BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia Manusia merupakan merupakan makhluk sosial tidak dapat lepas dari lingkungan lingkungannya. nya. Setiap aspek dalam kehidupan manusia selalu berada dalam lingkungan tertentu dan memiliki prilaku yang berbeda-beda. Pola Pola perila perilaku ku manusi manusiaa sedikit sedikit banya banyak k juga juga ditent ditentuka ukan n oleh oleh keadaa keadaan n lingku lingkunga ngan n sekitarnya. sekitarnya. Lingkung Lingkungan an memiliki memiliki peran penting dalam membentuk karakter manusia. manusia. Lingkungan juga dapat menjadi sarana bagi manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Tidur, bekerja, rekreasi, ibadah dan berbagai aktivitas lainnya membutuhkan ruang atau lingkungan. Saat ini perkembangan prilaku manusia (human Behavior semakin kompleks dan diperhitung diperhitungkan, kan, khususnya khususnya dalam proses proses peran!angan bangunan bangunan yang yang menjadi "adah dari prilaku-pril prilaku-prilaku aku manusia manusia yang yang sering disebut juga pengkajian pengkajian lingkungan lingkungan prilaku prilaku dalam arsitektur (behavior (behavior setting . . Behavior setting terjadi pada pertemuan antara individu dan lingkungannya. Seorang arsitek arsitek melalu melaluii pengam pengamata atan n behavi behavior or settin setting g dalam peren!anaan desain tertentu dapat membantu untuk mengenal system so!ial dari dalam setting, dalam setting, dalam arti melihat pola-pola perilaku sistematis yang ditunjukkan oleh penghuni lingkungan tertentu. #engan demikian, hasil pengamatan ini dapat memperluas "a"asan pengetahuan arsitek tentang manusia dari perspekti$ yang berbeda bukan dari teori semata Menga! Menga!u u pada pada pendap pendapat at %olaha %olahan n (&') (&') disamp disampaik aikan an karakt karakteri eristik stik pendek pendekatan atan psikologi lingkungan terhadap perilaku dan setting $isik yang berpengaruh terhadap ran!angan ran!angan ruang arsitektural. arsitektural. Manusia Manusia mempunyai mempunyai kemampuan kemampuan beradaptasi beradaptasi terhadap terhadap setting $isik dan lingkungan dengan !ara yang spesi$ik. Bahasan Bahasan ini men!ak men!akup up berbag berbagai ai hal tentan tentang g Lingku Lingkung ngan an , Proses Proses Lingku Lingkunga ngan, n, Perilaku, Setting *isik, +lmu Psikologi Lingkungan (dalam pen!arian dan pen!apaiannya. Landasa Landasan n keilmi keilmiahan ahan penelit penelitian ianny nyaa didasar didasarkan kan pada pada $enom $enomena ena,, psikol psikologi ogi dan sosial sosial (den (denga gan n sedik sedikit it kera keragu guan an tenta tentang ng keab keabsa saha han n meto metode de pene peneli litia tian n kual kualit itat ati$ i$ yang dilakukannya.
Arsitektur dan Prilaku
1
1.2 POKOK BAHASAN
dapun Pokok Bahasan dari makalah setting prilaku (behavior setting adalah &. pa pengertian setting prilaku (behavior setting ).Bagaimana sistem setting prilaku dalam arsitektur /. Bagaimana sistem aktivitas dalam arsitektur 0.Bagaimana hubungan antara setting dan prilaku manusia 1.3TUJUAN PENULISAN
dapun tujuan penulisan dari makalah setting prilaku (behavior setting adalah sebagai berikut &. 1ntuk mengetahui pengertian setting prilaku (behavior setting dan bagaimana setting prilaku tersebut dijadik behavior setting an pedoman saat meran!ang suatu desain. 1.4MANFAAT PENULISAN
dapun man$aat dalam penulisan setting prilaku (behavior setting adalah sebagai berikut &.Mahasis"a menegrti dan memahami bagaimana behavior setting itu bisa diterapkan pada sebuah ran!angan desain.
