LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tenggara
BAB V ANALISIS GEOLOGI 5.1. Pendahuluan 5.1. 5.1.1 1
Lata Latarr Bela Belaka kang ng
Bendu Bendunga ngan n Pelosi Pelosika ka adalah adalah rencan rencanaa bendun bendungan gan terbesar terbesar di Provin Provinsi si Sulawe Sulawesi si Tenggar enggaraa yang yang akan akan dibang dibangun un dengan dengan memben membendun dung g Sungai Sungai Konawee Konaweeha. ha. encan encanaa pembangunan bendungan tersebut telah dimulai sejak tahun !"#" dengan melakukan pra studi kelayakan dan kemudian detail desain pada tahun !"#$. %ungsi utama bendungan pelosika adalah untuk keperluan penyediaan air baku sebesar &'" liter(detik) penyediaan air irigasi seluas !$""" *a) pengendalian banjir pada kawasan di hilir bendungan seluas #".$'+ *a serta pembangkit listrik tenaga air ,hidro power- sebesar ! ' /0. /0. Tahapan ahapan rencan rencanaa pemban pembangun gunan an Bendun Bendungan gan Pelosi Pelosika ka sedang sedang dalam dalam tahapa tahapan n perencanaan dan telah dilakukan detail desain. /engingat Bendungan Pelosika dengan tampungan yang mencapai '"" juta m$ merupakan prasarana pengairan yang mempunyai resik resiko o sang sangat at ting tinggi gi)) maka maka sebel sebelum um diti ditind ndak akla lanj njut utii keda kedala lam m taha tahapa pan n pela pelaks ksan anaan aan kons konstru truks ksi) i) terle terlebi bih h dahu dahulu lu hasil hasil desa desain in yang yang tela telah h dilak dilakuk ukan an haru haruss mend mendap apat atka kan n persetujuan desain yang diberikan oleh /enteri Pekerjaan 1mum dan Perumahan akyat setelah mendapatkan rekomendasi dari Komisi Keamanan Bendungan. Studi Studi patahan patahan dilakukan dilakukan agar memberikan memberikan informasi mengenai mengenai kondisi kondisi geologi geologi permukaan dan bawah permukaan di lokasi yang akan menjadi lokasi konstruksi maupun genangan Bendungan Pelosika. Pemahaman mengenai kondisi geologi diperlukan untuk mengur mengurang angii risiko risiko kegaga kegagalan lan konstru konstruksi ksi dan gagal gagal fungsi fungsi setelah setelah bendun bendungan gan tersebu tersebutt selesai dibuat. 5.1. 5.1.2 2
Mak Makud ud dan dan !u" !u"ua uan n
/aksud /aksud kegiatan kegiatan studi studi patahan patahan dan sertifik sertifikasi asi lanjutan lanjutan bendunga bendungan n pelosi pelosika ka kabupa kabupaten ten Konawe Konawe provin provinsi si Sulawe Sulawesi si Tenggar enggaraa diharap diharapkan kan dapat dapat menjad menjadii data2d data2data ata perencanaan teknis bagi Balai 0ilayah Sungai Sulawesi 34 untuk melaksanakan pembangunan infrastuktur Bendungan Pelosika. Secara umum manfaat yang diharapkan dengan kegiatan ini adalah 5 a. /enget /engetahu ahuii kondis kondisii geolog geologii permuk permukaan aan)) perseb persebaran aran batuan) batuan) termasuk termasuk perseb persebaran aran struktur geologi ,sesar) kekar dan lipatan-) tingkat pelapukan batuan dan 6ona ris iko gerakan tanah. b. /engetahui kondisi geologi bawah permukaan) seperti persebaran patahan bawah permukaan) ketebalan sedimen lepas) ketebalan batuan kompak) dll c. /engu /enguran rangi gi risiko risiko kegagala kegagalan n konstru konstruksi ksi dan kegaga kegagalan lan fungsi fungsi bendun bendungan gan setelah setelah konstruksi akibat kondisi geologi
'2#
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tenggara
d. /eng /enghi hitu tung ng pote potens nsii dan dan cada cadang ngan an 7uar 7uarry ry dan dan borr borro ow area area di seki sekita tarr loka lokasi si bendungan untuk kepentingan kepentingan konstruksi bendungan. bendungan. e. /elaks /elaksana anakan kan arahan arahan dan masukan masukan dari Balai Bendun Bendungan gan yang yang dituangk dituangkan an dalam laporan laporan hasil inspeksi lapangan dan catatan diskusi diskusi di Balai Bendungan Bendungan mengenai penambahan data penyelidikan geologi di lokasi lokasi Bendungan Pelosika. Tujuan dari pekerjaan Sertifikasi Bendungan Pelosika di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara adalah /endapatkan data2data geologi yang akurat) sehingga bisa dijadikan acuan dalam perencanaan Bendungan Pelosika. 5.1. 5.1.# # L$ng L$ngku ku% % Keg$ Keg$at atan an Lingkup penyelidikan geologi teknik yang dilakukan) meliputi pekerjaan lapangan) pekerjaan laboratorium) serta pekerjaan analisis data dan Laporan) diantaranya 5 a. Survei Survei pemetaa pemetaan n lokasi lokasi bendun bendungan gan dan material material konstruk konstruksi si b. Penentuan titik2titik lokasi penyelidikan c. /elakukan /elakukan penguku pengukuran ran elevasi elevasi permukaan permukaan dan dan koordinat koordinat titik2tit titik2titik ik penyelidik penyelidikan an d. /elaksanakan /elaksanakan pengeboran pengeboran sesuai dengan dengan titik yang yang sudah sudah ditetapk ditetapkan. an. e. /elakukan /elakukan uji uji SPT SPT dan dan uji uji kelulusan kelulusan air di lokasi pengeboran pengeboran f. Pembua Pembuatan tan sumut sumutan an uji pada pada lokasi lokasi rencan rencanaa bahan bahan timbuna timbunan n g. Pengambila Pengambilan n sample untuk untuk di bawa ke laboratorium laboratorium h. /elaksanakan /elaksanakan tes laborato laboratorium rium terhadap terhadap tanah tanah yang yang sudah sudah di di ambil ambil i. Pengol Pengolaha ahan) n) analis analisaa data data dan penyus penyusun unan an lapor laporan an 5.1.& 5.1.& L'ka$ L'ka$ Pen(el Pen(el$d$ $d$kan kan Lokasi desain Bendungan Pelosika yang akan dikaji oleh tim konsultan berada di 8esa 9sinua :aya) Kecamatan 9sinua) Kabupaten Konawe. Titik koordinat as bendungan pelosika berada di titik koordinat 1T/ ; 5 $<#') $<#') = 5 +'>&<>$) ? 5 <' m. :arak lokasi rencana Bendungan Pelosika @ #"" km dari Kota Kendari dan dapat ditempuh dengan perjalanan darat sekitar A jam dan melalui jalur sungai Konaweha dengan menggunakan perahu.
'2!
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tenggara
d. /eng /enghi hitu tung ng pote potens nsii dan dan cada cadang ngan an 7uar 7uarry ry dan dan borr borro ow area area di seki sekita tarr loka lokasi si bendungan untuk kepentingan kepentingan konstruksi bendungan. bendungan. e. /elaks /elaksana anakan kan arahan arahan dan masukan masukan dari Balai Bendun Bendungan gan yang yang dituangk dituangkan an dalam laporan laporan hasil inspeksi lapangan dan catatan diskusi diskusi di Balai Bendungan Bendungan mengenai penambahan data penyelidikan geologi di lokasi lokasi Bendungan Pelosika. Tujuan dari pekerjaan Sertifikasi Bendungan Pelosika di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara adalah /endapatkan data2data geologi yang akurat) sehingga bisa dijadikan acuan dalam perencanaan Bendungan Pelosika. 5.1. 5.1.# # L$ng L$ngku ku% % Keg$ Keg$at atan an Lingkup penyelidikan geologi teknik yang dilakukan) meliputi pekerjaan lapangan) pekerjaan laboratorium) serta pekerjaan analisis data dan Laporan) diantaranya 5 a. Survei Survei pemetaa pemetaan n lokasi lokasi bendun bendungan gan dan material material konstruk konstruksi si b. Penentuan titik2titik lokasi penyelidikan c. /elakukan /elakukan penguku pengukuran ran elevasi elevasi permukaan permukaan dan dan koordinat koordinat titik2tit titik2titik ik penyelidik penyelidikan an d. /elaksanakan /elaksanakan pengeboran pengeboran sesuai dengan dengan titik yang yang sudah sudah ditetapk ditetapkan. an. e. /elakukan /elakukan uji uji SPT SPT dan dan uji uji kelulusan kelulusan air di lokasi pengeboran pengeboran f. Pembua Pembuatan tan sumut sumutan an uji pada pada lokasi lokasi rencan rencanaa bahan bahan timbuna timbunan n g. Pengambila Pengambilan n sample untuk untuk di bawa ke laboratorium laboratorium h. /elaksanakan /elaksanakan tes laborato laboratorium rium terhadap terhadap tanah tanah yang yang sudah sudah di di ambil ambil i. Pengol Pengolaha ahan) n) analis analisaa data data dan penyus penyusun unan an lapor laporan an 5.1.& 5.1.& L'ka$ L'ka$ Pen(el Pen(el$d$ $d$kan kan Lokasi desain Bendungan Pelosika yang akan dikaji oleh tim konsultan berada di 8esa 9sinua :aya) Kecamatan 9sinua) Kabupaten Konawe. Titik koordinat as bendungan pelosika berada di titik koordinat 1T/ ; 5 $<#') $<#') = 5 +'>&<>$) ? 5 <' m. :arak lokasi rencana Bendungan Pelosika @ #"" km dari Kota Kendari dan dapat ditempuh dengan perjalanan darat sekitar A jam dan melalui jalur sungai Konaweha dengan menggunakan perahu.
'2!
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tenggara
Sumber : Analisa Peta tahun 2017.
ambar '. # Lokasi Pekerjaan 5.2. Ge'l'g$ Ge'l'g$ Reg$'nal Reg$'nal 5.2. 5.2.1. 1. )$$ )$$'g 'gra ra*$ *$ 8aerah penyelidikan masuk dalam bagian Sulawesi lengan tenggara bagian tengah. /orfologinya berupa Pegunungan /ekongga di sebelah barat) di sebelah timur di batasi oleh Pegunungan Tangesinua. 8i antara kedua pegunungan ini terdapat basin yang dialiri Sungai Koneweha. Secara regional) morfologi daerah penyedilikan dapat dibedakan atas $ Satuan Satuan /orfol /orfologi ogi yaitu yaitu Satuan Satuan Pegunu Pegununga ngan) n) Satuan Satuan Perbuk Perbukita itan n dan Satuan Satuan 8ataran 8ataran endah sebagaimana diuraikan berikut ini 5 a. Satu Satuan an Pegu Pegunu nung ngan an Satuan ini menempati bagian tengah dan bagian barat dengan arah pegunungan memanjang memanjang barat laut 2 tenggara) tenggara) seperti5 seperti5 Pegunungan Pegunungan /ekongga) /ekongga) Pegunungan Pegunungan Tangk angkel elem embo boke ke dan dan Pegu Pegunu nung ngan an /ata /ataro romb mbeo eo.. 8aer 8aerah ah barat barat daya daya loka lokasi si bendungan merupakan pegunungan ,Csu Latinango D #<"> m- yang batuan penyusunnya terdiri dari batuan malihan dan batugamping) umumnya bertonjolan kasar kasar dan tajam) tajam) berlere berlereng ng curam curam dan sempit sempit.. Sedang Sedangkan kan bagian bagian selatan selatan ,Csu /omewe #$#! m dan Peg. Tamosi- daerah pegunungan yang batuan penyusunnya berupa malihan ,sekis) ,se kis) filit) sabak- umumnya bertonjolan halus dan berlereng tidak begitu curam. Pola aliran sungai di daerah ini umumnya membentuk ranting
'2$
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tenggara
,dendr ,dendriti itikk- dan setempa setempatt sejajar sejajar mengik mengikuti uti arah retakan retakan(ses (sesar ar utama utama dan arah arah perlapisan batuan ultramafik. b. Satuan Perbukitan Satuan Satuan perbuk perbukitan itan menemp menempati ati bagian bagian utara) utara) barat barat dan bagian bagian timur timur laut laut lokasi lokasi bendungan. Satuan ini juga terdapat te rdapat di antara pegunungan yang berupa perbukitan landai yang umumnya tersusun oleh konglomerat dari /olasa Sulawesi. 8aerah ini biasanya membentuk perbukitan bergelombang yang ditumbuhi semak dan alang2 alang) Ketinggiannya berkisar antara &' m sampai &'" m di atas permukaan taut. c. Satu Satuan an 8at 8atar aran an en enda dah h 8ataran rendah terdapat di daerah pantai dan sepanjang sungai besar sampai ke muaranya) seperti Sungai Konaweha) Sungai *umbuti) Batuan penyusunnya terdiri atas endapan sungai) pantai dan rawa. Ketinggian daerah ini berkisar mulai dari beberapa meter sampai ##"" m di atas permukaan laut.
ambar '. ! /orfologi /orfologi regional Pulau Sulawesi Sulawesi ,Surono) !"#"!"#"5.2. 5.2.2. 2. Stat Stat$g $gra ra*$ *$ Berd Berdasa asark rkan an peta peta geol geolog ogii lemb lembar ar Lasu Lasusu sua2 a2 Kend Kendari ari Sula Sulawe wesi si deng dengan an skal skalaa #5!'".""" #5!'".""" yang dikeluarkan dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengemban Pengembangan gan eologi eologi ,P$-) ,P$-)
'2A
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
maka secara umum stratigrafi Kabupaten Konawe) dapat dibagi dalam delapan formasi batuan sebagai berikut ,Penjelasan dari batuan yang tertua ke batuan yang termuda- 5 a. Batuan 9fiolit ,Ku- Batuan afiolit merupakan batuan beku yang tersusun oleh jenis batuan peridotit) har6burgit) dunit) gabro) dan serpentinit. b. Batuan /alihan Paleo6oikum ,P6m- Tersusun oleh jenis batuan sekis) gneis) filit) kuarsit) batu sabak) dan sedikit pualam. c. Pualam Paleo6oikum ,P6mm- Pualam Paleo6oikum tersusun oleh jenis batu gamping dan pualam. d. %ormasi Tokala ,T:t- Tersusun oleh jenis batu gamping) serpih) kalsilutit) napal) batu sabak dan batu pasir. e. %ormasi /eluhu ,T:m- :enis batuan penyusun formasi /eluhu adalah terdiri dari batu pasir) kuarsit) serpih hitam) serpih merah) filit) batu sabak) batu gamping) dan lanau. f. %ormasi /atano ,Km- Tersusun oleh jenis batu serpih dan rijang. g. %ormasi 9langga tersusun oleh jenis batu pasir) batu lempung dan konglomerat. h. Endavan 9luvium ,Fa- Endapan 9luvium merupakan endapan sekunder hasil rombakan batuan di permukaan yang telah terbentuk sebelumnya. Endapan terdiri dari material lepas batuan kerikil) kerakal) pasir dan lempung. 5.2.#. Struktur Ge'l'g$ Struktur yang terbentuk di Pulau Sulawesi mempunyai berbagai skala ,regional dan lokal- meliputi penunjaman dan 6ona tumbukan) sesar naik) sesar dan lipatan. Struktur geologi berskala regional yang berkembang di Sulawesi dan kawasan sekitarnya adalah parit Sulawesi 1tara ,Gorth Sulawesi Trench-) Sistem Sesar Palu2Koro) Sesar Gaik Batui) Sesar Gaik Poso) Sesar 0alanae) dan pemekaran Samudra di Selat /akassar. Struktur geologi yang berkembang di lengan Tenggara Sulawesi dominasi oleh sesar berarah Barat Laut2Tenggara) yang utama terdiri atas Sesar /atano) kelompok Sesar Kolaka) kelompok Sesar Lawanopo dan kelompok Sesar Lainea. Berdasarkan hasil penggambaran struktur regional Sulawesi dan daerah sekitarnya ,Surono) !"#$-. 8aerah penelitian ini merupakan salah satu kawasan daerah yang masih mendapat pengaruh oleh sesar diantaranya sesar Lasolo. Sesar dan kelurusan umumnya berarah barat laut2tenggara searah dengan sesar geser lurus mengiri Lasolo meliputi daerah Kecamatan 9sera) Kecamatan /olawe)Kecamatan Lasolo) Kecamatan Lembo) sampai Kecamatan Sawa dan memanjang sampai ke Teluk Lasolo. Sesar Lasolo bahkan masih aktif hingga saat ini. Sesar tersebut diduga ada kaitannya dengan Sesar Sorong yang aktif kembali pada Kala Cligosen ,Simandjuntak) dkk.) #+>$-. Sesar naik ditemukan di daerah 0awo sebelah barat Tampakura dan di Tanjung Labuandala di selatan Lasolo) yaitu beranjaknya Batuan Cfiolit ke atas Batuan /alihan /ekonga) %ormasi /eluhu) dan %ormasi /atano.
