25
BAB III KALIBRASI MESIN PERKAKAS
Pada sebuah industri manufaktur, kualitas dari benda kerja hasil prod pr oduk uksi si ditentu dit entukan kan oleh ole h beberapa bebe rapa faktor. fakt or. Salah Sal ah satunya sat unya adalah adal ah keteli ket elitia tian n dari mesin perkakas yang menggunakan untuk membuat benda kerja tersebut. Untuk dapat menghasilkan suatu benda kerja yang berkualitas tinggi, dibutuhkan suatu proses produksi yang berkualitas tinggi pula, dimana tingkat ketelitian suatu mesin perkakas merupakan salah satu bagian dari proses pros es produksi prod uksi.. Oleh Ole h karena kare na itu, itu , maka semua sem ua mesin mesi n perkakas perk akas pada sebuah industri manufaktur perlu untuk dikalibrasi.
Pengukuran terhadap kualitas mesin perkakas harus dilakukan secara periodik karena kar ena banyak ban yaknya nya faktor fak tor yang mempen mem pengar garuhi uhi karakt kar akteri eristi stik k mesin mes in perkak per kakas as terseb ter sebut ut seper se perti ti : beban beb an kerja, ker ja, getar get aran, an, terja te rjadin din ya keaus ke ausan, an, pengar pen garuh uh dar I kotora kot oran n atau at au debu deb u dan da n lain la in seba se baga gain inya. ya. Pengu Pe ngu jian ji an atau at au pengu pe ngu kura ku ran n terh te rhad adap ap tingk ti ngk at kete ke teli liti tian an suat su atu u me si n pe r ka k as t id ak ha n ya dilakukan pada mesin yang baru saja, tetapi juga dilakukan pada mesin
yang
sedang
diperbaiki
atau
dipelihara
untuk
tujua n
merekondisi mesin tersebut agar memenuhi standar ketelitian yang dapat diterima.
Pelaksanaan
terhadap
pengujian
ketelitian
(kalibrasi)
mesin
perk pe rkak akas as juga ju ga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : keahlian pelaksana, kualitas alat ukur yang digunakan, ketersediaan alat bantu, bagan dan penjel pen jelas asan an prose pro sedur dur penguj pe nguj ian ia n serta ser ta kond ko ndis isii li ngku ng kung ngan an dima di mana na peng pe nguj ujia ian n dilaksanakan. Semua faktor tersebut harus dipenuhi untuk mendapatkan suatu tingkat keteli tian mesin perkak as yang da pat dite diterim rimaa ses sesua uaii stan standa dar. r. Jika ada penyimpangan yang dijumpai pada saat dilakukan pengujian ketelitian mesin perkakas, maka penyimpangan tersebut harus segera diatasi dengan jalan melakukan perbaikan atau penyetelan pada komponen yang
26
menyimpang.
Oleh
karenanya,
suatu
teknik
atau
metoda
untuk
menentukan penyebab terjadinya penyimpangan sangat diperlukan yang dapat diperoleh dengan cara pengalaman dan analisis teoritik.
