Kasus
Luna memiliki tinggi badan 5 kaki 11 inci dan beratnya 102 pound. Dia telah merasa "besar" karena tinggi dia di atas rata- rata teman sekolahnya waktu kelas lima SD. Dia telah menjalani diet sejak itu. Selama tahun pertamanya di sekolah, Luna memutuskan bahwa dia harus mengambil langkah-langkah drastis untuk menurunkan berat badan. Dia mulai dengan mengurangi asupan kalori sekitar 1.000 kalori per hari. Dia kehilangan beberapa kilo, tapi dia tidak puas, jadi dia mengurangi asupan hingga 500 kalori per hari. Dia juga memulai program olahraga berat. Setiap hari, Luna tidak akan membiarkan dirinya makan sampai dia berjalan setidaknya 10 mil. Lalu dia hanya mengkonsumsi beberapa jenis sayuran dan segenggam sereal. Kemudian di hari itu, dia mungkin mengkonsumsi sayuran dan buah lebih banyak, tapi dia akan menunggu sampai dia begitu lapar sampai pingsan. Berat badan Luna turun sampai 110 kilogram dan dia berhenti menstruasi. Ibunya mengungkapkan beberapa kekhawatiran tentang Luna yang hanya makan sedkit sekali, tapi karena ibunya cenderung kelebihan berat badan juga, dia tidak menyurutkan niat Luna untuk diet.
Ketika tiba saatnya masuk perguruan tinggi, Luna merasa senang tapi juga takut, karena dia selalu menjadi bintang pelajar di sekolah tinggi dan tidak yakin dia bisa mempertahankankannya. Ketika di perguruan tinggi pada ujian tengah semester pertama di perguruan tinggi, Luna banyak mendapat nilai B. Dia merasa sangat rentan, merasa gagal, dan seolah-olah dia kehilangan kontrol. Dia juga tidak senang dengan kehidupan sosialnya pada pertengahan semester pertama. Luna memutuskan bahwa banyak hal yang mungkin akan lebih baik jika dia kehilangan berat badan lebih banyak, sehingga dia mengurangi asupan makanan dengan dua apel dan segenggam sereal setiap hari. Dia juga berlari setidaknya 15 mil setiap hari. Pada akhir semester musim gugur, berat badannya turun menjadi 102 pound. Dia juga mengalami kelelahan kronis, sulit berkonsentrasi, dan kadang-kadang pingsan. Namun, ketika Luna melihat ke cermin, dia melihat seorang wanita, muda sederhana yang ingin menurunkan berat badan lebih.
Analisis Kasus
Untuk memutuskan apakah Luna mengalami abnormalitas, maka perlu untuk melihat abnormalitas dari berbagai konsepsi. Konsepsi mengenai abnormalitas (Maramis, Kartini Kartono) ada lima, namun yang menurut kami cocok untuk kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Abnormal menurut Konsepsi Patologis
Berdasarkan konsepsi ini tingkah laku individu dinyatakan tidak normal bila terdapat simptom-simptom klinis tertentu, misalnya ilusi, halusinasi, obsesi, fobia,dst. Sebaliknya individu yang tingkah lakunya tidak menunjukkan adanya simptom-simptom tersebut adalah individu yang normal. Menurut kasus diatas, Luna mengalami abnormal dapat dilandasi oleh konsepsi patologis,dimana dia menunjukkan simptom-simpton klinis tertentu, dalam hal ini adalah obsesi untuk menjadi kurus.
