RANGKUMAN UAS AUDIT KEUANGAN II
CHAPTER 17 / AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBIAYAAN SIFAT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBIAYAAN Aktivitas investasi (investing activities ) adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Di samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi aktiva-aktiva ini kare na aktiva itu diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya. Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya mesin, peralatan, fasilitas, tanah atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya. Langkah kedua dalam mengaudit investasi meliputi penentuan aktiva apa yang diakuisisi selama periode berjalan. Biasanya pertumbuhan aktiva tetap harus memperlihatkan hubungan yang konsisten dengan pertumbuhan pendapatan. Aktiva jangka panjang biasanya cukup stabil bagi kebanyakan entitas. Dengan kata lain, sebagian besar aktiva tetap yang ada pada akhir tahun juga ada pada awal tahun. Karenanya, auditor sering memusatkan strategi audit pada audit perubahan aktiva jangka panjang, bukan pada keseluruhan populasi aktiva aktiva jangka panjang. Aktivitas Pembiayaan ( financing activities ) mencakup transaksi dan peristiwa dimana kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kepada kreditor (pembiayaan dengan utang) atau pemilik (pembiayaan dengan ekuitas). Aktivitas pembiayaan dapat meliputi, misalnya, mendapatkan pinjaman, lease modal, menerbitkan obligasi, atau menerbitkan saham preferen atau saham biasa. Aktivitas pembiayaan juga akan mencakup pembayaran untuk melunasi utang, mengakuisisi kembali saham (treasury stock), dan membayar dividen.
SIKLUS INVESTASI Tujuan Audit Tujuan audit spesifik untuk audit atas aktiva tetap dalam siklus investasi disajikan dalam tabel 1. Tujuantujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam kebanyakan audit.
Kategori Tujuan Audit atas Kelompok Transaksi
Tujuan Audit Saldo Akun
Asersi Keberadaan atau
Akuisisi yang tercatat dari transaksi
Aktiva tetap yang tercatat
Keterjadian
aktiva tetap (EO1), pelepasan aktiva
merupakan aktiva produktif yang
tetap (EO2), dan reparasi serta
digunakan pada tanggal neraca
pemeliharaan (EO3) merupakan
(EO4)
transaksi yang terjadi selama tahun berjalan. Kelengkapan
Semua transaksi akuisisi aktiva tetap
Saldo aktiva tetap mencakup
(C1) dan pelepasan aktiva tetap (C2)
pengaruh semua transaksi yang
serta reparasi dan pemeliharaan (C3)
terjadi selama periode berjalan
yang telah terjadi selama periode
(C4).
berjalan telah dicatat. Hak
Entitas itu memiliki atau mendapatkan hak atas semua
dan Kewajiban
aktiva tetap yang dicatat pada tanggal neraca (RO1).
Penilaian atau Alokasi Transaksi untuk beban penyusutan dan Aktiva tetap dicatat pada harga penurunan nilai aktiva tetap telah dinilai pokok dikurangi akumulasi dengan tepat (VA1).
penyusutan (VA2) dan diturunkan nilainya sebesar penurunan nilai yang material (VA3).
Penyajian dan
Transaksi penyusutan, reparasi, dan
Aktiva tetap dan lease modal telah
Pengungkapan
pemeliharaan serta lease operasi telah
diidentifikasi dalam laporan
diidentifikasi dengan benar dan
keuangan (PD2).
diklasifikasikan dalam laporan keuangan (PD1).
Pengungkapan yang berkaitan dengan harga pokok, nilai buku, metode penyusutan, dan umur manfaat dari kelas utama aktiva tetap, penggadaian aktiva tetap sebagai agunan, dan syarat-syarat utama dari kontrak lease modal sudah memadai (PD3).
PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT Materialitas
Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas ini adalah penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan seorang pemakai laporan keuangan yang layak. Pertimbangan kedua adalah hubungannya dengan biaya untuk me ndeteksi kesalahan. Risiko Inheren
Risiko inheren (inherent risk ) yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan seringkali rendah Karena aktiva tetap tidak mudah dicuri. Risiko inheren akan keberadaan dapat meningkat sampai ke tingkat sedang atau tinggi karena potensi bahwa aktiva dibesituakan atau tidak digunakan lagi, mungkin tidak dihapuskan. Asersi kelengkapan dapat mencapai tingkat sedang sampai tinggi dalam kasus aktivaaktiva konstruksi, atau lease modal yang mungkin dicatat sebagai lease operasi Karena kerumitan akuntansi untuk lease. Tergantung pada industri dan tingkat kesulitan yang berkaitan dengan estimasi umur manfaat dan nilai sisa serta kerumitan metode penyusutan, risiko inheren yang menyangkut asersi penilaian mungkin dinilai sedang atau tinggi berkaitan dengan estimasi akuntansi dalam hubungannya dengan estimasi beban penyusutan. Risiko Prosedur Analitis
Prosedur
analitis
bersifat
efektif
dari
segi
biaya
dan
hal
itu
dapat
membantu
auditor
dalam mengevaluasi kelayakan laporan keuangan. Aktiva tetap secara relative harus stabil, dan akibatnya, prosedur analitis dapat memberikan keyakinan tentang kewajaran penyajian laporan keuangan. Risiko Pengendalian
Transaksi yang secara individu bersifat material, seperti akuisisi tanah atau bangunan, atau pengeluaran modal yang besar, biasanya merupakan pokok dari pengendalian terpisah yang mencakup anggaran modal dan otorisasi oleh dewan komisaris. Akibatnya, risiko pengendalian mungkin rendah untuk asersi keberadaan atau keterjadian. Pengendalian yang berkaitan dengan asersi penilaian mencakup pengendalian atas estimasi akuntansi menyangkut beban penyusutan.
