NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
1.1.
1
LATAR BELAKANG Ketahanan Pangan menurut Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat,
untuk
dapat
hidup
sehat,
aktif,
dan
produktif
secara
berkelanjutan. Untuk itu diperlukan perencanaan pangan dan gizi yang tepat, baik di tingkat nasional maupun wilayah. Perencanaan tersebut memerlukan informasi yang akurat tentang situasi ketersediaan, distribusi, konsumsi dan kerawanan pangan. Ketersediaan pangan secara berkelanjutan merupakan salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan, yang menjelaskan tentang jumlah bahan pangan yang tersedia dalam suatu wilayah. Ketersediaan pangan dapat diwujudkan melalui produksi dalam negeri, atau daerah, pemasukan luar negeri atau daerah dan cadangan yang dimiliki negara atau daerah bersangkutan. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat produksi dan ketersediaan pangan suatu daerah, Neraca Bahan Makanan (NBM) disusun dalam periode tahunan yang menyajikan informasi ketersediaan bahan makanan secara nasional. Khusus di Kota Tanjungpinang, penyusunan NBM baru dimulai di tahun 2013 dengan menggunakan ATAP 2012. Melalui data NBM yang disajikan tentunya dapat dicermati dan diketahui terkait adanya perubahan
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
jenis
bahan
makanan
yang
dikonsumsi
penduduk
dan
2
perubahan
ketersediaan bahan makanan secara keseluruhan, tingkat kecukupannya menurut
kebutuhan
gizi
untuk
tahun-tahun
berikutnya.
Tabel
NBM
memberikan informasi tentang situasi pengadaan /penyediaan pangan suatu negara/wilayah
dalam
kurun
waktu
tertentu,
yang
menunjukkan
kecenderungan pasokan, penggunaan pangan, dan ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk. Disamping itu, NBM juga berguna untuk meneliti dan meramalkan situasi pangan suatu wilayah, dengan dasar analisis informasi pangan yang disajikan oleh masing-masing wilayah. Di Indonesia, Neraca Bahan Makanan mulai disusun pada tahun 1963 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan bantuan dari ahli dari FAO untuk keperluan intern BPS. Kemudian secara periodek disusun Neraca Bahan Makanan 1971 dan Neraca Bahan Makanan 1972. Selanjutnya berdasarkan instruksi Menteri Pertanian Nomor : 12/INS/6/1975 tanggal 19 Juni 1975, dibentuk Tim Penyusun Neraca Bahan Makanan yang beranggotakan unsur-unsur dari instansi Departemen Pertanian dan instansi terkait untuk bersama-sama menyusun buku Pedoman Penyusunan Neraca Bahan Makanan serta menyajikan Neraca Bahan Makanan mulai PELITA I hingga sekarang. Menyadari bahwa penyajian Neraca Bahan Makanan Nasional terlalu bersifat umum, maka pada tahun 1985 Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
atas
nama
Menteri
Pertanian,
melalui
surat
Nomor
:
RC.220/487/B/II/1985 tanggal 20 Januari 1985 menginstruksikan seluruh Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertanian untuk mengembangkan Penyusunan Neraca Bahan Makanan Regional dengan membentuk tim Penyusunan Neraca Bahan Makanan Regional yang bertugas menyusun Neraca Bahan Makanan Regional pada wilayahnya masing-masing.
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
3
Sedangkan untuk Wilayah Provinsi Kepulauan Riau sendiri, Neraca Bahan Makanan (NBM) telah mulai disusun
pada Tahun 2008, dengan
menggunakan data ATAP 2007 dan dilanjutkan sampai saat ini dengan data ATAP 2012. Untuk NBM Provinsi Kepulauan Riau yang baru pertama kali disusun, konversi yang digunakan masih mengikuti konversi tingkat nasional. Pada Tahun Anggaran 2013, disamping menyusun Neraca Bahan Makanan
Provinsi, Badan Ketahanan Pangan Provinsi juga menyusun
Analisis Neraca Bahan Makanan di tingkat Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau dengan melakukan kerja sama dengan Dinas/Badan yang melaksanakan
fungsi
Ketahanan
Pangan
Kabupaten/Kota,
BPS
Kabupaten/Kota, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten/Kota, BULOG dan KSOP se-Provinsi Kepulauan Riau serta Fakultas Ilmu Perikanan UMRAH.
1.2.
PENGERTIAN NERACA BAHAN MAKANAN (NBM) Neraca Bahan Makanan (NBM) menyajikan gambaran menyeluruh tentang penyediaan (supply) dan penggunaan (utilization) pangan disuatu wilayah dalam periode tertentu (biasanya dalam satu tahun). Komoditas bahan makanan yang disajikan dalam Tabel NBM terdiri dari komoditas utama (asal) dan komoditas/produk turunan yang tersedia untuk dikonsumsi penduduk. Penyediaan (supply) suatu komoditas bahan makanan diperoleh dari jumlah produksi dikurangi dengan perubahan stok, ditambah dengan jumlah yang diimpor dan dikurangi dengan jumlah yang diekspor. Ini berarti, komponen-komponen penyediaan terdiri atas produksi, perubahan stok, impor dan ekspor. Bentuk persamaan penyediaan adalah sebagai berikut :
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
TS
4
= O - ∆St + M – X
dimana, TS
: total penyediaan dalam negeri (total supply)
O
: produksi
∆St : stok akhir – stok awal M
: impor
X
: ekspor
Selanjutnya, total penyediaan tersebut akan digunakan untuk pakan, bibit, industri makanan dan non makanan, tercecer, serta bahan makanan yang tersedia pada tingkat
pedagang pengecer. Komponen – komponen
tersebut merupakan komponen penggunaan (utilization). Total penggunaan suatu komoditas bahan makanan adalah sama dengan total penyediaannya; yang dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut : TU
= F + S + I + W + Fd
dimana, TU
= total penggunaan (total utilization)
F
= pakan
S
= bibit
I
= industri
W
= tercecer
Fd
= ketersediaan bahan makanan
Untuk mendapatkan tingkat ketersediaan bahan makanan (pangan) per kapita, ketersediaan masing-masing bahan makanan dibagi dengan
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
5
jumlah penduduk pertengahan tahun. Informasi ketersediaan per kapita masing – masing bahan makanan ini disajikan dalam bentuk kuantum (volume) dan kandungan nilai gizinya dalam satuan kkal energi, gram protein, dan gram lemak. 1.3.
