BAB I PENDAHULUAN
1.1
Sejarah Perkembangan PT. PERTAMINA (PERSERO) RU III
Minyak bumi pertama kali digunakan di Indonesia sekitar abad ke-8, dimana pada saat terjadinya peperangan antara pasukan armada Adjeh (Aceh) yang melawan tentara Portugis. Pencarian minyak bumi secara komersil dilakukan pertama kali di Indonesia pada tahun 1871 di lereng Gunung Ciremai, Majalengka, Jawa Barat. Kemudian berturut-turut ditemukan sumur minyak bumi di Indonesia yang dikelolah oleh perusahaan Asing. Namun setelah Indonesia merdeka, maka dilakukanlah usaha oleh pemerintah agar perindustrian minyak yang ada di Indonesia dapat diambil alih. PT.PERTAMINA (PERSERO) adalah badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang penambangan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.Pertamina berkomitmen mendorong proses transformasi internal dan pengembangan yang berkelanjutan guna mencapai standar internasional dalam pelaksanaan operasional dan tatakelola lingkungan yang lebih baik,serta peningkatan kinerja perusahaan sebagai sasaran bersama. Pada bulan Januari 1951,didirikan Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia yang kegiatannya meliputi wilayah Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Setelah menngalami perdebatan, pada bulan Oktober 1956 di tetapkan bahwa lapangan minyak Sumatera Utara tidak dikembalikan ke Shell dan berada di bawah pengawasan Pemerintah Pusat. Pada tanggal 22 Juli 1957, pemerintah memutuskan menyerahkan lapangan minyak Sumatera Utara kepada KSAD, yang kemudian mengubah namanya menjadi PT.Explotasi Tambang Minyak Sumatera (PT.ETMSU). Pada
tahun
1960
pemerintah
mengeluarkan
undang-undang
untuk
membentuk tiga perusahaan negara di sektor minyak dan gas bumi. Ketiga perusahaan tersebut adalah : 1.
PN. PERTAMIN, Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Indonesia (disahkan berdasarkan PP No. 3/1961). Perusahaan ini bermula dari 1
2
perusahaan Nederlandsche Indische Aardolie Maatschappij (NIAM) yang didirikan tahun 1921. Pada tanggal 1 Januari 1959 namanya berubah menjadi
PT.
Pertambangan
Minyak
Indonesia
(PT.
PERMINDO).
Kemudian pada tahun 1965 PN. ini mengambil alih semua kekayaan PT. Shell Indonesia termasuk di dalamnya kilang Plaju, Balikpapan, dan Wonokromo. 2.
PN. PERMINA, Perusahaan Negara Perusahaan Minyak Nasional (disahkan berdasarkan PP No. 198/1961). Perusahaan ini merupakan peralihan nama dari PT. ETMSU. Sejak tahun 1961 PN. inilah yang melakukan operasi penyediaan dan pelayanan bahan bakar minyak dalam negeri.
3.
PN. PERMIGAN, Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Nasional (disahkan berdasarkan PP No. 199/1961). Perusahaan ini semula berasal dari Perusahaan Tambang Minyak Rakyat Indonesia (PTMRI) yang berlokasi di Sumatera Utara, namanya berubah menjadi PN. PERMIGAN pada tahun 1961. Pada tanggal 6 April 1962, pemerintah Indonesia membeli semua fasilitas penyulingan dan produksi PT. Shell di Jawa Tengah. Namun karena kinerjanya yang semakin memburuk, PN.ini dibubarkan pada tahun 1965 melalui SK Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No. 6/M/MIGAS/ 66. Kekayaan yang dimilikinya berupa sumur minyak dan penyulingan di Cepu dijadikan pusat pendidikan dengan dibukanya Akademi Minyak dan Gas Bumi. Fasilitas pemasarannya diserahkan pada PN. PERTAMIN sedangkan fasilitas produksinya diserahkan pada PN. PERMINA. Pada tanggal 20 Agustus 1968 dalam rangka mempertegas struktur dan
prosedur kerja demi memperlancar usaha peningkatan produksi minyak dan gas bumi, dibentuk Perusahaan Negara Pertambangan minyak dan Gas Bumi Nasional (PN.PERTAMINA) yang melebur PN.PERMINA dan PN.PERTAMIN.Tujuan peleburan ini adalah agar dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi di bidang perminyakan nasional di dalam wadah suatu Integrated Oil Company dengan satu manajemen yang sempurna.
