BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakang Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa, trauma yang menyebabkan tulang tulang patah, dapat berupa trauma trauma langsung dan dapat berupa berupa trauma tidak tidak langsung langsung (Hop (Hoppe penf nfie ield ld,, 2011) 2011).. Frak Fraktu turr hume humeru russ adal adalah ah frak fraktu turr pada pada tula tulang ng hume humeru russ yang yang disebabkan oleh benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung (de ong, 2010). !rauma yang terjadi pada ke"elakaan memiliki banyak bentuk, tergantung dari organ apa yang dikenai. Fraktur (patah tulang) merupakan salah satu bentuk trauma yang paling sering terjadi akibat adanya ke"elakaan lalu lintas, ke"elakaan kerja maupun ke"elakaan dalam rumah tangga (#mri$al, 200%). Fraktur adalah terputusnya jaringan tulang karena stres akibat tahanan yang datang lebih besar dari daya tahan yang dimiliki oleh tulang (&la"k ' Hawks, 200). enurut *orld *orld Health +rgani$ation (*H+), kasus fraktur terjadi di dunia kurang lebih 1 juta orang pada tahun 200- dengan angka prealensi sebesar 2,%/. ementara pada tahun 200 terdapat kurang lebih 1- juta orang mengalamifraktur dengan angka prealensi ,2/. , 2/. !ahun 2010 meningkat menjadi 21 juta orang dengan angka prealensi ,/. ,/. !erjadi erjadinya nya frakt fraktur ur terseb tersebut ut termas termasuk uk didala didalamny mnyaa inside insiden n ke"ela ke"elakaa kaan, n, "edera "edera olahraga, ben"ana kebakaran, ben"ana alam dan lain sebagainya (ardiono, 2010 dalam 3oita, 2012). &erdasarkan hasil 4iset 5esehatan 6asar (47586#) oleh &adan 9enelitian dan 9engembangan 6epkes 47 tahun 201 angka kejadian "idera mengalami peningkatan dibandingkan pada hasil tahun 200%. 6i 7ndonesia terjadi kasus fraktur yang disebabkan oleh "edera antara lain karena jatuh, ke"elakaan ke"elakaan lalu lintas lintas dan trauma trauma benda tajam atau tumpul. tumpul. 5e"ende 5e"enderun rungan gan preal prealens ensii "edera "edera menunju menunjukka kkan n sediki sedikitt kenaik kenaikan an dari dari %, / (456 200%) menjadi -,2 / (456 201). 6ari .-% peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.%% orang (-/) turun menjadi 0,/, dari 20.-2 kasus ke"elakaan lalu lintas yang mengalami fraktur sebanyak 1.%%0 orang (2,/) meningkat menjadi
1
%,%/, dari 1.12 trauma benda tajam atau tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 2: orang (20,:/) (20,:/) turun menjadi %,/ (4iskesdas 6epkes 47, 201; 4iskesdas 4iskesdas 6epkes 47, 200%). 6ari hasil laporan laporan 6epartemen 6epartemen &edah 4 5epresiden 5epresidenan an 49#6 49#6
umbal %), ?a amae -, ?holelitiasis 1, &atu @reter , #?> (#nterior ?ru"i ?ru"iat atee >igam >igament ent)) % kasu kasus, s, ?a ?olo ?olore rekt ktum um kasu kasus, s, &9H &9H (&eni (&enign gn 9ros 9rosta tate te Hyperplasia) 2- kasus, 33! (truma 3odusa 3on !oksik) 2 kasus, H39 (Hernia 3u"leus 9ulposus) 1- kasus. Hasil surey pasien di >antai A 9erawatan &edah 4 5epresidenan 49#6
2
%,%/, dari 1.12 trauma benda tajam atau tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 2: orang (20,:/) (20,:/) turun menjadi %,/ (4iskesdas 6epkes 47, 201; 4iskesdas 4iskesdas 6epkes 47, 200%). 6ari hasil laporan laporan 6epartemen 6epartemen &edah 4 5epresiden 5epresidenan an 49#6 49#6 umbal %), ?a amae -, ?holelitiasis 1, &atu @reter , #?> (#nterior ?ru"i ?ru"iat atee >igam >igament ent)) % kasu kasus, s, ?a ?olo ?olore rekt ktum um kasu kasus, s, &9H &9H (&eni (&enign gn 9ros 9rosta tate te Hyperplasia) 2- kasus, 33! (truma 3odusa 3on !oksik) 2 kasus, H39 (Hernia 3u"leus 9ulposus) 1- kasus. Hasil surey pasien di >antai A 9erawatan &edah 4 5epresidenan 49#6
2
6i 4umah akit +rtopedi 9rof. 64. 4. oeharso urakarta selama kurun waktu 1 bulan terakhir terdapat kasus "lose fraktur humerus yang memerlukan penanganan operasi sebanyak , / dari -2 kasus, yang mana kasus "lose fraktur humerus masuk ke dalam peringkat sepuluh besar kasus tertinggi. Fraktur lebih sering terjadi pada orang lakiBlaki dari pada perempuan dengan umur umur di bawah bawah tahun tahun dan sering sering berhubu berhubunga ngan n dengan dengan olah olah raga, raga, pekerja pekerjaan an atau atau ke"elakaan. edangkan pada usia prealensi "enderung lebih banyak terjadi pada wanita berhubungan dengan adanya osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormone (#noni (#nonim, m, 200-). 200-). Fraktu Frakturr humeru humeruss adalah adalah salah salah satu satu jenis jenis fraktu frakturr yang yang memerl memerluka ukan n penanganan segera, tanpa penanganan segera dapat terjadi komplikasi kelumpuhan nerus radial, kerusakan nerus bra"hial, atau median ( melt$er ' &are, 2002). !indakan !indakan promotif dapat di lakukan lakukan yaitu yaitu penyuluhan penyuluhan tentang kesehatan tulang tulang terutama pada pasien fraktur dan "ara merawat luka agar tidak infeksi, se"ara makanan ataugi$i yang baik untuk tulang. !indakan se"ara preentif yang dapat dilakukan oleh pasien yaitu menghindari kontaminasi dengan agen infeksi atau mikroorganisme pada area yang terkena luka, biasakan gaya hidup bersih dan sehat, hindari mengangkat beban yang berat pada daerah yang terjadi fraktur, apabila seseorang telah mengalami fraktur hal hal yang yang dapa dapatt dila dilaku kuka kan n beru berupa pa tind tindak akan an se"a se"ara ra kura kurati tiff yait yaitu u pera perawa watt dapa dapatt berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat dapat berupa obat topikal, dan oral. 6apat juga berkolaborasi dengan ahli gi$i tentang pemberian diit dan ajarkan 4+ aktif ataupun pasif untuk memper"epat proses proses penyembuhan. edangkan tindakan se"ara rehabilitatif yang dapat dilakukan oleh perawat berupa meningkatkan pengetahuan kepada pasien untuk menjaga gaya hidup yang bersih dan sehat dan gi$i seimbang. &erdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membahas tentang fraktur humerus dan mampu mampu menera menerapkan pkan suatu suatu konsep konsep tentan tentang g asuhan asuhan keperaw keperawata atan n se"ara se"ara kompre komprehen hensif sif melalui proses keperawatan pada klien dengan fraktur humerus. 1.2 Rumusan Masalah
1. 2. . . . :. %.
#pa defini definisi si dari dari fraktu frakturr humer humerusC usC #pa etiolo etiologi gi fraktu frakturr hume humerus rusCC #pa manife manifesta stasi si frak fraktur tur humeru humerusC sC #pa klas klasifi ifikas kasii dari dari fraktu frakturr humeru humerusC sC #pa saja faktor faktor yang yang mempenga mempengaruhi ruhi penyembuhan penyembuhan tulangC tulangC &agaimana &agaimana terjadi terjadinya nya patofi patofisiol siologi ogi fraktu frakturr humerusC humerusC #pa saja pemeriksaan pemeriksaan penunjang penunjang dari dari fraktur fraktur humeru humerusC sC
3
-. &agaim &agaimana ana penatal penatalaks aksanaa anaan n fraktur fraktur humerus humerusCC . #pa komp komplik likasi asi dari dari frak fraktur tur hume humerus rusCC
1.3 Tu Tujuan juan
1. 2. . . . :. %. -. .
@ntuk @ntuk mengeta mengetahui hui defini definisi si dari dari fraktur fraktur humeru humeruss @ntuk @ntuk menget mengetahui ahui etiol etiologi ogi frakt fraktur ur humeru humeruss @ntuk @ntuk mengeta mengetahui hui manife manifesta stasi si fraktu frakturr humerus humerus @ntuk mengetahui mengetahui klasifikas klasifikasii dari dari fraktur fraktur humer humerus us @ntuk mengeta mengetahui hui apa saja saja faktor faktor yang yang mempengaruhi mempengaruhi penyembuhan penyembuhan tulang tulang @ntuk mengeta mengetahui hui bagaimana bagaimana terjadi terjadinya nya patofisi patofisiologi ologi fraktur fraktur humerus humerus @ntuk mengetahui mengetahui apa pemeriksaa pemeriksaan n penunjang penunjang dari dari fraktur fraktur humeru humeruss @ntuk mengetahui mengetahui bagaima bagaimana na penatalak penatalaksanaan sanaan fraktur fraktur humeru humeruss @ntuk mengetahui mengetahui apa apa komplika komplikasi si dari dari fraktur fraktur humerus humerus
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Anatomi Fisiologis Sistem Muskuloskeletal istem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri otot (muskulo) dan
tulangBtulang serta sensi yang memebentuk rangka (skelet). +tot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak), sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang dan sendi yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap, dan posisi tubuh. istem muskuloskeletal memiliki beberapa fungsi, yaitu D 1. 2.
