BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nabi Muhammad SAW telah meninggalkan warisan rohani yang agung, yang telah menaungi dunia dan memberi arah kepada kebudayaan dunia selama dalam beberapa abad yang lalu.Warisan yang telah memberi pengaruh besar pada masa lampau bahkan terlebih lagi pada masa yang akan datang. Hal ini karena ia telah membawa agama yang benar dan meletakkan dasar kebudayaan satusatunya yang akan menjamin kebahagiaan dunia ini. Agama dan kebudayaan yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. kepada umat manusia melalu wahyu Allah SWT.,sudah begitu berpadu sehingga tidak dapat lagi terpisahkan. Kebudayaan yang ada saat ini telah mengalami pergeseran dari nilai-nilai kebudayaan islam yang sebenarnya. Kebudayaan mengenai cara beribadah, cara berteman dengan antar lawan jenis dan masih banyak banyak lagi budaya yang tidak lagi sesuai dengan al-quran dan hadist. Islam disamping ajaran utama sebagai syari’ah, juga memotifasi umat Islam untuk mengembangkan kebudayaan Islam, yaitu yang mencerminkan nilai-nilai Islam. Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa dan karya manusia yang berlandaskan nilai-nilai Tauhid. Hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban. Agama berfungsi membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau peradaban Islam. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, kita dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah pengertian Agama dan Kebudayaan menurut ahli dalam negeri? 2. Bagaimanakah pandangan Agama dan Kebudayaan menurut budayawan luar Indonesia?
1
3. Bagaimana hubungan Agama dan kebudayaan? 4. Apakah Nilai-nilai dasar islam tentang kebudayaan? 5. Bagaimana Agama islam sebagai sumber kekuatan kebudayaan islam? C. Tujuan Dari rumusan masalah tersebut, kita dapat mengetahui tujuan penulisan makalah yaitu: 1. Untuk mengetahui pengertian agama dan kebudayaan menurut ahli dalam negeri 2. Untuk mengetahui pengertian agama dan kebudayaan menurut budayawan luar indonesia 3. Untuk mengetahui hubungan agama dan kebudayaan 4. Untuk mengetahui nilai-nilai dasar islam tentang kebudayaan 5. Untuk mengetahui agama islam sebagai sumber kekuatan kebudayaan islam
2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Agama Dan Kebudayaan Menurut Ahli Dalam Negeri a) Pengertian Agama 1. Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata “a” berarti “tidak” dan “gama” berarti “kacau”. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau. Jadi fungsi agama dalam pengertian ini memelihara integritas dari seorang atau sekelompok orang agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam sekitarnya tidak kacau. 2. Islam juga mengadopsi kata agama, sebagai terjemahan dari kata Al-Din seperti yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an surat 3 : 19 ( Zainul Arifin Abbas, 1984 : 4). Agama Islam disebut Din dan Al-Din, sebagai lembaga Ilahi untuk memimpin manusia untuk mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Secara fenomenologis, agama Islam dapat dipandang sebagai Corpus syari’at yang diwajibkan oleh Tuhan yang harus dipatuhinya, karena melalui syari’at itu hubungan manusia dengan Allah menjadi utuh. 3. Pengertian agama menurut KBBI adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercyaan) dan peribadatan kepada Tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. 4. Komaruddin Hidayat seperti yang dikutip oleh muhammad Wahyuni Nifis (Andito ed, 1998:47) lebih memandang agama sebagai kata kerja, yaitu sebagai sikap keberagamaan atau kesolehan hidup berdasarkan nilai-nilai ke Tuhanan. 5. Pengertian agama menurut Nasution (1986) menyatakan bahwa agama megandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari salah satu kekuatan yang lebih tinggi dari
3