'2'
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. $ Peta eologi egional di 8aerah Proyek ,E usmana) dkk) #++$5.#. Pen(el$d$kan Ge'l'g$ !ekn$k dan Mekan$ka !anah Secara umum) metoda penyelidikan geoteknik dan mekanika tanah yang digunakan pada suatu lokasi perencanaan perlu dipilih dengan berdasarkan pada jenis prasarana atau bangunan yang direncanakan dan dengan memperhatikan kondisi geologi lokal ,setempatyang berkembang di lokasi perencanaan. Kegiatan penyelidikan tersebut meliputi kegiatan penyelidikan di lapangan dan analisa contoh lapisan tanah(batuan di laboratorium
'2<
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Pemilihan metoda penyelidikan yang akan dilaksanakan pada tiap lokasi perlu disesuaikan dengan kebutuhan data pada tahapan perencanaan yang dilakukan di tiap lokasi rencana prasarana S89) yaitu sebagai berikut 5 5.#.1. Pen(el$d$kan La%angan 5.#.1.1. Pen(el$d$kan Ge'l'g$ Per+ukaan Peta geologi permukaan memperlihatkan semua keadaan geologi di daerah proyek yaitu di lokasi rencana poros bendungan(bendung) bangunan2bangunan lain yang terdapat di lokasi proyek dan daerah genangan dan lokasi sumber bahan timbunan. Selain itu) peta tersebut juga harus menunjukkan nama batuan) tanah penutup serta penyebarannya) tampakan2tampakan ,feature- geologis) seperti kekar) daerah patahan) jurus dan kemiringan lapisan. Penyelidikan dengan paritan dan sumuran uji baru dilakukan untuk mengetahui perubahan2perubahan formasi tanah) yang sangat bermanfaat untuk membantu menentukan jenis penyebaran batuan) derajat pelapukan serta sifat2sifat tanah penutup ,overburden-. Baik peta topografi maupun peta foto udara yang besar dapat dipakai untuk pemetaan geologi permukaan. Laporan geologi akhir dibuat berdasarkan hasil2hasil penyelidikan lapangan) dan menggunakan peta2peta berikut sebagai referensi 5 a. Peta wilayah regional dengan skala # 5 '".""" setidaknya # 5 #"".""" b. Peta semi detail dengan skala # 5 !'.""" setidaknya # 5 '".""" c. Peta detail dengan skala # 5 '"" di poros bendung dan # 5 '"" di lokasi lainnya
5.#.1.2.
Pe+,'ran Int$ Penyelidikan bawah tanah menggunakan metoda pemboran inti adalah sangat
penting) karena data yang dihasilkan banyak digunakan yaitu data geologi) geoteknik) maupun untuk penyelidikan lainnya seperti airtanah) kekar) elastisitas dan pengambilan sampel. 8alam melakukan pemboran dilakukan dengan standar dan prosedur yang telah baku yaitu standar 9ST/ 8 !##$2&" ,#+&<-. Pemboran yang disyaratkan untuk penyelidikan geologi teknik adalah pemboran dengan cara pemboran inti bermesin ,otary core drilling-. Pemboran ini dilaksanakan dengan jalan memutar stang bor beserta tabung pengambil contoh dengan mesin sebagai penggerak.
'2&
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
5.#.1.#.
!et Penetra$ Standart - SP!
Tes penetrasi standar dilakukan untuk memperoleh Hharga I GJ dan contoh lapisan tanah yang representatif. *arga I G dipakai untuk membuat perkiraan kondisi lapisan tanah bawah sehubungan dengan daya dukung untuk perhitungan perencanaan pondasi. Pelaksanaan pengujian berdasarkan 9ST/ 82A!" dan #'><2>A. *arga I G didefinisikan sebagai jumlah pukulan dengan palu seberat <$)' kg yang jatuh bebas dari ketinggian &' cm) untuk memasukkan alat pengambil contoh sedalam '" cm ke dalam tanah. Tes ini umumnya dilakukan dengan interval kedalaman ! meter dan atau di tiap2tiap pengantian bahan pada lapisan tanah. 1ntuk mendapatkan angka2angka parameter tanah yang akan digunakan untuk desain seperti cu) saturated ataupun dry) dan M dari angka G2SPT yang didapatkan) digunakan korelasi antara nilai G2SPT dengan parameter2parameter tersebut antara lain 5 a. Korelasi G2SPT terhadap nilai Nu 1ntuk nilai Nu dapat diperoleh dengan menggunakan grafik berikut ini 5
ambar '. A *ubungan antara kohesi dan nilai G2SPT untuk tanah kohesif.,Ter6aghi) #+A$ b. Korelasi G2SPT terhadap nilai M Gilai M diperoleh dari grafik hubungan antara Gcor dengan M yang dikeluarkan oleh Peck) *anson dan Thornburn ,#+'$-.
'2>
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. ' Korelasi antara friction angle dan G SPT ,Peck) *anson) dan Thornburn) #+'$c. Korelasi G2SPT terhadap nilai modulus elastisitas tanah /enurut Schmertmann ,#+&"-) /odulus elastisitas tanah dapat diperoleh dengan menggunakan korelasi dari data G2SPT.
‒ Tanah Pasir Es ,kG(mO- D &<< G G D G2SPT Es D !7c
‒ Tanah Lempung Gilai modulus elastisitas pada tanah lempung sangat tergantung pada riwayat pembebanannya.
‒ Tanah Lempung GN Es D !'" Nu I '"" Nu
‒ Tanah Lempung CN Es D &'" Nu I #""" Nu
Nu D Undrained cohesion of clayey soil
d. Korelasi G2SPT terhadap nilai overconsolidated ratio) CN
'2+
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Q Rv D Effective vertical stress dalam /G(mO e. Korelasi G2SPT terhadap nilai konsintensi suatu tanah *ubungan antara G2SPT dengan kerapatan relative pada tanah non2kohesif ,./eyerhoff)#+'
State '*
Relat$0e
Standard Penetrat$'n
%a/k$ng
en$t(
Re$tan/e N ,l'34*t
4ery loose Loose /edium 8ense( Nompact 8ense 4ery 8ense
".! ".! 2 ".A ".A 2 ".< ".< 2 ".> ".>
A A 2 #" #" 2 $" $" 2 '" '"
Tabel '. ! Korelasi GSPT dengan 7 u ,8as) #+>A'n$ten/(
4ery soft Soft /edium Stiff( %irm Stiff
Standard Penetrat$'n
7n/'n*$ned '+%re$'n
Nu+,er N6SP! "2! !2' ' 2 #" #" 2
Strength 8u -kN4+9 " 2 !' !' 2 '" '" 2 #""
4ery Stiff *ard
!" !" 2 $" $"
#"" 2 !"" !""2 A"" A""
f. Korelasi G2SPT untuk menentukan berat volume tanah , -
‒ Tanah Pasir , Gon2KohesifTabel '. $ Korelasi GSPT dengan untuk Pasir ,Teng) #+
‒ Tanah Lempung ,Kohesif-
'2#"
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Tabel '. A *ubungan G SPT Terhadap Kekuatan Tanah Lempung ,Ter6aghi dan Peck) #+A$N SP! ,l'3 *eet
K'n$ten$
!
:u -un/'n*$ned /'+%re$0e trength t'n4*t2
4ery Soft
! ‐ A
Soft
A ‐ >
/edium
> ‐ #'
Stiff
#' ‐ $"
4ery Stiff
$"
*ard
".!' ".!' ‐ ".'" ".'" ‐ #."" #."" ‐ !."" !."" ‐ A."" A.""
;at kN4+#
#< ‐ #+ #< ‐ #+ #& ‐ !" #+ ‐ !! #+ ‐ !! #+ ‐ !!
g. Parameter Elastis Berbagai :enis Tanah Tabel '. ' Parameter Elastis Tanah ,/eyerhof) #+'
Loose sand /edium dense sand 8ense sand Silty Sand Sand and ravel Soft clay /edium clay Stiff Nlay
5.#.1.&.
Young's modulus, E s MN/m² lb/in.² #".$'2!A.#' #'""2$'"" #&.!'2!&.<" !'""2A""" $A.'"2''.!" '"""2>""" #".$'2#&.!' #'""2!'"" <+.""2#&!.'" #""""2!'""" !."&2'.#> $""2&'" '.#>2#".$' &'"2#'"" #".$'2!A.#' #'""2$'""
Poisson's ratio,
".!"2".A" ".!'2".A" ".$"2".A' ".!"2".A" ".#'2".$'
".!"2".'"
!e Per+ea,$l$ta
Tes permeabilitas harus dilakukan di setiap lubang bor) mencakup seluruh kedalaman lubang. /etode yang akan dipakai bisa dipilih dari metode I metode yang ada ,seperti tes packer) falling head) constant head dan tes open end- sesuai dengan karakteristik formasi yang akan dites. /etode tes dan analisis hasil I hasilnya harus disetujui oleh 8ireksi sebelum pekerjaan dimulai. 1ntuk uji bertekanan disebut 1ji Packer ( Lugeon) dilakukan bila kondisi bawah permukaan terbentuk dari batuan yang cukup keras. Sedangkan uji tidak bertekanan seperti constant head) falling head dan open end constandend tes) dilakukan dikondisi bawah permukaan yang terbentuk dari tanah dan pasir serta batuan yang melapuk tinggi dan hancur. Tes akan dilakukan sekali per ,# U 2 $m dari kedalaman lubang) dengan metode tahap turun ,descending stage method-. Sebagai
'2##
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
prinsip) panjang masing I masing tahap harus kurang dari ')" m dan tahap I tahap selanjutnya harus dibor setelah tes sebelumnya selesai. a. 7"$ Pa/ker 4 7"$ Bertekanan 1ntuk uji permeabilitas pada formasi batuan yang keras) kompak) umumnya dipakai metode uji packer ,packer test-. /etode ini mempergunakan alat yang disebut HpackerJ yang berfungsi sebagai penghalang supaya air yang dipompakan dengan tekanan bisa masuk ke dalam formasi batuan yang akan dites) jadi merupakan penyekat yang tidak tembus air. ,. Per/',aan !ak Bertekanan /etode Nonstant *ead
/etode ini dipakai apabila pondasi bangunannya terbentuk dari tanah atau batuan yang melapuk tinggi) sehinga tidak akan kuat bila dilakukan dengan percobaan bertekanan. /etode %alling *ead
Pengujian ini dilakukan bila metode constant head mengalami kesulitan oleh karena air yang dikocorkan sukar masuk kedalam lubang bor. /. Met'de O%en6End 'ntant6Head Meth'd Pengujian ini dilakukan bila metode constant head mencapai dasar lubang bor) dimana casing yang terpasang juga mencapai dasarlubang bor. Sehingga pengujian tes air dilaksanakan hanya di dasar lubang bor. 5.#.1.5.
Su+uran u"$ Pekerjaan sumuran uji atau test pit adalah untuk mengetahui jenis dan tebal lapisan
di bawah permukaan tanah dengan lebih jelas) baik untuk pondasi bangunan maupun untuk bahan timbunan pada daerah sumber galian bahan ,borrow area-. 8engan demikian akan dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai jenis lapisan dan tebalnya) juga volume bahan galian yang tersedia dapat dihitung. 5.#.2. Pengu"$an La,'rat'r$u+ Pengujian tanah di laboratorium dilakukan terhadap semua contoh tanah yang diperoleh dari lapangan berupa contoh tanah terganggu dan contoh tanah tidak terganggu. Pengujian2pengujian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh data dan informasi parameter sifat fisik maupun sifat mekanika tanah) selanjutnya parameter2parameter
'2#!
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
tersebut akan digunakan sebagai bahan analisis dan pertimbangan dalam perencanaan dan desain tipe penanganan longsoran. 9cuan dan tujuan dari setiap jenis pekerjaan penyelidikan lapangan dan laboratorium dapat diperiksa pada Tabel '.< dan Tabel '.&. Tabel '. < Standar dan Pedoman Penyelidikan Laboratorium Tanah
N'.
Pengu"$an
A/uan
#
Gatural water content
SG3 "$2#+<'2#++"
!
1nit weight
SG3 "$2$<$&2#++A
$
Specific ravity
SG3 "$2#+
A
rain si6e analysis
'
2 /echanical method
9ST/ 8A!# V A!!
2 *idrometer method
SG3 "$2$A!$2#++A
!u"uan
1ntuk mengetahui jumlah air yang ada dalam tanah sesuai dengan berat keringnya 1ntuk mengetahui berat isi tanah halus 1ntuk mengetahui berat jenis butiran tanah 1ntuk mengetahui persentase berbagai ukuran butir tanah 1ntuk memperoleh klasifikasi tanah berbutir halus menggunakan alat hidrometer
9tterberg limit 2 Plastic limit
SG3 "$2#+<<2#++"
1ntuk menentukan batas plastis tanah
2 Li7uid limit
SG3 "$2#+<&2#++"
<
Triaial 11
SG3 "$2!>#'2#++!
&
Triaial N1
SG3 "$2!A''2#++#
1ntuk menentukan batas cair tanah 1ntuk mengetahui karakteristik kekuatan tanah tanpa mengalami drainase dan konsolidasi 1ntuk mengetahui karakteristik kekuatan tanah dengan pengukuran tekanan air pori dan konsolidasi tanpa mengalami drainase
Tabel '. & Standar dan Pedoman Penyelidikan Laboratorium Batu
'2#$
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
5.&. Anal$$ a(a ukung N'.
Pengu"$an
A/uan
!u"uan
#
1niaial Nompressive Strength
SG3 "$2!>!'2#++!
1ntuk mengetahui kuat tekan uniaksial batuan
!
=oung /odulus V PoissonRs atio
SG3 "$2!>!<2#++!
1ntuk mengetahui harga modulus elastisitas dan nilai poison batuan
Specific ravity Bulk 8ensity $
/oisture Nontent
SG3 "$2!A$&2#++#
0ater 9bsorption
A
Specific ravity V 0ater absorption
SG3 "$2#+<+2#++" SG3 "$2#+&"2#++"
'
Soundness
9ST/ 8 '!A"
1ntuk mengetahui sifat2sifat fisika batuan seperti kepadatan asli) kepadatan jenuh) kepadatan kering) kadar air asli) penyerapan kepadatan kering) derajat kejenuhan) porositas) berat jenis semu) berat jenis sebenarnya) dan angka pori 1ntuk mengetahui berat jenis dan penyerapan air agregat kasar dan agregat halus 1ji yang dilakukan untuk menentukan keawetan batuan yang mengalami erosi
8aya 8ukung Tanah tergantung dari banyak faktor) salah satu faktornya adalah kekuatan geser tanah ,kohesi-. Suatu bangunan tertentu akan menimbulkan sebuah beban tertentu terhadap struktur bawah tanah ,pondasi-. 4olume tanah yang akan mengalami tegangan tergantung dari beban pikul dan luas pondasinya. Pada tekanan yang sama) berlaku keadaan dimana semakin besar bidang pondasi) semakin dalam pula 6ona tanah yang menerima tegangan sebagai akibat terjadinya tegangan didalam bawah tanah) sehingga hal ini akan menimbulkan deformasi ,perubahan bentuk-. Sesuai sifat mekanika tanah ,soil mechanic- maka setiap jenis tanah mempunyai beban maksimum tertentu. Cleh karena itu) dalam perencanaannya perlu diketahui perilaku dan karakter material tanah seperti nilai N dan nilai W ,sudut geser- serta sifat konsolidasi tanah. Suatu pondasi yang seragam) akan menyebabkan terjadinya penurunan yang seragam atau normal. 9kan tetapi) jika susunan tanah berbeda maka kemungkinan akan terjadi penurunan yang bersifat differensial) dimana penurunan akan bervariasi sepanjang bangunan tersebut. Selanjutnya) untuk perencanaan bangunan yang ditempatkan langsung di atas batuan dasar) yaitu di daerah dengan lapisan tanah penutup yang relatif tipis atau formasi batuan langsung tersingkap di permukaan) maka daya dukung harus ditentukan dengan berdasarkan pada sifat mekanika batuan ,rock mechanics- yang dapat diperoleh dari hasil analisa laboratorium terhadap contoh batuan.
'2#A
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Sesuai proses pembentukannya) maka batuan secara alamiah mempunyai sifat yang secara fisik sangat padat dan keras) kompak atau berlapis dengan ketebalan tertentu yang mempunyai daya dukung tinggi sesuai standar batuan dasar sehingga penilaian terhadap daya dukungnya untuk pondasi bangunan ringan ( kecil sampai sedang) dapat diperkirakan secara kualitatif melalui survei geologi. 1ntuk keamanan perencanaan bangunan berat ( besar) seperti bendung) bendungan) embung) dan lain2lain) maka penilaian terhadap daya dukung perlu dilakukan secara kuantitatif yaitu melalui penyelidikan geologi teknik dan penyelidikan mekanika batuan. Standar Penetration Test atau SPT adalah dilakukan untuk memperoleh estimasi nilai daya dukung dan kompresibilitas tanah) serta kekuatan geser tanah ,shear strenghtyang diukur selama pengujian. /ayerhoff ,#+'<- telah membuat tabel korelasi antara nilai G2SPT dengan konsistensi tanah untuk jenis tanah fraksi halus ,lempung I lanau-) dan tabel korelasi antara G2SPT dengan densitas relatif tanah untuk jenis tanah fraksi kasar ,pasir 2 kerikil-. 8alam analisa daya dukung tanah berdasarkan data nilai G2SPT di sini akan menggunakan dasar korelasi /ayerhoff tersebut) seperti yang dapat dilihat pada Tabel '.>) Tabel '.+ dan Tabel '.#". *unt ,#+>A- juga telah membuat tabel korelasi antara G2SPT dengan Sudut eser 8alam ,X- dan Berat isi Tanah ,Y-) seperti dapat dilihat pada Tabel '.##.
Tabel '. > Korelasi Gilai SPT dengan Konsistensi dan Tegangan eser Tanah ,/ayerhoff) #+'
NSP! -Bl'34*t ! !2A A2> > 2 #' #' 2 $" Z $"
la( -Le+%ung 6 Lanau 7S -!'n4+9 !' !' I '" '" I #"" #"" I !"" !"" I A"" A""
'n$ten/( 4ery soft Soft /edium Stiff 4ery stiff *ard
Tabel '. + Korelasi Gilai SPT dengan 8ensitas elatif dan Sudut eser 8alam Tanah ,/ayerhoff) #+'
'2#'
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
A '
8ense 4ery 8ense
$" 2 '" '"
#!" I !"" !""
A" 2 A' A'
Tabel '. #" Korelasi Gilai SPT dengan 8ensitas elatif Tanah dalam persen ,[- ,/ayerhoff) #+'' $" 2 '" 4ery 8ense >' 2 #"" '"
N'. # ! $ A '
9da klasifikasi nilai tegangan geser ,shear strength- pada setiap tanah(batuan) yaitu 5 a. Batuan lunak) tegangan geser pada saat patah
5 $'" kg(cmO
b. Batuan kuat) tegangan geser pada saat patah
5 $'" I #.#'" kg(cmO
c. Batuan sangat kuat) tegangan geser pada saat patah
5 #.#'" kg(cmO.
1ntuk mendapatan harga daya dukung tanah ,7u- dari nilai G menggunakan 5
8aya dukung tanah non kohesif ,7 p- 5
8aya dukung tanah yang diijinkan ,7a- 5
umus PENK hanya digunakan untuk tanah lempungan sebagai berikut 5
1ntuk mendapatkan harga X ,sudut geser dalam- untuk tanah pasiran digunakan rumus PENK sebagai berikut 5
'2#<
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
N'. #
!