MANFAAT NBM
Dengan mencermati Tabel NBM dari tahun ke tahun dapat diketahui adanya perubahan jenis bahan makanan yang dikonsumsi penduduk dan perubahan ketersediaan bahan makanan secara keseluruhan, tingkat kecukupannya menurut kebutuhan gizi. NBM juga berguna untuk meneliti dan meramalkan situasi pangan suatu negara, dengan dasar analisis informasi pangan yang disajikan oleh masing-masing negara. Sebagai
alat
estimasi
secara
agregasi,
NBM
berguna
untuk
mengestimasi defisit atau surplusnya ketersediaan suatu bahan makanan di suatu wilayah. NBM juga berguna untuk membangun proyeksi ke depan tentang kebutuhan penyediaan pangan atau permintaan pangan, disesuaikan dengan target produksi pertanian dan perdagangan. Untuk mengevaluasi kebijaksanaan pangan dan gizi nasional, ketersediaan pangan nasional dapat dikaitkan dengan kasus-kasus kelaparan dan kekurangan gizi. NBM juga dapat memberikan informasi bagi para pembuat kebijakan dan pengambil keputusan untuk mengetahui kondisi ketahanan pangan (food security) di tingkat nasional atau daerah. Apabila NBM disusun secara lengkap, tepat waktu dan berurutan dari suatu
periode
ke
periode
berikutnya
akan
sangat
memantapkan kebijakan pangan secara menyeluruh.
berguna
untuk
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
1.4.
6
SUMBER DATA POKOK
Neraca Bahan Makanan menyajikan informasi berbagai komponen penyediaan (supply) dan penggunaan (utilization) masing-masing komoditas bahan makanan. Komponen penyediaan terdiri dari produksi, perubahan stok, impor dan ekspor. Sementara komponen penggunaan terdiri dari bibit, pakan, industry, tercecer, dan ketersediaan bahan makanan untuk siap dikonsumsi pada tingkat pedagang pengecer. Komponen penyediaan merupakan data pokok yang dibutuhkan dalam menyusun NBM yang bersumber dari beberapa instansi. Secara umum data produksi padi, palawija dan hortikultura bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), sedangkan produksi subsektor
perkebunan, peternakan serta
produksi perikanan berasal dari masing-masing instansi terkait. Data impor , ekspor, dan industri bukan makanan berasal dari BPS.
Khusus data stok
beras bersumber dari Perum Bulog. Data penduduk pertengahan tahun bersumber dari BPS. Sumber data/informasi yang digunakan dalam penyusunan NBM secara rinci tercantum pada Lampiran 1. Berbeda dengan komoditas-komoditas lainnya, mengingat tidak tersedianya data produksi untuk komoditas jagung basah, gula dan gula mangkok, penghitungan dimulai dari kolom ketersediaan per kapita per tahun (kolom 15) dengan menggunakan data konsumsi hasil Susenas Tahun 2012. Selanjutnya volume konsumsi ditambah 15 persen, diasumsikan bahwa perbedaan antara volume yang tersedia dengan yang dikonsumsi sebesar 15 persen.
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
1.5.
7
KONSEP DAN DEFINISI
1.5.1.
Cakupan Bahan Makanan Bahan Makanan yang tercantum dalam Tabel NBM dikelompokam menjadi 11 kelompok menurut jenisnya, yaitu: a. Padi-padian
g. Daging
b. Makanan berpati
h. Telur
c. Gula
i. Susu
d. Buah biji berminyak
i. Ikan
e. Buah-buahan
j. Minyak dan Lemak
f.
Sayur-sayuran Rincian jenis bahan makanan pada setiap kelompok dapat dilihat pada
Lampiran 2. 1.5.2. Komponen NBM Tabel Neraca Bahan Makanan terdiri dari kolom-kolom: a. Jenis Bahan Makanan b. Produksi (Masukan) c. Produksi (Keluaran) d. Stok dan Perubahan Stok e. Impor f. Penyediaan Dalam Negeri Sebelum Ekspor, g. Ekspor h. Penyediaan dalam negeri, i. Pemakaian Dalam Negeri 1. Pakan 2. Bibit/Benih 3. Diolah untuk dimakan
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
8
4. Diolah bukan untuk dimakan 5. Tercecer 6. Bahan makanan j. Ketersediaan per kapita (Energi, Protein, dan Lemak) Penjelasan kolom-kolom dalam NBM secara detail tercantum dalam Lampiran 3.
1.5.3.
Cara Perhitungan Tabel NBM terbagi menjadi 3 kelompok penyajian utama: (a) pengadaan/ peyediaan, (b) penggunaan /pemakaian, dan (c) ketersediaan per kapita, yaitu:
a. Penyediaan
(supply),
terdiri
atas
komponen-komponen:
produksi,
perubahan stok, impor dan ekspor. Bentuk persamaan penyediaan adalah sebagai berikut: TS = O -
St + M – X
di mana, TS
: total penyediaan dalam negeri(total supply)
O
: produksi
St
: stok akhir – stok awal
M
: impor
X
: ekspor
b. Penggunaan (utilization),
untuk
keperluan
pakan,
bibit,
industri
makanan dan non makanan, tercecer, serta bahan makanan yang tersedia
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
9
pada tingkat pedagang pengecer, serta pada tingkat pedagang pengecer, yang dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: TG = F + S + I + W + Fd di mana, TG : total penggunaan F
: pakan
S
: bibit
I
: industri
Fd : ketersediaan bahan makanan W : tercecer c. Ketersediaan bahan makanan (pangan) per kapita, diperoleh dari ketersediaan masing-masing bahan dibagi dengan jumlah penduduk, disajikan dalam bentuk kuantum (volume) dan kandungan nilai gizinya dalam satuan Kalori energi, gram protein, dan gram lemak. d. Perlakuan Khusus Bagi komoditas yang data produksinya tidak tersedia, perhitungan dimulai dari kolom 15 yaitu ketersediaan per kapita (kg/tahun). Kolom 15 ini diperoleh dengan menggunakan pendekatan data konsumsi hasil Susenas dimark-up 10%, dengan asumsi bahwa perbedaan antara angka kecukupan energi pada tingkat konsumsi dengan angka kecukupan energi di tingkat ketersediaan sebesar 10%. Setelah dilakukan perhitungan, ternyata total energi yang dihasilkan berkisar pada 700 kalori, sementara dari pendekatan data konsumsi hasil
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
10
Susenas mencapai 2000 kalori lebih, maka bagi komoditas yang data konsumsinya tergolong tinggi, perhitungan juga dimulai dari kolom 15, dengan asumsi data impor dan ekspor di Provinsi Kepulauan Riau tidak lengkap. Hal ini disebabkan data yang tersedia hanya data ekspor-impor yang langsung ke/dari negara lain yang sumber datanya berasal dari BPS, sedangkan untuk data ekspor/impor ke/dari wilayah administratif daerah lain belum ada satu institusi yang menanganinya. Padahal untuk Provinsi Kepulauan Riau kebutuhan pangannya lebih banyak bergantung dari impor, yang meliputi pasokan dari luar daerah maupun luar negeri.
1.6.
PENYEMPURNAAN NBM
1. Penyempurnaan Besaran/Konversi Dengan Pendekatan Tabel Input-Output Dalam rangka meningkatkan akurasi data NBM, dilakukan pendekatan
Tabel
Input-Output
beberapa konversi/besaran.