2. Abnormal menurut Konsepsi Penyesuaian Pribadi
Menurut konsepsi ini seseorang dinyatakan penyesuaiannya baik bila yang bersangkutan mampu menangani setiap masalah yang dihadapinya dengan berhasil. Dan hal itu menunjukkan bahwa dirinya memiliki jiwa yang normal. Tetapi bila dalam menghadapi maslah dirinya menunjukkan kecemasan, kesedihan, ketakutan, dst. yang pada akhirnya masalah tidak terpecahkan, maka dikatakan bahwa penyesuaian pribadinya tidak baik, sehingga dinyatakan jiwanya tidak normal. Luna yang tidak dapat menyesuaikan diri sewaktu SD dikarenakan ukuran tubuhnya sudah mulai menunjukkan abnormalitas. Seiring berjalannya waktu ketika memasuki dunia perkuliahan hal tersebut membuatnya semakin cemas, takut, dan sedih. Dia berpikir dengan memiliki badan yang kurus dia mungkin dapat memiliki lebih banyak teman. Hal ini yang menyebabkan dia tidak dapat menghadapi masalah yang dihadapinya sehingga mengganggu penyesuaian dirinya.
3. Abnormalitas menurut Konsepsi Kematangan Pribadi
Menurut konsepsi kematangan pribadi, seseorang dinyatakan normal jiwanya bila dirinya telah menunjukkan kematangan pribadinya, yaitu bila dirinya mampu berperilaku sesuai dengan tingkat perkembangannya. Hal ini Luna dapat dikatakan gagal mencapai tugas perkembangannya sebagai remaja. Seharusnya di usianya yang sekarang dia sudah dapat menerima siapa dirinya, menerima fisik dia secara luwes. Namun masih ada ketidakpuasan akan bentuk fisiknya sehingga hal tersebut dapat diakatakan bahwa Luna tidak matang secara pribadi.
Dari konsepsi di atas, kami menduga bahwa Luna adalah pribadi yang abnormal. Karena Luna dikatakan abnormal, jadi tingkah laku apa yang dia lakukan hingga kami menyatakan hal tersebut? Pertanyaan tersebut dapat dijawab dari berbagai kriteria abnormalitas :
Norm violatiom: Aturan tentang "benar" dan "salah", "baik" dan "tidak baik". Perilaku Luna yang mengurangi asupan kalori, olahraga secara berlebihan yang memberikan dampak negatif pada fisiologis nya jelas tidak baik. Karena hal tersebut hanya memberikan dampak negatif bagi kesehatan jiwa dan raganya
Statistical rarity
Abnormal : penyimpangan substansi dari rata-rata (mean). Orang yang normal : tingkah laku yang banyak dilakukan orang (golden mean). Luna tidak seperti kebanyaknorang yang memiliki pola makan teratur, kalori tercukupi, dan diimbangi dengan olahraga yang cukup. Luna terlalu terobsesi untuk menjadi kurus, sehingga intensitas dia olahraga dia di atas rata-rata dan asupan makanan yang dia makan di bawah rata-rata kebutuhan energi dia setiap harinya.
Personal discomfort
Ketika seseorang merasakan sikap dan pikiran yang tidak disukai atau dirasakan tidak memuaskan dalam dirinya. Hal ini jelas dirasakan Luna, dimana dia sangatmerasa tidak nyaman dengan dirinya. Bagi dia, tubuh yang gemuk hanya membuatnya tidak percaya diri. Dia meyakini dengan memiliki tubuh yang kurus, dia akan memiliki banyak teman dan dapat diterima oleh lingkungan sekitarnya. Karena keadaan ini pula dia selalau memproyeksikan diri adalah perempuan gemuk, walaupun sebenarnya dia telah kurus. Karena tidak ada kenyamanan atas dirinya ini pula dia terus-menerus berkeinginan untuk kurus.
Maladaptive behavior
Apakah seseorang dapat memenuhi tuntutan yang dihadapinya atau tidak. Luna tidak dapat memenuhi tuntutan yang dihadapinya. Dia harusnya dapat menerima d iri dan bersosialisasi dengan baik. Tapi tingkah laku yang dia tampakkan sebaliknya. Bahkan hal ini juga membuat ibunya merasa aneh dengan tingkah laku Luna yang tidak dapat beradaptasi dengan baik.
