BAB I
PENDAHULUAN
2 LATAR BELAKANG MASALAH
Energi listrik sangat dibutuhkan dalam segala bidang. Energi listrik
itu tidak begitu saja ada dan dapat langsung dimanfaatkan oleh manusia,
akan tetapi memerlukan proses untuk menjadikan sumber daya alam atau sumber
energi lain menjadi energi listik. Akan tetapi bagaimana proses energi
listrik dapat dimanfaatkan oleh manusia, proses tersebut dikenal sebagai
sistem tenaga listrik. Sistem tenaga listrik terdiri dari 3 sub sistem
yaitu :
1. Sistem pembangkit tenaga listrik
2. Sistem transmisi tenaga listrik
3. Sistem distribusi tenaga listrik
Sistem pembangkit meliputi proses pengkonversian sumber energi dasar
menjadi energi listrik. Sedangkan sistem transmisi merupakan proses
penyaluran energi listrik dari pusat pembangkit ke gardu induk. Dan sistem
distribusi adalah
Penyaluran energi listrik dari gardu induk ke pelanggan yang terdiri dari :
1. Pelanggan tegangan tinggi (penyaluran langsung sisi TT/gardu induk)
2. Pelanggan tegangan menengah (penyaluran tegangan menengah)
3. Pelanggan tegangan rendah (penyaluran tegangan rendah)
Dalam laporan ini penulis akan membahas tentang sistem pendistribusian
listrik. Dimana penulis ingin mengetahui lebih dalam mengenai Pemiliharaan
pada jaringan distribusi wilayah kota Jember yang dikelola oleh PT. PLN
(PERSERO) Distribusi Jawa Timur Area Jember, Rayon Jember Kota.
1.2 Tujuan
Mengetahui sistem distribusi listrik yang terjadi pada jaringan
distribusi JTM (Jaringan Tegangan Menengah)
Mengetahui bagaimana pemeliharaan jaringan distribusi pada JTM (Jaringan
Tegangan Menengah).
3. Rumusan Masalah
Sistem distribusi listrik yang terjadi pada jaringan tegangan menengah
(JTM).
Proses pemeliharaan jaringan distribusi pada JTM (Jaringan Tegangan
Menengah)
1.4 Batasan Masalah
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Nyata (PKN) ini, penulis memilih
studi kasus pada pemeliharaan distribusi JTM mengenai masalah gangguan yang
sering timbul pada jaringan JTM (Jaringan Tegangan Menengah). Adapun
analisis masalah dalam kerja praktek ini dibatasi pada kasus:
1. Sistem Distribusi JTM (Jaringan Tegangan Menengah)
2. Proses pemeliharaan jaringan distribusi JTM.
1.5 Metodelogi
Dalam mengidentifikasi dan memahami permasalahan yang dihadapi, kami
memperoleh data dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
Mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung perusahaan yang berkaitan
dengan judul Kerja Praktek.
Studi kepustakaan, yaitu mencari bahan-bahan dengan cara membaca dan
mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas
serta mencari informasi dari berbagai media informasi (internet).
Pengamatan dan wawancara langsung dengan petugas dan staf bagian
distribusi atau dinas gangguan di PT. PLN (Persero) Rayon Jember Kota.
1.6 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan laporan Praktek Kerja Nyata ini adalah sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, tujuan, rumusan masalah,
batasan masalah, metodelogi dan sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN UMUM PT. PLN (Persero)
Bab ini menjelaskan tentang gambaran atau deskripsi ruang
lingkup perusahaan seperti sejarah singkat dan struktur
organisasi, visi, misi, motto dan struktur PT. PLN (Persero)
Ditribusi Jatim Area Jember, Rayon Jember Kota
BAB III : SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PLN
RAYON JEMBER KOTA.
Bab ini meliputi jaringan pendistribusian tenaga listrik di
wilayah Rayon Sampang dari Gardu Induk sampai pelanggan –
pelanggan beserta proteksi yang ada, serta menjelaskan secara
umum mengenai landasan teori yang diambil dari berbagai
referensi untuk digunakan sebagai alat bantu dalam pemecahan
masalah yang ada.
BAB IV : STUDI KASUS
Bab ini berisi uraian tentang analisa dan sistem distribusi
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 KV beserta Proses
pemeliharan terhadap jaringan distribusi JTM untuk
mengantisipasi masalah gangguan .
