BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr Be Belak lakang ang
ASI merupakan salah satu sumber makanan terbaik bagi bayi yang baru lahi lahirr kare karena na memil emilik ikii begi begitu tu bany banyak ak zat zat pent pentin ing g yang ang bagu baguss guna guna mening meningkat katkan kan kekeba kekebalan lan tubuh tubuh terhada terhadap p penya penyakit kit (Kodra (Kodrat, t, 2010). 2010). ASI ASI ksklusi! adalah pemberian ASI sa"a se"ak bayi dilahirkan sampai sekitar usia # bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan $airan lain seperti susu !ormula, air "eruk, air teh, madu, air putih. %ada pemberian ASI eksklusi! bayi "uga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur bayi, bubur nasi, tim, dan sebagainya. s ebagainya. ASI eksklusi! diharapkan dapat diberikan sampai # bulan. (Sidi, dkk, 200&). %rogram ASI ksklusi! merupakan program promosi pemberian ASI sa"a pada bayi tanpa memberikan makanan atau minuman lain. 'ahun 10, pemerintah men$anangkan erakan *asional %eningkatan %emberian ASI (%%AS (%%ASI) I) yang salah satu tu"uannya tu"uannya adalah untuk untuk membuday membudayakan akan perilaku perilaku menyusui se$ara eksklusi! kepada bayi dari lahir sampai usia & bulan. 'ahun 200&, sesuai dengan an"uran +-, pemberian ASI eksklusi! ditingkatkan men" men"ad adii # bulan bulan sebag sebagai aima mana na diny dinyat ataka akan n dala dalam m Keput Keputus usan an ent enteri eri Kesehatan /epublik Indonesia no.&0*KSSKI200& (3a!ar, 2011). Kebi"akan *asional untuk memberikan ASI eksklusi! selama # (enam) bulan
telah
ditetapkan
dalam
1
SK
enteri
Kesehatan
*o.
2
&0enkesSKI200&. ASI eksklusi! adalah Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi sampai bayi berusia # bulan tanpa diberikan makanan dan minuman, ke$uali obat dan 4itamin (5inkes 3ateng, 2016). 5ata S5KI tahun 2010 terhadap pemberian ASI menun"ukkan bah7a 628 bayi di ba7ah umur # bulan mendapat ASI ekslusi!, selebihnya ASI diberikan bersama susu lainnya atau bersama makanan padat. %ada umur #9 bulan, sebesar 1&8 bayi tidak lagi diberi ASI dan :8 mendapat makanan tambahan. al ini menun"ukkan bah7a minuman selain ASI dan makanan pengganti ASI sudah mulai diberikan pada usia dini. ;erdasarkan data yang diperoleh dari pro!il kesehatan kabupatenkota di %ropinsi 3a7a 'engah tahun 2012 menun"ukkan $akupan pemberian ASI eksklusi! hanya sekitar 2,#8, menurun dibandingkan tahun 2011 (&,1<8). =akupan tertinggi adalah Kota Surakarta ,18. Sedangkan yang terendah adalah Kabupaten ;rebes 2,<8 (5inkes 3ateng, 2016), dan berdasarkan data dari 5inas Kesehatan Kabupaten 'emanggung $akupan pemberian ASI sebesar 1<8. Kebutuhan gizi bagi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan de7asa. ;ayi membutuhkan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk men$erna bahan makanan. %rotein yang diperlukan berasal dari ASI ibu yaitu dengan kadar & > 8 dari total kadar kalori dalam ASI. ?emak yang diperlukan <8 dari kalori total dalam susu matur. ineral yang dibutuhkan pada masa ini terdiri dari kalsium, pospor, kalium, dan natrium yang menun"ang pertumbuhan dan perkembangan si bayi. Sedangkan untuk 4itamin ber4ariasi
6
sesuai dengan diet ibu. Setelah umur # bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang sering disebut akanan %endamping ASI (%9ASI). %9ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. %engenalan dan pemberian %9ASI harus dilakukan se$ara bertahap baik bentuk maupun "umlahnya, sesuai dengan kemampuan pen$ernaan bayi (%ro4era7ati dan As!uah, 200) dan dengan pemberian ASI karena adanya !aktor protekti! dan nutrien yang sesuai dalam ASI men"amin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun (Kristiyanasari, 200). %emberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari # bulan karena ASI mengandung semua zat gizi dan $airan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada # bulan pertama kehidupannya. 5an saat bayi berumut #912 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari #08 kebutuhan bayi. una memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan %9ASI.. Setelah umur 192 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 608 dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dian"urkan karena masih memberikan man!aat (Setia7an, 2016). ;erdasarkan kur4a pertumbuhan yang diterbitkan oleh National Center for Health Statistics (NCHS), berat badan bayi akan meningkat dua kali lipat dari berat lahir saat usia # bulan dan meningkat tiga kali lipat dari berat lahir pada usia 12 bulan. ;erat badan bayi yang mendapat ASI eksklusi!, umumnya meningkat dengan $epat tetapi lebih lambat dibanding bayi yang tidak
&
