Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
BAB IV PEKERJAAN ACUAN DAN PERANCAH ATAU BEKISTING
(FORMWORK)
4.1
Pengertian dan Fungsi Bekisting
Acuan dan perancah atau bekisting (formwork) (formwork) adalah suatu konstruksi yang bersifat sementara pada pelaksanaan pekerjaan beton yang berfungsi untuk membentuk beton sesuai dengan ukuran dan tempat kedudukannya atau dapat juga disebut suatu konstruksi yang merupakan cetakan. Acuan sendiri memiliki arti bagian dari konstruksi bekisting yang berfungsi sebagai pembentuk beton yang diinginkan atau bagian yang kontak langsung dengan beton. Perancah memiliki arti sebagai bagian dari konstruksi bekisting yang berfungsi berf ungsi menahan beban-beban yang ada di atasnya yang bekerja pada saat pengecoran, baik beban vertikal maupun maupun beban horisontal. Acuan dan perancah pada pekerjaan beton merupakan konstruksi yang berperan terhadap hasil akhir pekerjaan. Hal tersebut disebabkan apabila terjadi kegagalan pada perancangan dan pengerjaannya dapat menyebabkan kurang baiknya penampilan penampang beton setelah perancah dilepas atau bahkan kesalahan dalam perhitungan dan pemilihan jenis perancah dapat menyebabkan akibat fatal berupa keruntuhan. Kerusakan terhadap beton yang disebabkan kurang baiknya pekerjaan acuan dan perancah, antara lain: 1. Ukuran tidak sesuai perencanaan. 2. Acuan dan perancah yang tidak kokoh akan mengakibatkan beton berubah bentuk. 3. Acuan dan perancah yang kurang rapat (bocor) akan mengakibatkan beton menjadi keropos. Walaupun acuan dan perancah merupakan pekerjaan konstruksi yang bersifat sementara, namun mempunyai fungsi yang cukup penting dalam sebuah konstruksi bangunan, antara lain: Tri Mukti Sandhy PS Situmorang Situmoran g
(2411121022) (2411121022) (2411121054)
99
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
1. Memberi bentuk kepada konstruksi beton. 2. Untuk mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan. 3. Menopang beton sebelum sampai dengan konstruksi cukup keras dan mampu memikul berat sendiri maupun beban luar. 4. Mencegah hilangnya air semen (air pencampur) pada saat pengecoran. 5. Sebagai isolasi panas pada beton. Karena pekerjaan acuan dan perancah sangat mempengaruhi mutu dan kekuatan beton, maka ada beberapa hal penting yang haru diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan acuan dan perancah, yaitu: 1. Harus bebas dari kotoran. 2. Adukan beton harus mudah dituangkan. 3. Keamanan dalam pelaksanaan. 4. Hasil akhir/finishing. 4.2
Persyaratan Umum
4.2.1
Persyaratan Pekerjaan Perancah
Persyaratan harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi seperti strength dan workability karena itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Ekonomis. 2. Kokoh dan kuat. 3. Mudah dipasang dan dibongkar. 4. Mampu menahan gaya horisontal. 4.2.2
Persyaratan Persyaratan Khusus Bekisting
Dalam mendesain suatu struktur, baik permanen maupun sementara seperti bekisting setidaknya ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: yaitu: 1. Syarat Kekuatan Yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak patah ketika menerima beban yang bekerja. 2. Syarat Kekakuan Yaitu bagaimana material bekisting tidak mengalami perubahan bentuk/deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia. Tri Mukti Sandhy PS Situmorang Situmoran g
(2411121022) (2411121022) (2411121054)
100
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
1. Memberi bentuk kepada konstruksi beton. 2. Untuk mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan. 3. Menopang beton sebelum sampai dengan konstruksi cukup keras dan mampu memikul berat sendiri maupun beban luar. 4. Mencegah hilangnya air semen (air pencampur) pada saat pengecoran. 5. Sebagai isolasi panas pada beton. Karena pekerjaan acuan dan perancah sangat mempengaruhi mutu dan kekuatan beton, maka ada beberapa hal penting yang haru diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan acuan dan perancah, yaitu: 1. Harus bebas dari kotoran. 2. Adukan beton harus mudah dituangkan. 3. Keamanan dalam pelaksanaan. 4. Hasil akhir/finishing. 4.2
Persyaratan Umum
4.2.1
Persyaratan Pekerjaan Perancah
Persyaratan harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi seperti strength dan workability karena itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Ekonomis. 2. Kokoh dan kuat. 3. Mudah dipasang dan dibongkar. 4. Mampu menahan gaya horisontal. 4.2.2
Persyaratan Persyaratan Khusus Bekisting
Dalam mendesain suatu struktur, baik permanen maupun sementara seperti bekisting setidaknya ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: yaitu: 1. Syarat Kekuatan Yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak patah ketika menerima beban yang bekerja. 2. Syarat Kekakuan Yaitu bagaimana material bekisting tidak mengalami perubahan bentuk/deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia. Tri Mukti Sandhy PS Situmorang Situmoran g
(2411121022) (2411121022) (2411121054)
100
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
3. Syarat Stabilitas Yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja. Selain itu, perencanaan dan desain bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi sehingga pertimbangan-pertimbangan dibawah ini setidaknya harus terpenuhi: a. Kualitas
Ukuran harus sesuai dengan yang diinginkan.
Posisi letak acuan dan perancah harus sesuai rencana.
Hasil akhir permukaan beton harus baik, tidak ada acuan yang bocor.
b. Keamanan
Acuan dan perancah harus stabil pada posisinya.
Kokoh yang berarti acuan harus stabil pada posisinya.
Acuan dan perancah harus kaku tidak bergerak dan bergeser dari posisinya sehingga mampu menahan beban-beban khususnya vertikal dan horisontal.
c. Ekonomis
Mudah dikerjakan dengan tidak banyak membutuhkan tenaga kerja.
Mudah dipasang atau dirangkai untuk menghemat waktu.
Acuan dan perancah harus mudah dibongkar dengan tidak merusak beton.
Maka dari itu, untuk memenuhi persyaratan umum seperti kekuatan, kekakuan dan stabilitas, maka peranan ilmu statika dalam perencanaan bekisting sangatlah penting. 4.3
Material Penyusun Bekisting
4.3.1
Kayu
Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang paling tua diketahui dan sangat penting untuk bangunan, sebab kayu mudah didapat, harganya relatif murah dan
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang Situmoran g
(2411121022) (2411121022) (2411121054)
101
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
mudah dikerjakan. Kayu memiliki sifat kuat, fleksibel, serba guna, tahan lama, ringan, dan mudah pengerjaannya. Penggunaan kayu sebagai material bekisting diatur ketentuan dan persyaratannya dalam Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI). Dalam peraturan PKKI ini jenis-jenis kayu diklasifikasikan berdasarkan berat jenis, kekuatan lentur serta kekuatan tekan mutlaknya menjadi 5 (lima) kelas.