Deviation from an ideal
Berkaitan dengan kepribadian "well-adjusted" yang ideal. Karena yang ideal sulit dicapai, maka dapat dipandang sebagai orang yang kurang dapat menyesuaikan pada saat tertentu. Luna merasa kurang ideal sebagai perempuan karena bentuk tubuhnya. Hal inilah dia kurang dapat menyesuaikan diri saat memasuki perkuliahan. Walaupun dia berprestasi saat kuliah, namun karena dia tidak dapat menerima dirinya dengan baik. Hal ini yang menyebabkan dia tidak dapat menyesuaikan diri ketika berada di situasi perkuliahan.
Dari kriteria abnormal di atas, dapat dilihat bahwa Luna mengalami kelima hal tersebut. Sehingga semakin kuatlah dugaan kami bahwa Luna mengalami abnormal. Untuk memastikan apakah Luna benar-benar abnormal, maka kami mengambil teori Maher dan Maher (1985). Ada empat kategori abnormalitas :
Tingkah lakunya membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Dalam kasus ini Luna membahayakan dirinya, mengapa? Efeknya adalah tubuh tidak mendapatkan energi dari makanan yang dibutuhkan, sehingga melambat. Berikut adalah efek bagi kesehatan apabila kekurangan energi dari makanan:
Otak dan Saraf
Tidak bisa berpikir benar
takut berat badan
menyedihkan
Moody
mudah marah
memori buruk
pingsan
perubahan kimia otak
Rambut
rambut menipis dan akan rapuh
Jantung
Tekanan darah rendah
Tingkat memperlambat jantung
kepakan jantung (palpitasi)
gagal jantung
Darah
anemia dan masalah darah lainnya
Otot dan Sendi
lemah otot
bengkak sendi
patah tulang
osteoporosis
Ginjal
batu ginjal
gagal ginjal
Cairan tubuh
kalium rendah
magnesium rendah
rendah natrium
Usus
sembelit
kembung
Hormon
periode berhenti
keropos tulang
Masalah tumbuh
kesulitan hamil
Jika hamil, risiko lebih tinggi untuk:
Keguguran
memiliki C-section
bayi dengan berat lahir rendah
depresi pascamelahirkan
Kulit
mudah memar
kulit kering
pertumbuhan rambut halus di seluruh tubuh
menjadi dingin dengan mudah
kulit kuning
kuku mendapatkan rapuh
Di atas adalah risiko yang dari perilaku Luna yang terus menerus ingin menguruskan badan. Dari kasus luna ini dia sudah mengalami resiko sulit berkonsentrasi pada saat perkuliahan dan sering mengalami pinsan. Selain efek kesehatan, efek psikologis juga akan membahayakan diri Luna. Berikut ini efek psikologis dari tingkah laku yang dilakukan oleh Luna:
Perasaan tak berharga.
Sensitif.
Mudah merasa bersalah.
Tidak memiliki keinginan untuk berinteraksi lagi dengan orang lain.
Depresi terus-menerus.
Efek psikologis di atas telah terlihat saat Luna menjalani masa di perguruan tinggi. Dari efek psikologis tersebut dapat meningkatkan risiko yang jauh lebih ekstrim dan membahayakan dirinya jika Luna tetap melakukan dan meningkatkan diet ekstrim, yaitu kematian.
Tidak ada kontak dengan realita. Keyakinan dan persepsinya berbeda dengan kebanyakan orang. Secara umum, Luna memiliki kontak dengan realita seperti kebanyak orang. Namun keyakinan atas dirinya yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dalam kasus ketika Luna becermin dia melihat sosok wanita, muda dan sederhana yang ingin menurunkan berat badan lebih dari ini. Hanya dia sendiri yang meyakini bahwa dia kurus dan harus menurunkan berat badannya lebih dari sebelumnya. Padahal di mata orang lain belum tentu dia gendut seperti keyakinannya.
