Nama : Reinecke Reinecke Ribka Halim NIM
: 04011281320031
LEARNING ISSUE
ANATOMI FISIOLOGI EME!U ANATOMI "e#ica $ilia%i# &'an()n* Em+e,)-
Vesica biliaris adalah sebuah kantong berbentuk buah pir yang terletak pada permukaan bawah hepar. Vesica biliaris mempunyai kemampuan menampung empedu sebanyak 30-50 ml dan menyimpannya, serta memekatkan empedu dengan cara mengabsorbsi air. ai r. Vesica Vesica biliaris dibagi menjadi fundus, corpus, dan collum 1. und undus us Ve Vesica sica !ili !iliari ariss !erb !erben entu tuk k
bula bulatt
dan dan
bias biasan any ya
menonjol di bawah margo inferior hepar, hepar, penonjolan penonjolan ini merupakan merupakan tempat fundus bersentuhan dengan dinding anterior abdomen setinggi ujung cartilago costalis "# de$tra. %. &orp &orpus us Ve Vesica sica !ilia !iliaris ris 'erletak dan berhubungan dengan faci facies es
(isce iscera rali liss
)per )perm mukaan kaan
bawah* hepar, dan arahnya keatas, belakang, dan kiri 3. &oll &ollum um Ve Vesica sica !ilia !iliari riss +elanju +elanjutka tkan n diri diri sebagai sebagai ductus ductus cysticus yang berbelok ke dalam omentum minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus communis untuk membentuk ductus choledocus.
ubungan nterior
/inding anterior abdomen dan faceis (iceralis hepar
osterior
&olon tran(ersum serta pars superior dan descendens duodenum
erdarahan dan imfe rte rteri riae ae
rter rteria ia &yst &ystic ica, a, cab cabang ang art arter eria ia hep hepatic aticaa de$ de$tr traa
Vena Vena
Vena cystica mengalirkan darah langsung ke (ena porta
imfe
&airan limfe mengalir mengalir ke nodus nodus cysticus cysticus yang terletak terletak dekat collum (esicae
biliaris, lalu berjalan ke nodi hepatici dengan berjalan sepanjang arteri hepatica communis dan kemudian ke nodi coelici
ersarafan 2araf simpatis dan parasimpatis membentuk ple$us coeliacus. Vesica biliaris berkonraksi sebagai sebagai respon responss terhada terhadap p hormon hormon kolesis kolesistok tokinin inin yang yang dihasi dihasilka lkan n oleh oleh tunica tunica mucosa mucosa duodenum karena masuknya makanan berlemak dari gaster
/uctus &ysticus /uctus cysticus menghubungakan collum (esicae biliaris dengan ductus hepaticus communis untuk untuk memben membentuk tuk ductus ductus choled choledocu ocus. s. 'unic 'unicaa mucosa mucosa ductus ductus cysticu cysticuss menonj menonjol ol untuk untuk membentuk plica spiralis yang melanjutkan diri dengan plica yang sama pada collum (esicae biliaris. lica ini umumnya dikenal sebagai (al(ula spiralis. ungsi (al(ula spiralis adalah untuk mempertahankan lumen terbuka secara konstan.
FISIOLOGI 'an()n* Em+e,)
mpedu melakukan dua fungsi penting, yaitu 1. !erpera !erperan n dalam dalam pencern pencernaan aan dan dan absorp absorpsi si lemak lemak encernaan lemak disebabkan oleh asam empedu melakukan dua hal a. sam sam empe empedu du memb memban antu tu menge engemu muls lsii pary paryik ikel el-- part partik ikel el lema lemak k yang ang besa besar r menjadi kecil, sehingga lipase bisa mencerna lemak b. sam empedu membantu mengabsorpsi produk akhir lemak yang telah dicerna oleh membran mukosa intestinal %. 2ebagai 2ebagai alat untuk untuk mengek mengeksres sresii beberap beberapaa produk produk buanga buangan n yang yang pentin penting g dari dari darah, darah, seperti bilirubin dan kelebihan kolesterol
mpedu disekresi dalam dua tahap 1. ada ada awalny awalnyaa disekr disekresi esi oleh sel 4 sel hepatos hepatosit it yang mengand mengandung ung sejuml sejumlah ah besar asam empedu, kolesterol, dan at organik lainnya. mpedu ini disekresi ke dalam kanilikulus biliaris kecil yang terletak diantara sel 4 sel hati
%. mpedu mengalir di dalam kanalikulus biliaris menuju septa interlobularis, tempat kanalikulus mengosongkan empedu ke dalam duktus biliaris terminal dan kemudian secara progresif ke dalam duktus yang lebih besar dan akhirnya mencapai duktus hepatikus dan duktus biliaris komunis, lalu empedu di kelluarkan ke dalam duodenum atau dialihkan dalam hitungan menit sampai jam melalui duktus sistikus ke dalam kantung empedu
