Anatomi dan Fisiologi Paru
Paru‐ paru adalah organ berbentuk spons yang terdapat di dada (Nucleus, 2011). Paru-paru terdiri dari paru kanan kanan dan paru kiri. Paru kanan memiliki 3 lobus, sedangkan paru ‐ paru kiri memiliki 2 lobus. Paru ‐ paru paru kiri lebih kecil, karena antung membutuhkan ruang yang lebih pada sisi tubuh ini. Paru‐ paru memba!a udara masuk dan keluar dari tubuh, mengambil oksigen dan menyingkirkan gas karbon dioksida ("at residu perna#asan). $apisan di sekitar paru ‐ paru paru disebut pleura, membantu melindungi paru-paru dan memungkinkan memungkinkan mereka untuk bergerak saat berna#as. %atang tenggorokan (trakea) memba!a udara ke dalam paru ‐ paru. &rakea terbagi ke dalam tabung yang disebut bronkus, bronkus, yang kemudian terbagi lagi menadi cabang lebih kecil yang disebut disebut bronkiol. Pada akhir dari cabang-cabang kecil inilah terdapat kantung udara kecil yang disebut al'eoli. i ba!ah paru ‐ paru, paru, terdapat otot yang disebut dia#ragma yang memisahkan dada dari perut (abdomen). %ila nda bernapas, dia#ragma bergerak naik dan turun, memaksa udara masuk dan keluar dari paru‐ paru. *tulah peranan penting paru paru ‐ paru.
+ungsi paru-paru terdiri atas beberapa macam, antara lain (*rman omantri,200) 1. /entilasi, entilasi, adalah proses keluar keluar masuknya masuknya udara udara antara antara atmos#e atmos#err dan al'eoli al'eoli paru-paru. paru-paru. ekanisme ekanisme 'entilasi 'entilasi adalah adalah dimulai dimulai dari dari proses proses inspirasi. inspirasi. elama elama inspirasi, inspirasi, udara udara bergerak dari luar ke dalam trakea, bronkhus, bronkhiolus, dan al'eoli. elama ekspirasi, gas yang terdapat terdapat dalam al'eolus prosesnya beralan seperti inspirasi dengan dengan alur terbalik. 2. i#u i#usi si,, adalah adalah pro prose sess pertu pertuka kara ran n 2 dan 2 antara al'eoli dan darah. +aktor-#aktor yang menentukan kecepatan di#usi gas melalui membran paru- paru adalah a. ema emaki kin n besa besarr perb perbed edaa aan n teka tekan nan pada pada memb membra ran n maka maka sem semakin akin cepa cepatt kecepatan di#usi. b. emakin besar area membran paru-paru maka semakin besar kuantitas gas yang dapat berdi#usi mele!ati membran dalam !aktu tertentu. c. emak emakin in tipis tipis membr membran an maka semak semakin in cepat cepat di#u di#usi si gas melal melalui ui membr membran an tersebut ke bagian yang berla!anan.
d.
oe# oe#is isie ien n di#u di#usi si seca secara ra lang langsun sung g berb berban andin ding g luru luruss terh terhad adap ap kema kemamp mpua uan n terlarut uatu gas dalam cairan membran paru-paru dan berbanding terbalik terhadap ukuran molekul. 3. &rans &ranspor portas tasi, i, adalah adalah prose prosess beredar beredarnya nya gas gas ( 2 dan 2) dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel-sel. &ransportasi gas antara paru-paru dan aringan meliputi proses proses berikut ini a. &rans &ranspor portt oksigen oksigen dalam dalam darah, darah, sistem sistem peng pengang angkut kutan an 2 dalam dalam tubuh tubuh terdir terdirii atas paru-paru dan sistem kardio 'askuler. b. &ransport karbondioksida karbondioksida dalam darah. c. ur'a ur'a disosia disosiasi si oksihem oksihemoglo oglobin bin,, oksihemo oksihemoglo globin bin adala adalah h struktu strukturr terika terikatny tnyaa oksigen pada hemoglobin. Definisi
anker anker paru dalam arti luas adalah semua penyakit penyakit keganasan keganasan di paru, mencakup mencakup keganasan keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) dan metastasis tumor di paru (uryo, 2010). etastasis tumor di paru adalah tumor yang tumbuh tumbuh sebagai akibat penyebaran (metastasis) dari tumor primer organ organ lain. e#inisi e#inisi khusus khusus untuk kanker kanker paru primer primer yakni yakni tumor tumor ganas yang yang berasal berasal dari epitel epitel bronkus. bronkus. anker anker paru-paru adalah adalah pertumbuhan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali terkendali dalam aringan aringan paru-paru paru-paru dapat disebabkan oleh seumlah karsinogen, karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok.( uryo, 2010). 2010). 4ntuk menentukan enis histologis, secara lebih rinci dipakai klasi#ikasi histologis menurut 56 tahun 1777 1. 8inak (benign) benign) 2. $esi $esi seb sebel elum um in#a in#asi si' ' ( preinvasise preinvasise lesion) lesion) 3. 9anas (malignant ) lasi#ikasi 6istologis anker Paru enurut 56 tahun 1777 1. :uamous carcinoma (epidermoid carcinoma), !ith 'arians a. b. c. d.
Papillary lear cell mall cell %asaloid
2. mall cell carcinoma, !ith 'arians ombined small cell carcinoma 3. denocarcinoma, !ith 'arians a. cinar b. Papillary c. %ron %ronch choa oal' l'eo eola larr carc carcin inom omaa a) NonNon-m mucin ucino ous b) ucinous c) i;ed i;ed mucinou mucinouss and non-mu non-mucin cinous ous or interm intermena enate te d. olid olid adenoc adenocarc arcinom inomaa !ith !ith mucin mucin e. denoc denocarc arcinom inomaa !ith !ith mi;ed mi;ed subtyp subtypes es #. /arian rian dari dari deno denocar carcin cinoma oma !ith !ith mi;ed mi;ed subtyp subtypes es a) 5ell ell di##rent di##rentiat iated ed #etal #etal adenocar adenocarcino cinoma ma b) ucinous (colloid) adenocarcinoma c) ucino ucinous us cystad cystadeno enocar carcin cinoma oma d) ignet ignet ring ring adenoc adenocarc arcinom inomaa
e) lear cell adenocarcinoma <. $arge cell carcinoma, !ith 'arians a. b. c. d. e.
$arge cell neuroendocrine carcinoma ombined large cell neuroendocrine carcinoma %asaloid carcinoma $ymphoepithelioma-like carcinoma lear cell carcinoma $arge cell carcinoma !ith rhabdoid phenothype
=. denos:uamous carcinoma >. arsinoma !ith pleomorphic, sarcomatoid atau sarcomatous !ith elemets a.
arcinoma !ith spindle and?or giant cell a) Pleomorphic carcinoma b) pindle cell carcinoma c) 9iant cell carcinoma b. arcinosarcoma c. Pulmonary blastoma @. arcinoid tumours a. &ypical carcinoid b. typical carcinoid . ali'ary gland type carcinoma a. ucoepidermoid carcinoma b. denoid cystic carcinoma 7. 4nclassi#ied carcinoma &etapi untuk kebutuhan klinis (*rman omantri,200) cukup ika hanya dapat diketahui 1. arsinoma sel kecil atau oat cell (small cell carcinoma) $okasi tumor di tengah-tengah(0A), berkembang cepat dan sering berbentuk malign. %anyak bermetastasis melalui lim#e dan sistem sirkulasi. %erhubungan dengan sindrom paraneoplastik. Prognosis elek, dapat bertahan hidup biasanya tidak lebih dari 2 tahun dengan pengobatan. 2.
arsinoma skuamosa atau epidermoid %erhubungan erat dengan rokok. %erkembang lambat, kurang in'asi#, metastasis sering kali terbatas di rongga thora; termasuk nodus lim#e regional, pleura, dan dinding dada. ering kali terlokalisasi di tengah atau cabang bronchus segmental, sedangkan pada lokasi peri#er, ca'itas dapat terbentuk di aringan paru-paru. %iasanya berhubungan dengan geala obstruksi dan pneumonia, pasien mengeluh nyeri dada, batuk, dispnea dan hemoptisis.