$
A
'
<
Tabel '. ## *ubungan G SPT dengan Sudut eser ,X\- dan Berat 3si , dry ] g(cm^V'$d Strength en$ta R Mater$al NSP! ;dr( Rat$' -e Angle ->? Relat$* -= = 0 5 ravel 2 8ense &' +" !)!# ")!! A" Sand /edium mitures) 8ense '" '' !)"> ")!> $< well graded Loose !' !> #)+& ")$< $! p 5 ravel 2 8ense &' &" !)"A ")$$ $> Sand mitures) /edium poor graded 8ense '" '" #)+! ")$+ $' Loose !' !" #)>$ ")A& $! S0 5 Sand 2 8ense &' <' #)>+ ")A$ $& ravelly Sand) /edium well graded 8ense '" $' #)&+ ")A+ $A Loose !' #' #)&" ")'& $" SP 5 Sand 2 8ense &' '" #)&< ")'! $< ravelly Sand) /edium '" $" #)<& ")<" $$ poor graded 8ense Loose !' #" #)'+ ")<' !+ S/ 5 Silty Sand 8ense &' A' #)<' ")
Loose 8ense /edium 8ense Loose
!' &'
> $'
#)A+ #)A+
")>" ")>"
!+ $$
'" !'
!" A
#)A# #)$'
")+" #)""
$# !&
ambaran tentang kekuatan dan daya dukung lapisan tanah(batuan di lokasi penyelidikan juga dapat diperkiraan secara sederhana dengan menggunakan kriteria yang mencakup korelasi antara jenis batuan) kondisi singkapan dan perkiraan kuat geser dari lapisan tanah(batuan tersebut ,Tabel '.#!-. Tabel '. #! *ubungan G SPT dengan Sudut eser ,X\- dan Berat 3si , dry ] g(cm^-
Kla
8
Kekuatan
Lemah
K'nd$$ 'nt'h B'r Int$
/aterial
K'nd$$ S$ngka%an Batuan
Perk$raan Kuat !ekan Be,a -M%a
/udah digali
!"
Perk$raan Kuat Geer -kg4/+2 !
> - O !"
@en$ Batuan
Batulempung)
'2#&
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
NL
Sedang
N/
Kuat
Sangat Kuat
N*
lempungan2 lanauan dengan fragmen batuan lunak 3nti batuan lunak dengan material lempungan 2 lanauan
3nti batuan cukup keras dan pendek2 pendek 3nti batuan keras dan panjang2 panjang
dengan ujung palu) hancur diketuk dengan palu geologi 9gak mudah digali dengan ujung palu) hancur dipukul dengan palu geologi 8apat digores dengan ujung palu) hancur dipukul) bunyi tidak nyaring Tidak dapat digores dengan ujung palu) hancur dipukul) bunyi nyaring
batulanau) batupasir tufaan) dan breksi lapuk sempurna
!" I #""
'
$"
#"" I !""
#"
$'
!""
!"
A"
Batulempung) batulanau) batupasir tufaan) dan breksi lapuk kuat
Batulempung) batulanau) batupasir tufaan) dan breksi lapuk sedang Batulempung) batulanau) batupasir tufaan) dan breksi agak lapuk
5.5. Met'd'l'g$ Pen(el$d$kan 5.5.1. Peker"aan Pen(el$d$kan La%angan 5.5.1.1.
Pr'edur Pe+etaan Ge'l'g$ Per+ukaan
Pemetaan geologi permukaan untuk rencana bangunan pengairan terutama ditujukan untuk keperluan geologi teknik mencakup pembahasan mengenai 5 a. Keadaan geomorfologi b. Penyebaran satuan2satuan batuan ,litologi-) yang termasuk batu maupun tanah harus dengan jelas dibedakan) misalnya batuan dasar) tanah penutup) tingkat pelapukan dan lain2lain) sifat fisik) tekstur) c. Sementasi dan jenis batuannya. d. Kekerasan batuan harus dideskripsikan berdasarkan derajat kekerasan batuan secara kualiatif untuk kepentingan teknik sipil. e. 1ntuk tanah kohesif digunakan lambang C* ,overburden hardness-) sedangkan untuk kekerasan batuan digunakan lambang * ,rock hardness-. f. Klasifikasi kekerasan menurut ikuchi dan Saito g. 1ntuk derajat pelapukan batuan dipergunakan klasifikasi ikuchi dan Saito h. Klasifikasi tanah sebaiknya dipakai berdarkan 1nified Soil Nlassification. i.
Struktur geologi5 jurus) kemiringan perlapisan) kekar) patahan.
'2#>
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
j.
Stratigrafi5
urutan2urutan
dari
satuan
batuan
secara
vertikal
berdasarkan
pembentukkannya) sesuai dengan sejarah geologinya. k. ejala2gejala lainnya5 longsoran kegempaan air tanah dan lain2 lain. 5.5.1.2.
Met'de Pe+etaan Ge'l'g$ Per+ukaan
a. Pengamatan detail data2data geomorfologi) stratigrafi) struktur geologi) penyebaran formasi batuan dan aspek2aspek geologi yang lain secara lengkap. b. Pengukuran gejala2gejala struktur geologi seperti kekar) lipatan kedudukan dan kemiringan lapisan batuan pada daerah genangan) daerah poros bangunan. Serta lokasi potensial terjadinya gerakan tanah seperti longsoran) jatuhan) gelinciran dan lain2lain. c. Pembuatan sumuran uji untuk mengetahui pola penyebaran dan karakteristik tanah di lokasi rencana pengambilan material inti kedap air) pengambilan contoh batuan dan tanah untuk keperluan uji laboratorium. d. Penenentuan lokasi pemboran inti dan hand auger ataupun sondir pada lokasi sepanjang rencana poros bangunan ataupun lokasi bangunan2bangunan lainnya untuk mengetahui kondisi tanah dan batuan di bawah permukaan disertai pengujian daya dukung tanah(batuan dan pengujian permeabilitas air pada batuan. e. Penyelidikan kondisi saluran dengan menggunakan tahapan pekerjaan test pit dan hand auger) yang bertujuan untuk mengetahui penyebaran kondisi geologi baik itu di atas permukaan dan bawah permukaannya. f.
Semua data2data di atas di gambarkan ke dalam satu peta geologi teknik a Pe+etaan Ge'l'g$ Per+ukaan eta$l ‒ /enentukan jalur2jalur pengamatan geologi pada lokasi tapak bangunan) pada peta skala #5'"". :alur pengamatan dibuat tegak lurus poros rencana bangunan dengan interval # m.
‒ /elakukan pengamatan dan mencatat data2data geologi lapangan seperti singkapan batuan dan penyebarannya) stratigrafi dan struktur geologinya serta kondisi geologi teknik seperti potensi gerakan tanah.
‒ /enyiapkan peta geologi teknik lengkap dengan penampang geologinya) penyebaran batuan) batasan areal yang berhubungan dengan kondisi geologi seperti daerah rawan longsor) jalur2jalur struktur geologi seperti patahan) perlipatan dan lainnya.
'2#+
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
, Pe+etaan Ge'l'g$ Per+ukaan aerah Genangan ,a- /elakukan pengamatan geologi lapangan pada daerah genangan dan sekitarnya pada skala #5#""") seperti singkapan batuan) stratigafi dan struktur geologinya. ,b- Pengamatan dilakukan di lintasan yang relatif tegak lurus dengan jurus ,strike- batuan) sehingga diketahui variasi batuan dan penyebarannya di daerah genangan ,c- Pengamatan juga dilakukan pada proses geologi muda yang ada di lapangan seperti potensi gerakan tanah atau tanah longsor. / Pe+etaan Ge'l'g$ $ aerah B'rr'3 Area dan :uarr( ,a- /encari material yang nantinya akan dipakai untuk konstruksi bangunan) maka perlu dipersiapkan areal untuk material timbunan di daerah borrow area dan material lainnya di daerah Fuary dengan memetakan daerah tersebut dan menginformasikan luas area dan volume materialnya. ,b- /etode pemetaan geologi di lapangan dengan cara plane table) passing compas) measuring section. 5.5.1.#.
Peralatan ang d$%ergunakan
8alam pekerjaan pemetaan geologi) peralatan lapangan yang digunakan adalah sebagai berikut 5 a. Kompas geologi b. Peta topografi c. Loupe ,kaca pembesard. Palu geologi e. Pita ukur f.
9ltimeter
g. Kamera h. Larutan *NL i.
Kantong contoh
j.
9lat tulis dan lain2lain.
5.5.2. Pe+,'ran Pemboran yang disyaratkan untuk penyelidikan geologi teknik adalah pemboran dengan cara pemboran inti bermesin ,otary core drilling-. Pemboran ini dilaksanakan
'2!"
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
dengan jalan memutar stang bor beserta tabung pengambil contoh dengan mesin sebagai penggerak. 5.5.2.1. Penentua @u+lah !$t$k a- Tujuan pemboran ini adalah untuk mendapatkan data dari kondisi batuan(tanah di bawah bendung atau bangunan lainnya) serta untuk mengetahui daya dukung dan nilai rembesan air di bawah bangunannya. b- Lokasi pemboran umumnya dilaksanakan di sekitar5 5.5.2.2. $a+eter Pe+,'ran Bor yang akan dipergunakan adalah bor ukuran HG/LNJ berdasarkan 8N8/9 ,8iamond Norce 8rilling /anufactures 9ssociation- dengan 5 a- 8iameter teras ,core- '! mm b- 8iameter lubang &')& mm 5.5.2.#. !a,ung Peng$nt$ 1ntuk tabung penginti disyaratkan penggunaan tabung penginti tunggal ,single tube core barrel- atau tabung penginti rangkap ,double tube core barrel- atau untuk hal2hal khusus) dapat dipergunakan tabung penginti rangkap tiga Htriple tube core barrelJ. Semua jenis penginti tadi dipergunakan tergantung pada kondisi lapangan. 5.5.2.&. Mata B'r /ata bor dipakai tergantung keadaan batuannya) tetapi umumnya akan dipakai mata bor tungsten atau mata bor intan. 1ntuk kondisi tanah dan batuan yang melapuk dipergunakan mata bor tungsten) sedangkan untuk batuan yang kompak dan keras dipergunakan mata bor intan. Nore recovery yang harus diperoleh minimum +"[. 5.5.2.5. Perlengka%an La$n a- Satu unit mesin bor yang mampu melebihi kedalaman maksimum lubang bor b- Stang bor yang sesuai dengan kedalaman lubang bor dan casing c- Three pot d- Pompa air) selang untuk saluran air) water meter dan pressure meter serta karet packer) untuk perlengkapan pengujian air. e- Cli) gemuk) solar) meteran) alat tulis dll
'2!#
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
5.5.2.. Pelakanaan Pe+,'ran a- Setelah lokasi pemboran disetujui oleh 8ireksi) maka selanjutnya memobilisasi alat dan personil ke lokasi pekerjaan. b- /embersihkan areal lokasi pemboran dari tanaman) akar2akaran dan apabila lokasi pemboran di daerah lereng ( tebing) ataupun di tengah sungai) maka diperlukan persiapan pembuatan andang. c- /encari lokasi pengambilan air yang nantinya sangat diperlukan untuk proses pekerjaan pemboran basah dan untuk pengujian air. d- Setelah mesin bor dan three pot dan pompa air selesai dipasang) maka pekerjaan dapat segera dimulai. e- Pemboran dilaksanakan dengan menggunakan tungsten bit untuk kondisi soil dan batuan lunak dan dengan pemboran kering. 1ntuk kondisi batuan keras) metodenya dengan pemboran basah dan menggunakan diamond bit. /emperhatikan perubahan warna air pembilas dan mencatatnya di buku harian pemboran. /etode pemborannya adalah dengan rotary drill) bukan dengan percussion drilling ,menumbuk-. f- /emasang casing ,pipa pellindung- di lokasi yang mudah runtuh. g- Setiap selesai pemboran) coring dimasukkan ke dalam core bo dan meletakkannya sesuai dengan urutan awal kedalaman. /emberi tanda batas pengambilan coring. h- Setelah ' m kemajuan pekerjaan) core bo ditutup dengan papan. /emberi keterangan di papan penutup dengan Gama Proyek) Go. Titik Pemboran) Lokasi Pemboran) Kedalaman Pemboran) Go Nore Bo. /enutup core bo dengan gembok. i- Bahan2bahan seperti slime) cutting dan bahan2bahan lain yang bukan bagian dari hasil pemboran tidak dapat dimasukkan ke dalam core bo. j- :uru bor harus mencatat setiap pelaksanaan pekerjaan pemboran) waktu pekerjaan) proses pekerjaan) muka air tanah) pekerjaan pengujian tes air) pengujian daya dukung tanah dengan SPT) pengambilan contoh tanah tidak terganggu dan lain2 lainnya ke dalam buku lapangan. k- Surveyor harus memberikan data koordinat , dan y- serta elevasi lubang bor dan menyerahkan data tersebut ke juru bor. eferensi untuk pengukuran di lokasi
'2!!
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
pemboran ini diambil dari Benchmark dan koordinat2 koordinat serta elevasinya akan ditunjukkan oleh 8ireksi pekerjaan. 5.5.2.C. Pen($+%anan 'nt'h Nontoh2contoh hasil pemboran inti ,core samples- harus dimasukkan dalam peti kayu serta disusun sesuai dengan urutan kemajuan pemboran. 1ntuk contoh inti yang tak terambil sama sekali) dalam peti penyimpanannya dapat diganti dengan bambu atau kayu yang dicat merah dan ditempatkan sesuai dengan kedalamannya. Besarnya ukuran peti contoh) panjang D #)"" m) lebar D ")'" m. Tiap peti contoh untuk menyimpan ' meter kemajuan pemboran) terdiri dari ' jalur. Tiap jalur panjangnya # meter. 8i bagian dinding kiri dan kanan peti contoh dituliskan kedalaman pemboran yang berurutan dari atas ke bawah. 8isetiap pengambilan dengan core barrel) hasil pemboran diletakkan di dalam peti penyimpanan dengan memberikan tanda di bagian sekat peti contoh. Pada tutup dan bagian depan peti penyimpan contoh) data2data berikut harus dicantumkan denga jelas 5 a- Gama proyek b- Gama lokasi c- Gomor titik bor d- 3nisial dan kedalaman terakhir dimana inti contoh diambil Semua peti dan intinya harus disimpan di tempat yang aman ,terhindar dari panas) hujan dan lain lain- untuk selanjutnya akan dipergunakan untuk keperluan desainer dan tahap konstruksi.
'2!$
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. < Nara menyusun conto batuan dalam peti 5.5.2.D. ekr$%$ 9hli geologi dari pihak Pelaksana Pekerjaan harus memeriksa semua inti yang telah diperoleh) membuat deskripsi mengenai sifat2sifat litologi contoh tersebut serta semua informasi selama pemboran dilaksanakan) serta membuatnya ke dalam log bor. 5.5.2.. L'g B'r 8eskripsi contoh2contoh batuan hasil pemboran harus dimasukkan ke dalam kolom tertentu ,log bor- dan membuat nama proyek) lokasi proyek) nomor lubang bor) tanggal) elevasi) koordinat titik bor) muka air tanah)tanggap pemboran) kedalaman pemboran setiap harinya) formasi batuan(tanah) nama batuan(tanah) pelapukan batuan) kekerasan batuan) core shape) core recovery) deskripsi) satuan batuan) F8) kofisien permeabilitas(lugeon) SPT) air pembilas) type core barrel dan pipa pelindung. 8eskripsi dilakukan oleh ahli geologi
dan
penamaan
satuan
batuan
dan
simbol2simbol
harus
mengikuti
standar(klasifikasi yang sudah ditentukan sebagai berikut 5 a- Tanah 5 1nified Soil Nlassification b- Batuan 5 Tekstur) Komposisi /ineral) Gama Batuan c- Pelapukan 5 8erajat Pelapukan ikuchi 8an Saito dan Skala Kekerasan Batuan ikuchi 8an Saito
'2!A
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
5.5.2.1F.
Met'de Pen(el$d$kan
a- 9ST/ 8.!##$ I &" b- 99S*C T.!!' I <> c- BS I A"#+ d- SG3 "$2!A$<2#++# 5.5.2.11. Pengukuran A$r !anah 9ir tanah yang dijumpai harus diukur dan dicatat seperti berikut 5 a- :ika air tanah dijumpai untuk pertama kali) maka kedalaman diukur. Pemboran ditunda dahulu sekurang2kurangnya !" menit guna memberi waktu agar air statik bebas tersebut berkembang. b- Kedalaman air itu harus dicatat setiap ! menit dalam tempo !" menit. :ika waktu !" menit telah lewat dan muka air masih naik) maka Pelaksana Pekerjaan harus memutuskan sesuatu sebelum pemboran dilanjutkan kembali. c- Bila dijumpai air tanah pada lapisan yang lebih dalam setelah air tanah yang dijumpai sebelumnya telah disekat dengan pipa lindung) maka harus dibuat catatan serupa. Perkecualiannya adalah jika aliran air tanah itu berupa rembesan kecil saja ke dalam lubang bor. 8alam hal ini) titik rembesan itu harus dicatat dan pemboran dilanjutkan./uka air harus dicatat pada awal dan akhir masing2masing pergantian jam kerja. Pada waktu dijumpai air tanah) kedalaman lubang bor) panjang bagian pipa lindung) yang masuk lubang bor) dan waktunya harus dicatat. /uka air dicatat !A jam setelah pemboran selesai dan selama itu lubang bor dibiarkan terbuka. Nara pencatatan muka air seperti diuraikan di atas berlaku untuk semua lubang bor. 5.5.#. !et Penetra$ Standart - SP! 5.5.#.1. Peralatan a- 8rive *ammer 9ssembly Palu 5 seberat <$)' kg. Pipa pemandu5 panjang secukupnya untuk memungkinkan palu jatuh bebas dari ketinggian &' cm. Topi lindung ,knocking head- seperti pada ambar # Tali kawat dan seterusnya. b- Batang Bor 8iameter5 A")' mm atau A! mm. c- 9lat Pengambil Nontoh Split Spoon 8iameter luar5 !J dan diameter dalam # $(>J. Panjang '" cm)
'2!'