3.1
Standard pengujian
Jenis komponen yang dihasilkan oleh mesin perkakas adalah komponen yang perlu dirakit dengan komponen lain dan komponen yang tidak dirakit. Untuk kompenen yang perlu dirakit dengan komponen lain harus memenuhi toleransi yang diijinkan. Adapun toleransi itu adalah toleransi ukuran(dimensi), bentuk yang ideal dan dimensi-dimensi lain yang diminta harus sesuai dengan kualitan yang diminta. Jika demikian, maka mesin perkakas yang digunakan untuk membuat komponen hams memenuhi kualitas yang diminta oleh komponen yang dikerjakan. Dalam arti ketelitian mesin perkakas (ketelitian geometris) harus betul-betul memenuhi standard yang sudah ditentukan. Apalagi bila mesin-mesin perkakas yang dipakai, yang mungkin dalam pemakaian tersebut tidak selalu dikontrol, maka mesin itu tidak akan bekerja secara teliti. Sehingga hasilnyapun tidak akan sesuai dengan yang diminta. Demikian
juga
mesin
perkakas
yang
telah
dibongkar,
pe mas ang an da n penyetalannya kembali paling tidak harus mendekati hatga standar yang ada dalam pengujian mesin perkakas. Secara kasar semua penyimpangan-penyimpangan yang terjadi tidak boleh melebihi dari harga 0,02 mm sampai 0,05 mm (dianggap sebagai pedoman jika si pekerja tidak mempunyai test chart sesuai dengan mesin perkakas yang diuji). Hal tersebut mungkin
saja
terjadi,
karena
dalam
melakukan
perbaikan
terjadi
pengukangan ukuran akibat dari pengikisan atau pengerjaan dengan mesin. Selain itu kesalahan dalam menempatkan posisi komponen mesin dalam susunannya semula juga dapat berpengaruh. Oleh karena itu sangat perlu melakukan pengujian pada mesin-mesin perkakas yang selesai mengalami perbaikan.
27
Untuk mengetahui ketelitian dari mesin perkakas diperlukan suatu standard ketelitian yang khusus digunakan untuk menguji ketelitian geometris dari mesin perkakas tersebut. Adapun klasifikasi ketelitian geometris dari mesin perkakas dapat diperoleh dari sejumlah standar, seperti :
- Standard ISO -Standard BSA - Standard DIN -Standard Schlesinger - Standard JIS Dan lain sebagainya.
Standard-standard tersebut tidaklah sama antara yang satu dengan yang lain, tetapi pada prisipnya sama. Standard-standard tersebut dapat dipakai untuk menguji ketelitian geometris suatu mesin perkakas. Dari beberapa standard tersebut di atas, yang paling tua dipakai adalah standard Schlesinger (standard yang dibuat oleh DR. Schlesinger), tetapi standard ini dipakai sebagai pedoman oleh standar lainnya. Bagi seorang pekerja mesin perkakas atau orang yang sering berkecimpung dalam bidang mesin perkakas, sangat perlu mengetahui atau bahkan memiliki standar pengujian ketelitian geometris mesin perkakas tersebut. Sebab kalau tidak, mereka tidak akan mengetahui penyimpangan penyimpangan atau ketelitian-ketelitian yang seharusnya dimiliki oleh mesin perkakas. Dalam kenyataannya, penggunaan standar pada mesin perkakas adalah untuk mengetahui informasi tentang :
Lintasan bimbing yang lurus Garis sumbu yang coaxial
Bidang yang hampir rata
Permukaan yang datar, sejajar dan lain sebagainya
28
Semua yang tersebut di atas untuk menjamin ketelitian geometris benda kerja yang dihasilkan melalui proses pemesinan (dikerjakan dengan mesin perkakas).
Pada umumnya tiap-tiap mesin perkakas, merupakan penggabungan lengkap dan komponen-komponen mesin perkakas yang walupun tiap komponen mempunyai ukuran dan bentuk geometris yang baik, tetapi setelah dirakit menjadi sebuah mesin yang utuh akan tetap menyimpang dari ukuran geometris yang diinginkan. Sehingga tiap mesin perkakas mempunyai harga-harga toleransi kualitas geometris yang besarnya berbeda dengan yang lain sesuai dengan standar yang digunakan.
Ada tiga alasan yang menyebabkan mesin perkakas menyimpang dari bentuk dan ukuran geometris yang sempurna seperti yang diinginkan (terutama mesin yang sudah dipakai). Alasan-alasan itu adalah : a. Adanya
pengaruh
dari
gaya-gaya
yang
bekerja
pahat
yang
ditimbulkan selama mesin digunakan. Misalnya gaya potong, gaya pencekaman, gaya gesek dan gaya-gaya lain yang timbul selama mesin bekerja. b. Terjadinya perbedaan temperatur yang timbul pada waktu mesin b ekerja. c. Terjadinya kecepatan keausan yang berbeda-beda pada masing-masing tempat selama mesin digunakan.
