ANATOMI DAN FISIOLOGI TRAKTUS UVEA I.Pendahuluan Traktus uvea disebut juga dengan lapisan pigmen vaskuler , tunika vaskulosa atau uvea. Nama uvea sendiri diambil dari bahasa latin uve ( anggur ), oleh karena memiliki pigmen yang gelap dan bentuknya menyerupai anggur. anggur. (1,2) Traktus uvea adalah lapisan dinding bola mata yang vaskuler, vaskuler, berada dilapisan tengah tengah mata, dilindungi oleh kornea kornea dan sklera yang merupakan merupakan lapisan dinding luar bola mata. Bagian ini ikut memasok darah ke retina dan terdiri terdiri dari tiga bagian yaitu iris, korpus siliaris dan koroid. Traktus uvea melekat erat pada sklera di scleral spur , sara optik , dan tempat keluarnya vena !vena vorte".
(2,#,$,%)
&ada iris terdapat pupil yang mengatur intensitas cahaya yang masuk dan sampai ke retina, melalui kerja muskulus dilator pupilae dan muskulus s'ngter pupila pupilae. e. usku uskulu lus s dilato dilatorr dipers dipersara ara' ' oleh oleh sara sara simpa simpatis tis yang yang beru berungs ngsii untuk untuk midr midris isas asis is,,
seda sedang ngka kan n
musk muskul ulus us
s'ngt 'ngter er
pupi pupila lae e
dipe dipers rsar ara' a'
oleh oleh
sara sara
parasimpatise parasimpatise yang berungsi untuk miosis. &ada korpus korpus siliaris terdapat terdapat muskulus siliaris yang berungsi mengatur bentuk lensa untuk akomodasi, akomodasi, disamping disamping ungsi yang lain yaitu memproduksi humor akuos yang diperankan oleh epitel siliaris tak berpigmen.() *arena siat vaskuler dari traktus uvea, maka bagian ini berungsi sebagai sumber nutrisi dan pertukaran pertukaran gas melalui melalui perusi perusi langsung langsung pembuluh pembuluh darah uvea pada dua pertiga lapisan luar retina dan juga meningkatkan absorpsi cahaya yang dapat meningkatkan daya kontras bayangan pada retina.
(#,$)
+alam +alam sari sari pustak pustaka a ini akan akan dibaha dibahas s lebih lebih lanjut lanjut mengen mengenai ai embrio embriolog logii ,anatomi, histologi dan 'siologi dari traktus uvea.
()
ambar 1. -natomi Traktus vea
ambar 1. -natomi Traktus vea
(/)
II.EMBRIOLOGI TRAKTUS UVEA ata berkembang berkembang dari tiga lapisan embrional primiti yaitu 0 ektoderm permukaan, permukaan, (termasuk derivatnya *rista neuralis), ektoderm neural, dan mesoderm. *etig etiga a
jari jaring ngan an
ini ini
akan akan
meng mengal alam amii
pros proses es
pert pertum umbu buha han n
dan dan
die dierrensi ensias asii
membentuk struktur bola mata yang kompleks. ndoderm tidak ikut pembentukan mata.
(%)
ecara ecara embriolog embriologii traktus traktus uvea berasal berasal dari ektor ektorder derm m neural neural , krista krista neuralis neuralis
dan mesoderm. mesoderm. ktroder ktroderm m neural membentuk membentuk muskulus muskulus s'ngter s'ngter dan
muskulus dilator pada iris , epitel iris posterior, epitel siliaris berpigmen dan tak berpigmen berpigmen.. *rista *rista neuralis neuralis
akan membentuk membentuk stroma stroma iris, iris,
koroid koroid
siliaris. esoderm akan membentuk endotel pada pembuluh darah. (#)
dan muskulus muskulus
II.1 Iris truktur embrionik dari iris telah terlihat pada minggu keenam masa gestasi. &ada a3alnya struktur embrionik dari vascular channel akan muncul dan mengelilingi pinggir optic cup. &erkembangan &erkembangan pembuluh darah ini akan berlanjut ke sel4sel mesenkim yang menutupi permukaan lensa dan kemudian ke dalam stroma iris iris..
tru trukt ktur ur vask vaskul uler er iris iris juga juga mula mulaii
dibe dibent ntuk uk pada pada ming minggu gu ini ini
seba sebaga gaii
pertumbuhan a"ial dari cincin pembuluh darah dalam mesenkim dan membentuk bagian anterior dari dari tunika vaskulosa vaskulosa lentis yang membentuk membentuk membran pupil. -khir dari bulan ketiga masa gestasi setelah prosesus siliaris yang baru terbentuk, kedua dinding optic cup tumbuh di ba3ah membran pupil dan sel mesenkim. 5aringan mesenkim dari iris berdieriensias berdieriensiasii lebih cepat dari neuroektoderm. neuroektoderm. 6abang arteri arteri siliaris posterior temporal dan nasal bersatu dengan pembuluh ! pembuluh darah kapiler membentuk sirkulus arteriosus mayor (-6).
(2,7)
&ada bulan ketiga masa gestasi terjadi dieriensiasi dieriensiasi a3al dari muskulus muskulus s'ngter dari lapisan anterior epitel . &ada bulan keenam masa gestasi muskulus dilat dilator or terben terbentuk tuk dan berdi berdier erens ensias iasii dari dari sel sel mioepi mioepitel tel dan berla berlanju njutt sampa sampaii lahir lahir.&ada .&ada akhir akhir bulan bulan ke tujuh, tujuh, pigmentas pigmentasii dari lapisan lapisan posterio posteriorr iris berhenti berhenti.. Bagian Bagian pupiler pupiler (membran (membran pupil) pupil) dari tunika vaskulos vaskulosa a lentis lentis akan akan direabs direabsorps orpsii selama bulan keenam masa gestasi.
(2,7)
ambar 2.mbriologi iris dan korpus
II. K!r"us Siliaris +ier +ierens ensias iasii epitel epitel siliari siliaris s terjad terjadii pada pada dua lapisa lapisan n
ektode ektoderm rm neural neural di
belakang optic cup yang sedang berkembang. &ada akhir bulan ke tiga, indentasi longitudinal mulai terbentuk di lapisan epitel luar. luar. -ntara bulan ketiga dan keempat , lapisan nonpigmen dalam mulai melekat pada lapisan berpigmen, dan pada saat ini perkembangan korpus siliaris dapat dikenali oleh penonjolan lipatan radier tipis dari permukaan anterior optic cup di sekitar lensa. 8ipatan !lipatan radier inilah yang merupakan a3al dari prosesus siliaris.
(2,19)
&ada &ada minggu minggu ke 19 masa gestasi, gestasi, precurs precursor or sel muskulus muskulus sili siliaris aris merupaka merupakan n akumula akumulasi si sel mesenkim yang kemudi kemudian an pada minggu ke 12 mulai mulai berdierensiasi dan selanjutnya pada bulan kelima dimana bagian meridional dari muskulus muskulus mulai terbentuk diikuti diikuti bagian sirkuler sirkuler dan radier. radier. Bagian sirkuler sirkuler terus berkembang sampai umur 1 tahun. (19)
II.# K!r!id &erkembangan embriologi dari koroid dimulai dari bagian anterior optic cup dan berk berkembang embang ke poste posterio riorr menuj menuju u ke batang batang optik. optik. &erk &erkemb embang angan an koro koroid id
dihubungkan dihubungkan dengan kondensasi sel !sel krista neuralis yang mengelilingi optic cup dan kemudian kemudian berdierensiasi menjadi sel stroma koroid. koroid.