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
d- Lain I Lain 9lat penutup contoh transparan yang kedap udara ,kantong plastik-) lembar data dan lain2lain. 5.5.#.2.
Met'de
a- Setelah pemboran mencapai kedalaman yang direncanakan) lubang bor harus dibersihkan hingga ke dasarnya dengan melakukan pencucian dari runtuhan material2material yang telah di bor untuk menjamin agar tanah yang dites tidak terganggu. b- 9lat pengambil contoh ,bersih dan sedikit dilumasi- dipasang pada batang bor. Semua sambungan harus kuat sehingga tidak akan lepas sewaktu pengujian berlangsung. 9lat pengambil contoh diturunkan ke dasar lubang. Topi lindung) pipa pemandu dipasang di bagian atas batang bor. Batang bor diberi tanda memakai spidol melingkari batang bor dengan interval #' cm dari bawah ke atas. c- Kemudian palu dijatuhkan pada topi lindung sampai alat pengambil contoh masuk sedalam #' cm ke dalam tanah sebagai pancangan posisi awal ,seating drive-. #' cm pertama ,"." cm 2 #'." cm- disebutkan G#. Setiap jatuhan palu dihitung sampai kedalaman #' cm. Bila G#) pukulannya sudah melebihi '" kali maka pelaksanaan dianggap selesai. G total lebih dari '" dan dicatat berapa cm batang bor yang masuk kedalam tanah. d- Bila #' m awal G# belum mencapai '" pukulan) maka selanjutnya dilanjutkan ke #' m berikutnya. Seperti G# di awal) jumlah pukulan dihitung sampai kedalaman #' cm. 8i kedalaman #' cm I $" cm ini disebutkan G!. Bila G! melebihi '" pukulan) maka pelaksanaan dianggap selesai. Bila belum mencapai '" kali pukulan) maka dicatat berapa kali pukulan yang masuk di kedalaman ini. ,G!D...pukulane- Bila G! belum mencapai '" pukulan) maka dilanjutkan pada kedalaman $"." cm I A'." cm) disebutkan G$. Selanjutnya dihitung berapa kali pukulan yang masuk. f- G total adalah jumlah pukulan di G!_G$. Sedangkan G# bila kurang dari '" kali pukulan tidak dimasukkan ke dalam hitungan karena dianggap G# yaitu di kedalaman #'." cm pertama itu sebagai sisa ( bukan tanah asli. g- JKeadaan jatuh bebasJ dari ketinggian &' cm) harus dilakukan dengan hati2hati. Batang bor di atas lubang bor harus dipegangi dalam posisi vertikal untuk mencegah perpindahan energi akibat tekukan dan s ebagainya.
'2!<
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
h- Setelah pengujian selesai) alat pengambil contoh harus dikeluarkan dari lubang bor dan dibuka. Kemudian contoh yang diambil harus dimasukkan ke dalam plastic dan diberi tanda nilai G#) G! dan G$ di bagian luar dari palstik tersebut. Kedua ujung plastic harus diikat. Selanjutnya i- Plastik ini dimasukkan ke peti contoh. Pada peti itu dituliskan label yang berisi nilai G#) G! dan G$. j- 1ntuk mendapatan harga daya dukung tanah ,7u- dari nilai G5 k- umus Peck hanya digunakan untuk tanah lempungan sbb5 7u D ,".A _ ,G(!"-kg(cml- 1ntuk mendapatkan harga X ,sudut geser dalam- untuk tanah pasiran digunakan rumus Peck sbb 5 X D ".$ G _ !& m- *asil2hasil pengujian dan contoh harus diserahkan kepada 8ireksi Pekerjaan. *asil2 hasil itu harus diserahkan dengan format seperti ditunjukkan pada lembar data teramplir) atau format lain dengan persetujuan 8ireksi Pekerjaan. n- Prosedur
9ST/ 8 #'><2<&
99S*C T !"<2&"
BS #$&&
:3S 9 #!#+2#+<>
SG3 "$2A#'$2#++<
5.5.&. !et Per+ea,$l$ta 5.5.&.1. 7"$ Pa/ker4 7"$ Bertekanan a- Peralatan 8ibawah ini disebutkan alat2alat yang akan dipakai untuk menguji. Sebelum mulai dipakai peralatan itu harus disetujui oleh 8ireksi Pekerjaan 5
‒ Packer mekanik ,machanic packer- atau packer udara ,air packer‒ Pompa air dengan kemampuan kapasitas minimum &' liter(menit ‒ Pressure meter dengan kemampuan maksimum #' kg(cm! ‒ Tanki air ‒ Selang ( pipa air ‒ 4alve
'2!&
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
‒ 0ater meter ‒ Pressure meter b- /etode
‒ Terlebih dahulu lubang di bor sampai kedalaman ' m. /uka air tanah diukur Lubang dibersihkan dengan air dengan tekanan re ndah.
‒ Packer harus dipasang di bagian ujung atas lubang bor. Packer dihubungkan dengan selang air ke tangki air dan dibagian atas lubang dipasang alat pengukur debit air ,water meter- dan water pressure dan pengatur untuk menurunkan dan menaikkan tekanan ,valve-. Tinggi posisi water meter dan pressure meter harus dicatat. Kedalam yang diuji adalah dari bagian bawah packer yang masuk kedalam lubang sampai ujung lubang bor. 8iperlukan pengamatan terlebih dahulu ,kalibrasi alat- sebelum pengujian test air bertekanan ini dimulai. 9pakah dengan tekanan air yang berbeda debit air yang keluar tetap stabil atau tidak. 9tau karet packer terjadi kebocoran(tidak.
‒ Setiap tahap pengujian dilakukan dengan ' kali pengamatan dengan variasi tekanan yang berbeda) yaitu $$[ P maks) <<[ P maks) #""[ P maks) <<[ P maks) $$[ P maks. 8i setiap tekanan dicatat debit air yang masuk disetiap menitnya selama #" menit. 8isetiap pembacaan perlu diperhatikan perubahan debit air yang masuk) terjadi perubahan yang sedikit atau besar.
‒ *al2hal yang perlu dicatat dan diukur adalah sebagai berikut 5 o
Tanggal dan waktu pengujian
o
Stage keberapa ,perstage sama dengan kedalaman ' m-
o
Tinggi pressure meter dari atas lubang bor
o
Lebar dari diameter lubang bor
o
Kedalaman pengujian) yaitu dari ujing packer bagian bawah sampai dasar lubang
o
/uka air tanah
o
Tekanan yang diberikan harus stabil
o
8ebit air yang masuk) pembacaan setiap menitnya selama #" menit
'2!>
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara o
Perubahan debit air yang masuk) apakah terdapat perubahan debit yang kecil atau sangat besar. Bila terjadi perubahan yang besar) maka diperkirakan rongga batuan pecah.
o
8isimpulkan bahwa tekanan yang pada saat batuan pecah dipakai menjadi tekanan kritis ,critical pressure-.
o
*al I hal yang disebutkan di atas harus diserahkan kepada 8ireksi Pekerjaan dengan format seperti yang ditunjukkan pada lembar data atau format lain yang telah disetujui oleh 8ireksi Pekerjaan.
5.5.&.2. Per/',aan !ak Bertekanan a- /etode Nonstant *ead ,a- Prosedur
‒ /emasang water meter di bagian ujung dari pipa air yang berhubungan dengan pompa air
‒ /encatat tanggal dan waktu pelaksanaan ‒ /encatat muka air tanah ‒ /encatat panjang pipa pelindung yang muncul dipermukaan tanah dan yang masuk ke dalam tanah.
‒ /encatat tinggi ujung pipa air dari atas lubang bor. ‒ Turunkan pipa lindung ,casing- pada lubang bor sampai batas bagian atas yang akan dites. Kedalaman pengujian adalah dari ujung bawah pipa pelindung sampai ke bagian dasar lubang bor.
‒ /asukkan air pada pipa lindung dengan jalan dikocorkan) usahakan muka air dalam pipa lindung selalu tetap.
‒ /encatat debit air yang masuk di setiap menitnya. Pembacaan dilakukan selama #" menit. b- /etode %alling *ead ,a- Prosedur
‒ /emasang pipa air yang berhubungan dengan pompa air. /enguji pompa air supaya debit air stabil
‒ /engukur pipa lindung yang muncul ke permukaan dan yang masuk ke dalam tanah
'2!+
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
‒ Kedalaman yang diukur adalah ujung pipa pelindung bagian bawah sampai dasar dari lubang pemboran
‒ /engukur muka air tanah ‒ /emasukkan air ke dalam pipa pelindung dan mencatat penurunan muka air setiap menitnya selama #" menit. 5.5.&.#. Met'de O%en6End 'ntant6Head Meth'd a- Prosedur
‒ /emasang pipa air yang berhubungan dengan pompa air. /enguji pompa air supaya debit air stabil
‒ /engukur pipa lindung yang muncul ke permukaan dan yang masuk ke dalam tanah sampai ke dasar lubang bor
‒ Kedalaman yang diukur adalah dari ujung pipa pelindung bagian atas sampai ke dasar dari lubang pemboran
‒ /engukur muka air tanah ‒ /emasukkan air ke dalam pipa pelindung dan mencatat penurunan muka air setiap menitnya selama #" menit. b- Kedalaman pengujian permeabilitas bagian I bagian yang dites umumnya 5
‒ Pada setiap kedalaman interval ' meter ‒ Pada setiap pergantian lapisan. 5.5.5. Penga+,$lan 'nt'h tanah Pelaksana Pekerjaan harus mengambil contoh I contoh tanah dari lubang bor dan paritan uji untuk menentukan karakteristik lapisan tanah) baik untuk pondasi maupun bahan bangunan. 9da $ jenis contoh tanah yang harus dikumpulkan) yakni5 contoh tanah tak terganggu ,asli-) contoh tanah kecil terganggu dan contoh tanah meruah terganggu ,disturbed large bulk sample-. Lokasi dan kedalaman di mana contoh harus diambil akan ditentukan oleh pihak Pemberi Pekerjaan. 5.5.5.1. Penga+,$lan 'nt'h !anah Al$ 9gar data2data parameter dan sifat2sifat tanahnya masih dapat digunakan) maka pengambilan contoh tanah harus dilakukan dengan hati I hati. Pengambilan) pengangkutan dan penyimpanan contoh2contoh tanah ini harus memenuhi persyaratan tertentu) agar5
'2$"
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
a- Struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau berubah) sehingga mendekati keadaan yang sama dengan keadaan lapangan. b- Kadar air aslinya masih dapat dianggap sesuai dengan keadaan lapangan. c- Pengambilan contoh dari pelaksanaan pemboran. 9ST/ 82A!") 82#'>& dan 82$''"
‒ /enggunakan tabung dengan panjang '" cm ‒ Tabung dimasukkan sesuai dengan kedalaman pengambilan contoh tanah tidak terganggu yaitu dari tanah yang sangat lunak) lunak dan kekerasan sedang
‒ Tabung ditekan dengan menggunakan tekanan dari mesin bor ‒ Setelah pengambilan selesai) kedua ujung tabung ditutup dengan paraffin ‒ 8i dinding tabung diberi tanda5 Gama proyek) lokasi titik bor) nomor titik bor) kedalaman) nomor tabung
‒ 8isimpan ditempat yang aman) terhindar dari panas matahari) getaran ‒ Segera tabung dibawa ( dikirim ke laboratorium untuk di uji. 5.5.5.2. Penga+,$lan 'nt'h !anah !erganggu a- Nontoh meruah terganggu
‒ Nontoh tanah sebanyak kurang lebih $"kg harus diambil dari paritan uji. ‒ Bila masing I masing lapisan tanah cukup tebal) maka contoh harus diambil dari masing I masing lapisan dengan pengambilan vertikal.
‒ Bila lapisan I lapisannya tipis , ")' meter- maka pengambilan contoh tanah tersebut diambil secara keseluruhan dengan pengambilan vertikal.
‒ Nontoh tanah dimasukkan kedalam karung dan ujung karung plastik diikat dengan rapat. 8i bagian luar dari karung diberi tanda nama proyek) lokasi pengambilan) kedalaman) nomor contoh tanah. b- Nontoh kecil terganggu
‒ Nontoh tanah sebanyak # kg harus diambil dari kedalaman tertentu dari setiap paritan uji atau lubang bor untuk diuji kadar air dan klasifikasinya.
‒ Nontoh I contoh ini harus disimpan dalam kantong plastik atau kantong lain yang memenuhi syarat. c- Penanganan contoh tanah
'2$#
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
‒ Semua contoh harus diberi label yang menunjukkan nama dan lokasi proyek) nomor contoh) nomor lubang bor atau sumuran uji) kedalaman dan deskripsi tanah.
‒ Keterangan tersebut harus ditulis dengan jelas pada nota dan dicantumkan pada wadah contoh. 5.5.. Su+uran 7"$ 5.5..1. Pr'edur a- Pelaksana Pekerjaan harus menggali sumuran uji untuk dapat menentukan pembagian lapisan tanah dan mengambil contoh untuk diuji. b- 1kuran sumuran uji. Potongan melintang sebuah sumuran uji harus cukup besar untuk memungkinkan dilakukannya pekerjaan penggalian) yakni sekitar #)' #)' m dengan kedalaman $ sampai ' meter. c- Pelaksana pekerjaan harus dapat menginterpretasikan lokasi borrow area dengan baik misalnya jenis bahan timbunan untuk inti bendungan) pasir dan batuan. Sehinga pembuatan sumuran uji lebih efesien. d- Bahan yang dikeluarkan dari galian harus dikumpulkan di sekitar sumuran uji untuk mengetahui bahan lain setiap kedalaman tertentu. e- 9gar pengambilan contoh dan klasifikasi tanah dapat dilakukan dengan baik) dasar sumuran uji harus dibuat hori6ontal. f- 1ntuk pengambilan contoh tanah yang tidak terganggu) dapat dilakukan di lapisan tanah yang berbeda ataupun pada kedalaman tertentu yang telah mendapatkan persetujuan dari direksi. g- /etode pengambilan contoh tanah tidak terganggu dapat dilakukan dengan bahan yang terbuat dari kayu dan berbentuk kubus) dimana satu bidang dari kubus tersebut masih terbuka. Bagian dalam kubus dilumuri parafin. 1kuran kubus $" $" $" cm. Pada kedalaman yang sudah ditentukan untuk pengambilan contoh tanah yang tidak terganggu) tanah dibentuk seperti kubus dengan ukuran yang lebih kecil dari ukuran kubusnya. Setelah itu kubus dimasukkan ke dalam tanah yang sudah terbentuk tadi. Bila tanah telah masuk selutuhnya kedalam kubus) maka bagian bawah dari kubus dipotong. Satu bagian kubus yang terbuka kemudian
'2$!
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ditutup dengan kayu yang bagian dalamnya telah dilumuri parafin dan selanjutnya bagian itu dipaku. h- Bagian luar dari kubus diberi tanda5 Gama proyek) nomor tes pit) kedalaman pengambilan contoh tanah serta waktu pengambilannya dan disimpan ditempat yang aman. i- Sedangkan untuk pengambilan contoh tanah yang terganggu) dapat diambil dari dinding lubang sumuran uji. Nontoh tanah dapat diambil dari setiap lapisan tanah yang berbeda sekurang2kurangnya $" kg. Selanjutnya contoh tanah dapat dimasukkan kedalam karung plastik dan diikat dibagian ujungnya. Pada bagian luar dari plastik diberi simbol nama proyek) lokasi pengambilan contoh tanah) kedalaman pengambilan contoh tanah dan waktu pengambilannya. j- 1ntuk contoh bahan timbunan berupa pasir dan batu) dimasukkan ke dalam karung plastik sekurangnya $" kg dan memberi tanda seperti di atas. k- Setelah masing I masing sumuran selesai) ahli geoteknik dari pihak Pelaksana Pekerjaan harus membuat catatan mengenai hasil2hasil penemuannya) mendiskripsi sumuran uji) mengambil foto I foto berwarna) serta menyerahkannya kepada Pemberi Pekerjaan. Semua diskripsi tentang nama proyek) lokasi pengambilan contoh tanah) kedalaman pengambilan contoh tanah) deskripsi lubang) dan lain2 lainnya harus disajikan oleh Pelaksana Pekerjaan ke dalam satu log test pit dimana format log tersebut telah disetujui oleh Pemberi Pekerjaan. l- Pada waktu membuat sumuran uji) harus dilakukan uji berat volume di lapangan pada setiap kedalaman !)" m dengan metode berat volume pasir atau metode volume air menurut :3S 9 #!# *(#+ atau 9ST/ 8 !+$& I ) SG3 "$2<>&!2!""! 5.5..2. Hal6hal Khuu Pembuatan sumuran uji ini dihentikan bilamana 5 a- Telah dijumpai lapisan keras dan diperkirakan benar I benar keras di sekeliling lubang sumuran uji tersebut. b- Peralatan gali sederhana seperti linggis) cangkul) sekop atau belincong tidak bisa menembusnya lagi. c- Bila dijumpai rembesan air tanah yang cukup besar sehingga sulit untuk diatasi dengan peralatan I peralatan pompa sederhana di lapangan.
