ATLAS HISTOLOGI SISTEM SARAF
KELOMPOK 5: AMALIA H. ENUNG N. RIZKI A. WIDYA N.
Sistem Saraf Makhluk hidup memiliki sistem saraf untuk meregulasi serta mengkoordinasikan sistem tubuh yang lainnya. Sistem saraf pada tubuh manusia memiliki dua jenis, yakni sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Susunan sistem saraf pusat terdiri dari organ otak sebagai pusat pengendali gerak sadar dan sumsum tulang belakang sebagai pusat pengendali gerak refleks. Selain terdiri dari beberapa beberapa organ, sistem saraf pusat terdiri dari jaringan saraf yang memiliki susunan sel-sel saraf, serat saraf, sel peyokong (neuroglia), serat-serat jaringan ikat, dan pembuluh darah (Wonodirekso, 2015). Sedangkan pada sistem saraf tepi ditemukan adanya sel penyokong (neuroglia), jaringan ikat, dan pembuluh darah (Wonodirekso, 2015). Pada pembahasan sistem saraf ini, akan dibahas lebih detail mengenai organ otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum), dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Sedangkan komponen lainnya telah dibahas lebih dahulu pada pembahasan jaringan saraf. 1. Otak Besar (Serebrum)
Secara histologis, otak besar terdiri atas substansi grisea dan substansi alba. Substansi grisea pada serebrum terletak di bagian korteks sedangkan substansi alba terdapat di bagian medula. Letak keduanya berkebalikan pada sumsum tulang belakang atau medula spinalis, yakni substansi alba di bagian korteks dan substansi grisea di bagian medula. Di dalam substansi grisea terdapat perikarion (badan sel saraf) dan sel-sel neuroglia (Wonodirekso, 2015). Sedangkan di dalam substansi alba terdapat akson yang bermielin (Wonodirekso, 2015). Keberadaan otak dalam tengkorak manusia diliputi oleh jaringan ikat yang disebut meninges (selaput otak). Meninges ini terdapat 3 lapisan, disusun dari lapisan yang menempel pada otak ke begian luar menuju lumen yakni piameter, arachnoid, dan durameter. A B
E
C F
D
Gambar 1. Serebrum. 40x. (A) Durameter. (B) Arachnoid. (C) Piameter. (D) Arteriola. (E) Meninges.
G
Gambar 2. Zoom 2. Zoom in. in. Substansi grisea. 100x. (F) 5 Lapisan jaringan. (G) Lapisan multiform.
Brelje T. Clark dan Robert L. Sorenson. (2015). Histology Guide Guide.. [Online]. Tersedia: Tersedia: www.histologyguide.org Diakses: [7 Agustus 2016] Wonodirekso, et al. (2015). Penuntun (2015). Penuntun Praktikum Praktikum Histologi. Histologi. Jakarta: Dian Rakyat.
ATLAS HISTOLOGI SISTEM SARAF
KELOMPOK 5: AMALIA H. ENUNG N. RIZKI A. WIDYA N.
Secara histologi, jaringan pada serebelum terdiri dari 6 lapisan. Lapisan-lapisan ini sangat sulit ditentukan batas-batasnya. Namun, masing-masing dari lapisan ini mampu dibedakan antara satu lapisan dengan lapisan lainnya disebabkan terdapat ciri khas yang berada pada setiap lapisan jaringan. Lapisan-lapisan itu tersusun dari yang paling dekat ke selaput otak menuju ke substansi alba adalah lapisan molekular, lapisan granular luar, lapisan piramid luar, lapisan granular dalam, lapisan piramid dalam, serta yang terakhir adalah lapisan multiform. Pada preparat se rebrum di atas, lapisan jaringan tidak mampu dibedakan karena perbesarannya lemah. Namun, untuk lapisan multiform mampu dengan mudah ditunjukkan karena sangat kentara sekali perbedaannya dengan lapisan jaringan lain meskipun tidak dilakukan perbesaran lebih lanjut.
H
I
J
Gambar 3. Substansi alba. 100x. (H) Akson. (I) Selubung myelin.
Gambar 4. Lapisan jaringan substansi grisea. 100x. (J) Sel piramid.
2. Otak Kecil (Serebelum)
Serebelum mememiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan serebrum. Lekukan pada serebelum lebih halus dan lebih rumit dibandingkan serebrum. Pada serebelum, substansi grisea dan substansi alba terletak berdampingan dengan mengikuti bentuk lipatan otak. Sama halnya seperti serebrum, substansi grisea pada serebelum terletak di bagian korteks sedangkan substansi alba terletak di bagian medula. Secara histologi, serebelum memiliki lapisan jaringan yang lebih sederhana dibandingkan serebelum. Lapisan jaringan pada serebelum ini hanya terdiri atas lapisan molekuler, lapisan purkinje, dan lapisan granular (Wonodirekso, 2015). Pada preparat ini, tidak jelas terlihat lapisan-lapisan dari substansi grisea karena perbesarannya yang lemah.
Brelje T. Clark dan Robert L. Sorenson. (2015). Histology Guide. [Online]. Tersedia: www.histologyguide.org Diakses: [7 Agustus 2016] Wonodirekso, et al. (2015). Penuntun Praktikum Histologi. Jakarta: Dian Rakyat.
ATLAS HISTOLOGI SISTEM SARAF
KELOMPOK 5: AMALIA H. ENUNG N. RIZKI A. WIDYA N.
B A
Gambar 5. Serebelum. 40x. (A) Substansi grisea. (B) Substansi alba.
Gambar 6. Zoom in. Serebelum. 100x.
3. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Medula spinalis atau sumsum tulang belakang merupakan bagian dari sistem saraf pusat yang mengontrol gerak refleks atau gerak tidak sadar. Seperti halnya serebrum dan serebelum, medula spinalis pun memiliki substansi grisea dan substansi alba. Namun, pada medula spinalis, substansi grisea terletak di bagian medula sedangkan substansi alba terletak di bagian korteks (Wonodirekso, 2015). Bentuk dari medula spinalis ini sangat unik karena terlihat seperti kupu-kupu. Substansi grisea mengisi daerah yang membentuk kupu-kupu sedangkan substansi alba mengisi bagian luarnya. Pada substansi grisea terdapat perikarion, sedangkan pada substansi alba terdiri atas seratserat saraf bermielin dan serat jaringan ikat (Wonodirekso, 2015).
A
C
B
Gambar 7. Zoom in. Medula spinalis. 100x. (A) Substansi grisea. (B) Substansi alba.
Gambar 8. Medula spinalis. 40x. (C) Sentral kanal. (Brelje dan Sorenson, 2015).
Brelje T. Clark dan Robert L. Sorenson. (2015). Histology Guide. [Online]. Tersedia: www.histologyguide.org Diakses: [7 Agustus 2016] Wonodirekso, et al. (2015). Penuntun Praktikum Histologi. Jakarta: Dian Rakyat.