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO AKTIVA TETAP MENENTUKAN RISIKO DETEKSI Pengujian substantif yang dilakukan oleh auditor akan jauh lebih ekstensif dalam audit pertama atas seorang klien dibandingkan dengan penugasan yang berulang. Dalam audit pertama, harus diperoleh bukti tentang ketepatan saldo awal akun dan kepemilikan aktiva bersangkutan. Seringkali risiko terbesar
yang berkaitan dengan penugasan pertama meliputi informasi audit tentang saldo-saldo awal, yang mungkin memerlukan transaksi audit yang banyak terjadi dalam tahun-tahun sebelumnya. Dalam penugasan yang berulang, auditor akan memusatkan perhatian pada transaksi tahun berjalan. Ketika menentukan risiko deteksi, auditor harus mempertimbangkan sejauh mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease modal yang signifikan, dan penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-aktiva itu. Auditor juga perlu mengevaluasi asumsi-asumsi kunci yang bertalian dengan estimasi akuntansi atas beban penyusutan. Akhirnya risiko deteksi dalam penugasan yang berulang seringkali tergantung pada pengendalian internal siklus pengeluaran.
MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF PROSEDUR AWAL
Suatu prosedur awal yang penting termasuk memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri bersangkutan. Prosedur ini memberikan sarana untuk mengevaluasi kelayakan bukti yan diperoleh pada tahap audit berikutnya. Auditor menentukan bahwa saldo buku besar umum awal untuk akun-akun aktiva tetap telah sesuai dengan kertas kerja periode sebelumnya. Berikutnya, auditor harus menguji ketepatan matematis dari skedul penambahan dan pelepasan yang disiapkan klien serta merekonsiliasi totalnya dengan perubahan saldo buku besar umum terkait untuk aktiva tetap selama periode berjalan. Selain itu, auditor yang harus menguji skedul-skedul itu dengan memvouching pos-pos pada skedul tersebut ke ayat jurnal dalam buku besar, dan menelusuri ayat jurnal buku besar ke skedul bersangkutan untuk menentukan bahwa penyajian yang akurat atas catatan akuntansi yang disiapkan dari buku tersebut telah dilakukan. PROSEDUR ANALITIS
Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah menentukan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor. Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat skeptisme profesional yang layak dan menyelidiki hasil-hasil yang tidak normal. Jika hasil prosedur analitis konsisten dengan ekspektasi auditor, maka strategi audit dapat dimodifikasi untuk mengurangi luas pengujian rincian transaksi dan saldo. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
Pengujian substantive ini mencakup tiga jenis transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap : (1) penambahan, (2) pelepasan, dan (3) reparasi serta pemeliharaan. Memvouching Penambahan Aktiva Tetap
Semua penambahan yang normal harus didukung oleh dokumentasi berupa otorisasi dalam notulen rapat, voucher, faktur, kontrak dan cek-cek yang dibatalkan. Jumlah yang dicatat harus divouching untuk mendukung dokumentasi (EO1). Vouching atas penambahan memberikan bukti tentang asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian (existence and occurrence -EO1), hak dan kewajiban ( rights and obligations – RO1) dan penilaian atau alokasi ( valuation or allocation – VA2).
Memvouching Pelepasan Aktiva Tetap
Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan, dan tukar-tambah harus tersedia bagi auditor dalam bentuk nota pembayaran kas, otorisasi tertulis, dan perjanjian penjualan. Dokumentasi tersebut harus ditelaah secara seksama untuk menentukan ketepatan dan kelayakan catatan akuntansi, termasuk pengakuan keuntungan atau kerugian, jika ada. Mereview Ayat Jurnal Beban Reparasi dan Pemeliharaan
Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalah untuk menentukan kelayakan dan konsistensi pembebanan ke beban reparasi. Kelayakan meliputi pertimbangan mengenai apakah klien telah melakukan pembebanan yang tepat antara pengeluaran modal dan pendapatan. Untuk pos-pos ini, auditor harus memeriksa dokumentasi pendukung, seperti faktur penjual, pesanan kerja perusahaan, dan otorisasi manajemen guna menentukan kelayakan beban atau kebutuhan akan ayat jurnal penyesuaian (EO3). PENGUJIAN RINCIAN SALDO
Tiga prosedur dalam kategori pengujian substantif ini adalah: (1) menginspeksi aktiva tetap, dan (2) memeriksa dokumen dan kontrak hak kepemilikan.
Menginspeksi Aktiva Tetap Inspeksi aktiva tetap akan memungkinkan auditor untuk mendapatkan pengetahuan pribadi yang langsung mengenai eksistensinya (EO4). Dalam penugasan yang berulang, inspeksi yang terinci dapat dibatasi pada pos-pos yang tercantum pada skedul penambahan aktiva tetap.
Memeriksa Dokumen dan Kontrak Hak Kepemilikan Kepemilikan atas kendaraan dapat ditetapkan dengan memeriksa sertifikat hak (BPKB), sertifikat pendaftaran (STNK), dan polis asuransi. Untuk peralatan, perabotan, dan furniture, faktur yang telah dibayar mungkin merupakan bukti terbaik mengenai kepemilikan (RO1). Bukti tentang kepemilikan dalam industri real estate apartemen dapat ditemukan dalam akte pembelian, polis asuransi pemilikan, tagihan pajak property, tanda terima pembayaran hipotek dan polis asuransi kebakaran. PENGUJIAN RINCIAN SALDO : ESTIMASI AKUNTANSI
Dua pengujian yang penting atas estimasi akuntansi adalah pengujian substantif untuk (1) mereview penyisihan penyusutan (VA1,2) dan (2) mengevaluasi penurunan nilai aktiva tetap (VA3).
Review Penyisihan untuk Penyusutan Dalam pengujian ini, auditor mencari bukti tentang kelayakan, konsistensi, dan ketepatan beban penyusutan. Penentuan kelayakan penyisihan penyusutan meliputi pertimbangan atas factor-faktor seperti (1) sejarah masa lalu klien dalam mengestimasi umur manfaat dan (2 ) umur manfaat yang tersisa atas aktiva yang ada.