'2$$
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
d- Bila dinding galian mudah runtuh) sehingga pembuatan galian mengalami kesulitan. 8iusahakan terlebih dahulu dengan membuat papan I papan penahan dinding galian sebelum penelitian ini dihentikan.. 5.5.C. Pen(el$d$kan La,'rat'r$u+ 8alam usaha memberikan lebih banyak masukan data yang akan digunakan di dalam perhitungan perencanaan desain bangunan maka pengujian contoh material timbunan di laboratorium sangat diperlukan. Pengujian dibagi ke dalam $ kelompok) yaitu penelitian yang berkenaan dengan 5 a- Pondasi b- Bahan timbunan ,tanah) pasir dan batuc- Bahan beton 5.5.C.1. Penel$t$an Mater$al P'nda$ 1ntuk memberikan data yang mendekati kondisi aslinya) contoh tanah yang akan di uji adalah contoh tanah asli. :enis penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut 5 a S$*at6S$*at $ndek - Inde Pr'%ert$e Penelitian ini berfungsi sebagai pendekatan untuk mengetahui kondisi fisik jenis tanah yang akan kita evaluasi) sehingga penilaian ,judgement- yang dibuat selaras dengan data teknis yang diperoleh. Pengujian tersebut antara lain 5 ,a- Berat isi ,`n,b- Berat jenis ,s,c- Kadar air ,0n,d- 9nalisis ukuran butir ,m[,e- Batas2batas 9tterberg ,03)0p)3p,f- *idrometer , S$*at6S$*at !ekn$k -Eng$neer$ng Pr'%ert$e Setelah data sifat2sifat indeks diketahui) maka pengujian untuk data teknis disesuaikan dengan sistem pengujian yang sesuai dengan kondisi fisiknya. Sifat2 sifat teknik tanah dapat diketahui dengan melalui cara5 ,a- 8irect shear test ,c)8,b- 1nconfined Nompression test ,7un)7ur,c- Triaial Test) B.P. sistem consolidated undrained atau unconsolidated undrained ,N) NJ) 8) 8-
'2$A
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
,d- Tes Konsolidasi ,Nc) Nv) Es5.5.D. Penel$t$an Bahan !$+,unan una mengetahui suatu jenis tanah yang baik untuk bahan timbunan) terlebih dahulu harus dilakukan pengecekan terhadap data fisik dan teknik. 9da $ jenis material timbunan yang perlu diuji) yaitu 5 a- Tanah ( lempung b- Pasir c- Batu Keterangan
5.5.D.1. S$*at6S$*at Indek -Inde Pr'%ert$e Test sifat2sifat indeks ini dilakukan untuk mengetahui kondisi asli tanah) sebelum tanah itu kita ubah2ubah baik dalam kepadatan) maupun dalam perencanaan penentuan sifat2sifat tekniknya. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui 5 a- Berat volume ,cn b- Berat jenis ,sc- Kadar air ,0nd- 9nalisis ukuran butir ,m[e- *idrometer f- Batas2batas 9tterberg ,03)0p)3p5.5.D.2. S$*at6$*at tekn$k -Eng$neer$ng Pr'%ert$e /etode percobaan yang akan dipakai harus dapat menghasilkan data teknis dari bahan tanah dalam kondisi asli. Kondisi air tanah asli harus menjadi perhatian utama. Percobaan ini meliputi secara beraturan 5 a- Kepadatan(Kompaksi ,Standard Proctor- ,78 C/N b- Triaial Bp ,cu and uu-) setelah dipadatkan c- Konsolidasi sesudah dipadatkan d- Percobaan Permeabilitas setelah dipadatkan e- Percobaan Pin *ole setelah dipadatkan f- 1nconfined Nompression atau 8irect Shear setelah dipadatkan dan kondisi jenuh. 5.5.. Penel$t$an Bahan Bet'n Pengetasan bahan atau material untuk beton ini akan menentukan nilai karakteristik dari betonnya kelak. 8engan sendirinya bahan tersebut akan ditunjang melalui pengujian 5
'2$'
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
a- 9nalisis ukuran butir b- Bulk specific gravity c- 8aya serap air ,water absorptiond- Kadar lanau e- Crganic impurities f- 9brasi g- 8aya tahan terhadap sulfat h- 9nalisis air 5.5.1F.
Penel$t$an Batu 1ntuk mengetahui komposisi) sifat fisik dan teknis batuan sehubungan dengan
tingkat pelapukannya) maka batuan tersebut akan diuji melalui percobaan berikut 5 a- Petrografi b- Bulk specific gravity c- Serap air ,0ater absorptiond- 1nconfined compression stregth e- 8aya tahan terhadap sulfat f- 9brasi 5.. Ha$l dan Pe+,ahaan 5..1. Pe+etaan Ge'l'g$ aerah Pen(el$d$kan 5..1.1. Ge'+'r*'l'g$ Proses endogen dan eksogen yang terjadi pada masa lampau sampai saat ini berpengaruh sangat besar pada kenampakan bentang alam daerah penyelidikan. Bentang alam secara umum di daerah penyelidikan berupa perbukitan dengan ketinggian elevasi @ <' 2 !'" m di atas permukaan laut dan kemiringan lereng curamIagak curam. 8i antara perbukitan tersebut terdapat dataran banjir Sungai Konaweha. Puncak yang cukup tinggi di dearah penyelidikan terletak pada bukit tumpuan kanan rencana Bendungan Pelosika dengan elevasi @ !'' m di atas permukaan laut. Pola aliran sungai pada daerah penelitian umumya dendritik ,mengacu pada van ?uidam) #+>'-. Pembentukan bentang
alam daerah penyelidikan terbentuk
akibat proses
denudasional) yaitu proses pelapukan batuan) gerakan tanah) erosi dan kemudian diakhiri oleh proses pengendapan. Proses denudasional terjadi pada bukit tumpuan kanan dan kiri
'2$<
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
dari rencana Bendungan Pelosika. Selain proses denudasional) bentang alam daerah penyelidikan tebentuk akibat proses fluvial disepanjang alut Sungai Konaweha. Proses fluvial yaitu akibat aktivitas aliran sungai yang berupa pengikisan) pengangkutan dan pengendapan ,sedimentasi- membentuk bentukan2bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut) morfologi daerah penyelidikan dibagi berdasarkan morfometrinya ,mengacu pada klasifikasi van ?uidam) #+>'-. Sehingga daerah penyelidikan terbagi atas $ satuan morfologi 5
#- Satuan Perbukitan Nuram Satuan ini memiliki kemiringan lereng pada satuan ini berkisar !" 2' "[ dengan sudut
kemiringan
,mengacu pada van
antara Z !') termasuk dalam perbukitan curam ?uidam) #+>'-. Satuan ini ditandai dengan warna
hijau pada peta geomorfologi daerah penyelidikan. Satuan ini menempati &'[ dari keseluruhan luas daerah penyelidikan. Litologi pada satuan ini berupa sekis melapuk sempurna) dengan kenampakkannya berupa lanau pasiran. !- Satuan 8ataran 9luvial Satuan ini memiliki kemiringan lereng pada satuan ini berkisar > 2 #"[ dengan sudut kemiringan #") termasuk dataran ,mengacu pada 4an ?uidam) #+>'-. Satuan ini menempati #'[ dari keseluruhan luas daerah penelitian. Satuan ini ditandai dengan warna abu2abu pada peta geomorfologi daerah penyelidikan. Litologi pada satuan ini berupa material endapan aluvial yang berukuran pasir) kerikil2kerakal ,kuarsit dan sekis-. $- Satuan Perbukitan endah 9gak Nuram Satuan ini memiliki kemiringan lereng pada satuan ini berkisar #$2!"[ dengan sudut kemiringan !') merupakan perbukitan yang agak curam ,mengacu pada 4an ?uidam) #+>'-. Satuan ini menempati #"[ dari keseluruhan luas daerah penelitian. Satuan ini ditandai dengan warna merah pada peta geomorfologi daerah penyelidikan. Litologi pada satuan ini berupa sekis ,S02/0- dan endapan teras sungai ,material aluvial 5 pasir) kerikil2kerakal-.
'2$&
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
9S Bendungan
ambar '. & Kenampakan eomorfolog Lokasi Tapak Bendungan Pelosika 5..1.2. Strat$gra*$ Stratigrafi daerah penyelidikan didominasi oleh proses pelapukan ,weathering- dan sedimentasi dari Sungai Konaweha. Batuan dasar pada daerah penyelidikan berupa batuan metamorfik yang sebagian besar sudah tertupi oleh material pelapukan batuan tersebut dan material sedimentasi Sungai Konaweeha. Stratigrafi daerah penyelidikan terdiri dari $ satuan batuan yang diperoleh dari pengamatan di lapangan dan beberapa data litologi yang terperinci dan selanjutnya dilakukan analisis studio berdasarkan data pengamatan di lapangan. 8alam melakukan analisis stratigrafi) digunakan *ukum Steno untuk menentukan umur batuan dari tua ke muda. Sedangkan dalam pembahasan penamaan satuan stratigrafi daerah penelitian) menggunakan sistem penamaan litostratigrafi tidak resmi ,Sandi Stratigrafi 3ndonesia) #++<-) yaitu penamaan satuan batuan berdasarkan ciri2ciri fisik litologi yang dapat diamati di lapangan dengan melihat jenis litologi dan keseragaman) dan ciri khusus lainnya serta posisi stratigrafi terhadap satuan2satuan yang ada di bawah maupun di atasnya. Penentuan umur dari satuan batuan daerah penyelidikan disetarakan dengan Peta eologi Lembar Lasusua2Kendari) Sulawesi Skala # 5 !'".""" ,E usmana) dkk.) #++$-. Satuan batuan tersebut dibagi berdasarkan ciri litologi yang khas yang terdapat pada satuan batuan tersebut. Sehingga penamaannya didasarkan pada batuan yang muncul
'2$>
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
paling dominan di satuan batuan tersebut. Satuan batuan dibahas dari urutan satuan batuan tertua menuju satuan batuan yang lebih muda) Peta eologi daerah penyelidikan dapat dilihat pada ,La+%$ran 5.1 Peta Ge'l'g$ Bendungan Pel'$ka. Berdasarkan hal di atas maka satuan batuan dari yang tertua sampai yang termuda adalah sebagai berikut 5 #- Satuan 9luvial ,Fa!- Satuan Koluvium ,Fk$- Satuan /alihan Paleo6oikum ,P6ma Satuan Alu0$al - :a Satuan ini berupa pasir berbutir halus) lanauan) lempungan berwarna abu dan abu kecokelatan) mengandung fragmen kerikil sampai kerakal dari kuarsit dan sekis bersifat lepas. /erupakan satuan termuda pada daerah penelitian) dengan umur *olosen. Satuan ini menghampar di sepanjang sungai memiliki sebaran pada daerah pedataran di sepanjang tepian Sungai Konaweeha. Satuan ini menempati sekitar !"[ dari luas daerah penyelidikan) ditandai dengan warna abu2abu muda pada peta geologi daerah penyelidikan. Satuan ini terbentuk oleh proses aluvial yang terjadi pada Sungai Konaweha. /aterial dibawa atau diangkut pada saat proses tersebut kemudian terendapkan menjadi endapan aluvial. Endapan aluvial pada satuan ini berupa pasir) batuan berukuran kerikil2 kerakal ,sekis) kuarsit dll- dan material lempung) bersifat lepas. Satuan ini terdapat di sepanjang alur sungai dan anak sungai Konaweha baik di sisi kanan dan kirinya. Pembentukan satuan ini dengan Satuan %luvial29luvial pada daerah penyelidikan dapat berlangsung bersamaan. Satuan ini lebih didominasi oleh media sungai sedangkan Satuan %luvial29luvial didominasi oleh proses pelapukan batuan disekitarnya baik secara fisik maupun kimiawi. Satuan ini termasuk dalam %ormasi 9luvium dan terbentuk pada umur resen ,*olosen- hingga sekarang) disetarakan Peta eologi Lembar Lasusua2Kendari) Sulawesi Skala # 5 !'".""" ,E usmana) dkk.) #++$-.
'2$+
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. > Satuan 9luvium di Sungai Konaweeha. , Satuan K'l'0$u+ Satuan Koluvium ,material longsoran- ini berupa lanau lempungan dan pasiran bercampur kerikil dan kerakal kuarsit dan sekis berwarna cokelat sisipan abu kecokelatan) fragmen membundar sampai menyudut) agak keras) berumur holosen. Satuan ini menempati sekitar $'[ dari luas daerah penyelidikan) ditandai dengan warna abu2abu tua pada peta geologi daerah penyelidikan. Satuan ini terbentuk oleh proses aluvial yang terjadi pada Sungai Konaweha. /aterial dibawa atau diangkut pada saat proses tersebut kemudian terendapkan menjadi endapan aluvial. Endapan aluvial pada satuan ini berupa pasir) batuan berukuran kerikil2 kerakal ,sekis) kuarsit dll- dan material lempung) bersifat lepas. Satuan ini terdapat di sepanjang alur sungai dan anak sungai Konaweha baik di sisi kanan dan kirinya. Pembentukan satuan ini dengan Satuan %luvial29luvial pada daerah penyelidikan dapat berlangsung bersamaan. Satuan ini lebih didominasi oleh media sungai sedangkan Satuan %luvial29luvial didominasi oleh proses pelapukan batuan disekitarnya baik secara fisik maupun kimiawi. Satuan ini termasuk dalam %ormasi 9luvium dan terbentuk pada umur resen ,*olosen- hingga sekarang) disetarakan
'2A"
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Peta eologi Lembar Lasusua2Kendari) Sulawesi Skala # 5 !'".""" ,E usmana) dkk.) #++$-.
ambar '. + Satuan Koluvium Pada Tumpuan Kanan Lokasi Bendungan
/ Satuan Mal$han Pale''$ku+ -P+ Batuan /alihan Paleo6oikum berupa sekis mika yang segar berwarna abu2 abu gelap dan yang lapuk berwarna cokelat berselingan dengan merah) terkekarkan dan bidang kekar terisi oksida besi) banyak urat2urat kuarsit dari beberapa mm hingga #" cm) mudah terbelah melalui bidang foliasinya. Lapukannya berupa pasir halus lanauan dan lempungan berwarna cokelat terang dan abu2abu) bersifat lepas samapai sedang. Satuan ini menempati sekitar <"[ dari luas daerah penyelidikan) ditandai dengan warna ungu pada peta geologi daerah penyelidikan. Sekis pada satuan ini dapat diamati pad a dinding sungai sebelah kiri ,batuan yang fresh2medium moderately-. Sebagian besar sekis pada satuan ini telah mengalami pelapukan yang sempurna) kenampakannya berupa soil berjenis lanau pasiran. Lanau pasiran
'2A#
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
tersebar merata baik pada bukit tumpuan kiri dan kanan rencana Bendungan Pelosika) sebagai penutup morfologi baik pada bukit tumpuan kiri dan kanan. Berdasarkan pengamatan megaskopis sekis ,%2/0- berwarna abu2abu kecoklatan) agak kompak) dengan komposisi mineral mika sebagai kontennya) sebagian mengalami pelapukan dengan tingkat pelapukan sedang) berfoliasi) permeabilitas rendah. Lanau Pasiran berdasarkan pengamatan megaskopis) berwarna coklat kemerahan) berupa lanau pasiran) memiliki ukuran butir halus) tebal sekitar !2$ m. Satuan ini merupakan bed rock atau batuan dasar pada daerah penyelidikan yang terbentuk pada umur Paleo6oikum termasuk bagian dari %ormasi Batuan /alihan Paleo6oikum ,P6m-) disetarakan dengan Peta eologi Lembar Lasusua2 Kendari) Sulawesi Skala # 5 !'".""" ,E usmana) dkk.) #++$-. /erupakan batuan yang tertua pada daerah penyelidikan.
ambar '. #" Satuan Koluvium Pada Tumpuan Kanan Lokasi Bendungan
'2A!
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
5..1.#. Struktur Ge'l'g$ 8aerah penyelidikan sebagian besar sudah tertutupi oleh endapan fluvial ,lapukan sempurna batuan sekis mika- dan endapan aluvial Sungai Konaweeha. ekam jejak struktur geologi pada daerah penyelidikan sudah tidak nampak. Batuan dasar pada daerah penyelidikan berupa batuan metamorfik yaitu sekis. Pembentukan batuan metamorf berkaitan erat dengan struktur geologi. Gamun bukti rekaman struktur geologi yang seharusnya dapat terlihat pada batuan sekis sudah tidak dapat terlihat) karena sebagian besar batuan sekis tersebut sudah mengalami pelapukan) dan kenampakan batuan ini pada daerah penyelidikan hanya sebagian kecil saja dari luas area daerah penyelidikan) sebagian besar berupa endapan aluvial. Keterdapatan struktur sesar atau patahan aktif pada daerahnyah penyelidikan sangat kecil atau bahkan tidak ada) jika terdapat struktur(patahan yang ada pada daerah penyelidikan hanya secondary orde atau thre orde atau bahkan orde keberapanya dari sistem patahan besar yang terdapat disekitar daerah penyelidikan. 8iketahui bahwa patahan besar yang aktif berjarak sekitar A"2'" km ke utara dari daerah penyelidikan ,Sesar Lasolo- dan sekitar A" km ke selatan dari daerah penyelidikan ,Sesar Kolaka-. Butuh gaya yang sangat besar untuk terjadi reaktivasi struktur(patahan sekitar daerah penyelidikan. Berdasarkan peta gempa tahun !""< ,komilasi oleh5 Supartoyo-) daerah penyelidikan dinyatakan relatif aman. empa yang terjadi di wilayah Sulawesi Tenggara hanya terdapat pada wilayah sekitar Kendari 2 Buton) berdasarkan data tersebut bahwa patahan aktif yang terdekat dengan daerah penyelidikan tidak memberikan dampak negatif pada daerah penyelidikan) sehingga daerah penyelidikan masih relatif aman dari gangguan patahan. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian merupakan pengembangan dari struktur geologi regional dengan adanya sedikit perbedaan pada jenis struktur dan arah umum strukturnya yang didapat berdasarkan data I data di lapangan sehingga ditemukan adanya perbedaan dengan pola struktur geologi regionalnya. Pada daerah penyelidikan didapatkan beberapa data kekar dari beberapa stasiun pengamatan. Kekar merupakan suatu struktur rekahan pada batuan yang mengalami pergeseran relatif kecil. *al inilah yang menyebabkan kekar menjadi suatu stuktur yang sulit diamati) sebab tidak adanya atau relatif kecilnya pergeseran dari kekar sehingga tidak dapat ditentukan kelompok mana yang terbentuk sebelum atau sesudahnya. Kesulitan lainnya karena kekar dapat terbentuk pada setiap waktu kejadian geologi. Pengukuran
'2A$
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
kekar yang dilakukan dapat membantu dalam analisis tektonik khususnya untuk menentukan arah tegasan dan kemungkinan arah bidang pecah batuan. Tabel '. #$ 8ata *asil Pengukuran Kekar S!61a
S!61,
S!62a
S!62,
S!6#
S!6&
N'. Str$ke
%$Str$ke
%$Str$ke
%$Str$ke
%$Str$ke
%$Str$ke
%$#.
>$
A>
!<'
&!
&!
&"
>A
>
<>
>'
A<
!.
!A+
<$
!"
