2
ASUHAN KEPERAWATAN TERPAPAR DINGIN (GENERAL COOLING)
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gawat Darurat
Dosen Pembimbing: Romadhoni Tri Purnomo.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Ari Wahyuni (1502094)
Dimas Jatu P (1502101)
Febriana Endar P (1502103)
Intan Ayu A (1502105)
Nurul Annisa (1502117)
Selly Rahayu (1502123)
Vanny Septyaningrum (1502128)
PRODI D-III KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
SEPTEMBER 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang berjudul "TERPAPAR DINGIN", bertujuan untuk memenuhi tugas Keperawatan Gawat Darurat
Kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan yang terbatas.Namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Kami berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai penyusun sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan atau meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
Penyusun
Klaten, 14 September 2017
(kelompok 2)
Daftar Isi
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 4
B. RUMUSAN MASALAH 5
C. TUJUAN 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
A. PENGERTIAN 6
B. KLASIFIKASI 6
C. TAHAPAN FROSBITE 8
D. MEKANISME TRAUMA DINGIN 9
E. FAKTOR PREDISPOSISI 9
F. MANIFESTASI KLINIK 10
G. PATOFOSIOLOGI 11
H. PATHWAY 12
I. PENATALAKSANAAN 13
J. KOMPLIKASI 14
K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 14
L. PENGERTIAN GENERAL COOLLING (HIPOTERMIA) 14
M. MANIFESTASI KLINIS HIPOTERMI 15
N. PENATALAKSANAAN HIPOTERMIA 15
O. EFEK PAJANAN SUHU DINGIN TERHADAP KONDISI FISIOLOGIS MANUSIA 16
BAB III 17
ASUHAN KEPERAWATAN 17
A. Pengkajian 17
B. Diagnosa 20
C. Intervensi 21
D. Evaluasi 22
BAB III 24
KESIMPULAN 24
DAFTAR PUSTAKA 25
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tubuh manusia akan selalu mempertahankan keadaan suhu normal dengan suatu system tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh manusia tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin. Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi, penguapan jika terjadi kekurangan atau kelebihan panas yang membebani.
Secara fisiologis jika suhu disekeliling sangat dingin akan terjadi perbedaan suhu yang sangat mencolok pada bagian kulit. Keadaan ini menyebabkan ketidaknyamanan pada tubuh. Ketidaknyamanan yang berasal dari luar akan mengakibatkan perubahan fungsional organ sebagai respon alami yang bertujuan untuk menyesuaikan tubuh dengan ketidaknyamanan tersebut.
Misalnya suhu panas yang berlebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja, sebaliknya kondisi dingin yang berlebihan akan meningkatkan rasa malas untuk istirahat, yang akan mengurangi kewaspadaan dan konsentrasi terutama berkaitan dengan pekerjaan yang menuntut kesiapan mental. Kondisi yang berlebihan akan meningkatkan stimulasi tubuh manusia untuk melakukan aktivitas yang menghasilkan "internal heat" yang lebih tinggi.
Tekanan hawa dingin (cold stress) adalah suatu gabungan antara kondisi suhu dingin, kecepatan angin, dan kelembaban yang membahayakan tubuh. Cold stress dapat terjadi pada suhu <180C. akibat dari cold stress ialah terjadi respon fisiologis yang bertujuan untuk mengatur agar suhu tubuh tidak menurun, respon ini disebut cold stress (vasokonstruksi, menurunnya jumlah keringat).
Kemampuan manusia untuk bekerja ditempat dingin tergantung pada integritas fungsi otak dan fungsi kaki.Tanda umum yang biasanya muncul bila tekanan hawa dingin ialah pendinginan otak kemudian tidak terkoordinasi, pendinginan kaki dan bagian tangan, hasilnya terjadi kekakuan. Akibat dari semua itu, seseorang akan sulit untuk melakukan pekerjaannya.
