BAB III HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SINTESA SERTA PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
A.
Hasil Pengkajian 1.
5 M ( Man, Material & Machine, Method, Money, Market ) a.
Man Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.
Dalam
manajemen,
faktor
manusia
adalah
yang
paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh Karena itu, manajemen timbul Karena adanya orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan salah satu indikator nya ditentukan oleh pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas.Asuhan keperawatan yang berkualitas memerlukan sumber daya yang sesuai dengan kualitas dan profesionalitas perawat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.Praktek profesional yang merupakan ciri profesi yang harus tetap di pelihara dan ditingkatkan dalam rangka mempertahankan akuntabilitas dan standart kinerja yang tinggi. Untuk meningkatkan proses pemberian asuhan keperawatan pada pasien, setiap perawat tentunya sudah memiliki kompetensi dibidangnya antara lain sertifikat dan surat keputusan kewenangan klinis area masing masing untuk ruang kemuning adalah ruangan umum kelas tiga yang di khususkan untuk pasien perempuan dan merupakan ruangan bedah dan penyakit dalam. Semua perawat Kemuning telah mengikuti ujian kredensial dan sudah memiliki SK kewenangan klinisnya. klinis nya. Tetapi dalam pembagian antara PK 1, PK 2 dan PK 3 belum merata yaitu masih banyak PK 1 nya.
28
1) Struktur Organisasi KEPALA INSTALASI RAWAT INAP C dr. Aris Joko Purwanto, Sp.PD
KEPALA RUANG LAVENDER Juri, S.Kep,Ns ADMINISTRASI Dwi Sulistiyani
KETUA TIM I Roliyati, AMK
KETUA TIM I Eko Suprapto, AMK
KETUA TIM II Eddy Riyanto, S.Kep.,Ns
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
TIM I
TIM I
TIM II
1. Ernaningsih, AMK
1. Rita Afandi, AMK
1. Indriyanto, AMK
2. Maulida Fela S., AMK
2. Cancut Herihenjaya,
2. Wahyu Dwi A., AMK
3. Eko Hary M., AMK
AMK
3. Ryan Bastomi, AMK
4. Galih Yoga P., AMK
3. Eka Prasetya, AMK
4. Dyah Ayu L., AMK
5. Muhamad Amin F.,
4. Samiasih
5. Elma Uswatun K., AMK
AMK
5. Andy Riza A., AMK
2)
Jenis Kelamin Karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin (n= 19) menunjukkan jumlah laki-laki 12 orang (54%) sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang (46%).
3)
Pendidikan Karakteristik Pendidikan diruang Kemuning adalah kepala ruang dengan Pendidikan S.Kep,Ners, katim 1 dengan Pendidikan D III keperawatan, katim 2 dengan Pendidikan D III keperawatan, katim III dengan pendidikan DIII keperawatan, dan perawat pelaksana dengan Pendidikan DIII keperawatan sejumlah 15.
29
Pendidikan Katim sudah sesuai dengan standart yaitu minimal DIII keperawatan dan mempunyai SK kewenangan klinis.Diruang Kemuning jumlah PK I, PK II dan PK III tidak sesuai standar terlalu banyak PK I. Tabel 1.1 Pendidikan Staf Rawat Inap Ruang Lavender RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi No
Nama
Pendidikan
Jabatan
1.
Juri, S.Kep,Ns
S.Kep., Ns
Kepala ruang
2.
Roliyati, AMK
DIII Keperawatan
Ka.Tim 1
3.
Eko Suprapto, AMK
D III Keperawatan
Ka.Tim II
4.
Eddy Riyanto, AMK
D III Keperawatan
Pelaksana
5.
Ernaningsih, Amk
DIII Keperawatan
Pelaksana
6.
Maulida Fela Sofa, AMK
S.Kep., Ns
Pelaksana
7.
Eko Hari Mulyono, AMK
S.Kep. Ns
Pelaksana
8.
Galih Yoga Prastya, AMK
D III Keperawatan
Pelaksana
9.
Muhammad Amin Fauzi,
D III Keperawatan
Pelaksana
D III Keperawatan
Pelaksana
11.. Cancut Herihenjaya, AMK
D III Keperawatan
Pelaksana
12.. Samiasih, AMK
D III Keperawatan
Pelaksana
13.
Eka Prasetya, AMK
D III Keperawatan
Pelaksana
14.
Andy Riza Afthoni, AMK
D III Keperawatan
Pelaksana
15.
Indriyanto, AMK
S.Kep, Ns
Pelaksana
16.
Wahyu Dwi Apriliyastuti,
S.Kep., Ns
Pelaksana
AMK 10.
Rita Afandi, AMK
AMK 17.
Ryan Bastoni Arifin, AMK
D III Keperawatan
Pelaksana
18.
Dyah Ayu Lestari, AMK
D III Keperawatan
Pelaksana
19.
Elma Uswatun Khasanah,
D III Keperawatan
Pelaksana
AMK 30
4)
Pelatihan Kerja Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dengan system pengembangan sumberdaya manusia, yang didalamnya terdapat pross perencanaan, penempatan, pengembangan tenaga manusia. Tujuan pelatihan sebagai usaha untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku dan pengetahuan, sesuai dengan keinginan
individu,
bersangkutan.Pelatihan
masyarakat diberikan
maupun
dengan
lembaga
harapan
individu
yang dapat
melaksanakan pekerjaanya dengan baik.Dengan demikian kegiatan pelatihan
lebih
ditekankan
pada
peningkatan
pengetahuan,
keahlian/ketrampilan (skill), pengalaman, dan sikap peserta pelatihan tentang bagaimana melakukan aktivitas atau pekerjaan tertentu (Alex S, Nitisemit0 (1985)). Karakteristik
perawat
diruang
pelatihan BTCLS sebanyak 11orang
lavender
yang
mengikuti
(45,8 %), mengikuti pelatihan
CWCCA 1 orang (0,04%), mengikuti pelatihan asesor 1 orang (0,04%).