mpedu disekresikan secara terus menerus oleh ahti, namun sebagian besar normalnya disimmpan dalam kantung empedu sampai diperlukan dalam duodenum. Volume yang dapat ditampung kantung empedu yaitu 30 4 60 ml. +eskipun demikian sekresi empedu dalam 1% jam dapat disimpan karena air, natrium, klorida, dan kebanyakan elektrolit kecil lainnya secara terus menerus diabsorbsi melalui muosa kantung empedu, memekatkan sisa at 4 at empedu yang mengandung garam empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin
'abel 7omposisi mpedu Em+e,) Ha(i
Em+e,) 'an()n*
Ai% Ga%am
89.5 g:dl 1.1 g:dl
Em+e,) 8% g:dl 6 g:dl
Em+e,) $ili%)bin '.le#(%.l A#am Lemak Le#i(in Na/ '/ a2/ l HO3
0.0; g:dl 0.1 g:dl 0.1% g:dl 0.0; g:dl 1;5 m<: 5 m<: 5 m<: 100 m<: %= m<:
0.3 g:dl 0.3 4 0.8 g:dl 0.3 4 1.% g:dl 0.3 g:dl 130 m<: 1% m<: %3 m<: %5 m<: 10 m<:
Sek%e#i '.le#(e%.l .le Ha(i ,an emben()kan $a() Em+e,)
>aram mpedu dibentuk di dalam sel 4 sel hepatik menggunakan kolesterol yang ada di plasma darah. ada proses sekresi empedu sekitar 1-% gram kolesterol dipindahkan dari plasma darah ke dalam kantung empedu. >aram empedu dan lesitin dalam empedu bergabung secara fisik dengan kolesterol untuk membentuk misel ultramakroskopis dalam bentuk suatu lautan koloid. ?ika empedu sudah menjadi pekat di dalam kantung empedu, garam - garam empedu dan lesitin akan menjadi pekat bersama dengan kolesterol.
ada kondisi abnormal, kolesterol dapat mengendap di dalam kantung empedu dan menyebabkan pembentukan batu empedu kolesterol. ?umlah kolesterol dalam empedu sebagian ditentukan oleh jumlah lemak yang di konsumsi, karena sel hepatik menyintesis kolesterol sebagai salah satu produk metabolisme lemak dalam tubuh. @rang yang melakukan diet tinggi lemak akan mudah mengalami pembentukan batu empedu. eradangan epitel empedu yang sering kali berasal dari infeksi kronis derajat rendah juga dapat mengubah karakteristik absorpsi mukosa kantung empedu, kadang 4 kadang memungkinkan absorpsi air dan garam 4 garam empedu berlebihan tetapi meninggalkan kolesterol di dalam kantung emepdu dalam konsentrasi yang meningkat secara progresif. alu, kolesterol akan mulai mengendap, pertama akan membentuk banyak kristal kolesterol kecil pada permukaan mukosa yang mengalami peradangan , tapi berlanjut menjadi batu empedu yang besar.
$ATU EME!U &'OLELITIASIS-
7olelitiasis dimaksudkan untuk pembentukan batu di dalam kandung empedu. !atu kandung empedu merupakan
gabungan
beberapa
unsur
yang
membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu. )2jamsuhidajat,%005*
E+i,emi.l.*i '.leli(ia#i#
'iap tahun 500.000 kasus baru dari batu empedu ditemukan di merika 2erikat. 7asus tersebut sebagian besar didapatkan di atas usia pubertas, sedangkan pada anak-anak jarang. @rang gemuk ternyata mempunyai resiko tiga kali lipat untuk menderita batu empedu. "nsiden pada laki-laki dan wanita pada batu pigmen tidak terlalu banyak berbeda. )+ansjoer,1888* (ni 2ali membuktikan bahwa diet tidak berpengaruh terhadap pembentukan batu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi jenis batu yang terbentuk. al ini disokong oleh peneliti dari ?epang yang menemukan bukti bahwa orang dengan diet berat biasanya menderita batu jenis kolesterol, sedangkan yang dietnya tetap biasanya menderita batu jenis pigmen. aktor keluarga juga berperan dimana bila keluarga menderita batu empedu kemungkinan untuk menderita penyakit tersebut dua kali lipat dari orang normal. )+ansjoer,1888* E(i.l.*i $a() Em+e,)
tiologi
batu
empedu
masih
belum
diketahui dengan sempurna namun yang paling penting
adalah
gangguan
metabolisme
yang
disebabkan oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu dan infeksi kandung empedu. )2jamsuhidajat,%005* 2ementara itu, komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. ?ika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan di luar empedu. Fak(.% Ri#ik.