(#,$)
elama minggu ke empat dan kelima dari masa gestasi, koriokapiler mulai berdi berdier erens ensias iasi. i. 5aring 5aringan an korio korioka kapil piler er dibent dibentuk uk oleh oleh sel4se sel4sell mesod mesoder ermal mal yang yang berhubungan dengan ;&, dimana berdierensiasi secara simultan. 8apisan primiti kapiler sudah terbentuk pada minggu ke enam masa gestasi, antara minggu ke tujuh tujuh dan kesembil kesembilan an mulai mulai terbentu terbentuk k membrana membrana basalis basalis ;& yang merupakan merupakan lapisan kelima dari membrana Bruch dan pada saat yang sama membrana basalis terbentuk dan mengelilingi kapiler. (#,$) troma koroid koroid berpisah dari sklera pada akhir bulan ketiga masa gestasi dan jaringan elastik terbentuk pada bulan ke empat. -ntara minggu ke 2$ dan 2/ melanosom mulai muncul terutama pada melanosit diluar koroid dan suprakoroid. elanosit berdier berdierensiasi ensiasi dari dari sel *rista neuralis neuralis . melanosom imatur masih masih dapat ditemukan pada melanosit koroid saat lahir.
(#,$))
III . ANATOMI TRAKTUS UVEA III.1. IRIS III.1.A.ANATOMI IRIS
membentuk membentuk suatu suatu
apertura bulat yang terletak di tengah dan disebut pupil.
humor akuos antara kornea dan lensa.
membagi segmen anterior
bola mata menjadi bilik mata depan dan bilik mata belakang. (#,$) +iameter iris sekitar 12 mm dengan ketebalan
keliling antara #/ ! #7 mm dan
9,% mm. Bagian paling tebal terletak pada daerah sentral yang
merupakan struktur yang berbentuk garis =ig =ag yang disebut collarette dan bagian tertipis terdapat pada akar iris yang melekat pada permukaan anterior korpus siliaris dan disebut juga margo siliaris.
(#,7)
Permukaan Anterior &ermukaan anterior iris dapat dibagi atas dua =ona yaitu =ona pupilaris pada bagian sentral dan =ona siliaris pada bagian perier. *edua =ona ini dipisahkan oleh collarette yang terletak dua pertiga dari akar iris ke pinggir pupil ( sekitar 2 mm dari pinggir pupil), merupakan bagian paling tebal dari iris dan
disini dapat
ditemukan sirkulus arterial minor. (#,7) >ona pupilaris terletak diantara pinggir pupil dan collarette. &inggir pupil pada =ona ini lebih dikenal dengan pupillary ru? (pupillary rill) yang mempunyai bentuk seperti cincin dengan pigmen gelap. ditemukan muskulus s'ngter pupilae. (7)
&ada =ona pupilaris ini dapat
ambar #. -natomi
(/)
>ona siliaris pada permukaan anterior dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu inner smooth area, a middle urro3ed area , dan marginal cribriorm area. >ona siliaris mempunyai struktur dengan pola radier yang tersusun dari anyaman jaringan penyambung dan terletak di ba3ah pembuluh darah stroma. &ada =ona ini dapat ditemukan kripte4kripte dengan ukuran yang bervariasi yang disebut crypts o @uchAs . 6rypts o @uchAs ini dapat ditemukan dekat collarette. +isamping itu, pada =ona siliaris ini dapat ditemukan muskulus dilator pupilae.
(#,$,7)
Permukaan Posterior truktur pada permukaan
posterior lebih halus dan lebih teratur
dibandingkan permukaan anterior . &ada permukaan posterior iris ini terdapat dua tipe lipatan radier yaitu lipatan kontraksi yang terletak 1 mm dari pupil dan lipatan struktural yang terletak 1,% mm dari pinggir pupil. (7)
ambar $. -natomi iris potongan sagital
(/)
Anterior limiting layer 8apisan
ini merupakan bagian yang paling padat dari padat yang disusun
dari jaringan 'broblast. Bagian ini juga terdiri atas melanosit dengan penyebaran yang rata pada semua iris , tidak tergantung dari 3arna iris.
Stroma iris troma iris terdiri dari jaringan 'bril kolagen dan matriks yang mengandung asam hialuronat.
dalam lapisan ini terdapat muskulus s'ngter pupilae,pembuluh
darah, nervus, sel pigmen dan sel lain yang meliputi limposit, 'broblast, makroag, dan mast cell. Cumor akuos mengalir bebas melalui stroma yang longgar sepanjang batas anterior iris yang mengandung kripte4kripte yang memiliki ukuran , bentuk dan dalam yang beragam. &ermukaan stroma iris ditutupi oleh jaringan ikat yang bergabung dengan korpus siliaris. +idalam stroma juga ditemukan sel mioepitel dari muskulus dilator pupilae. (#,/,:,11)
ambar
%.
8apisan
otot
pada iris (2) Mus%ulus
s&n'(er "u"ilae 'ngter pupilae terletak dekat dalam. uskulus
pinggir pupil
uskulus
di bagian stroma iris yang
s'ngter pupilae mempunyai ukuran diameter 9,/% ! 1 mm
dan ketebalannya 9,1 ! 1,/ mm. Dtot ini dikelilingi oleh lapisan jaringan penyambung padat yang memisahkan dari muskulus dilator pupilae dan epitel berpigmen. uskulus s'ngter ini terdiri dari kumpulan mio'lamen dan
vesikel pinositotik yang terletak di perier sel otot. Dtot ini mendapat inervasi dari serabut sara parasimpatis melalui N.<<<, sehingga dapat ber kontriksi (miosis).
•
(/)
Mus%ulus dila(!r "u"ilae Dtot ini terdapat pada bagian posterior dari stroma pada =ona siliaris iris. Dtot ini memiliki mio'lamen yang berlokasi pada bagian paling luar dari sel4 sel lapisan epitel berpigmen anterior. &erpanjangan otot mengarah secara radier dari akar iris kearah pupil, tersusun saling tumpang tindih
dan
diinervasi oleh serabut simpatis N.E<<. Bila otot ini berkontraksi menyebabkan dilatasi pupil.uskulus dilator pupilae lebih tipis dibandingkan dengan muskulus sphincter pupilae.
(/)
Epitel pigmen anterior Bagian ini merupakan lapisan yang bersambungan dengan lapisan epitel pigmen retina. pitel pigmen anterior dan posterior
dipisahkan oleh ruang
interselluler yang banyak mengandung mikrovilli. 8apisan !lapisan ini dihubungkan oleh tight junction intercelluler dan dermosom. embrana basalis tidak ditemukan pada lapisan ini. itokondria , granula pigmen, retikulum endoplasma kasar , ribosom bebas, retikulum endoplasma halus, aparatus olgi dan nukleus sel dapat terlihat melalui pemeriksaan mikroskop elektron pada bagian apikal dari sel epitel ini.(/,7)
Epitel Pigmen Posterior Bagian anterior dari lapisan ini bersambungan dengan epitel tak berpigmen korpus siliaris. &ada pupil bagian ini membentuk pigmented rill dan bersambungan dengan lapisan epitel pigmen anterior. 8apisan ini lebih banyak mengandung
pigmen dibanding bagian anterior. el !sel di lapisan ini pada umumnya berbentuk segiempat atau piramid dan memiliki granula pigmen yang besar, terlihat dari alur longitudinal dan struktur pitlike pada pemeriksaan secara mikroskopis. Terdapat juga membrana basalis yang tipis pada permukaan posterior dari sel ini.
el
nukleus dan sitoplasma terdiri dari pigmen yang berdiameter sekitar 9,7 Fm. ranula ! granula ini lebih besar dari pada yang ditemukan pada stroma iris. pitel pigmen posterior juga memiliki glikogen, mitokondria, retikulum endoplasma dan aparatus olgi. (/,7)
III.1.).VASKULARISASI IRIS
dari korpus
siliaris dan
membentuk sebagian besar stroma iris. &ada daerah collarette , anastomose antara
arkade
arteri
dengan
vena
membentuk sirkulus arteriosus minor , yang terkadang tidak komplit. +iameter kapiler pada daerah ini relati
besar.