pada manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca indra, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Jadi agama itu merupakan pedoman hidup manusia yang berfungsi memelihara integritas dari seorang atau sekelompok orang agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam sekitarnya tidak kacau. b) Pengertian Kebudayaan 1. Menurut ahli budaya, kata budaya merupakan gabungan dari dua kata, yaitu budi dan daya. Budi mengandung makna akal, pikiran, paham, pendapat, ikhtiar, perasaan. Daya mengandung makna tenaga, kekuatan, kesanggupan. Jadi kebudayaan berarti kumpulan segala usaha dan upaya manusia yang dikerjakan dengan mempergunakan hasil pendapat untuk memperbaiki kesempurnaan hidup. 2. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: “ budaya “ adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang “ kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat 3. Budaya menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. 4. Menurut Ki Hadjar Dewantoro, Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. 5. Arkeolog R. Seokmono, Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
4
6. Parsudi
Suparlan,
Kebudayaan
didefinisikan
sebagai
keseluruhan
pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. 7. Secara sederhana, kebudayaan merupakan hasil cipta serta akal budi manusia untuk memperbaiki, mempermudah, serta meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya. Atau, kebudayaan adalah keseluruhan kemampuan (pikiran, kata, dan tindakan) manusia yang digunakan untuk memahami serta berinteraksi dengan lingkungan dan sesuai situasi dan kondisinya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material. B. Pengertian Agama Dan Kebudayaan Menurut Budayawan Luar Indonesia a) Agama Menurut Budayawan Luar Indonesia 1. Menurut Seorang Antropolog Radeliffe- Brown ” agama adalah ekpresi dalam satu atau lain bentuk tentang kesadaran terhadap ketergantungan kepada sesuatu kekuatan di luar diri kita yang dapat dinamakan dengan kekuatan spiritual” 2. Menurut Seorang Sosiolog Auguste Comte “agama sebagai jawaban dari cara berpikir manusia dan masyarakat yang cenderung mencari jawaban absolut dari berbagai masalah alam dan kehidupan.” 3. Pengertian Agama menurut Michel Meyer (dalam Rousydiy, 1986) berpendapat bahwa agama ádalah sekumpulan kepercayaan dan pengajaran-pengajaran yang mengarahkan kita dalam tingkah laku kita terhadap Allah SWT, terhadap sesama manusia dan terhadap diri kita sendiri.
5
4. Pengertian Agama menurut Antropolog Edward Burnett Tylor (18321917) mendefinisikan agama sebagai kepercayaan makhluk gaib dan menyatakan bahwa keyakinan ini berasal sebagai penjelasan kepada dunia. Kepercayaan pada makhluk gaib tumbuh dari upaya untuk menjelaskan kehidupan dan kematian. Orang-orang primitif yang menggunakan mimpi manusia di mana roh-roh tampaknya muncul sebagai indikasi bahwa pikiran manusia bisa ada independen dari tubuh. 5. Menurut Émile Durkheim definisi Agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci dan menyatukan semua penganutnya dalamsuatu komunitas moral yang di namakan umat. 6. Menurut Jappy Pellokild definisi Agama adalah percaya adanya tuhan yang maha esa dan hukum-hukumnya. Berdasarkan
beberapa
defenisi agama di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa agama adalah segenap kepercayaan yang disertai dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban untuk menghubungkan manusia dengan Tuhan yang berguna dalam mengontrol dorongan yang membawa masalah dan untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik. b) Kebudayaan Menurut Budayawan Luar Indonesia 1. Ralp Linton, Latar belakang kebudayaan dari pada kepribadian, terjemahan Fu’ad Hasan, Jkarta, 1962,h.29. ialah :”suatu kebudayaan adalah konfigurasi dari pada tingkah laku yang unsur-unsur pembinanya dimiliki bersama dan dilanjutkan oleh anggota-anggota masyarakat tertentu. Istilah konfigurasi mengandung arti bahwa bermacam-macam tingkah laku dan hasil-hasil dari pada tingkah laku yang menyusun suatu keseluruhan yang berpola. 2. PJ. Zoetmulder, Memperkembangkan kekuatan-kekuatan alam kearah tertentu, menurut susunan tertentu pula dengan hasil tercapainya tingkatan yang lebih tinggi dari pada tingkatan yang ingin dicapai andaikata kekuatan alam itu dibiarkan berkembang dengan sendirinya begitu saja.