3. denokarsinoma (adenocarcinoma)
&umor terletak di daerah peri#er, berkembang lambat dan penyebarannya secara hematogen. +rekuensi tinggi metastasis ke otak, letak lain termasuk adrenal, hati, tulang, dan ginal. &ipe predominan pada yang bukan perokok dan sering pada !anita. ering timbul dalam #ibrotik paru-paru <. arsinoma sel besar (large cell carcinoma) ering kali berbentuk tumor bermassa lebih besar daripada adenokarsinoma. Perkembangannya pun uga lambat. Peri#er, lesi subpleura dengan nekrotik. Prognosis buruk. %erbagai keterbatasan sering menyebabkan dokter specialis Patologi natomi mengalami kesulitan menetapkan enis sitologi?histologis yang tepat. arena itu, untuk kepentingan pemilihan enis terapi, minimal harus ditetapkan, apakah termasuk kanker paru karsinoma sel kecil (P atau small cell lung cancer, $) atau kanker paru enis karsinoma bukan sel kecil (P%, nonsmall cell lung cancer, N$). Etiologi Merokok
ebanyak 70A dari kanker-kanker paru-paru timbul sebagai akibat dari penggunaan tembakau (8usu#, 200=). enghisap pipa dan cerutu dapat uga menyebabkan kanker paru, meskipun risikonya tidak setinggi menghisap rokok. imana seorang yang merokok satu bungkus rokok per hari mempunyai suatu risiko mengembangkan kanker paru yang 2= kali lebih tinggi daripada seorang yang tidak merokok, perokok-perokok pipa dan cerutu mempunyai suatu risiko kanker paru yang kira-kira = kali daripada seseorang yang tidak merokok. sap tembakau mengandung lebih dari <,000 senya!asenya!a kimia, banyak darinya telah ditunukkan menyebabkan kanker, atau karsinogen (8usu#, 200=). ua karsinogenik-karsinogenik utama didalam asap tembakau adalah kimia-kimia yang dikenal sebagai nitrosamines dan polycyclic aromatic hydrocarbons. Paparan asbes
erat-serat asbes (asbestos #ibers) adalah serat-serat silikat (silicate #ibers) yang dapat menetap untuk seumur hidup dalam aringan paru seiring dengan paparan pada asbes-asbes (odi, 2011). anker paru dan mesothelioma (suatu tipe kanker dari pleura atau dari lapisan rongga perut yang disebut peritoneum) dikaitkan dengan paparan pada asbes-asbes. enghisap rokok secara dramatis meningkatkan kemungkinan mengembangkan suatu kanker paru yang berhubungan dengan asbes pada pekera-pekera yang terpapar. Pekera-pekera asbes yang tidak merokok mempunyai suatu risiko sebesar lima kali mengembangkan kanker paru daripada bukan perokok, dan pekera-pekera asbes yang merokok mempunyai suatu risiko sebesar =0 sampai 70 kali lebih besar daripada bukan perokok. Radon Gas
Badon gas adalah suatu gas mulia secara kimia dan alami yang adalah suatu pemecahan produk uranium alami (Produk radio akti#) (6arryanto, 200=). *a pecah atau hancur membentuk produk produk yang mengemisi suatu tipe radiasi yang mengionisasi. Badon gas adalah suatu penyebab kanker paru yang dikenal, dengan suatu estimasi 12A dari kematian-kematian kanker paru
diakibatkan oleh radon gas, atau 1=,000 sampai 22,000 kematian-kematian yang berhubungan dengan kanker paru setiap tahun di merika, membuat radon penyebab utama kedua dari kanker paru di merika. Badon gas dapat bergerak melalui tanah dan masuk kedalam rumah melalui celah-celah diantara #ondasi-#ondasi, pipa-pipa, saluran-saluran, atau tempat-tempat terbuka lainnya. Badon gas tidak terlihat dan tidak berbau, namun ia dapat terdeteksi dengan kotak-kotak tes yang sederhana ecenderungan eluarga (genetik) etika mayoritas dari kanker-kanker paru dikaitkan dengan menghisap tembakau, #akta bah!a tidak semua perokok akhirnya mengembangkan kanker paru menyarankan bah!a #aktor-#aktor lain, seperti kepekaan genetik indi'idu, mungkin memainkan suatu peran dalam menyebabkan kanker paru. Pada #aktor genetik terdapat mutasi? perubahan beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni a.