>"
!#'
<$
!!"
&'
'!
<>
!<"
>'
$.
'+
''
!'A
''
<"
#'
<"
!<
>"
'"
A.
!$"
&"
'"
<&
!$'
$>
'<
A>
$+
''
!<<
>"
'.
'!
!A
<'
'"
''
!A
$>
'#
A'
>"
&A
A>
<.
<&
<'
!A'
A<
+"
&<
#"
A<
!$!
&A
!'$
>!
&.
!$&
A'
>"
<"
!A'
A'
#>#
>!
!A+
>!
&"
'$
>.
'&
<"
!#'
$>
<'
<"
&<
'A
!'&
'A
<$
A'
+.
!A&
''
&"
&'
!&"
''
>
<"
!<"
<>
!$"
&&
#".
+A
<&
!A
<"
>'
<&
>>
#&'
A#
''
&"
##.
!<&
>"
<"
A>
!A'
>"
!'!
<&
$'A
A<
!<"
$"
#!.
&&
''
$>
>'
'<
'"
#"
!<'
#'
#$.
!&+
''
!''
&!
!''
>A
!#'
&"
'A
>"
''
!"
#A.
#""
A"
!'
A"
>"
<"
#>
<$
!"
'A
!&"
$"
#'.
!!#
$'
!""
$>
!!+
$'
#+!
A&
#+"
&&
!<"
!A
#<.
$!
!&
!'<
A"
!<'
<'
#&.
&&
&<
!!
!'A
&"
#>.
&"
$'
!""
A'
!$"
A&
#+.
!&"
<<
>'
#'
A"
<>
!".
A$
A'
&"
!"
A'
&"
!#.
!#'
'A
!!.
!'
$'
!$.
!>
$!
!A.
!$"
A"
!'.
!!'
!>
!<.
!!
A"
!&.
$"
$<
!>.
#+'
$&
!+.
!!A
A!
$".
!<
!"
'2AA
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. ## *asil 9nalisa 8ata Kekar ST2#a
'2A'
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. #! *asil 9nalisa 8ata Kekar ST2#b
'2A<
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. #$ *asil 9nalisa 8ata Kekar ST2!a
'2A&
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. #A *asil 9nalisa 8ata Kekar ST2!a
'2A>
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. #' *asil 9nalisa 8ata Kekar ST2!b
'2A+
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. #< *asil 9nalisa 8ata Kekar ST2$
'2'"
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. #& Pengukuran Kekar Lokasi Sekitar encana Portal Terowongan
ambar '. #> Pengukuran Kekar Lokasi Sekitar 9s Bendungan
'2'#
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
5..2. Pe+etaan Ge'l'g$ !ekn$k !a%ak Bendungan Pemetaan dan penyelidikan geologi teknik ,La+%$ran 5.2 Peta Ge'l'g$ !ekn$k Bendungan Pel'$ka ini dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai data dan informasi geologi teknik permukaan dan bawah permukaan yang mencakup sebaran serta sifat fisik tanah(batuan) kondisi air tanah) morfologi dan bahaya kebencanaan. 5..2.1. S$*at )$$k dan !ekn$k Berdasarkan kegiatan pemetaan geologi teknik pemukaan yang dilakukan) maka didapat sebaran $ ,tiga- satuan tanah atau batuan di daerah lokasi bendungan. 9dapun deskripsi dari masing 2 masing satuan batuan atau tanah tersebut adalah sebagai berikut 5
‒ 9luvium ,Fa‒ Koluvium ,Fk‒ /alihan Paleo6oikum ,P6ma Alu0$u+ -:a 9luvium berupa pasir berbutir halus) lanauan) lempungan berwarna abu dan abu kecokelatan) mengandung fragmen kerikil sampai kerakal dari kuarsit dan sekis bersifat lepas. 8ari uji laboratorium diperoleh hasil sebagai berikut 5
Specific ravity
‒ 8ensity
‒
Bulk SS8 9ppereant 9bsorption
5 5 5 5
!.$+A I !.'<' !.'"A I !.#$ #.#> [ 2 A.'> [
ravel Sand Silt _ Nlay 9bration Los 9ngeles
5 5 5 5
$$.>> [ 2 &!.&$ [ !'.>' [ 2 [ 2 #.+> [ A+.<< [ 2 '#.#< [
Soundness ,Ga!SoA-
5
".!+ [ 2 #&.
Sieve 9nalysis
‒ 8istribuiton Percentage
, K'lu0$u+ -:k Koluvium ,material longsoran- berupa lanau lempungan dan pasiran bercampur kerikil dan kerakal kuarsit dan sekis berwarna cokelat sisipan abu kecokelatan) fragmen membundar sampai menyudut) agak keras. 8ari uji laboratorium diperoleh hasil sebagai berikut 5
'2'!
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
0ater Nontent
5
#"."! [ 2 !+.!$ [
1nit 0eight
5
#.># gr(cm$ 2 #.+" gr(cm$
Specific ravity
5
!.A gr(cm$ 2 !.&&> gr(cm$
rain Si6e 9nalysis 5 5 5 5
" [ 2 #$.A [ #".# [ 2 $".< [ A!.! [ 2 '!.' [ #&.> [ 2 !>.+ [
‒ ‒ ‒ ‒
‒ ‒ ‒
ravel Sand Silt Nlay 9tterberg Limit 0L 0P 3P
5
5 !" [ 2 A> [ #& [ 2 !> [ 5 $ [ 2 !" [
/ Mal$han Pale''$ku+ -P+ Batuan /alihan Paleo6oikum berupa sekis mika yang segar berwarna abu2abu gelap dan yang lapuk berwarna cokelat berselingan dengan merah) terkekarkan dan bidang kekar terisi oksida besi) banyak urat2urat kuarsit dari beberapa mm hingga #" cm) mudah terbelah melalui bidang foliasinya. Lapukannya berupa pasir halus lanauan dan lempungan berwarna cokelat terang dan abu2abu) bersifat lepas sampai sedang. 8ari uji laboratorium diperoleh hasil sebagai berikut 5
0ater Nontent
5
<.#' [ 2 !!."& [
1nit 0eight
5
!."$< [ 2 !."A& gr(cm$
Specific ravity
5
!.&+> gr(cm$ 2 !.>!$ gr(cm$
rain Si6e 9nalysis 5 5 5 5
$.A [ 2 #&.' [ !".+ [ 2 $!.& [ $>.# [ 2 '".$ [ ##.& [ 2 !'.A [
‒ ‒ ‒ ‒
ravel Sand Silt Nlay 9tterberg Limit
‒ 0L ‒ 0P ‒ 3P
5
5 !> [ 2 $' [ !$ [ 2 !A [ 5 ' [ 2 ## [
Gatural 8ensity
5
!.$'! 2 !.&>$ gr(cm !
Gatural 0ater Nontent
5
".## [ 2 ".A< [
True Spec. ravity
5
!.$A 2 !.&&
'2'$
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
4oid atio
5
"."#< I ".#$&
=oungs /od
5
+.A+E_"A I #.AAE_"' kg(cm!
1NS 5 5 5
'$.$" I $+#.#"> kg(cm ! >.$#_"A I &.>"_E kg(cm !
‒ Gatural 9 c
E ,9ial5..2.2. P'ten$ L'ng'ran
8ari observasi di lapangan ditemukan beberapa indikasi longsoran) hal ini dapat dipahami karena morfologi di lokasi bendungan relatif curam dan didominasi oleh litologi koluvium yang bersifat lepas.
ambar '. #+ /aterial Longsoran Pada Satuan Koluvium di Tumpuan Kanan
'2'A
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. !" /aterial Longsoran Pada Bagian *ulu Bendungan 5..#.
Ge'l'g$ !ekn$k Bangunan 7ta+a dan Pelengka%
5..#.1.
Ge'l'g$ !ekn$k AS Bendungan
5..#.1.1. S$*at )$$k dan S$*at !ekn$k 1ntuk mengetahui sifat2sifat teknik tanah dan batuan fondasi calon bendungan) maka telah dilakukan pemboran inti) pengujian in2situ ,SPT dan 1ji Permeabilitas- dan pengujian laboratorium terhadap sampel dari inti bor BB #<2# s(d BB #<2&) BSP $) BPE $) BS #<2#) B*B !) B*B A) B*B '. Berdasarkan hasil tersebut telah dibuat penampang as bendungan -La+%$ran 5.& 5. Pr'*$l Ge'l'g$ !ekn$k Me+an"ang dan Mel$ntang A Bendungan. 8ari profil tersebut) diketahui bahwa batuan fondasi terdiri dari Batuan /alihan Sekis yang berumur paleo6oikum. 8i dasar sungai) batuan ini ditutupi oleh endapan 9luvial Sungai Konaweeha. Pada sandaran kanan satuan ini ditutupi oleh Satuan Koluvium) di sandaran kiri satuan ini ditutupi oleh Tanah esidual 3 hasil pelapukan Batuan 8asar Sekis. Berdasarkan
ciri
litologi
satuan
batuan
malihan
pale6oikum
ini
dapat
dikelompokkan menjadi tiga) hal tersebut dapat diamati dari tingkat pelapukannya 5
'2''
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Sek$ La%uk !$ngg$ Sekis cokelat 2 merah) yang telah mengalami pelapukan tinggi berselingan dengan lapuk sedang) sebagian besar lapuk menjadi pasir halus 2 lanau) lunak.
0ater Nontent
5
##.&! [ 2 $!.+! [
1nit 0eight
5
#.+" [ 2 !."> gr(cm$
Specific ravity
5
!.&! gr(cm$ 2 !.>A gr(cm$
rain Si6e 9nalysis ravel
5
"." [ 2 #>.A [
Sand
5
##.+< [ 2 AA.A< [
Silt
5
!A.$& [ 2 &".A [
Nlay
5
<.+ [ 2 A!.&> [
5
!> [ 2 $' [
5
!$ [ 2 !A [
5
' [ 2 ## [
‒ ‒ ‒ ‒
9tterberg Limit
‒ 0L ‒ 0P ‒ 3P
Triaksial) c
5 5
&."#o I !<.$+o #+ 2 '$ kPa
Permeability
5
<.>!E2"< I A.&>E2">
Sek$ La%uk Sedang Sekis abu2abu kecokelatan 2 kemerahan yang telah mengalami pelapukan sedang dengan sisipan lapuk tinggi) sebagian besar lapuk menjadi pasir halus 2 lanau) lunak 2 agak keras.
0ater Nontent
5
&.# [ 2 #+.<$ [
1nit 0eight
5
#.> [ 2 !.#! gr(cm$
Specific ravity
5
!.&> gr(cm$ 2 !.>' gr(cm$
rain Si6e 9nalysis ravel
5
".' [ 2 #"." [
Sand
5
#<.$ [ 2 $+.' [
Silt
5
A#.> [ 2 '+.+ [
Nlay
5
+.' [ 2 $!." [
5
#> [ 2 $> [
5
#< [ 2 !< [
5
" [ 2 #! [
‒ ‒ ‒ ‒
9tterberg Limit
‒ 0L ‒ 0P ‒ 3P
Gatural 8ensity
5
!.'< 2 !.&' kg(cm$
Gatural 0ater Nontent
5
"."& [ 2 ".'" [
True Spec. ravity
5
!.&> 2 !.>"
'2'<
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
4oid atio
5
"."! 2 "."+
=oungs /od
5
'.A#E_"' 2 #.$&E_"' kg(cm!
1NS
‒ Gatural 9 c
E ,9ial-
5 5 5
'!."# I $A>."& kg(cm! #.$#E_"A 2 #."E_ kg(cm!
Sek$ La%uk R$ngan Sekis abu2abu sisipan kecokelatan) mengalami pelapukan ringan dengan sisipan lapuk tinggi 2 sedang) lunak 2 agak keras 2 keras) sebagian besar terkekarkan dan pecah melalui bidang skistosnya.
0ater Nontent
5
'.A# [ 2 !'.!$ [
1nit 0eight
5
#.>& [ 2 !."$ gr(cm$
Specific ravity
5
!.&& gr(cm$ 2 !.>$ gr(cm$
rain Si6e 9nalysis ravel
5
".$ [ 2 !+.! [
Sand
5
>." [ 2 !+.< [
Silt
5
A".+ [ 2 <#.< [
Nlay
5
>.' [ 2 $".# [
5
!' [ 2 $< [
5
#> [ 2 !' [
5
' [ 2 #" [
‒ ‒ ‒ ‒
9tterberg Limit
‒ 0L ‒ 0P ‒ 3P
Gatural 8ensity
5
!.'& 2 !.>$ kg(cm$
Gatural 0ater Nontent
5
".#" [ 2 ".$A [
True Spec. ravity
5
!.&A 2 !.>+#
4oid atio
5
"."#< 2 "."&A
=oungs /od
5
+.A+E_"A 2 #.A'E_"' kg(cm!
1NS
‒ Gatural 9 c
E ,9ial-
5 5 5
#>+.A$+ 2 $+#.#"> kg(cm! >.$#E_"A I #.'>E_"A kg(cm!
Alu0$u+ Pa$r Ker$k$lan Berwarna abu2abu) berbutir halus2kasar) sisipan pasir kerikilan dengan ketebalan berkisar !" cm) fragmen sekis dan kuarsit dominan) menyudut 2 bundar) ∅ ' cm) sangat padat) SP.
1nit 0eight rain Si6e 9nalysis ‒ ravel ‒ Sand
5
!." [ 2 !."+ gr(cm$
5 5
&.! [ 2 $'.' [ !$.< [ 2 +".& [
'2'&
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
‒ Silt ‒ Nlay
5 5
A".+ [ 2 <#.< [ >.' [ 2 $".# [
Allu0$u+ Pa$r Berwarna abu2abu) berbutir kasar 2 sangat kasar) butiran sekis dan kuarsit dominan) ∅ ! cm) sangat padat) S/2SP) n D !." 2 !."< gr(cm$) 3P D GP) ravel D "." 2 !.![) Pasir D $$.$ 2 +".&[) Lanau dan lempung !.< 2 '&.&[.
1nit 0eight
rain Si6e 9nalysis
‒ ravel ‒ Sand ‒ Silt 2 Nlay
5
!." [ 2 !."< gr(cm$
5
"." [ 2 ".! [
5
$$.$ [ 2 +".& [
5
!.< [ 2 '&.& [
Allu0$u+ Pa$r Sangat Halu Berwarna abu2abu 2 yang lapuk kecokelatan) pasir berukuran pasir halus) mengandung butiran pasir kasar 2 sangat kasar) sisipan pasir kerikilan fragmen kuarsit dan sekis) padat NL2/L.
1nit 0eight
rain Si6e 9nalysis
‒ ‒ ‒ ‒
5
#.+ [ 2 !." gr(cm$
ravel
5
"." [ 2 #'.' [
Sand
5
#<.< [ 2 +'.! [
Silt
5
$<.# [ 2 <+.& [
Nlay
5
A." [ 2 !#.< [
5 5
!'o I $$o $> 2 '$ kPa
Triaksial) c
K'lu0$u+ berupa pasir) lempungan) kerikilan2kerakalan berwarna cokelat) fragmen berupa kuarsit dan sekis berukuran kerikil hingga kerakal) menyudut 2 membundar) sedang I padat.
0ater Nontent
5
#"."! [ 2 !+.!$ [
1nit 0eight
5
#.># gr(cm$ 2 #.+" gr(cm$
Specific ravity
5
!.A gr(cm$ 2 !.&&> gr(cm$
rain Si6e 9nalysis 5
" [ 2 #$.A [
5
#".# [ 2 $".< [
‒ ravel ‒ Sand
'2'>
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
‒ Silt ‒ Nlay
5
A!.! [ 2 '!.' [
5
#&.> [ 2 !>.+ [
5
!" [ 2 A> [
5
#& [ 2 !> [
5
$ [ 2 !" [
9tterberg Limit
‒ 0L ‒ 0P ‒ 3P
!anah Re$dual Tanah esidual ini merupakan hasil pelapukan dari batuan. Tanah ini berupa lempung lanauan pasiran) berwarna merah keabuan 2 coklat kemerahan) plastisitas rendah 2 sedang) lunak 2 teguh) tebal " I #.' meter. Pada kedalaman " 2 ")' meter mengandung bahan organik ( humus) tanah ini dijumpai di bukit tumpuan kiri dan kanan. 5..#.1.2. N$la$ SP! Batuan )'nda$ Pada seluruh titik bor yang berinklinasi vertikal telah dilakukan uji penetrasi standar ,SPT- ) berdasarkan data tersebut di atas) ma ka dapat ditampilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut 5 #- :enis batuan fondasi relatif sama yaitu batuan sekis yang daapat dikelompokan berdasarkan tinggat pelapukan) mulai dari lapuk tinggi sampai lapuk ringan pada lapisan dasar. !- Kepadatan batuan fondasi bervariasi mulai dari agak padat 2 sangat padat. *al ini diperlihatkan oleh nilai SPT G yang pada umumnya G D !" I A" pada satuan aluvium dan G '" pada satuan sekis. $- 8engan memakai kurva G dan menurut Peck) *anson and Thornburn ,#+&A-) Fondation Engineering ) :ohn 0iley and Sons) 3nc. ) untuk nilai G !" diperoleh sudut geser dalam $$ " dan G '" diperoleh sudut geser A# o /engingat bahwa batuan fondasi memunyai sifat fisik yang bervariasi ,agak 2 sangat padat-) maka disarankan memakai nilai SPT G D !" atau D $$ " sebagai parameter desain kuat geser batuan fondasi. 5..#.1.#. Per+ea,$l$ta Batuan )'nda$ Pengujian permeabilitas telah dilakukan pada lubang bor di sepanjang as bendungan dan kaki hulu(hilir bendungan. *asil pengujian ditampilkan pada Log Pemboran 3nti -La+%$ran 5.# L'g B'r Int$. 1ntuk menyederhanakan penyebaran Gilai Permeabilitas) maka telah dilakukan pengelompokan sebagai berikut
'2'+
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Tabel '. #A Pengelompokan Gilai Permeabilitas (k
NILAI K -/+4det$k k # #" 2'
Keterangan Kedap air
L$t'l'g$ Pada umumnya Sekis Lapuk ingan
# #" 2' k # #" 2A
Semi kedap air
Pada umumnya Sekis Lapuk Sedang
# #" 2A k # #" 2$
Semi lulus air
Pada umumnya Sekis Lapuk Tinggi
k Z # #" 2$
Lulus air
9luvium dan Koluvium
Berdasarkan data tersebut telah dibuat profil Permeabilitas ,k- memanjang as bendungan dan melintang as bendungan sebagaimana ditampilkan pada -La+%$ran 5.1F dan 5.11 Pr'*$l Per+ea,$l$ta Me+an"ang dan Mel$ntang A Bendungan. 8ari profil2profil Permeabilitas tersebut di atas diketahui bahwa 5
k # #"2' cm(detik) menempati litologi sekis dengan tingkat pelapukan ringan yang tersebar di bukit tumpuan kiri bagian terbawah dari fondasi bendungan.
