ASBAB AN-NUZUL
I. Pendahuluan Pendahuluan Allah menjadikan segala sesuatu melalui sebab akibat dan menurut suatu ukuran tidak seorang pun lahir dan melihat cahaya kehidupan tanpa melalui sebab akibat dan berbagai tahapan perkembangan. Tidak suatu pun terjadi di dalam wujud ini kecuali melewa melewati ti pendahu pendahulua luan n dan perenc perencana anaan, an, begitu begitu juga juga perubah perubahan an pada cakrawa cakrawala la pemikiran manusia terjadi setelag melalui persiapan dan pen garahan, itulah sunatullah. Tidak Tidak ada bukti bukti yang yang menyi menyingka ngkap p kebenar kebenaran an sunatu sunatulla llah h itu selain selain sejara sejarah. h. Demikian pula penerapannya dalam kehidupan, mengungkapkan sebab turunnya ayat Al-Qur’an melalui kisah adalah suatu cara menerangkan yang jelas mengenai segala sesuatu yang bernilai tinggi.Namun, kenyatannya banyak orang yang tidak mengetahui asbabun asbabun nuzul, sehingga terperosok terperosok kedalam kedalam kebingungan kebingungan dan keraguan keraguan akan maksud sebe sebena narn rnya ya dari dari ayat ayat Al-Q Al-Qur ur’a ’an n itu itu sendi sendiri ri.. Untu Untuk k itu, itu, penul penulis is akan akan memb membaha ahass mengenai asbabun nuzul agar dapat lebih mudah untuk dipahami.
II. Permasalahan Karena Karena masing masing-ma -masin sing g surat surat maupun maupun ayat ayat memil memiliki iki asbab asbab an-nuz an-nuzul ul sendir sendiri, i, muncul beberapa masalah yang perlu untuk dibahas, diantaranya: 1. Apa pengert pengertian ian Asbab Asbab an-nuz an-nuzul? ul? 2. Apa saja saja macammacam-mac macam am asba asbab b an-nuz an-nuzul? ul? 3. Apa urgensi urgensi asbab asbab an-nuzul an-nuzul dalam menafsirkan menafsirkan Alqur’an? Alqur’an? 4. Bagaim Bagaimana ana kaidah-k kaidah-kaid aidah ah penetapan penetapan hukum hukum yang berkaitan berkaitan dengan dengan asbab annuzul?
III. Pembahasan A. Pengertian Asbab an-nuzul Ungkapan asbab an-nuzul terdiri dari dua kata, yaitu asbab dan an-nuzul. Secara Secara harfia harfiah, h, sabab sabab berart berartii sebab sebab atau atau latar latar belaka belakang. ng. Sedangk Sedangkan an an-nuz an-nuzul ul
1
berarti turun. Maka asbab an-nuzul bermakna beberapa latar belakang atau sebab yang membuat turunnya ayat-ayat Alqur’an. Secara terminologis, ada beberapa definisi yang berkembang dikalangan ulama, diantaranya:1 1. Menurut Az-zarqani: “Asbab An-nuzul “ adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada hubungannya dengan turunnya ayat Al qur’an sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi.” 2. Menurut Ash-shabuni: “Asbab An-nuzul “ adalah istilah atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.” 3. Shubhi Shalih
ببةمجي او لببه نةمتضبب هس اواآ ةا زل م عه وقم هينة لحكعنه او م “Asbab An-nuzul “ adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat Al qur’an (ayat-ayat) terkadang menyiratkan peristiwa itu sebagai respons atasnya atau sebagai penjelas tehadap hukum-hukum saat peristiwa itu terjadi.” 4. Mana’ al-Qathan
ؤا دثة اوح عهوق ه وقشأ قرآ زم “Asbab an-Nuzul adalah peristiwa yang menyebabkan turunnya al-Qur’an berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi.” B. Macam-macam sebab An-nuzul
1
Rosihun Anwar, Ulum Al-Qur’an (Bandung: Pustak Setia: 2007) hlm. 60.
