diduga mempengaruhi struktur flok. Kecenderungan yang lebih besar dan lebih kompak flok pada konsentrasi DO lebih tinggi.
c. pH (Potensial Hidrogen) Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan, didefinisikan sebagai logaritma dari resiprokal aktivitas ion hidrogen dan secara matematis dinyatakan sebagai pH = log 1/H +, dimana H+ adalah banyaknya ion hidrogen dalam mol per liter larutan (Barus, 2004). Kordi dan Tancung (2007), meny menyat atak akan an
pH
air air
memp mempen enga garu ruhi hi
ting tingka katt
kesu kesubu bura ran n
pera perair iran an
kare karena na
50
mempenga mempengaruhi ruhi kehidupa kehidupan n jasad jasad renik. renik. Perairan Perairan asam akan kurang kurang produktif produktif,, malah dapat membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah (keasaaman tinggi) kandun kandunga gan n oksige oksigen n terla terlarut rut akan akan berku berkuran rang, g, sebaga sebagaii akiba akibatny tnya a konsum konsumsi si oksigen oksigen menurun, menurun, aktivitas aktivitas pernafas pernafasan an naik dan selera selera makan makan menurun. menurun. Hal yang yang seba sebali likn knya ya terj terjad adii pada pada suas suasan ana a basa basa.. Atas Atas dasa dasarr ini, ini, maka maka usah usaha a budidaya perairan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9,0 dan kisaran optimal optimal adalah adalah 7,5- 8,7. Hasil pengukur pengukuran an
kisaran kisaran pH pada petak budidaya budidaya
udang dengan pendekatan teknologi bioflok disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Data Pengukuran pH pada Petak Budidaya Tanggal
pH
12 Feb 2011
Pagi 7,7
Siang 8,1
13 Feb 2011
7,8
8,2
14 Feb 2011
7,9
8,2
15 Feb 2011
7,8
8,2
16 Feb 2011
7,7
8,3
17 Feb 2011
7,8
8,2
18 Feb 2011
7,7
Hujan Deras
19 Feb 2011
7,7
8,1
20 Feb 2011
7,8
8,2
21 Feb 2011
7,7
8,3
22 Feb 2011
7,6
8,2
23 Feb 2011
7,7
Hujan Deras
24 Feb 2011
7,7
Gerimis
25 Feb 2011
7,7
Hujan Deras
26 Feb 2011
7,5
8,1
Kisa Kisara ran n pH pada pada peta petak k budi budida daya ya deng dengan an pend pendek ekat atan an biof bioflo lok k pada pada tambak ASP berkisara antara 7,5 – 8,3. Sesuai pernyataan berarti kadar pH pada tambak berada pada kadar optimal yang tidak menyebabkan gangguan pada udang. Untuk sistem budidaya bioflok pH cendrung stabil dan dengan fluktuasi
51
pH tidak terlalu drastis Shirota (2008), menyatakan bioflok terbentuk, jika secara visual di dapat warna air kolam coklat muda (krem) berupa gumpalan bergerak bersama arus. pH cendrung di kisaran 7 (antara 7,2 – 7,8) dengan kenaikan pH pagi dan sore yang kecil (rentang pH antara 0,02 – 0,2). d. Amnonia (NH3) Effendi (2003), menjelaskan amonia bebas (NH 3), yang tidak terionisasi bers bersif ifat at toks toksik ik terh terhad adap ap orga organi nism sme e akua akuati tik. k. Toks Toksis isit itas as amon amonia ia terh terhad adap ap organisme akuatik akan meningkat jika terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, pH, dan suhu. Durborow Durborow,, et al . (1997) menyatakan amonia (NH 3) merupakan produk akhir utama dalam pemecahan protein pada budidaya udang maupun hewan hewan akuatik akuatik lainnya. lainnya. udang udang mencerna mencerna protein protein pakan pakan dan mengekskr mengekskresik esikan an amonia amonia melal melalui ui insang insang dan feses. feses. Jumla Jumlah h amoni amonia a dieksk diekskres resika ikan n oleh oleh ikan ikan bervariasi tergantung jumlah pakan dimasukkan ke dalam kolam atau sistem budidaya.