5erangka tubuh D memberi bentuk pada tubuh 9roteksi D melindungi organBorgan penting, misalnya otak yang dilindungi oleh tulangBtulang tengkorak, jantung dan paruBparu dilindungi oleh rongga dada yang
.
dibentuk oleh tulangBtulang "ostae (iga) #mbulasi dan mobilisasi D tulang dan otot memungkinkan terjadinya pergerakan
. .
tubuh dan perpindahan tempat. Haemopoesis D berperan dalam pembentukan sel darah pada bone marrow 6eposit mineral D tulang mengandung / kalsium dan / fosfor tubuh.
!ulang Humerus
Humerus atau tulang pangkal lengan ada sepasang dan berbentuk tulang panjang danterletak pada bra"hium. Humerus berartikulasi dengan s"apula di proksimal dan
5
dengan radiusulna di distal. Humerus dapat dibagi menjadi bagian, yaitu proksimal humeri, shaft humeridan distal humeri. 1. 9roksimal Humeri 9ada proksimal humeri, terdapat "aput humeri yang setengah bulat dan dilapisi oleh tulang rawan. ?aput humeri merupakan bagian humerus yang berartikulasi denga kaitasglenoidalis yang merupakan bagian s"apula. #rah "aput humeri serong mediosuperior dan sedikitposterior. ?aput humeri dipisahkan dengan struktur di bawahnya oleh "ollum anatomi"u. 6idapatkan dua tonjolan tulang yang disebut tuber"ulum majus dan tuber"ulum minor.!uber"ulum majus mengarah ke lateral dan melanjutkan diri ke distal sebagai "rista tuber"ulimajoris. !uber"ulum minor mengarah ke anterior dan melanjutkan diri sebagai "rista tuber"uliminoris. 6i antara kedua tuber"ulum serta "rista tuber"uli dibentuk sul"us intertuber"ularis yang dilapisi tulang rawan dan dilalui tendon "aput longum m. bi"ipitis. 2. haft Humeri haft humeri memiliki penampang
melintang berbentuk
segitiga. 9ermukaan
shaft humeri dapat dibagi menjadi fa"ies anterior medialis, fa"ies anterior lateralis dan fa"ies posterior. 9ertemuan fa"ies anterior medialis dengan fa"ies posterior membentuk margo lateralis. 6ipertengahan sedikit proksimal fa"ies anterior lateralis didapatkan tuberositas deltoidea. 6i
posterior dari tuberositas deltoidea dan di fa"ies posterior humeri
didapatkan sul"us neri radialis (sul"us spiralis) yang berjalan superomedial ke inferolateral. Foramen nutri"ium didapatkan dekat margomedialis dan merupakan lubang masuk ke "analis nutri"ium yang mengarah kedistal . 6istal Humeri 6istal humeri lebih tipis dan lebar dibandingkan dengan shaft humeri. argo medialis yang melanjutkan diri sebagai "rista supra"ondilaris medialis berakhir sebagai epi"ondilusmedialis. 6emikian pula margo lateralis yang melanjutkan diri sebagai
"rista
8pi"ondilus
supra"ondilarislaterali
medialis
lebih
berakhir
sebagai
epi"ondilus
lateralis.
menonjol dibandingkan epi"ondilus lateralis serta di
permukaan posterior epi"ondilus medialis didapatkan sul"us neri ulnaris. 6iantara kedua epi"ondilus didapatkan struktur yang dilapisi tulang rawan untuk artikulasi dengan tulangBtulang antebra"hii. truktur ini mempunyai sumbu yang sedikit serong terhadap sumbu panjang shaft humeri. truktur ini disebut
6
tro"hlea humeri dimedial dan "apitulum humeri di lateral. !ro"hlea humeri dilapisi oleh tulang rawan yang melingkar dari permukaan anterior sampai permukaan posterior dan berartikulasi dengan ulna.
2. 2 Definisi Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa, trauma yang menyebabkan tulang patah, dapat berupa trauma langsung dan dapat berupa trauma tidak langsung (Hoppenfield, 2011). Fraktur humerus adalah fraktur pada tulang humerus yang disebabkan oleh benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung (de ong, 2010). Fraktur humerus adalah diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang humerus yang terbagi atas D 1. Fraktur ?ollum Humerus 2. Fraktur &atang Humerus . Fraktur uprakondiler Humerus . Fraktur 7nterkondiler Humerus 2. 3 Etiologi Fraktur merupakan hasil dari terjadinya gerakan mekanis yang keras pada tulang.
5ekuatan yang terjadi menyebabkan fraktur yang besarnya berariasi tergantung pada bagian dan karakteristik tulang enurut 4eksoprodjo (2010) fraktur humerus disebabkan oleh trauma di mana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. !rauma ada 2 jenis yaitu D 1. !rauma langsung !erjadi benturan pada tulang yang mengakibatkan fraktur di tempat itu 2. !rauma tidak langsung yaitu terjadi benturan pada tulang dan titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan. !ekanan pada tulang dapat berupaD 1. !ekanan berputar yang menyebabkan fraktur bersifat oblik atau spiral 2. !ekanan membengkok yang menyebabkan fraktur transersal . !ekanan sepanjang aksis tulang yang dapat menyebabkan fraktur impaksi, dislokasi, atau fraktur dislokasi . 5ompresi ertikal yang dapat menyebabkan fraktur kominutif atau meme"ah . !rauma oleh karena remuk :. !rauma karena tarikan pada ligament atau tendon akan menarik sebagian tulang
7
2. Manifestasi !linis
enurut melt$er ' &are (2002) tanda dan gejala dari fraktur humerus, yaituD 1. 3yeri 3yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. pasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang diran"ang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang. 2. 6eformitas 9ergeseran fragmen pada fraktur menyebakan deformitas (terlihat maupun terasa), deformitas dapat diketahui dengan membandingkan ekstremitas yang normal. . 5repitus aat ekstremitas diperiksa, terasa adanya derik tulang dinamakan krepitus yang terasa akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. . 9embengkakan dan perubahan warna. 9embengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi pembengkakan dan perubahan warna lokal yang mengikuti fraktur. !anda ini baru terjadi setelah beberapa jam atau beberapa hari setelah "idera. 2. " !lasifikasi enurut Hoppenfield (2011) patah tulang humerus dapat dibagi menurut ada
tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar, yaitu D 1. Fraktur tertutup (closed fracture) #pabila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. 2. Fraktur terbuka (open fracture) #pabila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya permukaan di kulit. Fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya patah tulang. 5lasifikasi fraktur terbuka menurut
2.
lunak minimal, biasanya tipe fraktur simple transerse dan fraktur obli pendek .
.
ekstensif, fraktur komunitif sedang dan ada kontaminasi.
.
yang ekstensif, kerusakan meliputi otot, kulit dan struktur neuroas"ular.
8
B 777 ? D fraktur grade 777, dengan kerusakan arteri yang harus diperbaiki, dan beresiko untuk dilakukannya amputasi. Fraktur juga dapat diklasifikasikan menurut bentuk dan pola patahannya (melt$er ' &are, 200), yaituD 1. Fraktur transersal Fraktur yang terjadi karena benturan langsung pada titik fraktur dengan bentuk patahan fraktur adalah lurus melintang pada batang tulang. Fraktur ini pada umumnya menjadi stabil kembali setelah direduksi. 2. Fraktur oblik Fraktur ini terjadi karena benturan tak langsung ketika suatu kekuatan pada jarak tertentu menyebabkan tulang patah pada bagian yang paling lemah. Fraktur ini berbentuk diagonal sepanjang tulang dan biasanya terjadi karena pemelintiran pada ekstremitas. . Fraktur spiral Fraktur spiral terjadi ketika sebuah anggota gerak terpuntir dengan kuat dan biasanya disertai dengan kerusakan pada jaringan lunak. &entuk patahan dari fraktur spiral hampir sama dengan fraktur obilk, akan tetapi pada fraktur spiral patahannya mengelilingi tulang sehingga seolahBolah terpilin seperti spiral. . Fraktur komunitia Fraktur komunitia merupakan kondisi di mana tulang yang patah pe"ah menjadi dua bagian atau lebih. . Fraktur kompresi Fraktur yang terjadi ketika kedua tulang menumbuk (akibat tubrukan) tulang ketiga yang berada di antaranya :. Fraktur greensti"k Fraktur di mana garis fraktur pada tulang tersebut hanya parsial (tidak lengkap) pada sisi koneks bagian tulang yang tertekuk, seperti ranting pohon yang lentur. Fraktur jenis ini hanya terjadi pada anakBanak. %. Fraktur patologik Fraktur yang terjadi pada tulang yang sudah mengalami kelainan misalnya metastase tumor. &erdasarkan arah pergeserannya, fraktur humerus dibagi menjadi D 1. Fraktur sepertiga proksimal humerus Fraktur yang mengenai proksimal metafisis sampai insersi m. pe"toralis mayor diklasifikasikan sebagai fraktur leher humerus. Fraktur di atas insersi pe"toralis mayor menyebabkan fragmen proksimal abduksi dan eksorotasi rotator "uff
9
serta distal fragmen bergeser ke arah medial. Fraktur antara insersi m. pe"toralis mayor dan deltoid umumnyaterlihat adduksi pada akhir distal dari proksimal fragmen dengan pergeseran lateral dan proksimal dari distal fragmen. 2. Fraktur sepertiga tengah dan distal humerus ika fraktur terjadi di distal dari insersi deltoid pada sepertiga tengah korpus humerus,pergeseran ke medial dari fragmen distal dan abduksi dari fragmen proksimal akan terjadi. 2. # Faktor $ang Mem%engaruhi &en$em'uhan Tulang
FaktorBfaktor yang mempengaruhi penyembuhan tulang, yaitu D 1.
