ANALISIS SISTEM PEMESANAN TIKET PESAWAT TERBANG SECARA ONLINE (E-TICKETING)
PAPER
SRI ENGGAL INDRAANI
112406036
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Internet perlahan-lahan mulai menggeser budaya pembelian (pemesanan) tiket pesawat dari cara konvensional menjadi lebih modern atau yang sering disebut booking online (online booking). Dewasa ini, memesan tiket dapat dilakukan melalui komputer yang tersambung dengan internet. Di Indonesia, pelayanan tersebut telah diperkenalkan oleh National Carrier Garuda Indonesia, maskapai penerbangan Merpati Nusantara dan Airasia.
Hal ini berarti para maskapai penerbangan dapat berhubungan langsung dengan konsumen yang tentu saja akan memberikan dampak ekonomis yang signifikan. Menurut William Liu, presiden dan CEO Abacus International, World Tourism Organization memprediksi pada tahun 2010 sebanyak 195 juta wisatawan akan membajiri daerah tujuan wisata Asia-Pasifik. Tahun 2020 diramalkan jumlah itu akan melonjak mencapai 397 juta orang, yakni seperempat dari jumlah turisme internasional.
Pada awalnya penerapan pembelian tiket secara online sekitar tahun 1998 hanya mencapai satu persen lalu naik menjadi dua persen pada tahun 1999. Saat ini sudah mencapai tiga persen. Persentase tersebut berlipat ganda pada maskapai Amerika Serikat, United Airlines, dimana lima persen dari pendapatan penerbangan domestiknya pada kwartal pertama tahun ini merupakan sumbangan online sales dengan pertimbangan 50-50 antara website dan lain-lain.
Dengan pendapatan tahunan sekitar 20 juta dollar AS, berarti airlines tersebar AS ini akan menjual tiket online lebih dari satu miliyar dollar pada tahun 2020, separuh diantaranya merupakan penjualan langsung kepada konsumen. Maskapai lain, Northwest Airlines bahkan lebih tinggi. Penjualan melalui website meningkat dari empat persen tahun lalu menjadi 6,5 persen tahun ini. Sementara untuk semua tujuan domestik Amerika Serikat, persentasenya berlipat ganda. Fenomena ini mendorong para ilmuan dan marketer untuk mempelajari lebih dalam apa yang menjadi penyebab pertumbuhan penjualan melalui internet.
Maka muncullah berbagai penelitian tentang internet marketing terkait dengan pembelian atau pembelanjaan melalui internet (online shoping). Penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian kali ini dilakukan oleh Aron M. Levin, Irwin P.Levin dan Joshua A. Weller (2005). Penelitian tersebut menganalisis atribut-atribut yang mempengaruhi preferensi belanja melalui internet (online) dan tidak melalui internet (offline) pada produk, konsumen dan tahapan pembelanjaan yang berbeda.
Hasil analisis terhadap pengukuran dipakai pada studi ini memperlihatkan 4 atribut pokok, yaitu waktu, harga, pelayanaan dan alternatif. Penelitian kali ini merupakan penelitian replikasi yang mengkaji belanja online dengan menggunakan 1 kelompok sample, yaitu mahasiswa dan menggunakan satu produk yaitu tiket pesawat.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka penulis mengambil judul "Analisis Sistem Pemesanan Tiket Pesawat Terbang Secara Online (E-Ticketing) ".
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, maka rumusan masalah ialah:
Bagaimana menganalisis sistem pemesanan tiket pesawat terbang secara online (e-ticketing)?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
Menganalisis sistem pemesanan tiket pesawat terbang secara online (e-ticketing).
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain:
Memberikan referensi bagi calon penumpang pesawat terbang agar dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan e-tiket dan tiket konvensional.
Dapat mengetahui analisis sistem pemesanan pesawat terbang secara online.
Batasan Penelitian
Dalam menyusun paper ini, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:
Hanya mengenai apa manfaat, keuntungan, kerugian, kelemahan dan kelebihan dari e-ticketing.
Cara penerapan e-ticketing itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
Membahas mengenai analisis dan rancangan yang akan dilaksanakan untuk proses e-ticketing.