ndotel dari pembuluh darah tidak memiliki enestra dan dikelilingi membrana basalis, perisit dan =ona 'lament kolagen. 8apisan
intima dari pembuluh darahnya
tidak memiliki lamina elastik interna. -liran vena dari iris dialirkan ke sistem vorte" dan pleksus siliaris. (#,7)
ambar . Easkularisasi Traktus vea (11,12)
ambar . Easkularisasi pada iris
($)
ambar / Easkularisasi iris ($)
III.1.D.INNERVASI IRIS
ambar 7
siliaris longus merupakan cabang
dari nervus nasosiliaris yang
merupakan cabang nervus otalmikus. ara ini terdiri dari serabut sara simpatis post ganglion dari ganglion simpatetik servikal superior. erabut simpatis memasuki iris melalui sara sensoris dan mempersara' dilator pupilae. Nervus siliaris brevis berasal dari ganglion siliaris dan mengandung serabut sara parasimpatis post ganglion. erabut parasimpatis ini menginervasi muskulus s'ngter pupilae. (#,$,1$)
ambar : &erjalanan reGe" &upil
(1%)
III..KORPUS SILIARIS III..A.ANATOMI KORPUS SILIARIS
ambar 19. *orpus siliaris
(1)
*orpus siliaris berbentuk segitiga pada potongan sagital, menghubungkan segmen anterior dan posterior. +engan lebar sekitar mm ( ,% mm pada sisi temporal dan
%,% mm pada nasal ). -peksnya berada di posterior dan berbatasan langsung dengan ora serata. Bagian basalnya berbatasan dengan akar iris dan mengalami perlekatan pada sklera melalui serabut otot longitudinal, yang masuk ke scleral spur.#,$,19) &ermukaan anterior dari basis korpus siliaris berlipat !lipat sehingga disebut pars plikata sedangkan permukaan posteriornya halus dan datar disebut pars plana. &ars plikata merupakan struktur yang kaya pembuluh darah dan memiliki /9 lipatan radier yang membentuk prosessus siliaris dan memperluas permukaan korpus siliaris. erat =onular lensa yang membentuk =onula =innii
( ligamentum
suspensorium) terutama melekat pada lembah4lembah pars plikata dan juga sepanjang pars plana. kuator lensa terletak sekitar 9,% mm dari prosesus siliaris. &ars plana relative avaskuler dan dikelilingi
oleh ora serata dengan bentuk
menyerupai gigi (teeth4like) sehinga disebut prosesus dentate dengan jumlah sekitar 29 sampai #9, bagian pars plana yang dikelilingi prosesus dentate disebut dentate bay. &ars plana ini memiliki lebar $ mm dan terletak dari ora serata sampai prosesus siliaris
dan terletak #,% mm dari limbus. &ars plana merupakan pilihan
surgical acces ke vitreus dan retina. (2,,#,%,:,19,1%)
ambar 7. *orpus siliaris
(1$)
ambar 11. &rosesus siliaris (:)
III..B. $ISTOLOGI KORPUS SILIARIS E"i(el Siliaris pitel siliaris terdiri dari dua lapis sel epitel yakni epitel berpigmen dan tidak berpigmen. 8apisan epitel tidak berpigmen, berbatasan langsung dengan bilik mata belakang, sedangkan epitel berpigmen berbatasan dengan stroma korpus siliaris. pitel siliaris tidak berpigmen melanjutkan diri ke anterior sebagai epitel pigmen dari iris dan keposterior sebagai lapisan neurosensori retina, sedangkan untuk epitel berpigmen akan melanjutkan diri ke anterior sebagai lapisan myoepitel anterior iris dan ke posterior melanjutkan diri sebagai epitel pigmen retina. -peks ke dua sel ini saling berhadapan dan dihubungkan oleh suatu tight junction yang kompleks dan interdigitasi seluler.
(#,$,%,:)
ambar 12. pitel siliaris korpus siliaris #
el !sel epitel berpigmen relati seragam dengan bentuk kuboid dengan lipatan basal multipel, nukleus yang besar, mitokondria, retikulum endoplasma yang luas dan banyak melanosom. el epitel nonpigmen cenderung kuboid pada pars plana dan kolumner pada pars plikata.el epitel tidak berpigmen ini tidak memiliki melanin tetapi banyak mengandung mitokondria, retikulum endoplasma dan lipatan basal multipel yang mendukung akti'tas metabolik yang tinggi. Terkadang melanosom juga dapat ditemukan di anterior dekat iris. (#,11,1,1/) 5unction interselluler khusus terlihat di dalam dan diantara kedua lapis epitel siliaris. Termasuk diantaranya adalah +esmosom yang bertanggung ja3ab untuk mempertahankan perlekatan antara struktur cytoskeleton dari sel4sel
yang
berdekatan dan gap 5unction yang terdiri dari kumpulan protein intra membrane yang disebut dengan conne"on. 6onne"on membentuk semacam tabung diantara sel yang memungkinkan untuk le3atnya ion dan molekul4molekul kecil seperti asam amino, glukosa dan nukleotida. Tipe sel junction lain adalah >onula Dccudens atau Tight 5unction yang terletak diantara sel !sel epitel tidak berpigmen menghasilkan terbentuknya suatu blood4aHuos barrier yang selekti pada celah interselluler di bagian apeks yang berungsi untuk mencegah terjadinya diusi bebas makromolekul ke bilik mata posterior namun memungkinkan untuk diusi cairan dan mikromolekul. Tight 5unction juga berungsi untuk memelihara gradient transport akti pada pembentukan humor aHuos.
(1/)
S(r!*a Siliaris troma siliaris terdiri atas kumpulan komponen ekstraseluler seperti kolagen, serat elastik dan molekul matriks kecil seperti proteoglikan. 8apisan ini juga
memiliki jaringan konekti yang mengarah ke prosesus siliaris, kaya akan pembuluh darah dan melanosit.
($,11)
Mus%ulus Siliaris uskulus
siliaris
merupakan
substansi
terbesar
korpus
siliaris
yang
mengandung serat4serat otot polos. uskulus siliaris terdiri atas otot longitudinal, radial dan sirkuler. Dtot longitudinal atau meridional (bruckeAs musle ) merupakan otot terluar dan terdekat dengan sklera dan melekat pada skleral spur, berjalan ke posterior ke stroma koroid. Dtot oblik atau radier dimulai pada bagian tengah korpus siliaris, disebut juga Bo3manAs muscle. Dtot sirkuler (ullerAs muscle) terletak paling dalam berjalan sirkuler mengikuti bentuk bola mata seperti sebuah s'ngter. (#,$)
ambar 1#. uskulus korpus siliaris
(11)
III..). VASKULARISASI KORPUS SILIARIS *orpus siliaris diperdarahi oleh arteri siliaris anterior dan arteri siliaris posterior longus. *edua arteri ini bersatu membentuk pleksus arterial yaitu pleksus arterial episkleral super'cial, pleksus intramuskuler dalam dan sirkulus arterial mayor inkomplit yang sering dianggap bagian dari iris. (#,%)
ambar 1$. Easkularisasi *orpus iliaris (17)
III..D.INERVASI KORPUS SILIARIS
III.#. KOROID III.#.A.ANATOMI KOROID *oroid merupakan bagian traktus uvea paling posterior yang menutrisi retina bagian luar. *etebalannya sekitar 9,2%mm dan terdiri atas tiga lapisan yaitu
koriokapiler yang paling dalam, pembuluh kecil bagian tengah dan pembuluh besar bagian luar. *oroid terbentang dari discus optic sampai ora serrata ($,%,/) truktur koroid tipis halus, berupa lapisan ber3arna coklat melapisi sklera bagian dalam dan memiliki banyak vaskularisasi. &ermukaan dalam koroid halus, melekat erat pada pigmen retina, sedangkan permukaan luarnya kasar dan melekat erat pada sara optik dan tempat dimana arteri siliaris posterior dan nervus siliaris memasuki bola mata, juga melekat pada tempat keluar keempat vena vorte".