Faktor intrinsik &eberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas,
2.
kelelahan (fatiguefra"ture), dan kepadatan atau kekerasan tulang. Faktor ektrinsik #danya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar,waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur
2. ( &atofisiologi Fraktur terjadi bila tulang dikenai stres yang lebih besar dari yang dapat
diabsorbsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak dan bahkan kontraksi otot esktrem. eskipun tulang patah dan jaringan sekitarnya juga akan terpengaruh, mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi,dislokasi sendi,ruptur tendo, kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah. Fraktur sering terjadi pada tulang rawan, jika tulang mengalami fraktur, maka periosteum darah dari korteks marrow dan jaringan sekitarnya rusak, terjadi perdarahan dan kerusakan jaringan di ujung tulang. !erbentuklah hematoma di kanal medulla, jaringan ini merangsang ke"enderungan untuk terjadi peradangan yang ditandai dengan asodilatasi, pengeluaran plasma dan leukosit dan infiltrasi dari selBsel darah putih yang lain
10
TRAUMA PADA 2. ) &ath*a$
Fraktur humerus
Fraktur humerus
P!rt "e e#tr$e S%asme !t!t Peruaha# s,rku(as, em!(,sme (emak
&eraka# 'rakme# tu(a#) *e"era +ar,#)a# (u#ak
-erusaka# #eur!.as/u(ar er,ket,"ak#ama#a#
-et,"akmam%ua# me#))erakka# (e#)a# Pe#uru#a# kekuata#
2 R,s,k! t,#)),
8 -erusaka# ,#te)r,tas ku(,t
1 er, 6 -et,"ake'ekt,'a# k!%,#) ,#",.,"u "a# ke(uar)a 7 a#s,etas
-et,"akmam%ua# me#))erakka# (e#)a# Pe#uru#a# kekuata# !t!t
3 Hamata# m!,(,tas s,k 4 De/,t %eraat ",r,
-ura#) ter%a+a# ,#'!rmas,
9 Des,e#s, %e#)etahua# te#ta#) %r!)#!s,s
2. + &emeriksaan &enunjang 1. >aboratorium
11
9ada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui D Hemoglobin, hematokrit sering rendah akibat perdarahan, laju endap darah (>86) meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas. 9ada masa penyembuhan ?a dan 9 mengikat di dalam darah. 2. 4adiologi 9ada rontgen dapat dilihat gambaran fraktur (tempat fraktur, garis
fraktur
(transersa,spiral atau kominutif) dan pergeseran lainnya dapat terba"a jelas). 4adiografi humerus #9 dan lateral harus dilakukan. endi bahu dan siku harus terlihat dalam foto. 4adiografi humerus kontralateral dapat membantu pada peren"anaan preoperatie. 5emungkinan fraktur
patologis
s"an, boneBs"an dan 47 jarang diindikasikan, ke"uali kemungkinan
fraktur
patologis.
AenogramGanterogram
harus pada
diingat.
?!B
kasus dengan
menggambarkan
arus
as"ularisasi. ?! s"an untuk mendeteksi struktur fraktur yang lebih kompleks.
2. 1, &enatalaksanaan 1. 5onseratif 9ada umumnya, pengobatan patah tulang shaft humerus dapat ditangani se"ara
tertutup karena toleransinya yang baik terhadap angulasi, pemendekan serta rotasi fragmen patah tulang. #ngulasi fragmen sampai 00 masih dapat ditoleransi, ditinjau dari segi fungsi dan kosmetik. Hanya pada patah tulang terbuka dan nonB union perlu reposisi terbuka diikuti dengan fiksasi interna. 6ibutuhkan reduksi yang sempurna disamping imobilisasi, beban pada lengan dengan "ast biasanya "ukup untuk menarik fragmen ke garis tengah. Hanging "ast dipakai dari bahu hingga pergelangan tangan dengan siku fleksi 0 dan bagian lengan bawah digantung dengan sling disekitar leher
pasien.
?ast
(pembalut) dapat diganti setelah 2B minggu dengan pembalut pendek (short "ast) dari bahu hingga siku atau fun"tional polypropylene bra"e selama I : minggu. 9ergelangan tangan dan jariBjari harus dilatih gerak sejak awal. >atihan pada bahu dimulai dalam 1minggu perawatan, tapi abduksi aktif ditunda hingga fraktur mengalami union. Fraktur spiral mengalami union sekitar : minggu, ariasi lainnya sekitar B: minggu. ekali mengalami union, hanya sling (gendongan) yang dibutuhkan hingga fraktur mengalami konsolidasi. 9engobatan non bedah kadang tidak memuaskan
12
pasien karena pasien harus dirawat lama. 7tulah sebabnya pada patah tulang batang humerus dilakukan operasi dan pemasangan fiksasi interna yang kokoh. &erikut beberapa metode dan alat yang digunakan pada terapi konseratif D a
Hanging ?ast 7ndikasi penggunaan meliputi pergeseran shaft tengah fraktur humerus dengan pemendekan, terutama fraktur spiral dan oblik. 9enggunaan pada fraktur transersa dan oblik pendek menunjukkan kontraindikasi relatif
karena
berpotensial terjadinya gangguan dan komplikasi pada saat penyembuhan. 9asien harus mengangkat tangan atau setengah diangkat sepanjang waktu dengan posisi "ast tetap untuk efektiitas. eringkali diganti dengan fu"tional bra"e 1B2 minggu pas"a trauma. >ebih b
dari :/ telah dilaporkan mengalami union. ?oaptation plint 6iberikan untuk efek reduksi pada fraktur tapi "oaptation splint memiliki stabilitas yang lebih besar dan mengalami gangguan lebih ke"il dari pada hangingarm "ast. >engan bawah digantung dengan "ollar dan "uff. ?oaptation
splint diindikasikan pada terapi akut fraktur shaft humerus dengan
pemendekan minimal dan untuk jenis fraktur oblik pendek dan transersa yang dapat bergeser denganpenggunaan hanging arm "ast. 5erugian "oaptation splint meliputi "
iritasi aksilla,bulkiness dan berpotensial slippage. plint seringkali
diganti dengan fu"tional bra"epada 1B2 minggu pas"a trauma. !hora"obran"hial 7mmobili$ation (elpeu dressing) &iasanya digunakan pada pasien lebih tua dan anakBanak yang tidak dapat ditoleransi dengan metode terapi lain dan lebih nyaman jadi pilihan. !eknik ini diindikasikan untuk pergeseran fraktur yang minimal atau fraktur yang tidak bergeser yang tidak membutuhkan reduksi. >atihan pasif pendulum bahu dapat
d
dilakukan dalam 1B2 minggu pas"a trauma. houlder pi"a ?ast !eknik ini diindikasikan pada jenis fraktur yang mengharuskan abduksi
dan eksorotasi ektremitas atas. 5erugian teknik ini meliputi kesulitan
aplikasi "ast, berat"ast dan bulkiness,
iritasi kulit, ketidaknyamanan
dan
kesusahan memposisikan ektremitas atas. a. Fun"tional &ra"ing
13
emberikan
efek
kompresi
hidrostatik
jaringan
lunak
dan
mempertahankan aligment fraktur ketika melakukan pergerakan pada sendi yang berdekatan. &ra"e biasanya dipasang selama 1B2 minggu pas"a trauma setelah pasien diberikan hanging arm "ast atau "oaptation splint dan bengkak berkurang. 5ontraindikasi metode ini meliputi "edera yang
tidak dapat diper"aya
massif
jaringan
dan ketidakmampuan
lunak,
pasien
untuk mempertahankan
asseptabilitas reduksi. ?ollar dan "uff dapat digunakan untuk menopang lengan bawah aplikasi sling dapat menghasilkanangulasi arus (kearah midline)
2. !indakan +peratif 9asien kadangBkadang mengeluh hanging "ast tidak nyaman, membosankan dan frustasi. ereka bisa merasakan fragmen bergerak dan hal ini kadangBkadang "ukupdianggap menyusahkan. Hal penting yang perlu diingat bahwa tingkat komplikasi setelah internal fiksasi pada humerus tinggi dan sebagian besar fraktur humerus mengalami union tanpa tindakan operatif. eskipun demikian, ada beberapa indikasi
untuk
dilakukan
tindakan
pembedahan, diantaranya D a ?edera multiple berat b Fraktur terbuka " Fraktur segmental d Fraktur ekstensi intraBartikuler yang bergeser e Fraktur patologis f iku melayang (floating elbow) E pada fraktur lengan bawah (antebra"hi) dan humerus tidak stabil bersamaan g 9alsi saraf radialis (radial nere palsy) setelah manipulasi h 3onBunion Fiksasi dapat berhasil dengan D a 5ompresi plate and s"rews b Interlocking intramedullary nail atau pin semifleksibel " External Fixation Plating enjadikan reduksi dan fiksasi lebih baik dan memiliki keuntungan
