PSIKOLOGI ABNORMAL
Bedah Film
Judul Film : A Beautiful Mind (2001)
Alur : Maju
Tokoh Utama : John Nash (Russel Crowe)
Sinopsis Film "A Beautiful Mind"
Film "A Beautiful Mind" menceritakan seorang matematikawan asal Amerika
yang belajar di Universitas Princeton yang berhasil meraih nobel dalam
bidang ekonomi. John Nash adalah seseorang yang berkepribadian sedikit
apatis terhadap sekelilingnya. Ia tidak suka belajar di dalam kelas karena
menurutnya kelas akan menumpulkan bakat dan kreatif yang original dari
siswanya. Karena John terobsesi dengan meraih gelar doktornya dan Lab
Wheeler, ia sering kali berada di luar kelas untuk menemukan ide
originalnya.
Sewaktu menjadi mahasiswa di Princeton, ia mendapat seorang teman sekamar
bernama Charles Herman yang memiliki keponakan bernama Marcee. Setelah
berhasil menemukan ide untuk gelar doktornya, Nash mendapat Lab yang
diinginkannya dan beberapa kali diundang ke Pentagon untuk memecahkan kode
rahasia.
Sesuatu yang tidak diketahui Nash adalah bahwa ia mengidap suatu gangguan
kepribadian yang disebut sebagai scizhophrenia. Keadaan gangguan ini makin
buruk semenjak ia bertemu dengan William Parcher.
Pada akhir cerita, Nash terus berusaha untuk mengendalikan gangguan ini
hingga meraih nobel pada usia senjanya.
Kajian Film "A Beautiful Mind" dalam Psikologi Abnormal
Dilihat dari situasi yang terdapat pada film "A Beautiful Mind", terdapat
beberapa permasalahan yang berkaitan dengan Psikologi Abnormal. Beberapa
permasalahan tersebut adalah :
1. Ciri-ciri gangguan schizophrenia
2. Jenis-jenis gangguan schizophrenia
3. Penyebab terjadinya gangguan schizophrenia
4. Terapi atau pengobatan untuk penderita schizophrenia
Berikut adalah pembahasan mengenai permasalahan di atas
Skizofrenia pertama kali diberi nama sebagai dementia praecox pada tahun
1899 oleh Emil Kraeplin dikarenakan fokus utama dalam penyakit ini adalah
kemunduran tingkat intelektual seseorang. Namun diganti menjadi skizofrenia
oleh Eugen Bleuer pada tahun 1989 karena penyakit ini menunjukan
terpecahnya antara pikiran, emosi dan perilaku penderita. Menurut Jim Van
Os (2009) pada Jurnal of Medical Science mengatakan bahwa :
"Schizophrenia does not just affect mental health; patients with a
diagnosis of schizophrenia die 12-15 years before the average
population, with this mortality difference increasing in recent
decades. Thus, schizophrenia causes more loss of lives than do most
cancers and physical illnesses."
Ciri-ciri gangguan skizofrenia
Menurut Gerald C Davison (2014) dalam Psikologi Abnormal edisi ke sembilan,
schizophrenia memiliki ciri-ciri yang digolongkan menjadi beberapa kategori
yaitu simptom positif, simptom negatif, disorganisasi dan simptom lain.
Pada film tersebut, Nash memperlihatkan beberapa ciri-ciri penderita
skizofrenia seperti :
1. Simptom Positif
Simptom ini mencakup hal-hal yang berebihan dan distorsi, seperti
halusinasi dan delusi. Pada Nash, delusi dan halusinasi terdapat pada
dirinya yang awalnya tidak disadarinya. Halusinasi yang muncul adalah
Charles Herman sebagai teman sekamarnya, Marcee sebagai keponakan dari
Charles Herman dan William Parcher sebagai kepala divisi mata-mata di
Pentagon. Delusi Nash juga muncul akibat dari William Parcher, delusi
yang muncul adalah Nash mengira dirinya adalah seorang mata-mata.
2. Simptom Negatif
Menurut Sebastian Walter (2012) dalam Jurnal of Neuropsychobiology
mengatakan
"Negative symptoms constitute one dimension of schizophrenia. They
refer to the loss of affective experience and expression, as well as
to a number of symptoms associated with disturbances of volition, such
as apathy, avolition, and anhedonia."
Simptom negatif schizophrenia mencakup berbagai defisit behavioral,
seperti avolition, alogia, anhedonia, afek datar, dan asosialitas.