3
Kemudian PN.PERTAMINA diubah menjadi PERTAMINA (Pertambangan Minyak dan Gas Negara). Dan pada tahun 2003, PERTAMINA dijadikan Persero dengan nama PT. PERTAMINA (PERSERO).Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri, PT. PERTAMINA hingga saat ini telah mengoperasikan 6 Refinery Unit (RU) yang tersebar di Indonesia, yaitu: 1.
RU I ( Idle/Off)
: Pangkalan Brandan, Sumatera Utara
2.
RU II
: Dumai, Riau
3.
RU III
: Plaju dan Sungai Gerong, Sumatera Selatan
4.
RU IV
: Cilacap, Jawa Tengah
5.
RU V
: Balikpapan, Kalimantan Timur
6.
RU VI
: Balongan, Jawa Barat
7.
RU VII
: Kasim, Papua
Adapun peta ke 6 Refinery Unit saat ini dari PT.PERTAMINA (PERSERO) seperti yang ditampilkan pada Gambar 1.
Sumber: Pedoman BPST Angkatan XIV.Penerbit Pertamina, Palembang, 2014
Gambar 1.Peta Refinery Unit PT.PERTAMINA (PERSERO) di Indonesia PT. PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong merupakan satu dari Refinery unit pengolahan yang dimiliki oleh PT. PERTAMINA. Daerah operasi PT. PERTAMINA RU III ini meliputi kilang Plaju dan Sungai Gerong serta terminal Pulau Sambu dan Tanjung Uban.
4
Kilang minyak Plaju didirikan oleh Shell sebuah perusahaan asing milik Belanda pada tahun 1903, yang mengolah minyak mentah dari Prabumulih dan juga mengolah minyak mentah dari Jambi di tahun 1923. Pada tahun 1965 pemerintah Indonesia mengambil alih kilang Plaju dari PT. Shell Indonesia. Kilang Plaju mempunyai kapasitas produksi 110 MBCD ( Million Barrel Calender Day). Kilang Sungai Gerong didirikan oleh Stanvac sebuah perusahaan minyak asing milik Amerika Serikat pada tahun 1922. Kilang yang berkapasitas produk 70 MBCD ini kemudian dibeli PT. PERTAMINA (PERSERO) pada tahun 1970, sekarang kapasitasnya tinggal 25 MBCD sesuai dengan unit yang masih ada. Pada tahun 1973, kedua kilang ini mengalami proses integrasi. Kedua kilang ini disebut dengan Kilang Musi. Kilang ini di bawah pengawasan Pertamina RU III dan bertanggung jawab dalam pengadaan BBM untuk wilayah Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung. Sebagian besar peralatan di Kilang Plaju menggunakan teknologi lama sehingga sudah tidak efisien lagi.Normalnya umur pabrik ini adalah 20 tahun, namun pada kenyataannya pabrik sudah beroperasi melebihi umur normal pabrik. Berdasarkan pertimbangan tersebut direncanakanlah pembuatan kilang minyak baru yang disebut Proyek Kilang Musi (PKM). Sesuai dengan kebijakan pemerintah yang tercantum dalam Inpres Nomor 12 dan 13 tahun 1983 tentang penjadwalan kembali PKM, maka pelaksanaan PKM dilakukan secara bertahap. PKM tahap pertama dijalankan pada tahun 1982 dengan menitikberatkan pada konservasi energi dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi unit-unit proses. Hal ini diwujudkan dengan melakukan revamping dan pembangunan unit baru. Upaya yang telah dilakukan pada PKM tahap I adalah sebagai berikut: 1.
Revamping dapur dan beberapa peralatan CD Plaju untuk menurunkan pemakaian bahan bakar.