tambahan
bahwa tidak dapat mengganggu fungsi bahu dan siku. 2. 11 !om%likasi 1. 5omplikasi #wal a ?edera askuler
14
ika ada tandaBtanda insufisiensi askuler pada ekstremitas, kerusakan arteribrakhialis harus disingkirkan. #ngiografi akan memperlihatkan tingkat "edera. Hal ini dan
merupakan
kegawatdaruratan, yang
memerlukan
eksplorasi
perbaikan langsung ataupun "angkok (grafting) askuler. 9ada keadan ini
internal fiJation dianjurkan. b ?edera saraf 4adial nere palsy
(wrist
ekstensormeta"arpophalangeal) dapat
dro
dan
terjadi pada
paralisis fraktur
shaft
ototBotot humerus,
terutama frakturoblik pada sepertiga tengah dan distal tulang humerus. 9ada "edera yang tertutup, saraf ini sangat jarang terpotong, jadi tidak diperlukan operasi segera. 9ergelangan
tangan
dan
telapak
tangan
harus
se"ara
teratur digerakkan dari pergerakan pasif putaran penuh hingga mempertahankan (presere) pergerakan sendi sampai saraf pulih. ika tidak ada tandaBtanda perbaikkan dalam 12 minggu, saraf harus dieksplorasi. 9ada lesi komplit, jahitan saraf kadang tidak memuaskan, tetapi fungsi dapat kembali dengan baik dengan pemindahan tendon. ika fungsi saraf masih ada sebelum manipulasi lalu kemudian manipulasi, hal
ini dapat
"a"at setelah dilakukan
diasumsikan bahwa saraf sudah mengalami
robekan dan dibutuhkan operasi eksplorasi. " 7nfeksi 7nfeksi luka pas"a trauma sering menyebabkan osteitis
kronik. +steitis
tidak men"egah fraktur mengalami union, namun union akan berjalan lambat dan kejadian fraktur berulang meningkat. ika ada tandaBtanda infeksi akut dan pembentukan pus, jaringan lunak disekitar fraktur harus dibuka dan didrainase. 9ilihan antibioti" harus disesuaikan dengan hasil sensitiitas bakteri. 8Jternal fiJation sangat berguna pada kasus ini, namun jika intramedullary nail sudah terlanjur digunakan dan terfiksasi stabil, nail tidak perlu dilepas. 2. 5omplikasi >anjut a 6elayed @nion and 3onB@nion Fraktur transersa kadang membutuhkan waktu beberapa bulan untuk menyambung
kembali,
terutama
jika
traksi
digunakan
berlebihan
(penggunaan hanging "ast jangan terlalu berat). 9enggunaan teknik yang sederhana mungkin dapat menyelesaikan masalah, sejauh ada tandaBtanda
15
pembentukkan kalus ("allus) "ukup baik dengan penanganan tanpa operasi, tetapi ingat untuk tetap membiarkan bahu tetap bergerak. !ingkat nonBunion dengan pengobatan konseratif pada fraktur energy rendah kurang dari /. Fraktur energi tinggi segmental
dan fraktur terbuka lebih
"enderung mengalami baik delayed union dan nonBunion. Intermedullary nailing menyebabkan delayed union, tetapi jika fiksasi rigid dapat dipertahankan tingkat nonBunion dapat tetap dibawah 10/. b Joint stiffness Joint stiffness sering terjadi. Hal ini dapat dikurangi dengan aktiitas lebih awal,namun fraktur transersa (dimana abduksi bahu nyeri disarankan) dapat membatasi pergerakan bahu untuk beberapa minggu. !ambahan, pada anakBanak, fraktur humerus jarang terjadi. 9ada anakBanak dibawah tahun kemungkinan kekerasan pada anak perlu difikirkan. Fraktur dirawat dengan bandage sederhana pada lengan
hingga ke badan
untuk 2B minggu. 9ada anak yang lebih tua memerlukan plaster splint pendek. 2. 12 Asuhan !e%era*atan A. &engkajian 1. 7dentitas klien a 3ama b enis kelamin " 9endidikan d 9ekerjaan e
yang bersifat menusuk. @ntuk memperoleh pengkajian yang lengkap mengenai nyeri klien, perawat dapat menggunakan metode 9K4!. Prooking Incedent D Hal yang menjadi faktor presipitas nyeri adalah trauma pada lengan atas. !uality "f Plain D 5lien yang merasakan nyeri yang menusuk. #egion$ #adiation$ #elief D 3yeri terjadi dilengan atas. 3yeri dapat redah dengan imobilitas atau istirahat. 3yeri tidak dapat menjalar atau menyebar. %eerity (%cale) of PlainD se"ara subjektif, klien merasakan nyeri dengan skala 2B pada rentang0B.
16
&ime D &erapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang hari. . 4iwayat penyakit sekarang. 5lien datang dengan
lengan
yang
sakit tergantung tidak berdaya
pada sis tubuh dan di sangga oleh lengan yang sehat. . 4iwayat penyakit dahulu. 9ada pengkajian ini, perawat dapat menemukan
kemungkinan
penyebab fraktur dan mendapat petunjuk berapa lama tulang tersebut akan
menyambung. 9enyakitB penyakit tertentu, seperti kanker tulang dan
penyakit
paget,
menyebabkan
menyambung. . 4iwayat penyakit keluarga. 9enyakit keluarga yang
fanktorpatologis
berhubungan
sehingga
dengan
tulang
penyakit
sulit
tulang
merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker tulang yang "enderung diturunkan se"ara genetik. :. 4iwayat penyakit psikososial spiritual. 5aji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya, peran klien dalam keluarga dan masyarakat , serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan
sehariBhari,baik dala keluarga maupun dalam masyarakat. 6alam
tahap pengkajian, perawat juga perlu mengetahui polaBpola fungsi kesehatan sebagai berikut. %. 9ola persepsi dan tata laksana hidup sehat. 9ada kasus fraktur, klien biasanya merasa takut akan ke"a"atan
pada
penatalaksanaan elain
itu,
dirinya. kesehatan
+leh untuk
karena
itu,
membantu
klien
harus
penyembuhan
mengalami menjalanin tulangnya.
juga dilaksanakan pengkajian yang meliputi kebiasaan hidup
klien, seperti penggunaan obat steroid yang dapat menganggu metabolisme kalsium, pengonsumsian al"ohol yang dapat menganggu keseimbangan klien, dan apakah klien melakukan olahgara atau tidak. -. 9ola hubungan dan peran. 5lien akan kehilangan peran dalam keluarga dan masyarakat karena klien harus menjalani rawat inap. . 9ola persepsi dan konsep diri.
17
6ampak yang timbul pada klien fraktur adalah timbulnya ketakutan akan ke"a"atan akibat fraktur, rasa "emas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktiitas se"ara optimal, dan gangguan "itra diri. 10. 9ola sensori dan kognitif. 9ada klien fraktur, daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedangkan pada indra yang lain dan kognitifnya tidak mengalami gangguan. elain itu, juga timbul nyeri akibat fraktur. 11. 9ola penanggulangan stes. 9ada klien fraktur timbul rasa "emas akan keadaan dirinya, yaitu ketakutan timbul ke"a"atan pada diri dan fungsi tubuhnya. 12. 9ola tata nilai dan keyakinan. 5lien fraktur tidak dapat melaksanakan ibadah dengan baik,terutama frekuensi dan konsentrasi dalam beribadah. Hal ini dapat disebabkan oleh nyeri dan keterbatasan gerak klien B.
&emeriksaan Fisik 1. 5eadaan umum D !andaB tanda ital tidak normal karena ada ganguan lo"al, baik fungsi maupun
bentuk. a &1 (&reating) 9ada pemeriksaan sistem pernapasan, didapatkan bahwa klien fraktur humerus tidak mengalami kelainan pernapasan. 9ada palpasi toraks, didapatkan taktil fremitus seimbang kanan dan kiri. 9ada b
"
auskultasi, tidak ditemukan suara napas tambahan. &2 ( &lood). 7nspeksi tidak ada iktus jantung, pada palpasi D 3adi mengkat, iktus tidak teraba, #uskultasi D suara 1 dan 2 tunggal, tidak ada murBmur. & ( &rain) B !ingkat kesadaran biasanya komposmentis 5epalaD !idak ada gangguan, yaitu normosefalik, simetris, tidak • ada penonjolan, tidak ada sakit kepala >eher D !idak ada gangguan, yaitu simetris, tidak ada penonjolan, • refleJ menelan ada. *ajahD *ajah terlihat menahan sakit dan tidak ada perubahan • fungsi dan bentuk, *ajah simetris, tidak ada lesi dan edema. ataD !idak ada gangguan, seperti konjungtia tidak anemis • (karena tidak terjadi pendarahan).
