BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut Sutrisno (2009:9), "Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari
proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan
laba rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan
informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan.
Analisis rasio merupakan salah satu alat ukur dalam menentukan dan mengukur
hubungan antara pos-pos yang satu dengan pos-pos yang lain yang ada di
dalam laporan keuangan sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-
masing pos tersebut.
2. Rumusan Permasalahan
Sejalan dengan latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahannya adalah
bagaimana tingkat rasio keuangan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company, Tbk, pada tahun 2015 dan 2016.
3. Tujuan Analisis
Tujuan dari rasio keuangan adalah membantu manajer dalam memahami apa yang
perlu dilakukan perusahaan sehubungan dengan informasi yang berasal dari
keuangan yang sifatnya terbatas. Dengan menggunakan rasio-rasio tertentu
manajer akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan
perusahaan dibidang keuangan. Dari informasi tersebut, manajer dapat
membuat keputusan-keputusan penting di masa yang akan datang. Bagi pihak
ekstern, rasio keuangan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan keuangan suatu perusahaan. Untuk selanjutnya mereka dapat
memutuskan apakah membeli, menahan atau menjual saham perusahaan tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keunggulan Analisa Rasio
Menurut Harahap (2008:298), keunggulan analisa rasio adalah sebagai
berikut:
– Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan
– Merupakan pengganti yang lebih sederhana dan informasi yang disajikan
laporan keuangan
– Mengetahui posisi keuangan di tengah industri lain
– Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-Score)
– Menstandarisasi size perusahaan
– Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
– Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan dating
2.2 Keterbatasan Analisa Rasio
Adapun keterbatasan analisa rasio menurut Harahap (2008:299), adalah:
– Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya
– Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan
– Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio
– Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron
2.3 Jenis Analisa Rasio
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio itu banyak sekali, namun
demikian menurut Sutrisno (2009:215), angka rasio yang ada pada dasarnya
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :
a. Rasio menurut sumber darimana rasio dibuat, terdiri dari :
– Rasio-rasio neraca, merupakan rasio yang menghubungkan elemen-
elemen yang ada pada neraca saja, seperti current ratio dan
cash ratio.
– Rasio-rasio laporan laba-rugi, yaitu rasio yang menghubungkan
elemen-elemen yang ada pada laporan laba rugi saja, seperti
profit margin, operating ratio, dan lain-lain.
– Rasio-rasio antar laporan, yaitu rasio yang menghubungkan
elemen-elemen yang ada pada dua laporan, neraca dan laporan
laba rugi seperti return in investment, return on equity, dan
lainnya.
b. Rasio menurut tujuan penggunaan rasio yang bersangkutan terdiri dari :
1. Rasio Likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang
modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian
rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga
rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.
Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan
perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva
lancar tertentu menjadi uang kas.
Yang termasuk Rasio Likuiditas adalah :
a. Current Ratio
Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui seberapa jauh perusahaan dapat
melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh,
semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya.
Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat
menutupi semua hutang lancar. Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di
atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah
hutang lancar (Harahap, 2002:301)
b. Quick Ratio
Merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan,
dengan jumlah hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan
quick ratio karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling
kecil tingkat likuiditasnya.
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio
ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi
mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat (Harahap, 2002:302)
c. NWC / Net Working Capital
Dipergunakan untuk mengetahui berapa besar modal kerja bersih milik
perusahaan. Kalau positif berarti kewajiban lancar dibiayai oleh
aktiva lancar, namun kalau negatif maka kewajiban lancar yang
membiayai aktiva lancar.
d. Cash Ratio
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa
segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Semakin besar
rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus
mencapai 100% (Harahap, 2002:302)
e. NWC to TA Ratio
Rasio ini mengukur seberapa besar dari total bisa diubah menjadi
kas dalam waktu pendek.