Reaksi emosinya tidak pas pada situasi personal. Melihat pernyataan pada kasus : Ketika di perguruan tinggi pada periode pemeriksaan pertama di perguruan tinggi, Luna banyak mendapat nilai B. Dia merasa sangat rentan, merasa gagal, dan seolah-olah dia kehilangan kontrol. Dia juga tidak senang dengan kehidupan sosialnya pada pertengahan semester pertama. Disana dapat dilihat reaksi Luna terhadap masalah yang dia hadapi tidak pas, atau dapat dibilang berlebihan. Dia juga merasa kehilangan kontrol atas dirinya, hal ini yang menyebabkan tingkah lakunya tidak dapat diprediksi. Karena tekanan yang dia alami dan reaksi emosinya tersebut, hal itulah yang membuatnya Luna memutuskan bahwa banyak hal yang mungkin akan lebih baik jika dia kehilangan berat badan lebih, sehingga dia mengurangi asupan makanan dengan dua apel dan segenggam sereal setiap hari. Dia juga berlari setidaknya 15 mil setiap hari. Pada akhir semester musim gugur, berat badannya turun menjadi 102 pound. Dia juga mengalami kelelahan kronis, sulit berkonsentrasi, dan kadang-kadang pingsan.
Tingkah lakunya aneh, sulit diprediksi. Untuk kategori ini, tidak ada penjelasan dalam kasus Luna yang mengarah pada tingkah laku yang tidak dapat diprediksi. Namun melihat bahwa perilaku Luna yang begitu terobsesi untuk kurus bisa dikatak dia berperilaku sedikit aneh dibanding orang kebanyakan.
Dari penjelasan di atas, diagnosis mengenai kasus Luna semakin ke arah abnormal. Dan dari empat kategori di atas Luna lebih mendekati ke dalam kriteria abnormal tipe 1 dan 3, yakni tingkah laku yang membayakan diri dan reaksi emosi yang tidak pas pada situasi personal. Namun mengingat untuk mendiagnosis seseorang perlu banyak tinjauan agar tidak salah diagnosis. Oleh karena itu, kami memakai sistem tinjauaan eklektis. Tinjauan eklektis adalah tinjauan yang tidak hanya berpegang pada satu sudut pandang saja. Pembahasan mengenai abnormalitas dari satu sudut pandang atau konsepsi tertentu ternyata memiliki kelemahan. Oleh karena itu dengan menggunakan berbagai sudut pandang diharapkan dapat diidentifikasi dengan tepat apakah perilaku itu normal atau tidak. Dan berikut ini dikemukakan dua pandangan mengenai abnormalitas secara eklektis.
Maslow dan Mittelmann (kartini Kartono) menyatakan bahwa pribadi yang normal dengan jiwa yang sehat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Memiliki rasa aman yang tepat (sense of security)
Memiliki penilaian diri (self evaluation) dan wawasan (insight) yang rasional.
Memiliki spontanitas dan emosional yang tepat.
Memiliki kontak dengan realitas secara efisien.
Memiliki dorongan-dorongan dan nafsu-nafsu yang sehat.
Memiliki pengetahuan mengenai dirinya secara objektif.
Memiliki tujuan hidup yang adekuat, tujuan hidup yang realistis, yang didukung oleh potensi.
Mampu belajar dari pengalaman hidupnya.
Sanggup untuk memenuhi tuntutan-tuntutan kelompoknya.
Ada sikap emansipasi yang sehat pada kelompoknya.
Kepribadiannya terintegrasi
Untuk mengetahui kasus Luna, kita dapat bandingkan poin per poin dari ciri-ciri jiwa di atas. Jika bertentangan maka dapat dikatakan Luna memang abnormal:
Luna tidak merasa aman dengan tepat. Dia merasa berat badannya sungguh mengganggu. Dia juga takut gemuk yang akan menyebabkan dia tidak diterima oleh lingkungan sekitarnya.
Penilaian diri Luna tidak rasional, mengapa? Karena dia terus beranggapan dia gemuk dan harus menurunkan berat badan lagi. Padahal tersebut hanya menyiksanya.
Emosional Luna jugatidak tepat, karena saat bereaksi melihat nilainya B dia menujukkan emosi yang berlebihan dan kemudian memacu keinginan untuk kurusnya meningkat.