Paparan terhadap dingin dapat menyebabkan penurunan suhu tubuh .panas yang di bentuk tubuh atau yang diperoleh tidak cukup untuk mengimbangi kehilangan panas sehingga suhu tubuh menjadi rendah < 35 C atau hipotermia. Tubuh akan berusaha untuk mengatasinya dengan cara bergetar, suatu respon bawah sadar untuk meningkatkan suhu tubuh melalui aktivitas otot. Suhu lingkungan tidak perlu terlalu dingin untuk mencetus hipotermia.Hipotermia dapat terjadi akibat penderita berada di lingkungan alam terbuka untuk waktu yang cukup lama. Ada beberapa keadaan yang memperburuk hipotermia yaitu suhu rendah, faktor angina, usia, air, kesehatan penderita dll.
Hipotermia merupakan suatu kondisi yang dapat sangat berbahaya bila tidak di tangani, hal ini di karenakan hipotermia akan mengganggu metabolism sehingga kerja multi organ dapat terganggu. Perawat sebagai tim kesehatan pertama dalam menangani pasien harus mengetahui gejala serta tindakan yang dilakukan dalam menangani pasien dengan hipotermia
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan kegawatdaruratan terpapar dingin (frostbite)?
TUJUAN
Untuk mengetahui asuhan keperawatan gawatdarurat terpapar dingin (frostbite)
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
Frosbite adalah injuri dingin yang bersifat lokal disebabkan oleh terpapar temperatur yang dingin (Tamsuri, 2006).
Merupakan kondisi dimana sebagian organ tubuh membeku akibat terpapar suhu dingin yang berlebihan.Biasanya organ yang terkena, antara lain dagu, ujung jari tangan dan kaki, cuping hidung, serta cuping telinga. Frostbite pada organ tubuh biasanya ditandai dengan kulit yang terlihat pucat dan keras, bila terkelupas nampak jaringan di bawahnya yang berwarna merah dan nyeri. Biasanya organ akan mengalami mati rasa.
Terpapar dingin dapat digolongkan sebagai paparan membekukan dan tidak membekukan.Terpapar dingin membekukan disebut "Frostbite".Terpapar dingin tak membekukan yang diakibatkan oleh lama terpapar keadaan basah atau lembab dikenal "Trench Foot" (Boswick. John A, 2008)
Radang dingin adalah cedera yang disebabkan oleh pembekuan dari kulit dan jaringan di bawahnya.Pertama kali kulit akan menjadi sangat dingin dan merah, kemudian akan mati rasa, keras dan pucat. Frostbite atau radang dingin paling sering terjadi pada jari, jari kaki, hidung, telinga, dan dagu.
KLASIFIKASI
Frosbite di klasifikasikan kedalam 2 tipe yaitu frosbite permukaan(local cooling dang frosbite dalam(general cooling)
Frostbite permukaan frostbite yang mengenai kulit sampai dengan jaringan subkutan, dengan karakteristik area injuri berwarna putih, seperti lilin, lunak dan anastetik. Pengisian kapiler (capillary refill) tidak ada. Pada saat pencairan, area injuri akan menjadi merah, edema, nyeri, dan kemudian menjadi buruk/belang atau keungu-unguan. Blister dapat terbentuk dalam 24 jam dan pecah pada sekitar 10 hari, meninggalkan eschar hitam dan kasar. Setelah 3-4 minggu eschar terpisah meninggalkan epitel baru sensitive. Nyeri berdenyut (throbbing) dan nyeri panas/rasa terbakar (burning) yang berlangsung beberapa minggu. Area ini sensitive terhadap panas dan dingin sekitar 1 bulan, dan bagian yang mengalami frostbite dapat mengeluarkan keringat yang berlebihan.
Frostbite dalam (deep) menyebabkan injuri pada kulit, jaringan subkutan, otot tendon dan struktur neurovaskuler. Bagian yang mengalami injuri kasar dan padat, tetap dingin, belang, dan biru atau kelabu setelah pencairan. Blister mungkin tidak terbentuk tetapi dapat pula terbentuk setelah beberapa minggu pada tempat dimana terdapat jaringan yang masih hidup (viable) dan jaringan yang tidak dapat hidup (nonviable). Edema biasanya mengenai anggota badan dan memerlukan waktu sekitar satu bulan untuk sembuh. Ketika blister kering, menjadi hitam dan terbentuk cekungan, suatu garis pemisah terlihat karena jaringan yang masih dapat hidup, terlepas atau tertarik dari jaringan yang mati.