2.
Revamping FCCU dan unit Light End Sungai Gerong.
3.
Pembangunan distilasi bertekanan hampa ( New Vacuum) Distilation Unit , NVDU di Sungai Gerong dengan kapasitas produksi 48 MBCD long residue.
4.
Mengganti koil pemanas tangki.
5
5.
Melengkapi fasilitas transfer produk antara kilang Plaju dan Sungai Gerong.
6.
Memanfaatkan semaksimal mungkin.
Dengan upaya tersebut, pemakaian Refinery fuel menurun dari 11,07 % menjadi TSRF/ton crude. Proyek kilang Musi Tahap I telah selesai bulan September 1986. Tahap II dari PKM dijalankan pada tahun 1991 dengan melakukan pembaruan sebagai berikut: 1.
Peningkatan kapasitas produksi-produksi kilang Polypropylene menjadi 45.000 ton/tahun.
2.
Revamping RFCCU dan unit alkilasi.
3.
Redesign siklon FCCU Sungai Gerong.
4.
Modifikasi unit Redistiller I/II Plaju.
5.
Pemanasan Gas Turbine Generator Complex (GTCC) dan perubahan frekuensi listrik dari 60 Hz ke 50 Hz.
6.
Pembangunan Water Treatment Unit (WTU) dan Sulphur Acid Recovery Unit (SAU). Secara umum, sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) RU III dan
perubahan-perubahan yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Sejarah PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong Tahun
Sejarah
1903 1922 1957
Pembangunan Kilang Minyak di Plaju oleh Shell (Belanda) Kilang Sungai Gerong dibangun oleh STANVAC (AS) Kilang Plaju diambil alih oleh PT. Shell Indonesia
1965
Kilang Plaju/Shell dengan kapasitas 100 MBCD dibeli oleh negara/PERTAMINA
1970
Kilang Sungai Gerong/STANVAC dibeli oleh negara/PERTAMINA
1971
Pendirian kilang polypropylene untuk memproduksi pellet polytam dengan kapasitas 20.000 ton/th
1973
Integrasi operasi kilang Plaju – Sungai Gerong
1982
Pendirian Plaju Aromatic Center (PAC) dan Proyek Kilang Musi (PKM I) yang berkapasitas 98 MBSD
1982
Pembangunan High Vacuum Unit (HVU) Sungai Gerong dan revamping CDU (konservasi energi)
6
1984
Proyek pembangunan kilang TA/PTA dengan kapasitas produksi 150.000 ton/th Kilang PTA ( Purified Terephtalic Acid ) mulai berproduksi dengan kapasitas 150.000 ton/th
1986 1987 1988 1990
Proyek pengembangan konservasi energi/ Energy Conservation Improvemant (ECI) Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang (UPEK) Debottlenecking kapasitas kilang PTA menjadi 225.000 ton/th
1994
PKM II: Pembangunan unit polypropylene baru dengan kapasitas 45.200 ton/th, revamping RFCCU – Sungai Gerong dan unit alkilasi, redesign siklon RFCCU Sungai Gerong, modifikasi unit Redistilling I/II Plaju, pemasangan Gas Turbine Generator Complex (GTGC) dan perubahan frekuensi listrik dari 60 Hz ke 50 Hz, dan pembangunan Water Treatment Unit (WTU) dan Sulphuric Acid Recovery Unit (SARU)
2002
Pembangunan jembatan integrasi Kilang Musi
2003
Jembatan integrasi Kilang Musi yang menghubungkan Kilang Plaju dengan Sungai Gerong diresmikan
2007
Kilang TA/PTA berhenti beroperasi
Sumber: Pedoman BPST Angkatan XIV Pertamina. 1999. Palembang.