Proto onkogen adalah gen yang mengkode dan mengatur pembentukan protein untuk pertumbuhan. b. &umor supressor gene adalah gen yang mengurangi kemungkinan bah!a sebuah sel dalam organisme multisel akan berubah menadi sel tumor. c. 9ene encoding en"yme adalah en"im yang mengkode gen yang mengalami mutasi. Polusi 4dara ebanyak 1 A kematian karena kanker paru disebabkan oleh pernapasan udara yang terpolusi, dan ahli-ahli percaya bah!a paparan yang memanang (lama) pada udara yang terpolusi sangat tinggi dapat memba!a suatu risiko serupa dengan yang dari merokok pasi# untuk mengembangkan kanker paru (6arryanto, 200=). ekurangan /itamin dan andungan betakaroten dari 'itamin bersama dengan 'itamin C dan berperan akti# sebagai antioksidan yang mampu mela!an radikal bebas yang mampu mencegah teradinya kanker (odi, 2011). +akta menunukkan bah!a 'itamin dosis tinggi telah terbukti menadi toksik (racun) bagi sel kanker. onsumsi Dat arsinogen Dat kimia ini umumnya berasal dari pe!arna, penga!et, maupun bahan tambahan makanan atau inuman yang berbahaya bagi tubuh. Patofisiologi
ari etiologi yang menyerang percabangan segmen sub bronkus menyebabkan silia hilang dan deskuamasi sehingga teradi pengendapan karsinogen. engan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. %ila lesi peri#er yang disebabkan olehmetaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, bisa timbul e#usi pleura, dan bisa diikuti in'asi langsung pada kosta dan korpus 'ertebra. $esi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. $esi ini menyebabkan obstruksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti supurasi di bagian distal. 9eala E geala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.5hee"ing unilateral dapat terdengar pada auskultasi. Pada stadium lanut, penurunan berat badan biasanya menunukkan adanya
metastase, khususnya pada hati. anker paru dapat bermetastase ke struktur E st ruktur terdekat seperti kelenar lim#e, dinding eso#agus, pericardium, otak, tulang rangka. arakteristik dari kanker ini adalah sel-sel kanker mampu mengin'asi aringan yang sehat disekitarnya serta dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain melalui sistem lim#e (lim#ogen),pembuluh darah (hematogen), dan lapisan serosa (transcoelomic spread) dan tumbuh sebagai tumor metastasis. $i'er, paru-paru, tulang, otak, dan kelenar adrenal merupakan organ tempat metastasis yang paling sering melalui alur hematogen. &ransportasi metastasis dapat melalui saluran lim#e, pembuluh darah, ruang di tubuh dan transplantasi. Penyebaran melalui saluran lim#e disebut lim#ogen. aerah tuuan penyebaran lim#ogen adalah kelenar getah bening (9%) regional. isalnya daerah tuuan metastasis payudara adalah 9% ketiakF melanoma di kaki, 9% lipat paha dlsb. 9eala metastasis 9% adalah pembengkakan 9% Penyebaran melalui pembuluh darah disebut hematogen. aerah tuuan penyebaran hematogen adalah alat tubuh yang kaya dengan darah misalnya otak, tulang, hati dan paru. 9eala metastasis otak adalah sakit kepala, keang dan 'ertigoF tulang, nyeri dan patah tulangF hati, pembengkakan hati dan kuningF dan paru, batuk E batuk darah dan sesak napas.( r %ahar, 2010) WOC (terlampir)
ani#estasi linis 1. 9eala a!al. tridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi pada bronkus. 2. 9eala umum. %atuk yang tidak kunung sembuh (lebih dari 2 minggu), kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. %atuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap in#eksi sekunder. enurut ri#in (200), mani#estasi klinis dari klien dengan kanker paru ada beberapa macam namun mani#estasi klinis yang paling umum atau sering muncul pada klien antara lain 1. uatu batuk gigih yang baru atau memburuknya suatu batuk kronis yang telah ada 2. arah dalam dahak atau haemoptisis (putum bersemu darah karena sputummelalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi) 3. %ronchitis yang gigih atau in#eksi-in#eksi pernapasan yang berulang-ulang <. Nyeri dada =. ehilangan berat badan yang tidak dapat dielaskan dan?atau kelelahan >. esulitan-kesulitan benapas seperti sesak napas atau mengi (!hee"ing) ani#estasi klinis lain yang dapat timbul namun tidak selalu ada antara lai n 1. ulai secara tersembunyi selama berpuluh-puluh tahun dan sering asimptomatik sampai tahap terakhir. 2. &anda- tanda dan geala- geala tergantung pada lokasi, ukuran tumor, deraat obstruksi dan keberadaan metastasis.
3. 9eala yang paling sering yaitu batuk kering tak produkti#, pada tahap akhir batuk menghasilkan dahak kental dan purulen. %atuk yang menunukkanperubahan dalam karakter harus menimbulkan kecurigaan terhadap adanya kanker paru. Perubahan suara (menadi serak) atau suara kasar saat berna#as. <. engi (%unyi menciut-ciut saat berna#as pada bukan penderita asma) teradi ika mengalami obstruksi secara parsial, pengeluaran sputum yang ber!arna merah darah adalah hal yang umum teradi pada pagi hari. =. emam yang teradi berulang mungkin teradi pada beberapa pasien. >. Nyeri adalah geala terakhir, seringkali berhubungan dengan metastasis tulang. @. Nyeri dada saat menarik na#as dalam-dalam, kekakuan, suara sesak, dis#algia, edema pada leher dan kepala (%engkak pada leher dan !aah), dan geala e#usi pleural atau pericardial terlihat ika tumor menyebar pada struktur yang berdekatan dan pada nodus lim#e. . &empat metastasis yang umum adalah nodus lim#e, tulang, otak, paru kolateral, dan kelenar adrenalin. 7. elemahan, anoreksia, penurunan berat badan dan anemia teradi pada tahap akhir. Pemeriksaan iagnostik Pemeriksaan +isik. Pemeriksaan asmani harus dilakukan secara menyeluruh dan teliti. 6asil yang didapat sangat bergantung pada kelainan saat pemeriksaan dilakukan. &umor paru ukuran kecil dan terletak di peri#er dapat memberikan gambaran normal pada pemeriksaan. &umor dengan ukuran besar, terlebih bila disertai atelektasis sebagai akibat kompresi bronkus, e#usi pleura atau penekanan 'ena ka'a akan memberikan hasil yang lebih in#ormati#. etastasis keorgan lain uga dapat dideteksi dengan erabaan hepar, pemeriksaan #unduskopi untuk mendeteksi peninggian tekanan intrakranial dan teradinya #raktur sebagai akibat metastasis ke tulang. (6impunan okter Paru *ndonesia, 2003) 1. 9ambaran radiologis. 6asil pemeriksaan radiologis adalah salah satu pemeriksaan penunang yang mutlak dibutuhkan untuk menentukan lokasi tumor primer dan metastasis, serta penentuan stadium penyakit berdasarkan sistem &N. 9ambaran radiologis dapat melalui a. +oto toraks Pada pemeriksaan #oto toraks P?lateral akan dapat dilihat bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. &anda yang mendukung keganasan adalah tepi yang ireguler, disertai identasi pleura, tumor satelit tumor, dll. Pada #oto tumor uga dapat ditemukan telah in'asi ke dinding dada, e#usi pleura, e#usi perikar dan metastasis intrapulmoner. %ila #oto toraks menunukkan gambaran e#usi pleura yang luas harus diikuti dengan pengosongan isi pleura dengan punksi berulang atau pemasangan 5 dan ulangan #oto toraks agar bila ada tumor primer dapat diperlihatkan. eganasan harus di#ikirkan bila cairan bersi#at produkti#, dan?atau cairan serohemoragik. b. &-can toraks &ehnik pencitraan ini dapat menentukan kelainan di paru secara lebih baik daripada#oto toraks. &-scan dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih kecil dari 1 cm secara lebih tepat. emikian uga tanda-tanda proses keganasan uga tergambar secara lebih baik, bahkan