31
Tabel 1.2 Pelatihan Yang Dimiliki Perawat Di Rawat Inap Ruang Lavender RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi No
Nama
1.
Juri, S.Kep,Ns
2.
Roliyati, AMK
3.
Eko Suprapto, AMK
4.
Eddy Riyanto, AMK
5.
Ernaningsih, Amk
6.
Maulida Fela Sofa, AMK
7.
Eko Hari Mulyono, AMK
8.
Galih Yoga Prastya, AMK
9.
Muhammad Amin Fauzi,
Standart Pelatihan
Pelatihan Yang Dimiliki
AMK 10.
Rita Afandi, AMK
11..
Cancut Herihenjaya, AMK
32
Kebutuhan
Masalah
12..
Samiasih, AMK
13.
Eka Prasetya, AMK
14.
Andy Riza Afthoni, AMK
15.
Indriyanto, AMK
16.
Wahyu Dwi Apriliyastuti, AMK
17.
Ryan Bastoni Arifin, AMK
18.
Dyah Ayu Lestari, AMK
19.
Elma Uswatun Khasanah, AMK
Kesimpulan : Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa SDM ketenagaan berdasarkan standar Pendidikan sudah sesuai standar, terbukti Pendidikan rata-rata sudah DIII dan S.Kep,Ns, Pada tahun 2013 diselenggarakan pelatihan pelayan prima (servise excelen) yang dikuti oleh semua perawat dan bidan dilingkungan RS. Setelah itu RS belum ada pengadaan servise excellent lagi.
33
5)
Tingkat Ketergantungan Klien Langkah perencanaan tenaga keperawatan menurut Druckter dan Gillies (1994) meliputi hal-hal sebagai berikut : a.
Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan yang akan di berikan
b.
Menentukan kategori perawat yang akan di tugas kan untuk melaksanakan pelayanan keperawatan
c.
Menentukan jumlah masing-masing kategori perawat yang di butuhkan
d.
Menerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada
e.
Melakukan seleksi calon-calon yang ada
f.
Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau shift
g.
Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pelayanan keperawatan.
Untuk lebih akurat nya dalam perencanaan tenaga keperawatan, maka pimpinan keperawatan harus mempunyai keyakinan tertentu dalam organisasi nya, seperti : a.
Rasio antara perawat dan klien di dalam ruangan perawatan intensif adalah 1 : 1 atau 1 : 2
b.
Perbandingan perawat ahli dan terampil di ruang medical bedah, kebidanan, anak dan psikiatri adalah 2 : 1 atau 3 : 1
c.
Rasio antara perawat dank klien saat shift pagi atau sore adalah 1 : 5 untuk malam hari di ruang rawat dan lain-lain 1 : 10
Jumlah tenaga terampil ditentukan oleh tingkat ketergantungan klien. menurut Abdullah dan Levine (1965) dalam Gillies (1994), seharusnya dalam suatu unit ada 55% tenaga ahli dan 45% tenaga terampil . Sedangkan menurut penelitian di Filipinamenghasilkan data sebagai berikut: Tabel 1.3 Jenis pelayanan dan rata rata jam perawatan klien No
Jenis pelayanan
Rata rata jam perawatan klien/hari
1.
Non bedah
3,4
2.
Bedah
3,5
3.
Campuran bedah dan non bedah
3,5
4.
Post partum
5.
Bayi baru lahir
3 2,5
36
Rata rata klien perhari, adalah jumlah klien yang dirawat disuatu unit berdasarkan rata-ratanya atau menurut BOR dengan rumus jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu dikali 100%. Sedangkan Menurut Douglas, 1984 pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah pasien
dan
derajat
ketergantungan
pasien.
Douglas,
1984
mengklasifikasikan derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi 3, antara lain : a)
Perawatan minimal ( minimal care ) memerlukan waktu 1-2 jam per 24 jam. Kriteria : (1) Kebersihan diri, mandi, dan ganti pakaian dilakukan sendiri (2) Makan dan minum sendiri (3) Ambulasi dan pengawasan (4) Pengobatan minimal, status psikologis stabil (5) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift (6) Persiapan pengobatan, memerlukan prosedur
b)
Perawatan intermediet ( intermediet care ), memerlukan waktu 3-4 jam per 24 jam. Kriteria : (1) Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu (2) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 4 jam (3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali (4) Foley cateter atau monitor intake dan output (5) Persiapan pengobatan, memerlukan prosedur
c)
Perawatan maksimal ( total care ), memerlukan waktu 5-6 jam per 24 jam. Kriteria : (1) Segalanya diberikan atau dibantu (2) Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam (3) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intra vena (4) Pemakaian suction (5) Gelisah atau disorientasi
6) Perkiraan Kebutuhan Tenaga Perawat Perhitungan jumlahtenaga keperawatan menurut Metode Gillies (1994), digunakan khusus untuk menghitung tenaga keperawatan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 37
A x B x 365 Jumlah tenaga = ————————————————— (365 – hari libur) x jam kerja per hari
Keterangan : A.
Jumlah kerja tenaga keperawatan per hari
B.
Jumlah pasien rata-rata per hari.