18
•
!elingaD !es bisik atau weber masih dalam keadaan normal. !idak
ada lesi atau nyeri tekan. HidungD !idak ada deformitas, tidak ada pernapasan "uping • hidung. •
ulut dan FaringD !idak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi
perdarahan, mukosa mulut tidak pu"at. B 9emeriksaan fungsi serebral. tatus mentalD obserasi penampilan dan d
tingkah laku klien. &iasanya tidak mengalami perubahan & (&ladder). 5aji keadaan urine yang meliputi warna, jumlah dan karakteristik urine, termasuk berat jenis urine. &iasanya klien pada fraktur humerus tidak
e
mengalami kelainan pada sistemini. & (&owel) 7nspeksi abdomen D &entuk datar, simetris, tidak ada hernia. 9alpasi D !urgor baik,tidak ada defans mus"ular dan hepar tidak terabah. 9erkusi D uara timpani, ada pantulan gelombang "airan. #uskultasi D 9eristaltik usus nomal 20 kaliGmenit. 7nguinal E genitalia E anus. !idak ada hernia,
B
tidak ada pembesaran limfe. 9ola nutrisi dan metabolism 5lien fraktur harus mengonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehariBharinya, seperti kalsium, $at besi, protein, itamin ?, dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan
tulang. 5urangnya paparan sinar matahari merupakan
faktor predisposisi masalah mus"uloskeletal terutama pada lansia. elain itu, B
obesitas juga menghambat degenerasi dan mobilitas klien. 9ola eliminasi. 5lien fraktur humerus tidak mengalami gangguan pola eliminasi, tetapi perlu juga dikaji frekuensi, kosistensi, warna, dan bau feses pada pola eliminasi ali. 9ada pola eliminasi urine dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlahnya.
f
&: (&one). #danya fraktur pada humerus akan menganggu se"ara lokal, baik fungsi motorik, sensorik, maupun peredaran darah. a) >ook. 9ada sistem integument terdapat eritema,
suhu
disekitar
daerah
trauma meningkat, bengkak, edema, dan nyeri tekan. 9erhatikan adanya
19
pembengkakan
yang tidak biasa (abnormal). 9erhatikan adanya sindrom
kompartemen pada lengan bagian distal fraktur humerus. #pabila fraktur
terbuka,
ada
tandaBtanda
trauma
jaringan
lunak
terjadi sampai
kerusakan intergritas kulit. 5aji adanya tandaBtanda "edera dan kemungkinan keterlibatan berkas neuroas"ular (saraf dan pembulu darah) lengan, seperti bengkakGedema. b) Feel. 5aji adanya nyeri tekan (tenderness) dan krepitasi pada daerah lengan atas. ") oe. etelah dilakukan pemeriksaan feel, pemeriksaan dilanjutkan dengan menggerakkan ekstermitas, kemudian perawat men"atat apakah ada keluhan nyeri pada pergerakan. 9en"atatan rentang gerak ini perlu dilakukan agar dapat mengealuasi keadaan sebelum dan sesudahnya.
20
5riteria hasilD B 5lien melaporkan B B
nyeri
berkurang
atau
dapat
diatasi,mengidentifikasi
aktiitas yang meningkatkan atau mengurangi nyeri. 5lien tidak gelisah. kalanyeri 0B1 atau teratasi.
7nterensiD B
5aji nyeri dengan skala 0B 4asionalD nyeri merupakan respon subjektif yang dapat dikaji dengan menggunakan skala nyeri. 5lien melaporkan nyeri biasanya di atas tingkat
B
"idera. #tur posisi imobilisasi pada lengan atas. 4asionalD imobilisasi yang adekuat dapat mengurangi pergerakan fragmen tulang
B
yang menjadi unsure utama penyebab nyeri pada lengan atas. &antu klien dalam mengidentifikasi fa"tor pen"etus. 4asionalD nyeri dipengaruhi oleh ke"emasan, ketegangan, suhu, distensi kandung
B
kemih, dan berbaring lama. elaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan noninasife. 4asionalD pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi
B
lainnya efektif dalam mengurangi nyeri. #jarkan relaksasiD 4asional D tenik untuk menurunkan ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi intensitas nyeri.
B
B
B
!ingkatkan relaksasi masase. 4asionalDteknik ini akan melan"arkan peredaran darah sehingga +2 pada jaringan terpenuhi dan nyeri berkurang. #jarkan metode distraksi selama nyeri akut. 4asionalD mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri ke halBhal yang menyenakan. &erikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman, misalnya waktu tidur, belakang tubuh klien dipasang bantal ke"il. 4asionalD istirahat merelaksasi semua jaringan sehingga semua akan
B
meningkatkan kenyamanan. !ingkatkan pengetahuan tentang sebabBsebab nyeri dan hubungkan dengan berapa lama nyeri akan berlangsung.
21
4asionalD pengetahuan tentang sebabBsebab nyeri membantu mengurangi nyeri. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepatuhan klien terhadap ren"ana B
teraupetik. 9antau keadaan pemasangan gips. 4asionalD gips harus tergantung (dibiarkan tergantung bebas tanpa disangga) karena berat gipsdapat digunakan sebagai traksi terusBmenerus pada aksis panjang lengan. 5lien dinasihati untuk tidur dalam posisi tegak sehingga traksi
dari berat gips dapat dipertahankan se"ara konstan. B 5olaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesi". 4asionalD analgesi" memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang 2. 6iagnosa 5eperawatanD Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan diskontinuitas jaringan tulang, nyeri sekunder akibat pergerakan fragmen tulang. !ujuanD klien mampu melaksanakan aktiitas fisik sesuai dengan kemampuannya. 5riteria hasilD B klien dapat ikut serta dalam program latihan B !idak mengalami kontraktur sendi B 5ekuatan otot bertambah B 5lien menunjukan tindakan untuk meningkatkan mobilitas. 7nterensiD B 5aji mobilitas yang ada dan obserasi adanya peningkatan kerusakan. 5aji se"ara
B
B
teratur fungsi motorik. 4asionalD mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktiitas. #tur posisi imobilisasi pada lengan atas. 4asional D imobilisasi yang adekuat dapat mengurangi pergerakan fragmen tulang yang menjadi unsure utama penyebab nyeri pada lengan atas. #jarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit. 4asionalD gerakan aktif memberikan massa, tonus, dan kekuatan otot, serta memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan. &antu klien melakukan 4+ dan perawatan diri sesuai toleransi. 4asionalD untuk mempertahankan fleksibilitas sendi sesuai kemampuan. 5olaborasi dengan ahli fisioterapi untuk melatih fisik klien. 4asionalD kemampuan mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan
fisik dan tim fisisoterapi. . 6iagnosa 5eperawatanD 4isiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan adanya port de entrLe luka operasi pergelangan atas. !ujuanD infeksi tidak terjadi selama perawatan. 5riteria hasilD 5lien mengenal faktor risiko
22
engenal tindakan pen"egahan atau mengurangi fa"tor risiko infeksi dan menunjukan
atau mendemonstrasikan teknikBteknik
untuk meningkatkan
lingkungan yang aman. 7nterensiD 5aji dan monitor luka operasi setiap hari. 4asional D mendeteksi se"ara dini gejalaBgejala inflamasi yang mungkin timbul
se"ara sekunder akibat adanya luka pas"a operasi. >akukan perawatan luka se"ara steril. 4asionalD teknik perawatan luka se"ara steril dapat mengurangi kontaminasi kuman. 9antauGbatasi kunjungan. 4asional D mengurangi risiko kontak infeksi dari orang lain.
&antu perawatan diri dan keterbatasan aktiitas sesuai toleransi. &antu program latihan. 4asionalD
menunjukan
kemampuan
se"ara
umum,
kekuatan
otot,
dan
merangsang pengembalian sistem imun. &erikan antibioti" sesuai indikasi. 4asionalD satu atau beberapa agens diberikan yang bergantung pada sifat pathogen dan infeksi yang terjadi.
. 6iagnosa 5eperawatanD 4isiko "edera berhubungan dengan hambatan mobilitas fisik !ujuanD "edera tidak terjadi 5riteria hasilD klien mau berpartisipasi dalam men"egah "edera 7nterensiD
9ertahankan imobilisasi pada lengan atas 4asionalD meminimalkan rangsang nyeri akibat gesekan antara fragmen tulanng dan jaringan lunak sekitarnya &ila klien menggunakan gips, pantau adanya penekanan setempat dan sirkkullasi perifer 4asionalD endeteksi adanya sindrom kompartemen dan menilai se"ara
dini adanya gangguan sirkulasi pada bagian distal lengan atas &ila terpasang bebat, sokong fraktur dengan bantal atau gulungan selimut agar posisi tetap netral 4asionalD men"egah
perubahan
posisi
dengan
tetap
mempertahankan
kenyamanan dan keamanan 8aluasi bebat terhadap resolusi edema
23
4asional D bila fase edema telah lewat kemungkinan bebat menjadi longgar dapat
terjadi 8aluasi tandaGgejalah perluasan "edera jaringan (peradangan lo"alGsistemik, seperti peningkatan nyeri, edema, dan demam) 4asionalD menilai perkembangan masalah klien.