BAB V : PENUTUP
BAB II
TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR, AREA JEMBER , RAYON
JEMBER KOTA
2.1 Profil Singkat PT. PLN (PERSERO)
Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di
Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang
bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik
untuk keperluan sendiri. Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan
pengelolaan perusahaan- perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah
Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia
II.Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada
Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi
Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat
berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-
perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober
1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga
listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di
bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965.
Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik
Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan
Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN)
ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang
Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga
listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang
memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis
penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari
Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai
PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang
2.2 Bagan Struktur Organisasi PT. PLN Pusat
2.3 Bagan Stuktur Organisasi PT. PLN Rayon Jember Kota
2.4 Visi & Misi PT PLN (Persero) Rayon Jember Kota
Visi :
"Menjadi pengelola distribusi tenaga listrik yang efisien andal dan
berkualitas dengan pelayanan ekselen"
Misi :
1. Mengelola distribusi tenaga listrik yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan dan anggota perusahaan.
2. Mendistribusikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat dan menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
3. Mengelola distribusi listrik yang aman terhadap lingkungan.
Sasaran Visi :
1. Susut distribusi 5.2%.
2. Saidi 48 menit / pelanggan / tahun.
3. Saifi 1 kali / pelanggan / tahun.
4. Gangguan total penyulang 4 kali / 100 kms JTM.
5. gangguan trafo rusak 0.25% dari trafo beroperasi.
6. Penyulang diluar standar 0 % .
7. Lama waktu rata-rata pasang baru 6 / 14 / 60 .
8. Lama waktu rata-rata tambah data 1 / 5 / 14 / 55 .
9. Waktu tanggap < 15 menit .
10. Waktu pemulihan < 100menit .
11. Sertifikasi kompetensi pegawai 90% .
12. Nilai kepuasan pelanggan 75 % .
Motto :
"BEDADUNG ( Bekerja Dengan Handal dan Unggul)
Komitmen:
a. 5 Hari Nyala
b. 0 Gangguan
c. Service Excelent
BAB III
SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Area Jember.
Untuk Area Jember sendiri dari untuk mendistribusi listrik diarea jember
membutukan 4 buah trafo yaitu :
1. Trafo 1 (MO MVA) meliputi :
Arjasa
Rambipuji
Tanjung
Seruji
2. Trafo 2 ( 20 MVA) meliputi :
Tegal Boto
Karimata
3. Trafo 3 ( 60 MVA) meliputi :
Ambulu
Sukorambi
Blater
Glantangan
Pakusari
Gajahmada
Kalisat
4. Trafo 4 (60 MVA) Meliputi :
Watu Ulo
Mayang
Balung
Semen Puger
3.2 Sistem Distribusi Listrik Rayon Jember Kota.
Rayon Jember Kota terdapat 12 penyulang yaitu:
Pelanggan rumah tangga PLN tidak dapat langsung menggunakan tenaga
listrik dengan tegangan menengah 20KV/11.5KV, tetapi harus diturunkan
terlebih dahulu tegangannya menjadi 380 Volt/220 Volt. Kemudian
didistribusikan dengan jaringan tegangan rendah (JTR) yang selanjutnya
didistribusikan ke pelanggan menggunakn kabel saluran rumah (SR) dari tiang
JTR ke Kwh meter didalam persil (gedung milik pelanggan). Setelah tenaga
listrik sampai di MCB, proses penyaluran tenaga listrik menjadi hak dan
tanggung jawab pelanggan. Dari Kwh meter dan MCB pelanggan menyalurkan
tenaga listrik ke alat elektronik melalui instalasi milik pelanggan (IML).
Untuk membuat IML pelanggan dapat menunjuk istalatier yang terdaftar pada
dinas ketenagalistrikan, setelah IML selesai terinstalasi, instalasi
tersebut harus mendapat sertifikasi dari badan sertifikasi dibidang
kelistrikan sebelum dioperasikan.
Untuk menyalurkan tenaga listrik PLN Rayon Jember Kota membutuhkan
aset jaringan distribusi yang tidak sedikit, berikut singgle line
distribusi listrik Rayon Jember Kota :
3.3 Sistem Konfigurasi Single Line Rayon Jember Kota
BAB IV
STUDI KASUS
SISTEM DISTRIBUSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH BESERTA PEMELIHARAANNYA
1. Sistem Distribusi pada Jaringan Tengangan Menengah
Pola Sistem Tenaga Listrik
Komponen Utama Gardu Distribusi :
Trafo Distribusi
Fuse Cut Out
Arrester
Panel Tegangan Rendah
Saklar Pemutus Utama
Fuse jurusan
Pentanahan / Pembumian
Fungsi Trafo :
Berfungsi mentransformasikan tenaga listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan yang lebih rendah atau sebaliknya.