Frostbite berdasarkan tingkatan cedera jaringan dibagi kedalam empat derajat dengan karakteristiknya masing-masing, yaitu :
Derajar 1 : cedera mengakibatkan eritemia setelah dihangatkan kembali.
Derajat 2 : terjadi pembentukan blister.
Derajat 3 : terjadi nekrosis kulit.
Derajat 4 : kerusakan jaringan lunak dan dapat terjadi gangrene pada jari-jari atau ekstremitas.
.
TAHAPAN FROSBITE
Tahap pertama radang dingin, tidak menyebabkan kerusakan kulit permanen. Anda dapat mengobati radang dingin sangat ringan dengan langkah-langkah pertolongan pertama, termasuk rewarming kulit Anda. Semua radang dingin lainnya memerlukan perhatian medis karena dapat merusak kulit, jaringan, otot dan tulang. Kemungkinan komplikasi dari radang dingin yang parah termasuk infeksi dan kerusakan saraf.
Tahap kedua dari radang dingin muncul sebagai kulit memerah yang berubah menjadi putih atau pucat. Kulit bisa tetap lembut, tetapi beberapa kristal es bisa terbentuk di jaringan. Kulit Anda mungkin mulai merasa hangat - tanda keterlibatan kulit yang serius. Jika Anda memperlakukan radang dingin dengan rewarming pada tahap ini, permukaan kulit Anda mungkin tampak berbintik-bintik, biru atau ungu. Dan Anda mungkin melihat menyengat, terbakar dan pembengkakan. Sebuah melepuh berisi cairan mungkin muncul 24 sampai 36 jam setelah rewarming kulit.
Tahap parah (dalam) radang dingin. Radang dingin yang berlangsung mempengaruhi semua lapisan kulit, termasuk jaringan yang terletak di bawah. Anda mungkin mengalami mati rasa, kehilangan semua sensasi dingin, rasa sakit atau ketidaknyamanan di daerah yang terkena. Sendi atau otot mungkin tidak lagi bekerja. Lepuh besar terbentuk 24 sampai 48 jam setelah rewarming. Setelah itu, daerah berubah hitam dan keras seperti jaringan mati
MEKANISME TRAUMA DINGIN
Trauma dinginadalah suhu rendah dan terpaparnya jaringan.Faktor penyokong meliputi lembab atau kebasahan, kontak langsung dengan benda dingin dan tak adanya pelindung.Efek kelembaban atau kebasahan segera terlihat bila ada lubang pada sarung tangan atau sepatunya, yang memasukan lembaban. Kontak dengan benda dingin, khususnya logam, akan menyebabkan kehilangan panas yang cepat.
FAKTOR PREDISPOSISI
Terdapat berbagai faktor predisposisi yang berkaitan dengan terjadi frostbite. Orang yang tidak dapat menyesuaikan diri terhadap iklim dingin dari iklim hangat akan menagalami vasospasme yang hebat dan berkurangnya produksi oanas pada daerah ekstermitasnya ketika ia terpapar dengan temperature dingin. Diketahui adanya beberapa pengaruh yang memicu terjadinya frostbite :
Ras
Ras orang yang berkulit hitam bisa menjadi pengaruh faktor predisposisi tehadap paparan dingin dikarenakan yakni orang yang berkulit hita terbiasa hidup di iklim panas.
Kelelahan
Kelelahan bisa menyebabkan terkena frostbite di karenakan kekurangan pasukan O2 sehingga mudah terpapr dingin
Usia
Usia muda ataupun tua siapapun bisa terkena paparan dingin .