52
Gambar 16. Siklus Nitrogen pada Kolam (Moriarty, 2009) Keterangan: Udang dan ikan mengsekresikan amonium (NH 4) dimana akan mengalami proses proses nitrif nitrifika ikasi si deng dengan an bantu bantuan an bakte bakteri ri autot autotro roff dan dan dapa dapatt juga juga memanfaatkan bakteri hetertrog seperti Bacillus spp unutk mendegradasi/ mendegradasi/ dekompos dekomposisi isi limbah limbah organik organik yang menumpuk menumpuk di dasar dasar kolam. kolam. Kedua Kedua proses ini membutuhkan oksigen yang tinggi dan unutk proses dengan bakteri heterotrof harus ada penambahan karbon.
Jumlah Jumlah amonia amonia diekskre diekskresika sikan n oleh oleh ikan bervaria bervariasi si tergantun tergantung g jumlah jumlah pakan dimasukkan ke dalam kolam atau sistem budaya (Durborow, et al. 1997). Amonia merupakan senyawa yang sangat berbahaya karena dapat mengganggu fungsi fisiologis dalam tubuh bagi organisme akuatik. Selain menggangu fungsi dala dalam m
tubu tubuh, h,
kons konsen entr tras asii
amon amonia ia
yang yang
ting tinggi gi
disu disuat atu u
pera perair iran an
dapa dapatt
menyebabkan menyebabkan penurunan beberapa parameter kualitas air lainnya. Meningkatnya konsentrasi amonia akan diikuti dengan peningkatan pH air yang berimplikasi pada penurunan kemampuan oksigen terlarut dalam air (Dissolved oxygen). Peningka Peningkatan tan pH yang diikuti diikuti dengan dengan penuruna penurunan n konsentr konsentrasi asi oksigen oksigen terlarut dapat menimbulkan gangguan fungsi fisiologi serta metabolisme seperti respirasi dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Ketika terjadi gangguan seperti ini, maka udang sangat rentan terhadap serangan mikroorganisme patogen dan berpoten berpotensi si mengala mengalami mi kegagala kegagalan n panen panen bahkan bahkan kerugia kerugian n yang cukup cukup besar. besar. Oleh karena itu, diperlu diperlukan kan suatu suatu manajeme manajemen n kualitas kualitas air yang baik sebagai sebagai suatu alternati alternatiff pencegah pencegahan. an.
Hasil Hasil pengukuran pengukuran amonia pada petak budidaya budidaya
dengan pendekatan teknologi bioflok disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Data Pengukuran Amonia (NH3) pada Petak Budidaya Tanggal 12 Feb 2011 16 Feb 2011 20 Feb 2011 26 Feb 2011
Amonia (NH3) (ppm) 0.042 0.056 0.065 0.065
Berd Berdas asar arka kan n hasi hasill peng penguk ukur uran an kisa kisara ran n amon amonia ia (NH (NH 3) pada ada petak tak budid budidaya aya denga dengan n pende pendekat katan an tekno teknolog logii biofl bioflok ok adala adalah h 0,042 0,042 – 0,065 0,065 ppm. ppm.
53
Berdasar Berdasarkan kan hasil hasil terjadi terjadi peningka peningkatan tan kadar kadar amonia amonia tiap penguku pengukuran ran 4 hari sekali selama 2 minggu dikarenakan masukan dari pakan yang diberikan makin besar umur udang maka adanya peningkatan dalam pemberian pakan pelet. Effendi (2003), mengatakan amonia bebas (NH 3), yang tidak terionisasi bers bersif ifat at toks toksik ik terh terhad adap ap orga organi nism sme e akua akuati tik. k. Toks Toksis isit itas as amon amonia ia terh terhad adap ap organisme akuatik akan meningkat jika terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, pH, dan suhu.