Prinsip kerjanya berdasarkan pada azas induksi
Bagian-bagian / komponen-komponen Trafo :
Inti Besi (Kern).
Kumparan (Belilitan).
Sisi Primer dan Sisi Sekunder.
Minyak Trafo.
Body Trafo (Tangki).
Bushing Tap Changer, Silicagel Breater, dan lain-lain.
Netral sekunder trafo dan body (badan trafo), harus dibumikan.
Cut Out :
Peralatan pengaman yang ditempatkan di sisi tegangan menengah.
Prinsip kerjanya berdasarkan pada azas induksi.
Fuse yang dipasang, di atas setingkat dari arus nominal trafo sisi
tegangan menengah
Arrester :
Peralatan pengaman tegangan lebih, sebagai akibat sambaran petir,
maupun switching.
Ditempat di sisi tegangan
menengah dan dibumikan
Panel Tegangan Rendah (Low Voltage Panel) :
Peralatan bantu, tempat meletakkan sakelar pemutus utama, rel-rel
tegangan rendah dan fuse holder, serta peralatan tegangan rendah
lainnya.
Sakelar Pemutus Utama : pengaman trafo jika terjadi hubung singkat
pada peralatan tegangan rendah, setelah SPU.
Fuse Jurusan Tegangan Rendah :
Berfungsi untuk membatasi arus jurusan.
Sebagai pengaman bila terjadi beban lebih hubung singkat pada
jaringan tegangan rendah.
Pembumian / Pentanahan :
Pada instalasi Gardu Distribusi, peralatan yang harus dibumikan
adalah arrester, netral sekunder trafo, badan / bodi panel TR
Berfungsi untuk menyalurkan arus ke bumi akibat sambaran
petir maupun akibat switching.
Pembumian Arrester :
Berfungsi untuk membatasi kenaikan tegangan fasa yang sehat bila
terjadi gangguan 1fasa ke tanah/ bumi.
Pembumian Netral Sekunder :
Untuk mengamankan bodi peralatan dari kemungkinan gagalnya
fungsi isolasi sehingga tetap aman bagi manusia dan
lingkungan
Pembumian bodi trafo & panel TR :
Macam-macam Gardu Distribusi
a. Gardu Tembok (Gardu Beton)
Gardu tembok adalah gardu trafo /hubung yang secara keseluruhan
konstruksinya tersebut dari tembok/beton. Gardu Beton/ Tembok Sesuai dengan
namanya maka gardu ini terbuat dari beton.
Type dari bagunan ini bermacam-macam sesuai dengan lokasi dan
kebutuhan Kapasitas transformator yang dipasang pada gardu ini dapat lebih
besar dibandingkan dengan gardu-gardu sebelumnnya yang sudah dijelaskan.
Jumlah Trafo yang dapat ditampung dalam gardu ini dapat lebih dari 1 buah,
dimana hal ini bargantungdari kebutuhan dan lokasi yang ada.
b. Gardu Kios (Gardu Besi)
Gardu kios adalah gardu yang bangunan keseluruhannya terbuat dari plat
besi dengan konstruksi seperti kios. Gardu Distribusi yang pembangunannya
bisanya bersifat untuk sementara saja selama ada rehabilitasi gardu.
Bangunannya terdiri dari rangka besi dan dindingnya dari Seng serta
lantainya biasanya terbuat dari kayu atau beton.
Ruangan pada gardu ini terdiri dari 3 bagian,yaitu :
- Ruangan Tegangan Menengah
- Ruang Trafo
- Ruang Tegangan Rendah
c. Gardu Portal
Gardu portal adalah gardu trafo yang secara keseluruhan instalasinya
dipasang pada 2 buah tiang atau lebih.
d. Gardu Kontrol/ Cantol
Gardu kontrol adalah gardu trafo yang secara keseluruhan instalasinya
dipasang pada satu tiang.
Perlindungan Sistem Distribusi
Tujuan Perlindungan
Mencegah / membatasi kerusakan pada peralatan.
Menjaga keselamatan umum.
Meningkatkan pelayanan.
Jenis perlindungan meliputi :
Perlindungan terhadap arus lebih.