Gangguan sirkulasi/pentakit vaskuler perifer
Akibat aterosklerosis dan diabetes mellitus
Alcohol
Saat mengkonsumsi alcohol pada posisi kedinginan mungkin merasa lebih hangat karena akibat dari pemanasan kulit yang di dapat dari pasukan darah ekstra akan tetapi darah tersebut akan cepat dingin kembali akibat papran dingin di luar tubuh, kehangatan yang di sebabkan oleh aliran darah menuju kulit juga akan membuat tubuh lebih mudah berkeringat demi melawan sensai panas tersebut.
Nikotin (rokok) dan hipoksia
Meningkatkan resiko frostbite atau rentan terjadinya frostbite di karenakan kandungan nikotin di dalam rokok menyebabkan pembuluh darah mengkerut dan mengakitbatkan penumpukan plak arteri sehingga aliran darah ke berbagai anggota tubuh menjadi berkurang.
Faktor yang meningkatkanpengeluaranpanassepertikontakdengan metal, kulitbasahberkontribusiterhadapterjadinyafrostbitesertaberatnyainjurifrosbite .
MANIFESTASI KLINIK
Kerusakan yang terjadi dapat kecil atau ringan dapat juga luas hingga mampu menyebabkan hilangnya suatu bagian tubuh.Adapun bagian yang hilang atau yang sering terkena meliputi tangan, kaki, hidung dan telinga.
Kulit dingin dan seperti tertusuk,
Mati rasa,
Berwarna merah, putih,, kulit putih kebiruan atau keabu-abuan-kuning,
Keras atau tampak seperti permukaan kulit terdapat lilin,
Kecanggungan karena sendi dan otot kaku,
Terik setelah rewarming, pada kasus yang berat,
Kulit pucat,
Edema,
Dingin / menggigil tak terkontrol
PATOFOSIOLOGI
Cedera sel pada frosbite disebabkan oleh pembekuan secara langsung pada sel disaat injuri atau oleh karena perfusi jaringan yang tidak adekuat sebagai akibat dari spasme vaskuler dan oklusi pembuluh-pembuluh kecil pada area injuri.
Dengan pembekuan sel secara langsung (crystallization), terbentuk kristal es di dalam cairan ekstraseluler dan secara osmotik menarik cairan intraseluler, sehingga menyebabkan dehidrasi sel. Perubahan vaskuler yang terjadi antara lain meliputi vasokonstriksi, penurunan perfusi kapiler dan peningkatan viskositas darah dengan disertai terbentuknya endapan dan trombus
Setelah pencarian, terjadi stasis vaskuler pada area yang inbjuri sebagi akibat obstruksi pada dasar pembuluh darah.Edema terjadi pada daerah injuri dan bertlangsung selama 2-3 hari setelah pencairan.Thrombus, perdarahan intertistial dan infiltrasi leukosit dapat terjadi.Nekrosis jaringan terjadi dan menjadi lebih jelas sebagai edema yang pecah.Luasnya injuri di tentukan oleh besar dan kecepatan pengeluaran panas dari kulit.
PATHWAY
Terpapar dingin
General cooling Local Cooling
Kulit, jaringan subkutan, otot, Area kulit yang terpapar membeku
Tendon membeku
Pengisian kapiler tidak ada
Vasospasme vaskuler
Kulit memerah
GANGGUAN PERFUSI JARINGAN
Udema
Terbentuk Kristal es
Terbentuk Blister
Dehidrasi sel
NYERI
Vasokontriksi, penurunan perfusi
Kapiler, peningkatan viskositas darah
Disertai thrombus, perdarahan interstisial,
Infiltrasi leukosit
Udema
Kerusakan jaringan subkutan
Blister GANGGUAN INTEGRITAS KULIT
PENATALAKSANAAN
Pre hospital
Pindahkan penderita ke tempat yang hangat
Pegang bagian yang terkena dengan lemah lembut, jangan pernah menggosok bagian yang terkena.
Hangatkan secara lemah lembut dengan merendam bagian yang terkena di dalam air hangat (100-105 derajat Farenheit) sampai terlihat merah dan teraba hangat.
Membalut dengan bebas bagian yang terkena dengan pembalut yang kering dan steril.