Penurunan Nilai Aktiva Tetap Auditor harus mengevaluasi apakah klien telah memperhitungkan secara layak penurunan nilai (impairment) aktiva tetap apabila terjadi perubahan yang material bagaimana suatu aktiva digunakan, atau apabila terjadi perubahan yang material dalam lingkungan bisnis.
PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP Persyaratan penyajian laporan aktiva tetap dalam keuangan bersifat ekstensif (PD1,2,3). Properti yang digadaikan sebagai jaminan atas pinjaman harus diungkapkan. Kelayakan pengungkapan klien yang berkaitan dengan aktiva menurut lease dapat ditentukan dengan melihat kembali ke pengumuman akuntansi otoritatif dan perjanjian lease yang berkaita
SIKLUS PEMBIAYAAN Siklus pembiayaan ( financing cycle) mencakup dua kelompok transaksi utama sebagai berikut:
Transaksi utang jangka panjang mencakup peminjaman dari obligasi, hipotek, wesel, dan utang, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan.
Transaksi ekuitas pemegang saham mencakup penerbitan dan penarikan saham preferen serta saham biasa, transaksi saham treasuri atau treasury stock, dan pembayaran dividen.
TUJUAN AUDIT Untuk masing-masing dari kelima kategori asersi laporan keuangan, Tabel 2 mencantumkan sejumlah akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi pembiayaan.
Kategori Asersi
Tujuan Audit atas Kelompok Transaksi
Tujuan Audit Saldo Akun
Keberadaan atau Beban bunga yang dicatat dan transaksi
Saldo utang jangka panjang yang
Keterjadian
laporan laba-rugi lainnya menyajikan
dicatat merupakan utang yang ada
pengaruh transaksi utang jangka panjang
pada tanggal neraca (EO2).
dan peristiwa yang terjadi selama periode berjalan (EO1)
Saldo ekuitas pemegang saham merupakan hak pemilik yang ada pada tanggal neraca (EO3).
Kelengkapan
Semua transaksi beban bunga dan
Saldo utang jangka panjang
pendapatan lainnya yang berkaitan
merupakan semua utang kepada
dengan utang jangka panjang yang terjadi kreditor jangka panjang pada tanggal selama periode berjalan telah dicatat (C1). neraca (C2). Saldo ekuitas pemegang saham merupakan klaim pemilik atas aktiva entitas yang melaporkan (C3). Hak dan
Semua saldo utang jangka panjang
Kewajiban
yang tercatat merupakan kewajiban entitas yang melaporkan (RO1). Saldo ekuitas pemegang saham merupakan klaim pemilik atas aktiva entitas yang melaporkan (RO2).
Penilaian atau
Transaksi beban bunga dan pendapatan
Saldo utang jangka panjang (VA2) dan
Alokasi
lainnya yang berkaitan dengan utang
ekuitas pemegang saham (VA3) telah
angka panjang telah dinilai dengan tepat dinilai dengan tepat sesuai GAAP. sesuai GAAP (VA1). Penyajian dan
Transaksi utang jangka panjang dan
Saldo utang jangka panjang dan
Pengungkapan
ekuitas pemegang saham telah
ekuitas pemegang saham telah
diidentifikasi serta diklasifikasikan dengan diidentifikasi dan diklasifikasikan tepat dalam laporan keuangan ( PD1).
dengan tepat dalam laporan keuangan (PD2). Semua syarat, ketentuan, komitmen, dan provisi terkait yang bersangkutan dengan utang jangka panjang telah diungkapkan secara memadai (PD3). Semua fakta berkenaan dengan penerbitan saham seperti nilai pari atau nilai ditetapkan saham, saham yang diotorisasi dan diterbitkan, serta
umlah saham yang ditahan sebagai treasury stock atau terikat opsi telah diungkapkan (PD4).
PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT Materialitas
Ekuitas pemegang saham jelas merupakan komponen neraca yang material. Pengaruh transaksi siklus pembiayaan terhadap laporan laba rugi juga sangat bervariasi dalam hal signifikansinya seperti juga pengaruh dividen terhadap laba ditahan. Risiko Inheren
Risiko salah saji dalam melaksanakan dan m encatat transaksi siklus pembiayaan biasanya rendah. Dalam banyak perusahaan, transaksi ini tidak sering terjadi, kecuali untuk pembayaran dividend an bunga, yang sering ditangani oleh agen-agen dari luar. Risiko Prosedur Analitis
Prosedur
analitis
ini
memberikan
indikator
tentang
kebutuhan
entitas
akan
pembiayaan,
kemampuannya, untuk melunasi utang, dan kelayakan biaya bunga (termasuk baik beban bunga maupun bunga yang dikapitalisasi). Risiko Pengendalian
Aplikabilitas komponen pengendalian internal untuk transaksi dan saldo siklus pembiayaan serupa dalam banyak hal dengan yang telah diuraikan sebelumnya untuk siklus investasi.
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG JANGKA PANJANG Dari sudut pandang auditing, wesel bayar, hutang hipotek, dan hutang obligasi mempunyai karakteristik yang serupa. Pada umumnya, bentuk hutang ini (1) melibatkan perjanjian kontraktual berbunga, (2) memerlukan persetujuan dari dewan direksi, dan (3) dapat dijamin dengan penggadaian atau agunan. Untuk akun-akun ini, terdapat masalah yang relatif sedikit dalam mencapai tujuan audit. Transaksi hutang jangka panjang ini jarang menimbulkan pisah batas akhir tahun. Jadi, pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang dapat dilaksanakan baik sebelum maupun sesudah tanggal neraca.