Tabel 4.1 Klasifikasi Kayu di Indonesia
No.
Kelas Kuat
Berat Jenis
Kuat Lentur
Kuat Tekan
Kering Udara
Mutlak
Mutlak
(gr/cm3)
(kg/cm2)
(kg/cm2)
1
I
> 0,9
> 1100
> 650
2
II
0,90 - 0,60
1100 - 725
650 - 425
3
III
0,60 - 0,40
725 - 500
425 - 300
4
IV
0,40 - 0,30
500 - 360
300 - 215
5
V
< 0,3
< 360
< 215
Sumber : PKKI Tahun 1961
Sebagai dasar perhitungan kekuatan kayu dalam analisa perencanaan bekisting ini yang ditinjau adalah properti tegangan-tegangan ijin serta modulus elastisitas dari material materia l kayu yang akan digunakan tersebut. Berdasarkan pertimbangan kayu bekisting yang akan dipakai berulangulang, maka perilaku mekanis kayu akan menurun, karena itu tegangan yang diijinkan untuk perhitungan bekisting ditentukan 90% dari tegangan kayu yang diijinkan atau nilai dari tegangan ijin dikalikan dengan 0,9. Demikian pula untuk modulus elastisitasnya. Umumnya kayu yang dipakai sebagai bekisting adalah kayu bermutu di kelas II dan III. Berhubung dengan waktu pembebanan yang singkat dari tekanan beton, tegangan ijin menurut PKKI akan dikalikan 5/4., maka tegangan yang diijinkan untuk kayu mutu A kelas II menjadi: σ lentur
//
E Tri Mukti Sandhy PS Situmorang Situmoran g
= 0,9 x 5/4 x 100 kg/cm 2
= 112,50 kg/cm2
= 0,9 x 5/4 x 12 kg/cm 2
= 13,50 kg/cm 2
= 0,9 x 5/4 x 100.000 kg/cm 2 = 90.000 kg/cm2 (2411121022) (2411121022) (2411121054)
102
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Keterangan : Faktor 5/4 = untuk konstruksi yang tegangannya dilakukan oleh muatan tetap dan tidak tetap. Faktor 0,9 = faktor pemakaian berulang kayu bekisting yang besarnya 90% dari tegangan kayu yang diijinkan. Keuntungan dan kerugian dalam menggunakan kayu sebagai bahan bangunan antara lain: Keuntungan menggunakan kayu:
Kekuatan yang besar pada suatu massa volumik yang kecil.
Harga yang relatif rendah dan dapat diperoleh dengan mudah.
Mudah dikerjakan dengan alat-alat sambung yang sederhana.
Isolasi termis yang sangat baik.
Kerugian menggunakan kayu :
4.3.2
Misotrop (memiliki sifat yang tidak sama dalam semua arah).
Tidak homogen (serat-seratnya tidak terbagi rata pada kayu).
Menyusut dan mengembangnya kayu secara ekstrim.
Tahanannya terhadap retakan dan geseran kecil sekali.
Keterbatasannya dalam ukuran-ukuran.
Kemungkinan penggunaan ulang yang terbatas.
Triplek (Multiplek)
Dinding formwork adalah papan-papan kayu yang digabung menjadi sebuah panel. Papan-papan itu dihubungkan satu sama lain dan biasanya dilindungi disisi-sisi kepalanya oleh profil-profil logam. Papan Multiplek terdiri dari suatu papan kayu tipis yang berlapis-lapis yang jumlah lapisannya ganjil, selain itu lapisan-lapisan papan tersebut direkatkan dengan lem. Ketebalan lapisan tersebut sekitar 1,5-2,5 dan 3 mm. Supaya dapat mencegah tertarik melengkung, maka jumlah lapisan per papan multiplek akan dipilih dalam jumlah yang ganjil terhadap pusat susunan lapisan yang simetris. Arah dari serat-serat kayu dibagian lapisan yang ganjil itu sejajar satu dengan
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
103
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
yang lain, sedangkan arah dari serat-serat kayu dilapisan yang genap tegak lurus satu dengan yang lain. Disebabkan bentuk susunan ini, kekuatan dari papan multipleks hampir sama disemua arah. Papan triplek/multiplek ini berdasarkan ketebalannya dapat digunakan sebagai berikut : 1. Tebal 4-6 mm untuk membuat cetakan bentuk lengkung dan licin. 2. Tebal 9-12 mm untuk acuan yang harus diberi perkuatan dengan jarak tertentu. 3. Tebal 18-24 mm untuk cetakan yang langsung bisa diletakkan diatas gelagar penopang. Sifat-sifat yang menguntungkan dari triplek/multiplek :
Homogen dibanding kayu.
Penyusutan dan pengembangannya tidak terlalu besar.
Dapat diperoleh dalam ukuran-ukuran yang besar.
Penggunaan ulang yang besar.
Kerapatan dan kadar permukaan yang baik.
Tepat untuk permukaan-permukaan yang berbentuk lengkung.
Sifat yang merugikan dari triplek /multiplek :
4.3.3
Harga yang relatif tinggi.
Permukaan dan tepi dari plat-plat ini mudah rusak.
Permukaan dari plat harus ditangani dengan hati-hati.
Ukuran yang biasa dipakai : (2,44 X 1,22) meter.
Baja
Dalam teknik bekisting, material baja digunakan dalam berbagai bentuk dan kualitas. Sudah lama kita mengenalnya dipakai dalam alat-alat penghubung, tapi juga selaku material pembantu atau komponen pembantu pada bekisting tradisional hingga sepenuhnya selaku konstruksi penyangga dan konstruksi bekisting. Yang menguntungkan dari baja :
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
104
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Kekuatannya yang tinggi (modulus kekenyalannya besar).
Susunannya homogen dan isotrop.
Kekerasannya yang tinggi dan tahan terhadap keausan.
Dapat diperoleh dalam berbagai bentuk.
Dapat digabung dengan logam campuran, untuk memperbaiki sifatsifat material tertentu.
Tahan terhadap lingkungan dasar dari spesi beton dengan sesuatu nilai PH antara 10-12.
Apabila tidak lagi memenuhi tujuan yang diharapkan dari padanya, ia memiliki suatu nilai sisa selaku besi tua.
Yang tidak menguntungkan dari baja:
Berat massa yang tinggi.
Pembentukan karat.
Hantaran termis yang besar.
Pembuatan dan penyusunannya harus dilaksanakan dalam sebuah tempat kerja yang khusus disiapkan untuk itu.