1.1.1 Visi dan Misi a. Visi
“Menjadi Perusahaan yang Unggul dan terpandang” (To be a respected leading company) b. Misi
1. Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia 2. Merupakan identitas bisnis yang dikelola secara provesional, kompetitif, dan berdasar tata nilai unggulan 3. Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja, dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional
1.1.2 Logo dan Slogan
Sudah selama 37 tahun (20 Agustus 1968 - 1 Desember 2005) orang mengenal logo kuda laut sebagai identitas PERTAMINA.Pemikiran perubahan
7
logo sudah dimulai sejak 1976 setelah terjadi krisis PERTAMINA. Pemikiran tersebut dilanjutkan pada tahun – tahun berikutnya dan diperkuat melalui tim restrukturisasi PERTAMINA tahun 2000 (Tim Citra) termasuk kajian yang mendalam dan komprehensif sampai pada pembuatan TOR dan perhitungan biaya. Akan tetapi program tersebut sempat tidak terlaksana karena adanya perubahan kebijakan atau pergantian direksi.Wacana perubahan logo tetap berlangsung sampai dengan terbentuknya PT. PERTAMINA (PERSERO) pada tahun 2003. Adapun pertimbangan pergantian logo yaitu agar dapat membangnun ssemangat baru, mendorong perubahan corporate culture bagi seluruh pekerja, mendapatkan image yang lebih baik diantara global oil dan gas kompanis serta mendorong daya saing perusahaan dalam menghadapi perubahan – perubahan yang terjadi, antara lain : a.
Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi perseroan
b.
Perubahan strategi perusaan untuk menghadapi persaingan pasca PSO dan semakin banyak terbentuknya entitas bisnis baru bidang hulu dan hilir. Logo baru PERTAMINA seperti yang ditampilkan Gambar 2 sebagai
identitas perusahaan dikukuhkan dan diberlakukan terhitung mulai tanggal 10 Desember 2005.Selama masa transisi, lambang/tanda pengenalPERTAMINA masih dapatdipergunakan.
Sumber : PT. PERTAMINA ( PERSERO ) RU – III Plaju – Sei. Gerong
Gambar 2. Logo PT. PERTAMINA (PERSERO)
Arti makna Logo :
8
1.
Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan yang merupakan representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang bergerak maju dan progresif
2.
Warna-warna yang berani menunjukkan
langkah besar yang diambil
PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis dimana : a.
Biru
: mencerminkan andal, dapat dipercaya, dan bertanggung
jawab, b.
Hijau
: mencerminkan sumber daya energi yang berwawasan
lingkungan, c.
Merah
: mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian
dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.
Peranan PT. PERTAMINA (PERSERO) dalam pembangunan adalah: 1.
Menyediakan dan menjamin pemenuhan akan kebutuhan BBM.
2.
Sebagai sumber devisa negara.
3.
Menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih teknologi dan pengetahuan. Ketika PERTAMINA membeli kilang minyak Sei.Gerong dari PT Stanvac
tahun 1970, pada saat itu tumbuh tekad untuk melaksanakan kemandirian bangsa di bidang energi dengan mengoperasikan kilang minyak sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
1.2
Lokasi dan Tata Letak Pabrik
PERTAMINA RU III Plaju dan Sungai Gerong berlokasi di Palembang, Sumsel. Di lingkungan RU III Plaju-Sungai Gerong selain terdapat kilang-kilang proses beserta sarana penunjangnya, juga terdapat sarana perkantoran, perumahan, rumah sakit, sarana ibadah (masjid dan gereja), sarana olahraga, sarana pendidikan, serta penunjang lainnya. PERTAMINA RU-III memiliki 2 buah kilang, yaitu :
9
a)
Kilang minyak Plaju, yang berbatasan dengan Sungai Musi di sebelah selatan dan Sungai Komering di sebelah barat.
b) Kilang minyak Sungai Gerong, yang terletak di persimpangan Sungai Musi dan Sungai Komering. Kilang RU-III Plaju/Sungai Gerong mempunyai 2 unit produksi yaitu : a)
Unit Produksi I (Kilang BBM/Petroleum) yang mengolah minyak mentah. Kilang BBM/ Petroleum terdiri dari primary proses dan secondary proses.
b)
Unit Produksi II (Kilang Petrokimia).Kilang petrokimia yang terdiri dari kilang Polypropylene. PERTAMINA RU III memiliki dermaga Plaju dan dermaga Sungai Gerong
sebagai transportasi bahan baku dan produk.Untuk lebih jelasnya, lokasi PT. PERTAMINA (PERSERO) RU III (Gambar 3).