Gilai # #"2' k # #"2A cm(detik) menempati litologi sekis dengan tingkat pelapukan sedang pada bukit tumpuan kanan) bukit tumpuan kiri dan pedataran sandaran kanan.
Gilai # #"2A k # #"2$ cm(detik) menempati litologi sekis dengan tingkat pelapukan tinggi pada bukit tumpuan kanan) bukit tumpuan kiri dan pedataran sandaran kiri.
Gilai k Z # #"2$ cm(detik) menempati litologi koluvium pada pedataran sandaran kanan.
5..#.1.&. A$r !anah Pengukuran muka airtanah pada lubang bor telah dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pemboran inti. *asil pengukuran tersebut telah ditampilkan pada Tabel $.<. Berdasarkan data tersebut) maka dapat diinterpretasikan penyebaran muka airtanah sebagai berikut. a- Palung sungai 5 Pada saat kegiatan pemboran inti) permukaan air terletak pada elevasi @ <&.! meter atau $)$ meter di atas dasar Sungai Konaweeha b- Tumpuan kanan 5 Permukaan airtanah pada daerah ini terletak pada elevasi @
'2<"
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
c- Tumpuan kiri 5 Permukaan air tanah pada daerah ini terletak pada elevasi @ <<." m di pedataran banjir) dan elevasi @ #<# m di bukit tumpuan kiri. d- Kaki hulu 5 permukaan air tanah pada daerah ini terletak pada elevasi bervariasi antara <# 2
Pada palung sungai Batas galian fondasi pada kedalaman '' m dari dasar sungai atau pada elevasi @ 2## m.
Pada dataran banjir sampai bukit tumpuan kanan Batas galian fondasi pada kedalaman &" 2 &! m dari permukaan tanah setempat atau pada elevasi @ $< 2 $> m.
Pada dataran banjir sampai bukit tumpuan kiri Batas galian fondasi pada kedalaman #" 2 ## m dari permukaan tanah setempat atau pada elevasi @ yang bervariasi mulai dari A< 2 A& m.
Pada bagian hulu dan bagian hilir as bendungan Batas galian fondasi pada sandaran kanan sekitar &" 2 &' m dan untuk bagian hilir ' I #" m
5..#.2.
Ge'l'g$ !ekn$k Bangunan Pel$+%ah
5..#.2.1. S$*at )$$k dan S$*at !ekn$k 1ntuk mengetahui sifat2sifat teknik tanah dan batuan fondasi calon bangunan pelimpah) maka telah dilakukan pemboran inti) pengujian in2situ ,SPT dan 1ji Permeabilitas- dan pengujian laboratorium terhadap sampel dari inti bor BS #<2# s(d BS #<2$ dan BSP # 2 !. Berdasarkan hasil tersebut) telah dibuat profil geologi teknik memanjang pelimpah -La+%$ran 5.12 5.1# Pr'*$l Ge'l'g$ !ekn$k A Pel$+%ah . 8ari profil tersebut diketahui bahwa batuan fondasi terdiri dari Batuan /alihan Sekis yang berumur paleo6oikum) diatas satuan
ini terendapkan Satuan Koluvium.
Berdasarkan ciri litologi hasil deskripsi sampel bor inti pada jalur pelimpah) Satuan Batuan
'2<#
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
/alihan Pale6oikum ini dapat dikelompokkan menjadi dua) hal tersebut dapat diamati dari tingkat pelapukannya 5 Sek$ La%uk !$ngg$ Sekis cokelat 2 merah) yang telah mengalami pelapukan tinggi berselingan dengan lapuk sedang) sebagian besar lapuk menjadi pasir halus 2 lanau) lunak.
‒ ‒ ‒ ‒
‒ ‒ ‒
0ater Nontent 5 '.<> [ 2 $!.+! [ 1nit 0eight 5 #.+" [ 2 !."> gr(cm $ Specific ravity 5 !.&! gr(cm$ 2 !.>A gr(cm$ rain Si6e 9nalysis ravel 5 "." [ 2 #>.A [ Sand 5 ##.+< [ 2 AA.A< [ Silt 5 !A.$& [ 2 [ 9tterberg Limit 0L 5 !< [ 2 '>.+> [ 0P 5 #&.&$ [ 2 !&.+< [ 3P 5 < [ 2 $#."! [
Sek$ La%uk Sedang Sekis abu2abu kecokelatan 2 kemerahan yang telah mengalami pelapukan sedang dengan sisipan lapuk tinggi) sebagian besar lapuk menjadi pasir halus 2 lanau) lunak 2 agak keras. 0ater Nontent 5 &.# [ 2 #+.<$ [ 1nit 0eight 5 #.> [ 2 !.#! gr(cm $ Specific ravity 5 !.&> gr(cm$ 2 !.>' gr(cm$ rain Si6e 9nalysis ‒ ravel 5 ".' [ 2 #"." [ ‒ Sand 5 #<.$ [ 2 $+.' [ ‒ Silt 5 A#.> [ 2 '+.+ [ ‒ Nlay 5 +.' [ 2 $!." [ 9tterberg Limit ‒ 0L 5 #> [ 2 $> [ ‒ 0P 5 #< [ 2 !< [ ‒ 3P 5 " [ 2 #! [ Alu0$u+ Pa$r Ker$k$lan
Berwarna abu2abu) berbutir halus2kasar) sisipan pasir kerikilan dengan ketebalan berkisar !" cm) fragmen sekis dan kuarsit dominan) menyudut 2 bundar) ∅ ' cm) sangat padat) SP.
‒ ‒
1nit 0eight rain Si6e 9nalysis ravel Sand
5
!." [ 2 !."+ gr(cm $
5 5
&.! [ 2 $'.' [ !$.< [ 2 +".& [
'2
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
‒ Silt ‒ Nlay
5 5
A".+ [ 2 <#.< [ >.' [ 2 $".# [
Allu0$u+ Pa$r Berwarna abu2abu) berbutir kasar 2 sangat kasar) butiran sekis dan kuarsit dominan) ∅ ! cm) sangat padat) S/2SP) Qn D !." 2 !."< gr(cm$) 3P D GP) ravel D "." 2 !.![) Pasir D $$.$ 2 +".&[) Lanau dan lempung !.< 2 '&.&[.
‒ ‒ ‒
1nit 0eight rain Si6e 9nalysis ravel Sand Silt 2 Nlay
5
!." [ 2 !."< gr(cm $
5 5 5
"." [ 2 ".! [ $$.$ [ 2 +".& [ !.< [ 2 '&.& [
Allu0$u+ Pa$r Sangat Halu Berwarna abu2abu 2 yang lapuk kecokelatan) pasir berukuran pasir halus) mengandung butiran pasir kasar 2 sangat kasar) sisipan pasir kerikilan fragmen kuarsit dan sekis) padat NL2/L.
‒ ‒ ‒ ‒
1nit 0eight rain Si6e 9nalysis ravel Sand Silt Nlay Triaksial) c
5
#.+ [ 2 !." gr(cm $
5 5 5 5 5
"." [ 2 #'.' [ #<.< [ 2 +'.! [ $<.# [ 2 <+.& [ A." [ 2 !#.< [ !'o I $$o
5
$> 2 '$ kPa
K'lu0$u+ berupa pasir) lempungan) kerikilan2kerakalan berwarna cokelat) fragmen berupa kuarsit dan sekis berukuran kerikil hingga kerakal) menyudut 2 membundar) sedang I padat.
‒ ‒ ‒ ‒
‒ ‒ ‒
0ater Nontent 5 #"."! [ 2 !+.!$ [ 1nit 0eight 5 #.># gr(cm$ 2 #.+" gr(cm $ Specific ravity 5 !.A gr(cm$ 2 !.&&> gr(cm$ rain Si6e 9nalysis ravel 5 " [ 2 #$.A [ Sand 5 #".# [ 2 $".< [ Silt 5 A!.! [ 2 '!.' [ Nlay 5 #&.> [ 2 !>.+ [ 9tterberg Limit 0L 5 !" [ 2 A> [ 0P 5 #& [ 2 !> [ 3P 5 $ [ 2 !" [
'2<$
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
!anah Re$dual Tanah esidual ini merupakan hasil pelapukan dari batuan. Tanah ini berupa lempung lanauan pasiran) berwarna merah keabuan 2 coklat kemerahan) plastisitas rendah 2 sedang) lunak 2 teguh) tebal " I #.' meter. Pada kedalaman " 2 ")' meter mengandung bahan organik ( humus) tanah ini dijumpai di bukit tumpuan kiri dan kanan.
5..#.2.2. N$la$ SP! Batuan )'nda$ Pada seluruh titik bor yang berinklinasi vertikal telah dilakukan uji penetrasi standar ,SPT- ) berdasarkan data tersebut di atas) maka dapat ditampilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut 5 #- :enis batuan fondasi relatif sama yaitu batuan sekis yang daapat dikelompokan berdasarkan tinggat pelapukan) mulai dari lapuk tinggi sampai lapuk sedang pada lapisan dasar. !- Kepadatan batuan fondasi bervariasi mulai dari agak padat 2 sangat padat. *al ini diperlihatkan oleh nilai SPT G yang pada umumnya G D !" I A" pada satuan aluvium dan G '" pada satuan sekis. $- 8engan memakai kurva G dan menurut Peck) *anson and Thornburn ,#+&A-) Fondation Engineering ) :ohn 0iley and Sons) 3nc. ) untuk nilai G !" diperoleh sudut geser dalam $$ " dan G '" diperoleh sudut geser A# o /engingat bahwa batuan fondasi memunyai sifat fisik yang bervariasi ,agak 2 sangat padat-) maka disarankan memakai nilai SPT G D !" atau D $$ " sebagai parameter desain kuat geser batuan fondasi. 5..#.2.#. Per+ea,$l$ta Batua )'nda$ Pengujian permeabilitas telah dilakukan pada lubang bor di sepanjang rencana bangunan pelimpah. *asil pengujian ditampilkan pada Log Pemboran 3nti 3nti -La+%$ran 5.# L'g B'r Int$. 1ntuk menyederhanakan penyebaran Gilai Permeabilitas) maka telah dilakukan pengelompokan sebagai berikut. Tabel '. #' Pengelompokan Nilai Permeabilitas (k NILAI K -/+4det$k Keterangan L$t'l'g$ # #" 2' k # #" 2A Semi kedap air Pada umumnya Sekis Lapuk Sedang # #" 2A k # #" 2$
Semi lulus air
Pada umumnya Sekis Lapuk Tinggi
'2
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
k Z # #" 2$
Lulus air
9luvium dan Koluvium
Berdasarkan data tersebut telah dibuat profil Permeabilitas ,k- memanjang as pelimpah sebagaimana ditampilkan pada Penampang Permeabilitas 9s Pelimpah -La+%$ran 5.1& Pr'*$l Per+ea,$l$ta A Pel$+%ah. 5..#.2.&. A$r tanah Pengukuran muka air tanah pada lubang bor telah dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pemboran inti. Berdasarkan data tersebut dapat diinterpretasikan penyebaran muka airtanah sebagai pada bagian hulu bangunan pelimpah berada pada elevasi @ #"".' meter dan
Ge'l'g$ !ekn$k Bangunan %engelak
5..5.2.1.
S$*at )$$k dan S$*at !ekn$k
1ntuk mengetahui sifat2sifat teknik tanah dan batuan fondasi calon bangunan pengelak) maka telah dilakukan pemboran inti) pengujian in2situ ,SPT dan 1ji Permeabilitas- dan pengujian laboratorium terhadap sampel dari inti bor BP #<2# s(d BP #<2A dan BPE ! 2 A. Berdasarkan hasil tersebut) telah dibuat profil geologi teknik memanjang pelimpah -La+%$ran 5.15 5.1C Pr'*$l Ge'l'g$ !ekn$k A Pel$+%ah . 8ari profil tersebut diketahui bahwa batuan fondasi terdiri dari Batuan /alihan Sekis yang berumur paleo6oikum. Berdasarkan ciri litologi hasil deskripsi sampel bor inti pada jalur pengelak) Satuan Batuan /alihan Pale6oikum ini dapat dikelompokkan menjadi tiga) hal tersebut dapat diamati dari tingkat pelapukannya 5 Sek$ La%uk !$ngg$ Sekis cokelat 2 merah) yang telah mengalami pelapukan tinggi berselingan dengan lapuk sedang) sebagian besar lapuk menjadi pasir halus 2 lanau) lunak.
0ater Nontent 1nit 0eight Specific ravity rain Si6e 9nalysis
5 5 5
##.&! [ 2 $!.+! [ #.+" [ 2 !."> gr(cm $ !.&! gr(cm$ 2 !.>A gr(cm$
'2<'
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
‒ ‒ ‒ ‒
‒ ‒ ‒
ravel Sand Silt Nlay 9tterberg Limit 0L 0P 3P Triaksial) c Permeability
5 5 5 5
5
"." [ 2 #>.A [ ##.+< [ 2 AA.A< [ !A.$& [ 2 &".A [ <.+ [ 2 A!.&> [
5 !> [ 2 $' [ !$ [ 2 !A [ 5 ' [ 2 ## [ 5 &."#o I !<.$+ o 5 #+ 2 '$ kPa 5
<.>!E2"< I A.&>E2">
Sek$ La%uk Sedang Sekis abu2abu kecokelatan 2 kemerahan yang telah mengalami pelapukan sedang dengan sisipan lapuk tinggi) sebagian besar lapuk menjadi pasir halus 2 lanau) lunak 2 agak keras.
‒ ‒ ‒ ‒
‒ ‒ ‒
‒
0ater Nontent 5 &.# [ 2 #+.<$ [ 1nit 0eight 5 #.> [ 2 !.#! gr(cm $ Specific ravity 5 !.&> gr(cm$ 2 !.>' gr(cm$ rain Si6e 9nalysis ravel 5 ".' [ 2 #"." [ Sand 5 #<.$ [ 2 $+.' [ Silt 5 A#.> [ 2 '+.+ [ Nlay 5 +.' [ 2 $!." [ 9tterberg Limit 0L 5 #> [ 2 $> [ 0P 5 #< [ 2 !< [ 3P 5 " [ 2 #! [ Gatural 8ensity 5 !.'< 2 !.&' kg(cm$ Gatural 0ater Nontent 5 "."& [ 2 ".'" [ True Spec. ravity 5 !.&> 2 !.>" 4oid atio 5 "."! 2 "."+ =oungs /od 5 '.A#E_"' 2 #.$&E_"' kg(cm ! 1NS Gatural 9 5 5 '!."# I $A>."& kg(cm ! c E ,9ial5 #.$#E_"A 2 #."E_ kg(cm !
Sek$ La%uk R$ngan Sekis abu2abu sisipan kecokelatan) mengalami pelapukan ringan dengan sisipan lapuk tinggi 2 sedang) lunak 2 agak keras 2 keras) sebagian besar terkekarkan dan pecah melalui bidang skistosnya.
0ater Nontent 1nit 0eight
5 5
<.#' [ 2 !!."& [ !."$ [ 2 !."A gr(cm $
'2<<
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
‒ ‒ ‒ ‒
‒ ‒ ‒
‒
Specific ravity 5 !.&+ gr(cm$ 2 !.>! gr(cm$ rain Si6e 9nalysis ravel 5 $.A [ 2 #&.' [ Sand 5 !".+ [ 2 $!.& [ Silt 5 $>.# [ 2 '".$ [ Nlay 5 ##.& [ 2 !'.A [ 9tterberg Limit 0L 5 !> [ 2 $' [ 0P 5 !$ [ 2 !A [ 3P 5 ' [ 2 ## [ Gatural 8ensity 5 !.$' 2 !.&> kg(cm$ Gatural 0ater Nontent 5 ".## [ 2 ".!& [ True Spec. ravity 5 !.! 4oid atio 5 "."#< 2 ".#$& =oungs /od 5 +.A+E_"A 2 #.AAE_"' kg(cm ! 1NS Gatural 9 5 5 '$.$"> 2 $+#.#"> kg(cm ! c E ,9ial5 >.$#E_"A I #.'>E_"A kg(cm !
Alu0$u+ Pa$r Ker$k$lan Berwarna abu2abu) berbutir halus2kasar) sisipan pasir kerikilan dengan ketebalan berkisar !" cm) fragmen sekis dan kuarsit dominan) menyudut 2 bundar) ∅ ' cm) sangat padat) SP.
‒ ‒ ‒ ‒
1nit 0eight rain Si6e 9nalysis ravel Sand Silt Nlay
5
!." [ 2 !."+ gr(cm $
5 5 5 5
&.! [ 2 $'.' [ !$.< [ 2 +".& [ A".+ [ 2 <#.< [ >.' [ 2 $".# [
Allu0$u+ Pa$r Berwarna abu2abu) berbutir kasar 2 sangat kasar) butiran sekis dan kuarsit dominan) ∅ ! cm) sangat padat) S/2SP) Qn D !." 2 !."< gr(cm $) 3P D GP) ravel D "." 2 !.![) Pasir D $$.$ 2 +".&[) Lanau dan lempung !.< 2 '&.&[.
‒ ‒ ‒
1nit 0eight rain Si6e 9nalysis ravel Sand Silt 2 Nlay
5
!." [ 2 !."< gr(cm $
5 5 5
"." [ 2 ".! [ $$.$ [ 2 +".& [ !.< [ 2 '&.& [
Allu0$u+ Pa$r Sangat Halu
'2<&
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Berwarna abu2abu 2 yang lapuk kecokelatan) pasir berukuran pasir halus) mengandung butiran pasir kasar 2 sangat kasar) sisipan pasir kerikilan fragmen kuarsit dan sekis) padat NL2/L.