Sifat-sifat baja yang penting untuk penggunaan bekisting adalah: a. Kekuatan tarik, batas lumer/rentang, modulus kekenyalan dan kekokohan. b. Kekerasan. c. Ketahanan pada muatan yang berubah-ubah/dinamis. d. Memungkinkan untuk di las. e. Anisotropi pada plat, memungkinkan pengubahan bentuk. 4.4
Material Penopang Bekisting yang Berdiri Vertikal
Struktur penunjang yang penting untuk keberhasilan pekerjaan bekisting adalah struktur perancah. Sebagai struktur vertical yang berfungsi sebagai penyangga, berfungsi untuk meneruskan seluruh gaya dan beban dari atas ke bawah. Dimana diharapkan penerusan gaya dapat langsung rata, dengan melalui perantara acuan, struktur vertical menyagga balok-balok induk dan anak, pelat lantai, pelat atap, pelat jembatan dan bagian struktur lainnya selama bagian-
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
105
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
bagian struktur beton tersebut belum cukup mampu untuk dapat berdiri menopang dirinya sendiri. Hal yang terpenting diharapkan dari suatu penopang dalam suatu konstruksi bekisting adalah: 1. Dengan
bobot
yang
ringan
harus
dapat
dan
mampu
untuk
memindahkan beban-beban yang relative berat. 2. Tahan terhadap perawatan yang tidak rutin atau tidak teratur. 3. Pemasangan dan penyetelan dengan cara yang sederhana. 4. Mudah dikontrol. 5. Dapat dipakai berulang-ulang. 1. Stempel Kayu
Stempel dari kayu gergajian, kayu bulat dan kayu yang diberi kekuatan, sudah digunakan sejak dahulu sebagai alat penopang pada bekisting. Tetapi dalam tahun-tahun terakhir ini penggunaannya semakin berkurang. Karena muncul berbagai macam material yang tidak memerlukan banyak penagaan namun dengan kemungkinan penyetelan yang sangat luas. 2. Stempel Baja
Pada beban-beban yang lebih besar, stempel baja tetap menarikuntuk dijadikan pilihan sebagai penopang, sekalipun harganya relatif mahal. Sebaiknya material untuk stempel ini digunakan dalam bentuk profil, dikombinasikan dengan penyangga dan balok-balok atas dari baja maka terbentuklah pemikul. 3. Steger Pipa Baja
Komponen-komponen untuk membuat sebuah steger pipa bajaterdiri dari bagian-bagian yang ringan dengan bantuan perangkai-perangkai dapat dihubungkan satu sama lain dengan cara sederhana. Profil yang diperlukan adalah pipa yang dilas tumpul dengan garis tengah sebesar 48,3 mm, ketebalan 3,2 mm dan beratnya 3,6 kg/m. pipa steger dapat diperoleh dalam ukuran panjang 1,1.5,2,3,4, hingga 6 m. Dengan beban yang diijinkan untuk satu tiang bervariasi antara 5 sampai 40 kN. Meskipun pendirian sebuah penopang dari Pipa Steger memerlukan banyak
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
106
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
pengerjaan, namun material ini bisa sangat menarik untuk sebuah bekisting, karena dengan Pipa Steger dapat disusun konstruksi-konstruksi yang paling rumit sekalipun. 4. Steger Sistem dari Baja (Scaffolding)
Dibandingkan dengan Steger
pipa dari baja, Steger ini memiliki
kelebihan, sebagai berikut: 1. Tidak begitu banyak memerlukan pengerjaan. 2. Tidak memerlukan tenaga ahli. 3. Komponen lebih sedikit. 4. Menara-menara yang dibangun sudah mempunyai stabilitas sendiri. Steger-steger sistem dapat dirangkai dalam arah ketinggiannya, sedangkan pembangunannya dapat dilaksanakan dengan cepat. Steger-steger sistem dibangun melalui penumpukan sebuah kuda-kuda dengan menggunakan 2 tiang atau sebuah menara dengan menggunakan 4 tiang. Berikut bagian bagian dan gambar scaffolding, yaitu sebagai berikut: a. U Head, merupakan kaki atas yang berfungsi sebagai pengatur tinggi rendahnya papan cor. b. Main Frame, merupakan bingkai utama scaffolding. c. Joint Pin, merupakan selongsong yang berfungsi untuk menyambung Main Frame. d. Cross Brace, merupakan pipa silangan yang berfungsi untuk menyatukan Main Frame dan mendirikan Scaffolding. e. Jack Base, merupakan kaki bawah untuk pengaturan tinggi rendah dan penahan papan cor. f. Lider Frame g. Hollow 50 x 50 / Pipa 1.5” h. Balok Kayu 8/12
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
107
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Gambar 4.1 Bagian-bagian Scaffolding
Gambar 4.2 Bagian-bagian Balok Penopang Bekisting
Beban yang diijinkan untuk setiap kuda-kuda adalah 50 - 100 kN. Tergantung dari sistem yang digunakan dan pemendekan tekukan. Sedangkan beban yang diijinkan untuk setiap menara adalah 160
– 200
kN. Menara-menara dirangkai membentuk penampang segitiga, segiempat
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
108
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
atau persegi panjang. Untuk sambungan kuda-kuda dan menara digunakan alat-alat sambung sistem khusus sehingga dapat menghemat waktu pemasangannya. 5. Stempel Sekrup
Digunakan untuk beban-beban yang agak ringan, daya dukungnya adalah 5 – 20 kN. Sisi bawah dari Stempel Sekrup ini dilengkapi dengan sebuah pelat kaki beserta lubang-lubang untuk paku. Bagian atasnya dilengkapi oleh sebuah pelat kepala dan sebuah garpu yang dapat menyangga satu atau dua buah balok. Adapula stempel-stempel khusus yang dilengkapi dengan pelat-pelat kaki dan pelat puncak yang dapat berputar dan dapat menahan gaya tarik dan tekan. Berikut pada gambar dibawah merupakan gambar dari sekrup.
Gambar 4.3 Stempel Sekrup
6. Stempel Konstruksi
Digunakan pada beban-beban yang sangat berat. Stempel Konstruksi terdiri dari beberapa elemen standar yang panjangnya berbeda-beda, dan dirangkaikan satu sama lain dengan pasak atau baut. Pengaturan ketinggian dilakukan oleh kepala dan kaki yang dapat diatur. Daya dukung yang dimiliki oleh jenis stempel ini bervariasi, antara 140 – 350 kN.
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
109
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Gambar 4.4 Stempel Konstruksi
4.5
Material Pemikul Bekisting
Berdasarkan fungsinya,pemikul dapat digunakan untuk menahan beban horizontal seperti lantai dan balok dan untuk bidang vertical seperti dinding. Dimana pemikul-pemikul ini terbentuk dari komponen yang ringan dan dapat dirangkai, dipasang dan dilepas dengan mudah. Berdasarkan konstruksinya, pemikul bekisting dibagi menjadi 2 (dua), yaitu pemikul yang dapat digeser dan pemikul tersusun. 1. Pemikul yang Dapat digeser
Pemikul-pemikul yang dapat digeser terdiri dari satuan-satuan yang berukuran pendek dan ringan, terbuat dari bahan baja atau kayu, biasanya berbentuk kisi atau rangka. Pemikul kayu dengan ukuran 4,3 m dengan bantuan pengikat-pengikat dari baja dan pasak-pasak kayu. Bobot dari satu pemikul adalah 7 – 9 kg/m.