Memiliki kontak dengan realitas kurang efisien dari segi dia menganggap fisiknya yang gemuk dan harus dikuruskan.
Dorongan-dorongan dan nafsu-nafsu Luna kurang sehata untuk seumurannya. Dorongan untuk memiliki tubuh yang kurus membuatnya bertingkah laku berlebihan dan nafsu makannya jugaber kurang demi tercapainya tujuannya.
Pengetahuan dirinya tidak objektif. Seharusnya dia menyadari bahwa tubuhnya tidak perlu disiksa lagi, karena dia sering pingsan, sulit berkonsentrasi dan lainnya. Dan seharusnya pula dia menyadari bahwa dia harus menyehatkan kembali dirinya yang telah "sakit".
Tujuan hidup Luna menurut kami kurang realistis. Mengapa? Bagaimana bisa hifup untuk diterima orang lain berperilaku menyiksa diri dan mendatangkan banyak penyakit. Hal ini susah untuk dijalani dan tidak realistis apabila dia harus hidup begitu hingga tua nantinya.
Luna dalam hal ini tidak mampu belajar dari pengalamannya. Seharusnya dia dapat belajar untuk memiliki ola hidup sehat, karena dia sudah mengalami banyak gangguan kesehatan. Buktinya dia mengalami pingsan beberapa kali. Bukannya menyadari, dia malah tetap meneruskan program untuk menguruskan badannya.
Luna gagal memenuhi tuntutan kelompoknya. Hal ini kami simpulkan atas dasar dari pernyataan pada kasus yakni : Dia juga tidak senang dengan kehidupan sosialnya pada pertengahan semester pertama. Dia merasa tidak senang dengan kehidupan sosialnya karena apa? Karena dia gagal untuk menyesuaikan diri.
Ada sikap emansipasi yang sehat pada kelompoknya. Dalam hal ini kami tidak dapat berkesimpulan lebih lanjut. Karena kurangnya informasi pada kasus, akan tetapi kami berasumsi anggap saja ini adalah kelompok dalam artian keluarga. Ibunya yang memiliki kelebihan berat badan tidak menyurutkan niat Luna untuk menguruskan badan. Karena menganggap itu hak Luna. Mungkin pada aspek ini, Luna mendapatkannya.
Kepribadiannya tidak terintegrasi. Luna sudah teracuni oleh pikirannya untuk menjadi kurus agar diterima oleh lingkungan sosialnya. Hal ini juga mengganggu dinamika kepribadiannya.
Dari kriteria yang dikemukakan diatasa sebenarnya memang sudah dapat dikatakan Luna benar-benar abnormal. Namun agar hasilnya valid tidak salah intervensi, maka kita dapat melihat lagi di untuk enam sifat normal menurut W.S. Maramis dan membandingkannyan dengan sifat Luna. Keenam sifat yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Sikap terhadap diri sendiri : menerima dirinya sendiri, identitas diri yang memadai, serta penilaian yang realistis terhadap kemampuannya. Seperti penjelasan sebelumnya, Luna tidak dapat menerima dirinya sendiri, penilaiannnya terhadap kemampuannya juga tidak realistis. Dimana Luna selalu merasa tidak puas dengan dirinya baik penampilan fisik bentuk tubuhnya dan kemampuan dalam perkuliahan yang mengakibatkan penilaian dirinya menjadi negatif.
Cerapan (persepsi) terhadap kenyataan : mempunyai pandangan yang realistis tentang diri sendiri dan lingkungannya. Sama seperti yang dijelaskan sebelumnya, persepsi Luna ketika melihat cermin bertentangan dengan kenyataan. Dimana dia selalu berpandangan bentuk tubunya selalu tidak ideal padahal kenyataannya tubuhnya tubuhnya malah kekurangan berat badan. Persepsi Luna baawa dia merasa besar kemungkinan dikarenakan kurangnya pengetahuan yang dia terima tentang masalah perbedaan fisik dan masa pertumbuhan dari orang-orang terdekatnya (orang tua atau pengasuh).