2. Rasio Solvabilitas atau Rasio Leverage
Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai dengan hutang.
a. Debt to Asset Ratio (DAR)
Rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total
hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Semakin kecil
rasionya semakin aman (solvable). Porsi hutang terhadap aktiva
harus lebih kecil (Harahap, 2002:304)
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini
dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang
lancar dengan seluruh ekuitas.
Bagi perusahaan sebaiknya, besarnya hutang tidak boleh melebihi modal
sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin kecil rasio ini
semakin baik. Maksudnya, semakin kecil porsi hutang terhadap modal, semakin
aman
c. Debt Service Coverage
Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban
tetapnya dengan memasukkan unsur pembayaran pokok atau cicilan
pokok pinjaman. Yang dimaksud denga beban tetap dalam rasio ini
adalah bunga utang jangka panjang beserta cicilan pokok pinjaman
dan biaya sewa jika ada. Rasio ini menilai apakah hasil usaha suatu
perusahaan cukup untuk memenuhi kewajiban membayar pokok utang dan
bunga dalam periode tersebut
d. Interest Coverage ratio
Merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan pajak dengan beban
bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban
tatapnya berupa bunga dengan laba yang diperoleh, atau mengukur
berapa kali besarnya laba bisa menutup beban bunganya.
3. Rasio Aktivitas
Rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua
sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan
perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis
aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat
keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya
persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya.
Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan
semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana
kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang
lebih produktif.
Yang termasuk Rasio Aktivitas adalah :
a. Working Capital Turnover (Rasio Perputaran Modal Kerja)
Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis
terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta
menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh
perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2009:16).
Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto)
berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari
perusahaan (Riyanto, 2008:335)
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam
perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan
usaha.periode perputaran modal kerja (working capital turn over
period) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-
komponen modal kerja sampai dimana saat kembali menjadi kas. Makin
pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran atau makin
tinggi perputarannya (turn over rate-nya). Berapa lama periode
perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama periode
perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut
b. Fixed Assets Turnover (Rasio Perputaran Aktiva Tetap)
Merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed
assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam
pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka
menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang
dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap
(Sawir, 2003:17).
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan
menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.
Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas
terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat,
atau mungkin disebabkan hal-hal lain seperti investasi pada aktiva
tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan
diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif
penggunaan aktiva tetap tersebut
4. Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas
Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka
laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya
(Syafri, 2008:304).
Rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran
tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan
operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan
terhadap penjualan dan investasi perusahaan
Yang termasuk Rasio Profitabilitas / Rentabilitas adalah
a. Profit Margin
Rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya
produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi
secara efisien (Sawir, 2009:18).
b. Total Assets Turnover
Merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari
volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang
berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan
menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama
dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya
ditingkatkan atau diperbesar.
c. Return on Equity (ROE)
Merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan
total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari
penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan
(baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas
modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri,
2008:305).
Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah
perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif,
mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan
pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir
2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang
sering disebut rentabilitas usaha.
d. ROA atau ROI
Merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan
total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang
tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).
Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan.
Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar
laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva
(Syafri, 2008:63).
e. Receivable Turnover (Rasio Perputaran Piutang)
Perputaran piutang merupakan ukuran efektivitas pengelolaan
piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif
perusahaan dalam mengelola piutangnya.
Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin
rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga
memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan
penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam
kebijaksanaan pemberian kredit.
Untuk menghitung rata – rata piutang adalah piutang awal tahun
ditambah piutang akhir tahun dibagi dua
f. Inventory Turnover (Rasio Perputaran Persediaan)
Menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar
dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan
tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334).
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan
persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup
popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan
seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada
persediaan.
