BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Menurut Wall dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad – abad abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar – besaran besaran pada abad ke-20. [1] Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara lain untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. [1] Segala jenis kosmetik mempunyai tujuan yang sama, yaitu memelihara atau menambah kecantikan kulit salah satunya melalui pemakaian kosmetik dekoratif yang dapat mengubah penampilan agar tampak lebih cantik serta noda maupun kelainan pada kulit dapat tertutupi. Salah satu jenis dari kosmetik dekoratif yaitu face tonik. [1] Face Tonik Tonik adalah adalah suatu bahan yang digunakan untuk melembabkan
dan
membersihkan kulit. Selain sebagai pelembab face tonik juga memiliki manfaat lain seperti mengangkat sisa-sisa kotoran di wajah yang tidak bisa diangkat oleh susu pembersih, membersihkan wajah sehingga tidak tampak kusam, menyeimbangkan pH kulit, menciutkan pori – pori kulit, menyegarkan kulit, melembabkan kulit, menambah selapis perlindungan, mencegah bulu tumbuh kedalam, membantu mengurangi dan mencegah timbulnya komedo. Dalam makalah ini penulis akan membuat formulasi baru pada sediaan face tonik dengan perbandingan formula face tonik lain di pasaran dengan menggunakan bahan lainnya.
Face Tonik
Page 1
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah dari makalah ini antara lain : 1. Bagaimana memformulasikan sediaan kosmetik face tonik sesuai standar CPKB ? 2. Bagaimana perbandingan antara formulasi yang akan dibuat dengan yang beredar dipasaran? 3. Bagaimanakah metode pembuatan yang baik untuk formulasi sediaan face tonik yang baru ? 4. Bagaimanakah karakteristik yang baik untuk formulasi sediaan face tonik yang baru? 5. Bagaimanakah evaluasi untuk formulasi sediaan face tonik yang baru ?
I.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini antara lain : a. Untuk mengetahui cara pembuatan face tonik sesuai dengan CPKB. b. Untuk membandingkan formulasi yang akan dibuat dengan yang beredar dipasaran. c. Untuk memahami metode pembuatan yang baik bagi formulasi sediaan face tonik
yang baru. d. Untuk memahami karakteristik yang baik bagi formulasi sediaan face tonik yang baru. e. Untuk memahami evaluasi bagi formulasi sediaan face tonik yang baru.
I.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar dapat menambah wawasan atau pengetahuan yang lebih mengenai face t onik, baik itu dari segi pembuatan, bahan yang digunakan seperti pengawet, pewarna, dll, dan kerusakan-kerusakan pada lipstick. Serta memberikan informasi kepada pembaca, terutama wanita agar lebih memperhatikan lebih baik lagi face tonik yang akan mereka gunakan.
Face Tonik
Page 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Buah Kiwi
Dalam sistematika tumbuhan, buah kiwi diklasifikasikan sebagai berikut
[2]
:
Kerajaan : Plantae Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Ericales
Famili
: Actinidiaceae
Genus
: Actinidia
Spesies
: Actinidia deliciosa
Kiwi adalah sejenis buah beri dengan klompok kultivar dari kayu pohon anggur Actinidia deliciosa dan hibrida antara ini dan spesies pada genus Actinidia asli berasal dari Shaanxi,Cina. Buah kiwi yang normal berbentuk oval, kira-kira sebesar telur ayam (5 – 8 cm / 2 – 3 in dan diameter 4.5 – 5.5 cm / 1¾ – 2 ). Buah ini kaya serat, kulit berwarna hijau-kecokelatan dan daging buah berwarna hijau terang atau keemasan dengan biji kecil, hitam, dan bisa dimakan. Tekstur buah ini sangat halus dan rasanya yang unik, saat ini buah kiwi sudah ditanam di berbagai negara.
[2]
II.1.1 Kandungan Kimia Buah Kiwi
Kiwi ini dikenal sebagai penghasil vitamin C terbesar dibandingkan dengan buah buahan yang lainnya. Untuk lebih detailnya, berikut merupakan kandungan yang dimiliki oleh buah Kiwi per 100 gramnya Protein: 0.99 gram; Air: 83,05 gram; Karbohidrat: 14.88 gram; Kalori: 61 kcal; Abu: 0.64 gram; Lemak: 0.44 gram; Magnesium: 30 mg; Fiber: 3.4 gram; Besi: 0.41 mg; Vitamin C: 75.0 mg; Potassium, K: 332 mg; Vitamin A: 9 mcg; Calcium: 26 mg; Phosphorus, P: 40 mg; Niacin: 0.500 mg; Vitamin A: 175 iu; Retinol: 0 mcg; Sodium: 5 mg; Thiamin: 0.020 mg; Kolesterol: 0 mcg; Riboflavin: 0.050 mg. [3]
Face Tonik
Page 3
II.2 Anatomi Kulit
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada didalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.[4]
II.2.1 Struktur Kulit
1. Epidermis Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel - sel epidermis disebut
keratinosit .