3.3.8 Kendala yang dihadapi Kenda Kendala la yang yang dihad dihadapi api di tambak tambak ASP dengan dengan penera penerapa pan n tekno teknolog logii bioflok yang berbasis probiotik B. subtilis adalah:
1. Konstruksi petak yang sudah mulai mengalami penyusutan dalam kekuatan menahan air, hanya dilakukan perbaikan – perbaikan kecil pada pada plesteran plesteran yang retak retak belum belum dilakukan dilakukan renovasi renovasi secara secara keselu keseluruh ruhan an sehin sehingga gga pendek pendekata atan n penera penerapan pan teknol teknolog ogii biofl bioflok ok kurang optimal.
2. Masih kurangnya pemahaman tentang bagaimana perhitungan C:N rasio sehingga sulit menentukan kebutuhan karbon yang dibutuhkan pada petak dan selama ini kebutuhan karbon hanya dilakukan pada proses pengkulturan probiotik.
54
4.
KESI KESIMP MPU ULAN LAN DAN DAN SARA SARAN N
4.1 Kesimpulan Berda Berdasar sarkan kan hasil hasil Prakte Praktek k Kerja Kerja Lapan Lapang g yang yang telah telah dilaku dilakukan kan dapat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Hasil pengukuran bioflok di tambak ASP dengan menggunakan Imhoff cone pada minggu pertama didapatkan jumlah floc sebesar 18 ml/liter, pada minggu kedua sebesar 22 ml/liter, dan pada minggu ketiga 25 ml/liter.
2.
Hasil pengukuran pengukuran kualitas air pada tambak ASP dimana suhu berkisar antara 28,3 – 31,9 0C, pH berkisar berkisar antara 7,5 – 8,3, oksigen oksigen terlarut (DO) berkisar antara 3,6 – 4,3 mg/L, amonia 0,042 – 0,065 ppm.
3.
Pemberian probiotik B. subtilis pada budidaya tambak dapat digunakan dalam pendekatan pembentukan bioflok di tambak yang dimana hasil peng pengam amat atan an
biof bioflo lok k
diba dibawa wah h
mikr mikros osko kop p
dite ditemu muka kan n
flok flok
yang yang
mendominasi adalah komunitas flok alga (Flocs Algae) selain itu juga ditemukan flok dari filamentous bakteri.
4.2 Saran penelitian yang membandingkan membandingkan tentang tentang efisiensi produksi produksi 1. Perlu adanya penelitian udang vannamei dengan penggunaan teknologi bioflok dan tanpa bioflok.
2. Diperlu Diperlukan kan kajian kajian tentang tentang jenis jenis bakteri bakteri probioti probiotik k yang lebih lebih efektif efektif dan efesien dalam pembentukan bioflok dan pemanfaatanya dalam budidaya udang.
55
DAFTAR PUSTAKA
Amri, K dan Iskandar Kanna. 2008. Budidaya Udang Vannamei. Vannamei. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 161 hal. Anonim. 2009. Konsep Budidaya Udang Sistem Bakteri Heterotrof Dengan Biofloks. http://aiyushirota.com http://aiyushirota.com (6 Maret 2011). Anoni onim.