Perlindungan terhadap tegangan
Penerapan perlindungan tergantung pada :
Pola struktur jaringan.
Sistem pentanahannya.
Jenis peralatannya.
Jenis bebannya.
Kompromi dari aspek teknis & ekonomis
Perlindungan Arus Lebih :
Pemutus Tenaga / CB.
Pemutus Balik Otomatis.
Saklar Seksi Otomatis.
Pelebur / fuse.
Perlindungan Tegangan Lebih :
Arrester.
Sela Batang
.
Pada proses penyaluran tenaga listrik ke pelanggan, pasti terjadi susut /
rugi-rugi teknis yang berupa susut daya dan susut energi.
Susut teknis pada penghantar disebabkan adanya tahanan dari
penghantar tersebut yang dilairi besaran arus tertentu.
Susut teknis pada transformator disebabkan adanya arus pusar
pada besi dan adanya arus yang mengalir melalui belitan-belitannya.
Hal ini dikenal dengan rugi besi dan rugi tembaga.
Susut teknis dapat dikurangi dengan cara :
Optimalisasi kapasitas beban.
Optimalisasi kapasitas trafo.
Pemasangan kapasitor shunt.
Perhitungan Arus Gardu Distribusi
Menghitung Arus Primer Pada Gardu Dirtribusi
Menghitung Arus Sekunder Pada Gardu Distribusi
atau dengan rumus :
Perlengkapan dalam Proses Distribusi
Saklar
Saklar digunakan untuk menghubungkan sumber listrik ke beban (lampu dan
peralatan listrik lainnya) oleh pemakai. Apabila kita akan melakukan suatu
percobaan dalam rangkaian listrik, dimana saklar tersebut yang dipasang
pada rangkaian yang akan dilalui oleh arus listrik, maka saklar tersebut
sebagai alat penghubung.
Pada saat saklar tersebut sedang digunakan untuk mematikan penerangan
atau keperluan lainnya, maka didalam saklar tsb akan terjadi :
Bila saklar dibuka waktu berbeban akan timbul busur listrik.
Busur listrik itu panas sekali.
Busur listrik itu akan memanaskan kontak saklar.
Suhu kontak akan meningkat dan dapat menimbulkan oksidasi pada
kontak.
Oksidasi tembaga (tembaga yang dioksidasi) adalah penghantar yang
buruk .
Bila saklar dimasukan kembali, maka arus akan mengalami kontak yang tidak
baik seperti semula, melainkan tahanan (R) semakin buruk (tahanan semakin
besar) karena oksida tembaga yang ditimbulkan oleh panas busur listrik tsb.
Tahanan kontak ini yang sering menimbulkan rugi-rugi tegangan dan daya yang
dapat menghambat penyaluran daya dan energi ke beban.
Pada kontak akan terjadi kehilangan tegangan sebesar U= R.I, maka
tegangan pada beban akan berkurang, sedangkan pada kontak di saklar akan
kehilangan elastisitas dan pengurangan tekanan kontak yang makin lama
menimbulkan loss kontak (fong).
Besarnya daya yang diserap oleh tahanan kontak tersebut sebesar P = U.I,
sehingga P dapat dirumuskan menjadi P = I2.R Watt. Jadi dari hal tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa saklar yang mengalami keausan akan dapat
menimbulkan kerugian pada konsumen yaitu:
Daya yang diserap oleh saklar kontak tersebut berubah menjadi
panas.Bertambahnya tahanan kontak menyebabkan bertambahnya daya yang
diserap oleh kontak tsb.
Bertambahnya daya yang diserap mengakibatkan bertambahnya panas yang
timbul, dan seterusnya dapat mengakibatkan suhu kontak semakin naik.
Suhu kontak yang terlalu tinggi mengakibatkan isolasi rusak dan
elatisitas jepitan kontak berkurang (kendor) dan menjadi lembek.
Saklar akan menjadi rusak dan tidak dapat digunakan lagi.
Peredam Busur Api.
Dari hal-hal tersebut diatas banyak pabrikan membuat alat-alat Bantu yang
dipergunakan untuk meredam busur api tersebut, dimana pabrikan tersebut
telah menbuat peredam sbb:
Pemutusan Cepat.
Pemutusan cepat adalah salah satu cara yang dipergunakan untuk memadamkan
busur listrik yang ditimbulkan pada waktu memutuskan saklar pisau.