Hari libur masing masing perawat pertahun yaitu 128 hari(52 hari minggu hari sabtu 52 hari tergantung RS). Kalau hari ini termasuk hari libur harus diperhitungkan, hari libur nasional 12 hari dan cuti tahunan 12 hari. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam perminggu (bila hari efektif 5 hari maka 40/5=8 jam perhari, kalau 6 hari kerja 40/6=6,6 jam perhari atau 7 jam) Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20%(untuk antisipasi kekurangan/cadangan).
Penghitungan tenaga perawat dengan rumus: A x B x 365 Jumlah tenaga = ————————————————— (365 – hari libur) x jam kerja per hari 3,5 x 30 x 365 = ————————————————— (365 – 78) x 7 38325 =
=
20,1
2009 Cadangan
= 20x20%= 4
Total
= 20+4=24 30x3,5
Jadi jumlah tenaga 24 jam
=
= 15 7
Tabel 1.4 Jumlah tenaga per shift Shift
Rumus
Jumlah tenaga
Pagi
15x47%
7
Siang
15x35%
5
Malam
15x17%
3
38
Tabel 1.5 Komposisi kualifikasi perawat Komposisi perawat
Rumus
Jumlah perawat
Perawat utama
24x56%
14
Perawat pelaksana
24x26%
6
Perawat pembantu
24x16%
4
Dari hasil pengkajian pada tanggal 6 Sepetember 2017, didapatkan data jumlah pasien dalam perawatan adalah 40 pasien. dengan jumlah perawat keseluruhan 24 perawat dengan kepala ruang dan katim 2. Analisa perkiraan jumlah perawat yang dibutuhkan diruang perawat berdasarkan rumus Gillies adalah24 perawat, sedangkan jumlah tenaga dalam 24 jam adalah 15 perawat dengan pembagian tiap shift pagi 7 perawat, shift siang 5 perawat dan malam 3 perawat. Jadi ruang Lavender masih membutuhkan tambahan tenaga 3 perawat. Tabel 1.6 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergangtungan Pasien Menurut Douglas Waktu Klasifikasi
Kebutuhan Perawat Pagi
Sore
Malam
Minimal
0,17
0,14
0,07
Intermediate
0,27
0,15
0,10
Maksimal
0,36
0,30
0,20
Sumber : Douglas, 1984
Dari hasil pengkajian pada tanggal 13 september 2017, didapatkan data jumlah pasien dalam perawatan 35 pasien, untuk shift pagi dengan ketergantungan minimal sebanyak 20 pasien, ketergantungan intermediate 9 pasien dan ketergantungan total 6 orang. Untuk shift siang jumlah pasien 26 pasien dengan ketergantungan minimal 9 pasien, intermediate 10 pasien total 7 pasien, sedangkan shift malam jumlah pasien 28 pasien ketergantungan minimal 9 pasien, intermediate 12 pasien, total 7 pasien.
39
Tabel 1.7 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergangtungan Pasien Menurut Douglas Jumlah Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat pada tgl 13 September 2017 P S M Minimal 20 x 0,17 = 9 x 0,14 = 9 x 0,7 5,29 3,4 1,26 = 0,63 Intermediate 9 x 0,27 = 10 x 0,15 12 x 0,10 = 5,13 2,43 =1,5 1,2 Maksimal 6 x 0,36 = 7 x 0,30 = 7 x 0,20 5,46 2,16 2,1 = 1,4 15,88 Jumlah 7,99 4,86 3,23
Dari hasil pengkajian pada tanggal 14 september 2017, didapatkan data jumlah pasien dalam perawatan untuk shift pagi 31 pasien,
dengan
ketergantungan
minimal
sebanyak
23
pasien,
ketergantungan intermediate 4 pasien dan ketergantungan total 4 orang. Untuk shift siang jumlah pasien 29 pasien dengan ketergantungan minimal 15 pasien, intermediate 9 pasien dan total 5 pasien. sedangkan untuk shift malam jumlah pasien 29 pasien dengan ketergantungan minimal 15 pasien, intermediate 9 pasien dan total 5 pasien.
Tabel 1.8 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergantungan Pasien Menurut Douglas Jumlah Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat pada tgl 14 September 2017 P S M Minimal 23 x 0,17 = 15 x 0,14 15x 0,07 = 7,06 3,91 = 2,1 1,05 Intermediate 4 x 0,27 = 9 x 0,15 = 9 x 0,10 = 3,33 1,08 1,35 0,9 Maksimal 4 x 0,36 = 5 x 0,30 = 5 x 0,20 = 1 3,94 1,44 1,5 14,33 Jumlah 6,43 4,95 2,95
Dari hasil pengkajian pada tanggal 15 september 2017, didapatkan data jumlah pasien dalam perawatan untuk shift pagi 31 pasien,
dengan
ketergantungan
minimal
sebanyak
15
pasien,
ketergantungan intermediate 13 pasien dan ketergantungan total 3 orang. Untuk shift siang jumlah pasien 25 pasien dengan ketergantungan minimal 8 pasien, intermediate 14 pasien dan total 3 pasien. sedangkan
40
untuk shift malam jumlah pasien 25 pasien dengan ketergantungan minimal 8 pasien, intermediate 14 pasien dan total 3 pasien.