Gambar 4.5 Pemikul yang dapat digeser
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
110
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
2. Pemikul Tersusun
Dengan menambahkan batang-batang tarik pada bentuk kuda-kuda yang dipilih, pemkul-pemikul ini dapat menyerap beban yang cukup besar, dengan momen yang diijinkan adalah antara 60-1500 kNm. Jenis pemikul ini tersidi dari beberapa elemen standar yang berbentuk rangka yang dapat disusun dengan berbagai kepanjangan dan daya pikul. Karena ada bermacam-macam material bekisting kontak dan penopang, maka pemilihan material ditentukan oleh faktor ulang yang diharapkan dan penggunaan (ulang) pada lebih dari satu bangunan. Hal yang harus dipertimbangkan adalah: 1. Pemasangan bagian-bagian yang akan dicor. 2. Berbagai tuntutan yang akan dikenakan pada permukaan beton. 3. Fleksibilitas dan kemungkinan penyesuaian. 4.6
Pabrikasi Bekisting
Pabrikasi acuan dan perancah (bekisting) adalah pengolahan bahan-bahan yang diperlukan nantinya dalam perakitan bekisting. Dalam hal ini, bahan utama dalam pabrikasi bekisting adalah kayu triplek/tripblok, phenolicfilm atau pelapis atau bekisting yang terbuat dari baja. Pekerjaan utama dalam pabrikasi bekisting adalah membuat cetakan yang harus disesuaikan dengan tipe balok girder yang digunakan yaitu tipe I. Yang perlu diperhatikan dalam pabrikasi bekisting ini adalah ukuran-ukuran yang harus disesuaikan dengan ukuran balok girder dalam bentuk jadi, sehingga ukuran tebal selimut dapat disesuaikan dengan rakitan pembesian yang telah ada. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan dalam perakitan bekisting ini adalah sistem sambungan yang mungkin dilakukan karena ada bentuk-bentuk yang khusus seperti belokan, lingkaran, sudut dan lain-lain atau karena ada keterbatasan jumlah bahan. Agar syarat-syarat sebuah bekisting dapat dicapai maka diperlukan pengawasan terhadap pabrikasi bekisting dalam pengerjaannya. Pabrikasi bekisting sendiri dilakukan tidak terlalu lama dengan pengerjaan rakitan untuk menjaga kekuatan material. Penyimpanan bagian-bagian bekisting pun perlu diperhatikan agar pada suatu saat material tersebut masih dapat digunakan untuk pekerjaan lainnya. Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
111
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
4.7
Jenis-jenis Bekisting
Pesatnya perkembangan dan banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi agar hasil dari suatu konstruksi baik dan ekonomis, maka saat ini tipe bekisting dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Bekisting Tradisional. 2. Bekisting Semi Sistem. 3. Bekisting Full Sistem. 4.7.1
Bekisting Tradisional
Adalah suatu bekisting yang terdiri dari papan dan kayu balok, dikerjakan ditempat oleh orang-orang yang ahli. Bekisting tradisional masih banyak dijumpai pada proyek-proyek yang relatif kecil dan penggunaannya hanya terbatas pada beberapa kali pakai saja. Untuk bentuk-bentuk yang rumit, akan membutuhkan bahan yang relatif banyak. Karena akan banyak terjadi penggergajian/pemotongan yang dilakukan sehingga biaya investasi dapat membengkak oleh karena banyaknya bagian-bagian yang hilang akibat penggergajian. Bekisting tradisional adalah bekisitng yang setiap kali bisa dilepas dan dibongkar menjadi bagian-bagian dasar, dapat disusun kembali menjadi sebuah bentuk lain. Selain itu bekisting cara tradisional adalah bekisting yang bahan dasarnya dapat digunakan kembali dalam bentuk lain. Pada umumnya bekisting kontak terdiri dari kayu papan atau material plat, sedangkan konstruksi penopang disusun dari kayu balok (pada lantai) dan dari stempel-stempel bentuk yang diinginkan pada kerja beton. Penggunaan material pada sistem ini hanya beberapa kali pengulangan dan untuk konstruksi yang rumit harus diadakan penggergajian. Dalam hal biaya, investasi bekisting tradisional pada awalnya dapat dikatakan rendah, akan tetapi karena adanya penggergajian pada saat pelaksanaan yang akan memakan waktu, bahan dan ongkos kerja, maka pada pekerjaan yang sedikit/rendah proses pengulangannya, bekisting tradisional ini dapat dikatakan mahal.
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
112
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Gambar 4.6 Bekisting Tradisional
4.7.2
Bekisting Semi Sistem
Adalah suatu bekisting yang dirancang untuk suatu proyek yang ukurannya disesuaikan dengan bentuk beton yang diinginkan. Biasanya bekisting semi sistem terdiri dari elemen-elemen yang lebih besar dan dibuat oleh pihak pemborong.
Penggunaan
dari
bekisting
ini
disebabkan
karena
adanya
kemungkinan untuk digunakan secara berulang-ulang. Bekisting semi sistem adalah bekisting dengan satuan-satuan yang lebih besar, yang dibuat dan direncanakan untuk sebuah objek tertentu. Untuk itu pada prinsipnya bekisting ini digunakan untuk berulang kali dalam bentuk tidak berubah. Bekisting semi sistem ini bahan dasarnya disesuaikan dengan konstruksi beton, sehingga pengulangannya dapat dilakukan lebih baik atau lebih banyak apabila konstruksi beton itu sendiri tidak terjadi perubahan bentuk maupun ukuran. Dengan adanya pabrikasi bekisting yang ukurannya disesuaikan dengan bentuk beton yang bersangkutan, maka potongan material bekisting dapat dihindari. Pada umumnya bekisting kontak terdiri dari material plat. Konstruksi penopang disusun dari komponen-komponen baja dibuat di pabrik atau gelagargelagar kayu yang tersusun. Setelah usai, komponen-komponen ini dapat disusun kembali menjadi sebuah bekisting semi sistem untuk sebuah objek yang lain.
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
113
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Gambar 4.7 Bekisting Semi Sistem
Gambar 4.8 Detail Bekisting Balok Semi Sistem
Gambar 4.9 Detail Bekisting Kolom Semi Sistem
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
114
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
4.7.3
Bekisting Full Sistem
Adalah suatu bekisting yang merupakan perkembangan dari bekisting semi sistem ke bekisting yang sifatnya lebih universal dengan kemungkinan dapat digunakan untuk berbagai macam proyek. Elemen-elemen untuk kolom, balok dan pelat pada bekisting sistem ini besar kemungkinan dapat ditukar-tukar penggunaannya. Bekisting sistem ini dibuat di pabrik dan dalam pelaksanaan ditambahkan dengan elemen-elemen pembantu yang sangat sederhana serta mudah dalam pengerjaannya, akan tetapi investasi untuk bekisting ini sangat tinggi. Penggunaan bekisting ini akan lebih bermanfaat pada proyek-proyek yang besar dan bentuknya tipikal. Bekisting sistem adalah elemen-elemen bekisting yang dibuat di pabrik, sebagian besar komponen-komponen terbuat dari baja dengan elemen-elemen pembantu yang merupakan bagian dari sistem ini.