3.2
Ketelitian Geometris Mesin Perkakas
Ketelitian
geometris
mesin
perkakas
dimaksudkan
untuk
mengadakan pengujian terhadap dimensi, bentuk serta posisi dari komponen mesin antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya ketegak lurusan antara dua bidang, kesejajaran antara dua gerakan, kesejajaran antara dua bidang dan lain sebagainya. Ketelitian geometris suatu mesin perkakas, dapat dibagi dalam tiga klasifikasi, yaitu : Ketelitian
geometris
mesin
perkakas
static
(manufacturing
29
accuracy), yaitu seberapa besar ukuran nyata (yang terukur) dari mesin perkakas dalam keadaan tidak berbeban mendekati sautu ukuran baku tertentu. Ketelitian geometris mesin perkakas dinamik (working accuracy), yaitu seberapa besar ukuran yang terukur Bari mesin perkakas dalam keaclaan berbeban atau dalam keadaan bekerja mendekati suatu ukuran baku tertentu. Ketelitian geometris hasil kerja mesin perkakas ( performance accuracy), yaitu seberapa besar ukuran geometris benda kerja yang telah dihasilkan oleh mesin perkakas mendekati suatu ukuran baku tertentu. Untuk menentukan baik tidaknya kondisi suatu mesin perkakas ditinjau dari semua aspek, maka ketiga macam ketelitian tersebut di atas harus diuji. Kemudian diadakan pertimbangan-pertimbangan atau analisa apakah mesin perkakas tersebut dalam kondisi baik atau tidak. Dalam praktek sehari-hari, untuk mengetahui ketiga ketelitian geometris tersebut dapat dik et ahu i den gan me ngg una ka n d ua je nis pengijian seperti berikut ini.
3.2.1 Pengujian secara statik Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ketelitian geometris pembuatan mesin perkakas, yang diuji pada saat keadaan mesin tidak berbeban. Dalam hal ini yang diukur adalah dimensi geometris berbagai komponen dan hubungan gerak relatif dari komponen tersebut antara yang satu dengan yang lain, misalnya kelurusan gerak eretan terhadap sumbu kepala tetap (pada mesin bubut), ketegaklurusan gerakan meja terhadap spindel utama pada mesin frais vertikal dan lain sebagainya.
3.2.2 Pengujian secara dinamik Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ketelitian geometris hasil kerja dari mesin perkakas. Yang diuji dalam hal ini adalah benda kerja yang
telah
dipotong
dengan
mesin
perkakas
yang
bersangkutan.
Permukaan benda kerja yang telah dipotong tersebut harus mempunyai
30
ukuran geometris tertentu atau ukuran geometris yang diinginkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka sipekerja perlu mengetahui ketelitian geometris mesin perkakas dan pengujiannya. Karena ketiga ketelitian tersebut di atas saling berhubungan dengan uji statik dan uji dinamik.
Perlu
diketahui
bahwa
ketelitian
geometris
mesin
itu
dipengaruhi oleh gerakan komponen yang ada pada mesin tersebut. Gerakan komponen-komponen itu pada prinsipnya bergerak secara rotasi (gerakangerakan berputar) dan secara translasi (gerakan-gerakan yang lurus). Untuk menjamin gerakan-gerakan tersebut, pada mesin perkakas dilengkapi dengan apa yang disebut "pemandu gerak" yang berfungsi sebagai landasan gerak dari komponen-komponen mesin perkakas. Dengan demikian pemandu gerak tin sangatlah erat kaitannya dengan macam ketelitian dan jenis pengujian mesin perkakas. Oleh sebab itu pemandu gerak perlu diuji ketelitiannya karena menentukan gerakan utama mesin yang akhirnya akan m empengar uhi ket eliti an bend a yang dikerjakan.