(#,$)
ecara mikroskopik koroid dapat dibagi dalam tiga lapisan yitu0
Lamina suprakoroid Bagian ini merupakan suatu membran tipis dengan serat kolagen yang padat, melanosit dan 'broblast. Bagian ini bersambungan dibagian anterior dengan lamina suprasiliaris. -ntara membran ini dan sklera terdapat suatu ruang potensial yang disebut suprachoroidal space. +i dalam ruangan suprachoroidal space ini dapat ditemukan arteri dan nervus siliaris posterior longus dan brevis.
(/)
Stroma koroid Bagian ini mengandung jaringan kolagen dengan beberapa jaringan elastik dan serat retikulum. Bagian ini juga mengandung sel4sel pigmen dan sel4sel plasma. &ada lapisan ini, penyusun utamanya juga terdiri dari tiga lapis yaitu 0 (i) lapisan pembuluh darah besar (CallerAs layer), (ii) lapisan pembuluh darah sedang (attlerAs layer) dan (iii) lapisan koriokapilaris.
(/)
*etiga lapisan pembuluh darah tersebut diatas disuplai oleh arteri dan vena. -rterinya berasal dari cabang arteri posterior brevis yang berjalan ke anterior. Eenanya lebih besar dan bergabung dengan vena vorticose yang kemudian
menembus sklera dan bergabung dengan vena4vena ophthalmikus. 8apisan koriokapiler memiliki dinding pembuluh darah tipis dan mengandung enestra multiple, terutama pada permukaan yang menghadap retina. &erisit terdapat pada dinding luar kapiler. *apiler juga mengandung jaringan ikat yang mengandung melanosit dan densitas kapiler terbanyak dan terbesar terdapat di daerah makula. (2,#,$,%)
ambar 12. *horoid
ambar 1%. *oroid (#)
Membrane Bruch’s 8apisan terdalam khoroid adalah membrane bruchAs, berasal dari usi antara membran basalis ;& dan koriokapiler. embran ini dimulai dari diskus optic sampai oraserata.&ada pemeriksaan ultrastruktural terdiri atas lima lapisan dari luar ke dalam yaitu0 1. membran basalis koriokapiler 2. lapisan serat kolagen luar
#. jaringan serat elastik $. lapisan serat kolagen dalam %. lamina basalis ;&. (#,$,/)
ambar 1. 8apisan embrane BruchAs
#
III.#.B.VASKULARISASI KOROID *oroid memperoleh suplai darah terutama dari arteri siliaris posterior longus dan brevis, dan sejumlah cabang rekuren keluar dari arteri siliaris anterior yang merupakan cabang dari arteri otalmika. Eena4vena vortikose mengalir dari koroid dan menembus sklera dan bermuara pada vena4vena otalmika. -liran darah kekoroid lebih tinggi di bandingkan jaringan lain, sehingga kandungan darah vena koroid hanya 2I4#I kurang dari aliran darah arterinya. (#)
III.#.).INERVASI KOROID
*oroid mendapatkan inervasi dari nervus siliaris longus dan brevis. Nervus siliaris longus merupakan cabang dari nervus nasosiliaris yang juga cabang dari otalmika nervus trigeminus yang memba3a serabut sara sensoris dan serabut simpatis. Nervus siliaris brevis berasal dari ganglion siliaris dan memba3a serabut parasimpatis dan simpatis. ($)
IV.FISIOLOGI TRAKTUS UVEA IV.1. Fisiologi iris @ungsi dari iris yaitu mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke mata dan sampai ke retina melalui kontraksi otot s'ngter pupil dan otot dilator pupil. jika kedua mata disinari dengan cahaya, diameter pupil akan mengecil dengan diameter yang sama atau beda dengan selisih yang sangat kecil. &erbedaan ukuran kedua pupil disebut anisokoria. -nisokoria masih normal (anisokoria 'siologis ) apabila perbedaannya kurang dari 9,$ mm. &upil bergerak secara bersamaan saat berdilatasi didalam ruang gelap atau miosis pada saat cahaya terang yang merupakan suatu reaksi reGe".
(#,/,11)
erakan pada pupil terdiri dari gerakan miosis ( konstriksi ) dan gerakan midriasis ( dilatasi ). iosis terjadi apabila otot s'ngter pupil yang tersusun sirkuler berkontraksi memendek dan menegang sehingga lingkaran pupil akan mengecil. Dtot ini memperoleh inervasi primer dari sara parasimpatis yang berasal dari nucleus dinger4estphal yang berjalan sepanjang nervus <<<. idriasis terjadi apabila muskulus dilator pupil berkontraksi sehingga serabut otot dilator tertarik keluar. idriasis juga dapat terjadi melalui relaksasi
muskulus
sphingter
pupil.
timulasi
simpatis
dari
reseptor
adrenergic
J1
menyebabkan kontraksi dan menyebabkan dilatasi dari iris. (#,/,11) ;eGeks cahaya pupil adalah konstraksi pupil yang terjadi saat cahaya menyinari mata. ;eGeks cahaya langsung yaitu konstriksi pupil pada saat cahaya disinari secara langsung pada pupil, sedangkan konstriksi yang terjadi pada mata yang tidak disinari disebut reGeks konsensual. 5alur aeren reGeks pupil bersatu dengan visual path3ay termasuk persilangan serabut sara daerah nasal pada khiasma optikum. +aerah posterior dan traktus optikus, serabut4serabut sara pupil meninggalkan serabut visual dan mele3ati sisi lateral otak tengah ke nukleus pretektal pada kolikulus superior. +i daerah ini, serabut eeren muncul dan mele3ati nukleus dinger4estphal, menyilang secara partial. Bagian aeren dari arkus reGeks melibatkan nervus optik, kemudian membentuk suatu bagian dari sel4sel ganglion retina yang berungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke retina. -kson !akson ini akan meninggalkan nervus optik
optik dan menuju ke
nukleus pretektal olivary, dimana akson !akson ini bersinaps dengan sel pretektal. el4sel nukleus pretektal olivary diperkirakan mengirim sinyal kepada kedua nukleus dinger !estphal sehingga terjadi reGeks cahaya langsung dan cahaya tidak langsung ( konsensual). (#,$,1$)
IV..Fisiologi korpus siliaris *orpus siliaris memiliki tiga ungsi yaitu pembentukan humor akuos, pengaliran humor akuos, dan akomodasi lensa. Cumor akuos diproduksi oleh epitel korpus siliaris non4pigmen, volumenya sekitar 2%9 F8, dengan kecepatan produksi rata4rata 24#K8. Casil produksinya akan dikeluarkan ke bilik mata belakang dan
mengalir ke bilik mata depan.
yang akan terisi oleh molekul
sampai tercapai keseimbangan tekanan antara kedua membrane. &roses ini melibatkan ion !ion sodium. ltra'ltrasi merupakan komponen nonen=im pada pembentukan humor akuos yang tergantung pada perbedaan tekanan intraokuler, tekanan darah dan tekanan osmotik darah pada korpus siliaris. (#,1:,29) Cumor akuos disekresikan dari mata melalui conventional path3ay dan unconvensional path3ay. &ada conventional path3ay, humor akuos disekresikan dari mata melalui trabekular mesh3ork pada sudut iridokorneal di bilik mata depan yang kemudian diteruskan ke kanalis chlemmAs
, kanalis kolektor intraskleral,
vena4vena akuos dan pleksus vena episkleral. &ada unconvensional path3ay atau aliran uveoskeral, humor akuos di bilik mata depan masuk melalui muskulus siliaris dan selanjutnya memasuki ruang suprasiliaris dan menyilang di anterior dan posterior sclera, sampai di kanalis emissaria yang terletak disekeliling vena vorte" atau di pembuluh darah koroid. &resentase humor akuos yang melalui jalur uveasklera sekitar 1941%I pada orang de3asa, sedang pada anak4anak sekitar $94 %9I. -liran uveoskeral ini juga dianggap sebagai aliran pasi dan rute minor dari humor akuos.