7olelitiasis dapat terjadi dengan atau tanpa faktor risiko di bawah ini. Aamun, semakin banyak faktor resiko yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan untuk terjadinya kolelitiasis. aktor resiko tersebut antara lain 1. ?enis kelamin. Banita memiliki resiko 3 kali lipat terkena kolitiasis dibandingkan pria. "ni dikarenakan hormon estrogen berpengaruh terhadap peningkatan ekskresi kolesterol oleh kandung empedu. 7ehamilan, yang meningkatkan kadar estrogen juga meningkatkan resiko terkena kolelitiasis. enggunaan pil kontrasepsi dan terapi hormon )estrogen* dapat meningkatkan kolesterol dalam kandung empedu dan penurunan akti(itas pengosongan kandung empedu. %. Csia. Desiko untuk terkena kolelitiasis meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. @rang dengan usia E60 tahun lebih cenderung untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan orang usia yang lebih muda. 3. !erat badan )!+"* @rang dengan Body Mass Index )!+"* tinggi, mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadi kolelitiasis. "ni dikarenakan dengan tingginya !+" maka kadar kolesterol dalam kandung empedu pun tinggi, dan juga mengurasi garam empedu serta mengurangi kontraksi:pengosongan kandung empedu. ;. +akanan "ntake rendah klorida, kehilangan berat badan yang cepat )seperti setelah operasi gastrointestinal* mengakibatkan gangguan terhadap unsur kimia dari empedu dan dapat menyebabkan penurunan kontraksi kandung empedu.
5. Diwayat keluarga @rang dengan riwayat keluarga kolelitiasis mempunyai resiko lebih besar dibandingkan dengan tanpa riwayat keluarga. 6. kti(itas fisik 7urangnya akti(itas fisik berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya kolelitiasis. "ni mungkin disebabkan oleh kandung empedu lebih se dikit berkontraksi. 9. enyakit usus halus enyakit yang dilaporkan berhubungan dengan kolelitiasis adalah crohn disease, diabetes, anemia sel sabit, trauma, dan ileus paralitik. =. Autrisi intra(ena jangka lama Autrisi intra(ena jangka lama mengakibatkan kandung empedu tidak terstimulasi untuk berkontraksi, karena tidak ada makanan:nutrisi yang melewa ti intestinal. 2ehingga resiko untuk terbentuknya batu menjadi meningkat dalam kandung empedu.
a(.*ene#i# '.leli(ia#i# a(.*ene#i# $a() '.le#(e%.l
da 3 mekanisme utama yang berperan dalam pembentukan batu kolesterol yaitu e%)baan '.m+.#i#i Em+e,)
7olesterol bersifat tidak larut dalam air, sehingga harus dipertahankan dalam keadaan larut dengan disekresikan dari membran kanalikuli dalam bentuk (esikel fosfolipid, yaitu gabungan kolesterolfosfolipid. 7elarutan kolesterol tergantung pada konsentrasi fosfolipid dan asam empedu dalam empedu, juga jenis fosfolipid dan asam empedu yang ada. ada keadaan empedu tidak lewat jenuh oleh kolesterol serta mengandung cukup asam empedu dan fosfolipid, kolesterol akan terikat pada bagian hidrofobik dari campuran misel )terdiri atas fosfolipid terutama lesitin, asam empedu dankolesterol*. 7arena bersifat larut dalam air,campuran misel ini memungkinkan hanspor dan absorpsi produk akhir lemak menuju atau melalui membran mukosa usus. !ila empedu mengandung kolesterol yang tinggi )lewat jenuh* atau kadar asam empedu serta fosfolipid rendah, kelebihan kolesterol tidak dapat ditranspor ke dalam campuran misel, tetap terbentuk (esikel. Vesikel ini bersifat tidak stabil dan akan beragregasi membentuk (esikel yang lebih besar dan berlapis-lapis )(esikel multilamellar* sehingga membentuk inti kristal kolesterol
N)klea#i &+emben()kan in(i- '.le#(e%.l
+eningkatnya kadar kolesterol akan menyebabkan cairan empedu menjadi lewat jenuh dan memungkinkan terjadi kristalisasi dan terbentuknya inti kristal kolesterol yang merupakan kunci penting dalam rangkaian patogenesis batu kolesterol. embentukan inti kristal juga dipengaruhi oleh waktu pembentukan inti )nucleationtine*. ada penderita batu empedu ternyata waktu pembentukan intinya jauh lebih pendek dibandingkan dengan yang tanpa batu empedu. al ini disebabkan adanya faktor-faktor lain yang berperan mempercepat atau mengharnbat terbentuknya batu, di antaranya berupa protein atau musin )mukus* di dalam empedu. !eberapa peneliti menduga bahwa musin yang bersifat gel di dalam kandung empedu dapat mencetuskan kristalisasi kolesterol. 2elain itu, glikoprotein 1%0 kda dan infeksi juga diduga dapat menyebabkan kristalisasi kolesterol
Gan**)an )n*#i kan,)n* em+e,)