3.3
Toleransi
Toleransi adalah suatu istilah yang berhubungan secara erat dengan tingkat ketelitian, dan menentukan batas penyimpangan atau kesalahan yang terdapat pada nilai suatu besaran. Toleransi pada saat digunakan akan menggambarkan batas penyimpangan maksimum dari sebuah komponen manufaktur yang telah ditentukan. Sebagai contoh sebuah poros akan memiliki toleransi ukuran diameter dan panjang. Toleransi disini didefenisikan sebagai harga-harga yang membatasi penyimpangan-pen yimpangan dari harga baku(nominal) yang diikuti dengan suatu harga yang tidak boleh dilampaui. Harga-harga toleransi tersebut be rh ub un ga n de ngan ukuran, bentuk, posi si dan gera kan-ger akan yan g penting bagi kete li ti an mes in perkakas. Apabila suatu tol eransi harus ditentukan, maka s yarat yang harus dipenuhi adalah :
31
1.
Satuan pengukuran yang dipergunakan. Misalnya panjang, su du t da n sebagainya.
2.
Bidang atau garis referensi dari harga toleransi demikian pula arah serta lokasinya terhadap referensi yang diambil.
3.
Besarnya jangkauan (range) pengukuran yang dilakukan.
Dalam melakukan pengujian mesin perkakas, ada tiga jenis toleransi yang sering digunakan. Toleransi-toleransi tersebut adalah sebagai berikut :
3.3.1 Toleransi dimensi (ukuran) Toleransi dimensi didefinisikan sebagai batas harga penyimpangan yeng diperbolehkan terhadap dimensi nominal yang telah ditentukan. Toleransi dimensi ini biasanya dinyatakan dalam satuan panjang.
3.3.2 Toleransi bentuk Toleransi
bentuk
didefinisikan
sebagai
batas
harga
pe nyimp an ga n yang diperbolehkan terhadap bentuk geometrik teoritis suatu komponen. Toleransi bentuk biasanya dinyatakan dalam satuan panjang atau sudut. Misalnya penyimpangan relatif terhadap bidang lurus, terhadap bidang datar, terhadap profil dan lain sebagainya.
3.3.3 Toleransi posisi Toleransi posisi didefinisikan sebagai batas harga penyimpangan yang diperbolehkan dari suatu komponen relatif terhadap suatu bidang atau komponen lainnya. Toleransi posisi biasanya dinyatakan dalam satua n panja ng a tau sudut. Contoh penyimpangannya misal kesejajaran bed terhadap spindel utama pada mesin bubut, ketegak-lurusan spindel bor (sumbu bor) terhadap meja kerja, dan lain sebagainya.
32
3.4 Alat Ukur Yang Digunakan Menguji Mesin Perkakas
3.4.1 Jam ukur (dial indikator) Jam ukur digunakan untuk mengukur perubahan satuan panjang dalam satu arah. Pada alat ini Skala yang ada pada penunjukan hams jelas dan mudah dibaca. Untuk pekerjaan biasa dan normal satu devisi menunjukkan perbadaan 0,01 mm. Tetapi kalau diperlukan dapat digunakanjam ukur yang lebih teliti yaitu dengan devisi sampai 0,001 mm (1
m).
Pada saat
di gun ak an un tu k me ngu ku r, ja m uku r membutuhkan beberapa alat bantu seperti dudukan dan alat penyisip.
Gambar 3.1 Jam ukur (Dial Indicator) dan bagian-bagiannya
3.4.2 Pendatar ( spirit level ) Pendatar adalah suatu alat yang terbuat dari tabung berisi cairan dan gelembung udara dan biasa dipasang pada suatu dasar yang terbuat dari besi cor (besi tuang). Fungsi ut ama da ri al at ini adalah dapat m eras akan perubahan kemiringan suatu bidang, dan perubahan kemiringan itu dapat dihubungkan dengan perubahan ketinggian. Perubahan kemiringan pada alat ini dinyatakan dalam perubahan ketinggian (dalam mikronmeter atau mikro n inc hi) p ada suat u panj ang t erte ntu (dalam meter atau ft).