BAB II
ANALISIS
2.1 Tahapan Analisis Sistem (System Analysis)
Adapun tahapan analisis sistem yang dimaksud, antara lain:
1. Kelemahan E-Ticketing
Ada kekhawatiran mengenai jaminan keamanan atas kode-kode kartu kredit, ATM, dan lain-lain.
Pemesanan E-Ticketing dilakukan secara online atau melalui internet dan tidak semua orang mengerti tentang internet artinya belum bisa mengoprasikan internet itu sendiri. Belum semua orang mengetahui tentang bagaimana caranya memesan tiket secara online.
Belum semua orang mengetahui dan paham betul tentang E-Ticketing.
2. Keuntungan E-Ticketing
Kemudahan
Pengguna dapat mudah mengerti dalam melakukan pemesanan tiket melalui layanan ini.
Keamanan
Pengguna diberikan fasilitas login dan hanya 1 orang dengan 1 nama yang sudah terdaftar sebelumnya yang bias mengakses layanan menu utamanya.
Keuntungan
Pengguna diuntungkan dengan masalah waktu dan tenaga dalam melakukan pemesanan serta adanya discount atau potongan harga jika pengguna sudah menjadi pelanggan tetap.
Kenyamanan
Pengguna dapat melakukan pemesanan dengan nyaman, tanpa adanya gangguan.
3. Efisiensi Dana dan Waktu melalui E-Ticketing
Mengurangi biaya yang terkait dengan pencetakan dan mailing tiket.
Mengurangi biaya pencetakan tiket untuk stok, amplop dan pos.
Mengurangi biaya pembayaran tenaga kerja yang terkait dengan pencetakan dan mailing tiket.
E-Tiketing selamat dan aman. Barcode validasi menghilangkan kemungkinan palsu dan duplikat.
Tidak ada biaya pengiriman karena pelanggan dapat mencetak tiket elektronik mereka segera setelah mereka membelinya.
Penjualan melalui website bisa memproses ribuan bokingan perhari, sehingga bisa.
Melayani lebih banyak penumpang ketimbang menjual lewat call centre atau kantor penjualan. Selain itu, pihaknya juga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyewa atau menggaji karyawan costumer service.
Dengan E-Tiketing tidak perlu bawa-bawa tiket ke airport. Apabila hilang maka bisa di print ulang dan tidak dikenakan biaya tambahan (gratis). Harga yang tertera sangat jelas, tidak seperti tiket jenis lama yang seringkali tidak terbaca.
Bagi maskapai penerbangan sendiri, E-Ticketing juga memperkecil biaya pelayanan, sehingga harga tiket juga dapat ditekan.
Bagi konsumen terhindar dari kehilangan tiket pesawat secara fisik, karena pada dasarnya, setelah kode booking di konfirmasi, nama penumpang telah tercatat di system airlines. Penumpang terhindar dari resiko volid tiket yang disebabkan kesalahan penulisan pada paper ticket oleh travel agent.
Penumpang tidak perlu bertemu secara fisik dengan travel agent karena E-Tiket bisa dapat melalui Fax, atau hanya berupa sms kode booking, dan pembayarannya bisa dilakukan dengan transfer via ATM atau internet/sms banking.
4. Efisisensi Dana dan Waktu Melalui Cara Konvensional
Penumpang langsung bertemu secara fisik dengan travel agent sehingga informasi yang diperoleh lebih mudah dimengerti.
Tidak akan terjadi kesalahan tujuan yang tercantum pada tiket sebab pembelian dilakukan secara langsung sedangkan melalui E-Ticketing bisa terjadi kesalahan apabila konsumennya kurang paham akan system online.
Keamanan transaksi relative lebih terjamin disbanding E-Ticketing yang harus membayar via kredit card atau transfer melalui ATM.
BAB III
RANCANGAN YANG DIUSULKAN
3.1 Rancangan Sistem
Aplikasi sistem E-Ticketing ini dibuat untuk dapat diakses oleh masyarakat umum, operator dan admin.
1. Pada Sisi Server (Desktop)
User yang bisa mengakses aplikasi server pada desktop terbagi atas dua bagian, yaitu admin dan operator.
Admin dan operator memiliki id dan password masing-masing.
Admin dan operator dapat mengganti password masing-masing.