a(.*ene#i# $a() i*men
!atu pigmen merupakan jenis batu yang banyak ditemukan di negara 'imur dengan komponen utamanya adalah kalsium bilirubinat. 7andungan kolesterol pada batu pigmen kurang dari 30F .!atu pigmen hitam terutama mengandung kompleks kalsium bilirubinat dengan kalsium dan glikoprotein.+ekanisme pembentukannya belum diketahui pasti, tetapi diduga disebabkan karena empedu mengalami supersaturasi oleh bilirubin indirek, perubahan p dan kalsium serta produksi yang berlebihan dari glikoprotein. 7adar bilirubin indirek yang tinggi dalam empedu biasanya ditemukan pada penderita hemolisis kronik. !atu pigmen coklat terutama mengandung garam kalsium dari bilirubin indirek )kalsium bilirubinat* dan lebih sering dihubungkan dengan stasis empedu dan infeksi. 2tasis empedu sering disertai infeksi kandung empedu tetapi masih belum jelas apakah stasis menyebabkan infeksi atau infeksi yang menyebabkan kerusakan epitel kandung empedu dan mengakibatkan fibrosis sehingga terjadi stasis. "nfeksi oleh parasit seperti scaris lumbricoides dan &lonorchis sinensis akan menyebabkan iritasi dan fibrosis sfingter @ddi sehingga terjadi stasis. nim beta glukoronidase yang dihasilkan kelompok bakteri koli )misalnya scherichia coli* akan menghidrolisis bilirubin direk menjadi bilirubin indirek dan asam glukoronida. asil penelitian menunjukkan bahwa akti(itas enim ini meningkat pada keadaan inflamasi taktus biliaris. !ilirubin indirek ini bergabung dengan kalsium menghasilkan kalsium bilirubinat yang tidak larut dalam airsehingga terjadi pengendapan.
'la#iika#i '.leli(ia#i#
+enurut gambaran makroskopis dan komposisi kimianya, batu empedu di golongkankan atas 3 )tiga* golongan. 1. !atu kolesterol !erbentuk o(al, multifokal atau
mulberry
dan
mengandung
lebih dari 90F kolesterol. ebih dari 80F batu empedu adalah kolesterol )batu yang mengandung E 50F kolesterol*.
%. !atu pigmen !atu pigmen merup akan 10F dari total jenis baru empedu yang mengandung G%0F kolesterol. ?enisnya antara lain a. !atu pigmen kalsium bilirubinan )pigmen coklat* !erwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah dihancurkan dan mengandung kalsium-bilirubinat sebagai komponen utama. !atu pigmen cokelat terbentuk akibat adanya faktor stasis dan infeksi saluran empedu. 2tasis dapat disebabkan oleh adanya disfungsi sfingter @ddi, striktur, operasi bilier, dan infeksi parasit. !ila terjadi infeksi saluran empedu, khususnya . &oli, kadar enim !glukoronidase yang berasal dari bakteri akan dihidrolisasi menjadi bilirubin bebas dan asam glukoronat. 7alsium mengikat bilirubin menjadi kalsium bilirubinat yang tidak larut. /ari penelitian yang dilakukan didapatkan adanya hubungan erat
antara
infeksi
terbentuknya cokelat.umumnya
bakteri batu batu
dan pigmen pigmen
cokelat ini terbentuk di saluran empedu
dalam
empedu
yang
terinfeksi. b. !atu pigmen hitam. !erwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk, seperti bubuk dan kaya akan sisa at hitam yang tak terekstraksi. 1 !atu pigmen hitam adalah tipe batu yang banyak ditemukan pada pasien dengan hemolisis kronik atau sirosis hati. !atu pigmen hitam ini terutama terdiri dari deri(at polymerized bilirubin. otogenesis terbentuknya batu ini belum jelas. Cmumnya batu pigmen hitam terbentuk dalam kandung empedu dengan empedu yang steri l. 3. !atu campuran !atu campuran antara kolesterol dan pigmen dimana mengandung %0-50F kolesterol. Ge5ala 'lini# '.leli(ia#i#
!atu empedu mungkin tidak menimbulkan gejala selama berpuluh tahun, 90F hingga =0F pasien tetap asimtomatik seumur hidupnya )Dobbins,%009*. enderita batu empedu sering mempunyai gejala-gejala kolestitis akut atau kronik. !entuk akut ditandai dengan nyeri hebat mendadak pada abdomen bagian atas, terutama ditengah epigastrium. alu nyeri menjalar ke punggung dan bahu kanan ) Murphy sign*. asien dapat berkeringat banyak dan berguling ke kanan-kiri saat tidur. Aausea dan muntah sering terjadi. Ayeri dapat berlangsung selama berjam-jam atau dapat kembali terulang. )2jamsuhidajat,%005*
>ejala-gejala kolesistitis kronik mirip dengan fase akut, tetapi beratnya nyeri dan tanda-tanda fisik kurang nyata. 2ering kali terdapat riwayat dispepsia, intoleransi lemak, nyeri ulu hati atau flatulen yang berlangsung lama. 2etelah terbentuk, batu empedu dapat berdiam dengan tenang dalam kandung empedu dan tidak menimbulkan masalah, atau
dapat
menimbulkan
komplikasi.
