BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dunia industri saat ini memiliki perkembangan yang sangat pesat, perkembangan
industri tersebut sebanding dengan pertumbuhan
perusahaan.
Perusahaan tentunya membutuhkan perancangan sistem distribusi yang efektif untuk memperlancar
sistem
produksinya,
salah
satunya
dalam
segi
transportasi
(Christofides et al, 1979 ). Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Salah satu jenis distribusi yang ada yaitu distribusi barang. Distribusi barang akan efektif jika di maksimalkan dari segi transportasinya ( Toth dan Vigo, 2002 ).
Transportasi merupakan bagian yang penting dari aktivitas perusahaan. Transportasi dapat menunjang daan mendukung berbagai kegiatan. Khususnya transportasi barang, merupakan salah satu hal yang penting dalam sistem distribusi bagi perusahaan (Braysy dan Gendreau, 2001 ). Sehingga transportasi merupakan faktor penting dalam pendistribusian barang. Masalah yang sering muncul pada sistem distribusi salah satunya adalah permasalahan mengenai Vehicle Routating Problem Problem (VRP). VRP adalah salah satu jenis masalah penentuan rute distribusi dimana terdapat sejumlah pelanggan yang dilayanioleh sau depot, rute eniriman harus diawali dan di akhiri di satu depot, dan pengiriman dalam kendaraan kenda raan memiliki kapasitas tertentu, dan setiap pelanggan pelan ggan hanya dilayani oleh satu kendaraan dan tepat satu kali (Baker dan Ayechew, 2003 ). Namun untuk beberapa kasus tertentu, beberapa p rodusen di hadapkan dengan batasan waktu dalam penerimaan distribusi barang, yang berarti konsumen hanya 1
2
menerima barang tersebut dalam waktu yang sudah di tentukan. Kasus ini merupakan perluasan dari VRP yang disebut dengan Vehicle Routating Problem with Time Window (VRPTW). Kasus ini sama seperti VRP tetapi ada tambahan dalam kendala waktu. (Kallehauge dkk, 2001). Ada berbagai cara dalam menyelesaikan permasalahn VRPTW seperti dengan menggunakan algoritma kelelawar, algoritma kunang-kunang, algoritma simulated annealing , dan algoritma lainnya seperti yang telah ada pada penelitian sebelumnya, namun disini akan digunakan cuckoo search algorithm dalam menyelesaikan permasalahan distribusi VRPTW. Algoritma Pencarian Cuckoo Cuckoo atau Cuckoo Cuckoo Search Algorithm (CSA) adalah salah satu algoritma yang diperkenalkan oleh Xin-She Yang dan Suash Deb pada tahun 2009 (Yang dan Deb, 2009 ). CSA merupakan algoritma yang terinspirasi dari sifat parasite beberapa spesies cuckoo cuckoo yang meletakkan telurnya di sarang burung inang lainnya (dari spesies lain). Beberapa burung inang dapat terlibat konflik langsung dengan cuckoo yang cuckoo yang menggangu. Misalnya, jika seekor burung tuan rumah menemukan telur bukan milik mereka sendiri, ia juga akan membuang telur asing ini atau hanya meninggalkan sarangnya dan membangun sarang baru di tempat lain. Beberapa spesies cuckoo cuckoo seperti the New World brood-parasit Tapera telah berevolusi sedemikian rupa sehingga warna dan pola telurnya meniru beberapa spesies inang yang terpilih (Payne dkk, 2005 ). Ada tiga aturan ideal dalam Cuckoo Search Cuckoo Search Algorithm (CSA), yaitu Pertama, Setiap Cuckoo Cuckoo meletakkan satu telur pada satu waktu, dan tempat peletakannya dilakukan dalam sarang yang dipilih secara acak. Kedua, Sarang terbaik dengan telur yang berkualitas sebagai solusi yang akan digunakan untuk generasi selanjutnya. Ketiga, Jumlah sarang burung lain yang tersedia adalah tetap, dan burung pemilik sarang dapat menemukan telur cuckoo cuckoo dengan probabilitas p_a∈[0,1]. Dalam kasus ini, burung pemilik sarang dapat membuang telur cuckoo cuckoo atau meninggalkannya sehingga pemilik sarang dapat membangun sarang yang benar-benar baru dalam lokasi yang baru. Hal tersebut dapat diasumsikan bahwa p_a sebagian kecil dari n
3
sarang dapat digantikan oleh sarang baru yang telah didapatkan (dengan solusi acak baru di lokasi yang baru). (Yang dan Deb, 2010 ). Menurut Fister dkk (2014) , Cuckoo Search Algorithm memiliki Algorithm memiliki keunggulan dalam pengoptimalan waktu dibandingkan dengan Genetic Algorithm (GA), Algorithm (GA), Particle Particle Swarm Optimization Optimization (PSO) dan memiliki keunggulan pada random stepnya yang menggunakan Lévy menggunakan Lévy Flight yang memungkinkan mencari rute optimal dengan waktu yang lebih singkat. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peniliti tertarik menerapkan Cuckoo Search Algorithm Algorithm (CSA) untuk menyelesaikan Vehicle Routing Problem with Time Window (VRPTW). Window (VRPTW).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana penerapan Cuckoo Search Algorithm pada Vehicle Routing Problem with Time Window (VRPTW) Window (VRPTW) ?
2.
Bagaimana membuat program untuk menyelesaikan permasalahan VRPTW menggunakan Cuckoo Search Algorithm ? Algorithm ?
3.
Bagaimana implementasi program terhadap studi kasus ?
1.3
Tujuan
Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan yang disusun dalam penulisan penelitian ini adalah : 1.
Menerapkan hybrid Cuckoo Search Algorithm pada Algorithm pada Vehicle Routing Problem with Time Window (VRPTW) Window (VRPTW).
2.
Membuat
program
untuk
menyelesaikan
permasalahan
menggunakan Cuckoo Search Algorithm. Algorithm. 3.
Mengimplementasikan program terhadap studi kasus.
VRPTW
4
1.4
Manfaat
Berberapa manfaat yang diambil dari penulisan pro posal skripsi ini adalah: 1.
Membantu mendapatkan rute terpendek dalam proses distribusi yang di batasi oleh kendala waktu.
2.
Sebagai pembanding dalam penerapan algoritma lainnya untuk permasalahan Vehicle Routing Problem with Time Window (VRPTW). Window (VRPTW).