Jika jari tangan atau jari kaki penderita mengalami luka karena dingin yang luar biasa, tempatkan perban (gauze) yang kering dan steril diantara luka dan balutan agar keduanya terpisah.
Jangan memecahkan lepuhan yang ada
Jangan biarkan bagian yang terkena membeku lagi.
Periksakan ke pelayanan kesehatan sesegera mungkin.
In Hospital
Pasien koma dengan trauma dingin harus harus diinfus dengan larutan garam seimbang (RL) yang mengandung 100-300 mEq NaHCO3, yang diberikan dalam kecepatan 250 ml/jam
Lebih baik memeriksa Ph dan Po2 arteri, serta hematocrit sebelum terapi yang diberikan. Bila hasil pemeriksaan ini tak bisa didapatkan sebelum pengobatan dan di perlukan penghangatan kembali jaringan, maka kecepatan penggantian cairan harus dinaikan sampai 500ml/jam sebab penghangatan kembali mungkin meninggikan derajat asidosis.
Untuk mengobati hiposekmia yang biasa timbul pada pasien, dengan trauma dingin, maka oksigen harus di berikan dengan masker atau kateter hidung selama 6-8 jam atau sampai po2 arteri kembali normal. Pengobatan jaringan yang beku atau dingin
Bila fasilitas perawatan definitif jauhnya lebih dari 1 atau 2 jam perjalanan dan jaringan dapat di jaga tetap hangat, maka jaringan yang beku atau dingin segera di hangatkan kembali. Ia terbaik dilapisi dengan meletakan pasien di bak mandi air panas
Pembedahan
Escharotomy
Sympathectomyuntukspasmeberatdannyeri
Debridement setelahretraksijaringan viable (13 minggu – 4 bulansetelahinjuri)
Amputasiekstremitas nonviable setelahretraksijaringan viable; mungkinbeberapabulan setelahinjuri.
Medikasi
Imunisasi tetanus 0.5 ml IM
Plasma ekspander: dextran 40, 20 ml/kg IV setiap 24 jam untukmenurunkanendapan.
Antibiotik: tetrasiklinatauampisilinuntukprofilaksis, 250 mg posetiap 6 jam.
Analgesiknarkotik :morphin 15 mg IM setiap 3 jam atau
Analgesikantipiretik : aspirin, 600 mg posetiap 3 jam.
KOMPLIKASI
Konfusi
Aritmia jantung
Nekrosis kulit
Infeksi dan kerusakan saraf
Penuruna fungsi pergerakan otot dan sendi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Rontgen
Scan tulang atau tes pencitraan,
Magnetic resonance imaging (MRI), untuk menentukan keparahan frostbite dan untuk memeriksa tulang atau otot yang belum terluka.
PENGERTIAN GENERAL COOLLING (HIPOTERMIA)
Pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan kemampuan tubuh memproduksi panas sehingga akan mengakitbatkan hipotermia. Hipotermia di klasifikasikan melalui pengukuran suhu inti :
Ringan 33-36 C
Sedang 30-33 C
Berat 27-30 C
Sangat berat <30 C
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berlangsung dan tidak di ketahui selama beberapa jam.Ketika suhu tubuh turun menjadi 35c, orang yamg mengalami hipotermia mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai.
Jika suhu tubuh di bawah 34,4c frekuensi jantung, pernafasan dan tekanan darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan berlangsung, kehilangan kesadaran dan tidak responsive terhadap stimulus nyeri.