Pisau pada peralatan ini dilengkapi dengan pisau pembantu yang lebih
kecil. Pisau pembantu kecil ini diikatkan pada pisau utama dengan dua buah
pegas keras.Pada akhir gerakan pemutusan, pisau kecil tersebut terbuka
cepat sekali karena tarikan dari pegas.Pemutusan terjadi dengan cepat,
tanpa tergantung kecepatan gerakan operator.
Peredam busur api listrik dengan Magnit.
Pada saklar (kontaktor) tegangan rendah, biasanya alat pemadam listrik
dilakukan dengan : PENIUPAN MAGNITIS.
Pada electrode yang jaraknya dekat itu mulai timbul busur listrik, busur
listrik itu permanent (tetap ada), karena udara lingkungan makin panas,
menyebabkan busur listrik cenderung akan naik. Kumparan magnit menimbulkan
magnitisme.
Letak kumparan dan rangkaian magnetisasi, sehingga medan magnet
memotong horizontal busur listrik.
* Busur listrik akan naik dan padam.
* Busur listrik "ditiup".
Alat ini digunakan pada kontaktor tegangan rendah
Peredam Busur Api Listrik dengan Tanduk
Alat pemadam busur listrik banyak digunakan pada jaringan tegangan
menengah.
Dua buah batangan berbentuk tanduk, dipisahkan dengan jarak yang sama
seperti electrode.
* Busur listrik timbul pada bagian bawah tanduk dan menimbulkan panas.
* Udara panas naik, dan mendorong busur listrik.
* Karena bentuk tanduk, busur listrik makin panjang waktu naik, dan
akhirnya
padam.
Penggunaan : Saklar TM di atas tiang.
Peredam busur api dengan udara.
Peredam ini busur listrik ini digunakan pada peralatan jaringan tegangan
menengah dan tinggi.Proses pemadamannya seperti dibawah ini:
* Busur listrik yang timbul antara dua electrode adalah permanent.
* Sumber udara yang ditekan, ditempatkan dibawah busur listrik.
* Udara yang ditiupkan dari bawah ke atas, meniup busur listrik hingga
naik,
semakin panjang dan akhirnya padam.
Peredam Busur Api dengan Minyak.
Pada kontak pemutus ini letaknya direndam oleh minyak yang ditempat pada
tangki dan proses melepas / memasukan kontaknya di dalam minyak. Alat
banyak dipakai pada tegangan menengah maupun tegangan tinggi.Proses
pemutusan dalam munyak dilakukan seperti berikut :
* Kontak diam dan kontak bergerak dipasang dalam tangki metal (logam).
* Tangki berisi minyak PMT.
* Bila kontak terpisah, busur listrik akan timbul.
Panas yang ditimbulkan busur listrik menimbulkan uap pada sebagian
minyak, dan membentuk gelombang-gelombang gas sekeliling kontak.
Gas ini naik keatas, dan menimbulkan turbulansi (putaran minyak).
Minyak dingin yang bersifat isolasi masuk ke antara kontak-kontak.
Peredam Busur Api Ruang Hampa.
Alat pemadam busur listrik ini digunakan pada tegangan menengah, tinggi
dan extra tinggi.
Keterangan :
1. Ruang hampa.
2. ruang/bagian pemikat.
3. cincin pengumpul.
4. pegas baja.
5. kontak bergerak.
6. kontak diam.
7. tuas pengunci.
8. plat baja.
Sepasang dari kontak piringan yang berisolasi yang berada dalam ruang
hampa. Satu kontak dalam keadaan diam dan kontak lainnya bergerak.Jarak
kontak diam dan bergerak ± 3/4 inci (1,7 cm). Kontak terbuat dari metal
yang bebas dari gas, sehingga dalam pemutusan tidak timbul bunga api
listrik.
Pemisah
Pemisah (PMS) adalah alat yang digunakan untuk menyatakan secara visual
bahwa suatu peralatan listrik sudah bebas dari tegangan kerja. Oleh karena
itu pemisah tidak diperbolehkan untuk memasukan atau dikeluarkanya pada
rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Untuk tujuan tertentu dalam
penghantar atau kabel dan pemisah tanah terdapat alat yang disebut
interlock. Dengan terpasangnya interlock ini maka kemungkinan kesdalahan
operasi dapat dihindarkan.
Sesuai dengan fungsinya, pemisah dapat dibagi:
Berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sisa tegangan dari
penghantar atau kabel lainnya, Hal ini perlu untuk keamanan bagi
orang yang bekerja pada peralatan instalasi.