Tabel 1.9 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergantungan Pasien Menurut Douglas Jumlah Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat pada tgl 15 September 2017 P S M 4,23 Minimal 15 x 0,17 = 8 x 0,14 = 8x 0,07 2,55 1,12 = 0,56 7,01 Intermediate 13 x 0,27 = 14 x 0,15 = 14 x 0,10= 3,51 2,1 1,4 2,58 Maksimal 3 x 0,36 3 x 0,30 3 x 0,20 = 1,08 = 0,9 = 0,6 13,82 Jumlah 7,14 4,12 2,56
Minimal
:
5,29+7,06+4,23= 16,58/3=5,5
Intermediate
:
5,13+3,33+7,01=15,47/3=5,2
Maksimal
:
5,46+3,94+2,58=11,98/3= 3,99
Jumlah
:
5,5+5,2+3,99=14,69
Analisa perkiraan jumlah perawat yang dibutuhkan diruang perawat pada 3 hari hari pengkajian berdasarkan rumus Douglas adalah 14,69= 15. Perawat yang libur atau cuti 1/3 x 15 = 5 dan 1 perawat pengelola atau kepala ruang. Jadi kebutuhan tenaga perawat diruang Lavender adalah 15 + 5 + 1 = 21 perawat.Jadi ruang Lavenderuntuk tenaga sudah sesuai kebutuhan. b.
Material Dan Mechine Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan. Tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. Machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja. 1)
Lokasi Denah Ruang Kemuning Ruang kemuning berada digedung sebelah timur RSUD Dr. R. Soedjati. Ruang kemunin berbatasan dengan : 41
a) Sebelah barat ruang neoristi b) Sebelah selatan ruang verifikasi c) Sebelah timur pemukiman masyarakat d) Sebelah utara ruang flamboyan Dari
hasil
wawancara
dengan
staf
Ruang
kemuning,
berdasarkan SK Direktur ruang kemuning merupakan ruang rawat inap umum kelas 3, untuk perempuan. Ruang kemuning mempunyai ruang khusus HCU, untuk merawat pasien dengan pengawasan atau pasien dengan ketergantungan maksimal.
Denah Lokasi Ruang Kemuning:
7
4
3
2
1
PINTU F 6
5
G
B
HCU
C E
Keterangan : A. =
Gudang
B.
=
Ruang Karu
C.
=
Dapur
D. =
Kamar mandi
E.
=
Ruang sholat
F.
=
Ruang perawat
G. =
Tempat kursi roda, linen kotor
1-7= Kamar Perawatan Pasien dan kamar mandi didalam.
42
A
D
Fasilitas yang ada diruang kemuning: 1.
2.
Fasilitas untuk petugas kesehatan a.
Nurse Station
b.
Lemari obat
c.
Kamar Mandi
d.
Ruang perawat (kamar ganti dan sholat)
e.
Wastafel
Fasilitas untuk pasien Tempat tidur pasien diruang kemuning terdiri dari 7 kamar, 35 bad , setiap kamar ada 1 kamar mandi dalam dan hcu ada 3 bad dan 1 kamar mandi dalam akan tetapi tidak ada Bad sad monitor, syrinpump, tirai privasi, dan suction.
3.
Fasilitas ruangan Setiap kamar berisi 5 tempat tidur, 5 almari kecil, 1 kursi tiap pasien dengan kamar mandi didalam, berdasarkan wawancara dengan keluarga fasilitas diruangan cukup baik.
4.
Fasilitas tempat obat Fasilitas untuk obat ada tetapi belum sesuai standar antara lain suhu ruang tidak lebih dari 30 0C, kelembapan dibawah 60 0C. Kulkas khusus obat ada. Pembagian obat yang seharusnya dilakukan oleh apoteker masih dikerjakan oleh perawat ruangan.
5.
Inventaris ruangan Table 1.6 Inventaris alat Rawat Inap Ruang kemuning RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi Tahun 2017
No
Nama alat
Standar
Yang
depkes/kondisi
dimiliki/kondisi
Masalah
1.
Standar infus
-
38/baik
Tidak ada
2.
Boodwarmer
1/baik
1/baik
Tidak ada
3.
Nebulizer
1/baik
1/baik
Tidak ada
4.
Syringepump
1/baik
Tidak ada
Tidak ada
5.
Infuspump
-
Tidak ada
Tidak ada
6.
Brankar roll
1/baik
1/baik
Tidak ada
7.
Lampu baca
1/baik
1/baik
Tidak ada
rongen
43
8.
Pispot pasien
-
7/baik
Pispot banyak yang hilang
9.
Urinal
1
1/baik
Urinal banyak yang hilang
10.
Kursi roda
1/baik
2/baik
Tidak ada
11.
Meja troli
1/baik
3/baik
Tidak ada
12.
Timbangan
1/baik
-
Tidak ada
Dewasa 13.
Suction
1/baik
Tidak ada
Tidak ada
14.
Troli linen
1/baik
Tidak ada
Tidak ada
15.
EKG
1/baik
Tidak ada
Tidak ada
16.
Tensi dewasa
4/baik
2/baik
Tidak ada
17.
Stetoskop
3/baik
3/baik
Jumlah kurang
dewasa 18.
Termometer
1/baik
1/baik
Tidak ada
19.
Spuit gliserin
1/baik
2/baik
Tidak ada
20.
Gunting plester
1/baik
2/baik
Tidak ada
21.
Loker obat
1/baik
1/baik
Tidak ada
22.
Loker obat
1/baik
1/baik
Tidak ada
1/baik
1/baik
Tidak ada
emergency 23.
Ambubag Dewasa
24.
Spigmanometer
-
3/baik
Tidak ada
25.
Computer
-
1/baik
Tidak ada
26.
Tempat
-
1/baik
Tidak ada
-
2/baik
Tidak ada
-
Tidak ada
Tidak ada
sampah infeksius 27.