MANIFESTASI KLINIS HIPOTERMI
Gejala dan tanda hipotermia sedang :
Menggigil
Terasa melayang
Pernafasan cepat, nadi lambat
Gangguan penglihatan
Reaksi mata lambat
Gemetar
Gejala dan tanda hipotermia berat :
Pernafasan sangat lambat
Denyut nadi sangat lambat
Tidak ada respon
Manik mata melebar dan tidak bereaksi
Alat gerak kaku
PENATALAKSANAAN HIPOTERMIA
Rawat penderita dengan hati-hati, berikan rasa nyaman
Penilaian dini dan pemeriksaan penderita
Pindahkan penderita dari lingkungan dingin
Jaga jalan nafas dan berikan oksigen bila ada
Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering
Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan-pelan
Pantau tanda penderita secara berkala
Pasien dengan hipotermi ringan dapat di terapi langsung dilapangan, yaitu dengan melepas atau menjauhkan benda atau zat yang mendinginkan, kemudian diberi penghangat seperti handuk dan selimut
Hipotermia sedang atau berat memerlukan perawatan khusus di rumah sakit berupa rewarming atau peningkatan kembali suhu tubuh. Perawatan ini berupa rewarming aktif yang diikuti rewarming pasif, rewarming aktif yaitu mendekatkan benda hangat atau panas dari luar tubuh yang di tempelkan pada tubuh pasien.
EFEK PAJANAN SUHU DINGIN TERHADAP KONDISI FISIOLOGIS MANUSIA
Terus menerus terpajan dengan dingin akan menyebabkan orang tersebut menggigil sehingga menghasilkan panas dengan menaikkan kecepatan metabolisme tubuh. Tubuh akan bereaksi dengan mulai memindahkan aliran darah dari ekstrimitas tubuh dan kulit bagian luar menuju inti tubuh ( dada dan perut ). Hal ini memungkinkan kulit yang terpajan dan ektrimitas untuk dingin lebih cepat dan meningkatkan resiko fros bite dan hipotermia .
Hipotalamus bertanggungjawab untuk menjalankan system pertahanan suhu tubuh untuk melawan dingin, yaitu vasokontriksi periberal dan menggigil. Tubuh dapat mengatur suhu intinya dengan menurunkan hilangnya panas ( vasokontriksi periberal ).dan meningkatkan produksi panas (menggigil). Memperbaiki aktivitas fisik juga dapat meningkatkan produksi panas.
Vasokontriksi periberal adalah respon yang dilakukan untuk menurunkan suhu kulit .vasokontriksi mengarahkan darah menjauh dari permukaan kulit menuju inti tubuh, dimana panas mudah dijaga
Menggigil di hasilkan dari kontraksi otot volunteer dan menghasilkan peningkatan produksi panas metabolic, yang dapat menggantikan panas yang hilang. Ada hubungan antara kecepatan bernafas dan detak jantung . Menggigil dapat meningkatkan metabolic rate 2-5 kali lipat
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Identitas
Identitas pasien
Identitas penanggung jawab
Keadaan pasien : baik,
Kesadaran : CM
Primer survey :
A : Airway
Tidak ada gangguan jalan nafas.
Tidak ada suara :
Snoring : suara seperti mendengkur
Gurgling : suara seperti terdapat cairan di saluran / jalan nafas
Stidor : suara seperti terdapat benda asing
Chocking : suara tambahan diantara scapula / tersedak karena masuknya benda asing (makanan, dll)
Hempling : suara tambahan diantara px sternum dan pusar
B : Breathing
Alat bantu pernafasan : klien tidak menggunakan alat bantu pernafasan.
C : Circulation
TD : 100/80 mmHg
N : 70 x / menit
S : 30 – 330C
RR : 15x/menit
Akral pasien dingin pada ujung jari tangan dan kaki. Terasa dingin pada ujung telinga / ujung daun telinga, hidung,
Urin output : 500-600cc/hari
D : Disability
E4 , V5 , M4
E : Exposure + Hypotermi
Terdapat luka di ujung jari, hidung, ujung telinga, dll yang terdapat blister.
Terdapat tanda hypotermi suhu 30-330C
Sekundery Survey
Keluhan utama
Klien mengeluh meraska nyeri pada bagian luka atau merasakan kulit berdenyut, sensitive terhadap panas dan dingin.
Riwayat kesehatan
Klien mungkin mengeluh nyeri (rasa terbakar) atau berdenyut.
Sensitif terhadap dingin
SAMPLE
Sign and Symptom : kedigninan, kaku, nyeri,
Allergy : alergi dingin
Medication :
Plasma ekspander: dextran 40, 20 ml/kg IV setiap 24 jam untuk menurunkan endapan; terapi ini masih kontroversial.