Pemisah peralatan berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik
dari
peralatan lain atau instalasi yang bertegangan. Pemisah ini harus
dimasukan atau dibuka dalam keadaan tanpa beban.
Sesuai dengan penempatanya di daerah mana pemisah tersebut dipasangkan.
Pemisah dapat dibagi :
Pemisah penghantar : Pemisah yang terpasang disisi penghantar.
Pemisah rel : Pemisah yang terpasang disisi rel.
Pemisah kabel : Pemisah yang terpasang disisi kabel.
Pemisah seksi : Pemisah yang terpasang pada suatu rel sehingga
rel
tersebut dapat terpisah menjadi 2
(dua) seksi
Pemisah tanah : Pemisah yang terpasang pada penghantar atau
kabel untuk menghubungkan ke tanah.
Langkah – langkah Pemisah.
Sistem gerakan langkah-langkah pemisah terbagi menjadi :
* Pemisah engsel.
Dimana gerakanya seperti engsel
* Pemisah putar.
Dimana terdapat 2 (dua) buah kontak diam dan 2 (dua) buah kontak gerak
yang dapat berputar pada sumbunya .
*Pemisah tiga pole.
Pemisah ini mempunyai kontak diam dan kontak bergerak naik/turun,
bentuknya
sangat seder hana dan mudah pengoperasiannya.
*Pemisah pantograph.
Mempunyai kontak diam yang terletak pada rel dan kontak gerak yang
terletak pada ujung lengan-lengan pantograph. Pemisah ini biasanya dipakai
pada system tegangan tinggi.
4.2 Pemeliharan Jaringan Distribusi Menengah
Pengertian Pemeliharaan :Suatu pekerjaan yg dimaksudkan untuk untuk
mendapatkan jaminan bahwa suatu sistem distribusi (peralatan) dapat
berfungsi secara optimal, umur teknisnya meningkat dan aman bagi personil
maupun masyarakat umum.
Jenis pemeliharaan tahunan :
a. Pemeliharaan Rutin (Preventip maintenance).
b. Pemeliharaan Korektif (Corrective maintenance).
c. Pemeliharaan darurat (Emergency maintenance).
d. Pemeliharaan Rutin.
Pemeliharaan yg direncanakan terselenggara terus menerus secara periodik,
dalam kegiatannya terdiri dari:
1. Pemeriksaan Rutin.
Pemeriksaan yg dilaksanakan secara visual / Inspeksi dan diikuti
pekerjaan
Pencatatan sesuai dengan ketentuan, tujuannya adalah agar dapat
mengetahui kondisi serta kelainan-kelainan yg berakibat terjadinya
gangguan pada jaring distribusi.
2. Pemeliharaan Sistimatis.
Pemeliharaan yg dimaksudkan utkmenemukan kerusakan atau gejala
kerusakan yg tidak diketahui pada saat inspeksi / pemeriksaan kemudian
disusun dalam daftar serta saran-saran yg diperlukan.
b. Pemeliharaan Korektif.
Pemeliharaan yg dimaksutkan untuk memperbaiki kerusakan / memperbaiki
atau perubahan / penyempurnaan bertujuan menyempurnakan kondisi
gangguan menjadi baik sperti semula.
c. Pemeliharaan darurat.
Pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yg
duakibatkan gangguan bersifat mendadak ; banjir , tanah longsor ,
angin ribut dll.
Tujuan Pemeliharaan :
1. Mendapatkan jaminan bahwa sistem / peralatan jaring distribusi dapat
bekerja secara OPTIMAL.
2. Mendapatkan jaminan bahwa keandalan dan mutu tenaga listrik sesuai
standart yg ditetapkan.
3. Mendapatkan jaminan bahwa umur teknisnya dapat dipertahankan sesuai
kondisinya.
4. Mendapat jaminan bahwa peralatan distribusi aman bagi personil
masyarakat dan lingkungannya.
Kriteria Unjuk Kerja Dalam Pemeliharaan
a. Melaksanakan pemeliharaan sesuai jadwal yag telah ditentukan oleh
kebijaksanaan Perusahaan & pabrikan.
b. Proses / pelaksaannya sesuai SOP yang berlaku.
c. Standart hasil pengukuran kelayakan operasi sesuai ketentuan yang
berlaku.
d. Menggunakan perangkat /peralatan kerja dan K3 sesuai ketentuan yang
berlaku.
e. Mencatat hasil pemeliharaan pada blangko yang tersedia.