(Tabel
I-O)
untuk
memperbaiki
Beberapa konversi yang masih layak
digunakan di tingkat nasional, yaitu konversi pakan, bibit, industri non makanan, dan tercecer. Untuk NBM Provinsi Kepulauan Riau yang baru pertama kali disusun, konversi yang digunakan masih mengikuti konversi tingkat nasional. Secara umum komponen-komponen tersebut dapat diestimasi dengan cara mengalikan rasio yang diperoleh dari Tabel Input - Output (I-O) dikalikan dengan penyediaan dalam negeri.
Tahapan yang
dilakukan untuk mendapatkan rasio dari Tabel I-O seperti tercantum pada Lampiran 4.
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
11
2. Penyempurnaan Konversi Hasil Kajian a. Beberapa komoditas dari sub sektor perkebunan dan hortikultura telah disempurnakan konversi tercecernya berdasarkan hasil studi/kajian. Data lebih rinci tercantum pada Lampiran 5. b. Data Impor dan Ekspor komoditas pangan sudah termasuk produk olahannya. c. Data bahan makanan yang diolah untuk industri bukan makanan (non
food) tahun 2008 dan 2009 dihitung berdasarkan data industri dari BPS mencakup komoditas beras, jagung, tepung terigu, gaplek, tapioka, ubi jalar, sagu, gula pasir, gula merah, kacang tanah, kedelai, kelapa, kopra, bawang merah, cabe, telur, susu, udang, lemak sapi, minyak mentah sawit, minyak goreng sawit dan minyak goreng kelapa. d. Data penduduk yang digunakan adalah bersumber dari BPS.
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
2.1. SITUASI KETERSEDIAAN PANGAN DAN GIZI Berdasarkan hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII yang diadakan pada tahun 2004, angka kecukupan energi (AKE) dan angka kecukupan protein (AKP) pada tingkat ketersediaan yang dianjurkan untuk penduduk Indonesia, masing-masing sebesar 2.200 kkal dan 57 gram/kapita/hari. Tabel NBM menunjukkan total energi yang tersedia per kapita per hari tahun 2012 mencapai 1.479 Kalori/kapita/hari. Ketersediaan tersebut masih di bawah Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan yaitu 2200 Kalori/kapita/hari, dengan capaian tingkat ketersediaan sebesar 67,22 persen (Tabel 1.). Rendahnya angka ketersediaan tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat produksi makanan berpati, gula, buah/biji berminyak, daging dan ikan. Selain itu, rendahnya pasokan dan pola konsumsi masyarakat pada ke lima kategori tersebut turut mempengaruhi rendahnya angkat kecukupan energi. Begitu juga dengan ketersediaan protein yang pada tahun 2012 baru mencapai 49,01 gram/kapita/hari. Angka tersebut masih lebih rendah dari Angka Kecukupan Protein yang dianjurkan yaitu sebesar 57 gram/kapita/hari, dengan capaian tingkat ketersediaan sebesar 85,98 perrsen. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya peranan pangan asal hewani sebesar 16,96. Sementara ketersediaan pangan nabati suda mencapai 32,05 gram.
12
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
Tabel 1. Ketersediaan Energi dan Protein Tahun 2012 Tahun No 1 2
Ketersediaan Total Energi Total Protein
2012
Tingkat Ketersediaan (%)
1.479 49,01
67,22 85,98
Sumber : NBM Kota Tanjungpinang Tahun 2012 (diolah)
Pada
tahun 2012, kontribusi penyediaan energi zat gizi dari
pangan nabati pada periode 2013 sebesar 1.351 Kalori/kapita/hari (61,41 persen), selebihnya 127 Kalori/kapita/hari (5,77 persen) berasal dari pangan hewani. Demikian pula dalam penyediaan protein, di mana pangan nabati menyumbang 56.23 persen dari total ketersediaan protein atau 32.05 gram/kapita/hari.
Sedangkan protein yang berasal dari
hewani 29,75 persen (16,96 gram/kapita/hari). Tabel 2. Komposisi Ketersediaan Zat Gizi Tahun 2012 No
Uraian
1 2
Ketersediaan Energi (kal/Kap/Hr) Kontribusi Energi Kelompok Bahan Makanan (%) -
Padi-padian Makanan Berpati Gula Buah/Biji Berminyak Buah-buahan Sayur-sayuran Daging Telur
Tahun 2012 1.479 1.003 18 128 54 7 43 20 9
13
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
3
- Susu - Ikan - Minyak dan Lemak Nabati Hewani Ketersediaan Protein (gr/kap/hr) - Proporsi Protein Nabati (%) - Proporsi Protein Hewani (%) Ketersediaan Lemak (gr/kap/hr) - Proporsi Protein Nabati (%) - Proporsi Protein Hewani (%)
9 89 99 0 49,01 65,39 34,61 23,98 80,86 19,14
Sumber: NBM Kota Tanjungpinang Tahun 2012 (Diolah) Tabel. 3 menggambarkan kondisi produksi dan ketersediaan beberapa pangan strategis pada tahun 2012. Beberapa komoditas yang diproduksi lebih banyak dari yang disediakan yaitu pada komoditas kelapa berkulit/daging, telur dan ikan.
Kondisi ini mengindikasikan
adanya penggunaan bahan pangan untuk keperluan lain seperti untuk pakan, bibit, bahan baku industri, atau bahkan untuk ekspor. Meskipun demikian, kemungkinan impor masih ada. Sedangkan
komoditas
yang produksinya lebih rendah
dari
ketersediaannya adalah beras, jagung, sayuran, buah-buahan, daging dan susu. Kondisi ini mengindikasikan adanya impor. Selain itu untuk komoditas ubi jalar, kedelai, gula pasir, minyak goreng sawit, bawang merah dan susu di Kota Tanjungpinang tidak ada produksi, hal ini mengindikasikan 100 persen adalah impor baik dari daerah maupun negara lain. Produksi beras di wilayah Kota Tanjungpinang telah menyumbang 52,63 persen dari total ketersediaan beras, sedangkan komoditas jagung, ubi kayu, daging sapi, daging ayam, ikan, dan telur yaitu 1.75 persen,
14
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
15
9,09 persen, 3,60 persen, 11,27 persen, 112.94 persen dan 103.75 persen (tabel 3) Tabel 3. Ketersediaan Pangan Strategis Tahun 2012 (Ton)
Komoditas
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Beras Jagung Ubi Kayu
Ubi Jalar Kedelai Gula Pasir Minyak goreng sawit Kelapa berkulit/daging
b. Bawang Merah
10 17 76 0 0 0 0 80
19 974 836 119 980 2316 226 53
-9 -957 -760 -119 -980 -2316 -226 27
52.63 1.75 9.09 0.00 0.00 0.00 0.00 150.94
35.2 0
1201 836
-1165.8 -836
2.93 0.00
106 90 8.1 32 498 0 8240
356 293 225 284 480 1028 7296
-250 - 203 -216.9 -252 18 -1028 944
29.78 30.72 3.60 11.27 103.75 0.00 112.94
Prod/ Keters (%)
Buah a. Pisang b. Jeruk
11 12 13 14 15
ProduksiTotal Ketersedi aan
Sayuran a. Cabe
10
Produksi
Total Ketersediaan Bahan Makanan
Daging Sapi Daging Ayam Telur Susu Ikan
Sumber: NBM Kota Tanjungpinang Tahun 2012 (Diolah)
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
2.2.