6
Hanya ada satulah yang dapat mengembangkan dan membina kekuatan alam tersebut ya’ni manusia dengan akal budinya 3. Raymond Williams (1961: 16), Budaya adalah seluruh kehidupan, materi, intelektual, dan spiritual. 4. Klluckhohn (1949: 35), Sebagai total dari cara hidup suatu bangsa, warisan sosial yang diperoleh individu dari grupnya. 5. M. Jacobs dan B.J. Stern, Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social. 6. Dr. K. Kupper, Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok. 7. William H. Haviland, Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat. 8. Bounded et.al, Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbolsimbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat. 9. Robert H Lowie, Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, normanorma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal. 10. Herskovits, Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganik.
7
C. Hubungan Agama Dan Kebudayaan Mengenai agama dan budaya, secara umum dapat dikatakan bahwa agama bersumber dari Allah, sedangkan budaya bersumber dari manusia. Agama adalah “karya” Allah, sedangkan budaya adalah karya manusia. Dengan demikian, agama bukan bagian dari budaya dan budaya pun bukan bagian dari agama. Ini tidak berarti bahwa keduannya terpisah sama sekali, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Melalui agama, yang dibawa oleh para nabi dan rasul, Allah Sang Pencipta menyampaikan ajaran-ajaran-Nya mengenai hakekat Allah, manusia, alam semesta dan hakekat kehidupan yang harus dijalani oleh manusia. Ajaran-ajaran Allah, yang disebut agama itu, mewarnai corak budaya yang dihasilkan oleh manusia-manusia yang memeluknya. Pada prinsipnya, Islam datang ke suatu daerah (termasuk ke jazirah Arabia sebagai tempat kelahirannya) tidak untuk menghapuskan semua produk budaya termasuk tradisi yang sudah hidup di tengah masyarakat. Ada tradisi Arab (masa jahiliah) yang dilarang, ada yang dibiarkan, ada yang dikembangkan, dan ada yang diislamkan dan dijadikan bagian dari ajaran Islam. Dalam menghadapi beragam budaya dan tradisi di tengah masyarakat tidak bertentangan dengan pokok-pokok akidah, syariah dan akhlak Islam. Sehingga kebudayaan tersebut dapat diterima sebagai kebudayaan islam. D. Nilai-Nilai Dasar Islam Tentang Kebudayaan Sebuah nilai adalah sebuah konsepsi, explisit atau implisit yang menjadi milik khusus seorang atau ciri khusus suatu kesatuan sosial (masyarakat) menyangkut
sesuatu
yang
diingini
bersama
(karena
berharga)
yang
mempengaruhi pemilihan sebagai cara, alat dan tujuan sebuah tindakan. Dalam proses penilaian selalu dilihat adanya penetapan nilai, pemilihan dan tindakan. Pada konsep nilai tersembunyi bahwa pemilihan nilai tersebut merupakan suatu ukuran atau standar yang memiliki kelestarian yang secara umum digunakan untuk mengorganisasikan sistem tingkah laku.
8
Kumpulan nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dalam suatu sistem budaya bangsa, yaitu suatu rangkaian konsepsi abstrak yang hidup dianggap penting dan berharga, turut serta apa yang dianggap remeh dan tak berharga dalam hidup. Dengan demikian sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup sekaligus berfungsi sebagai suatu sistem tata kelakuan. Sistem ini memberikan arah atau orentasi pada anggotaanggota masyarakat. Orientasi nilai bersifat kompleks, tetapi jelas memberikan prinsip yang bersifat analitik, yaitu yang bersifat pengetahuan, perasaan, kemauan yang memberikan tata (orde) dan arah kepada arus pemikiran dan tindakan anggotaanggota suatu masyarakat, manakala prinsip-prinsip tersebut dihubungkan dengan pemecahan masalah-masalah kehidupan yang umum bagi semua manusia. Prinsip-prinsip ini beragam-beragam, tetapi keragaman tersebut bersifat hanya membedakan tingkat bagian-bagian dari semua elemen-elemen yang universal dari kebudayaan umat manusia. Menurut H.A.R GIBB yang kemudian di terjemahkan oleh M. NATSIR : 1. Islam itu sesungguhnya lebih dari satu sistem agama saja, dia itu adalah satu kebudayaan yang lengkap. 2. Islam itu lebih dari satu sistem peribadatan, ia itu adalah satu kebudayaan yang lengkap sempurna Selain
pendapat
dari
H.A.R
GIBB
diatas,
DR.