7omplikasi yang paling sering adalah infeksi kandung empedu )kolesistitis* dan obstruksi pada duktus sistikus atau duktus koledokus. @bstruksi ini dapat bersifat sementara, intermitten dan permanent. 7adang-kadang batu dapat menembus dinding kandung empedu dan menyebabkan peradangan hebat, sering menimbulkan peritonitis, atau menyebakan ruptur dinding kandung empedu. )2jamsuhidajat,%005* '.m+lika#i '.leli(ia#i#
7omplikasi yang dapat terjadi pada penderita kolelitiasis )2jamsuhidajat,%005* 1. simtomatik %. @bstruksi duktus sistikus 3. 7olik bilier ;. 7olesistitis akut 5. erikolesistitis 6. eradangan pankreas )pankreatitis*-angga 9. erforasi =. 7olesistitis kronis
8. idrop kandung empedu 10. mpiema kandung empedu 11. istel kolesistoenterik 1%. !atu empedu sekunder )ada %-6F penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu muncul lagi* 13. "leus batu empedu ) gallstone ileus* 7olesistokinin yang disekresi oleh duodenum karena adanya makanan menghasilkan kontraksi kandung empedu, sehingga batu yang tadi ada dalam kandung empedu terdorong dan dapat menutupi duktus sistikus, batu dapat menetap ataupun dapat terlepas lagi. pabila batu menutupi duktus sitikus secara menetap maka mungkin akan dapat terjadi mukokel, bila terjadi infeksi maka mukokel dapat menjadi suatu empiema, biasanya kandung empedu dikelilingi dan ditutupi oleh alat-alat perut )kolon, omentum*, dan dapat juga membentuk suatu fistel kolesistoduodenal. enyumbatan duktus sistikus dapat juga berakibat terjadinya kolesistitis akut yang dapat sembuh atau dapat mengakibatkan nekrosis sebagian dinding )dapat ditutupi alat sekiatrnya* dan dapat membentuk suatu fistel kolesistoduodenal ataupun dapat terjadi perforasi kandung empedu yang berakibat terjadinya peritonitis generalisata. )2jamsuhidajat,%005* !atu kandung empedu dapat maju masuk ke dalam duktus s istikus pada saat kontraksi dari kandung empedu. !atu ini dapat terus maju sampai duktus koledokus kemudian menetap asimtomatis atau kadang dapat menyebabkan kolik. !atu yang menyumbat di duktus koledokus juga berakibat terjadinya ikterus obstruktif, kolangitis, kolangiolitis, dan pankretitis. )2jamsuhidajat,%005* !atu kandung empedu dapat lolos ke dalam saluran cerna melalui terbentuknya fistel kolesitoduodenal. pabila batu empedu cukup besar dapat menyumbat pad bagian tersempit saluran cerna )ileum terminal* dan menimbulkan ileus obstruksi. )2jamsuhidajat,%005*
!ia*n.#a '.leli(ia#i# 1
Anamne#i#
2etengah sampai duapertiga penderita kolelitiasis adalah asimtomatis. 7eluhan yang mungkin timbul adalah dispepsia yang kadang disertai intoleran terhadap makanan berlemak. ada yang simtomatis, keluhan utama berupa nyeri di daerah epigastrium, kuadran kanan atas atau perikondrium. Dasa nyeri lainnya adalah kolik bilier yang mungkin berlangsung lebih dari 15 menit, dan kadang baru menghilang beberapa jam kemudian. 'imbulnya nyeri kebanyakan perlahan-lahan tetapi pada 30F kasus timbul tiba-tiba. )2jamsuhidajat,%005* enyebaran nyeri pada punggung bagian tengah, skapula, atau ke puncak bahu, disertai mual dan muntah. ebih kurang seperempat penderita melaporkan bahwa nyeri berkurang setelah menggunakan antasida. 7alau terjadi kolelitiasis, keluhan nyeri menetap dan bertambah pada waktu menarik nafas dalam. )2jamsuhidajat,%005* 2 eme%ik#aan Fi#ik a. !atu kandung empedu