. 6iagnosa 5eperawatanD 6efi"it perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromus"ular dan penurunan kekuatan lengan atas. !ujuanD perawatan diri klien dapat terpenuhi 5riteria HasilD klien dapat menunjukan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri,mampu
melakukan
aktiitas
perawatan
diri
sesuai
dengan
tingkat
kemampuan, dan mengidentifikasi indiidu yang dapat memmbantu 7nterensiD 5aji kemampuan dan tingkat penurunan dalam skala 0B untuk melakukan #6>. 4asionalD memantau dalam mengantisipasi dan meren"anakan pertemuan untuk
kebutuhan indiidual. Hindari apa yang tidak dapat dilakukan klien dan bantu bila perlu. 4asionalD hal ini dilakukan untuk men"egah frustasi dan menjaga harga diri klien karena klien dalam keadaan "emas dan membutuhkan bantuan orang lain. #jak klien untuk berpikir positif terhadap kelemahan yang dimilikinya. &erikan klien motiasi dan i$inkan ia melakukan tugas, kemudian beri umpan balik positif atas uasaha yang telah dilakukan. 4asionalD klien memerlukan empati 7nterensi
dan
yang
konsisten.
tersebut dapat meningkatkan harga diri, memandirikan klien, dan
menganjurkan klien untuk terus men"oba. 4en"anakan tindakan untuk mengurangi yang
perawatan
sakit,
pergerakan
pada
sisi
lengan
seperti tempatkan makanan dan peralatan dalam suatu tempat
yang belawanan dengan sisi yang sakit. 4asionalD klien akan lebih mudah mengambil peralatan yang diperlukan karena
lebih dekat dengan lengan yang sehat. 7dentifikasi kebiasaan &. #jurkan minum dan tingkatkann latiahan. 4asionalD meningkatkan latihan dapat men"egah konstipasi.
:. 6iagnosa 5eperawatanD #nsietas berhubungan dengan krisis situasional, akan menjalani operasi, status ekonomi,dan perubahan fungsi peran. !ujuanD #nsietas hilang atau berkurang. 5riteria hasilD
24
klien mengenal perasaannya dapat mengidentifikasi penyebab atau fa"tor yang mempengaruhi, dan menyatakan ansietasnya berkurang.
7nterensiD
5aji tanda erbal dan nonerbal ansietas. 6ampingi klien dan lakukan tindakan bila klien menunjukan perilaku merusak 4asionalD reaksi erbalGnonerbal dapat menunjukan rasa agitasi, marah dan
gelisa. Hindari konfrontasi. 4asionalD konfrontasi
dapat
meningkatkan
rasa
marah,
menurunkan
kerja sama, dan mungkin memperlambat penyembuhan. ulai lakukan tindakan untuk mengurangi ansietas. &eri lingkungan yang
tenang dan suasana penuh istirahat. 4asionalD mengurangi rangsangan eksternal yang tidak p erlu. !ingkatkan "ontrol sensasi klien.
25
BAB --T-/A0A !AS0S .1 5asus eorang laki laki yaitu !n # usia 0 tahun mengalami ke"elakaan lalu lintas, mengalami patah tulang
pada lengan kanan, hasil pemeriksaan didapatkan luka terbuka, fraktur
humerus dekstra 1G medial, dislokasi bahu. terdapat perdarahan sebanyak 00"" dalam jam. 9ada klien telah dilakukan operasi dan perbaikan terhadap "idera nerus radialis. !elah dilakukan pemasangan skrup dan plate. 5lien masih dirawat di bangsal bedah, saat ini !6 120G%0 mmhg, nadi -0Gmenit, suhu % derajat, 44 1:JGmenit. 5lien mengeluh nyeri pada area oprasi yaitu lengan atas saat istirahat nyeri dapat reda, nyeri seperti menusuk dengan skala nyeri . 3yeri sering terjadi pada malam hari . 5lien mengatakan takut menggerakan tangannya dan merasa mual dan muntah. 5lien terlihat meringis kesakitan. 5esadaran umum kompos mentis. 5lien mengatakan sulit untuk menggerakan tangannya.5lien terlihat ragu untuk menggerakan tangannya. 5lien telihat meringis kesakitan apabila tangannya digerakan. 5lien terlihat dibantu oleh keluarga saat melakukan aktiitas. 8ktremitas terlihat bengkak, tampak eritema,tampak adanya nyeri tekan. .2 #suhan 5eperawatan #. 9engkajian 7dentitas 9asien • 3ama @sia enis 5elamin tatus uku #gama #lamat 9endidikan 9ekerjaan 6iagnosa edis
D !n. # D 0 tahun D >akiBlaki D enikah D 7ndonesia D 7slam D ?ibinong 4t 0% 4w 01nomor 100 D # D *iraswasta D Fraktur humerus dekstra 1G medial, dislokasi bahu
•
7dentitas 9enanggung jawab
26
3ama @mur 9endidikan #gama uku Hubungan dengan pasien 9ekerjaan •
D 3y.& D 2% tahun D 5 D 7slam D 7ndonesia D 7stri D 7bu rumah tangga
5eluhan utama 5lien mengeluh nyeri pada area oprasi yaitu lengan atas saat istirahat nyeri dapat reda, nyeri seperti menusuk dengan skala nyeri . 3yeri sering terjadi pada
•
•
malam hari. 5lien mengatakan
takut
menggerakan tangannya dan merasa mual dan muntah. 4iwayat penyakit sekarang. 5lien datang dengan lengan yang sakit tergantung tidak berdaya pada sisi tubuh dan di sangga oleh lengan yang sehat. 4iwayat penyakit dahulu. 5lien mengatakn belum pernah mengalami patah
tulang
•
sebelumnya. 4iwayat penyakit keluarga. 5lien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan dan tidak
•
memiliki penyakit kanker tulang. 4iwayat penyakit psikososial spiritual. 5lien mengatakan sedih mengalami patah tulang ini karena mengahabatnya untuk beraktiitas klien selalu berdoa atas kesembuhan
•
penyakitnya. 9ola persepsi dan tata laksana hidup sehat. 5lien mengatakan takut untuk menggerakan tangannya karena takut nyeri. 5lien mengatakan tidak pernah meminum alkohol dan
•
•
•
•
merokok, klien jarang melakukan olahraga 9ola hubungan dan peran. 5lien mengatakan tidak bisa bekerja selama dirawat karena klien adalah tulang punggung keluarga. 9ola persepsi dan konsep diri. 5lien mengatakan takut tangan sulit digerakan 9ola penanggulangan stes. 5lien mengatakan hanya bisa berdoa untuk kesembuhannya apabila ia jenuh ia menonton t. 9ola tata nilai dan keyakinan.
27
5lien mengatakan sulit untuk beribadah sehingga ia sholat dengan •
duduk. 9emeriksaan Fisik 1) 5eadaan umum D "ompos mentis 2) !andaB tanda italD B !6 D 120G%0 mmHg B 3 D -0 JGmenit B 44 D 1: JGmenit B D %0? ) &1 (&reating). 9ada pemeriksaan sistem pernapasan, didapatkan bahwa klien fraktur humerus tidak mengalami kelainan pernapasan. 9ada auskultasi, tidak ditemukan suara napas tambahan. ) &2 ( &lood). 7nspeksi tidak ada iktus jantung, pada palpasi D 3adi normal , iktus tidak teraba, #uskultasi D suara 1 dan 2 tunggal, tidak ada murBmur. ) & ( &rain) B !ingkat kesadaran biasanya komposmentis B 5epalaD !idak ada gangguan, yaitu normosefalik, simetris, B
tidak ada penonjolan, tidak ada sakit kepala >eher D !idak ada gangguan, yaitu simetris, tidak ada
penonjolan, refleJ menelan ada. B *ajahD *ajah terlihat menahan sakit dan tidak ada perubahan fungsi dan bentuk, *ajah simetris, tidak ada lesi B
dan edema. ataD !idak ada gangguan, seperti konjungtia tidak
B
anemis (karena tidak terjadi pendarahan). !elingaD !es bisik atau weber masih dalam keadaan normal.
B
!idak ada lesi atau nyeri tekan. HidungD !idak ada deformitas, tidak ada pernapasan "uping
B
hidung. ulut dan FaringD !idak ada pembesaran tonsil, gusi tidak
B
terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak pu"at. 9emeriksaan fungsi serebral. tatus mentalD obserasi penampilan dan
tingkah laku
klien. &iasanya tidak
mengalami perubahan :) & (&ladder). !idak mengalami kelainan pada sistem perkemihan
28
%) & (&owel) B 7nspeksi abdomen D &entuk datar, simetris, tidak ada hernia. B 9alpasi D !urgor baik,tidak ada defans mus"ular dan hepar B B
tidak terabah. 9erkusi D uara timpani, ada pantulan gelombang "airan. #uskultasi D 9eristaltik usus nomal 20 kaliGmenit. 7nguinal E genitalia E anus. !idak ada hernia, tidak ada pembesaran
limfe. -) 9ola nutrisi dan metabolisme 5lien mengatakan mual dan muntah. 5lien fraktur harus mengonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehariBharinya, seperti kalsium, $at besi, protein, itamin ?, dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan
tulang. 5urangnya paparan sinar matahari
merupakan faktor predisposisi masalah mus"uloskeletal terutama pada lansia. ) 9ola eliminasi. 5lien tidak mengalami gangguan pola eliminasi, 10) &: (&one). #danya fraktur pada humerus akan menganggu se"ara lokal, baik fungsi motorik, sensorik, maupun peredaran darah. B >ook. 9ada sistem integument terdapat eritema, suhu disekitar daerah
trauma meningkat, bengkak,
tekan. !iadak terjadi pembengkakan
edema, yang
dan
nyeri
tidak
biasa
(abnormal). #pabila terjadi fraktur terbuka, ada tandaB tanda
trauma
jaringan
lunak
sampai
kerusakan
intergritas kulit. #danya "edera pada nerus radialis dan B
adanya perdarahan sebnayak 00 "" dalam jam . Feel. #danya nyeri tekan (tenderness) dan krepitasi pada daerah
B
lengan atas. oe. etelah dilakukan pemeriksaan feel, pemeriksaan dilanjutkan dengan menggerakkan ekstermitas. #danya keluhan nyeri saat digerakan.. Hasil pemeriksaan yang didapat adalah adanya gangguanG keterbatasan gerak lengan dan bahu.