H.
ENDANG
SYAEFUDDING AL-ANSHARI juga memberikan beberapa pendapat dalam bukunya yang berjudul “Pokok- Pokok Fikiran Tentang islam” h.23. th 1976 yakni : 1. “Islam itu sesungguhnya lebih dari satu sistem theologi, ia adalah satu sivilissi yang lengkap”. So’alnya ialah : Pertama, “Theologi” tidak sama dengan agama. Kedua : “Theologi” tidak sama pula dengan “Peribadatan”. Ketiga : “Theologi” ialah “studi tentang salah satu aspek agama, yaitu : Creo, Creed atau Aqidah”.
9
2. Pendapat GIBB itu wajar karena dia seorang orientalis, namun tidak wajar dioper begitu saja oleh orang islam yang “commited” terhadap agamanya. Sebabnya : - Pertama : “islam itu wahyu, jadi bukan sisitem theologi, karena theologi adalah “logi”(ilmu, sciense, studies); sedangkan islam bukanlah ilmu (ilmu adalah salah satu cabang dari pad kebudayaan dan ciptaan manusia)”. - Kedua : islam itu wahyu, jadi bukan “civilization” adalah “Man-made”. Karya manusia, ciptaan insani”. 3. Kebudayaan islam bukanlah islam itu sendiri melainkan kebudayaan, yaitu “ Kebudayaan karya orang islam yang commited terhadap agamanya”. Bentuk kebudayaan yang sangat penting dan perlu memperoleh perhatian besar dalam kehidupan sosial, terutama dalam kehidupan masyarakat akademisi, masyarakat intelektual, yang mendorong lahirnya pemikiran-pemikiran intelektual muslim adalah : 1. Berorientasi pada Pengabdian dan Kebenaran Illahi Tujuan penciptaan manusia berdasarkan firman Allah dalam QS. AdzDzariyat: 56, hanyalah untuk beribadah, mengabdi kepada Allah. Karena itu seluruh aktivitas manusia dalam kehidupan ini harus berorientasi pada pengabdian kepada Allah. Untuk menciptakan nilai pengabdian tersebut, manusia harus bertitik tolak pada kebenaran yang ditunjukkan oleh Allah. Dalam QS. Al-Baqarah: 147, Allah berfirman: Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu janagan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. 2. Berpikir Kritis dan Inovatif Berpikir kritis adalah berpikir secara obyektif dan analitis, sedangkan berpikir inovatif adalah berpikir ke depan untuk menemukan pemikiranpemikiran abaru. Berpikir kritis dan inovatif inilah yang telah menghantarkan kemajuan intelektual Islam pada masa keemasannya, golden age, dalam berbagai disiplin ilmu.
10
3. Bekerja Keras Manusia adalah makhluk terbaik yang dianugerahi potensi besar dalam bentuk akal-budi, dan seluruh aktivitas kehidupan manusia dinilai oleh Allah. Anugerah tersebut harus difungsikan secara optimal. Karena itu dalam QS. Al-Qashash: 77, Allah memerintahkan manusia berusaha meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, dan dalam QS. Yusif: 87, Allah melarang berputus asa akan rahmat yang telah Allah anugerahkan, karena putus asa itu adalah sifat orang kafir. 4. Bersikap Terbuka Sikap terbuka berarti mau menerima masukan dan kebenaran yang datang dari orang lain, siapapun dia, dan apapun posisinya. Karena itu, Rasulullah SAW memerintahkan untuk memperhatikan substansi perkataan orang dan bukan siapa orang yang mengatakannya. Kemajuan akan lebih mudah dicapai dengan sikap terbuka, serta memanfaatkan pemikiran, dan kemajuan yang dicapai orang lain, sepanjang tetap sejalan dengan nilai-nilai kebenaran yang ditetapkan Allah. 5. Jujur Dalam kehidupan intelektual, kejujuran mutlak diperlukan, baik dalam bentuk pengakuan terhadap kebenaran pemikiran orang lain, maupun dalam bentuk pengakuan akan keberadaan diri pribadi. Kejujuran akan membimbing manusia dalam proses penemuan kebenaran dan mengemukakan kebenaran secara obyektif. Kejujuran menghindarkan timbulnya kesalahan-kesalahan yang merugikan. Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengingatkan, kebohongan (sikap tidak jujur) merupakan pangkal terjadinya dosa. 6. Adil Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adil menunjukkan sikap yang proporsional dalam mengambil keputusan dalam berbagai persoalan yang berkait dengan banyak pihak yang berkepentingan. Sekalipun sikap adil pada umumnya berkaitan dengan proses peradilan, tetapi adil diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan. Karena itu, dalam QS. An-Nahl:
11
90, Allah memerintahkan berlaku adil, berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, melarang berbuat keji, kemungkaran, dan permusuhan. 7. Tanggung Jawab Tanggungjawab berarti kesediaan menanggung segala resiko atau konsekuensi dari setiap perbuatan yang dilakukan. Setiap perbuatan memiliki konsekuensi baik atau buruk. Hal itu bergantung pada substansi perbuatannya. Oleh karena itu, dalam QS. al-Baqarah: 286, Allah mengingatkan, bahwa setiap manusia akan mendapat pahala sebagai balasan (dari kebajikan) yang dilakukannya, dan mendapat siksa sebagai balasan (dari kejahatan) yang dilakukannya. 8. Ikhlas Ikhlas berarti murni, bersih dari segala unsur yang mengotori atau mencemari nilai niat seseorang untuk berbuat sebagai wujud pengabdian dalam ketaatan kepada Allah. Oleh karena itu, ikhlas dalam niat selalu dikaitkan dengan pengabdian kepada Allah, seperti firman Allah dalam QS. al-Bayyinah: 5. E. Agama Islam Sebagai Sumber Kekuatan Kebudayaan Islam Alquran memiliki posisi yang amat vital dan terhormat dalam masyarakat muslim di seluruh dunia. Di samping sebagai sumber hukum,pedoman moral,bimbingan ibadah dan doktrin keimanan,Alquran juga merupakan sumber peradaban yang bersifat historis dan universal. Dari enam rukun iman yang diyakini umat Islam, ada dua yang tidak gaib, yaitu sosok Nabi Muhammad sebagai sosok historis dan kitab suci Alquran yang bisa kita baca dan kaji kandungannya. Sosok Nabi Muhammad pun bisa disebut gaib dalam pengertian kita tidak hidup sezaman dan hanya mampu membaca dan memahami sebagian kecil saja dari keseluruhan riwayat hidupnya..Yang juga sangat menarik direnungkan, begitu kita membuka dan membaca teks suci Alquran, Alquran sendiri menyuruh pembacanya untuk mengaitkan pesan dirinya
12
dengan teks-teks kauniyah, yaitu wahyu Tuhan yang terhampar dalam jagat semesta. Tidak hanya ayat semesta, Alquran juga menyuruh kita mengintegrasikan pesannya dengan ayat-ayat nafsiyah dan tarikhiyah, yaitu hukum Allah (sunatullah) yang tertulis dalam diri manusia dan dalam hukum sejarah. Dengan demikian, terjadi hubungan dialektik dan saling menafsirkan antara wahyu yang tertulis dalam mushaf Alquran (ayat kitabiyah) dan ayat yang terhampar dalam jagat semesta (ayat kauniyah) dan wahyu tertulis dalam diri manusia (ayat nafsiyah) serta wahyu yang bekerja melalui hukum sejarah (ayat ijtima’iyahtarikhiyah).Peradaban Islam akan tumbuh dan berdiri kokoh manakala mampu mengintegrasikan keempat. Menurut M. Natsir, ada enam sumber kekuatan ajaran Islam. Untuk mencapai suatu kebudayaan bersifat lokal menjadi suatu peradaban manusia yang universal yaitu: - Menghormati akal. Manusia muslim disuruh menggunakan akalnya untuk mengamati dan memikirkan keadaan alam. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an menyatakan betapa pentingnya pengembangan akal bagi kehidupan manusia. Dalam kaitan ini proses ijtihad menjadi penting bagi peningkatan kesejahteraan hidup manusia. - Kewajiban menuntut ilmu. Setiap muslim diwajibkan menuntut ilmu walaupun sampai ke negeri Cina. - Larangan taklid. Setiap orang dilarang mengikuti sesuatu perkara yang ia tidak mempunyai pengetahuan tentang itu meskipun datang dari para leluhurnya. - Mengambil inisiatif. Setiap muslim dikerahkan untuk mengambil inisiatif keduniaan yang dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat umum sekalipun bagi mereka yang tidak seagama, serta mengadakan barangbarang kebutuhan yang tidak ada sebelumnya.