2
1.Dilihat dari Sudut Pandang Redaksi-Redaksi yang Dipergunakan dalam Riwayat Asbab An-Nuzul Ada dua jenis redaksi yang digunakan oleh perawi dalam mengungkapkan riwayat asbab an-nuzul, yaitu:2 a.Sharih(visionable/jelas) Redaksi sharih artinya riwayat yang sudah jelas menunjukkan asbab annuzul, dan tidak mungkin pula menunjukkan yang lainnya. Redaksi yang digunakan termasuk sharih bila perawi mengatakan
...ذا ةا ذ زو Artinya: “sebab turunnya ayat ini adalah…”
ةا فنزل ...ذا Artinya: “telah terjadi…,maka turunlah ayat… “
ةا فنزل ...ذا ه عال ئ Artinya: “Rasulullah pernah kiranya tentang …… maka turunlah ayat” b. Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti) Riwayat belum dipastikan sebagai asbab an-Nuzul karena masih terdapat keraguan.
...ذا ة فىا ذ زل “ayat ini diturunkan berkenaan dengan…”
...كذاف زل ةا ذ سا 2
Ibid, hlm. 67.
3
“saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan …”
...كذاف ة اا ذ زل سا م “saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan …” 2. Dilihat dari sudut pandang berbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau berbilangnya ayat untuk asbab an-nuzul a. Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat b. Satu sebab yang melatarbelakangi turunnya beberapa ayat.
C. Urgensi Asbab An-nuzul 1. Menegaskan kalau Al-Qur’an benar-benar dari Allah SWT. 2. Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam menangkap pesan ayat-ayat Al-Qur’an. Diantaranya dalam Al-qur’an surat Al-Baqarah ayat 115 dinyatakan bahwa timur dan barat merupakan kepunyaan Allah. Dalam kasus shalat, dengan melihat Zahir ayat di atas, seseorang boleh menghadap kearah mana saja sesuai dengan kehendak hatinya. Ia seakan-akan tidak berkewajiban untuk menghadap kiblat ketika shalat. Akan tetapi setelah melihat asbab an-nuzulnya, tahap bahwa interpretasi tersebut keliru. Sebab, ayat di atas berkaitan dengan seseorang yang berada dalam perjalanan dan melakukan shalat di atas kendaraan, atau berkaitan dengan orang yang berjihad salama menentukan arah kiblat.3 3. Sarana untuk memahami ayat Al-Qur’an secara cepat. 4. Mengidentifikasikan pelaku yang menyebabkan turunnya ayat al-Qur’an 5. Mengetahui makna serta rahasia-rahasia yang terkandung dalam al-Qur’an. 6. Memudahkan
untuk menghafal
dan
memahami
ayat,
serta
untuk
memantapakan wahyu ke dalam hati orang yang mendengarnya. Sebab,
3
Ibid., hlm. 63.
4
hubungan sebab akibat (musabab), hukum, peristiwa, dan pelaku, masa, dan tempat merupakan satu jalinan yang bisa mengikat hati.4 7. Dapat menolong dalam memahami ayat dan menafsirkannya, serta menghilangkan kesulitan yang ditimbulkan ayat tersebut. Oleh sebab itu, maka dengan mengetahui sebab turunnya, maka ia adalah sebaik-baik jalan untuk memahami pengertian Alqur’an.5 8. Mengetahui hikmah dan rahasia diundangkannya suatu hukum dan perhatian syara’ terhadap kepentingan umum, tanpa membedakan etnik, jenis kelamin dan agama. Jika dianalisa secara cermat, proses penetapan hukum berlangsung secara manusiawi, seperti penghapusan minuman keras, misalnya: ayat-ayat Al-qur’an turun dalam 4 kali tahapan, yaitu QS. An Nahl/16:67,
QS.
Al-Baqarah/2:219,
QSAn-nisa’/4:43
dan
QS.
Al-
Maidah/5:90-91.6 9. Mengetahui asbab an-nuzul dapat membantu memberikan kejelasan terhadap beberapa ayat. 10. Asbabun nuzul menjelaskan kepada siapa ayat itu diturunkan. Selain itu, menurut sebagian ulama ada beberapa manfaat mengetahui dan memahami dan memahami Asbab An-Nuzul. Diantara ulama yang berpendapat adalah:7 1.
Ibnu Al daqiq (w. 702 H)
Ibnu Al-Daqiq menyatakan bahwa mengetahui Asbab An-Nuzul ayat merupakan metode yang utama dalam memahami pesan yang terkandung dalam Alquran. 2.