Rata – rata persediaan diperoleh dari jumlah persediaan awal tahun
ditambah dengan persediaan akhir tahun dibagi dua
5. Rasio Penilaian
yaitu rasio-rasio untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan
nilai pasar agar melebihi biaya modalnya
a. Price Earning Ratio
Rasio harga/laba (Price Earning Ratio) merupakan suatu rasio yang
lazim dipakai untuk mengukur harga pasar (market price) setiap lembar
saham biasa dengan laba per lembar saham. Ukuran ini melibatkan suatu
jumlah yang tidak secara langsung dikendalikan oleh perusahaan
harga pasar saham biasa. Rasio harga / laba mencerminkan penilaian
pemodal terhadap pendapatan dimasa mendatang. (Simamora, 2000 : 531).
PER yang tinggi menunjukkan prospek yang baik pada harga saham, namun
semakin tinggi pula resikonya. PER yang rendah dapat pula berarti laba
perusahaan yang tinggi dan potensi dividen yang tinggi pula. Saham
yang memiliki PER yang semakin kecil bagi pemodal akan semakin bagus,
karena saham tersebut memiliki harga yang semakin murah. PER merupakan
salah satu segi untuk memandang kinerja harga saham
b. Market to Book Value ratio
Adalah rasio nilai pasar ekuitas saham perusahaan dengan nilai
akuntansi ekuitas itu. Bila market-to-book ratio relatif tinggi
dibandingkan rata-rata industri maka hal itu menunjukkan bahwa
perusahaan dapat lebih efisien menggunakan asetnya untuk menciptakan
nilai.
Nilai pasar perlembar saham mencerminkan kinerja perusahaan di
masyarakat umum, dimana nilai pasar pada suatu saat dapat dipengaruhi
oleh pilihan dan tingkah laku dari mereka yang terlibat dipasar,
suasana psikologi yang ada dipasar, sengitnya perang pengambilalihan,
perubahan ekonomi, perkembangan industri, kondisi politik, dan
sebagainya (Helfert, 1997 : 290). Sedangkan nilai buku perlembar
ekuitas mencerminkan nilai ekuitas pemilik yang tercatat pada neraca
perusahaan, dan mencerminkan klaim pemilik yang tersisa atas suatu
aktiva (Helfert, 1997 : 326)
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Perusahaan
Laporan keuangan PT Ultrajaya
Milk Industry & Trading Company, Tbk, pada tahun 2015 dan 2016
3.2 Analisis Rasio
Berikut Analisa Rasio PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk,
pada tahun 2015 dan 2016.
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
"Curent Ratio 2015 "Curent Ratio 2016 "
" " "
"2,103,565,054,627 "2,874,821,874,013 "
" " "
"561,628,179,393 "593,525,591,694 "
" " "
"3.75 "4.84 "
Semakin besar curent ratio yang diperoleh, maka semakin lancar hutang
pembayaran jangka pendeknyatahun 2016, nilai current ratio perusahaan
meningkat dari 3.75 menjadi 4.84 kali artinya perusahaandapat melunasi
hutang jangka pendeknya lebih baik dari tahun 2015.
b. Quick Ratio
"Quick Ratio 2015 "Quick Ratio 2016 "
" " "
"2,103,565,054,627 "2,874,821,874,013 "
" " "
"738,803,692,770 "760,534,170,292 "
" " "
"1,364,761,361,857.00 "2,114,287,703,721 "
" " "
"2.43 "3.56 "
Kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam menutupi hutang lancarnya
meningkat dari 2.43 di tahun 2015 menjadi 3.56 di tahun 2016. semakin
besar nilai quick ratio maka semakin baik.
c. NWC / Net Working Capital
"NWC 2015 " NWC 2016 "
" " "
"2,103,565,054,627 "2,874,821,874,013 "
" " "
"561,628,179,393 "593,525,591,694 "
" " "
"1,541,936,875,234 "2,281,296,282,319 "
Modal kerja bersih perusahaan meningkat di tahun 2016 dan positif artinya
kewajiban lancar dibiayai oleh aktiva lancar.
d. Cash Ratio
"Cash Ratio 2015 "Cash Ratio 2016 "
" " "
"849,122,582,559 "1,521,371,695,873 "
" " "
"561,628,179,393 "593,525,591,694 "
" " "
"1.51 "2.56 "
Cash ratio perusahaan meeningkat dari 1.51 di tahun 2015 menjadi 2.56
di tahun 2016 yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar.