IKHTISAR NBM TAHUN 2011-2012 Ketersediaan pangan per kapita mengindikasikan rata-rata peluang
individu untuk memperoleh bahan pangan. Berikut gambaran situasi ketersediaan pangan pada periode 2012 Kota Tanjungpinang secara rinci seperti diuraikan berikut ini : 2.2.1. Kelompok Padi-Padian Pasokan zat gizi kelompok padi-padian tahun 2012 sebesar 1.003 Kalori/kapita/hari, 24,27 gram protein, 4.91 gram lemak, dengan proporsi terhadap total ketersediaan masing-masing 67.79 persen, 49.53 persen dan 20,41 persen. Peran terbesar berasal dari komoditas beras, dengan kontribusi energi sebesar 942 Kalori/kapita/hari; 22,96 gram/hari protein, dan 4,18 gram/hari lemak. Proporsi energi tersebut mencapai 63,70 persen dari total ketersediaan. Pengadaan beras yang berasal dari dalam kota hanya 10 ton, dengan penambahan dari impor sebesar 19.844 ton. Pemanfaatan komoditas ini antara lain untuk pakan, hingga yang tersedia untuk konsumsi manusia sekitar 19.014 ton atau 95,25 kg/kapita/tahun. Komoditas jagung mensuplai energi sebesar 2,98 persen dari total atau 44 Kalori/kapita/hari; sedangkan ketersediaan protein sebesar 0.87 gram/kapita/hari , dan lemak 0,69 gram/kapita/hari, dengan volume yang tersedia per kapita sebesar 4,88 kg/tahun. Ketersediaan jagung tersebut berasal dari produksi dalam kota sejumlah 17 ton, yang sebagian besar dimanfaaatkan sebagai bahan makanan.
16
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
Sedangkan ketersediaan tepung gandum per kapita per hari sebesar 16 Kalori, 0,44 gram protein dan lemak 0,05 gram atau setara dengan 1,79 kg/kapita/tahun. Tabel 4. Ketersediaan Zat Gizi Perkapita untuk Kelompok Padi-Padian
No
Komoditas
1
Gabah/Beras
2
Ketersediaan Zat Gizi Perkapita Energi
Protein
Lemak
(Kkal/hari)
(gr/hari)
(gr/hari)
942
22,96
4,18
Jagung Pipilan
44
0,83
0,69
3
Jagung Basah
0
0,00
0,00
4
Tepung Gandum
16
0,44
0,05
1.003
24,27
4,91
Jumlah
Sumber data : NBM Tahun 2013 (ATAP 2012)
2.2.2. Kelompok Makanan Berpati Pada tahun 2012, kelompok makanan berpati mensuplai energi sebesar 1,23 persen dari total ketersediaan, atau 18 Kalori/kapita/hari, dengan kontribusi terbesar dari ubi kayu sebesar 15 Kalori/kapita/hari, disusul oleh sagu sebesar 2 Kalori/kapita/hari dan ubi jalar sebesar 2 Kalori/kapita/hari.
Kandungan zat gizi
lainnya untuk makanan berpati yaitu protein 0.11 gram/kapita/hari dan lemak 0.03 gram/kapita/hari. Adapun produksi dalam kota hanya mencapai 76 ton.
17
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
Tabel 5. Ketersediaan Zat Gizi Perkapita untuk Kelompok Makanan Berpati
No
1 2 3
Komoditas
Ubi Jalar Ubi Kayu Sagu Jumlah
Ketersediaan Zat Gizi Perkapita Energi Protein Lemak (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari) 2 0,01 0,00 15 0,10 0,03 2 0,00 0,00 18 0,11 0.03
Sumber data : NBM Tahun 2013 (ATAP 2012)
2.2.3. Kelompok Gula Kelompok gula, tahun 2012 mensuplai energi sebesar 128 Kalori/kapita/hari (8,65 persen dari total ketersediaan).
Suplai
energi per kapita terbesar berasal dari gula pasir sebanyak 120 Kalori/hari (11,60 kg/kapita/tahun) yang seluruhnya berasal dari impor. Tabel 6. Ketersediaan Zat Gizi Perkapita untuk Kelompok Gula
No
1 2
Komoditas
Gula Pasir Gula Mangkok Jumlah
Ketersediaan Zat Gizi Perkapita Energi Protein Lemak (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari) 120 0,00 0,00 7 0,02 0,07 128 0,02 0,07
Sumber data : NBM Tahun 2013 (ATAP 2012)
18
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
2.2.4. Kelompok Buah Biji Berminyak Komoditas yang termasuk dalam kelompok ini adalah kacang tanah, kacang hijau, kedelai dan kelapa.
Total energi yang
disumbangkan dari kelompok ini sebesar 54 Kalori/kapita/hari (3.64 persen dari total ketersediaan).