Integrasi: kesatuan kepribadian, bebas dari konflik pribadi yang melumpuhkan dan memiliki daya tahan yang baik terhadap stres.Luna tidak memiliki daya tahan yang baik terhadap stress. Akibat kekhawatirannya terhadap berat badan ini yang menekannya dan mengalami obsesi untuk kurus. Yang dapat dikatakan sebenarnya dia mengalami stress akibat rasa takut akan penolakan dari lingkungan sosialnya. Ketika duduk di kelas 5 SD atau sekitar usia 11 tahun, masa perkembangan Luna termasuk cepat karena dia sudah memikirkan masalah perbedaan fisiknya dengan teman sebayanya, sehingga Luna yang belum punya pemikiran yang matang mengalami stres dan tidak bisa menghadapinya sehingga salah mengambil keputusan, ketika itu dia sudah memilih untuk berdiet sehingga mulai saat itu nutrisi dan gizi yg dia terima mulai berkurang sehingga kemampuannya untuk berfikir tidak stabil dan tidak maksimal
Kemampuan : memiliki kemampuan dasar secara fisik, intelektual, emosional, dan sosial sehingga mampu mengatasi berbagai masalah. Luna jelas kemampuannya secara fisik lemah dengan dibuktikan dia pingsan dan lain-lain. Secara intelektual Luna dapat dikatakan baik karena dia selama sekolah adalah bintang pelajar, namun dalam hal emosional dan sosial sangat minim. Kemungkinan kemampuan sosial luna yang kurang selama dia melakukan diet, temannya tidak ada yang menegur, ataupun memberi saran, mungkin juga Luna kurang terbuka atas masalah yang sedang dia fikirkan.
Otonomi : memiliki kepercayaan pada diri sendiri yang memadai, bertanggung jawab, mampu mengarahkan dirinya pada tujuan hidup. Sayangnya Luna tidak memiliki kepercayaan diri yang emmeadai atas dirinya sendiri. Hal ini yang menyulitkan dia untuk mengarahkan diri ke tujuan hidupnya. Dari kasus diatas dia melihat bahwa postur tubuhnya berbeda dengan yang lain, sehingga luna tidak memiliki kepercayaan diri yg memadai atas dirinya sendiri, sehingga tujuan hidupnya menjadi tidak jelas dan hanya terfokus pada penurunan berat badan.
Perkembangan dan perwujudan dirinya : kecenderungan pada kematangan yang makin tinggi. Kematangan Luna tidak meningkat ketika memasuki dunia perkuliahan. Seharusnya dia dapat memiliki pribadi yang matang sesuai tugas perkembangannya. Namun sayang, Luna malah semakin terobsesi untuk kurus dan menganggap dia harus melakukannya agar hal-hal dapat menjadi lebih baik, mungkin dia akan memiliki teman misalnya.
Setelah melihat dari konsepsi, kriteria, dan bahkan perbandingan terhadap pribadi normal. Kami semakin yakin bahwa Luna mengalami abnormalitas. Untuk itu kami mencari apa nama gangguan yang dialami Luna. Dari ciri-ciri dan perilaku yang tampak Luna dapat dikatan mengalami anorexia nervosa. Anorexia nervosa ditandai dengan usaha untuk melaparkan-diri, image tubuh yang terdistorsi, ketakutan intens menjadi kegemukan, dan amenore. Prevalensi seumur hidup anoreksia adalah 1 persen, dengan 90 sampai 95 persen kasus dialami perempuan. Anoreksia biasanya dimulai pada masa remaja, dan tentu saja memiliki perbedaan variabel dari satu orang ke orang yang lain. Orang dengan tipe membatasi untuk makan dalam rangka mencegah kenaikan berat badan. Kami pun mencoba melihat ciri-ciri dari gangguan ini yang ternyata hampir semua dialami oleh Luna, yaitu:
kehilangan banyak berat badan
berbicara tentang berat badan dan makanan sepanjang waktu
bergerak makanan di sekitar piring; tidak memakannya
berat dan jumlah kalori makanan
mengikuti diet ketat
kekhawatiran kenaikan berat badan
tidak akan makan di depan orang lain
mengabaikan / menyangkal kelaparan
menggunakan langkah-langkah ekstrem untuk menurunkan berat badan (self-induced muntah, penyalahgunaan laksatif, penyalahgunaan diuretik, pil diet, puasa, olahraga yang berlebihan)
berpikir dia gemuk ketika dia terlalu kurus
banyak mendapat sakit yang
beratnya beberapa kali sehari diri
tindakan moody
merasa tertekan
merasa tersinggung
tidak bersosialisasi
memakai pakaian longgar untuk menyembunyikan tampilan
Kami juga melakukan diagnosa ini dengan berbagai pertimbangan dengan melihat kriteria Diagnostik dari Anorexia Nervosa. DSM-IV-TR menetapkan bahwa disengaja atau tidak penurunan berat badan yang ekstrim dan pemikiran yang menyimpang tentang tubuh seseorang adalah fitur kunci dari anoreksia nervosa.