Semakin besar rasionya maka semakin baik.
e. NWC to TA Ratio
"NWC to TA Ratio 2015 "NWC to TA Ratio 2016 "
" " "
"1,541,936,875,234 "2,281,296,282,319 "
" " "
"3,539,995,910,248 "4,239,199,641,365 "
" " "
"0.44 "0.54 "
Total yang bisa diubah menjadi kas dalam waktu pendek meningkat dari
0.44 menjadi 0.54.
2. Rasio Solvabilitas atau Rasio Leverage
a. Debt to Asset Ratio (DAR)
"Dept to asset Ratio "Dept to asset Ratio "
"2015 "2016 "
" " "
"742,490,216,326.00 "749,966,146,582.00 "
" " "
"3,539,995,910,248.00 "4,239,199,641,365 "
" " "
"0.21 "0.18 "
DAR menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang, ratio yang diperoleh menurun dari 0.21 menjadi 0.18 artinya
semakin kecil nilai rasionya maka akan semakin aman (solvable).
b. Debt to Equity Ratio (DER)
"Dept to equity Ratio"Dept to Equity "
"2015 "Ratio 2016 "
" " "
"742,490,216,326 "749,966,146,582 "
" " "
"2,797,505,693,922 "3,489,233,494,783 "
" " "
"0.27 "0.21 "
Nilai rationya menurun dari 0.27 menjadi 0.21 artinya semakin kecil
porsi hutang terhadap modal maka semakin aman.
c. Debt Service Coverage
Tidak diketahui angsuran pokok pinjaman.
d. Interest Coverage ratio
"Interest Coverage Ratio "Interest Coverage Ratio"
"2015 "2016 "
" " "
"700,675,250,229 "932,482,782,652 "
" " "
"2,314,561,132 "2,035,318,620 "
" " "
"303 "458 "
Nilai rasio meningkat dari 303 menjadi 458 artinya besarnya laba perusahaan
semakin tinggi untuk bisa menutupi beban bunganya.
3. Rasio Aktivitas
a. Working Capital Turnover (Rasio Perputaran Modal Kerja)
"Working Capital " Working Capital "
"Turnover "Turnover "
" " "
"4,393,932,684,171 "4,685,987,917,355 "
" " "
" " "
"2,103,565,054,627 "2,874,821,874,013 "
" " "
"561,628,179,393 "593,525,591,694 "
" " "
"1,541,936,875,234 "2,281,296,282,319 "
" " "
"2.85 "2.05 "
Nilai rasio menurun dari 2.85 menjadi 2.05 artinya periode tersebut
semakin pendek dimana perputaran dari investasi komponen modal kerja
sampai kembali menjadi kas perputarannya cepat.
b. Fixed Assets Turnover (Rasio Perputaran Aktiva Tetap)
"Fix Asset Turnover " Fix Asset Turnover"
" " "
"4,393,932,684,171 "4,685,987,917,355 "
" " "
"1,160,712,905,883 "1,042,072,476,333 "
" "4.50 "
"3.79 " "
Nilai rasio meningkat dari 3.79 menjadi 4.50, semakin tinggi nilai
rasionya maka semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut guna
meningkatkan pendapatan perusahaan.
4. Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas
a. Profit Margin
"Profit margin 2015 "Profit margin 2016 "
" " "
"692,865,656,136 "888,986,639,228 "
" "4,685,987,917,355 "
"4,393,932,684,171 " "
" " "
"0.16 "0.19 "
Nilai rasio meningkat dari 0.16 menjadi 0.19 artinya kemampuan
perusahaan untuk berproduksi semakin efisien.