Avolition
Apati atau avolition merupakan kondisi kurangnya energi dan ketiadaan
minat atau ketidakmampuan untuk tekun melakukan apa yang biasanya
merupakan aktifitas rutin seperti berdandan, mandi, menyisir rambut,
dll. Pada kasus ini, Nash tidak memperlihatkan adanya avolition pada
dirinya.
Alogia
Alogia dapat terwujud dalam beberapa bentuk seperti, miskin
percakapan, jumlah total pecakapan sangat jauh berkurang. Pada kasus
ini, Nash memperlihatkan adanya alogia pada dirinya seperti pada
bagian ketika Nash ingin merayu wanita akan tetapi dia tidak melakukan
hal yang seharusnya dilakukan.
Anhedonia
Anhedonia adalah ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan. Ini
tercermin dalam kurangnya minat dalam berbagai aktifitas rekreasional,
gagal untuk mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain, dan
kurangnya minat dalam hubungan seks. Pada kasus ini, Nash
memperlihatkan beberapa kurangnya minat dalam berbagai aktifitas
seperti masuk dalam kelas sewaktu ia kuliah di Princeton, gagal untuk
mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain sewaktu Nash pertama
kali masuk di Princeton dan gagal menjalin hubungan dengan teman-
temannya yang lain.
Afek datar
Ketidakadanya repson emosional akibat stimulus yang ada seperti mata
kosong, otot wajah kendur dan mata mereka tidak hidup. Pada kasus ini,
beberapa kali Nash memperlihatkan afek datar.
Asosialitas
Ketidakmampuan parah dalam hubungan sosial. Ini ditunjukan oleh Nash
pada keseluruhan filmnya, Nash hanya dapat bergaul pada sedikit orang
saja.
3. Disorganisasi
Simptom-simptom disorganisasi mencakup disorhanisasi pembiacaran dan
perilaku aneh (bizzare).
Disorganisasi pembicaraan
Dikenal sebagai gangguan berpikir formal, disorganisasi pembicaraan
merujuk pada masalah dalam merngorganisasi berbagai pemikiran dan
dalam berbicara sehingga pendengar dapat memahaminya. Pada kasus ini,
Nash memperlihatkan disorganisasi pembicaraan pada saat dia sedang
ditantang untuk bermain catur igo.
Perilaku Aneh (bizzare)
Perilaku aneh terwujud dalam banyak bentuk seperti penderita dalam
meledak dalam kemarahan atau konfrontasi singkat yang tidak dapat
dimengerti, memakai pakaian yang tidak biasa, bertingkah laku seperti
anak-anak atau dengan gaya yang konyol, menyimpan makanan,
mengumpulkan sampah, atau perilaku seksual yang tidak pantas seperti
melakukan masturbasi di depan umum. Mereka tampak kehilangan kemampuan
untuk mengatur perilaku mereka dan menyesuaikannya dengan berbagai
standar masyarakat. Meeka juga mengalami kesulitan melakukan tugas-
tugas sehari-hari dalam hidup. Pada kasus ini, Nash memperlihatkan
adanya perliaku aneh ketika dia sedang minum bersama teman sekamarnya
Charles dan Nash sempat meledak dalam kemarahan dan juga ketika ia
frustasi pada ide yang tidak muncul.
4. Simptom Lain
Dalam Psikologi Abnormal Edisi ke Sembilan, dijelaskan bahwa ada beberapa
simptom lain schizophrenia yang tidak termasuk dalam ketiga kategori
diatas akan tetapi ditunjukan oleh penderita schizophrenia adalah
katatonik dan afek yang tidak sesuai.
Katatonik
Beberapa abnormalitas motorik menjadi ciri katatonia seperti adanya
gerakan yang berulang, menggunakan urutan yang aneh dan kadang
kompleks antara gerakan jari, tangan dan lengan yang sering kali
tampaknya memiliki tujuan tertentu dan gerakan yang membeku pada
seluruh tubuh penderita dalam jangka waktu yang sangat lama. Nash
memperlihatkan adanya gerakan katatonik berulang dan gerakan kompleks
antara jari, tangan dan lengan ketika ia sedang mencoba menjelaskan
sesuatu.
Afek yang tidak sesuai
Beberapa penderita schizophrenia memiliki afek yang tidak sesuai.