Penolakan untuk mempertahankan berat badan pada atau di atas berat badan minimal yang normal untuk usia dan tinggi badan (misalnya, penurunan berat badan menjadi 15 persen di bawah berat badan minimal yang sehat, atau ketidakmampuan untuk mempertahankan berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, mengakibatkan berat badan 15 persen di bawah berat badan minimal yang sehat). Luna mengalaminya dengan jelas tertulis di kasus.
Kekhawatiran berlebihan terhadap berat badan atau menjadi gemuk, meskipun sebenarnya kurus. Hal ini yang membuat Luna tidak senang dengan perkuliahannya. Bahkan ketikadia becermin dia masih melihat sosok yang ingin kurus.
Distorsi dalam persepsi berat badan atau bentuk tubuh seseorang, pengaruh berat badan atau bentuk yang tidak semestinya pada evaluasi diri, atau penolakan pada keadaan berat badan yang rendah.
Pada wanita yang telah mencapai menarche, amenore (tidak adanya setidaknya tiga siklus menstruasi berturut-turut). Luna juga mengalami hal ini sesuai dengan pernyataan ibunya.
Meskipun kurus, namun orang-orang dengan anoreksia nervosa memiliki kekhawatiran yang berlebihan terhadap kegemukan. Mereka memiliki image yang menyimpang tentang gambaran tubuhnya, merasa yakin bahwa mereka gemuk dan perlu menurunkan berat badan lebih banyak. Evaluasi diri dari penderita anoreksia bergantung sepenuhnya pada berat badan dan kontrol mereka atas makannya. Mereka percaya bahwa kondisi mereka adalah baik dan berharga jika mereka memiliki kontrol penuh atas makan mereka dan ketika mereka kehilangan berat badan. Penurunan berat badan menyebabkan orang dengan anoreksia menjadi mudah lelah, dan mereka berusaha untuk berolahraga secara berlebihan dan mengatur jadwal yang melelahkan di tempat kerja atau sekolah.
Setelah mengetahui bahwa Luna mengalami Anorexia nervosa, maka kami memiliki saran untuk memperlakukan Luna, yaitu:
Orang dengan penyakit ini bisa menjadi lebih baik. Pengobatan tergantung pada apa yang orang kebutuhan. Luna harus kembali ke berat badan yang sehat. Kadang-kadang, ini berarti akan ke rumah sakit dan tinggal di sana untuk pengobatan. Berbagai jenis penyedia layanan kesehatan, seperti dokter, ahli gizi, dan terapis, akan membantu pasien menjadi lebih baik. HCPs ini akan membantu pasien mendapatkan kembali berat badan, meningkatkan kesehatan fisik dan gizi, belajar pola makan sehat, dan mengatasi pikiran dan perasaan yang terkait dengan gangguan tersebut. Setelah meninggalkan rumah sakit, Luna terus mendapatkan bantuan dari HCPs nya.