BAB II ISI
&. Pengertian Setting Prilaku (Behavior Setting Arsitektur dan Prilaku
2
•
Menurut Maslo", Pembangunan in$rastruktur adalah menyediakan sarana untuk berbagai aktivitas yang dibutuhkan manusia sehingga ada hubungan erat
•
antara aktivitas dan sarana yang tesedia 2oger Barker (&'3, seting prilaku (behavior setting adalah konsep kun!i bagi analisis prilaku manusia dalam arsitektur. Se!ara sederhana behavior
•
setting dapat diartikan #avid %avinland (&'34, menggunakan istilah 5ruang aktivitas6 untuk menggambarkan suatu unit hubungan
•
antara prilaku dan lingkungan bagi
peran!angan arsitektur Behavior setting dapat diartikan se!ara sederhana sebagai suatu interaksi antara suatu kegiatan dengan tempat yang spesi$ik. #engan demikian, behavior setting mengandung unsur-unsur sekelompok orang yang melakukan suatu kegiatan, aktivitas atau prilaku dari sekelompok orang tersebut, tempat dimana kegiatan tersebut dilakukan.
#alam banyak kajian arsitektur lingkungan dan prilaku, istilah behavior setting dijabarkan dalam dua istilah yakni system o$ setting (sistem ruang dan system o$ a!tivity (sistem aktivitas
). Sistem Setting System o$ setting atau sistem tempat atau ruang diartikan sebagai rangkaian unsurunsur $isik yang mempunyai hubungan tertentu dan terkait hingga dipakai untuk suatu kegiatan tertentu. 7ontohnya adalah ruang yang diman$aatkan sebagai ruang pameran, ruang terbuka untuk tempat rekreasi dan trotoar yang ditata untuk pedagang kaki lima. 8d"ard %all mengidenti$ikasi tiga tipe dasar pola ruang sebagai berikut a. 2uang Berbatas Tetap 2uang berbatas tetap dilingkupi oleh pembatas yang relati$ tetap dan tidak mudah digeser, seperti dinding masi$, jendela, pintu, atau lantai. b. 2uang Berbatas Semi Tetap dalah ruang yang batasnya bisa berpindah. Pada rumah-rumah tradisional jepang misalnya, dinding dapat digeser untuk mendapatkan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan pada "aktu yang berbeda. !. 2uang +n$ormal dalah ruang yang terbentuk hanya untuk "aktu yang singkat, seperti ruang yang terbentuk ketika dua atau lebih orang berkumpul. 2uang ini tidak tetap dan tejadi di luar kesadaran orang yang bersangkutan. Arsitektur dan Prilaku
3
/. Sistem ktivitas Menurut 7haplin dan Brail &'3'9 Proteous &'44. Sistem aktivitas dalam sebuah lingkungan terbentuk dari rangkaian sejumlah behavior setting. Sistem aktivitas seseorang menggambarkan motivasi, sikap dan pengetahuannya tentang dunia dengan batasan penghasilan, kompetensi, dan nilai-nilai budaya yang bersangkutan. #engan mengetahui sistem aktivitas inilah, maka arsitek mulai meran!ang dan mengolah bentuk batas-batas behavior setting9 berupa batas $isik yang jelas atau batas simbolik ataupun kombinasi keduanya9 menata setiap setting dalam rangkaian sistem aktivitas. #alam pengamatan behavior setting, dapat dilakukan analisis melalui beberapa !ara, antara lain sebagai berikut a. Menggunakan Time Budget Time budget memungkinkan orang mengurai:mendekomposisikan suatu aktivitas sehari-hari, aktivitas mingguan atau musiman, ke dalam seperangkat behavior setting yang meliputi hari kerja mereka atau gaya hidup mereka (Mi!helson dan 2eed, &'4;. *ungsi dari time budget adalah untuk memperlihatkan bagaimana seorang individu menggunakan atau menghabiskan "aktunya. b. Melakukan Sensus Sensus adalah istilah yang dikemukakan oleh para ahli psikologi lingkungan untuk menggambarkan proses pembelajaran semua aktivitas seorang individu dalam "aktu tertentu dengan metode pengamatan. 1ntuk mendapatkan data mengenai pola interaksi dalam lingkungan tersebut, dilakukan sejumlah pengamatan yang membandingkan bagian demi bagian dalam sebuah lingkungan, atau membandingkan lingkungan yang sama dalam "aktu yang berbeda, atau membandingkan lingkungan yang berbeda sama sekali. !. Studi sal dan Tujuan Studi asal dan tujuan adalah suatu studi yang mengamati , mengidenti$ikasi a"al dan akhir dari pola-pola pergerakan. Studi mengidenti$ikasi a"al dan akhir dari pola-pola pergerakan. Studi sema!am ini menggambarkan pola prilaku yang sesungguhnya terjadi, bukan hanya seperti yang dibayangkan oleh arsitek, melainkan yang membentuk kehidupan seseorang atau sekelompok orang. Studi asal dan tujuan merupakan pendekatan makro yang dapat diterapkan pada skala urban atau skala bangunan.