Suplai protein termasuk kedua
terbesar dari protein nabati setelah kelompok padi-padian, yaitu 5,59 gram/kapita/hari (11,41 persen) dari total ketersediaan, dan lemak 2,27 gram/kapita/hari. Komoditas yang menyediakan energi per kapita terbesar adalah
kedelai
sebesar
51
kalori/kapita/hari
atau
4,91
kg/kapita/tahun, protein sebesar 5,44 gram/kapita/hari dan lemak 2,25 gram/kapita/hari. Urutan berikutnya adalah kacang hijau sebesar 2 kalori/kapita/hari, protein sebesar 0,15 gram/kapita/hari dan lemak 0,01 gram/kapita/hari. Volume ketersediaan per tahun dari kedua komoditas tersebut adalah 4,91 kg kedelai dan 0,27 kg kacang hijau. Untuk komoditas kelapa, penyediaannya hanya berasal dari produksi dalam kota sebesar 80 ton, sedangkan kelapa daging hanya berasal impor sekitar 2 ton. Tabel 7. Ketersediaan Zat Gizi Perkapita untuk Kelompok Buah Biji Berminyak
No
1 2 3 4
Komoditas
Kacang Tanah Kedelai Kacang Hijau Kelapa Jumlah
Ketersediaan Zat Gizi Perkapita Energi Protein Lemak (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari) 0 0,01 0,01 51 5,44 2,25 2 0,15 0,01 0 0,00 0,00 54 5,59 2,27
Sumber data : NBM Tahun 2013 (ATAP 2012)
19
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
2.2.5. Kelompok Buah-Buahan Buah-buahan sebagai sumber vitamin dan serat, mensuplai energi
sebesar
0,50
persen
dari
total
ketersediaan
(7
Kalori/kapita/hari). Pasokan terbesar berasal dari komoditas pisang sebesar 4 Kalori/kapita/hari (1,78 kg/kapita/tahun) dan jeruk sebesar 1 Kalori/kapita/hari (1,47 kg/kapita/tahun). Produksi buah-buahan di Kota Tanjungpinang pada tahun 2012 sebanyak 674 ton dan impor dari luar daerah/negeri menurun menjadi 554 ton. Impor yang terbanyak terdiri dari komoditi pisang dan jeruk Tabel 8. Ketersediaan Zat Gizi Perkapita untuk Kelompok Buah-buahan
No Komoditas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Alpokat/Avocados Jeruk/Oranges Duku/Lanzon Durian/Durians Jambu/Waterapples Mangga/Mangoes Nanas/Pineapples Pepaya/Papayas Pisang/Bananas Rambutan/Rambutans Salak/Salacia Sawo/Sapodila Melon Semangka/Watermelon Belimbing Manggis
Ketersediaan Zat Gizi Perkapita Energi Protein Lemak (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari) 0 1 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0
0.00 0.03 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.01 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
20
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
17 18 19 20 21 22 23
Nangka/Cempedak Markisa Sirsak Sukun Apel Anggur Jambu Biji Jumlah
1 0 0 0 0 0 0 7
0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0,10
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0,03
Sumber data : NBM Tahun 2013 (ATAP 2012) 2.2.6. Kelompok Sayur-Sayuran Komoditas sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral dan serat juga memasok energi dalam jumlah yang relatif rendah yaitu 43 kalori/kapita/hari atau 2,91 persen dari total ketersediaannya. Pada kelompok ini, peranan cabe dan bawang putih dominan, masing-masing 8 kalori/kapita/hari (6,01 kg/kapita/tahun) dan bawang putih sebanyak 6 Kalori/kapita/hari (2,33 kg/kapita/ tahun). Produksi sayur-sayuran di Kota Tanjungpinang pada tahun 2012 sebanyak 545,5 ton. Sedangkan impor dari luar daerah/negeri sebesar 4.460,4 ton. Impor yang terbanyak terdiri dari komoditi cabe, bawang merah, kentang, dan bawang putih.
21
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
Tabel 9. Ketersediaan Zat Gizi Perkapita untuk Kelompok Sayuran
No
Komoditas
1
Bawang Merah
2
Ketimun
3
Kacang Merah
4
Kacang Panjang
5
Kentang
6
Kubis
7
Tomat
8
Wortel
9
Cabe
10
Terong
11
Sawi
12
Bawang Daun
13
Kankung
14
Lobak
15
Labu Siam
16
Buncis
17
Bayam
18
Bawang Putih
19
Kembang Kol
20
Jamur
21
Melinjo
22
Petai
Ketersediaan Zat Gizi Perkapita Energi
Protein
Lemak
(Kkal/hari)
(gr/hari)
(gr/hari)
4
0.15
0.03
0
0.00
0.00
0
0.00
0.00
0
0.00
0.00
5
0.16
0.02
0
0.00
0.00
0
0.00
0.00
2
0.05
0.03
8
0.28
0.14
1
0.05
0.01
1
0.06
0.01
0
0.00
0.00
0
0.03
0.01
0
0.00
0.00
0
0.00
0.00
0
0.00
0.00
0
0.01
0.00
6
0.25
0.01
0
0.00
0.00
0
0.00
0.00
0
0.00
0.00
0
0.00
0.00
22
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
23
Jengkol
24
Lainnnya Jumlah
1
0.02
0.00
16 43
0.80 1,87
0.70 0,96
Sumber data : NBM Tahun 2013 (ATAP 2012)
2.2.7. Kelompok Daging Dari kelompok pangan hewani, daging merupakan pemasok energi
dengan kontribusi 20 Kalori/kapita/hari atau (1,38 persen
dari total ketersediaan), protein 1,39 gram/kapita/hari dan lemak 1,64 gram/kapita/hari. Kelompok daging ini didominasi oleh ketersediaan daging ayam ras sebesar 11 Kalori/kapita/hari (1,36 kg/kapita/tahun),
diikuti
oleh
daging
sapi
sebesar
7
Kalori/kapita/hari atau 1,13 kg/kapita/tahun. Sedangkan suplai protein per kapita per hari yang berasal daging ayam ras sebesar 0,68 gram/kapita/hari, dikuti oleh daging sapi sebesar 0,57 gram/kapita/hari. Untuk daging kerbau, kuda dan domba tidak ada impor dari daerah/negara lain.
Sedangkan penyediaan daging
kambing relatif kecil karena dikonsumsi masyarakat pada hari-hari tertentu saja.
Demikian juga untuk penyediaan daging itik juga
relatif kecil, hal ini dipengaruhi oleh kultur masyarakat. Penyediaan daging sapi maupun daging ayam sebagian besar pasokan dari luar daerah berupa sapi beku.
dan ayam hidup serta dalam bentuk daging
23
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
Tabel 10. Ketersediaan Zat Gizi Perkapita untuk Kelompok Daging No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Komoditas
Ketersediaan Zat Gizi Perkapita Energi Protein Lemak (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari)
Daging Sapi Daging Kerbau Daging Kambing Daging Domba Daging Kuda Daging Babi Daging Ayam Buras Daging Ayam Ras Daging Itik Jeroun Semua Jenis Jumlah
7 0 0 0 0 1 1 11 1 0 20
0.57 0.00 0.02 0.00 0.00 0.03 0.03 0.68 0.04 0.03 1,39
0.47 0.00 0.01 0.00 0.00 0.08 0.04 0.93 0.09 0.02 1,64
Sumber data : NBM Tahun 2013 (ATAP 2012)
2.2.8. Kelompok Telur Telur merupakan salah satu pangan hewani yang cukup dominan dikonsumsi masyarakat Kota Tanjungpinang, suplai energi dari kelompok telur sebesar 9 Kalori/kapita/hari (0,63 persen dari total ketersediaan), protein 0,73 gram/kapita/hari dan lemak 0,66 gram/kapita/hari. Pasokan tersebut didominasi oleh telur ayam ras 8 Kalori/kapita/hari dengan volume 2,20 kg/kapita/tahun. Produksi
telur di Kota Tanjungpinang pada Tahun 2012
sebanyak 498,6 ton yang terdiri dari telur ayam buras, telur ayam ras dan telur itik. Ketersediaan telur sebagian diimport dari daerah/ negara lain yaitu sebesar 5 ton, sehingga ketersediaan telur untuk dikonsumsi penduduk sebanyak 2,41 kg/kapita/tahun.