13
- Menggunakan hak-hak keduniaan. Kaum muslimin disuruh mencari ridha Allah atas nikmat yang diterimanya di dunia ini dan menggunakan hak-hak itu sesuai dengan aturan agama. - Aktualisasi nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan nyata kaum muslimin, dianjurkan untuk berhubungan dengan dunia luar, berinteraksi dengan bangsa-bangsa untuk saling bertukar ilmu pengetahuan.
14
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Agama adalah segenap kepercayaan yang disertai dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban untuk menghubungkan manusia dengan Tuhan yang berguna dalam mengontrol dorongan yang membawa masalah dan untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik 2. Kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material. 3. Sebuah nilai adalah sebuah konsepsi, explisit atau implisit yang menjadi milik khusus seorang atau ciri khusus suatu kesatuan sosial (masyarakat) menyangkut sesuatu yang diingini bersama (karena berharga) yang mempengaruhi pemilihan sebagai cara, alat dan tujuan sebuah tindakan. 4. Sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup sekaligus berfungsi sebagai suatu sistem tata kelakuan. 5. Kebudayaan islam adalah suatu karya, cipta, rasa buatan manusia yang tidak bertentangan dengan ajaran dan aturan agama islam 6. Bentuk
kebudayaan
yang
mendorong
lahirnya
pemikiran-pemikiran
intelektual muslim adalah berorientasi pada pengabdian dan kebenaran Illahi, berpikir kritis dan inovatif, bekerja keras, bersikap terbuka, jujur, adil, tanggung jawab dan ikhlas. 7. Budaya islam tidak boleh melanggar norma dan ajaran islam, sehingga agama islam merupakan sumber kekuatan kebudayaan islam yang meliputi menghormati akal, kewajiban menuntut ilmu, larangan taklid, mengambil inisiatif, menggunakan hak-hak keduniaan, dan aktualisasi nilai-nilai islam ke dalam kehidupan nyata kaum muslimin.
15
DAFTAR PUSTAKA
Adam,
Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli.[online] tersdia: https://mediabacaan.blogspot.co.id/2011/03/definisi-kebudayaan-menurutpara-ahli.html Diakses dari http://saiful-jihad.blogspot.co.id/2009/08/ix-kebudayaanislam.html?m=1 Diakses
dari http://harmianobloggers.blogspot.com/2010/03/kebudayaan-danagama.html?m=1
Diakses dari http://belajarmiisjtg.blogspot.com/2014/03/nilai-budaya-islam-dalamkebudayaan.html Diakses dari https://prezi.com/m/ed7xmf1wojmp/nilai-nilai-kebudayaan-islam/ Diakses dari http://anitaramdhani.blogspot.co.id/2011/09/muhammad-natsir-dalamsejarah-pemikiran.html?m=1 http://www.goodreads.com/book/show/6692573-kebudayaan-islam-dalam-perspektifsejarah http://www.kajianteori.com/2015/12/pengertian-agama-menurut-ahli.html https://www.scribd.com/document_downloads/direct/240040106?extension=docx&ft =1497339776<=1497343386&user_id=187603336&uahk=rk36eWoXgb Xbcm-mi-7ppD8--xQ latifah,
Agama dan Budaya. [online] tersedia: http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/36732230/agma_dan_bu daya_latifah.pptx?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Ex pires=1497343151&Signature=bvzHs%2Bz4voluG7bfLkaRit%2F8A9I%3 D&response-contentdisposition=attachment%3B%20filename%3DAgama_dan_budaya_by_lath ifah.pptx
16