bila terdapat penekanan terhadap bronkus, tumor intra bronkial, atelektasis, e#usi pleura yang tidak masi# dan telah teradi in'asi ke mediastinum dan dinding dada meski tanpa geala. c. Pemeriksaan radiologik lain ekurangan dari #oto toraks dan &-scan toraks adalah tidak mampu mendeteksi telah teradinya metastasis auh. 4ntuk itu dibutuhkan pemeriksaan radiologik lain, misalnya %rain& untuk mendeteksi metastasis di tulang kepala ? aringan otak, bone scan dan?atau bone sur'ey dapat mendeteksi metastasis diseluruh aringan tulang tubuh. 49 abdomen dapat melihat ada tidaknya metastasis di hati, kelenar adrenal dan organ lain dalam rongga perut 2. Pemeriksaan husus a) %ronkoskopi %ronkoskopi adalah pemeriksan dengan tuuan diagnostik sekaligus dapat dihandalkan untuk dapat mengambil aringan atau bahan agar dapat dipastikan ada tidaknya sel ganas. Pemeriksaan ada tidaknya masa intrabronkus atau perubahan mukosa saluran napas, seperti terlihat kelainan mukosa tumor misalnya, berbenol-benol, hiperemis, atau stinosis in#iltrati#, mudah berdarah. &akan yang abnormal sebaiknya di ikuti dengan tindakan biopsi tumor?dinding bronkus, bilasan, sikatan atau kerokan bronkus. b) %iopsi aspirasi arum pabila biopsi tumor intrabronkial tidak dapat dilakukan, misalnya karena amat mudah berdarah, atau apabila mukosa licin berbenol, maka sebaiknya dilakukan biopsi aspirasi arum, karena bilasan dan biopsi bronkus saa sering memberikan hasil negati#. c) &ransbronchial Needle spiration (&%N) &%N di karina, atau trakea 1?1 ba!ah (2 cincin di atas karina) pada posisi am 1 bila tumor ada dikanan, akan memberikan in#ormasi ganda, yakni didapat bahan untuk sitologi dan in#ormasi metastasis 9% subkarina atau paratrakeal. d) &ransbronchial $ung %iopsy (&%$%) 8ika lesi kecil dan lokasi agak di peri#er serta ada sarana untuk #luoroskopik maka biopsi paru le!at bronkus (&%$%) harus dilakukan. e) %iopsi &ranstorakal (&ransthora;ic %iopsy, &&%) 8ika lesi terletak di peri#er dan ukuran lebih dari 2 cm, &&% dengan bantuan #louroscopic angiography. Namun ika lesi lebih kecil dari 2 cm dan terletak di sentral dapat dilakukan &&% dengan tuntunan &scan. #)
%iopsi lain %iopsi arum halus dapat dilakukan bila terdapat pembesaran 9% atau teraba masa yang dapat terlihat super#isial. %iopsi %9 harus dilakukan bila teraba pembesaran 9% suprakla'ikula, leher atau aksila, apalagi bila diagnosis sitologi?histologi tumor primer di paru belum diketahui. %iopsi aniels dianurkan bila tidak elas terlihat pembesaran 9%
suparakla'ikula dan cara lain tidak menghasilkan in#ormasi tentang enis sel kanker. Punksi dan biopsi pleura harus dilakukan ika ada e#usi pleura. g) &orakoskopi medik engan tindakan ini massa tumor di bagaian peri#er paru, pleura 'iseralis, pleura parietal dan mediastinum dapat dilihat dan dibiopsi. h) itologi sputum itologi sputum adalah tindakan diagnostik yang paling mudah dan murah. ekurangan pemeriksaan ini teradi bila tumor ada di peri#er, penderita batuk kering dan tehnik pengumpulan dan pengambilan sputum yang tidak memenuhi syarat. engan bantuan inhalasi Nal 3A untuk merangsang pengeluaran sputum dapat ditingkatkan. emua bahan yang diambil dengan pemeriksaan tersebut di atas harus dikirim ke laboratorium Patologi natomik untuk pemeriksaan sitologi?histologi. %ahan berupa cairan harus dikirim segera tanpa #iksasi, atau dibuat sediaan apus, lalu di#iksasi dengan alkohol absolut atau minimal alkohol 70A. emua bahan aringan harus di#iksasi dalam#ormalin
$%AGE o''ult 'ar'inoma O !A !# !!A !!# !!!A
% %is % %* % %* %+ %+
%&M &O &O &O &O & & &O &*
MO MO MO MO MO MO MO MO
!!!A !-
$eberang % %, $ebarang %
&+ $ebarang & $ebarang &
MO MO $ebarang %
ategori &N untuk anker Paru & &umor Primer &o &idak ada bukti ada tumor primer. &umor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan sel tumor ganas pada sekret bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara radilogis atau bronkoskopik. &; &umor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan sel tumor ganas pada sekret bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara radilogis atau bronkoskopik. &is arsinoma in situ &1 &umor dengan garis tengah terbesar tidak melebihi 3 cm, dikelilingi oleh aringan paru atau pleura 'iseral dan secara bronkoskopik in'asi tidak lebih proksimal dari bronkus lobus (belum sampaike bronkus lobus (belum sampai ke bronkus utama). &umor super'isial sebarang ukuran dengan komponen in'asi# terbatas pada dinding bronkus yang meluas ke proksimal bronkus utama &2 etiap tumor dengan ukuran atau perluasan sebagai berikut - 9aris tengah terbesar lebih dari 3 cm - engenai bronkus utama seauh 2 cm atau lebih distal dari karina mengenai pleura 'iseral - %erhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstrukti# yang meluas ke daerah hilus, tetapi belum mengenai seluruh paru. &3 &umor sebarang ukuran, dengan perluasan langsung pada dinding dada (termasuk tumor sulkus superior), dia#ragma, pleura mediastinum atau tumor dalam bronkus utama yang araknya kurang dari 2 cm sebelah distal karina atau tumor yang berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstrukti# seluruh paru. &< &umor sebarang ukuran yang mengenai mediastinum atau antung, pembuluh besar, trakea, eso#agus, korpus 'ertebra, karina, tumor yang disertai dengan e#usi pleura ganas atau satelit tumor nodul ipsilateral pada lobus yang sama dengan tumor primer. N elenar getah bening regional (9%) N; elenar getah bening tak dapat dinilai No &ak terbukti keterlibatan kelenar getah bening N1 etastasis pada kelenar getah bening peribronkial dan?atau hilus ipsilateral, termasuk perluasan tumor secara langsung N2 etastasis pada kelenar getah bening mediatinum ipsilateral dan?atau 9% subkarina N3 etastasis pada hilus atau mediastinum kontralateral atau 9% skalenus ?suprakla'ila ipsilateral ? kontralateral etastasis (anak sebar) auh. ; etastasis tak dapat dinilai o &ak ditemukan metastasis auh 1 itemukan metastasis auh. Hetastastic tumor noduleI(s) ipsilateral di luar lobus tumor primer dianggap sebagai 1
&ilan enurut kala arno#sky dan 56 Nilai kala arno#sky 70 - 100 @0 E 0
Nilai kala56 0 1
=0 E >0
2
30 E <0 10 E 20
3 <
0 -10
-
eterangan kti#iti normal da keluhan tetapi masih akti# dan dapat mengurus diri sendiri ukup akti#, namun kadang memerlukan bantuan urang akti#, perlu ra!atan &idak dapat meninggalkan tempat tidur, perlu ra!at dirumah sakit &idak sadar
Penata $aksanaan Pengobatan kanker paru adalah combined modality therapy. alam penerapannyapengobatan tidak hanya berdasarkan pada enis histology, deraat, maupun tampilan penderita, namun uga didasarkan pada #asilitas rumah sakit maupun keadaan ekonomi penderita. 1. Pembedahan *ndikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk non-small cell carcinoma stadium * dan **. Pembedahan uga merupakan bagian dari combine modality therapy, misalnya kemoterapi untuk non-small cell carcinoma stadium ***. *ndikasi lain adalah bila ada kega!atan yang memerlukan inter'ensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma 'ena ka'a superior berat. Prinsip pembedahan adalah sedapat pengangkatan sel kanker termasuk aringan kelenar getah bening intrapulmoner, dengan lobektomi maupun pneumonektomi. egmentektomi atau reseksi bai hanya dikerakan ika #aal paru tidak cukup untuk lobektomi. (Perhimpunan okter Paru *ndonesia, 2003) 2. Badioterapi Badioterapi pada kanker paru dapat menadi terapi kurati# atau paliati#. Pada terapi kurati#, radioterapi menadi bagian dari kemoterapi untuk non small cell carcinoma stadium ***. yarat utama untuk tindakan radioterapi untuk kurati# adalah sel kanker terlokalisir dan terdapat kontraindikasi untuk tindakan operati#. enurut Perhimpunan okter Paru *ndonesia osis radiasi yang diberikan secara umum adalah =000 E >000 c9y, dengan cara pemberian 200 c9y?;, = hari perminggu. yarat standar sebelum penderita diradiasi adalah 1. 6b J 10 gA 2. &rombosit J 100.000?mm3 3. $eukosit J 3000?dl (amiadi.177>>) edangkan pada radiasi paliati# diberikan pada pasien dengan keadaan
1. pasien kurang akti# dan kurang mampu mengurus diri sendiri ataupun yang keadaannya lebih buruk 2. Penurunan berat badan J =A dalam 2 bulan. 3. +ungsi paru buruk. (Perhimpunan okter Paru *ndonesia, 20037).