mendapat ASI eksklusi!. enurut penelitian, berat badan bayi yang mendapat ASI lebih ringan dibanding bayi yang mendapat susu !ormula sampai usia # bulan. al ini tidak berarti bah7a berat badan yang lebih besar pada bayi yang mendapat susu !ormula lebih baik dibanding bayi yang mendapat ASI. ;erat berlebih pada bayi yang mendapat susu !ormula "ustru menandakan ter"adi kegemukan. Kegemukan ini dapat berlangsung hingga beran"ak de7asa nanti. Adapun bayi yang diberi ASI tidak perlu kha7atir akan kegemukan, karena ASI menyesuaikan kebutuhan tubuh bayi itu sendiri (*e7man, 2011). %ersentase balita dengan gizi kurang %ro4insi 3a7a 'engah tahun 2012 sebesar &,<<8. %ersentase balita dengan gizi kurang tertinggi di Kota 'egal (16,<68) dan terendah di Kabupaten %ekalongan (0,0#8) (5inkes 3ateng, 2016). Kabupaten 'emanggung merupakan salah satu 7ilayah di %ropinsi 3a7a 'engah. %en$apaian ASI pada tahun 2012 sebesar 218 dan pada tahun 2016 menurun men"adi 1<8 dengan status gizi balita yang ;' sebanyak 261& dan ; sebanyak &. %uskesmas 5harma /ini merupakan salah satu %uskesmas yang ada di 7ilayah Kabupaten 'emanggung. ;erdasarkan data laporan gizi %uskesmas 5harma /ini 'emanggung diperoleh hasil "umlah pen$apaian ASI eksklusi! pada tahun 2016 sebesar 28, sedangkan berdasarkan laporan status gizi balita diperoleh hasil sebanyak 2< (1,228) balita ; dan 22 (0,#8) balita ;' dari total balita sebanyak 22< balita. asil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 2692< 5esember 2016 diperoleh hasil 12 ibu bayi yang melakukan pemeriksaan di
%uskesmas 5harma /ini, ibu menyatakan sudah tidak memberikan ASI se$ara eksklusi!, dan 2 bayi diantaranya mengalami obesitas, sedangkan pada : ibu bayi yang masih memberikan ASI se$ara eksklusi! menun"ukkan 6 bayi diantaranya dengan status gizi baik dan & bayi mengalami obesitas. ;erdasarkan pen"elasan di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan pemberian ASI ksklusi! dengan status gizi ba yi umur &9# bulan di 7ilayah ker"a %uskesmas 5harma /ini Kabupaten 'emanggung 'ahun 201&.
B. Rumusan Masalah
ASI merupakan salah satu sumber makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir karena memiliki begitu banyak zat penting yang bagus guna meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ;agi bayi ASI adalah makanan yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Kabupaten 'emanggung merupakan salah satu 7ilayah di %ropinsi 3a7a 'engah. %en$apaian ASI pada tahun 2012 sebesar 218 dan pada tahun 2016 menurun men"adi 1<8 dengan status gizi balita yang ;' sebanyak 261& dan ; sebanyak &. Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pen$apaiannya dalam 5s adalah status gizi balita. asil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 2692< 5esember 2016 diperoleh hasil 12 ibu
#
bayi yang melakukan pemeriksaan di %uskesmas 5harma /ini, ibu menyatakan sudah tidak memberikan ASI se$ara eksklusi!, dan 2 bayi diantaranya mengalami obesitas, sedangkan pada : ibu bayi yang masih memberikan ASI se$ara eksklusi! menun"ukkan 6 bayi diantaranya dengan status gizi baik dan & bayi mengalami obesitas. ;erdasarkan !enomena masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah @Adakah hubungan pemberian ASI ksklusi! dengan status gizi bayi umur &9# bulan di 7ilayah ker"a %uskesmas 5harma /ini Kabupaten 'emanggung 'ahun 201& B
C. Tujuan Penelitian
1.
'u"uan Cmum enganalisa hubungan pemberian ASI ksklusi! dengan status gizi bayi umur &9# bulan bulan di 7ilayah ker"a %uskesmas 5harma /ini Kabupaten 'emanggung 'ahun 201&.
2.
'u"uan Khusus a.
Cntuk mendeskripsikan pemberian ASI eksklusi! bayi umur &9# bulan bulan di 7ilayah ker"a %uskesmas 5harma /ini Kabupaten 'emanggung 'ahun 201&.
b.
Cntuk mendeskripsikan status gizi bayi umur &9# bulan bulan di 7ilayah ker"a %uskesmas 5harma /ini Kabupaten 'emanggung 'ahun 201&.
:
$.
Cntuk menganalisa hubungan pemberian ASI ksklusi! dengan status gizi bayi umur &9# bulan bulan di 7ilayah ker"a %uskesmas 5harma /ini Kabupaten 'emanggung 'ahun 201&.
D. Ruang Lingkup
1.
ariabel %enelitian ariabel bebas (independent ) dalam penelitian ini adalah pemberian ASI eksklusi! dan 4ariabel terikat (dependent ) adalah status gizi bayi umur &9# bulan.
2.
Subyek %enelitian Subyek dalam penelitian ini adalah bayi berumur &9# bulan.
6.
?okasi %enelitian %enelitian dilaksanakan di 7ilayah %uskesmas 5harma /ini Kabupaten 'emanggung.
&.
+aktu %enelitian %enelitian dilaksanakan pada bulan 3anuari sd 3uni 201&
E. Manaat Penelitian
1.
;agi ;idan Sebagai bahan masukan agar dalam melakukan pelayanan kesehatan pada bayi dengan memantau pemberian ASI eksklusi! terhadap status gizi bayi.
<
2.
;agi Ibu ;ayi Sumber in!ormasi bagi masyarakat bah7a pemberian ASI eksklusi! sangat berman!aat bagi status gizi bayi.
6.
;agi %endidikan Kebidanan asil penelitian ini diharapkan dapat sebagai literatur dan re!erensi tambahan bagi dosen dan mahasis7a lain tentang masalah pengaruh pemberian ASI ksklusi! dengan status gizi bayi &9# bulan.
&.
;agi %enelitian Selan"utnya Sebagai bahan re!erensi untuk melakukan penelitian selan"utnya yang berhubungan dengan ASI eksklusi! dan gizi bayi.