pabila ditemukan kelainan, biasanya berhubungan dengan komplikasi, seperti kolesistitis akut dengan peritonitis lokal atau umum, hidrop kandung empedu, empiema kandung empedu, atau pankretitis. ada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan punktum maksimum didaerah letak anatomis kandung empedu. 'anda +urphy positif apabila nyeri tekan bertambah sewaktu penderita menarik nafas panjang karena kandung empedu yang meradang tersentuh ujung jari tangan pemeriksa dan pasien berhenti menarik nafas. )2jamsuhidajat,%005*
b. !atu saluran empedu !aru saluran empedu tidak menimbulkan gejala dalam fase tenang. 7adang teraba hati dan sklera ikterik. erlu diketahui bahwa bila kadar bilirubin darah kurang
dari 3 mg:dl, gejala ikterik tidak jelas. pabila sumbatan saluran empedu bertambah berat, akan timbul ikterus klinis. )2jamsuhidajat,%005* 3 eme%ik#aan en)n5an* a. emeriksaan laboratorium
!atu kandung empedu yang asimtomatik umumnya tidak menunjukkan kelainan pada pemeriksaan laboratorium. pabila terjadi peradangan akut, dapat terjadi leukositosis. pabila terjadi sindroma mirii, akan ditemukan kenaikan ringan bilirubin serum akibat penekanan duktus koledukus oleh batu. 7adar bilirubin serum yang tinggi mungkin disebabkan oleh batu di dalam duktus koledukus. 7adar fosfatase alkali serum dan mungkin juga kadar amilase serum biasanya meningkat sedang setiap setiap kali terjadi serangan akut. )2jamsuhidajat,%005* enyaringan bagi penyakit saluran empedu melibatkan penggunaan banyak tes biokimia yang menunjukkan disfungsi sel hati yaitu yang dinamai tes fungsi hati. !ilirubin serum yang difraksionasi sebagai komponen tak langsung dan langsung dari reaksi Van den bergh, dengan sendirinya sangat tak spesifik. Balaupun sering peningkatan bilirubin serum menunjukkan kelainan hepatobiliaris, bilirubin serum bisa meningkat tanpa penyakit hepatobiliaris pada banyak jenis kelainan yang mencakup episode bermakna hemolisis intra(askular dan sepsis sistemik. 'etapi lebih laim peningkatan bilirubin serum timbul sekunder terhadap kolestatis intrahepatik, yang menunjukkan disfungsi parenkim hati atau kolestatis ekstrahepatik sekunder terhadap obstruksi saluran empedu akibat batu empedu, keganasan, atau pankreas jinak. )2abiston,188;* !ila obstruksi saluran empedu lengkap, maka bilirubin serum memuncak %5 sampai 30 mg per 100 ml, yang pada waktu itu eksresi bilirubin sama dengan produksi harian. Ailai E30 mg per 100 ml berarti terjadi bersamaan dengan hemolisis atau disfungsi ginjal atau sel hati. 7eganasan ekstrahepatik paling sering
menyebabkan obstruksi lengkap )bilirubin serum %0 mg per 100 ml*, sedangkan batu empedu biasanya menyebabkan obstruksi sebagian, dengan bilirubin serum jarang melebihi 10 sampai 15 mg per 100 ml. )2abiston,188;* Alanin
aminotransferase
)dulu
dinamai
2>@',
serum
glutamat-oksalat
transaminase* dan Aspartat aminotransferase )dulu 2>', serum glutamat-piru(at transaminase* merupakan enim yang disintesisi dalam konstelasi tinggi di dalam hepatosit. eningkatan dalam akti(itas serum sering menunjukkan kelainan sel hati, tetapi peningkatan enim ini ) 1-3 kali normal atau kadang-kadang cukup tinggi tetapi sepintas* bisa timbul bersamaan dengan penyakit saluran empedu, terutama obstruksi saluran empedu. )2abiston,188;* Fosfatase alkali merupakan enim yang disintesisi dalam sel epitel saluran empedu. ada obstruksi saluran empedu, akti(itas serum meningkat karena sel duktus meningkatkan sintesis enim ini. 7adar yang sangat tinggi, sangat menggambarkan obstruksi saluran empedu. 