3. emoterapi emoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker paru. yarat utama harus ditentukan enis histologis tumor karena akan menentukan enis obat yang akan diberikan dan keadaan pasien adalah pasien cukup akti# tapi memerlukan bantuan. emoterapi dilakukan dengan menggunakan beberapa obat antikanker dalam kombinasi regimen kemoterapi. ombinasi obat yang bisa diberikan pada pasien adalah sebagai berikut 1. 2. 3. <. =.
Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin) PC (sisplatin atau karboplatin K etoposid) Paklitaksel K sisplatin atau karboplatin 9emsitabin K sisplatin atau karboplatin osetaksel K sisplatin atau karboplatin (Perhimpunan okter Paru *ndonesia, >. 200310)
Pengobatan .ain
elain 3 pengobatan lain tadi ada beberapa pengobatan lain yakni imunoterapi, hormonoterapi, dan terapi gen. Namun pengobatan tersebut masih dalam tahap ui klinis maupun masih sebatas penelitian sehingga data untuk penggunaan pada populasi umum tentang penggunaan pengobatan ini masih belum ada. "OMP.!"A$!
anker paru dapat memicu timbulnya beberapa penyakit kain. Penyakit tersebut antara lain adalah sebagai berikut 1. C#usi pleura. &eradi karena sel kanker memproduksi cairan sehingga memenuhi rongga pleura 2. indrom /ena ka'a superior. uncul akibat penekanan atau in'asi massa ke 'ena ca'a superior, sehingga menimbulkan geala ini. 3. bstruksi bronkus. &eradi karena sel kanker intrabronkial menyumbat langsung atau sel kanker di luar bronkus menekan bronkus sehingga teradi sumbatan. <. *n'asi inding &oraks, =. %atuk darah (6emoptisis) >. ompresi penekanan Cso#ogus, @. ompresi sumsum tulang. %iasanya teradi karena e#ek samping obat maupun radiasi. 9eala yang paling sering muncul adalah leucopenia dan trombositopenia . etastasis sel kanker ke bagian tubah yang lain. erupakan komplikasi paling umum pada kasus kanker. %isa teradi secara intrapulmonal maupun ekstrapulmonal seperti metastasis ke tulang maupun ke otak. (Perhimpunan okter Paru *ndonesia. 20031@ ) PB9N*
ecara umum penderita kanker paru menunukkan prognosis buruk dengan angka harapan hidup 1 tahun adalah <1.0A dan harapan hidup = tahun sekitar 12A. 6al ini disebabkan pasien cenderung mendapat pananganan saat telah stadium lanut. Prognosis bisa lebih baik dengan deteksi dini dan penanganan tepat saat stadium a!al kanker (usu#, 200@1)
PCNC96N Pencegahan bagi pasien yang belum mengidap kanker paru antara lain (National ancer *nstitute,200>) 1. 6indari erokok tudi menunukkan bah!a produk tembakau dalam bentuk apapun adalah penyebab utama kanker paru-paru. sap rokok mengandung lebih dari >0 dikenal karsinogen (agen penyebab kanker). arsinogen ini mengganggu perkembangan sel normal.rang yang berhenti merokok dan tidak pernah memulai merokok menurunkan risiko mereka terkena kanker paru-paru atau kanker paru-paru yang kambuh. %anyak produk, seperti permen karet nikotin, semprotan nikotin, inhaler nikotin, patch nikotin, atau permen nikotin, dan obatan antidepresan mungkin berman#aat untuk orang yang mencoba untuk berhenti merokok. Perokok pasi# uga dapat terpapar kanker paru-paru. *ni adalah asap yang berasal dari pembakaran rokok atau produk te mbakau lainnya, atau asap yang dihembuskan oleh perokok. Perokok pasi# memiliki kesempatan terkena kanker sama seperti perokok, meskipun dalam prosentase yang lebih kecil. 2. gen Penyebab anker gen penyebab kanker yang mungkin ditemukan dalam ruangan, terutama di tempat kera, termasuk asbes, radon, arsenik, krom, nikel, tar, %ensin, diesel knalpot, berilium, 'inil klorida, nikel kromat, produk batubara, gas mustard, klorometil eter, elaga dan semua karsinogen dan dapat ditemukan di beberapa lingkungan kera. Dat ini dapat menyebabkan penyakit kanker pada orang yang tidak merokok dan risiko tinggi kanker paru pada perokok. mbillah tindakan pencegahan untuk melindungi diri dari paparan bahan kimia beracun di tempat kera elain itu, ui rumah nda untuk radon. Periksa tingkat radon pada rumah terutama ika tinggal di daerah di mana radon diketahui menadi masalah. &ingkat radon tinggi dapat diperbaiki untuk membuat rumah nda lebih aman. arena radon uga merupakan salah satu penyebab kanker. 3. Polusi udara Polusi udara uga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru. tudi menunukkan bah!a tingkat kanker paru-paru lebih tinggi di kota-kota dengan tingkat polusi udara yang lebih tinggi. <. %eta aroten tudi menunukkan bah!a perokok berat yang menghindari mengonsumsi suplemen beta karoten dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru dibandingkan dengan perokok yang mengonsumsi beta karoten.
=. iet dan kti'itas +isik
Penelitian menunukkan bah!a diet kaya buah, dan mungkin sayuran, dapat membantu menurunkan risiko kanker paru-paru. Pilih diet sehat dengan berbagai buah-buahan dan sayuran. akanan sumber 'itamin dan nutrisi yang terbaik. 6indari mengambil dosis besar 'itamin dalam bentuk pil, karena mungkin akan berbahaya elain itu, studi menunukkan bah!a orang yang akti# secara #isik mungkin memiliki risiko lebih rendah terkena kanker paru-paru dibandingkan mereka yang tidak. %ertuuan untuk mencapai setidaknya 30 menit latihan pada hari-hari dalam seminggu. Periksa dengan dokter nda terlebih dahulu ika nda belum berolahraga secara teratur. ulailah perlahan-lahan dan terus menambahkan lebih banyak akti'itas. %ersepeda, berenang dan beralan kaki adalah pilihan yang baik. &ambahkan latihan sepanang hari nda - taman auh dari kera dan beralan sepanang alan atau naik tangga ketimbang li#t.