Respon yang ditunjukan oleh penderita terkadang tidak sesuai dengan
stimulus yang diberikan seperti ketika mendapat berita duka, penderita
bisa tertawa atau ketika mendengar lelucon, penderita bisa menangis
atau marah tanpa alasan yang jelas. Pada simptom ini, Nash tidak
menunjukan adanya afek yang tidak sesuai pada dirinya.
Jenis-jenis Gangguan Skizophrenia
Dalam DSM-IV-TR dalam Psikologi Abnormal edisi ke Sembilan, schizophrenia
di golongkan menjadi beberapa kategori yaitu :
1. Schizophrenia Disorganisasi
2. Schizophrenia Katatonik
3. Schizophrenia Paranoid
4. Schizophrenia Tak Terinci
5. Schizophrenia Residual
Pada film tersebut, John Nash mengidap schizophrenia paranoid berdasarkan
simptom-simptom yang ditunjukannya.
Penyebab Skiforenia
Dalam Jurnal of Medical Science oleh Jim Van Os mengatakan
"The high heritability (80%) of schizophrenia is not only due to
genetic influences but also due to environmental effects that are
moderated by genes".
Disimpulkan bahwa skizofrenia memiliki heritabilitas sebesar 80% dan efek
ini akan semakin berpeluang besar apabila terjadi modifikasi gen oleh
lingkungan. Dalam Psikologi Abnormal edisi ke sembilan, gangguan ini
menyerang reseptor dophamin yang mengakibatkan ketidaknormalan dari kinerja
dophamin. Dophamin diduga sebagai sebab utama dalam neurotransmitter pada
penderita schizophrenia, akan tetapi selama perkembangan ilmu pengetahuan,
ditemukan adanya neurotransmitter lain seperti GABA dan serotonin yang juga
ikut andil dalam sebab terjadinya schizophrenia. Selain dari heritabilitas,
stressor juga sangat berpengaruh dalam memicu terjadinya gangguan
skizofenia. Stressor yang dihadapi Nash adalah :
1. Ketika kalah dalam bermain catur
2. Ketika sedang mencari ide karena adanya tuntutan dari universitas
3. Ketika telah mengambil gelar profesornya di wheeler
4. Dampak dari terjadinya perang
Terapi atau pengobatan pada skizofrenia
Beberapa metode terapi yang digunakan untuk para penderita schizophrenia
masih banyak diteliti untuk tingkat efektifitasnya. Walaupun hingga saat
ini, metode yang digunakan masih diteliti akan tetapi metode saat ini sudah
jauh lebih baik ketimbang metode-metode awal yang digunakan oleh para
psikiater. Menurut Howard Lewine (2009) dalam Jurnal of Medical Science
mengatakan
"Recent evidence suggests that combination therapy is best. This would
include medicine, individual and group therapy, and community
services."
Metode-metode tersebut menggunakan beberapa pendekatan antara lain
pendekatan biologis dan pendekatan psikologis.
1. Pendekatan Biologis
Terapi Kejut dan Psychosurgery
Pada awal tahun 1930, Sekel mempublikasikan praktek koma insulin yang
mengklaim bahwa ¾ pasiennya dinyatakan mengalami perbaikan signifikan,
akan tetapi temuan ini tidak didukung oleh peneliti lain yang akhirnya
ditinggalkan. Pada tahun 1938, Cerletti dan Bini menciptakan
Electricshock Theraoy (ECT) yang juga terbukti memiliki efektivitas
minimal. Pada tahun 1935, Moniz, seorang psikiater berkebangsaan
Portugis memperkenalkan lobotomi prefrontalis, suatu prosedur
pembedahan pada bagian otak yang membuang bagian-bagian yang
menghubungkan lobus frontalis dengan pusat otak bagian bawah. Pada
awal laporan mengklaim bahwa terapi ini memiliki tingkat keberhasilan
yang tinggi. Para penderita yang tidak hanya didiagnosis menderita
schizophrenia juga dilakukan terapi ini seperti pasien yang memiliki
perilaku agresif yang tinggi. Namun efek dari terapi ini adalah banyak
pasien yang menjadi tumpul, tidak bertenaga dan sangat kehilangan
berbagai kemampuan kognitif mereka yang tidak mengherankan melihat
adanya pembuangan bagian otak mereka yang diyakini memiliki tanggung
jawab terhadap pikiran dan oleh karena salah satu sebab ini akhirnya
praktek terapi ini ditinggalkan.