MENENTUKAN RISIKO DETEKSI
Karena sifat dan jarang terjadinya sebagian besar jenis transaksi hutang jangka panjang, maka risiko inheren seringkali rendah untuk semua asersi saldo akun yang berkaitan kecuali kelengkapan dan penilaian atau alokasi. Risiko inheren untuk asersi ini mungkin berada pada tingkat sedang atau tinggi karena kerumitan yang terlibat dalam menghitung amortisasi diskonto atau premi obligasi. Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor ini dan setiap penilaian risiko pengendalian yang relevan, tingkat risiko deteksi yang tepat dapat ditentukan untuk setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan saldo hutang jangka panjang.
MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF Dari pengujian yang mungkin dilakukan ini, auditor merancang program audit untuk memenuhi tingkat risiko deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi. Auditor mengandalkan terutama pada (1) komunikasi langsung dengan sumber independen dari luar, (2) penelaahan dokumentasi, dan (3) perhitungan kembali untuk mendapatkan bukti kompeten yang mencakupi mengenai asersi yang bersangkutan dengan saldo hutang jangka panjang. PROSEDUR AWAL
Di sini penting untuk mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industrinya, menentukan kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal, dan kemampuan untuk melunasi hutang. Karena pembiayaan begitu jelas berkaitan dengan aktivitas investasi, maka auditor dapat melaksanakan prosedur-prosedur tersebut secara serentak. Karena ada kemungkinan pengujian substantif dapat dilakukan atas masing-masing daftar yang dibuat sebelumnya, maka prosedur ini berkaitan dengan komponen ketepatan matematis dan klerikal dari asersi penilaian atau alokasi, serta dilaksanakan dengan menggunakan skedul hutang jangka panjang sebagai dasar untuk pengujian substantif tambahan. PROSEDUR ANALITIS
Suatu bagian penting dari audit atas hutang jangka panjang adalah menentukan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan harapan auditor. Auditor juga harus mengevaluasi pengungkapan mengenai jatuh tempo hutang dan perjanjian utang. Sebagai bagian dari tanggung jawab auditor atas evaluasi mengenai apakah suatu entitas dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor akan mengevaluasi kemampuan entitas itu untuk menghasilkan arus kas yang mencukupi guna memenuhi komitmen yang berkaitan dengan beban bunga (termasuk bunga yang dikapitalisasi), jatuh tempo hutang, dan perjanjian hutang. Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat skeptisisme profesional yang tepat dan menyelidiki hasil-hasil yang abnormal. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
Untuk obligasi, auditor harus mendapatkan bukti tentang nilai nominal dan hasil bersih obligasi itu pada tanggal penerbitan. Penerbitan instrumen hutang ini harus ditelusuri ke penerimaan kas sebagaimana yang dibuktikan oleh surat kiriman uang dari pialang. Pembayaran pokok hutang jangka panjang dapat diverifikasi dengan memeriksa voucher dan cek-cek yang dibatalkan; sementara pembayaran penuh dapat divalidasi dengan memeriksa wesel yang dibatalkan atau sertifikat obligasi. Bukti-bukti tentang transaksi semacam itu dapat tersedia dalam bentuk sertifikat obligasi yang dibatalkan dan penerbitan sertifikat saham yang berkaitan. Apabila bunga obligasi dibayar oleh agen independen, maka auditor harus memeriksa laporan agen tentang pembayaran tersebut. Vouching atas ayat jurnal yang dicatat tidak akan mengungkapkan hutang jangka panjang yang belum tercatat. PENGUJIAN RINCIAN SALDO
Ada tiga pengujian substantif dalam kategori ini: (1) menilai otorisasi dan kontrak atas hutang jangka panjang, (2) mengkonfirmasi hutang dengan pemberi pinjaman dan perwalian obligasi, serta (3) menghitung kembali beban bunga.
PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP Pengujian terdahulu yang memeriksa kontrak utang dan mengkonfirmasi hutang memberikan data tentang klien untuk digunakan dalam perbandingan. Pengujian ini berkaitan dengan asersi penyajian dan pengungkapan.
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO EKUITAS PEMEGANG SAHAM Seperti dalam kasus hutang jangka panjang, pengujian atas saldo ekuitas pemegang saham dapat dilakukan sebelum atau sesudah tanggal neraca. Untuk saldo-saldo ini, asersi penilaian atau alokasi dan penyajian ataupengungkapan adalah mempertahankan perbedaan antara modal disetor dan laba ditahan.
MENENTUKAN RISIKO DETEKSI Penilaian risiko inheren untuk asersi-asersi yang berkenaan dengan saldo ekuitas pemegang saham tergantung pada sifat dan frekuensi transaksi yang mempengaruhi akun-akun bersangkutan. Transaksi saham yang bersifat rutin dalam perusahaan terbuka sering ditangani oleh register dan agen transfer. Dalam kasus tersebut, baik penilaian r isioko inheren maupun pengendalian untuk asersi saldo a kun yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut mungkin rendah. Penilaian risiko inheren dan pengendalian m ungkin lebih tingg jika ada transaksi nonrutin yang melibatkan penerbitan saham dalam akuisisi, sekuritas konvertibel, atau opsi saham.
MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF
Suatu daftar pengujian substantif yang mungkin dilakukan atas saldo ekuitas pemegang saham dan tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan setiap pengujian.
PROSEDUR AWAL
Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri serta menentukan (1) kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal dan (2) manfaat menggunakan pembiayaan dengan ekuitas guna mendukung pertumbuhan entitas itu. Pembiayaan dengan ekuitas dapat digunakan baik untuk mendukung aktivitas investasi, atau pun untuk mendukung investasi yang diperlukan dalam modal kerja (yakni, pertumbuhan persediaan dan piutang yang diperlukan untuk mengembangkan entitas itu). PROSEDUR ANALITIS
Hubungan keuangan yan dinyatakan dalam rasio-rasio ini dapat bermanfaat untuk mengevaluasi kelayakan saldo-saldo ekuitas pemegang saham. Bukti yang diperoleh dari prosedur analitis ini berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
Kategori pengujian ini mencakup vouching ayat jurnal dalam akun modal disetor dan laba ditahan: (1) vouching ayat jurnal ke akun modal disetor, dan (2) vouching ayat j uranl ke laba ditahan. PENGUJIAN RINCIAN SALDO
Pengujian substantif dalam kategori ini akan dijelaskan dalam lima bagian, yaitu: (1) review akte pendirian dan anggaran rumah tangga, (2) review otorisasi dan persyaratan penerbitan saham, (3) konfirmasi saham yang beredar dengan registrar dan agen transfer, (4) memeriksa buku sertifikat saham, (5) memeriksa sertifikat saham yang ditahan sebagai treasury stock.
PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP APB Opinion No. 12 menetapkan bahwa pengungkapan atas perubahan dalam akun-akun terpisah yang
terdiri dari ekuitas pemegang saham disyaratkan untuk membuat laporan keuangan yang cukup informatif. Pengungkapan tersebut dapat dibuka pada laporan dasar dan catatan yang menyertainya atau disajikan dalam laporan terpisah.
JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS INVESTASI DAN PEMBIAYAAN
Setelah menyelesaikan audit atas aktivitas investasi, auditor dapat mengevaluasi investasi entitas dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Auditor juga dapat memberikan dua jasa bernilai tambah yang penting. Pertama, auditor dapat mengevaluasi seberapa efektif entitas telah memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan penjualan, laba, dan arus kas, serta mencapai tujuan entitas itu. Kedua, auditor kemudian dapat memberikan jasa independen dengan mengevaluasi aktiva investasi yang direncanakan dapat menjadi pendukung yang penting untuk mencapai sasarannya.
CHAPTER 18 : AUDIT INVESTASI DAN SALDO KAS
AUDIT INVESTASI DAN SALDO KAS INVESTASI Tinjauan Atas Investasi Aktivitas investasi sebuah entitas merupakan aktivitas yag berkaitan dengan kepemilikan sekuritas yang diterbitkan oleh entitas lainnya. Sekuritas ini mencakup sertifikat deposito/CD, saham preferen dan saham biasa, serta obligasi korporasi dan pemerintah. Tujuan Audit Meliputi beberapa hal, yaitu : - Keberadaan atau keterjadian - Kelengkapan - Hak dan kewajiban - Penilaian atau alokasi - Penyajian dan pengungkapan Pertimbangan Perencanaan Audit Materialitas Sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka pendek dapat bersifat material bagi solvensi jangka pendek suatu entitas, tetapi laba dari sekuritas semacam itu jarang bersifat signifikan bagi hasil operasi entitas di luar sektor jasa keuangan. Sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka penjang dapat bersifat material baik bagi neraca maupun laporan laba rugi, tergantung entitas. Risiko Inheren Risiko inheren pada asersi siklus investasi dipengaruhi oleh banyak faktor dan volume transaksi investasi umumnya cukup rendah. Akan tetapi sekuritas merupakan aktiva yang mudah untuk dicuri, dan akuntansi untuk investasi tersebut dapat menjadi rumit. Di samping itu, risiko inheren tertentu juga lebih menantang untuk dikendalikan, dan memberi manajemen peluang untuk memanipulasi pelaporan investasi. Secara spesifik, klasifikasi yang tepat atas suatu investasi bisa mengundang kontroversi, yang selanjutnya akan mempengaruhi metode penilaian, upaya mendapatkan laba, dan persyaratan pengungkapan yang berlaku untuk investasi itu. Dengan menyajikan secara salah klasifikasi yang tepat dari suatu investasi, manajemen dapat menunda atau mempercepat pengakuan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dalam laba. Risiko Prosedur Analitis Prosedur analitis dapat membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya, atau dapat membandingkan hasil-hasil aktual atas jumlah investasi dan laba investasi dengan yang dianggarkan atau dokumentasi lain dari rencana manajemen. Perbedaan yang tidak diharapkan, dapat menunjukkan salah saji berkenaan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, penilaian atau alokasi, dan penyajian serta pengungkapan. Risiko Pengendalian
Pemahaman atas beberapa faktor lingkungan pengendalian adalah relevan bagi audit atas siklus transaksi. DOKUMEN DAN CATATAN YANG DIBUTUHKAN
Sertifikat saham
Sertifikat obligasi
Kontrak obligasi
Pemberitahuan pialang
Laporan Pialang
FUNGSI-FUNGSI DAN PENGENDALIAN TERKAIT
Mengotorisasi transaksi investasi :
Pembelian sekuritas
Penjualan sekuritas
Menerima atau Menyerahkan sekuritas
Penerimaan/pengamanan dan penyerahaan sekuritas
Penerimaan laba periodik
Mencatat transaksi
Pencatatan pembelian,penjualan,dan laba
Pencatatan penyesuaian pasar
Menyelesaikan transaksi
Penerimaan kas
Pengeluaran kas
Menilai kinerja dan pelaporan investasi
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS INVESTASI Merupakan hal yang biasa dalam melakukan pengujian substantif atas siklus investasi untuk menguji saldo investasi di neraca dan laporan laba rugi pada saat yang sama. Tahapannya yaitu : a. Menentukan Risiko Deteksi b. Merancang Pengujian Substantif c. Prosedur Awal d. Prosedur Analitis e. Pengujian Rincian Transaksi f. Pengujian Rincian Saldo g. Pengujian Rincian Saldo ; Estimasi Akuntansi h. Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP
SALDO KAS Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank, pada rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan rekening di bank untuk gaji. Ini merupakan kas yang diperlukan untuk melunasi kewajiban serta membayar gaji, dan kebanyakan entitas akan memindahkan kelebihan kas ke beberapa bentuk investasi yang menghasilkan bunga. Saldo-saldo tertentu, seperti sertifikat deposito, dana pelunasan obligasi, saldo mata uang luar negeri tertentu, dan akun-akun lain yang mempunyai pembatasan dalam penggunaannya yang lazimnya harus diklasifikasikan sebagai investasi. Hubungan Saldo Kas dengan Siklus Transaksi Lima siklus transaksi berhubungan langsung dengan saldo kas umum, kelima siklus itu adalah : Siklus pendapatan Siklus pengeluaran Siklus pembiayaan Siklus investasi Siklus jasa personalia Tujuan Audit Meliputi beberapa hal, yaitu : - Keberadaan atau keterjadian - Kelengkapan - Hak dan kewajiban - Penilaian atau alokasi - Penyajian dan pengungkapan Pertimbangan Perencanaan Audit Materialitas Jika dikaitkan dengan transaksi dalam lima siklus transaksi yang mempengaruhi kas, jumlah kas yang mengalir melalui akun-akun dalam satu periode waktu benar-benar dapat sangan material. Risiko inheren Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat risiko inheren yang signifikan untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian serta kelengkapan. Risiko prosedur analitis Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas dengan peramalan atau anggaran, atau dengan kebijakan perusahaan mengenai saldo kas minimum dan investasi atas kelebihan kas. Risiko pengendalian
Karena rawannya saldo kas terhadap pencurian, maka banyak auditor akan mengevaluasi secara cermat pengendalian internal atas kas, dan memastikan bahwa setiap kondisi yang dapat dilaporkan telah dikomunikasikan dengan jelas kepada manajemen. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO KAS Istilah saldo kas hanya mengacu pada kas yang ditahan dan di bank, bukan termasuk kas kecil dan dana imprest lainnya. Tahapannya yaitu : a. Menentukan Risiko Deteksi b. Merancang Pengujian Substantif c. Prosedur Awal d. Prosedur Analitis e. Pengujian Rincian Transaksi f. Pengujian Rincian Saldo g. Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP PERTIMBANGAN LAINNYA Pengujian untuk Mendeteksi Lapping Lapping adalah penyimpangan yang disebabkan oleh misapropriasi secara sengaja atas penerimaan kas. Lapping dapat melibatkan penggelapan penerimaan kas secara sementara atatu permanen untuk kepentingan pribadi dari seseorang yang melakukan tindakan yang bukan wewenangnya. Lapping biasanya tidak hanya bersangkutan dengan penagihan dari pelanggan, tetapi juga dapat melibatkan jenis penerimaan kas lainnya. Kondisi-kondisi yang kondusif untuk lapping tersedia apabila seseorang yang menangani penerimaan kas juga memegang buku beasar piutang usaha. Auditor harus menilai kemungkinan lapping guna mendapatkan pemahaman tentang pembagian tugas seperti penerimaan dan pencatatan penagihan dari pelanggan. Ada tiga prosedur yang dapat mendeteksi lapping : a. Mengkonfirmasi piutang usaha b. Melakukan perhitungan kas secara mendadak c. Membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip setoran harian yang berkaitan JASA BERNILAI TAMBAH YANG BERKAITAN DENGAN SEKURITAS YANG MUDAH DIPASARKAN DAN SALDO KAS Berikut ini adalah beberapa peluang bernilai tambah yang penting, yang dapat diberikan akuntan publik dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh selama audit atas sekuritas yang mudah dipasarkan dan saldo kas : a. Menentukan asumsi-asumsi penting berkenaan dengan penerimaan kas dan pembayaran beban operasi yang mempengaruhi peramalan saldo kas. b. Membantu manajemen dalam mengembangkan model-model peramalan saldo kas, pinjaman yang diperlukan, atau potensi kelebihan saldo kas yang tersedia untuk investasi. c. Mengidentifikasi peluang untuk mengubah praktik bisnis, seperti perubahan kebijakan kredit atau perubahan manajemen persediaan, yang akan meningkatkan arus kas. d. Membantu manajemen dalam mengembangkan kebijakan untuk investasi jangka pendek kelebihan kas. e. Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas investasi jangka pendek atas kelebihan kas.
CHAPTER 19 : PENYELESAIAN AUDIT/TANGGUNG JAWAB SESUDAH AUDIT
MENYELESAIKAN PEKERJAAN
Prosedur audit spesifik : o
Melakukan Review atas Peristiwa Kemudian
Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidak terbatas pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hingga tanggal neraca. AU 560, Subsequent Events , menyatakan bahwa auditor juga mempunyai tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan transaksi yang : A. Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan B. Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan serta laporan auditor Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai tanggal laporan auditor, yang biasanya merupakan akhir dari pekerjaan lapangan. Tanggung jawab ini dapat dilaksanakan dalam dua cara berikut : Jenis Peristiwa : Peristiwa kemudian(Subsequent event) Jenis 1 : memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan mempengaruhi estimasi yang inhern dalam proses penyusunan laporan keuangan. Peristiwa kemudian (Subsequent event) Jenis 2 : memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca tetapi muncul setelah tanggal itu.
Peristiwa jenis 1 memerlukan penyesuaian atas laporan keuangan dan jenis 2 memerlukan pengungkapan o
Membaca Notulen Rapat
Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti komite keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi audit. Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah hal itu tersedia, guna memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai signifikansi auditnya. Pembacaan notulen rapat oleh auditor harus didokumentasikan dalam kertas kerja.