b. Total Assets Turnover
"Total Asset Turnover" Total Asset Turnover "
"2015 "2016 "
" " "
"4,393,932,684,171 "4,685,987,917,355 "
" " "
"3,539,995,910,248 "4,239,199,641,365 "
" " "
"1.24 "1.11 "
Total asset turn over menurun dari 1.24 menjadi 1.11 artinya
perusahaan kurang efisien dalam menggunakan keseluruhan aktiva dalam
menghasilkan penjualan.
c. Return on Equity (ROE)
"Return of Equity 2015"Return of Equity 2016 "
" " "
"523,100,215,029 "709,825,635,742 "
" " "
"2,797,505,693,922 "3,489,233,494,783 "
" " "
"0.19 "0.20 "
Nilai rasio meningkat tipis dari 0.19 menjadi 0.20 artinya
perusahaan dapat mengelola modal sendiri secara efektif.
d. ROA atau ROI
"Return of Asset 2015"Return of Asset 2016"
" " "
"523,100,215,029 "709,825,635,742 "
" " "
"3,539,995,910,248 "4,239,199,641,365 "
" " "
"0.15 "0.17 "
Nilai rasio meningkat dari 0.15 menjadi 0.17 artinya keadaan
perusahaan semakin baik. Nilai rasio ini menunjukkan berapa besar
laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
e. Receivable Turnover (Rasio Perputaran Piutang)
Tidak diketahui penjualan kreditnya.
f. Inventory Turnover (Rasio Perputaran Persediaan)
"Inventory Turnover "Inventory Turnover "
"2015 "2016 "
" " "
"3,011,443,561,889 "3,052,883,009,122 "
" " "
"1,083,813,301,445 "1,119,070,777,916 "
" " "
"2.78 "2.73 "
Nilai rasio turun dari 2.78 menjadi 2.73, hal ini menunjukkan perusahaan
semakin baik dalam mengelola modal yang ada pada persediaan.
5. Rasio Penilaian
a. Price Earning Ratio
"Price Earning Ratio " Price Earning Ratio "
"2015 "2016 "
" " "
"200 "200 "
" " "
"180 "243 "
" " "
"1.11 "0.82 "
Nilai PER yang semakin kecil dari 1,11 menjadi 0,82 bagi pemodal akan
semakin bagus, karena saham tersebut memiliki harga yang semakin murah. PER
merupakan salah satu segi untuk memandang kinerja harga saham
b. Market to Book Value ratio
Rumus perhitungan Book Value per Share
Modal saham nominal Rp 200 x 2.888.382.000 lembar
577.676.400.000
Agio saham : 63.757.560.000
Laba tidak dibagi : 58.552.875
641.492.512.875
Nilai buku per lembar saham :
641.492.512.875 / 2.888.382.000 = 222.
"Market to Book Value "Market to Book Value "
"ratio2015 "ratio2016 "
" " "
"200 "200 "
"222 "222 "
"0.90 "0.90 "
0,90 kali artinya nilai pasar perusahaan 0,90 kali dari harga bukunya.
BAB 4
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
– Secara keseluruhan dari perhitungan Analisis Rasio Likuiditas,
Solvabilitas, Profitabilitas,Aktivitas, dan analisa pasar maka dapat
disimpulkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam
mengelola dan memanfaatkan aset-aset perusahaan.
– Peningkatan laba dari tahun ke tahun menunjukkan keseriusan dan fokus
kinerja manajemen terhadap perusahaan adalah baik.
4.2 Saran
– Perusahaan perlu menjaga tingkat likuiditas diatas dikisaran 200%-
300% agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam likuiditasnya dan
tetap memperoleh kepercayaan kreditur
– Perusahaan perlu menjaga dan mengoptimalkan kondisi kinerja
keuangan,
– Perusahaan sebaiknya meningkatkan penjualan, persediaan dan
mempercepat perputaran persediaan agar tidak menurunkan omset
penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafrie. 2008.Analisis Krisis atas Laporan Keuangan, Edisi
Pertama. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Helfert, Erich A. 1997. Teknik Analisis Keuangan. Terjemahan, Herman
Henry Simamora. 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis,
Jakarta: Salemba Empat.
Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Kasmir, 2011. Analisis Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan,
BPFE,Yogyakarta.
Agnes Sawir, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan.
Perusahaan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Anatoli Karvof, 2004.
Sofyan, Syafri Harahap. Teori Akuntansi. Edisi revisi 2011. Penerbit :
Rajawali Pers
Sofyan Syafri Harahap (2008:304), Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan
Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ekonisia.
Lukman Syamsuddin. (2009). Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep. Aplikasi
dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan.
Wibowo. Edisi kedelapan. Erlangga. Jakarta.
LAMPIRAN
-----------------------
Current Assets
Current ratio = ----------------------------
Current Liabilities
Current Assets – Inventory
Quick ratio = -----------------------------------
Current Liabilities
NWC = Current Assets – Current Liabilities
Cash
Cash ratio = ----------------------
Current Liabilities
Net Working Capital
NWC to TA ratio = -------------------------
Total Assets
Total Debt
Debt to Asset Ratio = ----------------
Total Assets
Total Debt
Debt to Equity Ratio = ----------------------
Total Equity
Laba operasi + Penyusutan
Debt Service Coverage = -----------------------------------------------
------
Bunga + Sewa guna + Angsuran pokok
EBIT
Interest Coverage ratio = ----------------
Beban bunga
Penjualan
Penjualan
Working Capital Turnover= --------------------- atau ------------
--------------------------
Modal kerja bersih
Aktiva Lancar – Utang Lancar
Penjualan
Fixed Assets Turnover = ----------------
Aktiva Tetap
Laba Operasi
Profit Margin = -------------------
Penjualan
Penjualan
Total Assets Turnover = ----------------
Total Aktiva
EAT
Return on Equity = --------
(ROE) Equity
EAT
Return on Asset = --------
(ROA/ROI) Total Asset
Penjualan Kredit
Receivable Turnover = ---------------------------
Piutang Rata-Rata
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turnover = ----------------------------------
Rata – rata Persediaan
Harga per lembar saham
Price Earning Ratio = ----------------------------------
Laba per lembar saham
Harga per lembar saham
Market to Book Value Ratio = ----------------------------------
Nilai Buku per saham
Jumlah modal perusahaan
Nilai Buku per lembar saham = ----------------------------------
jumlah lembar saham yg beredar
Current Assets
Current ratio = ----------------------------
Current Liabilities
Current Assets – Inventory
Quick ratio = -----------------------------------
Current Liabilities
NWC = Current Assets – Current Liabilities
Cash
Cash ratio = ----------------------
Current Liabilities
Net Working Capital
NWC to TA ratio = -------------------------
Total Assets
Total Debt
Debt to Asset Ratio = ----------------
Total Assets
Total Debt
Debt to Equity Ratio = ----------------------
Total Equity
Laba operasi + Penyusutan
Debt Service Coverage = -----------------------------------------------
------
Bunga + Sewa guna + Angsuran pokok
EBIT
Interest Coverage ratio = ----------------
Beban bunga
Penjualan
Penjualan
Working Capital Turnover= --------------------- atau ------------
--------------------------
Modal kerja bersih
Aktiva Lancar – Utang Lancar
Penjualan
Fixed Assets Turnover = ----------------
Aktiva Tetap
Laba Operasi
Profit Margin = -------------------
Penjualan
Penjualan
Total Assets Turnover = ----------------
Total Aktiva
EAT
Return on Equity = --------
(ROE) Equity
EAT
Return on Equity = --------
(ROA/ROI) Total Asset
Penjualan Kredit
Receivable Turnover = ---------------------------
Piutang Rata-Rata
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turnover = ----------------------------------
Rata – rata Persediaan
Harga per lembar saham
Price Earning Ratio = ----------------------------------
Laba per lembar saham
Harga per lembar saham
Market to Book Value Ratio = ----------------------------------
Nilai Buku per saham
Jumlah modal perusahaan
Nilai Buku per lembar saham = ----------------------------------
jumlah lembar saham yg beredar