Pemeliharaan Jaring Distribusi :
I. Pemeliharaan penghantar :
a. Jarak penghantar dengan lingkungannya.
b. Jarak andongan dengan linkungannya.
c. Kondisi jumper & joint pada penghantar.
d. Ikatan penghantar pada isolator.
II. Pemeliharaan Isolator.
a. Kondisi fisik isolator.
b. Kedudukan isolator.
c. Ikatan penghantar pd isolator.
III. Pemeliharaan peralatan pelindung.
a. Rod Gap pada bushing trafo.
b. Arching horn pada isolator penegang.
c. Lightning arrester / LA.
IV. Pemeliharaan saklar tiang.
Jenis Pole top Swicth / PTS : LBS , ABS , Sectionaliser &
Recloser.
a. Kondisi Handel.
b. Kondisi mekanik saklar.
c. Kondisi kontak dan penghubung.
d. Kondisi Control devise.
V. Pemeliharaan PMR / AVR.
a. Pemeliharaan instalasi .
b. Pemeliharaan Control Device.
c. Pemeriksaan dielektrik minyak.
d. Pemeliharaan DS / LBS Koppel.
Pemeliharaan Tahunan Sutm :
1. Pemangkasan pohon pohon.
2. Perbaikan kawat yang kendur .
3. Perbaikan travers yang miring .
4. Pembersihan isolator .
5. Perbaikan tiang yang miring .
6. Pemeriksaan dan perbaikan PTS / LBS .
7. Pemeriksaan dan perbaikan jumper2.
8. Pemeriksaan dan perbaikan pentanahan ,
9. Pemeliharaan dan pengecatan tiang besi.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah kami melaksanakan Praktek Kerja Nyata (PKN) di PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pamekasan, rayon Sampang, banyak
sekali manfaat dan pelajaran yang telah kami dapatkan guna untuk
membandingkan antara teori yang telah kami dapatkan diperkuliahan dengan
visualisasi riil dilapangan. Adapun beberapa hal yang dapat kami simpulkan
antara lain :
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, area Jember, Rayon Jember
Kota disuplai oleh 4 buah trafo dan 17 buah penyulang.
Dalam proses distribusi tenaga listrik membutuhkan pengenalan
komponen penting dan analisa perhitungan yang matang dan mengikuti
petunjuk yang ditetapkan, sehingga proses distribusi tenaga listrik
berjalan dengan baik dengan lossis yang sedikit.
Pemeliharan pada distribusi jaringan tegangan menengah sangat
diperlukan untuk meminimalisir gangguan yang akan terjadi, sehingga
proses perbaikan akan berjalan degan cepat dan tidak berdampak pada
komponen penting yang lainnya.
5.2 SARAN
Adapun saran kami kepada PT. PLN (Persero) Distribusi Jatim Rayon
Jember Kota:
1. Fasilitas berupa perpustakaan agar dapat membantu dan menambah
pengetahuan pelajar yang akan mencari informasi tentang kelistrikan
(arus kuat) yang meliputi sistem jaringan dan lain – lain serta
informasi tentang PT. PLN yang tentu saja tidak didapatkan di
bangku perkuliahan.
2. Disediakannya lapangan olahraga untuk karyawan.
3. Beberapa alternatif pemecahan masalah yang dikemukakan diatas dalam
sistem distribusi dan pemeliharaanya masih sangat sederhana, namun
hal tersebut dapat bisa menjadi masukan bagi kita semua terutama
pihak PLN. Dengan melakukan pemeliharaan jaringan secara berkala
dan mengefektifkan pengawasan terhadap pelanggaran pencurian
peralatan yang terpasang pada sistem jaringan dapat membantu dalam
mengurangi gangguan pada jaringan terutama gangguan hubung singkat.