o
Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian
Pertimbangan audit
SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti tentang : - Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari litigasi, klaim, penilaian (LCA) Periode dimana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan Jumlah atau rentang kerugian yang potensial Surat pertanyaan audit AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hukum klien merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung tentang LCA yang diserahkan oleh manajemen. Pengaruh jawaban terhadap laporan auditor Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor. Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
o
Mendapatkan Surat Representasi Klien
Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai melalui surat representasi manajemen, yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333 menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian dari barang bukti tetapi bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang layak atas suatu pendapat. Surat representasi itu harus mencakup representasi mengenai : Laporan keuangan Kelengkapan informasi Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan Peristiwa kemudian
o
Melaksanakan Prosedur Analitis
Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review keseluruhan atas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwa tujuan dari review keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang dicapai dalam audit dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Berbagai prosedur analitis dapat digunakan. Prosedur itu harus : Diterapkan pada bidang-bidang audit yang kritis yang diidentifikasi selama audit Didasarkan atas laporan keuangan sesudah semua penyesuaian dan reklasifikasi audit telah diakui
MENGEVALUASI TEMUAN
Auditor mempunyai 2 tujuan dalam mengevaluasi temuan: o
Membuat Penilaian Akhir tentang Materialitas dan Risiko Audit
Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk melakukan proses ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika memeriksa semua akun yang belum dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat mencakup komponen berikut : Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian substantive atas rincian transaksi dan saldo Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang die stimasi melalui teknik sampling audit Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh prosedur audit lainnya Salah saji yang mungkin : semua komponen-komponen yang terdapat pada suatu akun Salah saji agregat yang mungkin : jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun o
Mengevaluasi Going Concern (Kelanjutan Usaha)
AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada keraguan yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang akan menimbulkan keraguan yang substansial tentang asumsi kelanjutan usaha berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan tindakan yang serupa. Melakukan Review Teknis atas Laporan Keuangan Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka, review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim audit. Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari masing-masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.
Merumuskan Pendapat dan Membuat Naskah Laporan Audit
Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak pada partner yang melakukan penugasan itu. Sebelum mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya diadakan suatu konferensi dengan klien. Pada pertemuan ini, auditor melaporkan semua
temuannya secara lisan dan berusaha memberikan dasar pemikiran untuk melakukan penyesuaian yang diusulkan dan / atau pengungkapan tambahan.
Melakukan Review Akhir atas Kertas Kerja
Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit. Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian audit yaitu : Manajer, mereview kertas kerja yang disiapkan oleh auditor senior dan mereview beberapa atau semua kertas kerja yang direview oleh auditor Partner yang bertanggung jawab atas penugasan, mereview kertas kerja yang disiapkan oleh manajer dan mereview kertas kerja lainnya atas dasar selektif
BERKOMUNIKASI DENGAN KLIEN
o
Mengkomunikasikan Hal-hal tentang Struktur Pengendalian Internal
AU 325 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan, yang didefinisikan sebagai hal yang merupakan kekurangan yang signifikan dalam perancangan atau operasi pengendalian internal, yang dapat berpengaruh buruk terhadap kemampuan organisasi untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. AU 325.11 menyatakan bahwa setiap laporan yang diterbitkan mengenai kondisi yang dapat dilaporkan harus : Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan keuangan dan bukan memberikan kepastian tentang pengendalian internal Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan Menyertakan pembatasan pembagian
o
Mengkomunikasikan Hal-hal yang Bersangkutan dengan Pelaksanaan Audit
AU 380 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan hal-hal tertentu berkenaan dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab mengawasi proses pelaporan keuangan. AU 380.06-14 menyatakan bahwa komunikasi dengan komite audit dapat mencakup hal-hal berikut :
Tanggung jawab auditor menurut GAAS Kebijakan akuntansi yang signifikan Pertimbangan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi
Penyesuaian audit yang signifikan Ketidaksepakatan dengan manajemen Konsultasi dengan akuntan lain Masalah penting yang dibahas dengan manajemen sebelum penarikan diri Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit
o
Menyiapkan Surat Manajemen
Ketika menyelesaikan suatu audit, banyak auditor menganggap bermanfaat untuk menulis surat kepada manajemen, yang dikenal sebagai surat manajemen, yang memuat rekomendasi yang tidak termasuk dalam komunikasi yang disyaratkan dengan komite audit. Surat manajemen dapat mencakup komentar tentang :
Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak dipertimbangkan sebagai kondisi yang dapat dilaporkan Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah yang tercatat selama audit Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak
TANGGUNG JAWAB SETELAH AUDIT
Mencakup pertimbangan atas: o
Peristiwa Kemudian Di Antara Tanggal Neraca dan Penerbitan Laporan
SAS 1 (AU 530) menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit apapun selama periode waktu antara akhir pekerjaan lapangan dan penerbitan laporan audit guna menemukan peristiwa kemudian yang material.
o
Penemuan Fakta yang Ada pada Tanggal Laporan
Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada setelah audit pada laporan keuangan. Namun, SAS 1 (AU 561.04), menunjukkan bahwa juka (1) auditor menyadari adanya fakta tersebut dan (2) fakta itu mungkin mempengaruhi laporan yang telah dikeluarkan, maka auditor diwajibkan untuk memastikan reliabilitas informasi itu.
o
Penemuan Prosedur yang Dihilangkan
Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus menilai kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk mendukung pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05 menunjukkan jika auditor memutuskan bahwa pendapatnya tidak dapat didukung dan ia yakin bahwa orang-orang saat ini mengandalkan pada laporan itu, maka auditor harus segera melaksanakan prosedur yang dihilangkan atau prosedur alternative yang akan memberikan dasar yang memuaskan atas pendapatnya.
CHAPTER 20 : PELAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIAUDIT STANDAR PELAPORAN
1. STANDAR PELAPORAN PERTAMA Standar pelaporan pertama menyatakan: “ Laporan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum “.
Standar pelaporan pertama mengharuskan auditor untuk secara eksplisit menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP.Standar ini mengharuskan pernyataansuatu pendapat, bukan pernyataan tentang fakta. Untuk tujuan standar ini, GAAP tidak hanya mencakup prinsip-prinsip akuntansi, seperti prinsip biaya, tetapi juga metode penerapanya, seperti metode masuk pertama keluar pertama (FIFO) dan masuk akhir keluar pertama (LIFO) untuk persediaan, serta metode penyusutan garis lurus dan jumlah angka tahun.
a) Sumber-sumber GAAP Frasa prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) meliputi pedoman yang luas serta ketentuan, aturan, dan prosedur yang spesifik. Tidak ada kompilasi tunggal dari seluruh prinsip akuntansi yang telah ditetapkan. b) Perumusan GAAP Prinsip-prinsip yang berasal dari sumber ini disebutkan dalam Rule 203 dari AICPACode of Professional Conduct sebagai prinsip akuntansi yang dirumuskan ( promulgated accounting principles). Sesungguhnya, AICPA menyatakan bahwa setelah prinsip-prinsip yang dirumuskan
berlaku untuk laporan keuangan entitas, maka prinsip iu harus diikuti guna memenuhi standar pelaporan pertama. Rule 203 juga memberikan suatu pengecualian. Jika terdapat situasi yang tidak biasa sehingga ketaatan terhadap prinsip yang dirumuskan akan mengakibatkan laporan keuangan menjadi menyesatkan, maka prinsip ddari satu kategori lainya dapat digunakan. Situasi ini tidak
biasa yang dikemukakan dalam Rule 203 terutama terdiri dari peraturan perundangan baru atau evolusi dari bentuk transaksi bisnis yang baru.