Gambar 4.10 Bekisting Full Sistem
Gambar 4.11 Bekisting Wafle Slab Full Sistem
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
115
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Gambar 4.12 Bekisting Kolom Full System
4.8
Perencanaan Bekisting
4.8.1
Proses Pemilihan Sistem Konstruksi Bekisting
Dalam pelaksanaannya, acuan dan perancah diklasifikasikan menjadi dua kelompok menurut penerapannya, yaitu: a. Acuan dan perancah untuk dicor di tempat, terdiri dari:
Tipe acuan dan perancah vertikal , dimana tekanan horisontal beton menjadi faktor utama. Tipe ini digunakan untuk struktur dinding dan kolom dengan ketebalan dinding antara 0,15-0,30 m dan tingginya antara 6,00-7,00 m.
Tipe acuan dan perancah horisontal , dimana tekanan beton tidak dominan. Sebagai contoh pembetonan lantai, balok-balok dengan tinggi 50 cm, gelagar jembatan, dan struktur kantilever.
Tipe acuan dan perancah yang spesial (khusus), misalnya untuk pembuatan tangga dan terowongan.
b. Acuan untuk beton precast, artinya beton dibentuk di dalam acuan di salah satu tempat, kemudian elemen-elemen beton tersebut diangkut ke tempat pelaksanaan untuk dipasang (dirakit), dengan prinsip:
Cetakan mempunyai toleransi yang sangat akurat. Pada umumnya mempunyai kekuatan yang tinggi dan defleksi yang sangat rendah.
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
116
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Cetakan dimana tekanan terhadap bending dan defleksi menjadi faktor utama, misalnya dinding tipis vertikal.
Dalam merencanakan konstruksi acuan dan perancah yang akan dipergunakan untuk pekerjaan struktur, perlu dipertimbangkan pemilihan sistem konstruksi acuan dan perancah yang sesuai dengan lingkup pekerjaan strukturnya tersebut. Struktur Beton yang Direncanakan
Jenis konstruksi Acuan dan Perancah
Sistem Konvensional
Semi Sistem
Sistem Modern
Kekuatan
Kekuatan
Pemilihan Tipe
Biaya
Biaya
Biaya
Waktu
Waktu
Waktu
Konstruksi Acuan dan Perancah
Gambar 4.13 Diagram Alir Pemilihan Sistem Acuan dan Perancah atau Bekisting
Faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan untuk menentukan sistem acuan dan perancah yang akan digunakan: 1. Desain Struktur Bangunan
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
117
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Sebelum menentukan sistem yang akan dipakai dalam sebuah konstruksi acuan dan perancah, terlebih dahulu harus diperhatikan desain struktur bangunan yang akan dikerjakan. Untuk bangunan yang dirancang dengan banyak shear wall, maka sistem yang dipergunakan harus mampu mempercepat pekerjaan shear wall, sehingga tidak menghambat pekerjaan pelat dan balok didaerah shear wall tersebut. Penggunaan table form/flying form sangat mungkin untuk desain bangunan dengan bentang balok yang panjang atau flat slam. 2. Waktu Pelaksanaan Pemilihan sistem dalam konstruksi acuan dan perancah juga sangat dipengaruhi oleh jangka waktu yang tersedia. Dengan mengetahui jangka waktu yang tersedia untuk menyelesaikan suatu proyek maka dapat ditentukan sistem yang akan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengantisipasi cycle time yang singkat dari lantai ke lantai perlu diperhatikan kemudahan dan kecepatan bongkar pasang sistem yang digunakan. 3. Alat Angkat Alat angkat yang tersedia dilapangan juga mempengaruhi dalam penentuan sistem yang akan digunakan dalam konstrusi acuan dan perancah. Untuk sistem tradisional dan semi sistem dapat menggunakan tenaga manusia sebagai alat angkut, tetapi untuk sistem modern harus tersedia alat angkut yang modern (mesin). 4. Metode Pekerjaan Core Wall Pekerjaan core wall dapat dilakukan seperti pekerjaan kolom (bersama lantai) atau mendahului lantai (climbing ahead). Untuk metoda pekerjaan yang dilakukan bersamaan dengan lantai, maka acuan dan perancah harus dipindahkan/disimpan dalam waktu tahap pekerjaan formwork pelat dan balok, sehingga diperhatikan kecepatan pasangan. Ada dua sistem climbing yang digunakan, yaitu sistem climbing biasa (perpindahannya menggunakan crane) dan sistem climbing otomatis
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
118
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
yang perpindahannya menggunakan alat hidrolic (automatic climbing system atau jump form). 5. Pertimbangan Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan akan menentukan tipe acuan dan perancah yang paling sesuai dipergunakan. Jika pekerjaan mempunyai bentuk yang sangat rumit diperlukan pekerjaan khusus sehingga tipe perancah sistem penuh tidak dapat dipergunakan. Untuk perumahan masal dimana komponen struktur yang digunakan seragam, maka tipe perancah semi sistem sangat baik untuk digunakan. Untuk bangunan tinggi, dimana kebanyakan tinggi lantai dan komponen kebanyakan tipikal, perancah tipe
full
sistem
sangat
ideal
untuk
digunakan,
karena
dapat
dipergunakan berulang-ulang. 6. Pertimbangan Penguasaan Teknologi dan Ketersediaan Peralatan Ketersediaan peralatan dan penguasaan teknologi di suatu lokasi dapat mempengaruhi pertimbangan untuk pemilihan tipe acuan dan perancah yang akan dipergunakan. Semakin tinggi teknologi yang dikuasai akan memberikan keleluasaan dalam pemilihan jenis perancah yang akan dipergunakan. Penguasaan teknologi bahan akan memungkinkan untuk menciptakan berbagai bentuk komponen struktur yang akan diciptakan. Bahan-bahan buatan yang berbasis kimia memungkinkan untuk penguasaan teknologi, secara otomatis akan mendorong kemampuan industri bangunan, ilmu teknik sipil dan arsitektur. Ketersedian peralatan juga menentukan kepresisian komponen yang akan dibuat, dimana akan sangat membantu bila menggunakan perancah full sistem. Disamping hal tersebut diatas, penguasaan teknologi beton juga diperlukan untuk penentuan dalam pemilihan tipe acuan dan perancah. Penggunaan bahan adiktif dalam campuran beton dapat memperpendek waktu penggunaan perancah, sehingga mengurangi biaya perancah. 4.8.2
Pelaksanaan Sistem Konstruksi Bekisting
Untuk merealisasikan perencanaan konstruksi acuan dan perancah dengan sistem yang dipilih, maka harus disusun suatu rencana kerja berdasarkan: Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
119
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
1. Kesinambungan kelompok kerja Jumlah jam kerja untuk suatu pekerjaan akan ditentukan oleh banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan dan oleh ketentuan waktu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut. Metoda yang semakin banyak digunakan untuk menentukan secara rasional jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah metoda analitis. Namun hal ini memerlukan pengetahuan khusus, antara lain:
Penganalisaan berbagai pekerjaan.