33
3.4.3 Siku atau master siku ( squares or master squares) Siku digunakan untuk mengukur ketegaklurusan atau kesikuan anta ra dua bidang yang berpasangan atau berpotongan membentuk sudut 90 °. Siku atau master siku dapat berbentuk siku atau silinder atau bentuk segi. Pada umumnya siku atau master siku terbuat dari baja silinder yang dikeraskan atau baja cor (baja tuang). Toleransi yang harus dimiliki oleh sebuah siku atau master siku adalah sebesar (2 + 10 L) mikron atau (0,0001 + 10 -5 L) inchi. Dimana L = panjang daerah atau sisi kerja siku. Sedang untuk kesikuannya 5 mikron/300 mm panjang atau 0,0002 inchi/foot.
3.4.4 Mandrel penguji (test mandrels) Mandrel penguji adalah suatu alat yang mawakilkan suatu sumbu yang akan diuji posisinya terhadap elemen-elemen lain maupun gerakan sumbu itu terhadap posisinya sendiri. Ada dua jenis mandrel yang dapat digunakan pada pengujian mesin perkakas, yaitu : a.
Mandrel silindrik yang kedua ujungnya mempunyai diameter sama besar dan dalam pemakaiannya ditumpu oleh dua buah senter.
b.
Mandrel
silindrik
dengan
satu
ujung
berbentuk
tirus,
pe mak ain nya bi sa ditumpu oleh kedua ujung senter dan bisa juga dipasang pada lubang tirus ( sleave) yang ada pada mesin perkakas yang akan diuji.
Mandrel ini terbuat dari bahan baja yang dikeraskan dan bagian luarnya dilapisi dengan chrom agar tahan terhadap korosi. Ukuran panjang dari mandrel bervariasi yaitu : 75 mm, 150 mm, 200 mm, 300 mm dan 500 mm. Karena fungsinya sebagai wakil sumbu, maka ketelitian yang harus dimiliki baik diamet er ma upun panjangnya tidak boleh menyimpang dari 2 sampai 3 mikronmeter.
34
3.4.5 Pelurus (Straight edge) Pelurus adalah alat yang digunakan untuk mengukur kedataran atau kelurusan bidang atau komponen-komponen mesin perkakas. Syarat yang mutlak harus dipenuhi oleh sebuah pelurus adalah tidak mudah be ruba h bent uk (mem uai atau mel engk ung ). Dalam pemakai nnya biasa dibantu dengan alat ukur lain seperti jam ukur dan blok ukur sebagai penumpu. Jika alat ini ditumpu pada kedua ujungnya, maka defleksi yang diijinkan tidak boleh melebihi 10 µm/mmn atau 0,00012 inci/ft.
Ketentuan lain yang harus dipenuhi oleh sebuah pelurus adalah : Kelurusan jika ditumpu kedua ujungnya tidak boleh melebihi (2 + 10L)
micron atau (0,0001 + 10 -5L) inchi., dimana L adalah panjang sisi kerja. Kesejajaran jika ditumpu di kedua ujungnya tidak boleh melebihi 10(2 + 10L)
mikron atau 15(0,0001 + 10 -5L) inchi. Kesikuannya ± 2,5 mikron per 10 mm atau ± 0,00025 inchi per satu inchi.
Menurut bentuknya pelurus dibagi menjadi dua jenis yaitu pelurus bentuk lengkung dengan sisi tunggal dan pelurus bentuk lurus dengan dua permukaan sejajar seperti pada gambar di bawah ini.
3.5
Konsep Dasar Ketelitian Geometris Mesin Perkakas
Ada beberapa konsep dasar yang harus diketahui dan digunakan dalan menguji (mengkalibrasi) ketelitian geometri s mesin perkakas, yaitu :
1.5.1
Kelurusan
Suatu garis dinyatakan lurus apabila harga perubahan dan jarak antara titiktitik pada garis itu terhadap satu bidang proyeksi yang sejajar terhadap garis, selalu di bawah satu harga tertentu. Dalam mengkalibrasi mesin perkakas,
35
yang perlu diuji mengenai kelurusan ini adalah :
Kelurusan antara dua bidang.