>. hemopre'ention hemopre'ention adalah penggunaan obat alami atau buatan manusia yangspesi#ik untuk membalikkan, menekan, atau mencegah pertumbuhan kanker. hemopre'ention adalah suatu area dari penelitian klinis akti# dan ini belum menadi terapi standar
PBC CPCB5&N Pengkaian a. *dentitas 4mur arsinoma cenderung ditemukan pada usia de!asa 8enis elamin $aki-laki lebih beresiko daripada !anita b. Bi!ayat masuk eluhan utama yang sering muncul saat masuk adalah adanya sesak napas dan nyeri dada yang berulang tidak khas, mungkin disertai?tidak disertai dengan batuk darah. c. Bi!ayat penyakit dahulu Penyakit yang sering teradi seperti *P, in#luen"a dan dialami dalam rentang !aktu yang relati'e lama dan berulang, adanya ri!ayat tumor pada organ lain, baik pada diri sendiri maupun dari keluarga. Penyakit paru, antung serta kelainan organ 'ital ba!aan dapat memperberat klinis penderita. d. Pemeriksaan +isik # ($istem Pernafasan)
ata ubyekti# nyeri didada pada saat berna#as, batuk
byekti# sputum kadang ber!arna merah karena melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi, penggunaan otot bantu perna#asan, perna#asan dia#ragma dan perut meningkat, dispnea, terdengar stridor, !hee"ing, clubbing #inger #* ($istem "ardio/askular)
ata ubyekti# akit kepala byekti# enyut nadi meningkat, pembuluh darah 'asokonstriksi, kuantitas darah menadi menurun, asidosis ringan?berat. #+ ($istem Pers0arafan)
ata ubyekti# gelisah, penurunan kesadaran byekti# $etargi #, ($istem Perkemi1an)
ata ubyekti#
Peningkatan #rekuensi? umlah urine (ketidakseimbangan hormonal)
byekti# Produksi urine menurun?normal #2 ($istem Pen'ernaan)
ata ubyekti# mual, kadang muntah, anoreksia ata byekti# penurunan berat badan #3 ($istem Muskuloskeletal dan !ntegumen)
ata ubyekti# $emah, cepat lelah ata byekti# &onus otot menurun, nyeri otot?normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris perna#asan, ata byekti# ulit pucat, sianosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat, suhu kulit meningkat?normal. e. Pemeriksaan Penunang Pemeriksaan penunang pada pasien kanker paru antara lain (PP*,2003) a.
+oto toraks dapat melihat massa dan ukuran tumor yang lebih dari 1cm
b. %ronkoskopi dapat digunakan untuk mengambil aringan atau bahan agar dapat dipastikan ada tidaknya sel ganas. c. &-can toraks dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih kecil dari 1cm
d. %iopsi aspirasi arum memberikan hasil yang lebih baik dari biopsy bronkus. e. &ransbronchial Needle spiration (&%N) didapat bahan untuk sitologi dan in#ormasi metastasis 9% subkarina atau paratrakeal. #. &ransbronchial $ung %iopsy (&%$%) mendeteksi lesi kecil yang lokasinya agak di peri#er. g. %iopsi &ranstorakal (&ransthora;ic %iopsy, &&%) melihat lesi yang terletak di peri#er dan ukuran lebih dari 2cm.
h. itologi sputum pengambilan atau pengeluaran sputum
asalah yang mungkin muncul 1. 2. 3. <. =.
uncul sputum pada alan na#asnya yang mengganggu perna#asan. ekurangan nutrisi yang disebabkan batuk yang melelahkan. kti'itas uga menurun karena nyeri pada dadanya. oping pada indi'idu tersebut menadi tidak e#ekti#. Pertukaran gas diparu-paru menadi terganggu karena alan na#asnya terhambat.
iagnosa epera!atan a. PBCPCB* (9ale, Bencana suhan epera!atan nkologi, 2000, dan oenges, Bencana suhan epera!atan, 200@). 1. %ersihan alan na#as tidak e#ekti# berhubungan dengan a. ehilangan #ungsi silia alan na#as b. Peningkatan umlah? 'iskositas sekret paru. c. eningkatnya tahanan alan na#as
riteria hasil a. b. c. d. a.
enyatakan? menunukkan hilangnya dispnea. empertahankan alan na#as paten dengan bunyi na#as bersih engeluarkan sekret tanpa kesulitan. enunukkan perilaku untuk memperbaiki? mempertahankan bersihan alan na#as.
*nter'ensi a) atat perubahan upaya dan pola berna#as. Basional Penggunaan otot interkostal? abdominal dan pelebaran nasal menunukkan peningkatan upaya berna#as. b) bser'asi penurunan ekspansi dinding dada. Basional Ckspansi dada terbatas atau tidak sama sehubungan dengan akumulasi cairan, edema, dan sekret dalam seksi lobus. c) atat karakteristik batuk (misalnya, menetap, e#ekti#, tak e#ekti#), uga produksi dan karakteristik sputum. Basional arakteristik batuk dapat berubah tergantung pada penyebab? etiologi gagal perna#asan. putum bila ada mungkin banyak, kental, berdarah, dan? atau purulen. d) Pertahankan posisi tubuh? kepala tepat dan gunakan alat alan na#as sesuai kebutuhan. Basional emudahkan memelihara alan na#as atas paten bila alan na#as pasein dipengaruhi. e) olaborasi pemberian bronkodilator, contoh amino#ilin, salbuterol dll. !asi untuk e#ek samping merugikan dari obat, contoh takikardi, hipertensi, tremor, insomnia. Basional bat diberikan untuk menghilangkan spasme bronkus, menurunkan 'iskositas sekret, memperbaiki 'entilasi, dan memudahkan pembuangan sekret. emerlukan perubahan dosis? pilihan obat. #) arkan batuk e#ekti# pada pasien. Basional %atuk e#ekti# dapat mengeluarkan sekret sehingga mengurangi tahanan pada alan na#as. 2). etakutan?n;ietas. apat dihubungkan d) risis situasi e) ncaman untuk? perubahan status kesehatan, takut mati. #) +aktor psikologis. riteria hasil
enyatakan kesadaran terhadap ansietas dan cara sehat untuk mengatasinya. engakui dan mendiskusikan takut. &ak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapatditangani. enunukkan pemecahan masalah dan pengunaan sumber e#ekti#.
&&/ normal ( BB 1>-20 ;?menit, P >0-100 ;?menit, & 3>,=-3@,= o)
*nter'ensi a) bser'asi peningkatan gelisah, emosi labil. Basional emburuknya penyakit dapat menyebabkan atau meningkatkan ansietas. b) Pertahankan lingkungan tenang dengan sedikit rangsangan. Basional enurunkan ansietas dengan meningkatkan relaksasi dan penghematan energi. c) &unukkan? %antu dengan teknik relaksasi, meditasi, bimbingan imainasi. Basional emberikan kesempatan untuk pasien menangani ansietasnya sendiri dan merasa terkontrol. d) *denti#ikasi persepsi klien terhadap ancaman yang ada oleh situasi. Basional embantu pengenalan ansietas? takut dan mengidenti#ikasi tindakan yang dapat membantu untuk indi'idu. e) orong pasien untuk mengakui dan menyatakan perasaan. Basional $angkah a!al dalam mengatasi perasaan adalah terhadap identi#ikasi dan ekspresi. endorong penerimaan situasi dan kemampuan diri untuk mengatasi. 3). urang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis. apat dihubungkan 1. 2. 3.
urang in#ormasi. esalahan interpretasi in#ormasi. urang mengingat.