(29,21)
&roses akomodasi dihasilkan karena terjadi kontraksi muskulus siliaris yang menggerakkan =onula yang melekat pada anterior lensa ke depan dan dalam
sehingga lensa menjadi lebih cembung. &ada keadaan mormal posisi lensa dalam keadaan relaksasi tanpa regangan pada kapsulnya dan berbentuk seris yang disebabkan elastisitas kapsul. &ada saat akomodasi muskulus siliaris berkontraksi khususnya otot longitudinal dan sirkuler sehingga diameter otot berkurang yang mengakibatkan
turunnya
tekanan
serat4serat
=onular
yang
kemudian
memungkinkan lensa menjadi lebih seris dan kekuatan dioptri lensa bertambah.
(21)
IV.#. Fisiologi koroid *oroid memiliki ungsi terutama untuk suplai darah ke epitel pigmen retina (;&) sampai ke dua pertiga lapisan nuclear dalam dari neurosensori retina. *oriokapiler yang memerankan ungsi ini memba3a darah melalui pembuluh4 pembuluhnya ke bagian anterior bola mata. *oroid juga diperkirakan berperan dalam proses pertukaran panas di retina karena tingginya aliran darah di pembuluh darah koroid. el4sel pigmen koroid menyerap cahaya yang berlebihan yang berpenetrasi ke retina tapi tidak diserap sel4sel otoreseptor. +isamping itu koroid juga memberikan peranan yang besar pada pemeriksaan undus karena dari pigmen dan 3arna koroid. (#,19)
respon
PENUTUP Traktus uvea merupakan lapisan pigmen vascular yang terdiri dari iris , korpus siliaris dan koroid.
yang
dilindungi oleh kornea dan sklera, sedangkan koroid termasuk dalam uvea posterior yang berada diantara sklera dan retina. Traktus uvea mendapat vaskularisasi
dari arteri siliaris posterior longus,
arteri silaris brevis dan arteri siliaris anterior . edangkan aliran venanya menuju ke vena4vena vorte" yang bermuara di
vena otalmika. Traktus uvea dipersara'
oleh nervus siliaris longus cabang nervus siliaris yang merupakan cabang nervus otalmika dan nervus siliaris brevis yang berasal dari ganglion siliaris. @ungsi dari iris yaitu mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke retina melalui pengaturan muskulus s'ngter pupilae dan muskulus dilator pupilae. *orpus siliaris memiliki tiga ungsi yaitu pembentukan humor akuos, pengaliran humor akuos, dan akomodasi lensa
*oroid berungsi sebagai sumber nutrisi dan pertukaran gas melalui perusi langsung pembuluh darah uvea dan absorpsi cahaya yang meningkatkan daya kontras bayangan pada retina.
DAFTAR PUSTAKA 1. 8ang *. veal Tract (Easkular &igmented 8ayer),
6antor
8B.
@undamentals and
rom
&rinciple
0
o
Dphthalmology. ection 2. -merican -cademy o Dphthalmology. an @ransisco.2997 $. Basky +. -natomy o the veal Tract,
Dphthalmology
&ublishers.Ne3 +elhi.299/
and
@ourth
+iseases
o
dition.Ne3
The -ge
ye,
0
7. Cutchinson -*. ;odrigues .rossniklaus C.
on
6+4;D.
8ippicott
illiam
and
ilkins
&ublisher.
&hiladelphia.299# 1:.8iesegang T5 kuta 8. 6antor 8B. 8ens and 6atarat section 11. -merican -cademy o Dphthalmology. an @ransisco.2997 29.@autsh &.5ohnson C+. -Hueous Cumor DutGo30 hat +o 3e *no3O here 3ill it 8ead sO.
UVEITIS
BATASAN + &eradangan dari jaringan uvea yang disebabkan berbagai penyebab dan dapat mengenai satu atau ketiga bagian dari jaringan uvea secara bersamaan. veitis anterior 0 &eradangan dari iris (iritis)Qpars plikata korpus siliaris (siklitis) dan peradangan dari iris disertai pars plikata korpus siliaris (iridosiklitis). veitis intermediate 0 meliputi inGamasi pars plana dan perier retina dan diba3ah koroid juga disebut Rpars planitisS veitis posterior 0 &eradangan dari koroid (koroiditis), selalu terkait dengan inGamasi dari retina sehingga sering disebut RchorioretinitisS. &anuveitis 0 inGamasi seluruh jaringan uvea
ETIOLOGI + . Bakteri 0
GAMBARAN KLINIS + U,ei(is an(eri!r + ejala 0 1. &enurunan penglihatan pada pasien dengan iridosiklitis dapat bervariasi dari penglihatan kabur pada ase a3al sampai penurunan penglihatan nyata pada ase lambat. @actor yang responsible untuk dapat menginduce miopia terjadi karena spasme siliaris, kekeruhan kornea (oedema dan *pAs), kekeruhan aHueous, blok pupil oleh e"udates, katarak komplikasi, kekeruhan vitreus, membrane siklitik, macular edem, papilitis atau glaucoma sekunder. atu atau lebih aktor dapat berkontribusi, tergantung berat dan durasi penyakit. 2. Nyeri mendominasi gejala uveitis anterior akut. &asien biasanya mengeluh dengan nyeri samar sensasi berdenyut yang semakin memburuk pada malam hari. Nyeri okuler biasanya dirasakan sepanjang distribusi cabang N.E, terutama kedahi dan kulit kepala. #. ata merah.
%. 8akrimasi. 8akrimasi terjadi yang dihasilkan oleh reGe" lakrimasi yang diantarai oleh N.E (a?erent) dan serat sara secretomotor N.E<< (e?erent) Tanda 0 1. dem palpebra 0 biasanya ringan, tergantung dari berat serangan uveitis anterior akut. 2. *ongesti sirkumkorneal 0 jelas pada iridosiklitis akut dan minimal pada iridosiklitis kronik.
kecil (1941%). mall dan medium *&As (granular *&As). Tanda ini patognomonik untuk uveitis non4granulomatosa dan terdiri dari limphosit. Bentuknya kecil, berbatas tegas, putih tersusun irregular dibelakang retina. mall *&As berjumlah ratusan dan membentuk susunan yang disebut endothelial
(iii)
dusting. ;ed *&As 0
(iv)
haemorhagic. Dld *&As 0
Dld mutton *&As biasa menyerupai gelas karena proses hyalinisasi. %. *ekeruhan kornea bagian posterior yang dibentuk pada kasus iridosiklitis yang lama
Tanda "ada -ili% *a(a de"an 1. -Huous 6ell.
dengan panjang # mm dan lebar 1 mm dan memakai light intensity dan
magni'cation yang maksimal.
-dapun gradenya sebagai
berikut 0 a. 9 sel U
1 ! % sel
U1 ! 19 sel U2 11 ! 29 sel U# 21 ! %9 sel U$ diatas %9 sel
2. @lare aHuous 0
disebut R
Bo3man movementS
atau Rtyndal
phenomenonS. @lare biasanya pertanda non4granulomatous dan minimalis pada granulomatous. @lare dibagi dalam grade 9 !grade 1 2 # $ %
$0 Tidak ada @lare aHuous Canya didapatkan @lare sedang dengan detail iris jernih @lare nyata detail iris tidak jernih @lare hebat ('"ed coagulate aHuous dengan pembentukan 'brin) #. Cipopion 0 *etika e"udates tebal dan berat maka akan berkumpul dibagian inerior B+ dan membentuk hipopion (&us steril pada B+) $. Ciema
0
+arah
pada
B+,
ini
biasa
terlihat
pada
uveitis
haemorhagic %. inekia0 sinekia anterior, sinekia posterior (annular sinekia, sinekia posterior total) . &enyempitan sudut iridokornealis /. -trophi iris 7. &erubahan 3arna iris 0 hiperpigmentasi (ase akti), +epigmentasi (stadium penyembuhan).