Kelurusan masing-masing komponen.
Kelurusan gerakan tiap komponen dan antar komponen.
Metode untuk mengukurnya ada bermacam-macam, yang masingmasing dapat dipakai menurut situasi dan kondisinya. Maksudnya jika atat ukurnya ada (sesuai yang diinginkan) dan memungkinkan untuk digunakan mengukur. Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk mengukur kelurusan yan g masing-masing mempunyai kelebihan. Ketiga cara tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Metode pengukuran kelurusan menggunakan pelurus Untuk mengukur kelurusan dengan metode ini, peralatan yang
digunakan adalah pelurus, blok ukur ( slip gauge) secukupnya, dan jam ukur (dial indicator ) beserta pemegangnya. Pada metode ini pelurus ditumpu oleh dua susunan blok yang sama tingginya secara bersama-sama di atas permukaan atau bidang yan g diukur. Kemudian pada bagian atas dari pelurus dicek kelurusannya dengan menggunakan jam ukur (dial indikator ). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.2.a Skema pengukuran dengan pelurus
36
Gambar 3.2.b Contoh grafik hasil pengukuran
b.
Metoda pengukuran kelurusan dengan menggunakan pendatar
Pada metode ini peralatan yang digunakan adalah pendatar(spirit level) dengan ketelitian yang sangat presisi. Selain ketelitian, yang harus diketahui adalah panjang dari pendatar itu sendiri. Karena dalam pengukuran ini panjang pendatar sangat menentuka n sekali terhadap konf igurasi kelurusan yang diperoleh. Adapun proses pengukurannya dapat dilakukan sebagai berikut. Bagi lintasan pada bidang yang akan diukur sesuai dengan panjang pendatar. Kemudian lakukan pengukuran de ngan ca ra me nggeser pe ndat ar tersebut pada lintasan yang sudah dibagi pada l angk ah per tam a. Lal u catat penyimpangan yang terjadi yang selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk grafik. Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan gambar skema pengukuran kelurusan beserta grafik hasil pengukurannya
Gambar 3.3 Pengukuran kelurusan dengan menggunakan pendatar dan grafik hasil pengukuran
37
c.
Pengukuran kelurusan menggunakan autokolimator Pada metoda ini pengukuran dilakukan menganut prinsip optik, yaitu
dengan menggunakan alat ukur optik yang bernama autokolimator. Alat ukur ini dilengkapi dengan satu unit perangkat optik dan sebuah cermin atau reflektor atau target, serta alat-alat bantu lain seperti pelurus, dan lain sebagainya. Sedangkan cara pengukurannya lama seperti pengukuran dengan menggunakan pendatar. Yakni membagi lintasan yang akan diukur dengan panjang cermin yang dipakai, kemudian mengukur lintasan tersebut seberapa jauh penyimpangannya. Kelebihan alat ini jika dibandingkan dengan dengan pendatar adalah kecermatan dalam membaca kesalahan yang terjadi, yaitu alat ini bi sa memb ac a la ngsung dengan tingka t kete li ti an yang ti nggi, ti dak perl u lagi menterjemahkan kedalaman ukuran lain. Secara skematik berikut ini diberikan gambar pengukuran kelurusan dengan menggunakan autokolimator.
Gambar 3.4 Pengukuran kelurusan dengan menggunakan autokalimator
3.5.2 Kedataran ( flatness) Suatu permukaan atau bidang dikatakan rata atau datar bila perubahan jarak tega k lurus dari titik-titik itu terhadap sebuah bidang geometrik yang sejajar permukaannya, mempunyai harga di bawah harga tertentu. Bidang geometrik dapat diwakilkan oleh sebuah plat rata ( surface plate) atau sekumpulan garis-garis lurus yang dapat diperoleh dengan pertolongan satu pelurus( strai ght edge), pendatar atau sinar cahaya yang dipindahkan. Metode
untuk
mengukurnya
dapat
dilaksanakan
dengan
men ggun aka n ala t ukur pendatar, atau alat ukur autokolimator atau alat-alat ukur optik
lainnya.