2. STANDAR PELAPORAN KEDUA Standar pelaporan kedua adalah: “ Laporan yang harus menunjukkan situasi diman prinsip -prinsip tersebut belum diterapkan secara konsisten selama periode berjalan dalam kaitanya dengan periode sebelumnya “.
Tujuan dari standar ini adalah : a) Untuk memberikan keyakinan bahwa komparabilitas laporan keuangan diantara periode-periode akuntansi tidak dipengaruhi secara material oleh perubahan prinsip akuntansi; b) Untuk mempersyaratkan pelaporanyang tepat oleh auditor apabila komparabilitas telah dipengaruhi secara material oleh perubahan semacam itu.
Perubahan akuntansi yang mempengaruhi konsistensi
Perubahan akuntansi yang mempengaruhi konsistensi mencakup: ·
Perubahan dalam prinsip itu sendiri.
·
Perubahan metode penerapan prinsip.
·
Perubahan entitas yang melaporkan.
·
Perubahan prinsip yang tidak dipisahkan dari perubahan estimasi.
Perubahan yang tidak mempengaruhi konsistensi
Standar konsistensi tidak mencakup pengaruh terhadap komparabilitas dari hal-hal berikut: ·
Perubahan akuntansi yang melibatkan estimasi akuntansi.
·
Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan suatu prinsip.
·
Klasifikasi dan reklasifikasi.
·
Transaksi atau peristiwa yang secara substansial berbeda.
·
Perubahan kondisi bisnis, seperti akuisisi (aatau pelepasan) anak perusahaan.
·
Peluncuran lini produk baru.
·
Kehendak yang Mahakuasa (misalnya, kebakaran, banjir atau peristiwa serupa).
3. STANDAR PELAPORAN KETIGA Standar pelaporan ketiga menyatakan: “ Pengungkapan informative dalam laporan keuangan dianggap cukup memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit “.
Pengungkapan informative mencakup hal-hal material yang berkaitan dengan bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan serta catatan yang menyertainya. Pengungkapan informative telah meluas hingga peristiwa kemudian dan pelaporan estiamasi segmen.
4. STANDAR PELAPORAN KEEMPAT Standar pelaporan keempat adalah: “laporan yang harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan, atau asersi yang menjelasakn bahwa suatu pendapat tidak dapat dinyatakan. Apabila suatu pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasanya harus disebutkan. Dalam semua kasus dimana auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas tentang sifat pekerjaan auditor,kalau ada, dan tingkat tanggungjawabnya.” Tujuan dari standar keempat adalah untuk mencegah misinterprestasi atas tingkat tanggung jawab yang diemban auditor apabila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan. Menyatakan Suatu Pendapat Standar ini mempersyaratkan auditor untuk menyatakan pendapat atau menegaskan bahwa suatu pendapat tidak dapat dinyatakan. Laporan Keuangan Laporan keuangan yang disebutkan dalam standar ini berlaku untuk laporan tunggal, seperti neraca, dan juga untuk seperangkat laporan dasar (neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas). Laporan keuangan dapat berupa laporan perusahaan tersendiri, laporan konsolidasi, dan laporan dari satu atau lebih periode sebelumnya yang disajikan atas dasar komparatif dengan periode berjalan.
Sifat Audit Bersama dengan pernyataan pendapat (atau menolak memberikan pendapat) mengenai laporan keuangan, auditor disyaratkan untuk menyertakan dalam laporan itu petunjuk yang jelas mengenai sifat audit. Kaitan dengan Laporan Keuangan Seorang akuntan publik berijasah dapat dikaitkan dengan laporan keuangan yang telah diaudit atau yang belum diaudit. Seorang akuntan publik (CPA) bersangkutan dengan laporan keuangan yang telah diaudit apabila ia ditugaskan untuk mengaudit laporan sesuai dengan GAAS dan menerapkan prosedur audit pada laporan-laporan tersebut. Tingkat Tanggung Jawab Persyaratan terakhir dari standar pelaporan keempat adalah bahwa auditor harus menunjukkan tingkat tanggung jawab yang diembannya atas audit tersebut dan penapatnya.
LAPORAN AUDITOR LAPORAN STANDAR
Laporan standar adalah laporan yang terdiri dari paragraph pendahuluan, paragraph ruang lingkup, paragraph pendapat, dan bahasa standar.laporan standarauditor harus diberi tanggal per penyelesaian pekerjaan lapangan. Tanda tangan yang dicantumkan pada laporan itu umumnya adalah nama kantor itulah yang memikul tanggung jawab atas pekerjaan dan temuan dari staf profesionalnya. PENYIMPANGAN DARI LAPORAN STANDAR
Penyimpangan dari laporan standar terjadi apabila auditor menyimpulkan bahwa: 1) Bahasa penjelasan ahrus ditambahkan pada laporan itu walaupun masih menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualiaan atau 2) Jenis pendapat yang berbeda harus dinyatakan pada laporan keuangan itu, yaitu: o
Pendapat wajar dengan pengecualian
o
Pendapat tidak wajar
o
Penolakan memberikan pendapat