24
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
Tabel 11. Ketersediaan Zat Gizi Perkapita untuk Kelompok Telur
No
Komoditas
Ketersediaan Zat Gizi Perkapita Energi
Protein
Lemak
(Kkal/hari)
(gr/hari)
(gr/hari)
1
Telur Ayam Buras
1
0.04
0.05
2
Telur Ayam Ras
8
0.67
0.59
3
Telur Itik
0
0.02
0.02
9
0.73
0.66
Jumlah
Sumber data : NBM Tahun 2013 (ATAP 2012) 2.2.9. Kelompok Susu Di Wilayah Kota Tanjungpinang tidak ada produksi dan import susu segar, tetapi ketersediaan susu di wilayah Kota Tanjungpinang berupa susu bubuk, susu UHT dan susu kental manis (kaleng) dengan total import sebesar 1.028 ton. Ketersediaan energi, protein dan lemak dari kelompok susu pada tahun 2012 yaitu
9 Kalori/kapita/hari, protein 0,45
gram/kapita/hari dan lemak 0,49 gram/kapita/hari, dengan volume sebesar 5,15 kg/kapita/tahun
Tabel 12. Ketersediaan Zat Gizi Perkapita untuk Kelompok Susu
No
Komoditas
1 2
Susu sapi Susu import Jumlah
Ketersediaan Zat Gizi Perkapita Energi Protein Lemak (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari) 9 0,45 0,49 9 0,45 0,49
Sumber data : NBM Tahun 2013 (ATAP 2012)
25
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
2.2.10. Kelompok Ikan Ikan
merupakan
salah
satu
komoditas
andalan
Kota
Tanjungpinang meskipun secara geografis terdiri dari 46% lautan dan sisanya 54% daratan. Namun, Kota Tanjungpinang merupakan tempat persinggahan ikan tangkapan baik yang akan diimpor maupun diekspor. Sektor perikanan terdiri dari 2 jenis yaitu tangkap dan budidaya. Tahun ini, total ketersediaan ikan di Kota Tanjungpinang yang siap di konsumsi sebanyak 8.240,2 ton yang semuanya itu merupakan produksi dalam daerah. Sementara yang diekspor hanya sebanyak 6,8 ke daerah/negara lain. Produk ikan ini mensuplai zat gizi sebesar 89 Kalori/kapita/hari (6,00 persen dari total energi), 14,39 gram/kapita/hari protein dan 1.76 gram/kapita/hari lemak. Total volume ketersediaan produk perikanan mencapai 40,01 kg/kapita/tahun. Pada tahun 2012, ada beberapa penambahan jenis ikan yang pada tahun - tahun sebelumnya tidak masuk pada tabel analisis Neraca Bahan Makanan (NBM) yaitu antara lain ekor kuning, selar, layang, mayong,
tembang,
lele, gurame, baronang,
alu-alu,
gulamah, kerapu dan kuwe. Kontribusi energi, protein dan lemak didominasi dari ikan lele, tuna/cakalang/tongkol, kembung, kakap, kuwe dan tenggiri.
26
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
Tabel 13. Ketersediaan Zat Gizi Perkapita untuk Kelompok Ikan
No Komoditas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Tuna/Cakalang/Tongkol Kakap Cucut Bawal Teri Lemuru Kembung Tengiri Bandeng Belanak Mujair Ikan Mas Udang Rajungan Kerah Darah Cumi-cumi/sotong Ekor Kuning Selar Layang Layur Mayong Tembang Lele Gurame Baronang Alu-Alu Gulamah Kerapu
Ketersediaan Zat Gizi Perkapita Energi Protein Lemak (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari) 12 8 0 1 1 1 9 7 0 0 0 0 3 1 0 4 4 2 4 0 2 4 13 0 2 0 0 2
1.93 1.66 0.01 0.24 0.18 0.17 1.62 1.33 0.00 0.00 0.00 0.00 0.61 0.13 0.00 0.94 0.60 0.43 0.80 0.05 0.30 0.28 0.62 0.00 0.39 0.01 0.00 0.49
0.13 0.06 0.00 0.02 0.02 0.03 0.26 0.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.03 0.00 0.04 0.14 0.05 0.06 0.00 0.03 0.27 0.17 0.00 0.12 0.00 0.00 0.02
27
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
29
Kuwe Jumlah
8 89
Sumber data : NBM Tahun 2013 (ATAP 2012)
1.60 14.39
0.10 1,76
2.2.11. Kelompok Minyak/Lemak Kelompok ini terdiri dari minyak/lemak nabati dan hewani yang secara total memberikan kontribusi cukup besar terhadap ketersediaan energi yaitu 99 Kalori/kapita/hari (6,68 persen dari total ketersediaan). Ketersediaan tersebut didominasi oleh minyak/lemak nabati sebesar 99 Kalori/kapita/hari yang berasal dari kopra/minyak goreng sebesar 71 Kalori/kapita/hari (2.98 kg/kapita/tahun), sedangkan dari minyak sawit/minyak goreng 27 Kalori/kapita/hari (1,13 kg/kapita/tahun). Sementara lemak hewani merupakan bagian dari produk daging, yang ketersediaannya pada tahun 2012 sangat rendah yaitu
0,31
Kalori/kapita/hari
(0,02
persen
dari
total
ketersediaan). Tabel 14. Ketersediaan Zat Gizi Perkapita untuk Kelompok Minyak
No
1 2 3
Komoditas
Kacang tanah/minyak Kopra/Minyak Goreng Minyak Sawit/Goreng Jumlah
Ketersediaan Zat Gizi Perkapita Energi Protein Lemak (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari) 0 71 27 99
Sumber data : NBM Tahun 2013 (ATAP 2012)
0.00 0.08 0.00 0.08
0.00 8.01 3.11 11.12
28
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
Tabel 15. Ketersediaan Zat Gizi Perkapita untuk Kelompok Lemak
No
1 2 3 4 5
Komoditas
Lemak Sapi Lemak Kerbau Lemak Kambing Lemak Domba Lemak Babi Jumlah
Ketersediaan Zat Gizi Perkapita Energi Protein Lemak (Kkal/hari) (gr/hari) (gr/hari) 0 0 0 0 0 0
Sumber data : NBM Tahun 2013 (ATAP 2012)
Berikut disajikan Tabel NBM Tahun 2013 (Angka Tetap).