Sumber: Pedoman BPST Angkatan XIV.Penerbit Perta mina,Palembang,2014
Gambar 3. DenahPT. PERTAMINA (PERSERO) RU III Plaju-Sungai Gerong.
Luas wilayah kerja PT.PERTAMINA (PERSERO) RU III 921,02 Ha, sedangkan luas wilayah efektif yang dipergunakan oleh PT. PETAMINA (PERSERO) RU III dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:
10
Tabel 2. Wilayah Penjabaran PT.PERTAMINA (PERSERO) RU III No
Tempat
Luas (Ha)
1.
Area Perkantoran Kilang Plaju
229,60
2.
Area Kilang Sungai Gerong
153,90
3.
Diklat-SDM Sungai Gerong
34,95
4.
RDP dan Lap. Golf Bagus Kuning
51,40
5.
RDP Kenten
21,20
6.
Lapangan Golf Kenten
80,60
7.
RDP Plaju, Sungai Gerong dan Ilir
349,37
Total
921,02
Sumber: pedoman BPST Angkatan XIV.Penerbit Pertamina,P alembang, 2014
1.3
Stuktur Organisasi dan Manajemen Perusahaa
Didalam menata dan mengelolah perusahaannya,Pertamina memiliki berbagai macam struktur organisasi dan manajemen perusahaan. GeneralManager juga langsung membawahi kilang PERTAMINA RU III sekarang ini sudah menjadi perusahaan stabil data yang sesuai dengan standar internasional. Struktur Organisasi PERTAMINA RU III Plaju berbentuk line staff, dipimpin oleh seorang General Manager yang bertanggung jawab langsung kepada Director Refinery Pertamina Pusat di Jakarta, Struktur Organisasi PERTAMINA RU III.
1.3.1 Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU-III
Berdasarkan surat keputusan No. Kpst-004/E3000/2000-50 pada tanggal 18 Februari 2000 struktur organisasi di PT. Pertamina (Persero) RU III diubah. General Manager RU (GM RU III) membawahi beberapa manager. General Manager juga langsung membawahi kilang PT Pertamina (Persero) RU III sekarang ini sudah menjadi perusahaan stabil data yang sesuai dengan standar internasional. Struktur Organisasi Pertamina RU III Plaju berbentuk line staff, dipimpin oleh seorang General Manager yang bertanggung jawab langsung
11
kepada Direktur Pengolahan Pertamina Pusat di Jakarta, Struktur Organisasi PT PERTAMINA (PERSERO) RU III terdapat pada Gambar 4 berikut:
P Gambar 1.3 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) RU III
Sumber: Pedoman BPST Angkatan XIV.Penerbit Pertamina, Palembang, 2014
Gambar 4. Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) RU III Keterangan singkat pada gambar 4: 1.
General Manager
2.
Secretary
3. Production Manager 4. Refinery Planning & Optimization Manager 5. Maintenance Planning & Support Manager 6. Maintenance Execution Manager 7. Engineering & Development Manager
12
8. Reliability Manager 9. Procurement Manager 10. HSE Manager 11. Coordinator OPI 12. General Affairs Manager
General Manager PT. PERTAMINA (PERSERO) RU-III langsung membawahi beberapa manager yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing, dimana masih terdapat keterikatan diantara tugas-tugas manager tersebut. Adapun bidang-bidang yang dipegang manager yang ada di bawah GM RU III antara lain: 1.
Manager E ngineering and Development Bertugas untuk melakukan pengembangan kilang demi menghasilkan produk yang bernilai jual dengan modifikasi pada proses sehingga dihasilkan kondisi operasi yang lebih efisien dan ekonomis.
2.