Tempat sampah non infeksius
28.
Skatsel
44
29.
Irigator
-
1/baik
Tidak ada
30.
Mayo
-
2/baik
Tidak ada
31.
Bengkok
-
4/baik
Tidak ada
32.
Bak instrument
-
1/baik
Tidak ada
-
2/baik
Tidak ada
-
2/baik
Tidak ada
kecil 33.
Bak instrument sedang
34.
Bak instrument besar
35.
Pinset anatomis
-
2/baik
Tidak ada
36.
Pinset sirugis
-
3/baik
Tidak ada
37.
Tong spatel
-
2/baik
Tidak ada
SSumber
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomer
340/MENKES/PER/III/2010 tetang klasifikasi rumah sakit. Hasil inventarisasi diatas semua alat dalam kondisi baik.Alat-alat untuk perawatan luka sudah disterilkan dan disentralkan di CSSD dan ada yang tersimpan diruangan untuk perawatan ganti balut. .Berdasarkan wawancara dengan staf ruang kemuning jumlah pispot dan uripinset anatomisnal banyak yang hilang.Kamar pasien belum ada skat antar pasien, jika melakukan tindakan menggunakan skatsel. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang kebutuhan linen ruang kemuning disentral di laundry. Table 1.7 Administrasi Penunjang Rawat Inap Ruang kemuning RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi Tahun 2017 No.
1.
Nama Buku
Buku TTV
Pelaksanaan
Masalah
Untuk pelaksanaan pengisian TTV Tidak ada buku khusus tidak
di
laksanakan,
hanya
di buat TTV
masukkan ke dalam buku data pasien rawat inap karena tidak ada buku khusus untuk TTV 2.
Buku
pasien Perawat dan petugas administrasi
pulang
Tidak ada masalah
selalu mengisi buku tersebut bila ada pasien yang pulang
3.
Buku injeksi
Perawat
shif
45
selalu
menulis Tidak ada masalah
program injeksi di CPO 4.
Buku
pre Ka.Tim
melakukan
dokumentasi Tidak ada masalah
konfrens
dan pre konfrens dan post konferen
post konfrens 5.
6.
Buku
diet Perawat melakukan pencatatan diet Tidak ada masalah
makan
pasien
Buku visite
Petugas mengisi advise dokter di Tidak ada masalah jadikan satu dengan buku katim.
7.
Buku wasray
8.
Buku
Untuk linen sekarang disentral
Tidak ada masalah
edukasi Didalam RM tersedia form edukasi
Tidak ada masalah
pasien 9.
Buku
Hasil rontgen dan pemeriksaan lain
penyerahan
yang
hasil rontgen
dilakukan dokumentsi.
diberikan
kepada
Tidak ada dokumentasi
pasien penyerahan
hasil
rontgent.
Dari wawancara pre dan post konfrens setiap pagi selalu dilakukan oleh Katim. Untuk linen sudah disentral dilaundri jadi tidak menulis dibuku washray. Buku TTV jadi satu di buku laporan, terkadang tidak dilakukan karena keterbatasan alat. c.
Method 1)
Model Asuhan Keperawatan Dari
wawancara
dengan
kepala
menggunakan asuhan keperawatan metode
ruang
Kemuning
tim. Model asuhan
keperawatan menurut Grant and Messey, 1997 dan Marquis and Houston, 1998 Model ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda – beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi dalam group kecil yang saling membantu. Dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruang, ruang Kemuning dibagi menjadi 3 tim terdiri dari tim 1 mendapatkan 3 kamar tim 2 mendapatkan 2 kamar tim 3 mendapatkan 2 kamar.. Pembagian tanggung jawab terhadap pasien berdasarkan kamar pasien yang mengalami kesulitan akan dibantu tim lain. Untuk shif siang dan malam metode tim belum bisa di laksanakan karena terbatasnya perawat. 2)
Pengaturan Jadwal 46
Menurut Kepala Ruang jadwal dinas yang dilakukan sesuai jumlah perawat yang ada 1 kepala ruang, 3 katim, dan anggota tim. Dari observasi terdapat daftar jadwal lengkap dengan jadwal petugas rujuk dan code blue, untuk jadwal rujuk dan code blue di tentukan oleh bidang keperawatan. Tukar jaga belum ada bukunya hanya didokumentasikan dijadwal. 3)
Pendelegasian Menurut kepala ruang pendelegasian dilakukan secara lisan, belum ada dokumentasi tertulis untuk pendelegasian tugas dan wewenang kepada staf.
4)
Timbang Terima Dan Operan a)
Timbang terima pasien Timbang menyampaikan
terima dan
pasien
menerima
merupakan keadaan
cara
pasien
untuk maupun
permasalahan yang ada diruangan, serah terima antar shif pagi, sore dan malam. Dari hasil observasi timbang terima pasien sudah dilakukan pada saat pre dan post konfrens dinurse station kemudian berkeliling ke kamar pasien. untuk shif sore dan malam hanya dilakukan operan saja di nurse station dengan menggunakan buku laporan pasien. b)
Timbang terima alat Dari timbang terima alat meliputi peralatan medis, alat rumah
tangga
masih
didilakukan
secara
lisan
belum
ada
dokumentasi. c)
Pre dan Post Conferens Yaitu komunikasi perawat dan katim pelaksana setelah selesai operandan sebelum operan berikutnya yang dipimpin oleh katim. Isi pre konferns adalah rencana harian untuk memberi pelayanan asuhan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien dan kepala ruang memberikan motivasi kepada perawat dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan di ruangan,
sedangkan isi
post conferens adalah evaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan dan hal penting yang perlu dilaporkan pada shift berikutnya.Pre konfrens dan post konferens dipimpin oleh kepala ruang. d)
Supervisi Dari hasil wawancara dengan staf ruang Kemuning, Kepala ruang telah melakukan fungsi sebagai pengawas dan pengendali 47
dengan melakukan penilaian kinerja perawat, kepala ruang kadang memberikan teguran dan arahan kepada staf diruang lavender secara lisan. Diruang Kemuning belum ada buku teguran bagi staf , bila ada kejadian atau pelanggaran oleh staf. e)
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada form pendokumentasian keperawatan sudah mencakup seluruh proses keperawatan pasien meliputi : (1)
Pengkajian yang terdiri dari keluhan pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga belum lengkap dalam pengisiannya, assesment awal nyeri, dan resiko jatuh dengan form ceklist sudah diisi lengkap.