201 2010. Baci Bacill llus us subt subtil ilis is.. subtilis.htm (8 Maret 2011)
http://ww http://www.pro w.probiotic biotic.org/b .org/bacill acillusus-
Adiwijay Adiwijaya, a, D., Sapto, P.R., P.R., E. Sutikno, Sutikno, Sugen dan Subiyakto Subiyakto,, 2003 2003. Budidaya udang udang vanam vanamme meii (L. vannam vannamei) ei) sist sistim im tert tertut utup up yang yang rama ramah h lingkungan. lingkungan. Departem Departemen en Kelautan Kelautan dan Perikana Perikanan, n, Dirjen. Dirjen. Perikana Perikanan n Budidaya, Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara. 29 hal Avnimele Avnimelech ch Yoram. Yoram. 1999. 1999. Carbonr nitrogen ratio as a control element in aquaculture systems. systems. Aquaculture 176: 176: 227-235. Avnimele Avnimelech, ch, Yoram Yoram 2000. 2000. Nitrogen control and protein recycle. Activated suspension pond. The Advocate April 23-24 Avnime Avnimelec lech, h, Yoram Yoram 2005a. 2005a. Tila Tilapi pia a harv harves estt micr microb obia iall floc flocs s in acti active ve suspension research pond. pond. Global Aquaculture Advocate V 8 (5), 5758 Avnimelech, Yoram, 2005b. Feeding of Tilapia on microbial flocs: Quantitive evlua evluatio tion n using using mater material ial balanc balances es.. Paper presented at World Aquac Aquacul ultur ture e 2005, 2005, May 9-13, 9-13, Nusa Nusa Dua, Dua, Bali, Bali, Indone Indonesia sia.. Book Book of Abstracts, 57 Baru Barus, s, T. A. 2004 2004.. Penga Penganta ntarr Limnol Limnologi ogi Studi Studi Tentan Tentang g Ekosi Ekosiste stem m Air Daratan. Daratan. Program Studi Biologi USU FMIPA. Medan Briggs, M., Funge-Smith, S., Subasinghe, R. and Philips, M. 2004. Introductions and movem movement ent of Penaeus vannamei and Penaeus stylirostris in Asia and the Pacific. Food and Agriculture Organization of The United Nati Nation ons s Regi Region onal al Offi Office cerr for for Asia Asia and and The The Paci Pacifi fic. c. R. P. 2004 2004/1 /10. 0. Bangkok, FAO: 99 pp Burhanuddin, Burhanuddin, 2009. Riset Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Dengan Umur Tokolan Berbeda. Berbeda. Seminar Nasional Hasil Riset Kelautan dan Perikanan. Castex,M., Vincent U., Sylvie R.,.2006. Probiotik Bacteria Effect on Shrimp Survival. Aquaculture Health International: 28-32.
56
Durborow, R.,David M., Martin W. 1997. Ammonia in Fish Ponds. Southern Regional Regional Aquaculture Center, SRAC publication publication 463. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Proses Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Perairan. Kanisius. Yogyakarta Fuller, R., 1989. Probiotics in man and animals. animals. J. Appl. Bacteriol. 66, 66, 365– 378. Holthui Holthuis, s, L.B. 1980. 1980. FAO FAO specie species s catal catalogu ogue. e. Shrimp Shrimps s and prawns prawns of the world. An annotated catalogue of species of interest to fisheries. fisheries. FAO Fish. Synop., 125 (l): 271. Irianto, Agus. 2003. Probiotik Probiotik Untuk Untuk Akuakultur Akuakultur . Yogyak Yogyakart arta: a: Gajah Gajah Mada Mada University. Kordi K. Dan Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air pada Kolam Budidaya. Budidaya. Rineka Cipta: Jakarta. Liza,2011. Teknologi Bioflok. http://lizaingazetteland.blogspot.com/2 ingazetteland.blogspot.com/2011/01/tugas 011/01/tugas -manbio-5-biofloc.html -manbio-5-biofloc.html Marsuk Marsuki. i. 1986. 1986. Metod Metodolo ologi gi Riset Riset.. Indonesia. Yogyakarta. 130 hal
Faku Fakult ltas as Ekon Ekonom omii
Univ Univer ersi sita tas s
Isla Islam m
Maulan Maulani, i, N. 2009. 2009. Aplika Aplikasi si teknol teknologi ogi bioflo bioflok k dalam dalam budid budidaya aya udang udang put putih ih ( Litopenaeus Litopenaeus vannamei Boone.) vannamei Boone.). Skripsi. ITB. Bandung. Nitrifier ierss and Denitr Denitrifie ifiersrs- Myths Myths and Facts Facts. Aqua Moriar Moriarty, ty, D. 2009. 2009. Nitrif Aqua Cultu Culture re AsiaPasific Magazine. 32-35. Production of Shrimp Shrimp (Litopena (Litopenaeus eus Muyd Muyder er,, E., E., Clae Claess ssen enss L., L., Mekk Mekkii H. 2010 2010.. Production vannamei) Without Marine Protein in a Bioflocs System. Aquafeed Magazine.