Admin dan operator dapat melihat mengubah data pribadi atau profilnya masing-masing.
Admin dapat melihat history login dari tiap operator dan pengguna atau masyarakat.
Admin dapat melihat list data operator yang bertugas.
Admin dan operator dapat melihat data konsumen yang telah melakukan pemesanan.
Admin dapat melihat dan mencetak laporan hasil yang didapat dari penjualan tiket pesawat.
Operator tidak dapat melihat history login dari operator yang bertugas dan pengguna atau masyarakat.
Operator tidak dapat melihat list dan operator yang bertugas.
Tersedia fasilitas menu searching atau pencarian data dari setiap menu yang disediakan guna memudahkan pekerjaan admin dan operator.
2. Pada Sisi Client atau Masyarakat (Internet)
Pengguna dapat melihat berbagai informasi yang disediakan oleh Sistem E-Ticketing, antara lain melihat peraturan dan petunjuk dalam mengakses layanan ini serta melihat profil.
Pengguna dapat melihat jadwal keberangkatan dan mengecek harga penerbangan serta memerlukan konfirmasi tiket.
Pengguna dapat melakukan pembatalan tiket yang sudah pernah di boking.
Pengguna dapat melihat daftar pemesanan tiket yang sudah pernah dilakukannya.
3. Reservasi E-Ticketing
Reservasi E-Ticketing dimulai dari cari penerbangan - pilih penerbangan - masukkan data penumpang - lakukan pembayaran-cetak tiket-chek in. Dapat melakukan reservasi situs penerbangan yang resmi, setelah itu anda dapat memilih salah satu penerbangan untuk proses E-Ticketing.
4. Check in dengan E-Ticketing
Untuk check in dengan e-ticketing, penumpang biasanya datang ke counter check-in dan menunjukkan kode booking atau kode konfirmasi. Airlines tertentu bahkan tidak membutuhkan kode booking, selama reservasi dapat dipastikan dengan kartu identitas penumpang. Setelah reservasi telah dikonfirmasi, penumpang dapat check-in bagasi dan diberikan boardingpass.
E-ticketing saat ini telah diterapkan oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesian, Airasia, Mandala-air, dan Batavia air. Lion-air juga telah mengaplikasikan sistem e-ticketing ini. Namun berbeda dengan maskapai lainnya. Lion air menggunakan e-ticketing bagi penumpang langsung, bukan untuk didistribusikan melalui travel agent.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dalam analisis sistem pemesanan tiket pesawat terbang, terdapat beberapa poin penting, antara lain:
Pada tahapan analisis sistem membahas kelemahan dari e-ticketing, keuntungan e-ticketing, efisiensi dana dan waktu melalui e-ticketing, efisisensi dana dan waktu melalui cara konvensional.
Pada tahapan rancangan sistem yang di usulkan terdapat 4 poin penting yaitu, pada sisi server (desktop), pada sisi client atau masyarakat (internet), reservasi e-ticketing, check in dengan e-ticketing.
E-ticketing atau electronic ticketing adalah suatu cara untuk mendokumentasikan proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan tanpa harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik ataupun paper ticket.
E-ticketing memiliki banyak keunggulan dari paper ticket ditinjau dari kemudahan dan efisiensi transaksi. Akan tetapi, jika ditinjau dari segi keamanan data transaksi maka paper ticket lebih baik dari e-ticket karena tidak ada jaminan keamanan atas kode-kode kartu kredit dan atm penumpang setelah transaksi.
4.2 Saran
Calon penumpang diharapkan berhati-hati memilih travel agent maupun situs di internet supaya terhindar dari penipuan.
DAFTAR PUSTAKA
http://airtravel.about.com/cs/bookitonline/a/paperelectronic.htm
diunduh tanggal 22 Maret 2014
http://doujiang123.blogspot.com/2009/05/e-ticketing.html diunduh tanggal 22 Maret 2014
http://www.iata.org/whatwedo/passenger/et/index.htm diunduh tanggal 22 Maret 2014
http://www.iata.org/stb/e-ticketing.htm diunduh tanggal 22 Maret 2014
http://tiket-pesawat-online.com/2008/01/tiket-pesawat-elektronik.html
diunduh tanggal 22 Maret 2014