(2)
Analisa data dengan form ceklist sudah terisi lengkap .
(3)
Diagnose keperawatan dengan form ceklist sudah terisi lengkap.
(4)
Intervensi dengan form ceklist sudah terisi lengkap.
(5)
Implementasi dengan form ceklist dengan menuliskan jam dan tanda tangan.
(6)
Evaluasi dengan SOAP di form CPPT diisi petugas setiap shift. Masalah : secara umum pendokumentasian sudah cukup
baik namun masih ada point yang belum diisi yaitu tanggal dan identitas terkadang masih belum di isi. d.
Money Sumber keuangan berasal dari RS dalam bentuk barang kebutuhan rumah tangga, alat kesehatan, alat kantor dan sarana
prasana lain yang
dibutuhkan ruangan dengan cara mengajukan usulan ke masing-masing bidang. Untuk perencanaan pengusulan
baik barang alat kantor,kebutuhan
rumah tangga,alat kesehatan sesuai Rencana Anggaran RS. Sumber keuangan staf ruang lavender berasal dari gaji dan intensif yang diterima tiap bulan untuk semua karyawan Penerimaan jasa pelayanan belum sesuai dengan harapan perawat lavender.
e.
Market Media promosi RS dilakukan oleh SIM RS, Promosi pada acara-acara Kabupaten atau dari mulut ke mulut orang. Media lain yang sudah dilakukan adalah adanya SK Direktur bahwaLavender adalah ruang rawat inap bedah kelas 3.Layanan unggulan di RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi adalah 48
Instalasi
Haemodialisa
dan
Instalasi
Penunjang
Diagnostic
Terpadu
(Endoskopi).Ruang Lavender adalah ruang perawatan bedah kelas 3kasus bedah kadang juga ada titipan penyakit dalam bukan termasuk layanan unggulan RS. f.
Mutu Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia dirumah sakit secara wajar., efisien, efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan secara norma, etika , hukum dan sosial budaya dengan memeperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah serta masyarakat konsumen. Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara obyektif dan sistematik untuk memantau dan menilai mutu serta kewajaran asuhan terhadap pasien dan memecahkan masalah-masalah yang terungkap. Mutu dan keselamatan pasien merupakan issue global dan tuntutan masyarakat yang harus diprioritaskan Di RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi dalam peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien dibentuk komite mutu dan keselamatan pasien.Mutu rumah sakit dinilai dengan mengumpulkan data indikator mutu setiap bulannya. Setiap ada kejadian Insiden keselamatan pasien dilaporkan kepada KPRS dengan form pelaporan IKP, dan dilaporkan sebelum < 2x24 jam. Adapun rincian kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang terkait dengan ruang pelayanan Lavender adalah sebagai berikut:
Table 1.8 Data Indikator mutu dan keselamatan pasien Ruang Lavender RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi Tahun 2017 No.
Jenis Mutu Pelayanan
Standar Mutu Yang
Masalah Pelaksanaan Mutu
Diharapkan 1.
Audit
pelaksanaan
clinical pathway (CP) pada kasus bedah dan dalam: a. Tuberculosis Paru
Semua
pasien
dengan
Pada saat pengkajian tidak
kasus TB Paru dirawat
ada pasien dengan diagnose
inap tanpa Penyulit dibuat Tuberculosis CP.
49
b. Hernia
Inguinalis Semua
Reponible
pasien
Inguinalis
Hernia Diruang
belum dibuat CP
Semua pasien SNH rawat Diruang
Hemorragik (SNH)
kasus
Reponible Hernia Inguinalis reponible
tanpa Penyulit dibuat CP
c. StrokeNon
Lavender
Lavender
kasus
inap tanpa penyulit dibuat SNH belum dibuat CP CP
d. Perdarahan
Saluran Semua pasien perdarahan Pada saat pengkajian tidak
Cerna Bagian Atas
cerna bagian atas tanpa
ada pasien masuk dengan
penyulit dibuat CP
perdarahan
saluran
cerna
bagian atas 2.
Pemantauan
indikator
area ILM/ JCI a. Ischemic or Semua pasien stroke hemorrhagic stroke dilakukan pemantauan patients who were tindakan rehabilitasi assessed for medik rehabilitation services b. Pemberian profilaksis anti emetik untuk perawatan pada pasien post operasi dengan riwayat mual dan muntah 3.
Semua pasien pre operasi dilakukan
Dari hasil pengkajian semua pasien stroke dikonsulkan ke dokter RM dan dilakukan rehabilitasi
Dari hasil pengkajian semua
pemantauan pasien
untuk
post
pemberian mendapat
profilaksis anti emetik
operasi profilaksis
antiemetic
pada
regional
dan general anesthesia.