Melihat dari hal itu, maka penulis menyarankan untuk lebih
meningkatkan kembali dalam hal pemeliharaan jaringan secara
intensif dan berkala serta pengawasan dan kerja sama antara PLN,
aparat dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Tobing, Bongas L.(2003).Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Hutahuruk, T.S.(1985). Transmisi Daya Listrik.Jakarta: Erlangga
Tobing, Bongas L.(2003).Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama
Wahyudi,S.N.(2004).Teori Tentang Jaringan Distribusi, Gardu Distribusi,
Dasar-dasar Listrik, Pemeliharaan JTM, JTR &GD dan APP. Jakarta: Erlangga
-----------------------
KEPALA SATUAN PELAYANAN HUKUM KORPORAT
KEPALA SATUAN PENGENDALI KINERJA KORPORAT
SEKRETARIS PERUSAHAAN
SATUAN PENGAWAS INTERNAL
KEPALA DIVISI
DIREKTUR ENERGI PRIMER
GM UNIT BISNIS PLN PEMBANGKITAN
GM UNIT BISNIS PLN WILAYAH
GM UNIT BISNIS PLN PROYEK INDUK
GM PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DIREKTUR ANAK PERUSAHAAN
GM UNIT BISNIS PLN PELAYANAN PJB
GM UNIT BISNIS PLN PENDISTRIBUSIAN
GM UNIT BISNIS JASA PENUNJANG INDUK
GM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DIREKTUR USAHA PATUNGAN
DIREKTUR SDM dan UMUM
KEPALA DIVISI
DIREKTUR PERENCANAAN dan TEKNOLOGI
KEPALA DIVISI
DIREKTUR PENGADAAN STRATEGIS
KEPALA DIVISI
KEPALA DIVISI
DIREKTUR OPERASI JAWA BALI
DIREKTUR UTAMA
KEPALA DIVISI
DIREKTUR OPERASI INDONESIA BARAT
KEPALA DIVISI
DIREKTUR OPERASI INDONESIA TIMUR
DIREKTUR BISNIS dan MANAJEMEN RESIKO
KEPALA DIVISI
KEPALA DIVISI
DIREKTUR KEUANGAN
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi PT. PLN Pusat
AS PELAYAN PELANGGAN
HENY SUCIATI
JT PEMELIHARAAN
MOHAMMAD FAHRUL
JA MAPPING DATA PELANGGAN DAN JARINGAN
A
SOEMARSO LF
JO PEMBACAAN METER DAN PENGENDALIAN
A
ERLIN SRI ASTUTI
JO OPERASI DISTRIBUSI
YOGIK WIBISONO
JUNIOR ANALYST PELAYANAN PELANGGAN
A
DENNIK NUR HOLIP
JO OPERASI DISTRIBUSI
RUDI YUNIAWANTO
AF ADMINISTRASI UMUM DAN K3
AA
A
SYAMSIYAH
ASISTANT ANALYST AKUTANSI DAN KEUANGAN
AA
A
NURUL EMILIAWATI
JUNIOR OFFICER ADMINISTRASI TEKNIK
SUROSO
MANAJER RAYON
AHMAD DAHLAN, ST
ANALISIS KINERJA RAYON
IMAM WAHYUDI
SUPERVISOR TEKNIK
SUHARTO
SUPERVISOR ADMINISTRASI
BUDI SASMITO
Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi PT. PLN Rayon Jember Kota
Table 3.1 Daftar Penyulang PT. PLN Rayon Jember Kota
Kwh meter
Tiang LIstrik
Beban
Beban
Beban
Hak dan Tanggung jawab Pelanggan
Tanggung jawab PLN
Gambar 3.1 Gambaran Penyaluran Listrik pada Konsumen
Gambar 3.2 Konfigurasi Sistem 20 KV Rayon Jember Kota
Gambar 4.1 Pola Sistem Tenaga Listrik
Gambar 4.2 Gambaran Gardu Distribusi
Gambar 4.3 Sistem Pembumian Bodi Trafo dan Panel TR
Gambar 4.4 Bentuk Pemasangan Arester Gardu Distribusi
Gambar 4.5 Saklar Memakai Alat Bantu Pegas
Gambar 4.6 Peredam Busur Api dengan Magnit
Gambar 4.7 Proses Peniupan Busur Api
Gambar 4.8 Peredam Busur Api Listrik dengan Tanduk
Gambar 4.9 Cara Kerja Peredam Busur Api Listrik Tanduk
Gambar 4.9.1 Peredam Busur Api dengan Udara
Gambar 4.9.2 Peredam Busur Api dengan Udara Katup tertutup
Gambar 4.9.3 Peredam Busur Api dengan Udara Katup Terbuka
Gambar 4.9.4 Peredam Busur Api Hampa Udara
Gambar 4.9.5 Pemisah Putar
Gambar 4.9.6 Pemisah 3 Pole
Gambar 4.9.7 Pemisah Pantograph
Table 4.1 Hantaran Pada Sistem Distribusi