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.03 0,03
29
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
30
Tabe l 16. NERACA BAHAN MAKANAN / FOOD BALANCE SHEET KOTA TANJUNGPINANG (ATAP 2012) Penduduk pertengahan tahun : 199.618 Produksi Production Jenis Bahan Makanan Commodity
(1)
Penyedi aan Dalam Negeri Domesti c Supply
Penyediaan dalam negeri sblm Ekspor Supply available for domestic utilization before exports
Ekspor Exports
(7)
(8)
10
Masu kan Input
Keluaran Output
Perubahan Stok Changes in Stock
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
309
19,844
19,545
1,077
1,094
1,094
10
10
-
-
359
359
Impor Imports
Pemakaian Dalam Negeri / Domestic utilization Diolah untuk Manufactured for Pakan Feed
Bibit Seed
(9)
17 19,535
66
Ketersediaan Per Kapita Per capita availability
Tercecer Waste
Bahan Makanan Food
Kg/Th Kg/Year
Gram/ hari Grams/ day
Kalori/ Calories kkal/hari kcal/day
Protein/ Proteins Gram/hr Grams/day
Lemak/ Fats Gram/hr Grams/day
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
19,014
95.25
260.96
942
22.96
4.18
974
4.88
13.36
44
0.87
0.69
10
0.05
0.14
0
0.00
0.00
357
1.79
4.91
Makanan Food
Bukan Makanan Non food
(10)
(11)
(12)
0
-
16
-
1
-
33
-
-
-
488
-
-
-
55
I. PADI-PADIAN/CEREALS 17
Padi gagang/gabah Gabah/Beras
16
10 17
Jagung/Maize
17
Jagung basah/(muda) Gandum/Wheat
-
Tepung Gandum
-
359
-
1
16
0.44
0.05
1,003
24.27
4.91
II. MAKANAN BERPATI Ubi jalar Ubi kayu/Cassava Sagu/Tepung sagu
-
-
135
135
135
3
-
-
-
14
119
0.60
1.63
2
0.01
0.00
76.0
796
872
872
17
-
-
-
19
836
4.19
11.47
15
0.10
0.03
42
42
42
-
0
41
0.21
0.57
2
0.00
0.00
18
0.11
0.03
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
31
III. GULA/SUGAR Gula pasir
2,339
Gula mangkok
2,339
2,339
-
-
-
23
2,316
11.60
31.79
-
-
0.73
2.00
120
-
-
7
0.02
0.07
128
0.02
0.07
IV. BUAH BIJI BERMINYAK 2
Kacang tanah berkulit 2.0
3
2
2
-
-
0
Kedelai/Soyabeans
-
1,036
1,036
1,036
4
-
-
Kacang hijau/Green bean
-
57
57
57
1
-
Kelapa berkulit/daging
333. 3
80
0
-
0
-
Kelapa daging/Kopra
-
-
2
2
(1)
-
Kacang tanah lepas kulit
3
2
2.000
0 0
2
0.01
0.02
0
0.01
0.01
52
980
4.91
13.45
51
5.44
2.25
-
3
53
0.27
0.73
2
0.15
0.01
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(0)
(0)
-
-
-
-
-
-
-
-
54
5.59
2.27
V. BUAH-BUAHAN/FRUITS Alpokat/Avocados
0
0
0
0
0.00
0.01
0
0.00
0.00
Jeruk/Oranges
90
215
305
Duku/Lanzon
-
31
31
305
12
293
1.47
4.02
1
0.03
0.01
31
0
30
0.15
0.42
0
0.00
100
11
0.00
111
111
11
100
0.50
1.37
0
0.01
0.01
Jambu/Waterapples
6
10
Mangga/Mangoes
31
16
16
0
15
0.08
0.21
0
0.00
0.00
31
31
2
29
0.14
0.40
0
0.00
Nanas/Pineapples
0.00
6
6
6
0
6
0.03
0.08
0
0.00
0.00
Pepaya/Papayas
70
70
70
4
65
0.33
0.89
0
0.00
-
Pisang/Bananas
106
268
374
374
18
356
1.78
4.89
4
0.04
0.01
Rambutan/Rambutans
21
11
32
32
0
32
0.16
0.44
0
0.00
0.00
Durian/Durians
0 0.166
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
Salak/Salacia
-
Sawo/Sapodila
-
Semangka/Watermelon
-
1
7
32
1
1
0
1
0.00
0.01
0
0.00
-
-
-
-
-
-
-
-
0.00 -
7
7
0
7
0.03
0.10
0
0.00
0.00
Belimbing
12
12
12
0
12
0.06
0.16
0
0.00
0.00
Manggis
6
6
6
0
6
0.03
0.09
0
0.00
0.00
144
144
144
1
143
0.71
1.96
1
0.01
0.00
Nangka/Cempedak Markisa
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sirsak
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0
0.00
0.00
Sukun
0
0
0
0
0
0.00
0.01
0
0.00
0.00
Jambu Biji
4
4
4
0
4
0.02
0.05
0
0.00
0.00
7
0.10
0.03
VI. SAYUR-SAYURAN Bawang Merah Ketimun/Cucumber Kacang Merah
54.4
919
919
4
915
2
76
836
4.19
11.48
4
0.15
0.03
1
56
0
55
0
1
54
0.27
0.74
0
0.00
0.00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
21
0
1
21
0.10
0.28
0
0.00
0.00
688
8
35
645
3.23
8.86
5
0.16
0.02
-
-
Kacang Panjang
20.8
1
22
Kentang/Potatoes
-
688
688
Kubis/Cabbage
-
5
5
5
-
0
5
0.02
0.06
0
0.00
0.00
Tomat/Tomatoes
-
28
28
28
0
2
25
0.12
0.34
0
0.00
0.00
Wortel/Carrots
-
416
416
416
-
10
406
2.03
5.57
2
0.05
0.03
35.2
1,242
1,277
1,277
9
67
1,201
6.01
16.48
8
0.28
0.14
3.2
255
258
258
2
7
250
1.25
3.43
1
0.05
0.01
223.0
93
316
316
-
8
308
1.54
4.22
1
0.06
0.01
Cabe/Chilli Terong/Eggplant Petsai/ Sawi
1
0
1
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
33
-
Mustard greens Bawang Daun Kangkung
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
90.0
90
90
1
2
87
0.44
1.20
0
0.03
0.01
Lobak/Radish
-
Labu siam/Chayotte
-
Buncis/Greenbeans
-
Bayam/Spinach
12
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12
0
0
12
0.06
0.16
0
0.00
0.00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
66
66
0
2
64
0.32
0.88
0
0.01
0.00
-
503
503
503
1
36
465
2.33
6.39
6
0.25
0.01
Kembang Kol
-
1
1
1
-
0
1
0.01
0.01
0
0.00
0.00
Jamur
-
0
0
0
-
0
0
0.00
0.00
0
0.00
0.00
Bawang Putih/Garlic
66.0
12
-
Melinjo
8.9
9
9
-
0
9
0.04
0.12
0
0.00
0.00
Petai
15.0
15
15
-