Terapi Obat
Perkembangan terpenting dalam terapi untuk schizophrenia adalah
penemuan obat-obatan pada tahun 1950-an yang secara kolektif disebut
sebagai obat-obatan antipsikotik, yang juga dikenal sebagai
neuroleptik karena menimbulkan efek samping yang sama dengan simptom
penyakit neurologis. Salah satu obat antpsikotik yang paling sering
diresepkan adalah fenothiazin yang pertama kali dikenalkan oleh ahli
kimia berkebangsaan Jerman di akhir abad ke 19. Seiring
perkembangannya, obat ini berganti-ganti dengan efek yang sama. Efek
samping yang diakibatkan oleh obat tradisional umumnya adlaah pusing,
penglihatan kabur, tidak bisa tenang dan disfungsi seksual. Selain itu
masih banyak terdapat efek samping yang mengganggu yang disebut efek
samping ekstrapiramidal. Efek samping ini mirip dengan simptom yang
ditunjukan oleh para penderita parkinson yaitu tremor pada jari,
langkah yang terseret dan berliur. Pada beberapa kasus yang parah,
seluruh motorik penderita tidak dapat dikendalikan dan terjadi sekitar
10 – 20% penderita yang ditangani dengan antipsikotik dalam waktu
lama.
Terapi Obat terbaru
Terapi obat modern ini mulai berkembang ketika diperkenalkannya
klozapin bagi penderita yang tidak merepsons dengan baik obat-obat
antipsikotik tradisional dan mengurangi simptom positif yang lebih
baik dibanging obat antipsikotik tradisional. Meski belum diketahui
secara pasti efek dari klozapin, namun kita mengetahui bahwa klozapin
berdampak besar terhadap reseptor serotonin. Namun obat ini
menimbulkan efek yang serius yaitu penurunan sistem imun pada sejumlah
kecil pasien dengan menurunkan sel darah putih sehingga pasien rentan
terhadap infeksi dan bahkan kematian.
2. Pendekatan Psikologis
Para profesional, pasien dan keluarga mulai menyadari bahwa salah satu
ciri utama dalam schizophrenia adalah disabilitas kognitif dan karena
alasan ini, pendekatan psikologis mulai mendapat perhatian yang serius
untuk menangani pasien schizophrenia.
Terapi Psikodinamika
Terapi ini pertama kali dipelopori oleh Harry Stack Sullivan di rumah
sakit Sheppard dan Enoch Pratt di Towson yang dilaporkan sangat
berhasil. Meskipun sangat banyak klaim keberhasilan yang disampaikan
atas berbagai analisis yang dilakukan oleh Sullivan dan Fromm-
Reichmann, pengamatan teliti terhadap pasien yang mereka tangani
menunjukan banyak diantara mereka yang hanya mengalami gangguan ringan
dan mungkin bahkan tidak didiaagnosis skizofrenik berdasarkan kiteria
DSM-IV-TR yang sangat ketat bagi gangguan ini. Oleh karena itu pada
tahun 1963 dan 1976 di New York Psychiatric Institute menunjukan bahwa
pendekatan analitis sangat tidak berhasil bagi para pasien
schizophrenia
Pelatihan Ketrampilan Sosial
Pelatihan ini menekankan dirancang agar para penderita schizophrenia
dapat berhasil dalam berbagai situasi interpersonalyang sangat beragam
seperti memesan makanan di restoran, membaca jadwal perjalanan bis
yang sebagian besar diantara kita dilakukan begitu saja dan hampir
tidak pernah kita pikrkan dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini
menggunakan kombinasi dari permainan peran, modeling dan penguatan
positif yang menghasilkan perbaikan yang signifikan pada pasien.
Terapi Keluarga dan Mengurangi Ekspresi Emosi
Terapi ini muncul akibat adanya persoalan setelah pasien kembali ke
keluarga dan berhubungan dengan kekambuhan yang mengakibatkan pasien
dirawat kembali di rumah sakit. Beberapa panduan mengenai terapi ini
adalah sebagai berikut :
Edukasi tentang schizophrenia, terutama biologis yang
mempredisposisi seseorang terhadap penyakit tersebut, berbagai
masalah kognitif yang melekat dengan schizophrenia simtom-
simtomnya, dan tanda-tanda akan terjadinya kekambuhan.