0. %ubungan antara Setting dan Prilaku Manusia
Arsitektur dan Prilaku
4
Perbedaan struktur atau pola milieu akan memba"a perbedaan prilaku dan seperangkat a$$rodan!es yang dianggap e$ekti$ bagi seseorang atau sekelompok orang bergantung pada sejumlah $aktor, seperti predisposisi, kompetensi, dan penghargaan yang diterima atau biaya yang harus dikeluarkan demi prilaku tertentu. Behavior setting sebagai satu kesatuan !enderung lebih memaksa dibandingkan dengan pola prilaku atau milieu itu sendiri. Berikut akan diuraikan hubungan setting dan prilaku manusia sebagai komponen arsitektur dari skala mikro ke makro a. 2uang (2ooms 2uang adalah sistem lingkungan binaan terke!il yang sangat penting, terutama karena sebagian besar "aktu yang dihabiskan manusia berada di dalamnya. Terdapat dua ma!am ruang yaitu ruang yang diran!ang untuk satu $ungsi tertentu dan ada ruang yang diran!ang untuk lebih dari satu $ungsi ($leksibel dapun variabel ruang yang mempengaruhi prilaku manusia antara lain &
b. 2umah dan Perumahan Menurut sudut pandang environmental determinism, ragam bentuk rumah yang ada, khususnya rumah tradisional merupakan respons terhadap gejala alam yang ada di lingkungan sekitarnya. Menurut 2apoport (&'3' dalam bukunya House Form and Culture ditegaskan ada beberapa $aktor yang mempengaruhi bentuk dan pola rumah khususnya rumah tradisional yaitu & *aktor =ultur ) *aktor 2eligi / *aktor Prilaku !. =ota (1rban =ota dalam kajian arsitektur dan prilaku merupakan satu kesatuan lingkungan prilaku yang kompleks karena men!akup skala mikro, meso dan makro. #alam pendekatan ini, 2apoport (&'44)4-)4' mengusulkan lima unsur penting yang harus dipahami dalam penataan suatu kota, yaitu & 2uang =egiatan Manusia (%ome 2ange ) rea +nti (7ore rea / Teritori (Territory 0 rea Terkendali (>urisdi!tion ; 2uang Personal (Persnonal Spa!e
Arsitektur dan Prilaku
5
;. Man$aat Bagi rsitek Melalui pengamatan behavior setting ini arsitek dapat mengenal sistem sosial dari dalam setting, dalam arti melihat pola pola prilaku sistematis yang ditujukan oleh penghuni lingkungan tertentu. #engan demikian, hasil pengamatan ini dapat memperluas "a"asan arsitek dalam berbagai perspekti$ yang berbeda se!ara real sehingga dapat menghasilkan yang adaptabel terhadap kebutuhan lingkungannya.
Arsitektur dan Prilaku
6