Ibnu Taimiyah (w. 726 H)
Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa mengetahui Asbab An-Nuzul akan membantu dalam memahami ayat Alquran, karena mengetahui sebab juga mengetahui musabab. 3.
Al-Wahidi (w. 427 H)
4
Rosihun Anwar, op. Cit, hlm. 65. Kahar Manyur , Pokok-pokok Ulumul Qur’an (Jakarta Timur: Rineka Cipta: 1992) hlm. 92. 6 Mohammad Nor Ichwan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Semarang: Rasail: 2008) hlm. 103. 7 Abu Anwar, Ulumul Qur’an ( Pekanbaru: Amzah: 2002) hlm. 35. 5
5
Al-Wahidi menyatakan sebagaimana dikutip oleh As-Suyuthi bahwa tidak mungkin seseorang dapat menafsirkan suatu ayat tanpa mengetahui sejarah turunnya dan latar belakang masalahnya.
E.Kaidah hubungan Penetapan Hukum Dikaitkan dengan Asbab An-nuzul Asbabun Nuzul berkaitan erat dengan kaidah penetapan hukum. Seringkali terdapat kebingungan dan keraguan dalam mengartikan ayat-ayat al-Qur’an karena tidak mengetahui sebab turunnya ayat. Contohnya firman Allah dalam surat al-Lail: 17-18:
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (ke jalan Allah) untuk membersihkannya.” Berdasarkan kesepakatan, ayat tersebut diturunkan khusus untuk Abu Bakar Ash-Shiddiq. Kelirulah dugaan jika sebagian orang mengira kalau ayat ini berlaku secara umum bagi setiap orang yang melakukan perbuatan baik seperti di atas. Sebab, tidak ada sesuatu pun pada ayat diatas yang menunjukkan redaksi umum. Contoh lain pada surat Al-Baqarah: 232:
“Apabila kamu menalak istrimu lalu habis iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan (bakal) suaminya, apabila mereka telah saling rela dengan yang makruf.”
Dalam suatu riwayat, ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa Mu’aqqal bin Yasar. Dia menghalangi bekas suami adiknya menikah kembali dengan adiknya itu. Allah melalui ayat ini melarang Mu’aqqal menghalangi laki-laki tersebut rujuk 6
kepada adinya. Berdasarkan Asbabun nuzul ini, maka khithab (perintah) yang terdapat dalam kata thallaqtum berbeda dengan khithab yang terdapat pada kata falata dhuluhunna; yang pertama ditujukan kepada suami dan yang terakhir ditujukan kepada wali. Maka dengan demikian, ayat itu berarti “aapabila suami telah menceraikan isterinya, kemudian dia ingin rujuk kembali, maka wali tidak boleh menghalanginya “. Berdasarkan ini pula maka wali merupakan salah satu rukun yang mesti ada dalam sistem perkawinan islam. Tidak sah nikah tanpa wali.8
III. Kesimpulan Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa asbabun nuzul adalah sebab turunnya al-Qur’an (berupa peristiwa/pertanyaan) yang melatarbelakangi turunnya ayat al-Qur’an dalam rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalahmasalah yang timbul dari kejadian tersebut. Ilmu Asbabun nuzul sangat besar pengaruhnya dalam memahami makna ayatayat Al-Qur’an yang mulia. Selain itu, dengan adanya asbab an-nuzul dapat mempermudah kaidah hukum yang belum jelas dalam al-qur’an, sehingga mudah untuk dipahami.
IV. Penutup Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar dalam makalah ini masih banyak kesalahan dalam penulisan maupun dalam penyampaiannya. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan guna memperbaiki makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Daftar Pustaka 8
Kadar M. Yusuf, Studi Alqur’an (Pekanbaru: Amzah:2009) hlm. 99.
7
Anwar, Abu, Ulumul Qur’an, Pekanbaru: Amzah, 2009. Anwar, Rosihun, Ulum Al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2007. Ichwan, Mohammad Nor, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Semarang: Rasail, 2008. Masyhur, Kahar, Pokok-Pokok Ulumul Qur’an, Jakarta Timur:Rineka Cipta, 1992. Yusuf, Kadar M., Studi Al-Qur’an, Pekanbaru: Amzah, 2009.
8