ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI Standar Operational Procedure Persalinan Dengan Distosia Bahu Dosen Pengampu : Sri Wahtini, S.ST, M.H.Kes
Oleh: Dewandari Dyah Kurniawati NIM. 201510104213 Kelas 4 B3 D4 Bidan Pendidik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) Jl. Ring Road Barat 63 Mlangi Nogotirto Gamping Sleman 55292 Yogyakarta 2017
1
A. Latar belakang pemilihan jurnal Bidan memegang peran penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktik kebidanan untuk mencapai pelayanan yang bermutu, standar ini diatur dalam permenkes no 369/MENKES/SK/III/2007. Didalam peraturan ini terdapat kompetensi bidan nomer empat yakni asuhan selama persalinan dan kelahiran yang didalamnya terdapat pengetahuan dasar no ke- 17 tentang Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan seperti: distosia bahu, asfiksia neonatal, retensio plasenta, perdarahan karena atonia uteri dan mengatasi renjatan. Oleh karena itu, bidan harus mampu melakukan penatalaksanaan distosia bahu dalam persalinan sebagai upaya pelayanan yang berstandar dan bermutu. B. Resume Jurnal 1. Nama peneliti: Judita Paat, Eddy Suparman, dan Hermie Tendean. 2. Tempat dan waktu penelitian: Waktu, 1 Januari 2012 - 31 Desember 2013 Tempat, di Bagian Obstetri-Ginekologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kanou Manado. 3. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran persalinan distosia pada remaja di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2012 - Desember 2013 ditinjau dari umur ibu, paritas, etiologi, tindakan dan komplikasi. 4. Metode penelitian Jenis penelitian ini deskriptif retrospektif. 5. Hasil penelitian Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa distosia bahu memiliki presentase 0,13 % dari jumlah persalinanan yang ada, kasus distosia yang paling banyak ini terjadi pada persalinan remaja umur 16-19 tahun dengan presentase 100% dengan insiden paling tinggi pada nulipara. Masalah distosia bahu ini kebanyakan disebabkan oleh masalah letak dan bentuk 2
yang penatalaksanaan paling banyak dengan operasi seksio dengan jumlah komplikasi 100%. C. Analisis Jurnal Landasan Teori Distosia Bahu memiliki pengertian, presentasi kepala, kepala telah lahir tetapi bahu tidak dapat dilahirkan dengan cara-cara biasa. Tidak ada penyebab lain terjadinya kesulitan tersebut. Kejadian Distosia Bahu ini memiliki insidensi kurang dari 1 persen (0,15 – 0,2 persen), sedangkan pada bayi-bayi dengan berat lahir lebih 4000 gram memiliki insidensi 1,6 persen. Secara etiologi, distosia bahu memiliki hubungan dengan obestitas ibu, pertambahan berat badan yang berlebihan, bayi berukuran besar, riwayat saudara kandung yang besar, dan diabetes pada ibu. Klasifikasi nya meliputi empat hal, yakni distosia karena kelainan tenaga, distosia karena kelainan letak serta bentuk janin, distosia karena kelainan panggul, distosia karena kelainan traktus genitalis. Sedangkan pada mekanisme pada distosia bahu, umunya ada tahanan bahu lebih mudah terjadi bila bahu memasuki panggul dengan diameter bisacromialis pada diameter anteroposterior PAP tidak pada salah satu diameter obliqua. Jarang terjadi kedua bahu tertahan di atas PAP. Biasanya bahu belakang dapat melewati promontorium tetapi bagian yang depan tertahan oleh symphysis pubis. Beberapa penulis membatasi definisi distosia bahu pada kasusu-kasus bahu memasuki panggul dengan diameter bisacromialisnya pada diameter anteroposterior PAP. Sedangkan hasil penelitian dalam jurnal Persalinan Distosia Pada Remaja di Bagian Obstetri-Ginekologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kanou Manado didapatkan hasil sebagai berikut, Pengertian Distosia bahu merupakan kegagalan persalinan bahu setelah kepala lahir dengan mencoba salah satu metode persalinan bahu. Distosia bahu merupakan kegawat-daruratan obstetrik karena terbatasnya waktu persalinan, terjadi trauma janin, dan komplikasi pada ibu. Didapatkan hasil sebagai berikut, pada tahun 2013 sebesar 7 kasus dari total persalinan pada tahun 2013 adalah 5140, terdapat kasus distosia bahu dengan presentase 0,13 %, dan jumlah kasus
3
distosia paling banyak ditemukan pada tahun 2013 di kelompok remaja umur 1619 tahun yaitu sebesar 100%. Pada tabel 3 ditemukan bahwa pada pasien distosia dengan paritas 0, memiliki insiden paling tinggi (50%). Berdasarkan data pada tabel 4 ditemukan bahwa distosia remaja paling banyak disebabkan karena masalah letak dan bentuk (passanger) (58,33%). Pada tabel 5 ditemukan tindakan utama yang paling banyak dilakukan pada kasus distosia yaitu operasi seksio (66,67%). Pada tabel 6 ditemukan bahwa pada distosia paling banyak tidak ditemukan komplikasi yaitu sebesar 100 %. Bila janin dalam keadaan malposisi atau malpresentasi, maka dapat terjadi distosia. Malposisi adalah posisi abnormal ubun-ubun kecil relatif terhadap panggul ibu (misalnya posisi oksipito posterior), sedangkan malpresentasi adalah semua letak janin selain letak belakang kepala. Letak janin dapat menyebabkan perpanjangan masa persalinan (misalnya posisi oksipito – posterior). Demikian juga besarnya janin. Janin (>4000 gr) tidak mudah dilahirkan pervaginam, meskipun ukuran panggul normal. Dari hasil pengkajian antara teori dan penelitian tersebut didapatkan persamaan mengenai pengertian persalinan dengan distosia bahu, yaitu persalinan dengan presentasi kepala, kepala telah lahir tetapi bahu tidak dapat dilahirkan dengan cara-cara biasa (adanya kegagalan persalinan bahu). Dan adanya persamaan penyebab distosia bahu itu sendiri. Yang menjadi perbedaan dalam tinjauan teori yang ada dengan penelitian tersebut yaitu fokus permasalahan yang dibahas lebih detail, yakni mengenai gambaran persalinan distosia pada remaja di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2012 - Desember 2013 ditinjau dari umur ibu, paritas, etiologi, tindakan dan komplikasi. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa distosia bahu memiliki presentase 0,13 % dari jumlah persalinanan yang ada, kasus distosia yang paling banyak ini terjadi pada persalinan remaja umur 16-19 tahun dengan presentase 100% dengan insiden paling tinggi pada nulipara. Masalah distosia bahu ini kebanyakan disebabkan oleh masalah letak dan bentuk yang penatalaksanaan paling banyak dengan operasi seksio dengan jumlah komplikasi 100%. DAFTAR PUSTAKA
4
1. Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika. 2. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka. 3. Oxorn, Herry. Foret, William R. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Andi offset. 4. Saifuddin, Abdul Bari. Dkk. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 5. Paat, Judita. Dkk. 2015. Persalinan Distosia Pada Remaja di Bagian Obstetri-Ginekologi BLU RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado. Volume 3, Nomor 2. Diakses pada tanggal 2 Maret 2017 pukul 19.00 WIB. 6. Iskender, Cantekin. Dkk. 2014. Neonatal Injury at Cephalic Vaginal Delivery: A Retrospective Analysis of Extent of Association with shoulder Dystocia. Volume 9. Diakses pada tanggal 2 Maret 2017 pukul 19.30 WIB.
5