Gambar
berikut
menggunakan pendatar ( spirit level ).
ini
menunjukkan
pengukuran
kedataran
38
Gambar 3.5 Pengukuran kedataran dengan menggunakan pendatar (spirit level)
Pada gambar terlihat bahwa bidang yang akan diukur dibuat lintasanlintasan (yang akan dilewati pendatar). Lintasan-lintasan tersebut adalah garis OX dan OY yang keduanya dibagi beberapa titik (jarak setiap titik sebesar d). Prosedurnya lintasan OA dan OC diukur terlebih dahulu, kemudian baru lintasan yang lain seperti O ’A’ ; 0” A” ;
m’ M’
; m” M” ; CB ;
AB ; dan kalau perlu diagonalnya juga diukur.
3.5.3 Kesejajaran ( parallelism) aligment Sebuah garis dinyatakan sejajar terhadap satu bidang, apabila diadakan pengukuran antara garis tersebut terhadap bidang pada be be rap a tem pa t, mak a perbedaan maksimum yang diperbolehkan tidak melampaui suatu harga tertentu. Jenis-jenis kesejajaran yang ada pada mesin perkakas dan yang perlu diuji adalah : - Kesejajaran antar bidang yang ada pada mesin perkakas - Kesejajaran gerakan antara komponen-komponen mesin - Kesejajaran antara sumbu-sumbu pada mesin - Kesejajaran antara sumbu dengan bidang pada mesin perkakas. Pengukurannya menggunakan alat-alat ukur yang sederhana seperti jam ukur dan pemegangnya, pendatar dan alat bantunya, Berta alat-alat ukur lamnya. Untuk memberi ilustrasi yang jelas, berikut ini beberapa jenis gambar kesejajaran dan pengukuran :
39
40
3.5.4 Ketegak-lurusan ( squarreness) Dua bidang, dua garis atau satu garis lurus dan satu bidang dikatakan tegaklurus satu terhadap lainnya, apabila penyimpangan kesejajaran terhadap sebuah harga tegak lurus baku tidak melampaui suatu harga tertentu. Jenis jenis ketegak lurusan yang perlu diuji pada mesin perkakas adalah :
Ketegaklurusan gerakan-gerakan komponen mesin
Ketegaklurusan antara garis lurus dan bidang
Ketegaklurusan antara sumbu dengan sumbu.
Berikut ini akan diberikan beberapa ilustrasi tentang ketegaklurusan tersebut serta cara pengukurannya.
41
Gambar 3.12 Ketegaklurusan antara sumbu dengan sumbu dan cara pengkurannya
3.5.5 Penyimpangan rotasi (rotation error ) Penyimpangan rotasi banyak sekali terjadi pada mesin-mesin perkakas, karena sebagian besar dari mesin perkakas memakai prinsip kerja rotasi, walaupun dari prinsip rotasi tersebut banyak yang diubah menjadi pr ins ip tra ns la si. De ng an demikian penyimpangan rota si pada mesinmesin perkakas selalu ada dan selalu terjadi baik secara dinamik atau statik. Beberapa penyimpangan rotasi yang biasa terjadi pada mesin perkakas adalah :
a. Out of round Yaitu penyimpangan relatif terhadap bentuk lingkaran sua tu komponen yang diukur dalam satu bidang yang tegak lurus terhadap sumbu lingkaran. b. Penyimpangan radial perputaran Yaitu bila sumbu geometris benda putar tidak berimpit dengan sumbu putarnya. c. Camming Yaitu bila permukaan dari benda putar tidak tegak lurus terhadap sumbu putar dimana benda tersebut berputar.
42
Hal ini disebabkan oleh : - Permukaan benda putar tidak datar (flat) - Permukaan sumbu putar tidak tegak lurus. - Terjadinya perpindahan pada sumbu putar. Dibawah ini diberikan contoh penyimpangan rotasi yang sering terjadi pada mesin perkakas :