Manager Reliability Bertugas untuk mengendalikan seluruh kegiatan bagian inspeksi Unit Reliabilitas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan evaluasi pemeriksaan, penguji peralatan stationary, memberikan saran/rekomendasi dalam rangka meyakinkan kondisi layak operasi peralatan kilan dan peralatan penunjang lainnya.
3.
Manager Refinery Planning and Optimization Bertugas untuk merencanakan pengolahan untuk mencari gross-margin sebesar-besarnya, menyiapkan dan menyajikan perspektif keekonomian kilang, serta mengembangkan perencanaan yang dapat memaksimumkan pendapatan berdasarkan pasar dan kondisi kilang yang ada.
4.
Manager Production Bertugas untuk menyelenggarakan (operator) pengolahan minyak mentah (crude) menjadi produk BBM dengan biaya semurah-murahnya.
5.
Manager Maintenance Planning and Support
13
Menjaga peralatan kilang yang tersedia dalam jangka waktu tertentu agar proses pengolahan berjalan lancar dan target pengolahan dapat tercapai dengan cara merawat memperbaiki secepat mungkin peralatan operasi. 6.
Manager General Affairs and Legal Generalaffairs membidangi public relations yang mencakup external relations,
CSR,
internal
relations
and
protokoler ,
serta
media
relations.Sedangkan fungsi Legal memiliki peran untuk pengamanan asetaset yang dimiliki kilang, perijinan, pengkajian Undang-Undang, serta menganalisa peraturan. 7.
Manager H SE (H ealt, Savety and E nvir oment) PT. Pertamina RU-III melindungi keselamatan, kesehatan, dan lingkungan kerja karyawan – karyawannya melalui unit HSE.Selain itu HSE juga berfungsi sebagai pengelola lingkungan hidup.
8.
Manager Procurement Kegiatan utama dari bidang Procurement adalah inventory controlling (pengendalian persediaan), purchasing (pengadaan material), contract officer (kontrak jasa), dan terakhir service and warehousing.
9.
Manager Turn Arr ound Turn Arround (TA) adalah kegiatan pemeliharaan yang berskala besar (extraordinary maintenance activites) yang dilakukan secara berkala (3-4 tahun) yang hanya dapat dilaksanakan pada saat unit dalam keadaan stop operasi.
10. Manager OPI (Operational Performance I mprovement )
OPI diadakan untuk memberi pelatihan untuk meningkatkan performance pekerja serta untuk merubah budaya kerja yang tidak baik, dan menjaga sustainability dari improvement yang sudah terlaksana. 11. Manager Maintenance E xecution
Maintenance execution berperanmelaksanakan program pemeliharaan yang telah
direncanakan
oleh
MPS, Reliability,
mengeksekusi maintenance harian.
dan
Turn/Around serta
14
1.3.2 Pr ocess E ngineering (PE)
Process Engineering (PE) berada dibawah pengawasan langsung Manager Engineering & Development . Process Engineering dikepalai oleh Section Head Process Engineering . Struktur organisasi di PE dapat dilihat pada Gambar 5. MANAGER, EGINEERING &DEVELOPMENT SECTION HEAD PROCESS ENGINEERING
EXPERTENVIRO NMENT
SENIOR SUPERVISOR PRIMARY
SENIOR SUPERVISOR SECONDARY
SENIOR SUPERVISOR PROCESS CONTROL
PROCESS ENGINEER CDU
PROCESS ENGINEER POLYPROPYLENE
ENGINEERING PROCESS CONTROL & LMI3 DC3
PROCESS ENGINEER GAS PLANT
PROCESS ENGINEER FCC
EXPERT CDU, OFFSITE, UTL
PROCESS ENGINEER OFFSITE & PRODUCT DISTRIBUTION
PROCESS ENGINEER UTILITIES
EXPERT FCC, GAS PLANT, PP
JUNIOR ENGINEER PRIMARY PROCESS
EXPERT SAFETY
JUNIOR ENGINEER SECONDARY PROCESS
ASSISTANT ENGINEERING
DATA & LIBRARY
Sumber : PT. PERTAMINA ( PERSERO ) RU – III Plaju – Sei. Gerong
Gambar 5. Struktur Organisasi di Proses Engineering (PE) Tugas Process Engineering (PE) di PT. PERTAMINA (PERSERO) adalah sebagai berikut : 1.