Antibiotik: tetrasiklin atau ampisilin untuk profilaksis, 250 mg po setiap 6 jam.
Analgesik narkotik : morphin 15 mg IM setiap 3 jam, atau
Analgesik antipiretik : aspirin, 600 mg po setiap 3 jam.
Past medical history : -
Last meal : -
Event leading : kedinginan yang berlebihan, terpapar dingin.
Pengkajian nyeri
O (Onset) : kapan mulainya pasien mengalami sakit.
P (Provokes / Penyebab) : suhu dingin.
Q (Quality / kualitas) : seperti tertusuk-tusuk
R (Radiates / penyebaran) : area akral, hidung, ujung telinga, ujung jari tangan atau kaki.
S (Severety / keparahan) : nyeri sedang, skala 5
T (Time / waktu) :
Psikologi : khawatir (cemas)
Pemeriksaan penunjang :
Rontgen
Scan tulang atau tes pencitraan,
Magnetic resonance imaging (MRI),
TTV :
TD : 100/80 mmHg RR : 15x/menit
N : 70x/menit
S : 30-330C
Pengkajian head to toe
Kepala
Kulit kepala : bersih , terlihat tidak ada lesi
Wajah : pucat
Mata : bentuk mata simetris , konjungtiva tidak terlihat ada kotoran yang menempel
Hidung : bentuk dan posisi metris, dalam hidung tidak ada kotoran, terasa dingin.
Telinga : kedua daun telinga bersih , fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen yang keluar, ujung telingan dingin.
Mulut : mulut bersih, tidak terdapap peradangan dan pendarahan , mukosa bibir lembab
Pengkajian leher : tidak ada pembekaan kelenjar tiroid dan lympa, leher terlihat bersih
Pengkajian dada :
Jantung
Inspeksi : kedua dada terlihat simetris, denyut jantung terlihat didaerah apeks
Perkusi : redup
Palpasi : ictus cordis teraba
Auskultasi : regular
Paru – paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris, pola nafas reguler
Perkusi : suara sonor
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Auskultasi : vesikuler
Abdomen
Inspeksi : tampak datar , tegang .
Auskultasi : bising usus hiperpenstaltik (20x/menit)
Perkusi : tymponi
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Pengkajian ekstremitas (cidera) :
Ektremitas atas : terdapat blister diujung jari tangan,kaku,teraba dingin
Ektremitas bawah : terdapat blister diujung jari kaki,kaku,teraba dingin
Riwayatkesehatan
Klienmungkinmengeluhnyeri (rasa terbakar) atauberdenyut.
Sensitifterhadappanasdandingin
Pemeriksaanfisik
FrosbitePermukaan (superfisial), akandi dapatkan.
Area injuriberwarnaputih, sepertililin; lunakdananestetic.
Pengisiankapiler (capillary refill) tidakada.
Padasaatpencairan area injurimenjadimerah, edema, nyeridankemudianmenjadiburik/belangataukeungu-unguan.
Blister, dapatpecah, escharhitamdankasar.
Area frostbite dapatmengeluarkankeringat yang berlebihan.
FrosbiteDalam, kemungkinanakandidapatkan :
Area injurikasardan padat, tetapdingin, burik/belangdanbiru /kelabusetelahpencairan.Blister mungkintidakterbentuktetapidapat pula terbentuk
Edema.
Ketika blister kering, menjadihitamdanterbentukcekungan
Kaji pula adanyainfeksi, yang ditandaioleh :
Terdapat pus
Kemerahan
Bau
Demam
Diagnosa
Gangguan perfusi jaringan perifer b.d vasospasme vaskuler
Gangguan integritas kulit
Nyeri
Intervensi
No.
Diagnosa kep
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
1.