:. Nodule iris . terdapat pada uveitis granulomatous.*oeppeAs nodules 0 berada
pada
pinggir
pupil
dan
dapat
mendahului
sinekia
posterior.BusaccaAs nodules 0 berada dekat collarate. Besar dalam ukuran tapi kurang umum di bandingkan *oeppeAs nodules 19.Neovascularisasi iris (rubeosis iridis)
Tanda "ada "u"il + a. &upil sempit. Terjadi karena iridosiklitis akut yang menyebabkan iritasi sphincter papillae oleh toksin. dema iris dan pelebaran pembuluh darah iris juga menyebabkan pupil sempit. b. Bentuk pupil irregular. Bentuk ini terjadi karena adanya sinekia posterior. c. ctropion pupil (eversi pinggir pupil). Terjadi karena adanya kontraksi e"udates 'brin pada permukaan anterior iris. d. ;eGeks pupil sangat kecil atau mungkin tidak ada akibat dari edema dan hyperemia iris, yang akan menghambat pergerakannya. e. Dklusio pupil yang terjadi karena adanya karena adanya penutupan komplit karena organisasi e"udate pada entire papillary area.
Tanda "ada lensa + a. &enyebaran pigmen pada kapsul anterior lensa yang hampir universal terjadi pada kasus uveitis anterior. b. "udate mungkin menjadi deposit pada lensa pada kasus iridosiklitis plastic akut. c. *atarak komplikata karena komplikasi iridosiklitis persistent. 6iri khas gambaran katarak pada tahap a3al Rpolychromatic lusterS dan R bread4 crumb
appearanceSyang
merupakan
tanda
kekeruhan
a3al
pada
subcapsular posterior. +engan adanya sinekia posterior progresi'tas katarak akan dipercepat untuk mature.
Peru-ahan "ada ,i(reus. Eitreus anterior dapat memperlihatkan adanya e"udates dan sel inGamasi setelah suatu serangan iridosiklitis akut.
KOMPLIKASI 1. *atarak kompilkata 0 sudah digambarkan diatas
. laukoma sekunder 0 ini bisa terjadi pada tahap a3al atau komplikasi lanjut dari iridosiklitis a. arly glaucoma 0 terjadi pada ase akti dari iridosiklitis. -danya e"udates dan sel inGamasi pada anterior chamber akan menimbulkan hambatan pada trabecular mesh3ork dan menyebabkan penurunan drainase aHuous dan meningkatkan tekanan intraocular (Cipertensive uveitis). -. 8ate glaucoma 0 Terjadi post inGamasi karena adanya block pupil Q seclusio pupil oleh karena pembentukan ring sinekia, atau oklusio pupil oleh karena (pengumpulan e"udates) yang menghambat aliran aHuous dari posterior chamber ke anterior chamber. +apat juga terjadi bila da perier anterior sinekia (&-) #. 6yclitic membrane.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS 1. ata merah akut 0
Per-edaan 'a*-aran an(ara %!n3un'(i,i(is a%u(4 irid!si%li(is a%u( dan 'lau5!*a %!n'es(i6 a%u( Kara%(eris(i%
K!n3un'(i,i(is
Irid!si%li(is
Glau5!*a
1. Onse( . N8eri
a%u( Perlahan7lahan
a%u( Biasan8a
%!n'es(i6 a%u( Ti-a7(i-a
N8eri rin'an
"erlahan7lahan N8eri sedan'
N8eri
-era(
"ada *a(a dan "ada *a(a dan se"an3an' sara6 3alan
*asu%
#. Se5re( . $al!
Mu%!"urulen Mun'%in ada
N.V1 Ser!us Tida% ada
-er9arna /. Pen'liha(a
Bai%
Menurun rin'an
Menurun n8a(a
n 0. K!n'es(i
K!n3un(i,a
Siliaris dala*
Siliaris
. Tenderness 2. Pu"il
su"er&5ial Tida% ada N!r*al
N8a(a Ke5il
N8a(a Besar
:. Media
;ernih
dan
area (ri'e*inal Ser!us Ada
dan
ire'uler
se5ara
,er(i5al
Keruh
!,al Keruh
%arena
%arena
KPs4
ede*a %!rnea
e=uda(es 1>. 11. 1. 1#.
BMD Iris TIO Ge3.
N!r*al N!r*al N!r*al
"a"illar8 Bisa dala* Keruh Biasan8a
San'a( dan'%al Ude* iris Menin'%a(
Tida% ada
n!r*al Sedi%i(
Pr!s(ra(i!n dan
K!ns(i(usi
PERBEDAAN
,!*i(in'
ANTARA
UVEITIS
GRANULOMATOUS
DAN
GRANULOMATOUS KARAKTERISTIK 1. . #. .
ONSET N?ERI P$OTOP$OBIA KONGESTI SILIARIS
GRANULOMATOUS
NON7
KRONIK MINIMAL RINGAN MINIMAL
GRANULOMATOUS AKUT N?ATA N?ATA N?ATA
NON7
/. KERATI)
MUTTON FAT
KE)IL
KPs 0. A@UEOUS FLARE . NODULE IRIS 2. SINEKIA
RINGAN BIASAN?A ADA TEBAL DAN DASAR
N?ATA ADA TIPIS DAN RENGGANG
POSTERIOR :. FUNDUS
LUAS LESI NODULAR
GANGGUAN DIFUSE
PRE)IPITATES
U,ei(is "!s(eri!r + Ti"e %linis + <.
*D;D<+
<<.
terjadi sendiri tapi merupakan bagian dari endopthalmitis. *D;D<+
atau
granulomatous (paling umum).
khusus.
Beberapa
bercak
choroiditis
diberikan
nama
tergantung lokasi lesi 0 i. 6entral choroiditis.
choroiditis
ini
dapat
terjadi
pada
to"oplasmosis,
histoplasmosis, tuberculosis, syphilis dan jarang oleh visceral ii.
larva migrans. 5u"tacaecal atau ju"tapapillary choroiditis. +iberikan nama berdasarkan bercak koroiditis meliputi area perlekatan optic
disc. iii.
alah
satu
contoh
adalah Jensen
choroiditis yang
merupakan tipe yang banyak terjadi pada orang muda. -nterior peripheral choroiditis.
iv.
eHuator. 8esi ini biasanya diakibatkan karena syphilis. Huatorial choroiditis.
GAMBARAN KLINIS 6horoiditis adalah kondisi yang kurang nyeri, ditandai oleh penurunan visual karena adanya kekeruhan vitreus dan keterlibatan dari retina.
uatu bercak yang kecil
pada bagian perier koroid akan kurang bergejala dan biasanya ditemukan sebagai bercak yang telah mengalami penyembuhan pada pemeriksaan undus secara rutin. Berbeda dengan bercak pada sentral memperlihatkan gejala yang jelas. -dapun gejala yang biasa didapatkan sebagai berikut 0 1. &enurunan penglihatan.
2. ambaran bercak koroiditis0 i. &ada stadium akti
PENATALAKSANAANPENGOBATAN A. Non4spesi'k Treatment aC Terapi 8okal 1. ydriatik4cycloplegik.
iiC
pengurangan spasme sphincter iris dan musculus ciliaris. encegah terbentuknya sinekia dan kerusakan yang timbul
iiiC
karena sinekia engurangi e"udasi
dengan
i,C
permeabilitas vascular eningkatkan supply
darah
mengurangi pada
uvea
hyperemia anterior
dan
dengan
mengurangi pressure pada arteri ciliaris anterior, sehingga akan dihasilkan antibody pada target tissue dan lebih banyak toksin diserap. 2. *ortikosteroid &enggunaan secara lokal, adalah paling eekti pada kasus iridosiklitis. Dbat ini mengurangi inGamasi oleh eek anti inGamasinya, dapat berungsi sebagai anti alergi pada uveitis tipe alergi, dan berungsi sebagai akti'tas anti 'brotic untuk mengurangi 'brosis dan kemudian mencegah disorganisasi dan destruksi jaringan. ediaan yang sering dipakai
mengandung
deksametasone
9,1I,
betametasone
,
hydrocortisone dan prednisone 1I. 6ara penggunaan 0 teroid tetes mata $4 kaliMhari, salep mata pada 3aktu istirahat, injeksio subtenon anterior dan sub konjungtiva pada kasus berat.
a. b. c. d. e.