Epidermis melekat erat pada dermis karena secara
fungsional epidermis memperoleh zat - zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding - dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. [4] 2. Dermis Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus - menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan Face Tonik
Page 4
kulit. Ketebalan rata - rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat - serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel. Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit. [4] 3. Hipodermis Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur. [4]
Dari sudut kosmetika, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik karena kosmetika dipakai pada epidermis itu. Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basalis. Marchionini (1929) menemukan bahwa stratum korneum dilapisi oleh suatu lapisan tipis
lembab yang bersifat asam, sehingga ia menamakannya sebagai “mantel asam kulit”. Tingkat keasamannya (pH) umumnya berkisar antara 4,5 – 6,5.
Fungsi pokok “mantel asam” kulit yaitu : 1. Sebagai penyangga (buffer) yang berusaha menetralisir bahan kimia yang terlalu asam atau terlalu alkalis yang masuk ke kulit. 2. Membunuh atau menekan pertumbuhan mikroorganisme yang membahayakan kulit. Dengan sifat lembabnya sedikit banyak mencegah kekeringan kulit.
Face Tonik
[5]
Page 5
II.2.2 Klasifikasi Kulit
Klasifikasi kulit umumnya terdiri atas 3 jenis [6] : 1. Kulit Normal Merupakan kulit ideal yang sehat, tidak mengkilap atau kusam, segar dan elastis dengan minyak dan kelembaban yang cukup. 2. Kulit Berminyak Kulit yang mempunyai kadar minyak permukaan kulit yang berlebihan sehingga tampak mengkilat, kotor dan kusam, biasanya pori kulit lebar sehingga kesannya kasar dan lengket. 3. Kulit Kering Kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang atau sedikit sehingga pada perabaan terasa kering, kasar karena banyak lapisan kulit yang lepas dan retak, kaku atau tidak elastis dan mudah terlihat kerutan.
II.2.3 Fungsi Kulit
Fungsi biologik kulit diantaranya sebagai berikut
[7]
:
1. Proteksi Serabut elastis yang terdapat pada dermis serta jaringan lemak subkutan berfungsi mencegah trauma mekanik langsung terhadap interior tubuh. Lapisan tanduk dan mantel lemak kulit menjaga kadar air tubuh dengan cara mencegah masuknya air dari luar tubuh dan mencegah penguapan air, selain itu juga berfungsi sebagai barrier terhadap racun dari luar. Mantel asam kulit dapat mencegah pertumbuhan bakteri di kulit. 2. Thermoregulasi Kulit mengatur temperatur tubuh melalui mekanisme dilatasi dan konstriksi pembuluh kapiler dan melalui perspirasi, yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Pusat pengatur temperatur tubuh di hipotalamus. Pada saat temperatur badan menurun terjadi vasokonstriksi, sedangkan pada saat temperatur badan meningkat terjadi vasodilatasi untuk meningkatkan pembuangan panas. 3. Persepsi sensoris Kulit sangat sensitif terhadap rangsangan dari luar berupa tekanan, raba, suhu dan nyeri. Beberapa reseptor pada kulit untuk mendeteksi rangsangan dari luar diantaranya adalah Benda Meissner, Diskus Merkell dan Korpuskulum Golgi sebagai reseptor raba, Korpuskulum Panici sebagai reseptor tekanan, Korpuskulum Ruffini dan Benda Krauss sebagai reseptor suhu dan Nervus End Plate sebagai
Face Tonik
Page 6
reseptor nyeri. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor-reseptor tersebut dan diteruskan ke sistem saraf pusat selanjutnya diinterpretasi oleh korteks serebri. 4. Absorbsi beberapa bahan dapat diabsorbsi kulit masuk ke dalam tubuh melalui dua jalur yaitu melalui epidermis dan melalui kelenjer sebasea dari folikel rambut. Bahan yang mudah larut dalam lemak lebih mudah diabsorbsi dibandingkan bahan yang larut air. 5. Fungsi Lain Kulit dapat menggambarkan status emosional seseorang dengan memerah ataupun memucat. Kulit dapat juga mensintesa vitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet.
II.3 Kosmetika
Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti ”berhias”. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Namun, sekarang kosmetika tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan.