'etapi fosfatasi alkali juga ditemukan di dalam tulang dan dapat meningkat pada kerusakan tulang. ?uga meningkat selama kehamilan karena sintesis plasenta. )2abiston,188;* b. emeriksaan Dadiologis oto polos abdomen biasanya tidak memberikan gambaran yang khas karena hanya sekitar 10-15F batu kandung empedu yang bersifat radioopak. 7adang kandung empedu yang mengandung cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos. ada peradangan akut dengan kandung empedu yang membesar atau hidrops, kandung empedu kadang terlihat sebagai massa j aringan lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalam usus besar, di fleksura hepatika. )2jamsuhidajat,%005*
Gamba% 3. oto rongent pada kolelitiasis )Hekeler, %00;*
c. emeriksaan Cltrosonografi )C2>* Cltrasonografi mempunyai derajat spesifisitas dan sensitifitas yang tinggi untuk mendeteksi batu kandung empedu dan pelebaran saluran empedu intrahepatik maupun ekstra hepatik. /engan C2> juga dapat dilihat dinding kandung empedu yang menebal karena fibrosis atau udem yang diakibatkan oleh peradangan maupun sebab lain. !atu yang terdapat pada duktus koledukus distal kadang sulit dideteksi karena terhalang oleh udara di dalam usus. /engan C2> punktum maksimum rasa nyeri pada batu kandung empedu yang ganggren lebih jelas daripada dengan palpasi biasa. )2udoyo,%006* Cltrasonografi sangat bermanfaat pada pasien ikterus. 2ebagai teknik penyaring, tidak hanya dilatasi duktus biliaris ekstra dan intra hepatik yang bisa diketahui secara meyakinkan, tetapi kelainan lain dalam parenkim hati atau pankreas )seperti massa atau kista* juga bisa terbukti. ada tahun belakangan ini,
ultrasonografi jelas telah ditetapkan sebagai tes penyaring awal untuk memulai e(aluasi diagnostik bagi ikterus. !ila telah diketahui duktus intrahepatik berdilatasi, maka bisa ditegakkan diagnosis kolestatis ekstrahepatik. ?ika tidak didapatkan dilatasi duktus, maka ini menggambarkan kolestatis intrahepatik. 7etepatan ultrasonografi dalam membedakan antara kolestatis intra dan ekstrahepatik tergantung pada derajat dan lama obstruksi saluran empedu, tetapi jelas melebihi 80F ./istensi usus oleh gas mengganggu pemeriksaan ini. )2abiston,188;*
d. 7olesistografi Cntuk penderita tertentu, kolesistografi dengan kontras cukup baik karena relatif murah, sederhana, dan cukup akurat untuk melihat batu radiolusen sehingga dapat dihitung jumlah dan ukuran batu. 7olesistografi oral akan gagal pada keadaan ileus paralitik, muntah, kadar bilirubun serum diatas % mg:dl, okstruksi pilorus, dan hepatitis karena pada keadaan-keadaan tersebut kontras tidak dapat mencapai hati. emeriksaan kolesistografi oral lebih bermakna pada penilaian fungsi kandung empedu. )2jamsuhidajat,%005*
e. ndoscopic Detrograde &holangiopnacreatography )D&* emeriksaan D& memungkinkan (isualisasi struktur secara langsung yang hanya dapat dilihat pada saat melakukan laparotomi. emeriksaan ini meliputi insersi endoskop serat-optik yang fleksibel ke dalam esophagus hingga mencapai duodenum pars desenden.2ebuah kanula dimasukkan ke dalam duktus koledokus dan duktus pankreatikus, kemudian bahan kontras disuntikkan ke dalam duktus tersebut untuk memungkinkan
(isualisasi
serta
e(aluasi
percabangan
bilier.
D&
juga
memungkinkan (isualisasi langsung struktur ini dan memudahkan akses ke dalam duktus koledokus bagian distal untuk mengambil batu e mpedu.
f.
.m+)(e, T.m.*%ai &T-
&' scan juga merupakan metode pemeriksaan yang akurat untuk menentukan adanya batu empedu, pelebaran saluran empedu dan koledokolitiasis. Balaupun demikian, teknik ini jauh lebih mahal dibanding C2.