Tidak respon terhadap tetes mata veitis unilateral &re4operasi pasien -nak4anak *omplikasi edema sistoid macula pada pars planitis
Dbat injeksi yang dapat diberikan 0 <. <<. <<<.
Triamsinolon steroid $9 mg etil prednisolon 29 mg +eksametasone 24$ mg untuk kasus uveitis berat
ubtenon posterior dan retrobulbar digunakan pada peradangan segmen posterior.
K!r(i%!s(er!id sis(e*i%
N!n7S(er!id An(i7In
aspirin
dapat
digunakan
bila
steroid
kontraindikasi.
&henylbutasone dan o"yphenbutasone adalah obat anti4inGamatory yang potent terutama pada uveitis karena penyakit rheumatoid.
I*un!su""resan itostatika 0 diberikan bila terapi steroid tidak eekti atau intolerable Dbat terpilihMpengganti 0
b. *lorambusil 9,149,2 mgMkgbbMhari selama 24# bulan lalu diturunkan sampai % ! 7 mg selama # bulan maintenance. *urang dari % mg sampai 41% bulan. c. *olhisin 9,% ! 1 mg 2 kaliMhari. B. Treatment spesi'k terapi yang diberikan adalah terapi untuk mengobati penyakit dasar bila diketahui. angat sukar untuk mengetahui penyebab mengingat luasnya cakupan penyakit ini. Terapi yang diberikan adalah terapi kombinasi0 a. *ortikosteroid0
&rednison
774199
mgMhari
selama
/
!
19
hari
selanjutnya diturunkan menjadi 294#9 mg selang sehari sampai terapi dihentikan. b. &irimetamin 0 dosis a3al /% ! 199 mg pada hari pertama, selanjutnya 2 " 2% mgMhari selama $4 minggu atau klindamisin # " 1%9 ! #9 mgMhari c. ulonamid d. uladia=in atau trisula dosis $ " 9,% ! 1 grMhari selama #4 minggu e. Trimethoprim sulametho"a=ol (bactrim) dosis 2"2 tablet selama $4 minggu.
U,ei(is in(er*edia(e "ars "lani(isC
E(i!l!'i.
Ga*-aran %linis. &aling banyak pasien mempunyai ri3ayat Goaters, beberapa pasien mengalami gangguan penglihatan yang dikaitkan dengan sistoi macular edem.
LENS7INDU)ED UVEITIS 1. U,ei(is "ha5!ana&la%(i% uatu respon imunologik
terhadap
protein
lensa
pada
mata
yang
tersensitisasi yang menghasilkan uveitis anterior. &enyakit ini biasanya menyertai ekstra kapsular katarak ekstraktion, trauma terhadap lensa atau kebocoran pada katarak hipermatur. ambaran klinik. eliputi nyeri berat, turunnya penglihatan, kongesti nyata dan gejala iridosiklitis granulomatous yang dikaitkan oleh adanya material lensa pada B+. Treatment. engangkat lensa yang jadi penyebab, steroid topikal, dan cycloplegik, prognosis visual jelek. . U,ei(is "ha5!(!=i5 +iakibatkan oleh to"ic yang dilepaskan oleh material lensa pada B+. ambaran klinik dan Treatment. ama dengan diatas.
BE$)ETS DISEASE uatu
penyakit
idiopathic
multisystem
bersiat
rekurent,
uveitis
non4
granulomatous, aphthous ulceration, genital ulceration dan erytema multiorme.
E(i!l!'i . asih tidak diketahuiQ dasar lesi adalah suatu obliterati vasculitis yang mungkin disebabkan oleh kompleks imun dalam sirkulasi. &enyakit ini biasanya mengenai laki4laki muda yang positi untuk C8-4B%1.
disertai dengan hipopion, ini dapat juga disertai uveitis posterior, vitritis, periphlebitis retina dan retinitis dalam bentuk in'ltrate nekrotik putih.
Trea(*en( . Belum ada treatment yang memuaskan. *ortikosteoid dapat dipakai tapi respon kurang memuaskan. &ada beberapa kasus penyakit dapat dikontrol dengan chlorambucil.
S?MP$ATETI) OP$TALMIA SOC D
adalah
suatu
penyakit
yang
jarang,
bilateral,
diuse
granulomatous,
nonnecroti=ing panuveitis, yang terjadi setelah surgical atau trauma pada satu mata, diikuti oleh suatu periode laten kemudian menimbulkan uveitis pada mata yang tidak dibedah atau yang tidak mengalami trauma (sympathi=ing eye). eskipun besarnya insiden dari D sulit untuk dipastikan karena merupakan penyakit yang jarang dan dengan peningkatan penanganan trauma mata, pemakaian luas terapi immunomodulatory menyebabkan penurunan insidens penyakit ini. &erkiraan a3al insidens D adalah antara 9,2I sampai 9,%I pada mata trauma nonsurgical. &ada bedah intraokuler terdapat 19 kasusM199.999, namun penelitian terbaru memperkirakan 9,9#M199.999 (rendah). D adalah suatu persistent dan potensial untuk merusak. Bedah okuler khususnya vitreoretinal surgery, sekarang ini muncul sebagai resiko utama untuk munculnya D. &ada a3al tahun 1:794an, prevalensi D yang menyertai vitrektomi pars plana dilaporkan sekitar 9,91 I dan meningkat menjadi 9,9 I jika memasukkan trauma oculi penetrans. &enelitian baru4baru ini mendapatkan resiko berkembangnya D menyertai vitrektomi pars plana,lebih 2 kali dan secara signi'kan lebih besar daripada resiko endophthalmitis setelah vitrektomi. eningkatnya akses terhadap emergency surgical care pada trauma oculi penetrans dan meningkatnya tehnik microsurgical secara pasti menggeser penyebab utama D dari trauma injury menjadi surgical injury. &ada 3aktu yang lalu, D lebih banyak ditemukan pada laki4laki,anak4anak dan usia lanjut (karena pada kelompok ini beresiko untuk trauma kecelakaan), tapi sekarang ini berdasarkan penelitian didapatkan bah3a seks tidak ada yang predominan, dan
resiko rendah pada anak4anak (ini karena berkurangnya insidens trauma oculi pediatric) dan resiko meningkat pada orang tua (mungkin karena meningkatnya rekuensi bedah okuler dan retinal detachment). eskipun D telah dilaporkan berkembang setelah # bulan trauma pada 79I pasien dan :9 I pasien setelah satu tahun, interval 3aktu ini bisa lebih panjang. &enelitian baru4baru ini, hanya 1M# pasien yang menjadi D setelah # bulan dan kurang dari V setelah trauma 1tahun. &ada pasien D tertentu, akan muncul panuveitis bilateral asimetrik dengan inGamasi lebih berat pada e"citing eye daripada sympathi=ing eye. Tanda dan gejala D berubah4ubah tergantung berat dan onset, mulai dari minimal problem pada penglihatan dekat, photopobia ringan dan mata merah. &ada uveitis granulomatous anterior berat, pada kedua mata dapat terlihat mutton at keratic precipitate, penebalan iris, in'ltrasi limosit, sinekia posterior dan peningkatan T
Carada (E*C), antara lain
cerebrospinal Guid pleocytosis, tuli sensoryneural, alopecia, poliosis, dan vitiligo dapat terlihat meskipun tidak umum. elama phase akut penyakit ini, pada Guorescein -ngiography didapatkan multiple hiperGuorescent dari leakage pada level ;& pada ase venous, yang akan persisten sampai stadium lanjut Guorescein -ngiography. 6airan pooling dapat terlihat pada area e"udati neurosensory retinal detachment. &ola Guorescein angiography kurang umum, tergantung terlibat tidaknya ;&, dengan +allen @uchs nodule tampak hypoGuorescent. &ada tahap a3al menyerupai pola -&&& (-cute &osterior ultiokal @lacoid &igment pitheliopathy), atau hyperuorescent
pada ase late staining.