Area Sasaran Keselamatan Pasien
a. Ketepatan Identifikasi Pada Identitas
Semua
pasien
masuk
Hasil pengkajian pada 30
Pasien rawat inap diruang pasien semua sudah Gelang Lavender yang masuk terpasang gelang identitas, lewat
IGD
atau
lewat namun
sebagian
pasien
Poliklinik sudah terpasang belum mengetahui maksud gelang identitas.
dan
tujuan
dilakukan
pemasangan gelang. b. Kelengkapan
Semua komunikasi lewat Dari 50
hasil
pengkajian
8
pencatatan instruksi verbal via telepon diluar jam kerja yang direadback dan di tandatangani dalam 24 jam
telfon
baik
dalam Rekam
medik
pasien
pelaporan kondisi pasien didalamnya terdapat SBAR maupun pelaporan hasil dan TBK, tetapi hanya 1 hasil kritis pemeriksaan RM yang
ada verifikasi
penunjang dicatat dalam dari dokter DPJP. CPPT
dalam
bentuk
SBAR
dan
TBK
diverifikasi dokter DPJP/ dr jaga sebelum 1x24 jam
c. Kepatuhan Semua obat elektrolite Semua obat dalam kotak pemberian label obat pekat yang disimpan emergency yang berupa high alert oleh harus diberi label. elektrolite pekat tersimpan farmasi dalam tempat tersendiri dan diberi label. Secara berkala diperiksa dan diaudit oleh bagian farmasi. Untuk obat LASA tetapi
sudah
ditempeli
belum
dilakukan
double cek pada CPO. d. Persentase Kepatuhan Petugas Kesehatan dalam Melakukan Kebersihan Tangan Dengan Metode Enam Langkah dan Lima Momen
Semua petugas melakukan Dari
e. Kepatuhan Pelaksanaan Prosedur Site Marking pada Pasien yang Akan Dilakukan Tindakan Operasi
Setiap pasien yang akan Semua pasien operasi pada
cuci
tangan
pengamatan
selama
dengan pengkajianditemukan
metode 6 langkah dan 5
sebagian besar
momen
melaksanakan
staf sudah 6
langkah
dan 5 momen cuci tangan.
dilakukan
tindakan organ
dua
sisi site
sudah
operasi pada organ dua
dilakukan
marking.
sisi sudah dilakukan site
Untuk
marking.
penandaan
dengan
mata
sakit
pasien
yang
mata cara ditutup
dengan kasa. Untuk tangan dan organ 2 sisi yg lain diberi
tanda
lingkaran
dengan spidol biru.
51
f. Tidak Adanya Semua kejadian pasien Kejadian Pasien jatuh yang berakibat Jatuh Yang kecacatan atau tidak Berakibat dilaporkan ke Tim SKP. Kecacatan/ Kematian 4.
jatuh.
Assesmen
resiko
jatuh juga sudah dilakukan pengkajian.
Pencatatan dan Semua kejadian IKP Dalam pelaporan kejadian pelaporan IKP, berupa: dilaporkan ke Komite IKP bilamana terjadi a. KPC : Kondisi Mutu Dan Keselamatan Potensial Cidera Pasien dalam waktu < b. KNC : Kejadian 2x24 jam Nyaris Cidera c. KTC : Kejadian Tidak Cidera d. KTD : Kejadian Tidak Diharapkan e. Sentinel : Kejadian berakibat kecacatan atau kematian
2.
Tidak ada kejadian pasien
langsung
dilaporkan
komite
mutu
keselamatan dilakukan
pasien
ke dan dan
investigasi
sederhana.
Fungsi-Fungsi Manajemen Table 1.9 Data Indikator mutu dan keselamatan pasien Ruang Lavender RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi Tahun 2017 No.
1
Uraian
Kondisi Yang Ada
Masalah
Perencanaan a. Menunjuk ketua tim
Secara teori sudah
Ka jaga / Pj shift
pengganti / ka jaga / PJ
dilakukan dalam
kurang optimal
shift yang akan bertugas
pelaksanaannya sudah
melakukan tugas
di ruangan masing –
optimal
pelimpahan tersebut
Sudah dilakukan, tetapi
Serah terima pasien di
pasien di shift
kadang tidak diikuti oleh
shift sebelumnya harus
sebelumnya.
semua petugas jaga.
diikuti oleh semua
masing jika ketua tim tidak ada. b. Mengikuti serah terima
petugas. c. Mengidentifikasi tingkat
Sudah dilakukan
ketergantungan klien : gawat, transisi dan persiapan pulang
52
Tidak ada masalah
bersama ketua tim. d. Mengidentifikasi jumlah
Identifikasi jumlah
Pembagian penugasan
perawat yang di
perawat sudah dilakukan
anggota Tim
butuhkan berdasarkan
tetapi pembagian
seharusnya berdasarkan
aktifitas kebutuhan klien
berdasarkankamar
tingkat ketergantungan
bersama ketua tim,
pasien tidak
mengatur penugasan /
berdasarkan kamar.
penjadwalan. e. Merencanakan strategi
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
pelaksanaan keperawatan. f.
Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan. h. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan. i.
Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan.
j.
Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
k. Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk RS.
53
l.