[6]
Definisi kosmetika menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 445/ MenKes/
Permenkes/ 1998 adalah sebagai berikut: “Kosmet ika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan
suatu penyakit.” Kosmetika biasanya mengandung bahan seperti lemak, minyak, ester lilin, minyak ester humektan, pewarna, dan lain-lain. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih bahan baku kosmetika salah satunya adalah sangat baik dan aman untuk digunakan serta stabil terhadap pengaruh oksidasi dan pengaruh luar lainnya.
[7]
Tujuan awal penggunaan kosmetika adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara merias setiap bagian tubuh yang terpapar oleh pandangan sehingga terlihat lebih menarik dan sekaligus juga menutupi kekurangan (cacat) yang ada.
Face Tonik
Page 7
II.3.1 Kosmetika Dekoratif
Kosmetika dekoratif semata-mata hanya melekat pada alat tubuh yang dirias dan tidak bermaksud untuk diserap ke dalam kulit serta mengubah secara permanen kekurangan (cacat) yang ada. Kosmetika dekoratif terdiri atas bahan aktif berupa zat warna dalam berbagai bahan dasar (bedak, cair, minyak, krim, tingtur, aerosol) dengan pelengkap bahan pembuat stabil dan parfum. Berdasarkan bagian tubuh yang dirias, kosmetika dekoratif dapat dibagi menjadi
[7]
:
1) Kosmetika rias kulit (wajah); 2) Kosmetika rias bibir; 3) Kosmetika rias rambut; 4) Kosmetika rias mata; dan 5) Kosmetika rias kuku. Peran zat warna dan zat pewangi sangat besar dalam kosmetika dekoratif. Pemakaian kosmetika dekoratif lebih untuk alasan psikologis daripada kesehatan kulit.
Tabel 2.1 Batas Kadaluwarsa Beberapa Jenis Kosmetik Dekoratif
Face Tonik
Page 8
II.3.2 Persyaratan Kosmetik Dekoratif
Persyaratan untuk kosmetika dekoratif antara lain: a. Warna yang menarik b. Bau yang harum menyenangkan c. Tidak lengket d. Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau e. Tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku, dan lainnya.
II.3.3 Pembagian Kosmetik Dekoratif
Pembagian kosmetika dekoratif yaitu: a. Kosmetika dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaiannya sebentar. Misalnya: bedak, pewarna bibir, pemerah pipi, eye shadow, dan lain-lain. b. Kosmetika dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu yang lama baru luntur. Misalnya: kosmetika pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut, pelurus rambut, dan lain-lain. II.4 Face Tonik / Penyegar wajah
Face Tonik adalah suatu bahan yang digunakan untuk melembabkan
dan
membersihkan kulit. Penyegar mampu membersihkan sisa-sisa kotoran dan membuat kulit lebih kencang karena pori-pori menutup. II.4.1 Manfaat dari Face Tonic
Adapun manfaat penggunaan face tonic ialah :
mengangkat sisa-sisa kotoran di wajah yang tidak bisa diangkat oleh susu pembersih
membersihkan wajah sehingga tidak tampak kusam
menyeimbangkan pH kulit,
menciutkan pori – pori kulit,
menyegarkan kulit dan melembabkan kulit
menambah selapis perlindungan dan mencegah bulu tumbuh kedalam
membantu mengurangi dan mencegah timbulnya komedo.
Face Tonik
Page 9
II.4.2 Persyaratan Face Tonik
Dari sudut pandang kualitas, Face tonik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi b. Harus tidak berbau, paling tidak nyaman bagi pemakai c. Harus stabil selama pemakaian pada kulit
II.5 Komponen dalam Sediaan Face Tonik
a. Metil paraben Pemeriannya yaitu berupa hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar. Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol dan dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol, dan dalam gliserol. Suhu leburnya antara 1250C hingga 128 0C. Khasiatnya sebagai zat tambahan (zat pengawet).
[9]
b. Propilen glikol Propilen glikol beupa cairan jernih, tidak berwarna, dan praktis tidak berbau, rasa agak manis, dan stabil jika bercampur dengan gliserin, air, dan alkohol. Propilen glikol sangat luas digunakan dalam kosmetika sebagai pelarut. Dalam kosmetika propilen glikol berfungsi sebagai humektan.
Face Tonik
[10]
Page 10
BAB III METODOLOGI
III.1 Formula Baru
III.2 Metode Pembuatan Face Tonik
III.3 Evaluasi Sediaan Face Tonik
Face Tonik
Page 11
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1 Formulasi Sediaan Face Tonik dari Produk Pasaran sebagai Pembanding
Bahan
Formula I
Formula II
Formula III
Formula IV
Formula
Wardah
Viva -
Viva –
Viva –
Kelompo
Bengkoang
Green Tea
Lemon
k
√
√
√
Aqua
√
PEG-4-Hydrogenated
√
Fungsi
Pelarut
Castor Oil Triethanolamine
√
2 - 4%.