Nyan Taw & Saenphon Chandaeng, 2005. The role of R&D and commercial trials on efficiency and productivity of large integrated shrimp farm. Paper presented at World Aquaculture 2005, May 9-13, Nusa Dua, Bali, Indonesia. Book of Abstracts, 643. Nyan Taw, Hendri F., Naira T., Kaesar Kaesar S. 2009. 2009. Partial Harvest With BFT, a Promis Promising ing Syste System m For Pacific Pacific White White Shrimp Shrimp.. Worl Worl Aquac Aquacult ulture ure.. Mexico. Ochoa J Leonel, Olmos Jorge. 2011. The functional functional property of Bacillus Bacillus for shrimp feeds. feeds. http://www.aseanbiotechnol http://www.aseanbiotechnology.info ogy.info [10 Maret 2011]. Rubiyanto, W.H., dan Dian A.S. 2002. Udang vannamei, pembudidayaan dan prospek prospek pasar pasar udang putih tahan tahan penyakit penyakit.. Seri agribisn agribisnis is penerbi penerbitt Penebar Swadaja Jakarta Hal 11-13. Sahidir, I. 2011. Teknologi Bioflok: Teori dan Praktek. Praktek. http/www.bioteknologyhttp/www.bioteknologytambak-info.com. tambak-info.com. diakses 10 Maret 2011.
57
Schryver, P.,R. Crab, T, Defoirdt, N. Boon, W. Vertraete. 2008. The Basic of Bio-F io-Flo loc c Tek Tekchn chnolo ology: gy: The The Added dded Value alue for Aquaq uaqultu ulture re.. Aquaculture. 277: 277: 125 – 137. Shirota, A. 2008. Concept Of Heterotrophic Bacteria System Using Bioflocs in Shrimp Aquaculture. Biotechnology Biotechnology Consulating Consulating and Trading. Soeharsosno, H. 2010. Probiotik: Basis Ilmiah, Aplikasi dan Aspek Praktis. Praktis. Widya Padjajaran. Padjajaran. Subar Subarijijant anti, i, H. U. 1990. 1990. Diklat Diklat Kuliah Kuliah Limnologi. Limnologi. LUW/ LUW/ UNIBRAW UNIBRAW// FISH. Fakultas Perikanan. Universitas Universitas Brawijaya. Brawijaya. Malang Malang Suprapto, 2007. 2007. Pemahaman biofloc teknologi sebagai budidaya alternatif . Shrimp Club Indonesia. Suprapto Suprapto,, 2011. 2011. Metode Metode Analisis Analisis Paramete Parameterr Kualitas Kualitas Air Untuk Untuk Budidaya Budidaya Udang. Shrimp Club Indonesia. Surakhma Surakhmad, d, W.1998. W.1998. Pengan Pengantar tar Peneli Penelitia tian n Ilmiah Ilmiah Dasar Dasar Metode Metode Teknik Teknik.. Torsito Press. Bandung. 139 hal. Tizol, R., Jaime, B., Laira, R., Pérez, L., Machado, R. and Silveira, R. 2004. Introduction in Cuba of L. of L. vannamei . Quarantine I. Paper below Fishery Research Center (CIP). Wyban, James A., Sweeney, James N., 1991. Intensive Shrimp Production Technology. The Oceanic Institute. Hawai
LAMPIRAN
58
Lampiran 1. Denah Tambak CV. Adi Sarana Pemai
59