Membantu membimbing
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah ada uraian tugas
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Banyak staff yang tukar
terhadap peserta didik keperawatan 2
Pengorganisasian
a. Memutuskan metode penugasan: sudah ditetapkan oleh bidang keperawatan melalui SK direktur. Dalam bentuk metode penugasan Tim b. Merumuskan tujuan metode penugasan c. Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas. d. Membuat rentang kendali kepala ruang membawahi 2 ketua tim dan ketua tim membawahi 2 – 3 perawat. e. Mengatur dan mengendalikan tenaga
dinas tidak sesuai level
keperawatan: membuat
kewenangannya dan
proses dinas, mengatur
tidak sesuai Tim.
tenaga yang ada setiap hari dan lain – lain f.
Mengatur dan
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Sudah ada dokumnetasi
mengendalikan logistik ruangan. g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik h. Mendelagasikan tugas kepala ruang jika tidak
tentang pendelegasian
berada di tempat kepada
tugas.
ketua tim.
54
i.
Memberi wewenang
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Hanya ucapan terima
kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien. j.
Identifikasi masalah dan cara penanganannya
3
Pengarahan dan Pengawasan
a. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim b. Memberikan pujian kepada anggota tim yang
kasih
melaksanakan tugas dengan baik. c. Memberikan motivasi
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Sudah dilakukan
Tidak ada msalah
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. d. Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan askep pasien. e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan. f.
Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam tugasnya
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lainnya. h. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim dalam
55
pelaksanaaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. i.
Melalui supervisi :
Sudah dilakukan
Pengawasan langsung
Sudah ada dokumentasi buku peringatan
melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan mengawasi kelemahannya yang ada saat itu juga. Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas. j.
Mengevaluasi upaya
Sudah dilakukan
Tidak ada masalah
Belum terlaksana
Audit keperawatan oleh
pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim k. Audit Keperawatan
kepala ruang belum dilaksanakan
56
4
Pengendalian
a.
b.
Pelaksanaan proses
Proses evaluasi /
Bentuk evaluasi atau
evaluasi / controling
controlling sebagian
supervisi klinik belum
pada rencana yang
sudah dilakukan dalam
sepenuhnya dilakukan
sedang berjalan
bentuk supervisi kinerja
misalnya audit kasus,
Melihat performance /
perawat maupun
ronde keperawatan,
kinerja sebagai koreksi.
supervisi yang lain.
supervisi tindakan keperawatan.
c.
Menggunakan acuan
Sebagian sudah
Kepala ruang belum
kepatuhan dalam
dilakukan namun belum
mendokumentasikan
pencapaian pelaksanaan
sepenuhnya dilakukan
secara tertulis tentang
visi dan misi yang
sesuai dengan visi, misi
kinerja staf dan belum
disesuaikan dari bidang
standar asuhan
dibandingkan dengan
keperawatan,
keperawatan yang sudah
standar yang ada
menentukan standar
dibuat
asuhan keperawatan / standar praktek keperawatan, mengatur penampilan kinerja dari ruangan dan staf, menggunakan anggaran dana dengan baik d.
Mengukur hasil / prestasi yang telah diperoleh staf atau organisasi.
e.
Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolok ukur / standar.
f.
Memperbaiki
Sudah dilakukan tapi
Dari hasil observasi
penyimpangan –
pelaksanaanya belum
pasien ruang Lavender
penyimpangan yang
optimal
jumlahnya banyak dan
terjadi sesuai dengan
kasus bedah yang
faktor – faktor
bervariasi, kurangnya
penyebabnya dan
staf dan operan jaga
menggunakan faktor 57
tersebut untuk
yang tidak optimal.
menetapkan langkah – langkah intervensi.
B.
Daftar Masalah 5 M
Dari hasil pengkajian di ruang Lavender dapat kita peroleh masalah- masalah sebagai berikut : 1.
MAN
a.
Sesuai dengan standart rumah sakit dan berdasarkan data diatas kita simpulkan bahwa SDM ketenagaan ruangan Lavender sudah memenuhi standar.
b. Secara kwalitatif Pendidikan Katim sudah sesuai dengan standart yaitu minimal DIII keperawatan dan mempunyai SK kewenangan klinis. Diruang lavender jumlah PK I, PK II dan PK III tidak sesuai standar terlalu banyak PK I. Sedangkan untuk pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dengan cara pelatihan masih kurang, misalnya pelatihan manajemen karu untuk kepala ruang, pelatihan servise excellent bagi perawat pelaksana. c. Secara kwantitatif, jumlah tenaga yang tersedia sudah sesuai kebutuhan tenaga perawat yang direkomendasikan standart RS.
2.
MATERIAL DAN MACHINE
a.
Buku penunjang yang sudah ada masih belum dilaksanakan dengan optimal seperti buku TTV, buku pre dan post konfrens, buku penyerahan hasil rontgen. Ada buku edukasi pasien yang seharusnya didokumentasikan di RM pasien.
b.
Buku peringatan staf ada, buku tukar dinasbelum ada.
c.
Alat-alat seperti pispot dan urinal banyak yang hilang.
d.
Kamar berisi 5 tempat tidur tidak dilengkapi penyekat, padahal satu kamar kadang ditempati pasien dengan jenis kelamin yang berbeda.
e.
3.
Belum ada ruangan khusus HCU untuk pasien pengawasan.
METHOD
a.
Peran dari masing – masing individu tidak sesuai dengan uraian tugas pada penugasan metode Tim, misalnya katim kadang masih melakukan tindakan keperawatan, ada anggota tim yang melakukan pengkajian dan membuat perencanaan asuhan keperawatan.
b.
Pelaksanaan kerjanya untuk shif siang dan malam sudah menggunakan metode tim,tapi kurang optimal.
c.
Secara umum pendokumentasian sudah cukup baik namun masih banyak poin yang belum dilengkapi antara lain edukasi pasien masih ditemukan kosong. 58