29
&. #nalisa 6ata
6ata fo"us 6ata ubjektif D 5lien mengeluh nyeri pada area oprasi • 6engan pengkajian nyeriD 9D !rauma lengan atas KD 3yeri seperti menusuk 4D 3yeri lengan atas saat istirahat
asalah 3yeri akut
#gen
8tiologi "edera
fisik
(trauma)
nyeri dapat reda, D skala nyeri !D 3yeri sering terjadi padamalam hari 6ata +bjektif D •
•
•
5lien terlihat terpasang skrup dan plate !andaBtanda Aital B !6 D 120G%0 mmHg B 3D -0 JGmenit B 44 D 1: JGmenit B D %0? 5lien terlihat meringis kesakitan
6ata ubjektif D Hambatan 5lien mengatakan takut menggerakan • fisik tangannya 5lien mengatakan sulit untuk •
mobilitas
menggerakan tangannya. 6ata +bjektif D 5lien terlihat ragu untuk menggerakan • •
tangannya 5lien telihat
•
apabila tangannya digerakan. 5lien terlihat terpasang skrup dan
•
plate 5lien terlihat dibantu oleh keluarga
meringis
kesakitan
saat melakukan aktiitas
30
6ata ubjektif D 5erusakan 5lien mengtakan adanya luka pada • kulit lengan.
integritas Fraktur terbuka, bedah perbaikan, pemasangan sekrup.
6ata +bjektif D • •
• •
?.
8ktremitas terlihat bengkak #danya perdarahan sebanyak 00 "" selama jam !ampak eritema !ampak adanya nyeri tekan
6iagnosa 5eperawatan 1. 3yeri akut berhubungan dengan agen "edera fisik (trauma) 2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan mus"uloskeletal . 5erusakan integritas kulit berhubungan dengan Fraktur terbuka, bedah perbaikan, pemasangan sekrup.
6.
7nterensi 5eperawatan
3o
3o.
1.
6J 1.
!ujuan dan kriteria hasil etelah
dilakukan
7nterensi
tindakan
keparawatan selama J2 jam diharapkan pasienD a. 5ontrol
ditingkatkan keD B engenali kapan nyeri
terjadiD
(se"ara konsisten B
menunjukan) enggambarkan faktor penyebabD
#. anajemen 3yeri B >akukan pengkajian nyeri
nyeri
(se"ara
4asional
komprehensif
B 9enting
untuk
menentukan
yang meliputi lokasi,
interensi yang
karakteristik,
"o"ok
onsetGdurasi,
mengealuasi
frekuensi, kualitasa,
ketidakefektifan
intensitas
terapi
atau
beratnya nyeri dan
dan
yang
diberikan
faktor pen"etus. B
strategi
B engenali
31
B
konsisten
komunikasi
menunjukan) elaporkn
terapeutik
pengalaman
terhadap
gejala
nyeri
pada
profesional
yang
terkait
dengan
gejala
nyeriD (sering menunjukan) b. !ingkat nyeri
B B
(ringan) ualD (ringan) Frekuensi nafasD (deiasi ringan
B
kisaran
normal) !ekanan darahD (deiasi dari
normal) ". 5epuasan anajemen ditingkatkan keD
pasien
bersamaBsama
ringan kisaran klienD nyeri
B @ntuk
pasien faktorBfaktor
menentukan
yang
dapat
teknik
yang
atau
sesuai
untuk
menurunkan
memperberat nyeri B onitor tandaBtanda ital
menurunkan nyeri B engetahui keadaan umum
nyeri
wajahD (sedang) engeluarkan
dari
sampaikan
penerimaan
B
menunjuukan) engenali apa
keringatD
dan
nyeri
(sering
B
penyebab nyeri
terhadap nyeri
keperawatanD
ditingkatkan keD B 8kspresi
untuk
megetahui
perubahan
B
tentang
pasien B &erikan mengenai seperti
informasi nyeri, penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan
B emberikan informasi kepada dan tentang
pasien keluarga nyeri
yang terjadi
akibat prosedur B 5endalikan
faktor
lingkungan
yang
dapat mempengaruhi respon
pasien
terhadap ketidaknyamanan
B emberikan rasa
nyaman
dan
dapat
mengurangi rasa nyeri
yang
terjadi
32
B
3yeri terkontrolD
(misalnya, ruangan,
B
("ukup puas) engambil tindakan
suhu
pen"ahayaan,
untuk
atau
suara bising)
mengurangi nyeriD ("ukup B
(sepertibiofeedba"k, untuk
memberikan
("ukup puas) 7nformasi disediakan untuk mengurangi
hypnosis,
antisipatif,
terapi
musik,
terapi
bermain,
terapi
aktiitas, akupressur, aplikasi panasGdingin
nyeriD ("ukup puas) d. 3yeriD efek
!83,
relaksasi, bimbingan
kenyamananD B
B 9endekatan
farmakologi
puas) engambil tindakan
B #jarkan teknik non
yang
menganggu ditingkatkan
dan pijatan, sebelum dan
melakukan
B
5etidaknyamanan
aktiitas
yang
menimbulkan
nyeri
B
D (sedang)
sebelum nyeri terjadi
pergerakan fisikD B
(sedang)
B
(sedang)
menggunakan relaksasi
dan
nonfarmakologi lainnya
efektif
dalam mengurangi nyeri.dan teknik ini
akan
melan"arkan peredaran darah
memungkinkan ketika
keD
jika
dengan
sehingga
+2
padajaringan terpenuhi
dan
nyeri berkurang
atau meningkat, dan bersama
dengan
tindakan penurunan rasa nyeri lainnya)
&. 9emberian obat B onitor kemungkinan alergi terhadap
obat,
interaksi
dan
B enghindari terjadinya alergi obat
33
kontraindikasi termasuk
obatB
obatan herbal B &eritahukan
klien
mengenai jenis obat, alasan obat,
pemberian hasil
yang
diharapkan dan efek lanjutan yang akan terjadisebelum pemberian obat
B #gar menambah pengetahuan pasien
tentang
obat
yang
dikonsumsi
B &erikan obatBobatan yang sesuai dengan teknik dan "ara yang tepat
B @ntuk memper"epat penyembuhan
B 5olaborasi dokter
dengan
pasien
tentang
pemberian analgesik
B #nalgesi" memblok lintasan
nyeri
sehingga
nyeri
akan berkurang 2.
2.
etelah
dilakukan
tindakan
keparawatan selama J2 jam diharapkan pasienD a. 9enampilan
mekanik
tubuh ditingkatakan keD B elakukan teknik mengangkat
#. 9eningkatan latihan B
B engetahui
indiidu sebelumnya
perkembangan
mengenai latihan
latihan pasien
B
B engetahui hambatan yang
34
B
dengan tepatD
terjadi
(sering
melakukan
menunjukan) elakukan teknik
pergerakan atau
mendorong dengan tepatD
menunjukan) empertahankan kekuatan ototD
saat
program untuk
memenuhi
dapat membantu pasien
dan
keluargaG
orang yang memberi dalam
meren"anakan meningkatakan
("ukup
program latihan
terganggu) 5e"epatan gerakanD ("ukup terganguu) 5ontrol gerakanD
&. 9engaturan posisi B !empatkan pasien diatas matrasG tempat tidur terapeutik
("ukup
terganggu) ". 5onsekuensi imobilitasD fisiologi ditingkatkan keD B 3yeri tekanD B
(sedang) Fraktur tulangD
B
(sedang) 5ontraktur sendiD
B 6orong pasien untuk terlibat
B emenuhi rasa nyaman pasien
dan
kekuatan ototD
(sedang)
keluarga
melakukan
kebutuhannya
perawatan
ditingkatkan keD B 5ontraksi
B #gar
latihan
B >ibatkan
menunjukan) b. 5oordinasi pergerakan
B
pada
latihan
latihan mandiri
(sering
B
indiidu
mengembangkan
(sering B
B 6ampingi
saat
dalam
perubahan posisi
B emberi nyaman
pergerakan
B emberi
dan
aman
sesuai
dengan
B en"egah
tubuh
terjadinya
B 6orong
rasa
nyaman
pasien
yang tepat
dan
latihan
B 9osisikan
kesejajaran
rasa
kekauan otot
latihan
B enghindari
35
4+ aktif dan pasif
B angan
dari "edera
B engetahui
menempatkan pasien
perkembangan
pada
aktiitas
posisi
yang
dapat meningkatkan
fisik
pasien
nyeri B elatih otot dan
?. !erapi aktiitas B 9ertimbangkan
kekuatan tangan
kemampuan
klien
pasien
dalam berpartisipasi melalui
aktiitas B #gar
spesifik
memper"epat B &antu tetap
klien
untuk
fokus
pada
kekuatan
proses penyembuhan
yang
dimilikinya dibandingkan dengan
kelemahan
yang dimilikinya
B emper"epat penyebuhan
B &erkolaborasi
pasien
dengan
dengan ahli terapis
bantuan
fisik, okupasi, dan
fisioterapis
terapis
rekreasional
dalam
pene"anaan
dan
pemantauan
program
aktiitas
jika diperlukan. .