Penentuan waktu pekerjaan.
Penentuan frekuensi dari berbagai pekerjaan.
Penentuan
banyaknya
orang
yang
melaksanakan
berbagai
pekerjaan.
Penentuan tambahan upah atas waktu pekerjaan netto
2. Pemasangan yang minimal Pemasangan
konstruksi
acuan
dan
perancah
ditentukan
oleh
perbandingan masa perputaran pembangunan kasar/satuan (cycle time). Masa perputaran konstruksi acuan dan perancah adalah periode konstruksi acuan dan perancah tersebut sedang berisi rangkaian jangka waktu untuk:
Menyetel konstruksi acuan dan perancah.
Memasang tulangan.
Pengecoran.
Masa pengecoran.
Pembongkaran sebagian atau seluruhnya.
Mengangkut
3. Jangka waktu pemasangan yang optimal, antara lain dipengaruhi oleh:
Kesinambungan kelompok-kelompok kerja secara optimal.
Pemasangan konstruksi acuan dan perancah yang minimal.
Penguasaan alat-alat angkut secara maksimal.
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
120
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
4.8.3
Perbandingan Biaya Setiap Jenis Bekisting
Pertimbangan ekonomi merupakan salah satu pertimbangan utama dalam menentukan jenis acuan dan perancah, sebab sebagai konstruksi sementara maka harus dipilih sistem yang paling efesien untuk suatu pekerjaan. Jika hanya dipergunakan satu kali, maka mengakibatkan harga kostruksi bangunan menjadi sangat tinggi. Jenis komponen bangunan akan menentukan pemilihan teknologi acuan dan perancah yang lebih ekonomis, misalnya komponen tangga. 1. Pada komponen tangga biasanya bahan acuan dan perancah akan lebih ekonomis jika dibandingkan dengan komponen lainnya. Untuk itu komponen tangga dari bahan pracetak akan lebih ekonomis dibandingkan dengan pembuatan langsung ditempat. 2. Bahan perancah dari kayu akan mempunyai nilai ekonomis jika digunakan untuk bangunan bertingkat rendah (volume pekerjaan relatip kecil) sehingga kemungkinan pemakaian secara berulang-ulang sangat terbatas. 3. Biaya pekerjaan acuan dan perancah ditentukan oleh faktor ukuran komponen,
kekakuan
komponen,
performance
komponen
yang
diharapkan, bentuk struktur, tinggi bangunan, dan komponen. 4. Upaya untuk meredusi biaya pekerjaan ini dapat dilakukan dengan merencanakan bentuk yang sederhana, typical, melakukan organisasi penggunaan dan proses pengerjaan perancah yang teratur dengan baik. 5. Dari hasil penelitian untuk pengerjaan komponen beton dan beton bertulang pada suatu bangunan memerlukan biaya diperkirakan 26 % - 40 % dari jumlah biaya konstruksi. Jika dirinci lebih lanjut maka diperkirakan biaya masing-masing komponen bahan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut: a. Komponen acuan dan perancah
= 25 % - 54 %
b. Komponen tulangan
= 30 % - 50 %
c. Komponen campuran beton
= 16 % - 25 %
6. Jika persyaratan kekakuan diperlukan, maka biaya pekerjaan acuan dan perancah akan bertambah. Pertambahan persyaratan kekakuan yang
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
121
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
diperoleh dari perbandingan besar lendutan dan bentang rencana sebesar 0,001 akan menghasilkan pertambahan biaya perancah sebesar 30 % dari harga nominalnya. 4.8.4
Pembagian Zona Pekerjaan Bekisting
Dalam pekerjaan bekisting, diperlukan suatu metode pengerjaan salah satunya yaitu dengan pembagian zona. Tujuan dari pembagian zona tersebut yaitu untuk mempercepat dan mempermudah proses pekerjaan bekisting dilapangan. Pada proyek De Paviljoen Condotel, pekerjaan bekisting dibagi kedalam dua zona, yakni :
Gambar 4.14 Pembagian Zona Pekerjaan Bekisting
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
122
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Gambar 4.15 Sistem Rotasi Pekerjaan Bekisting
4.9
Pembuatan dan Pemasangan Bekisting
4.9.1
Bekisting Kolom
1. Pemasangan Bekisting Kolom Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan. Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom: a) Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom. b) Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-masing as kolom. c) Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom. d) Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting e) Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
123
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
f) Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada. g) Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull. h) Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor. 2. Pembongkaran Bekisting Kolom
Persiapan Pembongkaran: a) Ijin pembongkaran kolom secara tertulis dari yang berwenang : Direksi Pengawas, SiteManager atau Pelaksana dari Main Kontraktor (form terlampir). b) Lokasi penempatan hasil bongkaran dan balok tata kan. c) Alat-alat bongkar : linggis, kunci pas, tambang, safety belt. d) Tenaga bongkar minimal 2 orang (1 orang tukang, 1 orang kenek).
Pelaksanaan Pembongkaran: Pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah pengecoran berumur 12 jam atau tergantung yang diijinkan oleh pengawas lapangan (biasanya paling lambat setelah umur beton 24 jam). a) Pembongkaran dimulai dari Clam Kolom terlebih dahulu sehingga tidak terjadi goyang pada kolom yang masih muda:
Mur dan plat waser dibuka, track stang ditarik dari klam kolom kemudian diturunkan satu persatu (tidak boleh dilempar/dijatuhkan dari atas) dengan cara 1 orang diatas dan 1 orang dibawah untuk menerima hasil bongkaran.
Plat waser dan murnya dimasukkan kembali ke dalam track stang, kemudian track stang diikat dengan kawat bendrat masing-masing 4 buah dan ditumpuk pada tempat yang telah disiapkan.
Setelah track stang lepas dari klam kolom, kemudian klam kolom
diturunkan
satu
persatu
(tidak
boleh
dilempar/dijatuhkan dari atas). Ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan. Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
124
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Gambar 4.16 Penumpukan Klam Kolom
b) Setelah Clam Kolom lepas semua barulah pipe supportnya dilepaskan satu persatu dengan hati-hati.
Kendorkan ring pada jack base/U-head, setelah kendor pipe support dilepas satu persatu dan langsung ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan
Cara Penumpukan Pipe support lihat gambar.
Gambar 4.17 Penumpukan Pipe Support
c) Selanjutnya baru dilepas panel kolomnya satu persatu.
Panel kolom yang akan dibuka diikat dengan tambang, kemudian dicongkel secara perlahan sampai terbuka dan terlepas dari beton kolom.