<6
-ngiography
memperlihatkan
hiperuorescent oci yang banyak, dengan visualisasi terbaik pada ase intermediate
angiogram, dan pada ase lanjut beberapa oci ini menjadi isoGuorescent. B4scan sering memperlihatkan penebalan koroid. ambaran histopatologic dari D0 +iuse, granulomatous, in'ltrasi nonnecroti=ing dari koroid dengan •
suatu serbukan limosit, beberapa sel epiteloid, sedikit giant cell dan plasma cell, eosinophil pada inner choroid, secara khusus pada •
individu dengan pigmentasi berat. 6luster nodule dari sel epiteloid, mengandung pigmen yang berlokasi antara ;& dan membrane Bruch, sesuai dengan +allen ! @uchs nodule yang tidak patognomonik karena ditemukan juga pada pasien E*C dan
• • •
sarcoidosis. Tidak adanya keterlibatan inGamasi dari koriokapilaris dan retina. @agositosis dari pigmen uveal oleh sel epitheloid &erluasan proses granulomatous ke canal sclera, optic disc, pembuluh darah, macula dan retina.
&enyebab tepat dari D tidak diketahui, tapi bagaimanapun pasien dengan D memiliki ri3ayat trauma okuli penetrasi dengan komplikasi inkarserasi dari jaringan uvea, meskipun ada pemikiran akan adanya keterlibatan agen ineksi atau antigen bakteri yang masuk melalui molekul yang menyerupai antigen okuler endogen. +idapatkan suatu precipitate pada respon imun dari D, tapi tidak ada organism yang didapat secara konsisten dari mata pada penyakit ini dan tidak didapatkan pada binatang percobaan yang telah diinjeksikan agent ineksi. &ada suatu binatang percobaan didapatkan bah3a pada D ada suatu gangguan respon limosit T terhadap sel ocular antigen seperti retinal antigen atau antigen retinal yang lain atau antigen melanosit choroidal. elanjutnya mungkin juga ada keterlibatan genetic
terhadap perkembangan penyakit.
&asien
dengan D lebih
sering
mengekspresikan haplotipe C8-.+;$, C8-.+; %# dan C8-.+#. &enelitian baru4 baru ini dari
terjadi
bersama
dengan
suatu
trauma
atau
endophthalmitis
postoperati.
&hacoanaphylaksis pernah dilaporkan pernah dilaporkan menyertai D sampai diatas 2% I dan adanya kemiripan gambaran klinik. ementara itu gambaran klinik D dan E*C dapat sangat mirip, tapi bagaimanapun tanda dan gejala sistemik lebih predominant pada E*C dan ri3ayat trauma okuli tidak ada pada E*C. &erjalanan penyakit D adalah kronik, dengan sering eksaserbasi dan jika tidak diterapi akan menyebabkan kehilangan penglihatan dan ptisis bulbi. saha yang dilakukan adalah bertujuan untuk mendapatkan prognosis yang baik dari visual pasien dengan berusaha cepat dan hati4hati mengatasi trauma penetrasi. nukleasi dalam 2 minggu pertama dapat dipertimbangkan untuk mencegah D, enukleasi ini masih controversial dan hanya dipertimbangkan jika bola mata yang trauma sudah rusak dan ungsi visualnya sama sekali sudah tidak ada. eskipun controversial enukleasi masih lebih dipilih dari pada eviserasi pada operasi mata dengan trauma berat, karena pada enukleasi tidak ada jaringan uveal yang tersisa yang merupakan predisposisi yang merangsang munculnya D. nukleasi yang dilakukan pada saat D sudah terjadi tidak memberikan manaat dalam mengatasi perjalanan penyakit. Terapi utama untuk D adalah terapi immunomodulatory yang dia3ali dengan terapi kortikosteroid sistemik kemudian dapat dilanjutkan dengan tambahan agent sparing kortikosteroid seperti a=atioprine, methotre"ate, mycophenolate, moetil, cyclosporine, chlorambucil dan cyslospospamid untuk terapi antisipasi pada paling banyak pasien. Topikal kortikosteroid bersama dengan cycloplegikMmidriatil adalah penting pada treatment uveitis anterior akut pada D sedangkan corticosteroid periokuler dapat diberikan sebagai management inGamasi rekuren dan 6.+engan pemakaian immunomodulatory yang cepat dan agresi secara sistemik akan menghasilkan prognosis visual yang baik, %9 I dari pasien D akan mendapatkan visual acuity 29M$9 atau lebih baik pada lebih kurang 1 mata.
ENDOFTALMITIS BATASAN +
&eradangan dari intraokuler sebagai reaksiMrespon terhadap berbagai sebab yang berasal dari ineksi, trauma, reaksi imunologis, vaskulitis neoplasma dan perubahan 'sik atau kimia.
ETIOLOGI + 1. Bakteri &asca
0 operasi0
ta'lokokkus
aureus,
.epidermidis,
&neumokokkus,
treptokokkus, golongan gram negati (pseudomonas, neisseria, proteus ). etastase 0 ta'lokokkus, treptokokkus pneumonia 2. 5amur 0 &asca operasi 0 6andida, usarium, nurospora, palutella. etastase 0 6andida.
GAMBARAN KLINIS + Bakterial endophthalmitis 0 ndophthalmitis postoperative akut
adalah komplikasi catastrophic dari bedah
intraocular dengan insidens 9,1 I. umber ineksi paling banyak dari kasus ini berasal dari Gora bakteri periokular dari palpebra, konjungtiva, dan saccus lakrimalis. umber potensi lain sebagai sumber ineksi solution dan instrument, dan Gora dari lingkungan yang diba3ah oleh personel bedah dan ruangan operasi.
Ge3ala + ndophthalmitis bakterial akut biasanya terjadi setelah / hari operasi dan ditandai dengan nyeri okuler yang berat, mata kemerahan, lakrimasi, photopobia, dan penurunan visus yang nyata. ejala klinik 1. 2. #. $.
&alpebra merah dan edem *onjungtiva kemosis dan kongesti circumcorneal *ornea edema, keruh dan terbentuk ring in'ltration &inggir luka menjadi kuning dan nekrotik dan luka menjadi menganga pada
bentuk eksogen. %. B+ memperlihatkan hypopion, yang dapat terisi dengan penuh pus. .
7. "udasi vitreus. erupakan bentuk metastatic dan pada kasus dengan ineksi yang dalam, cavitas vitreus penuh dengan e"udate dan pus. Tampak massa kekuningan terlihat melalui pupil yang dilatasi. Tanda ini disebut amaurotic catAs !eye reGe". :. Tekanan intraokuler meningkat pada stadium a3al, tapi pada kasus berat, prosessus siliaris akan mengalami gangguan dan menyebabkan turunnya tekanan intraokuler dan menyebabkan penyusutan bola mata.
5amur 0 k. l. m. n.
Terjadinya perlahan4lahan (741$ hari atau lebih) ;asa nyeri ringan Cipopion hilang timbul (transient) -danya lesi satelit
teril 0 o. ejala menyerupai ineksi bakteri atau jamur dan dihubungkan dengan adanya trauma operasi, benda asing, penggunaan udara atau cairan, massa lensa atau badan kaca.
PEMERIKSAAN + 1. &reparat apus (gram, giemsa) yang berasal dari parasentese apus pada B+ 2. *ultur pada media aerobik dan anaerobik.
PENATALAKSANAANTERAPI + &rekultur 0 1. ebelum tindakan diberikan entamisin $9 mg subkonjungtiva ditambah 6epha=olin
19941%9
mg
subkonjungtiva
atau
penisilin
19941%9
mg
subkonjungtiva. 2. esudah tindakan entamisin 9,#I tetes mata tiap jam, gentamisin
&ostkultur 0 -. ram positi kokkus 1. -ntibiotik topikal entamisin 9,#I dan Basitrasin tetes mata 2. etisilin
$9mg
atau
6epha=olin
19941%9
mgMhari
untuk
$
hari
subkonjungtiva B. ram negati batang 1. entamisin 9,# I tetes mata 2. entamisin <M
PANOP$T$ALMITIS