Emulsifying agent,
Glycolic Acid
√
Niacinamide
√
Fragrance
√
Sargassum Filipendula
√
√
6 – 10 %
pelarut
4%
Anti aging Pengaroma
(Seaweed) Extract Tocopheryl Acetate
√
0,1
– 0,3 Antioksidan
% Benzyl Alkohol
√
Methylchloroisothiazo
√
<0,05 %
Pelarut Antimikroba
linone Licorice (Glycyrrhiza
√
Glaba) Extract Etanol
√
Sorbitol
√
Pachyrrhizus
Erosus
√
>10%
Antimikroba
<8%
Pelarut
0.02 – 0.3
Pengawet
√
Extract Methylparaben
√
√
√
% Polysorbate 80
Face Tonik
√
Page 12
√
Propylene Glycol
√
5 – 80 %
Humektan, Antimikroba
Sunflower (Heliathus
√
Annuus) Seed Oil PEG 40 Hydrogenated
√
√
√
0,5 – 22 %
Emulsifyer
Castor Oil
√
Citric Acid Camellia
Sinensis
√
Oil
√
Leaf Extract Tea
Tree
(Melaleuca alternifolia) Allantoin
√
Witch Hazel Distillate
√
Acidum Tartaricum
√
Anti iritasi
1,5 %
Sequestering agent
√
Cl. 19140
√
warna kuning lemon
√
Cl. 42090
√
Perfume
√
Warna Biru
√
Pengaroma
Produk 1 : Wardah – Lightening face Tonik (PT.Paragon Technology and Innovation)
Keuntungan : Toner dengan pH balance mengandung ekstrak Licorice, Seaweed dan Vitamin E. Membantu membersihkan minyak dan sisa cleaser serta memberikan rasa nyaman dan segar di kulit wajah. Alcohol free, tidak membuat kulit kering. Produk 2 : Viva - Face Tonic Bengkoang (PT Vitapharm)
Keuntungan : Lotion penyegar untuk kulit normal, mengandung bahan alami Ekstrak Bengkuang dan Ekstrak Sunflower yang berfungsi untuk membersihkan sisa – sisa susu pembersih,
Face Tonik
Page 13
menyegarkan kulit, serta merawat elastisitas/kelenturan kulit wajah anda sehingga tampak lebih cerah berseri.
Produk 3 : Viva - Face Tonic Green Tea
Keuntungan : Harganya murah, tidak mengandung alkohol (cocok buat kulit sensitif), tidak menyebabkan iritasi, tidak membuat kulit jadi berminyak ataupun kering kerontang, membuat kulit menjadi lebih lembab, wanginya soft dan tidak disturbing Produk 4 : Viva - Face Tonic Lemon
Keuntungan : Lation penyegar untuk kulit berminyak, mengandung Ekstrak Lemon yang berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa susu pembersih, menyegarkan kulit, mengecilkan pori-pori dan membantu merawat kulit berjerawat serta melembabkan kulit wajah.
IV.2 Formula Baru
Komposisi
Konsentrasi (%)
IV.3 Prosedur Pembuatan Face Tonik
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
IV.4 Evaluasi Sediaan
IV.5 Keuntungan Sediaan
Keuntungan dari sediaan yang kami rancang dan buat ialah Face Tonik
Page 14
IV.6 Kemasan Produk
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
Face Tonik
Page 15
DAFTAR PUSTAKA
1. Tranggono, R.I, Latifah, F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik , Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2.
http://id.wikipedia.org/wiki/Buah_kiwi#Kandungan_penting_buah_kiwi
(Diakses 6 januari 2014) 3.
http://www.deherba.com/mengenal-buah-kiwi-dan-khasiatnya.html
(Diakses 6 januari 2014) 4. Mitsui, T., (1997). New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsevier. Pages:19-21,121,386. 5. Anonima. (1990). Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 00386/C/SK/II/90 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 239/Menkes/Per/V/85 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan sebagai Bahan Berbahaya. 6. Wasitaatmadja, S M., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik , Jakarta : Universitas Indonesia Press. Hal: 26, 28, 122, 124. 7. Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 83, 85, 86, 195-197 http://medicafarma.blogspot.com/2008/09/sedian-lipstik.html (Diakses 8 Nov 2013) 8.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal: 57, 72, 157, 186, 550, 822
9.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal: 33, 56, 141, 378, 459, 534, 633.
10.
http://harmoniku21.blogspot.com/2012/06/viva-perawatan-dasar.html Face Tonik
Page 16
http://sweetspearls.com/health/alasan-mengapa-wajib-menggunakan-facial-toner/
Face Tonik
Page 17