Informasi tentang dan pemantauan berbagai efek pengobatan
antipsikotik
Menghindari saling menyalahkan-terutama, mendorong keluarga untuk
tidak menyalahakan diri sendiri maupun pasien atas penyakit
tersebut dan atas semua kesulitan yang dialami seluruh keluarga
dalam menghadapi penyakit tersebut
Memperbaiki komunikasi dan ketrampilan penyelesaian masalah dalam
keluarga
Mendorong pasien dan keluarganya untuk memperluas kontak sosial
mereka
Menanamkan sebentuk harapan bahwa segala sesuatu dapat berjalan
lebih baik
Terapi Kognitif-Behavioral
Sebelumnya diasumsikan bahwa tidak ada gunanya mencoba mengubah
berbagai distorsi kognitif, termasuk delusi pada penderita
schizophrenia. Meskipun demikian, suatu literatur klinis dan
eksperimental yang sedang berkembang dewasa ini menunjukan bahwa
bergai keryakinan maladaptif pada beberapa pasien kenyataanya dapat
diubah dengan berbagai intervensi kognitif-behavioral.
Terapi Personal
Terapi ini merupakan suatu pendekatan kognitif-behavioral berspektrum
luas terhadap multiplisitas masalah yang dialami para pasien
schizophrenia yang telah keluar dari rumah sakit. Terapi ini
memfokuskan kepada pasien dalam penuruan EE (ekspresi emosi) yang
dialaminya. Tujuan dari terapi ini adalah mengajarkan keterampilan
coping internal pada pasien, berbagai cara baru dalam berpikir tentang
dan mengendalikan berbagai reaksi afektif terhadap tantangan apapun
yang terdapat di lingkungannya.
Terapi Retribusi
Istilah yang digunakan terapi ini adalah "manajemen kritisisme dan
penyelesaian konflik". Istilah tersebut merujuk pada cara menghadapi
umpan balik negatif dari orang lain dan cara menyelesaikan berbagai
konflik interpersonal yang merupakan bagian tak terhindarkan dalam
berhubungan dengan orang lain. Mengajari pasien keterampilan
penyelesaian masalah sosial merupakan bagian dari elemen terapi ini
Ketika Nash didiagnosa oleh psikiater bahwa ia mengidap skizofrenia, Nash
dirawat di Rumah Sakit Jiwa dengan penanganan khusus. Penanganan pertama
pada Nash adalah ECT (Electricshock Terapy). Setelah menjalani ECT, Nash
dirawat dirumah dengan syarat harus menjalani pengobatan dengan cara
farmatokologi. Obat yang diberikan Nash pada saat itu adalah antipsikotik
yang hanya menghambat kinerja dophamin agar tidak lagi mengalami delusi dan
halusinasi. Efek samping dari pengobatan ini adalah menurunnya tingkat
konsentrasi, gairah seksual dan menghambat proses berfikir.
Karena terapi dengan obat ini mengakibatkan retaknya hubungan keluarga
Nash, maka Nash memutuskan untuk berhenti meminum obatnya dan mengakibatkan
gangguan skizofrenia kembali lagi. Setelah mengalami konflik yang cukup
hebat, akhirnya istri Nash setuju bahwa terapi sosial harus dijalaninya.
Nash menerima rasa empati, rasa penerimaan yang mengakibatkan dirinya dapat
kembali lagi ke lingkungan sosialnya hingga akhirnya ia berhasil meraih
penghargaan nobel pada usia senjanya.
Kesimpulan
Skizofrenia adalah salah satu gangguan yang menyerang fungsi otak dan
mengakibatkan penderita mengalami delusi, halusinasi, gerakan motorik yang
terhambat dan efek negatif.
Sampai saat ini gangguan skizofrenia masih banyak diteliti karena masih
belum diketahui pasti penyebab dari gangguan ini. Selain dari gangguan otak
dan heritabilitas, seseorang bisa mengidap gangguan skizofrenia oleh faktor
sosial dan psikologis.
Pengobatan utama dalam menangani gangguan ini adalah berupa obat
antipsikotik yang meredakan delusi dan halusinasi. Akan tetapi efek dari
penggunaan obat ini masih diteliti agar mengurangi efek negatifnya. Selain
dari pengobatan menggunakan obat antipsikotik, terapi lain juga menggunakan
sosial terapi merupakan salah satu terapi yang efektif dalam menangani
stressor yang dimiliki oleh penderita.