Tapi tinggal di rumah sakit mungkin tidak diperlukan. Tipe lain dari program pengobatan adalah satu di mana seseorang pergi ke rumah sakit siang hari, tetapi kehidupan di rumah. Orang dengan anoreksia dapat sembuh dengan mendapatkan konseling individu dari suatu HCP, seperti terapis yang mengkhususkan diri dalam gangguan makan.
Gangguan makan terjadi dengan masalah lain, seperti depresi dan masalah kecemasan. Masalah ini juga diobati bersama dengan anoreksia, dan mungkin melibatkan obat-obatan yang membantu mengurangi perasaan depresi dan kecemasan.
Keluarga konseling dan kelompok-kelompok pendukung juga dapat menjadi bagian dari pengobatan. Jika pasien masih muda, terapi keluarga sangat penting. Kelompok pendukung membantu pasien dan keluarga berbicara tentang pengalaman mereka dan saling membantu menjadi lebih baik. Karena Luna masih muda, jadi peran keluarga di sini sangat menentukan. Diharapkan keluarganya dapat membantu Luna untuk berperilaku sewajarnyadan memiliki pola hidup sehat.
Bagi terapis yang mengobati Luna tentunya harus bisa memiliki kepercayaan penuh dari luna, karena Luna sudah mengalami penyakit ini lama semenjak dia duduk di bangku sekolah kelas 5 SD yang membuat dia sulit untuk menerima masukan karena dia memiliki tujuan yang kukuh dalam menurunkan berat badan meskipun tujuannya itu tanpa dia sadari membahayakan dirinya dan orang sekitarnya
Kesimpulan
Berdasarkan kasus Luna, kami menarik kesimpulan bahwa Luna mengalami Anorexia Nervosa, yaitu salah satu gangguan psikologis yang dapat memicu gangguan psikologis lainnya (depresi, stress, frustasi, dan lainnya). Hal ini juga telah kami analisis dari berbagai pandangan dan teori yang ada untuk mendapatkan kesimpulan yang akurat. Luna yang sejak lama telah mengalami Anorexia Nervosa harus segera ditangani agar tidak menyebabkan risiko berat dikemudian hari. Berdasarkan konsepsi mengenai abnormalitas (Maramis, Kartini Kartono) ada lima, namun yang menurut kami cocok untuk kasus ini adalah abnormal menurut konsepsi patologis, abnormal menurut konsepsi penyesuaian pribadi, dan abnormalitas menurut konsepsi kematangan pribadi.
Luna yang telah masuk dalam kategori abnormal juga memunculkan perilaku yang memenuhi kelima aspek kriteria abnormal. Dari penjelasan sebelumnya, diagnosis mengenai kasus Luna semakin ke arah abnormal. Dan dari empat kategori abnormal menurut Maher dan Maher (1985) Luna lebih mendekati ke dalam kriteria abnormal tipe 1 dan 3, yakni tingkah laku yang membayakan diri dan reaksi emosi yang tidak pas pada situasi personal. Namun mengingat untuk mendiagnosis seseorang perlu banyak tinjauan agar tidak salah diagnosis. Oleh karena itu, kami memakai sistem tinjauaan eklektis. Tinjauan eklektis adalah tinjauan yang tidak hanya berpegang pada satu sudut pandang saja. Pembahasan mengenai abnormalitas dari satu sudut pandang atau konsepsi tertentu ternyata memiliki kelemahan. Oleh karena itu dengan menggunakan berbagai sudut pandang diharapkan dapat diidentifikasi dengan tepat apakah perilaku itu normal atau tidak.
Setelah melakukan perbandingan antara ciri-ciri pribadi normal dengan pribadi Luna, dugaan bahwa Luna abnormal. Oleh karena itu, kami mencoba melakukan diagnosis terhadap kasus Luna dan kemudian didapatkan bahwa Luna mengalami Anorexia Nervosa, yakni ditandai dengan usaha untuk melaparkan-diri, image tubuh yang terdistorsi, ketakutan intens menjadi kegemukan, dan amenore. Hal tersebut juga bersesuaian dengan apa yang dijelaskan di kasus Luna.