Berat Jenis Urine Pemeriksaan berat jenis urin berhubungan dengan keadaan faalpemekatan yang dilakukan oleh ginjal, dapat dilakukan dengan berbagaicara yaitu urometer, refraktometer, gravimetri dan falling drop. Berat jenisurin sewaktu pada orang n ormal antara 1,003-1,030. Berat jenis urin berhubungan erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin rendahberat jenisnya dan sebaliknya. Makin pekat urin makin tinggi berat be rat jenisnya, jadi berat jenis bertalian dengan faal pemekat ginjal. Urin sewaktu yang mempunyai berat jenis 1,020 atau lebih, menunjukkanbahwa faal pemekat ginjal baik. Keadaan ini dapat dijumpai padapenderita dengan demam dan dehidrasi. Sedangkan berat jenis urinkurang dari 1,009 dapat disebabkan oleh intake cairan yang berlebihan,hipotermi, alkalosis dan kegagalan ginjal yang menahun (Wirawan dkk.,1983). Berat jenis yang rendah ini bisa disebabkan oleh banyak minum,udara dingin, dan diabetes insipidus. Berat jenis yang tinggi disebabkanoleh dehidrasi, proteinuria, dan diabetes mellitus (Oka, 1998).Urinomter adalah hidrometer untuk penentuan berat jenis dari urinedan ditera khusus untuk penentuan tersebut. Urinometer memiliki skala1.0000 -1.0060 (tiga desimal) dan umumnya dipergunakan pada temperatur 60 F atau 15,5 C. Bila temperatur cairan yang akan dikur bukan 15,5 C, maka harus diadakan koreksi. Koreksi tersebut dilakukan dengan jalan menambah angka satu pada angka ketiga di belakang komauntuk setiap 3 di atas temperatur peneraan atau mengurangi 1 angkapada angka ketiga di belakan g koma untuk setiap 3 di bawah temperatur peneraan.
Pemeriksaan bobot jenis urin · Dewasa : 1,005 – 1,030 gr/ml · Bayi baru lahir : 1,001 – 1,020 gr/ml · Anak – anak anak : 1,005 – 1,030 gr/ml
Spesific Gravity (Berat jenis)
Berat jenis urin setiap orang berbeda-beda sesuai d engan jumlah cairan yang dimasukan setiap s etiap hari dan tergantung dari jumlah zat yang larut di dalam urin atau terbawa dalam urin. Yang mempengaruhi berat jenis urin seseorang adalah k omposisi urin, fungsi pemekatan ginjal, dan produksi urin itu sendiri. Untuk mengukur berat jenis urine dapat menggunakan urometer, refraktometer dan carik celup. Pemeriksaan berat jenis dalam urine dengan carik celup berdasarkan pada perubahan pKa (konstanta disosiasi) dari polielektrolit (methylvinyl
ether/maleic anhydride). Polielektrolit terdapat pada carik celup akan mengalami ionisasi, menghasilkan ion hydrogen (H+). Ion H+ yang dihasilkan tergantung pada jumlah ion yang terdapat dalam urine. Pada urine dengan berat jenis yang rendah, ion H+ yang dihasilkan sedikit sehingga pH lebih ke arah alkalis. Bila ginjal mengencerkan urin (misalnya sesudah minum air), maka berat jenisnya berkurang, sebalikya bila ginjal memekatkan urin, sebagaimana fungsi ginjal semestinya, maka berat jenis urin akan meningkat. Berat jenis urin dipengaruhi oleh beberapa hal, keadaan yang menimbulkan berat jenis urin tinggi (berat j enis > 1,026) adalah infeksi saluran kemih, kelebihan hormon antidiuretik, dehidrasi, protein uria, diabetes mellitus,. Sedangkan keadaaan yang menimbulkan berat jenis urin rendah (berat jenis < 1,005) adalah kondisi tubuh pada udara dingin, diabetes insipidus, dan terlalu banyak mengkonsumsi air.. Berat jenis urin yang rendah dapat menunjukkan gangguan fungsi reabsorbsi tubulus. Jika berat jenis urine lebih besar dari 1,030 memberi isyarat akan kemungkinan glukosuria. Berat jenis urin bukan parameter yang spesifik untuk mengindentifikasi penyakit seseorang sehingga perlu parameter pemeriksaan lain nya untuk memastikan penyakit tersebut.
https://www.scribd.com/doc/211177276/laporan-pemeriksaan-urin https://www.scribd.com/doc/144178251/TUGAS-URINE-sat-docx https://www.scribd.com/doc/247973123/pembahasan-urin http://www.wedaran.com/15089/penyebab-sel-darah-putih-dalam-urin/ https://hnz11.wordpress.com/tag/hasil-lab/
LEUKOSIT Pemeriksaan ini berdasarkan adanya reaksi esterase yang merupakan enzim pada granula azurofil atau granula primer dari granulosit dan monosit. Esterase akan menghidrolisis derivate ester naftil. Naftil yang dihasilkan bersama dengan garam diazonium akan menyebabkan perubahan warna dari coklat muda menjadi warna ungu. Banyaknya esterase menggambarkan secara tidak langsung jumlah leukosit di dalam urine. Apabila urine tidak segar, pH urine menjadi alkalis, neutrofil mudah lisis sehingga jumlah neutrofil yang dijumpai dalam sedimen urine berkurang dibandingkan dengan derajat positifitas pemeriksaan esterase leukosit. Hasilnya dilaporkan sebagai negative, trace (15 leu/µL), +1 (70 leu/µL), +2 (125 leu/µL), atau +3 (500 leu/µL). jika terdapat glukosa dan protein dalam konsentrasi tinggi atau pad urine dengan berat jenis tinggi, dapat terjadi hasil negative palsu, karena leukosit mengkerut dan menghalangi penglepasan esterase.
Leukosit (Hitung total) 3
Nilai normal 4500-10000 sel/mm 3
3
Neonatus 9000-30000 sel/mm , Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm , Anak 10 tahun 3 3 3 4500-13500/mm , ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm , postpartum 9700-25700 sel/mm Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:
Anemia hemolitik Sirosis hati dengan nekrosis Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga) Keracunan berbagai macam zat Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.
Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya. Leukosit (hitung jenis)
Nilai normal hitung jenis
3
Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm ) 3 Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm ) 3 Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm ) 3 Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm ) 3 Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm ) 3 Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm )
Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit alergi di mana eosinofil sering ditemukan meningkat.
Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left . Infeksi yang disertai shift to the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya, luka bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera. Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil disebut shift to the right . Infeksi yang disertai shift to the right biasanya merupakan infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara lain keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.