Melakukan studi-studi untuk pengembangan kilang RU-III.
2.
Melakukan sourcing bahan-bahan kimia dan katalis-katalis baru.
3.
Bekerja sama dengan bagian operasi dalam menyelesaikan masalah teknis.
15
Masalah teknis yang biasa diselesaikan bukan yang bersifat harian melainkan masalah harian yang bersifat kontinu. 4.
Memberikan saran kepada bagian operasi untuk melakukan perbaikan atau perubahan agar dapat mencapai kondisi proses yang optimum.
5.
Melakukan modifikasi pada proses sehingga dihasilkan kondisi operasi yang lebih efisien dan ekonomis.
1.3.3 Laboratorium Kilang BBM dan Petrokimia
Laboratorium di Pertamina dibagi menjadi laboratorium kilang BBM dan laboratorium Petrokimia. Fungsi laboratorium secara keseluruhan adalah menunjang operasional kilang dari segi pengendalian mutu mulai dari bahan baku, bahan- bahan ketika diolah, produk dalam kilang, hingga produk yang telah dikemas dan dikapalkan. Menurut fungsinya, laboratorium terbagi menjadi : 1. Laboratorium Penelitian dan Pengembangan 2. Laboratorium Analisis 3. Laboratorium Pengamatan 4. Laboratorium Petrokimia
1.3.4 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan ( Lab Lit& Bang)
Laboratorium ini berfungsi untuk menganalisa sifat fisik bahan baku yang akan digunakan dalam proses. Bahan baku yang dianalisa antara lain crude oil , dan bahan aditif yang digunakan dalam proses pengolahan. Selain itu, Lab Lit& Bang ini juga melakukan plant pre& post Turn Around . Untuk menunjang evaluasi sifat fisik bahan baku dan produk, laboratorium ini dilengkapi dengan alat- alat sebagai berikut : 1.
Adiabatic Calorimeter yaitu alat yang digunakan untuk pengukuran kandungan kalori bahan bakar.
2.
Kinematic Viscometer yaitu alat untuk mengukur kekentalan minyak.
3.
Furnace
4.
Color ASTM/Lovibond yaitu alat yang digunakan untuk pengukuran kadar warna solar dan cerosene.
16
5.
Specific Gravimeter.
6.
Copper strip test untuk mengukur korosivitas minyak terhadap tembaga.
7.
Alat pengukur titik beku.
8.
PONA Analysis yaitu alat yang digunakan untuk mengetahui komposisi hidrokarbon.
9.
Dephentanizer ,
alat
ini
menggunakan
prinsip
destilasi,
untuk
menghilangkan fraksi ringan minyak bumi. 10. Alat pengukur smoke point minyak mentah. 11. Reid Vapor Pressure yaitu alat yang digunakan untuk pengukuran tekanan uap premium, nafta dan avigas. 12. Centrifuge 13. Alat pengukur flash point 14. Alat pengukur sedimen dengan prinsip ekstraksi 15. Alat untuk memeriksa kadar wax dalam sampel 16. Distiller untuk mengetahui TBP ( True Boiling Point ) dari minyak mentah. Alat ini menyerupai crude distiller di pabrik, yang dapat memisahkan minyak mentah menjadi fraksi-fraksinya. 17. Alat pengukur pour point . 18. Alat pengukur kadar aromatik yang terdapat dalam bahan baku.
1.3.5 Laboratorium Analisis
Laboratorium ini berfungsi untuk menganalisis sifat kimia produk minyak, limbah, dan perairan lingkungan dimana PERTAMINA membuang limbahnya. Untuk fungsi tersebut, maka laboratorium ini dilengkapi dengan alat- alat sebagai berikut : 1.
Atomic Adsorber Spectrophotometry untuk menganalisa logam dalam sampel.
2.