.
etelah
dilakukan
tindakan
#. 9engurangan
36
keparawatan selama J2 jam diharapkan pasienD a. 7ntegritas jaringanD kulit dan
memran
mukosa
ditingkatkan keD B uhu kulitD B
(tidak terganggu) 9erfusi jaringanD
B
B en"egah kehilangan
penyebab perdarahan B &eri
terganggu) 7ntegritas kulitD
penekanan
langsung
atau
penekanan
pada
balutan jika sesuai
B B
(sedang) 9igmentasi abnormalD
sifat
kehilangan
B emantau
dan kehilangan
tanda
dan
darah
yang
terjadi
gejala
infeksi sistemik dan
B engetahui adanya infeksi
lokal.
B onitor kerentanan terhadap infeksi
B en"egah
ditingkatkan keD B emperkirakan
terjadinya infeksi
kondisi kulitD B &erikan
(sedang) emperikan
perawatan
kulit
yang
tepat
konsidi tepi lukaD
untuk
area
yang
(sedang) 8ritema dikulit
mengalami edema
(sedang)
semakin banyak
(sedang) b. 9enyebuhan luka primer
sekitarnyaD
perdarahan
keadaan pasien
&. 9erlindungan infeksi B onitor adanya
(sedang) >esi mukosa membranD
B
B engatasi
B onitor jumlah dan
darah
terganggu) >esi pada kulitD
B
darah berlebih
("ukup
("ukup
B
perdarahan B 7dentifikasi
B #jarkan pasien dan anggota bagaimana
keluarga "ara
B emper"epat proses penyebuhandan men"egah mikroorganisme masuk kedalam luka
menghindari infeksi B enjaga teknik
37
antiseptik ?. 9embidaian B onitor pada
sirkulasi
area
yang
dan
penyebarluasan infeksi
mengalami trauma. B emantau
B onitor perdarahan pada area "edera
adanya
lesi,
bengkak
dan
yang lainnya B engetahu
B &eri bantalan pada bidai yang keras
jumlah perdarahan
B engurangi pergerakan B &atasi
pergerakan
pasien
tertutama
pada
bagian
yang
mengalami trauma
tulang
yang
berlebih
pada
area trauma B en"egah area yang
sudah
skrup
dan
di
gifs
berubah
posisi
38
BAB - &EMBAASA
.1.
&engkajian 9ada kasus ini, fraktur humerus terjadi pada seorang laki laki yaitu usia 0 tahun
mengalami ke"elakaan lalu lintas, sesuai dengan sumber literature fraktur lebih sering terjadi pada lakiBlaki dari pada perempuan dengan umur di bawah tahun dan sering berhubungan dengan olah raga, pekerjaan atau ke"elakaan. edangkan pada usia prealensi "enderung lebih banyak terjadi pada wanita berhubungan dengan adanya osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormone. &erdasarkan pada laporan 4iset 5esehatan 6asar (47586#) 6epkes 47 tahun 200% diketahui bahwa urutan penyebab "edera terbanyak adalah jatuh, ke"elakaan transportasi darat dan terluka benda tajamGtumpul. 9ada kasus dan sumber literature samaBsama ditemukan nyeri akut yang disebabkan karena adanya nyeri tekan pada bagian area lengan atas akibat fraktur. 9ada kasus dan sumber literature mengatakan bahwa adanya manifestasi nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. pasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang diran"ang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang yang menyebabkan terjadinya deformitas (terlihat maupun terasa) pergeseran fragmen pada fraktur deformitas dapat diketahui dengan membandingkan ekstremitas yang normal. aat ekstremitas diperiksa, terasa adanya derik tulang dinamakan krepitus yang terasa akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. 6an dapat terjadi pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit tanda ini baru terjadi setelah beberapa jam atau beberapa hari setelah "idera. 9ada kasus dan sumber literature pemeriksan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui D Hemoglobin,
hematokrit sering rendah akibat perdarahan, laju endap darah (>86)
meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas. 9ada masa penyembuhan ?a dan 9 mengikat di dalam darah dan pada pemeriksaan radiologi hasil rontgen dapat dilihat gambaran fraktur (tempat fraktur, garis fraktur (transersa,spiral atau kominutif) dan pergeseran lainnya dapat terba"a jelas). ?!Bs"an, diindikasikan, ke"uali
pada
kasus
dengan
boneBs"an
dan
47
jarang
kemungkinan fraktur patologis.
39
AenogramGanterogram menggambarkan arus as"ularisasi. ?! s"an untuk mendeteksi struktur fraktur yang lebih kompleks.
.2.
Diagnosa
9ada kasus samaBsama ditemukan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen "edera fisik (trauma). 9ada kasus kami mengambil diagnose ini karena pasien mengalami ke"elakaan lalu lintas dan terjadi patah tulang pada lengan kanan. 9asien telah dilakukan operasi dan perbaikan terhadap "idera nerus radialis. 9as"a operasi pasien mengeluh nyeri pada malam hari, nyeri seperti ditusukBtusuk dengan skala pada area operasi yaitu lengan kanan dan adanya nyeri tekan. 9ada sumber literatur nyeri akut yang berhubungan dengan pergerakan fragmen tulang, kompresi saraf, "edera neuromus"ular, trauma jaringan, dan refleJ spasme otot sekunder. 9ada sumber literatur ini kemungkinan terjadi fraktur karena ke"elakaan atau trauma lainnya sama halnya dengan kasus. 9ada kasus dan sumber literature juga samaBsama ditemukan diagnosa keperawatan tentang hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan mus"uloskeletal karena pas"a operasi pasien pasien telah di lakukan pemasangan skrup dan plate pasien juga seringkali meringis setiap kali menggerakan tangannya, pasien menjadi raguBragu dan takut untuk menggerakan tangannya, karena akan timbul kesakitan yang amat sangat apabila tangannya digerakan sehingga pasien mengalami kesulitan untuk melakukan aktiitas dan membutuhkan bantuan keluarganya untuk melakukan aktiitas. edangkan pada sumber literatur hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan dikontinuitas jaringan tulang, nyeri sekunder akibat pergerakan fragmen tulang karena terjadinya trauma dan menyebabkan nyeri serta keterbatasan untuk bergerak. 9ada kasus juga ditemukan adanya diagnose keperawatan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik (imobilitas fisik). Hal ini sama dengan sumber literature risiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan adanya port de entrLe luka operasi pergelangan atas. 9ada kasus kerusakan integritas kulit dan sumber literature risiko infeksi samaBsama harus dilakukan tindakan keperawatan seperti perawatan luka se"ara steril karena hal itu dapat men"egah resiko infeksi makin menyebar luas dan dapat men"egah terjadinya kerusakan pada kulit.
40
elain itu pada sumber literature ditemukan diagnosa keperawatan lainnya berupa defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskular dan penurunan kekuatan otot, serta diagnosa keperawatan ansietas berhubungan dengankrisis situasional, akan menjalani operasi, status ekonomi, dan perubahan fungsi peran. edangkan pada kasus kami tidak mengambil diagnosa ini karena data yang peroleh hanya diagnosa ang sudah disebutkan diatas dan keterbatasan data pada kasus.
.3.
-nterensi !e%era*atan
9ada sumber literature, interensi tidak dibuat berdasarkan manajemen tindakan akan tetapi sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ada dan menggunakan rasional. ementara pada kasus, interensi dibuat per manajemen tindakan dan sesuai dengan diagnosa keperawatan dan menggunakan rasional. ementara untuk tujuan dan kriteria hasil pada kasus diambil dari keluhan yang ada dan sesuai dengan buku 37? dan 3+?. 6an pada teori tujuan dan kriteria hasil menggunakan data objektif dan data subjektif pasien. 9ada interensi di literature, tidak membuat interensi per manajemen sedangkan di kasus membuat interensi per manajemen sesuai dengan 37?. 9ada tujuan dan kriteria hasil di literature langsung ke intinya, tujuan dileterature seperti nyeri berkurang, hilang atau teratasi, sedangkan di kasus pada tujuan dan kriteria hasil menggunakan kata setelah dilakukan tindakan keperawatan selama J 2 jam diharapkan pasien, serta kriteria hasil yang ada dalam kasus sesuai dengan 3+?. 9ada interensi diagnosa keperawatan yang pertama yaitu nyeri, dari literature dan kasus sangat berbeda. Hal ini berbeda karena pada kasus sesuai dengan 37? dan 3+?, sedangkan pada literature hanya bentuk poinnya saja. 9ada interensi ketiga terlihat perbedaannya karena dalam hal diagnosa yang ditegakkan ketiga pun sangat berbeda. 6alam literature menegakkan diagnosa infeksi sedangkan pada kasus diagnosa ketiga yaitu kerusakan integritas kulit. aka dalam hal ini interensinyaa pun akan sangat berbeda. 9ada diagnosa 1B, interensi dikasus menggunakan interensi yang sesuai dengan 37? dan menggunakan kriteria hasil yang sesuai dengan 3+?
41