0
15
0.07
0.20
0
0.00
0.00
Jengkol
29.0
29
29
-
1
28
0.14
0.39
1
0.02
0.00
477
477
3
12
462
2.31
6.33
16
0.80
0.70
43
1.87
0.96
Lainnya/Others *)
477
-
VII. DAGING/MEAT Daging Sapi/Beef
11
8.1
Daging Kerbau
0
0.2
Daging Kambing/Lamb
1
1.0
Daging Domba/Lamb
-
-
Daging Kuda/Lainnya
-
Daging Babi/Pork Daging Ayam Buras
231.02
239
2.143
237
-
-
-
-
12
225
1.13
3.09
7
0.57
0.47
0
-
-
-
-
0
0
0.00
0.00
0
0.00
0.00
8
-
-
-
0
8
0.04
0.11
0
0.02
0.01
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
22
15.0
15
15
-
-
-
-
1
14
0.07
0.20
1
0.03
0.08
24
13.8
14
14
-
-
-
-
1
13
0.07
0.18
1
0.03
0.04
0 7.18
8
0.040
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
Daging Ayam Ras
31
18.2
318.17
336
51.573
285
Jeroan semua jenis
-
-
-
14
271
1.36
3.71
11
0.68
0.93
1
0.04
0.09
-
Improved Chicken Meat Daging Itik/Duck Meat
-
34
1
0.6
24.00
10.9
25
0.925
11
24
-
-
-
-
1
22
0.11
0.31
11
-
-
-
-
-
11
0.05
0.15
0
0.03
0.02
20
1.39
1.64
VIII. TELUR/EGGS Telur Ayam Buras
38
Telur Ayam Ras
444
Telur Itik/Ducks Eggs
16
38 5
449
38 0.025
16
10
449 16
2
1
27
0.14
0.38
1
0.04
0.05
9
440
2.20
6.04
8
0.67
0.59
1
13
0.07
0.18
0
0.02
0.02
9
0.73
0.66
498.6 IX. SUSU/MILK Susu Sapi/Cow Milk
1,028
Susu Impor/Imported Milk
-
-
1,028
1,028
-
-
-
-
-
-
-
-
0
1,028
5.15
14.11
9
0.45
0.49
9
0.45
0.49
X. IKAN/FISH Tuna/Cakalang/Tongkol
1,087.6
1,088
1,088
33
1,055
5.28
14.48
12
1.93
0.13
Kakap/Giant Seaperch
779.5
780
780
23
756
3.79
10.38
8
1.66
0.06
Cucut/Sharks
12.1
12
12
0
12
0.06
0.16
0
0.01
0.00
Bawal/Pomfret
118.2
118
118
4
115
0.57
1.57
1
0.24
0.02
Teri/Anchovies
130.1
130
129
4
126
0.63
1.72
1
0.18
0.02
Lemuru/Indian Oil Sardinella
79.0
79
79
2
77
0.38
1.05
1
0.17
0.03
Kembung/Indian Mackerels Tenggiri/Narrow Bard
0.620
713.3
713
713
21
692
3.47
9.50
9
1.62
0.26
1,038.0
1,038
1,038
31
1,007
5.04
13.82
7
1.33
0.20
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
35
Bandeng/Milk Fish
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Belanak/Multes
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mujair/Mozambique Tilapia
-
Ikan Mas/Common Carp
2.00
2
Udang/Shrimp
418.4
418
Rajungan/Swim Crab
161.8
162 -
-
-
-
-
-
-
-
-
Cumi-cumi & Sotong
437.0
437
437
13
424
2.12
5.82
4
0.94
0.04
Ekor Kuning
328.8
329
329
10
319
1.60
4.38
4
0.60
0.14
Selar
354.2
354
354
11
344
1.72
4.72
2
0.43
0.05
Layang
341.8
342
342
10
332
1.66
4.55
4
0.80
0.06
Layur
43.3
43
43
1
42
0.21
0.58
0
0.05
0.00
Mayong
156.4
156
156
5
152
0.76
2.08
2
0.30
0.03
Tembang
166.6
167
167
5
162
0.81
2.22
4
0.28
0.27
Lele
327.32
327
327
10
318
1.59
4.36
13
0.62
0.17
Gurame
2.00
2
2
0
2
0.01
0.03
0
0.00
0.00
Baronang
202.8
203
203
6
197
0.99
2.70
2
0.39
0.12
9.3
9
9
0
9
0.05
0.12
0
0.01
0.00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kerapu
322.14
322
322
10
312
1.57
4.29
2
0.49
0.02
Kuwe
1,008.5
1,009
1,009
30
978
4.90
13.43
8
1.60
0.10
89
14.39
1.76
Kerang darah/Blood Cockles
Alu-Alu Gulamah
6.130
2
0
2
0.01
0.03
0
0.00
0.00
412
12
400
2.00
5.49
3
0.61
0.01
162
5
157
0.79
2.15
1
0.13
0.03
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
36
XI. MINYAK & LEMAK Kacang tanah/Minyak
0
0.1
-
Kopra/Minyak goreng
(0)
(0.3)
-
Minyak sawit/Palm Oils
-
-
-
Minyak sawit/Minyak goreng
-
-
0
0
605
605
605
-
-
230
230
230
-
-
-
-
0
0.00
0.00
0
-
0.00
9
595
2.98
8.17
71
0.08
8.01
1.13
3.11
27
-
3.11
99
0.08
11.12
-
-
4
226
Lemak Sapi/Cattle Fats
11
0.3
-
0
0
-
-
-
-
-
0
0.00
0.00
0
0.00
0.00
Lemak Kerbau/Buffalo Fats
0
0.0
-
0
0
-
-
-
-
-
0
0.00
0.00
0
0.00
0.00
Lemak Kambing/Goat Fats
1
0.0
-
0
0
-
-
-
-
-
0
0.00
0.00
0
0.00
0.00
Lemak Domba/Sheep Fats
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
22
2.2
-
2
2
-
-
-
-
-
2
0.01
0.03
0
-
0.03
0
0.00
0.03
Lemak Babi/Pig Fats
Total
:
1,479
49.01
23.98
Nabati
:
1,351
32.05
19.39
Hewani
:
127
16.96
4.58
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
Gambar 1. Persentase Komposisi Ketersediaan Energi (Berdasarkan Pengelompokan PPH) Kota Tanjungpinang Tahun 2013
Bahan Pangan
2% 2% 0 5%
Padi-padian
6%
Umbi-umbian Pangan Hewani
6%
Minyak dan Lemak
46 %
6%
Buah/biji berminyak Kacang-kacangan Gula Sayuran dan buah Lain-lain
Gambar 2. Perkembangan Ketersediaan Energi Per Kapita Per Hari dari Sumber Nabati dan Hewani
1500
1351
1200 900 600 127
300 0 Nabati
Hewani
37
NERACA BAHAN MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 2013
Gambar 3. Perkembangan Ketersediaan Protein Per Kapita Per Hari dari Sumber Nabati dan Hewani
Protein (Gram/Kapita/Hari)
35.00
32.05
30.00 25.00 16.96
20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 Nabati
Hewani
Gambar 4. Perkembangan Ketersediaan Lemak Per Kapita Per Hari dari Sumber Nabati dan Hewani
19.39
Lemak (Gram/Kapita/Hari)
21.00 18.00 15.00 12.00 9.00
4.58
6.00 3.00 0.00 Nabati
Hewani
19