Sinar UV untuk menganalisa kandungan bahan non logam dalam s ampel.
3.
X-Ray test untuk menganalisa kandungan sulfur dalam minyak mentah dan produk.
4.
pH meter
17
5.
Gas Cromatography.
6.
Pengukur BOD konvensional.
7.
Pengukur kadar garam konvensional.
8.
Penganalisa TEL konvensional.
1.3.6 Laboratorium Pengamatan
Laboratorium ini untuk mengamati sifat penampakan produk, dan membandingkan hasilnya dengan spesifikasi produk. Jenis analisa yang dilakukan sama dengan yang dilakukan pada laboratorium Lit&Bang tetapi dengan menggunakan sampel produk. Analisa lain yang digunakan di dalam laboratorium ini yang tidak dilakukan dalam laboratorium Lit&Bang adalah analisa Octane Number dan Cetane Number , dan juga doctor test dengan menggunakan Pb untuk mengetahui kandungan merkaptan.
1.3.7 Laboratorium Petrokimia
Laboratorium ini menganalisa bahan baku dan produk PP dan PTA. Analisa dilakukan pada MFR, Ash Content , Isolatic index, Volatile Loss, Bulk Density, warna, pH, kadar air, dan penampakan luar bahan. Alat yang digunakan untuk melakukan
analisa
tersebut
antara
lain
GC,
AAS,Spectrophotometer
Polarograph, dan Color LC.
1.3.8 Peraturan Kerja
Berdasarkan waktu kerjanya, karyawan PT. PERTAMINA RU - III dapat dibagi menjadi dua, yaitu karyawan kerja shift dan reguler. Karyawan kerja shift terlibat langsung dengan proses produksi sedangkan karyawan reguler tidak terlibat secara langsung dalam proses produksi. Jam kerja karyawan shift adalah: 1.
Shift Pagi
: pukul08.00 s.d. 16.00
2.
Shift Sore
: pukul 16.00 s.d. 24.00
3.
Shift Malam
: pukul 24.00 s.d. 08.00
18
Karyawan kerja shift dibagi menjadi empat kelompok yaitu A, B, C, dan D. Sistem hari kerjanya adalah 3 hari kerja dan 1 hari libur. Sedangkan untuk karyawan reguler, jadwal kerjanya adalah: 1. Senin s.d. Kamis : pukul 07.00 s.d. 15.30, istirahat pukul 12.00 s.d. 12.30 2. Jum’at
: pukul 07.00 s.d. 15.30, istirahat pukul 11.30 s.d. 13.00
Untuk menjalankan operasinya, Pertamina memperkerjakan pegawai pegawai yang secara garis besar terbagi menjadi: 1.
Pegawai Pembina
: pegawai dengan golongan 2 ke atas
2.
Pegawai Utama
: pegawai dengan golongan 5-3
3.
Pegawai Madya
: pegawai dengan golongan 9-6
4.
Pegawai Biasa
: pegawai dengan golongan 16-10
1.4Pemasaran
Unit Pengolahan III PT. PERTAMINA (PERSERO) bergerak disektor hilir yang mengoperasikan Kilang BBM dan Petokimia. Bahan baku crude oil yang diolah berasal dari daerah Prabumulih, Pendopo dan Jambi yang disalurkan melalui pipa dan kapal. Sedangkan produk bahan bakar minyak (BBM), Non BBM, Bahan Bakar Khusus dan petrokimia didistribusikan dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia khususnya di Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Pangkal Pinang, Medan, Pontianak, Jakarta serta ekspor ke Cina dan India. Pendistribusian produk PT. PERTAMINA (PERSERO) RU-III bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan produksi minyak terutama bahan bakar kendaraan bermotor dan minyak tanah di Sumbagsel (Sumatera Bagian Selatan) yang mencakup 4 propinsi antara lain Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, dan Bandar lampung. Pendistribusian minyak di PT. PERTAMINA (PERSERO) RU-III dilakukan melalui : 1.
Pipa-pipa
2.
Kapal-kapal tangker
3.
Mobil-mobil pendistribusian