Tambang dikendorkan secara perlahan sehingga panel kolom miring dan rebah di lantai, kemudian angkat dan langsung ditumpuk rapi
Setelah satu panel lepas, lanjutkan untuk sisi berikutnya satu persatu dan langsung ditumpuk rapi.
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
125
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Sebelum Panel Kolom ditumpuk, harus dibersihkan dahulu dari
sisa-sisa
pengecoran,
setelah
bersih
langsung
diminyaki dengan minyak bekisting, baru ditumpuk. d)
Pembongkaran balok tatakan support
Lepas terlebih dahulu klos kayu ganjal atau paku, kemudian tarik balok tatakan dan tumpuk rapi
Potong/bengkokkan stek besi tempat balok tatakan.
Pelaksanaan pembongkaran bekisting kolom harus dilakukan untuk 1 unit kolom sampai tuntas dan hasil bongkaran ditumpuk rapi, baru kemudian dilanjutkan untuk unit kolom selanjutnya.
Kondisi utuh Bekesting kolom
Langkah 1: Pelepasan trackstang dan klam kolom
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
126
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Langkah 2: Pelepasan klam kolom
Langkah 3: Pelepasan Pipa Support (a.)
Langkah 4:Pelepasan Pipa Support (a.)
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
127
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Langkah 5: Pelepasan Panel kolom dilakukan satu persatu sisi (a.)
Langkah 6: Pelepasan Panel kolom dilakukan satu persatu sisi (b.)
Langkah 7: Pelepasan Balok tatakan support
4.9.2
Bekisting Balok dan Pelat
1. Pemasangan Bekisting Balok dan Pelat:
Tahap Persiapan: a) Pekerjaan Pengukuran Pengukuran
ini
bertujuan
untuk
mengatur/
memastikan
kerataan ketinggian balok dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe. b) Pembuatan Bekisting Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi dengan
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
128
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan plywood. c) Pabrikasi besi Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi. 2. Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar. a) Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
Memperhitungkan
ketinggian scaffolding balok
dengan
mengatur base jack atau U-head jack nya.
Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok .
Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang di atas suri-suri.
b) Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok.
Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok
maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin.
Perhitungkan
ketinggian scaffolding pelat
dengan
mengatur base jack dan U-head jack nya.
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
129
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku.. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.
3. Pengecekan Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap. 4. Pembongkaran Bekisting Balok dan Pelat Dalam pembongkaran bekisting, adapun persiapan-persiapan yang harus dilakukan:
Ijin pembongkaran kolom secara tertulis dari yang berwenang : Direksi Pengawas, Site Manager atau Pelaksana dari Main Kontraktor.
Lokasi penempatan hasil bongkaran dan balok tat akan.
Alat-alat bongkar : linggis, kunci pas, tambang, safety belt.
Tenaga bongkar minimal 3 orang (1 orang tukang, 2 orang kenek)
a) Pelaksanaan Pembongkaran Sebelum
mulai
pembongkaran
bekisting
pelat
lantai,
kita
mengajukan ijin (tertulis) pembongkaran pelat lantai maupun Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
130
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
balok (biasanya pelat dibongkar umur 7 hari dan balok pada umur 10 hari). b) Pembongkaran Pelat
Pembongkaran dimulai dari pelepasan stut dinding balok, strong beam, hasil pembongkaran dirapikan, untuk strong beam dikumpulkan pada kotak yang telah disediakan, sedangkan untuk stutnya dikumpulkan dan diikat pakai bendrat untuk dipakai selanjutnya.
Pengendoran U Head pada daerah yang akan dibongkar, tanpa membongkar scaffolding penyangga (dipakai sebagai tumpuan jatuhnya pipa galvanis dan plywood).
Pembongkaran dimulai dari pembongkaran pipa galvanis secara hati-hati. Setelah lepas dari tumpuan pipa galvanis diturunkan satu persatu secara hati-hati.
Disini perlu diawasi pembongkarannya jangan sampai ada pipa galvanis yang rusak karena terbanting atau dipakai sebagai alat congkel. Pipa galvanis diturunkan satu persatu (jangan dilempar atau dijatuhkan dari atas) dan langsung ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan.
Setelah pipa galvanis lepas semua (pada daerah yang dibongkar,
dalam
hal
ini
modul
plat).
Pembongkaran
dilanjutkan pada plywood area tengah yang tidak terjepit dinding balok.
Pembongkaran plywood dimulai dari area tengah ke arah tepi, dengan cara 1 orang membongkar, 1 orang menahan plywood.
Pertama-tama adalah melepas terlebih dahulu klos antar sambungan plywood, kemudian dilanjutkan dengan melepas lembaran-lembaran plywood.
Plywood yang sudah terbongkar diletakkan dijembatan kerja, kemudian diturunkan satu persatu (tidak boleh dilempar atau
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
131
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
dijatuhkan dari atas) dan ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan.
Setelah
plywood
terbongkar
baru
dilanjutkan
dengan
pembongkaran dinding balok (tembiring). Hasil pembongkaran dinding balok diservice dan diminyaki demikian juga plat lantai dibersihkan lalu dilapisi minyak bekisting baru ditumpuk pada daerah yang gampang dijangkau alat angkut. Penumpukan panel dinding dan plat sama seperti penumpukan hasil pabrikasi. c) Pembongkaran scaffolding penyangga plat.
Prespektif Bekisting Plat dan Balok
Persiapan bongkar
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
132
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Langkah 1: Pembongkaran pipa galvanis
Langkah 2: Pembongkaran plywood
Langkah 3: Pembongkaran dinding balok
d) Pembongkaran Bodeman Balok
Pembongkaran dimulai dengan pengendoran jack base dan Uhead sampai bodeman dengan beam ada celah (jarak).
Menggunakan alat bantu linggis, bodeman balok ditekan turun sehingga terlepas dari beton balok.
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
133
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Setelah lepas, panel bodeman diturunkan satu persatu (tidak boleh di banting/dilempar ataupun dijatuhkan dari atas) dan ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan.
Setelah panelbodeman diturunkan, kemudian diservice dan diminyaki baru ditumpuk ditempat yang mudah dijangkau alat angkut.
Kawel suri-suri dilepas semua sehingga suri-suri dapat diturunkan satu persatu (tidak boleh dibanting/dilempar atau dijatuhkan langsung dari atas).
Penurunan suri-suri dilakukan dengan cara: 1 orang diatas menurunkan suri-suri, 1 orang dibawah menerima suri-suri kemudian langsung ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan
Sama dengan penurunan suri-suri, penurunan gelagar juga tidak boleh dibanting/dilempar. Harus ada 1 orang di atas dan 1 orang di bawah untuk menerima dan merapikannya.
Setelah semua suri-suri dan gelagar turun semua, sebelum membongkar schafolding, pastikan bahwa sudah tidak ada lagi material berupa kaso ataupun potongan plywood yang masih menempel atau terjepit beton.
Bila ada hasil beton yang perlu tidakan repair, jangan ditunda, langsung harus dilakukan tinadakan.