riteria hasil a. enelaskan hubungan antara proses penyakit dan terapi. b. enggambarkan? menyatakan diet, obat, dan program akti'itas. c. engidenti#ikasi dengan benar tanda dan geala yang memerlukan perhatianmedik. d. embuat perencanaan untuk pera!atan lanut. *nter'ensi a) orong belaar untuk memenuhi kebutuhan pasien. %eriak in#ormasi dalam cara yang elas? ringkas. Basional embuh dari gangguan gagal paru dapat sangat menghambat lingkup perhatian pasien, konsentrasi dan energi untuk penerimaan in#ormasi? tugas baru b) %erikan in#ormasi 'erbal dan tertulis tentang obat Basional Pemberian instruksi penggunaan obat yang aman memampukan pasien untuk mengikuti dengan tepat program pengobatan.
c) ai konseling nutrisi tentang rencana makanF kebutuhan makanan kalori tinggi. Basional Pasien dengan masalah perna#asan berat biasanya mengalami penurunan berat badan dan anoreksia sehingga memerlukan peningkatan nutrisi untuk penyembuhan. d) %erikan pedoman untuk akti'itas. Basional Pasien harus menghindari untuk terlalu lelah dan mengimbangi periode istirahat dan akti'itas untuk meningkatkan regangan? stamina dan mencegah konsumsi? kebutuhan oksigen berlebihan.
b. PPCB* (oenges, Bencana suhan epera!atan, 200@). 1). erusakan pertukaran gas. apat dihubungkan a. Pengangkatan aringan paru b. 9angguan suplai oksigen c. Penurunan kapasitas pemba!a oksigen darah (kehilangan darah). riteria hasil a.
enunukkan gangguan pertukaran gas dan oksigenasi aringan adekuat dengan 9 (9as arah rteri) dalam rentang normal. b. %ebas geala distress perna#asan. *nter'ensi a) atat #rekuensi, kedalaman dan kemudahan perna#asan. bser'asi penggunaan otot bantu, na#as bibir, perubahan kulit? membran mukosa. Basional Perna#asan meningkat sebagai akibat nyeri atau sebagai mekanisme kompensasi a!al terhadap hilangnya aringan paru. b) uskultasi paru untuk gerakan udara dan bunyi na#as tak normal. Basional onsolidasi dan kurangnya gerakan udara pada sisi yang dioperasi normal pada pasien pneumonoktomi. Namun, pasien lubektomi harus menunukkan aliran udara normal pada lobus yang masih ada. c) Pertahankan kepatenan alan na#as pasien dengan memberikan posisi, penghisapan, dan penggunaan alat Basional bstruksi alan na#as mempengaruhi 'entilasi, menggangu pertukaran gas. d) 4bah posisi dengan sering, letakkan pasien pada posisi duduk uga telentang sampai posisi miring. Basional emaksimalkan ekspansi paru dan drainase sekret. e) orong? bantu dengan latihan na#as dalam dan na#as bibir dengan tepat.
Basional eningkatkan 'entilasi maksimal dan oksigenasi dan menurunkan? mencegah atelektasis.
2). %ersihan alan na#as tidak e#ekti# apat dihubungkan
-
Peningkatan umlah? 'iskositas sekret eterbatasan gerakan dada? nyeri. elemahan? kelelahan.
riteria hasil enunukkan patensi alan na#as, dengan cairan sekret mudah dikeluarkan, bunyi na#as elas, dan perna#asan tak bising. *nter'ensi a) uskultasi dada untuk karakteristik bunyi na#as dan adanya sekret. Basional Perna#asan bising, ronki, dan mengi menunukkan tertahannya sekret dan? atau obstruiksi alan na#as. b) %antu pasien dengan? instruksikan untuk na#as dalam e#ekti# dan batuk dengan posisi duduk tinggi dan menekan daerah insisi. Basional Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksimal dan penekanan menguatkan upaya batuk untuk memobilisasi dan membuang sekret. Penekanan dilakukan oleh pera!at. c) bser'asi umlah dan karakter sputum? aspirasi sekret. Basional Peningkatan umlah sekret tak ber!arna ? berair a!alnya normal dan harus menurun sesuai kemauan penyembuhan. d) orong masukan cairan per oral (sedikitnya 2=00 ml?hari) dalam toleransi antung. Basional 6idrasi adekuat untuk mempertahankan sekret hilang? peningkatan pengeluaran. e) olaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, dan? atau analgetik sesuai indikasi. Basional enghilangkan spasme bronkus untuk memperbaiki aliran udara, mengencerkan dan menurunkan 'iskositas sekret.
3). Nyeri (akut). apat dihubungkan
riteria hasil
*nsisi bedah, trauma aringan, dan gangguan sara# internal. danya selang dada. *n'asi kanker ke pleura, dinding dada
-
elaporkan neyri hilang? terkontrol. &ak rileks dan tidur? istirahat dengan baik. %erpartisipasi dalam akti'itas yang diinginkan? dibutuhkan.
*nter'ensi a) &anyakan pasien tentang nyeri. &entukan karakteristik nyeri. %uat rentang intensitas pada skala 0 E 10. Basional embantu dalam e'aluasi geala nyeri karena kanker. Penggunaan skala rentang membantu pasien dalam mengkai tingkat nyeri dan memberikan alat untuk e'aluasi kee#kti#an analgesic, meningkatkan control nyeri. b) ai pernyataan 'erbal dan non-'erbal nyeri pasien. Basional etidaklsesuaian antar petunuk 'erbal? non 'erbal dapat memberikan petunuk deraat nyeri, kebutuhan? kee#ekti#an inter'ensi. c) atat kemungkinan penyebab nyeri pato#isologi dan psikologi. Basional *nsisi posterolateral lebih tidak nyaman untuk pasien dari pada insisi anterolateral. elain itu takut, distress, ansietas dan kehilangan sesuai diagnosa kanker dapat mengganggu kemampuan mengatasinya. d) orong menyatakan perasaan tentang nyeri. Basional &akut? masalah dapat meningkatkan tegangan otot dan menurunkan ambang persepsi nyeri. e) %erikan tindakan kenyamanan. orong dan aarkan penggunaan teknik relaksasi eningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian. <). n;ietas. apat dihubungkan a. risis situasi b. ncaman? perubahan status kesehatan c. danya ancaman kematian. riteria hasil a. engakui dan mendiskusikan takut? masalah b. enunukkan rentang perasaan yang tepat dan penampilan !aah tampak rileks? istirahat c. enyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi. *nter'ensi a) C'aluasi tingkat pemahaman pasien? orang terdekat tentang diagnosa. Basional Pasien dan orang terdekat mendengar dan mengasimilasi in#ormasi baru yang meliputi perubahan ada gambaran diri dan pola hidup. Pemahaman persepsi ini melibatkan susunan tekanan pera!atan indi'idu dan memberikan in#ormasi yang perlu untuk memilih inter'ensi yang tepat.
b) kui rasa takut? masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan Basional ukungan memampukan pasien mulai membuka atau menerima kenyataan kanker dan pengobatannya. c) &erima penyangkalan pasien tetapi angan dikuatkan. Basional %ila penyangkalan ekstrem atau ansietas mempengaruhi kemauan penyembuhan, menghadapi isu pasien perlu dielaskan dan membuka cara penyelesaiannya. d) %erikan kesempatan untuk bertanya dan a!ab dengan uur. Lakinkan bah!a pasien dan pemberi pera!atan mempunyai pemahaman yang sama. Basional embuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi? salah interpretasi terhadap in#ormasi. e) $ibatkan pasien? orang terdekat dalam perencanaan pera!atan. %erikan !aktu untuk menyiapkan peristi!a? pengobatan. Basional apat membantu memperbaiki beberapa perasaan kontrol? kemandirian pada pasien yang merasa tek berdaya dalam menerima pengobatan dan diagnosa. #) %erikan kenyamanan #isik pasien. Basional *ni sulit untuk menerima dengan isu emosi bila pengalaman ekstrem? ketidaknyamanan #isik menetap.