Gamba% 8: asil &' pada kolelitiasis
Ma*ne(ic
%e#.nance
ima*in*
c.lan*i.+anc%ea(.*%a+7 &MR-
&MRI-
6i(
ma*ne(ic
%e#.nance
ANALISIS MASALAH TER'AIT LI
1. pa kandungan yang terdapat pada batu saluran empedu I 2ecara umum batu empedu mengandung endapan 4 endapan dalam kandung empedu seperti, kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak, dan fosolipid. !atu saluran empedu dibagi menajdi 3, yaitu a. !atu 7olesterol yang mengandung lebih dari 90F kolesterol b. !atu igmen yang mengandung kurang dari %0F kolesterol -
!atu pigmen kalsium bilirubinan mengandung kalsium bilirubinan sebagai komponen utama
-
!atu pigmen hitam yang terdiri dari deri(at polymeried bilirubin
c. !atu &uran yang mengandung %0 4 50F kolesterol
%. !agaimana mekanisme terbentuknya batu empedu I 3. !agaimana faktor resiko terjadinya batu empedu dan dyslipidemia I a. ?enis 7elamin Banita memiliki resiko 3 kali lipat, dikarenakan hormon estrogen yang mempengaruhi peningkatan eksresi kolesterol ole kandung empedu b. Csia @rang dengan usia diatas 60 tahun memiliki risiko lenih besar. c. !+" @rang dengan !+" tinggi memiliki risiko terjadi kolelitiasis, karena !+" yang tinggi juga mempenaruhi tingginya kadar kolesterol kandung empedu d. +akanan "ntake rendah klorida dan kehilangan berat badang yang cepat mengakibatkan gangguan unsur kimia empedu yang mengurangi ontraksi empedu e. Diwayat 7eluarga @rang dengan riwayat keluarga kolelitiasis mempunyai risiko yang lebih besar dibandingkan orang normal f. kti(itas fisik 7urangnya akti(itas fisik mempengaruhi kontraksi kandung empedu, sehingga meningkatkan risiko kolelitiasis g. Autrisi inra(ena jangka panjang Autrisi
intra(ena
jangka
panjang
mengakibatkan
kandung empdu tidak
terstimulasi untuk berkontrksi karena makanan tidak melalui interstitial
;. !agaimana hubungan penyakit yang di derita ibunya dengan keluhan yang di alami ny. Aano I
+enurut +ansjoer )1888* bila keluarga menderita batu empedu kemungkinan keturunannya untuk menderita batu empedu dua kali lipat dari orang normal.
5. !agaimana hubungan jangka waktu dengan keluhan yang di alami ny. Aano I -
ada pasien kolelitiasis akut terjadi nyeri hebat mendadak pada abdomen bagian atas, terutama epigastrium )nyeri dapat terjaid berulang dan berlangsung selama berjam - jam* , nyeri menjalar ke punggung dan bahu kanan )murphyJs 2ign*, pasien berkeringat banyak dan beguling ke kanan - kiri saat tidur, nausea, muntah
-
ada pasien kronik, gejala yang dialami mirip dengan kolelitiasis kronik namun nyeri dan tanda - tanda fisik kurang nyata, adanya riwayat dispepsia, intoleransi lemak, nyeri ulu hati, flatulen yang berlangsung lama
!a(a% )#(aka
2nell, Dichard. %006. natomi 7linik untuk +ahasiswa 7eodkteran edisi 6. ? akarta >& Guyton, .&., dan Hall , ?..%011. >uytaon dan all !uku jar Fisiologi 7edokteran. disi 1%. lse(ier 2ingapore http::www.je(uska.com:%008:10:0=:proses-pembentukan-dan-sekresi-empedu:batu:
!eckingham, "?. >allstone disease. "n !& of i(er, ancreas and >all !ladder. ondon !+? !ooks. %001. &ahyono, 2uharjo !. %008. Batu Empedu Hogyakarta 7anisus adi, 2ujono. %00%. Gastroenterologi !andung lumni 7esha(.2. 'he >astrointestinal 2ystem at a >lance. ondon !lackwell 2cienceK %00;. 7umar, Dami 2. &otran L 2tanley . Dobbins. Buku A!ar "atologi Edisi # enerbit >&. ?akarta. %009 +ansjoer . etal, 1888. 7apita 2elekta 7edokteran. ?ilid ", d.3. hal 510-51%. enerbit +edia esculapius, 7C", ?akarta
Price, S.A. 2006. Patofsiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed. 6. Jakart: EG 2ekijima ?., ee, 2um . >allstones and &holecystitis. "n umes /, /upon , editors. 7elleyMs 'e$tbook of "nternal +edicine. ; th ed
Bidiastuty, stri 2. %010. atogenesis !atu mpedu. Cni(ersitas +uhammadiyah alembang