Gangguan perfusi jaringan perifer b.d Vasospasme vaskuler
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2-6 jam diharapkan, perfusi jaringan adekuat dengan kriteria hasil:
TTV dalam batas normal
Akral hangat
Konjungtiva tidak anemis
Membrane mukosa merah muda
Rendam dalam air hangat dengan suhu 38° - 45° C selama 20 menit.
Instruksikan klien untuk tidak merokok agar terhindari dari vasokonstriksi.
2.
Gangguan integritas kulit b.d Terbentuk Kristal es
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2-6 jam diharapkan, area luka pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan dengan kriteria hasil:
Area terbebas dari infeksi lanjut
Kulit bersih, kering, lembab
Pelihara agar blister tetap utuh
Tinggikan ekstremitas secara periodic
Gunakan linen steril
Isolasi ekstremitas atau klien untuk mencegah infeksi
Gunakan bed cradle
3.
Nyeri b.d agen injury biologis (kerusakan jaringan subkutan)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2-6 jam diharapkan, pasien dapat mengontrol nyeri dan nyeri berkurang dengan skala 0-1 dengan kriteria hasil:
Terlihat tenang dan rileks
Tidak ada keluhan nyeri
Menunjukkan perilaku penanganan nyeri
Bantu pasien untuk mengidentifikasi tindakan memenuhi kebutuhan rasa nyaman yang telah berhasil dilakukan seperti distraksi, relaksasi atau kompres hangat / dingin
Posisikan pasien dengan nyaman.
Menciptakan lingkungan yang nyaman
Kaji tanda-tanda vital
Observasi keluhan nyeri.
Catat lokasi dan intensitas (skala 0 - 10)
Gunakan kata-kata yang konsisten dengan usia dan tingkat perkembangan pasien dalam mengkaji nyeri pasien.
Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan analgesik
Evaluasi
No.
Diagnosa
Evaluasi
1.
Gangguan perfusi jaringan perifer b.d Vasospasme vaskuler
Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
Tidak ada ortotastik hipertensi
Tidak adda tanda-tanda penigkatan tekanan intracranial
2.
Gangguan integritas kulit b.d Terbentuk Kristal es
Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi , elastisitas, temperature, hidrasi,pigmentasi)
Tidak ada luka/lesi pada kulit
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang
Mampu melindungi kulit dan mempertahnkan kelembabpan kulit dan perawwatan alami.
3.
Nyeri b.d agen injury biologis (kerusakan jaringan subkutan)
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurngi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
BAB III
KESIMPULAN
Merupakan kondisi dimana sebagian organ tubuh membeku akibat terpapar suhu dingin yang berlebihan. Biasanya organ yang terkena, antara lain dagu, ujung jari tangan dan kaki, cuping hidung, serta cuping telinga. Frostbite pada organ tubuh biasanya ditandai dengan kulit yang terlihat pucat dan keras, bila terkelupas nampak jaringan di bawahnya yang berwarna merah dan nyeri. Biasanya organ akan mengalami mati rasa.
Keadaan yang menyebabkan seseorang terpapar dingin adalah suhu yang rendah dan terpaparnya jaringan. Faktor penyokong meliputi kelembaban atau kondisi basah, kontak langsung dengan benda dingin, dan tidak adanya pelindung / penghangat tubuh. Kontak langsung dengan benda dingin, khususnya logam akan menyebabkan kehilangan panas yang cepat.
Cedera sel pada frosbite disebabkan oleh pembekuan secara langsung pada sel disaat injuri atau oleh karena perfusi jaringan yang tidak adekuat sebagai akibat dari spasme vaskuler dan oklusi pembuluh-pembuluh kecil pada area injuri.
DAFTAR PUSTAKA
Greaves et al. 2006.Emergency Care Textbook For Paramedics. Edisi ke – 2. Edinburgh: Elsevier Saunder
Hartanto, H. 2011. Pertolongan Pertama. Jakarta: Erlangga.
Kartikawati, D. 2011. Buku Ajar Dasar-dasar Keperawatan Gawat Darurat.Jakarta : Salemba Medika
Proehl A. Jean. 2009. Emergency Nursing Procedure. Edisi ke – 4. Philadelphia: Elsevier Saunders