Setelah dipastikan tidak ada yang tersisa pada beton balok dan plat lantai, lanjutkan untuk membongkar susunan scaffolding .
Lepas silang/cross brase dari scaffolding, penurunan tidak boleh dilempar atau dijatuhkan langsung dari atas. Harus ada 1 orang yang menerima dibawah.
Semua hasil bongkaran ditumpuk dengan rapi di tempat yang sudah disediakan. Demikian juga strong beam, kawel suri-suri, join pin, jack base dan u-head dimasukkan ke dalam kotaknya.
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
134
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Pembongkaran scaffolding dilakukan secara hati-hati dan hasilnya ditumpuk rapi ditempat yang telah disediakan untuk siap diangkut ke tempat berikutnya.
Setelah pembongkaran selesai dilanjutkan pembersihan areal hasil pembongkaran dari sampah-sampah yang ditimbulkan akibat pembongkaran, sampahnya dimasukkan ke dalam kotak sampah yang sudah disediakan.
Pembongkaran
dianggap
selesai
apabila
seluruh
hasil
bongkaran sudah dipindah ke tempat berikutnya serta areal bongkaran
sudah
bersih
dari
bongkaran
sampah.
.
Langkah 4: Pembongkaran bodeman
Langkah 5: Pembongkaran Suri-suri dan Gelagar
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
135
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Langkah 6: Pembongkaran schafolding
Finish
4.9.3
Bekisting Corewall
1. Pemasangan Bekisting Core Wall Pemasangan bekisting Core Wall dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan. Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting Core Wall : a) Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting Core Wall . b) Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as Core Wall sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-masing as Core Wall . c) Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda Core Wall pada lantai sesuai dengan dimensi Core Wall yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting Core Wall . d) Marking sepatu Core Wall sebagai tempat bekisting e) Pasang sepatu Core Wall pada tulangan utama atau tulangan sengkang. f) Pasang sepatu Core Wall dengan marking yang ada.
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
136
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
g) Atur kelurusan bekisting Core Wall dengan memutar push pull. h) Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka Core Wall tersebut siap dicor. i) Pembongkaran Bekisting Core Wall. 2. Persiapan Pembongkaran Dalam pembongkaran bekisting, adapun persiapan-persiapan yang harus dilakukan:
Ijin pembongkaran kolom secara tertulis dari yang berwenang : Direksi Pengawas, Site Manager atau Pelaksana dari Main Kontraktor.
Lokasi penempatan hasil bongkaran dan balok tatakan.
Alat-alat bongkar : linggis, kunci pas, tambang, safety belt.
Tenaga bongkar minimal 3 orang (1 orang tukang, 2 orang kenek)
Pelaksanaan Pembongkara. Pelepasan track stank/form tie dan klam Core Wall dimulai dari baris paling atas. a) Track stank / Form tie b) Mur dan plat waser dibuka, lakukan untuk satu deret klam dinding. c) Mur dan plat weser yang sudah lepas tidak boleh di jatuhkan atau dilempar. d) 1 orang dibawah menerima semua hasih bongkaran dan mengumpulkannya. e) Klam Core Wall
a) Setelah 1 deret mur dan plat weser telah dilepas. b) Lepas klam dinding secara hati-hati, turunkan perlahan (1orang di atas, 1 orang di bawah menerima)
c) Tidak boleh dijatuhkan bebas dari atas/dilempar/dibanting. d) Langsung tumpuk dan rapikan hasil bongkaran. Pembongkaran point (a.) dan (b.) dilakukan lapis demi lapis sampai klam dinding terlepas semua. f) Pelepasan pipa support & Jack base/U head Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
137
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Kendorkan ring pada jack base/U head.
Tarik pipa support dengan hati-hati.
Tumpuk dan rapikan pada tempat yang telah disiapkan.
Pipe support dan Jack base/U head tidak boleh dijatuhkan atau dibanting.
g) Pelepasan balok perangkai dan Panel Core Wall
Balok perangkai atas dan bawah dilepas satu persatu dari panel Core Wall . Setelah lepas semua, baru dilanjutkan dengan pelepasan panel satu persatu secara hati-hati. Kemudian hasil bongkaran diperbaiki dahulu lalu diminyaki lantas dibersihkan, kemudian ditumpuk ditempat yang mudah dijangkau alat angkut.
Perspektif utuh Bekisting Core Wall
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
138
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Langkah 1:Pelepasan trackstang dan klam Core Wall (a)
Langkah 2: Pelepasan trackstang dan klam Core Wall (b)
Langkah 3: Pelepasan klam Core Wall
Langkah 4: Pelepasan Pipa Support (a.)
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
139
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
Langkah 5: Pelepasan Pipa Support (b.)
Langkah 7: Pelepasan Panel Core Wall dilakukan satu persatu sisi (a.)
Langkah 7: Pelepasan Panel Core Wall dilakukan satu persatu sisi (b.)
4.10
Pengecoran Beton pada Bekisting
Selama berlangsungnya pengecoran beton, bekisting harus dikontrol secara teratur, agar jika terjadi suatu masalah, dapat secepatnya ditanggulangi. Konstruksi bekisting yang dirancang dan dilaksanakan sebagaimana mestinya,
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
140
Proyek De Paviljoen Condotel Jl. RE Martadinata 66-68, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat
akan dapat menahan dengan baik berbagai perkuatan yang timbul sewaktu berlangsungnya pengecoran dan pemadatan beton. Sewaktu berlangsungnya pengecoran beton dapat terjadi hal-hal yang berdampak merugikan terhadap bekisting, segi keamanan, kerja beton atau terhadap bagian yang sudah dicor. Akan tetapi menguntungkan untuk menemukan dan memperbaiki sewaktu berlangsungnya pengecoran, daripada setelah bekisting dilepas, taktala spesi beton sudah mengeras. Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada bekisting saat berlangsungnya pengecoran, antara lain :
4.11
Turunnya pijakan dari bekisting.
Terjadinya pergeseran dari perancah yang tidak ditolelir.
Pemadatan beton jangan sampai menggangu bekisting.
Mempertahankan keseimbangan bekisting.
Perawatan Bekisting
Setelah melepas bekisting, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
Bersihkan panel bekisting dari sisa-sisa beton secepat mungkin.
Bersihkan panel bekisting dari paku-paku yang masih menancap.
Tempatkan panel bekisting yang telah dibongkar pada tempat yang telah ditentukan. Jangan menaruhnya secara sembarangan. 4.12
Kegagalan Bekisting
4.12.1 Penyebab Kegagalan Bekisting
Penguat melintang dan horizontal pada penopang adalah salah satu faktor yang sering terkait dengan kegagalan bekisting, diantaranya:
Pelepasan dan pembongkaran yang tidak benar
Perkuatan yang tidak memadai
Bekisting kadang runtuh dikarenakan penopang bergeser / ber pindah akibat getaran yang disebabkan
Tri Mukti Sandhy PS Situmorang
(2411121022) (2411121054)
141