=). urang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis. apat dihubungkan a. urang atau tidak mengenal in#ormasi? sumber b. alah interpretasi in#ormasi. c. urang mengingat riteria hasil a. b. c. d.
enyatakan pemahaman seluk beluk diagnosa, program pengobatan. elakukan dengan benar prosedur yang perlu dan menelaskan alasan tindakan tersebut. %erpartisipasi dalam proses belaar. elakukan perubahan pola hidup.
*nter'ensi a) iskusikan diagnosa, rencana? terapi saat ini dan hasil yang diharapkan. Basional emberikan in#ormasi khusus indi'idu, membuat pengetahuan untukbelaar lanut tentang manaemen di rumah. Badiasi dan kemoterapi dapat men yertai inter'ensi bedah dan in#ormasi penting untuk memampukan pasien? orang terdekat untuk membuat keputusan berdasarkan in#ormasi.
b) uatkan penelasan ahli bedah tentang prosedur pembedahan dengan memberikan diagram yang tepat. asukkan in#ormasi ini dalam diskusi tentang harapan angka pendek? panang dari penyembuhan. Basional $amanya rehabilitasi dan prognosis tergantung pada tipe pembedahan, kondisi preoperasi, dan lamanya? deraat komplikasi. c) iskusikan perlunya perencanaan untuk menge'aluasi pera!atan saat pulang. Basional Pengkaian e'aluasi status perna#asan dan kesehatan umum penting sekali untuk meyakinkan penyembuhan optimal. 8uga memberikan kesempatan untuk meruuk masalah? pertanyaan pada !aktu yang sedikit stres.
Faktor Resiko : 1Karsinogen !Rokok "!Radon #as $!#enetic %!&olusi udara '!&olusi industry (!Min )it * ,
Menyerang percabangan segmen / sub bronkus
Metaplasia dysplasia
Sel-sel abnormal
Silia hilang +dekuamasi
&engendapan karsinogen
Kanker paru-paru
Mutasi gen dansel epitel paru tumbuh tak terkendali tumor2
3ritasi massa tumor &eningkatan produksi sekresi trakheobronkhi
ekanan tumor pd 0aringan penun0ang
Resiko in4eksi
5yeri dada tulang abdomen2
kemoterapi dan radioterapi
RR Mengidipsneu
MK: Gangguan
6at 7emam anoreks
&enurunan transport .ksigen Kelemahan
3ntake Ronchi + .bat antibiotik Kompres
Kerontokanramb ut perubahan 8arna kulit
MK: Gangguan Pertukaran Gas
MK: Intoleransi aktivitas
.ksigenasi pertahankan kepatenan 0alan napas ubah posisi
*nalgesic ubah posisi *lergi
MK: Ketidakefektifa n bersihan jalan nafas
&embedaha
.btruksi
Fisioterapi napas nebuli9er suction
*lergi MK: Ggn pemenuhan nutrisi
3ntake nutrisi
idak Steril
6akteri
in4eksi
PCN4&4P
esimpulan anker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) dan metastasis tumor di paru. 8enis kanker berdasarkan sel kanker
dibagi dua yaitu anker paru enis bukan sel kecil (Non mall ell $ung ancer -N$) dan anker paru enis sel kecil (mall ell $ung ancer - $). %eberapa penyebab kanker paru ini yaitu merokok, genetik, polusi udara, dan kontaminasi gas kimia yang beracun. 9eala yang menadi tanda-tanda adanya kanker paru terdiri dari geala a!al yaitu stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin diseabkan oleh obstruksi pada bronkus. emudian geala umum yang sering muncul yaitu batuk yang tidak kunung sembuh (lebih dari 2 minggu), kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. %atuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap in#eksi sekunder. edangkan untuk pemeriksaan diagnostik kanker paru dapat diketahui melalui gambaran radiologis bronkoskopi, biopsi aspirasi arum , transbronchial needle aspiration (&%N) , transbronchial lung biopsy (&%$%), biopsi transtorakal (&ransthora;ic %iopsy, &&%), torakoskopi medik, sitologi sputum, torakoskopi dan tindakan bedah mediastinoskopi, torakoskopi, torakotomi eksplorasi dan biopsi paru Petanda &umor dan Pemeriksaan biologi molekuler. 4ntuk penatalaksanaannya yaitu pembedahan, kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, hormonoterapi dan terapi gen. aran 4ntuk penulis selanutnya, diharapkan dapat mencari re'erensi lebih agar makalah dapat lebih lengkap dalam mengulas permasalahan kanker paru, sehingga pembaca dapat memperoleh in#ormasi selengkap-lengkapnya. ehingga pencegahan, pengobatan, dan asuhan kepera!atan pada pasien kanker paru dapat dilaksanakan dan tersosialisasikan dengan baik.
a#tar Pustaka %ahar,r. 2007. udahkah teradi metastasisM. iakses tanggal 1@ ktober 2011. http??!!!.suaradokter.com?page?>?
4B$
oenges, arilynn C, (1777), Bencana suhan epera!atan Pedoman 4ntuk Perencanaan dan Pendokumentasian Pera!atan Pasien, Cdisi 3, C9, 8akarta odi. 2011. Penyebab anker Paru. iakses tanggal = ktober 2011. 4B$http??rotinsuluhospital.org?inde;.phpMoptiononcontentO'ie!articleOid@7apa-itu-kanker paru8usu#, n!ar. kk. 200@. emoterapi anker Paru. 8ournal Bespirologi.1->. iakses tanggal 3 oktober 2011. 4B$urnalrespirologi.org?urnal?kto078B*?emoterapiA20paruA20lastA20check10.pd#. $ong, %arbara , (177>), Pera!atan edikal %edahF uatu Pendekatan Proses 6olistik, Layasan *katan lumni Pendidikan epera!atan Padaaran, %andung. National ancer *nstitute. 200>. iakses tanggal 1 ktober 2011. 4B$!!!.cancer.go' amiadi, entot. 177>. Badioterapi pada karsinoma paru. umpulan Naskah *lmiah $aboratorium *lmu %edah +akultas edokteran 4ni'ersitas iponegoro emarang. iakses tanggal 3 oktober 2011. 4B$ eprints.undip.ac.id?130>?1?177>*32>-1.pd#
Perhimpunan okter Paru *ndonesia. 2003. anker Paru. Pedoman iagnosis dan Penatalaksanaan di *ndonesia. iakses tanggal 3 oktober 2011. 4B$ !!!.klikpdpi.com?konsensus?konsensuskankerparu?kankerparu.pd# omantri, *rman.200.suhan epera!atan Perna#asan.8akartaalemba edika 2.
pada
Pasien
dengan
9angguan
istem
uyono, lamet, (2001), %uku ar *lmu Penyakit alam, 8ilid **, Cdisi 3, %alai Penerbit +4*, 8akarta.
4nder!ood, 8..C, (1777), Patologi 4mum dan istematik, Cdisi 2, C9, 8akarta.