‒ ‒ ‒ ‒
1nit 0eight rain Si6e 9nalysis ravel Sand Silt Nlay Triaksial) c
5
#.+ [ 2 !." gr(cm $
5 5 5 5 5 5
"." [ 2 #'.' [ #<.< [ 2 +'.! [ $<.# [ 2 <+.& [ A." [ 2 !#.< [ !'o I $$o $> 2 '$ kPa
K'lu0$u+ berupa pasir) lempungan) kerikilan2kerakalan berwarna cokelat) fragmen berupa kuarsit dan sekis berukuran kerikil hingga kerakal) menyudut 2 membundar) sedang I padat.
‒ ‒ ‒ ‒
‒ ‒ ‒
0ater Nontent 5 #"."! [ 2 !+.!$ [ 1nit 0eight 5 #.># gr(cm$ 2 #.+" gr(cm $ Specific ravity 5 !.A gr(cm$ 2 !.&&> gr(cm$ rain Si6e 9nalysis ravel 5 " [ 2 #$.A [ Sand 5 #".# [ 2 $".< [ Silt 5 A!.! [ 2 '!.' [ Nlay 5 #&.> [ 2 !>.+ [ 9tterberg Limit 0L 5 !" [ 2 A> [ 0P 5 #& [ 2 !> [ 3P 5 $ [ 2 !" [
!anah Re$dual Tanah esidual ini merupakan hasil pelapukan dari batuan. Tanah ini berupa lempung lanauan pasiran) berwarna merah keabuan 2 coklat kemerahan) plastisitas rendah 2 sedang) lunak 2 teguh) tebal " I #.' meter. Pada kedalaman " 2 ")' meter mengandung bahan organik ( humus) tanah ini dijumpai di bukit tumpuan kiri dan kanan. 5..5.2.2. N$la$ SP! Batuan )'nda$ Pada seluruh titik bor yang berinklinasi vertikal telah dilakukan uji penetrasi standar ,SPT- ) berdasarkan data tersebut di atas) maka dapat ditampilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut 5
'2<>
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
#- :enis batuan fondasi relatif sama yaitu batuan sekis yang daapat dikelompokan berdasarkan tinggat pelapukan) mulai dari lapuk tinggi sampai lapuk ringan pada lapisan dasar. !- Kepadatan batuan fondasi bervariasi mulai dari agak padat 2 sangat padat. *al ini diperlihatkan oleh nilai SPT G yang pada umumnya G D !" I A" pada satuan aluvium dan G '" pada satuan sekis. $- 8engan memakai kurva G dan menurut Peck) *anson and Thornburn ,#+&A-) Fondation Engineering ) :ohn 0iley and Sons) 3nc. ) untuk nilai G !" diperoleh sudut geser dalam $$ " dan G '" diperoleh sudut geser A# o /engingat bahwa batuan fondasi memunyai sifat fisik yang bervariasi ,agak 2 sangat padat-) maka disarankan memakai nilai SPT G D !" atau D $$ " sebagai parameter desain kuat geser batuan fondasi.
5..5.2.#. Per+ea,$l$ta Batuan )'nda$ Pengujian permeabilitas telah dilakukan pada lubang bor di sepanjang rencana bangunan pengelak) hasil pengujian ditampilkan pada Log Pemboran 3nti -La+%$ran 5.# L'g B'r Int$. 1ntuk menyederhanakan penyebaran Gilai Permeabilitas) maka telah dilakukan pengelompokan sebagai berikut . Tabel '. #< Pengelompokan Nilai Permeabilitas (k
NILAI K -/+4det$k k # #" 2'
Keterangan Kedap air
L$t'l'g$ Pada umumnya Sekis Lapuk ingan
# #" 2' k # #" 2A
Semi kedap air
Pada umumnya Sekis Lapuk Sedang
# #" 2A k # #" 2$
Semi lulus air
Pada umumnya Sekis Lapuk Tinggi
k Z # #" 2$ Lulus air 9luvium dan Koluvium Berdasarkan data tersebut telah dibuat profil Permeabilitas ,k- memanjang as pelimpah sebagaimana ditampilkan pada Penampang Permeabilitas 9s Pengelak -La+%$ran 5.1D Pr'*$l Per+ea,$l$ta A Pengelak
5..5.2.&. A$r !anah Pengukuran muka
air
tanah
pada
lubang
bor
telah
dilakukan
selama
berlangsungnya kegiatan pemboran inti. Berdasarkan data tersebut dapat diinterpretasikan penyebaran muka airtanah sebagai pada bagian hulu bangunan pelimpah berada pada elevasi @ &+ meter dan @ !A meter pada bagian hilir) dana pada bagian puncak muka air tanah berada pada elevasi @
#!A meter. Berdasarkan data tersebut) maka dapat
'2<+
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
digambarkan garis muka airtanah sebagaimana ditampilkan pada Lampiran $.$ sampai Lampiran $.<. 5..5.2.5. Bata Gal$an )'nda$ Bendungan Berdasarkan distribusi nilai SPT G dan sifat teknis batuan pada titik bor yang tersebar di sepanjang rencana pelimpah) maka batas galian fondasi disarankan pada kedalaman #" 2 ## meter. 5..&.
Pe+etaan Ge'l'g$ aerah Genangan Jaduk eologi kolam waduk ini didasarkan pada batuan2batuan yang tersingkap di daerah
kegiatan studi berumur mulai dari Paleo6oikum sampai Kuarter) menurut E usmana) dkk ,#++$- pada Peta eologi Lembar Lasusua2Kendari) Sulawesi Skala # 5 !'".""". 8alam hal mengenai geologi kola waduk ini kompilasi dengan data pekerjaan Teknis Tahap # ,!"#!- dan Teknis Tahap ! ,!"#$- encana Bendungan Pelosika. Berdasarkan Peta eologi egional Lembar Lasusua2Kendari ,E usmana) dkk) #++$- batuan yang ada dikolam waduk Pelosika terdiri dari Batuan /alihan Paleo6oikum) %ormasi 9langga dan 9luvium. Batuan /alihan Paleo6oikum yang terdapat pada kolam waduk Pelosika yaitu sekis) sabak dan filit. Batuan dari %ormasi 9langga yaitu batupasir dan sebagian konglomerat) dan Endapan 9luvium yang berupa kerikil) kerakal) pasir) lempung dan lumpur yang terbentuk dari endapan sungai) rawa dengan penyebaran di daerah dataran Sungai Konawe dan anak sungai serta sekitar muara sungai besar. Berdasarkan hasil pemetaan pada pekerjaan Teknis Tahap # ,!"#!- dan Tahap ! ,!"#$-. Batuan dan endapan yang terdapat pada kolam waduk Pelosika terdiri dari lanau2 pasir kerikil keraklan ,endanapan sungai muda-) pasir2lempung kerikil keraklan ,endapan bahan rombakan-) lanau2pasir halus ,endapan rawa(bekas rawa-) batupsir dan konglomerat ,%ormasi 9langga-) batuan malihan ,filit) sabak dan sekis-. Keterdapatan batuan dan endapan tersebut tedapat pada Peta eologi Kolam 0aduk -La+%$ran 5.1 Peta Ge'l'g$ K'la+ Jaduk Bendungan Pel'$ka
0ilayah genangan Bendungan Pelosika terletak pada lembah aliran Sungai Konaweha) yang alirannya diapit oleh jalur pegunungan Tangkelemboke. Lokasi rencana as bendungan hingga daerah genangan yang berada pada jalur pegunungan tersebut secara berangsur membentuk pola sebaran dengan arah hampir barat2timur) timur laut2barat daya dan kembali arahnya hampir barat2timur. Kondisi topografi yang kasar dan ditandai dengan
'2&"
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
puncak2puncak pegunungan berbentuk kerucut) yang sebagian membentuk orientasi punggungan yang memanjang dengan kemiringan lereng terjal hingga sangat terjal. 5..5.
Mater$al K'truk$
5..5.1. 7+u+ Penyelidikan geologi sudah dilakukan untuk mengetahui lokasi dan ketersediaan material konstruksi. Penyelidikan geologi tersebut meliputi 5 a- /aterial tanah untuk 6ona inti kedap air atau urugan tubuh bendungan. b- /aterial pasir kerikil untuk filter dan agregat beton. c- /aterial batu untuk 6ona urugan batu atau rip2rap dan agregat beton. Penyelidikan yang dilakukan mencakup pemboran inti) test pit) pengambilan sampel material dan pengujian laboratorium. 5..5.2. Ketered$aan Mater$al K'ntruk$ Setelah diadakan kegiatan penyelidikan lapangan terhadap material konstruksi tersebut di atas) maka didapatlah lokasi) sebaran serta volume potensial terhadap masing I masing jenis material) sebagaimana ditampilkan pada Peta /aterial Konstruksi -La+%$ran 5.2F Peta L'ka$ Mater$al K'ntruk$ Bendungan Pel'$ka. 5..5.2.1. B'rr'3 Area !anah Penyelidikan material tanah telah dilakukan pada $ ,tiga- borrow area) yaitu borrow area 9) B dan borrow area N Pada borrow area tanah tersebut) penyelidikan dilakukan dengan menggali lubang test pit sebanyak A" lubang dengan lokasi sebarannya dapat dilihat pada Peta Borrow 9rea Tanah -La+%$ran 5.21 5.2# Peta L'ka$ B'rr'3 Area tanah A B dan . Pada setiap test pit diambil sampel tanah terganggu dan tak terganggu masing2masing sebanyak # sampel sehingga jumlah seluruhnya A" sampel. 8eskripsi profil tanah serta foto kenampakan lubang di dalam test pit disajikan dalam Log Test Pit -La+%$ran 5.2& L'g !et P$t. 8ari penyelidikan tersebut) diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada Tabel '.#&. Pengujian laboratorium terhadap material tanah dari borrow area tersebut telah dilakukan dengan mengikuti SG3(BS. 8ata lengkap hasil pengujian laboratorium dapat dilihat pada -La+%$ran 5.2 ata Lengka% Ha$l 7"$ La,'rat'r$u+. Tabel '. #& Lokasi dan Ketersedian Pada Borrow 9rea Tanah N'.
Na+a
L'ka$
K''rd$nat
'2
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
#
!
$
Borrow 9rea 9
8esa 9sinua :aya) Kecamatan 9sinua
Borrow 9rea B
8esa 9sinua :aya) Kecamatan 9sinua
Borrow 9rea N
8esa 9sinua :aya) Kecamatan 9sinua
@en$ Mater$al
@arak dar$ a+ S$te
Lua -Ha
+'>'A>A
Lempung lanau
A)'< km ke arah Timur laut
$<'&!A
+'+#""'
Lempung lanau kerikilan
$)' km ke arah Tenggara
<$
$<>#A&
+'>+>+$
Lempung lanau pasiran
!)' km ke arah selatan
$"
$"$"><
#<
!e,al -+
V'lu+e P'ten$al -+#
!ata Guna Lahan
@ !'!">&
Kebun) karet) coklat) nilam
#)'
@ +'+.&A>
Kebun) karet) coklat) singkong
#
@ $"!.A!$
Kebun coklat
#.'
'2&!
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Tabel '. #> ingkasan *asil Pengujian Laboratorium Sampel Borrow 9rea
e%th N'.
Sa+%le n'.
@en$
h ,m-
A a e r A 3 ' r r ' B
B a e r A 3 ' r r ' B
TP32#&2 # TP32#&2 ! TP32#&2 $ TP32#&2 A TP32#&2 ' TP32#&2 <
18S 18S 18S 18S 18S 18S
TP32#"
18S
TP32##
18S
TP32#!
18S
TP32#$
18S
TP32#A
18S
TP32#'
18S
TP32#<
18S
TP32#&
18S
TP32#>
18S
TP32#+
18S
TP32!"
18S
TP32!#
18S
TP32!!
18S
TP32!$
18S
TP32!A
18S
#.&" 2 !.!" #.A" 2 #.>" ".A" 2 ".+" !."" 2 !.'" #.>" 2 !.$" #.'" 2 !."" #.>" 2 !.$" !.#" 2 !.<" !."" 2 !.'" !."& 2 !.'& #.<" 2 !.#" !."" 2 !.'" #.+" 2 !.A" !.A" 2 !.+" #.!" 2 #.&" !.!' 2 !.<' !."" 2 !.'" #.>" 2 !.$" #.#' 2 #.<' #.'" 2 !."" #.<" 2 !.#"
Jater
7n$t
S%e/$*$/
'n te nt
Je $gh t
Gr a0$ t(
Jn
gn
G $
Atter,erg L$+$t Gra$n S$e Anal($ gra0el
$
and
$lt
/la(
!r$a$al 7BP
,batas2batas 9tterbergJL
JP
IP
M
62FF
7
7
M 7
!r$a$al 77 7
M
Pre/'n %re
'n'l$dat$'n tet '+%. V'$d $ndek rat$' /
la$*$/at$'n
,[-
,gr(cm -
,gr(cm -
,[-
,[-
,[-
,[-
,[-
,[-
,[-
,[-
!A)#$
#)<+<
!)&'#
"
#$)!
A>)'
$>)$
'<
!&
!+
><)>
!A)!A
#)>&<
!)&A'
"
#<)$
'")+
$!)>
'A
!+
!'
!$)>A
#)&A!
!)'
"
!')+
A$)+
$")!
AA
!A
!>)''
#)>!<
!)&A<
"
>)A
'!)+
$>)&
<"
$A
0
e'
Per+ea,$l$t(
cm! ( min
,deg-
,kPa-
,deg-
,kPa-
,deg-
,kPa-
,kPa-
N*
!')!
!!
!>)&
!"
!$)'
!
#'$)!
")!!
#)A&'
")&++$
>$)&
N*
!A)#
!<
!&)+
!$
!<)'
<
!>$)+&
")!
!)#<$
")&&<'
!"
&A)#
NL
!")#
<
!+)A
$
#')&
#")+
#!>)>>
")$$
#)A#&
")+++'
!<
+#)<
/*
!")'
!+
!>)!
#>
#')<
A<
!'!)>>
")!<
#)$>
")>+'<
sampl tdk cukup
+&)A>
")!<
!)"!
#)"A<
#&)'>
#)'
!)&A
!!)&
!A)<
$')A
#&)$
A'
!'
!"
'!)&
NL
!$)>
>
$")A
<
!#)'+
#)&'$
!)&A>
&)'
!<)>
$')'
$")!
A<
$#
#'
<')<
/L.
!!)!
$#
$!)'
!#
$#)<
&
#">)&'
")$#
#)<"$
#)#'&$
!&)"!
#)+$#
!)&!+
"
$)'
<")A
$<)#
<&
$&
$"
+<)'
/*
!")>
A#
!&)<
$>
2
2
A$&)<
")!#
!)!$!
")>&!$
!>)$
#)+"<
!)&$$
"
$)&
A>)'
A&)>
>$
A$
A"
+<)$
/*
#')#
A"
!!)A
$A
2
2
##")+A
")#>
")++
")+$+&
!#)$+
#)+&A
!)&$>
"
A)!
&A
!#)>
A!
!&
#'
+')>
/L
!A
$A
!&)+
$#
2
2
A$')++
")#!
$)#&'
")<+#>
#>)!+
#)+"!
!)&$<
"
$)#
<+)!
!&)&
'$
$"
!$
+<)+
/*
!&
!!
!+)A
!"
2
2
A$>)&'
")#+
#)<$&
")>#"'
!")'+
!)"##
!)&$&
"
&
'$)>
$+)!
'#
!+
!!
+$
/*
!A)<
#"
$#)&
>
2
2
A$<)>A
")#!
")>+$
")<$&!
##)>'
#)>$
!)&
"
#$
'A)>
$!)!
AA
!A
!"
>&
NL
!$)$
#+
$")!
#&
2
2
!AA)++
")!$
#)A#'
")&A$
$')#A
#)>$$
!)&!<
"
#)<
<>
$")A
AA
!&
+>)A
/*
#A)+
$>
!$)$
!<
2
2
$+<)&'
")!'
#)"!$
#)">&A
#$)A>
!)"AA
!)&A+
+
'')&
!#)#
#A)!
!&
!#
<
$')A
SN2S/
tidak termasuk yg diminta
')+'
!)"&A
!)&AA
#<)#
&!)$
>)'
$)#
G4
GP
2
##)'
SP2S/
tidak termasuk yg diminta
!+)<$
#)>&
!)&A>
"
")'
&A)&
!A)>
$+
$!
++)'
/*
!")&
!$
!$)&
!!
2
2
A$&)!$
")!<
")>>'
")+>##
!A)$#
#)+$A
!)&"A
"
#)+
&$)&
!A)A
<#
$<
!'
+>)#
/*
!$)&
!$
!>)'
#+
2
2
A$>
")#A
#)A+'
")&+#
!!)<#
#)&&!
!)&$!
"
")A
><)>
#!)>
A>
!+
#+
++)<
/L
!!)<
#<
!+
#!
2
2
$+<)+$
")#A
#)
")>'>
!#)'A
#)>
!)A
"
#A)&
'$)'
$#)>
A&
!&
!"
>')$
NL
!<)!
#$
$!
#"
2
2
!'&)&+
")#>
#)#
")&A#>
$")''
#)>&&
!)<+
"
")$
'<)<
A$)#
&A
$>
$<
++)&
/*
tidak termasuk yg diminta
<)&!
#)++!
!)<+$
"
A&)>
A$)>
>)A
!&
#+
>
'!)!
NL
tidak termasuk yg diminta
2
'2&$
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
e%th N'.
Sa+%le n'.
@en$
h ,m-
5 a e r A 3 ' r r ' B
TP32!'
18S
TP32!<
18S
TP32$#
18S
TP32$!
18S
TP32!&
18S
TP32!>
18S
TP32!+
18S
TP32$"
18S
#.A" 2 #.>" #.<" 2 !.#" !.!" 2 !.&" #.>" 2 !.$" #.A" 2 #.+" #.>" 2 !.$" ".+' 2 #.A' ".&' 2 #.!'
Jater
7n$t
S%e/$*$/
'n te nt
Je $gh t
Gr a0$ t(
Jn
gn
G $
Atter,erg L$+$t Gra$n S$e Anal($ gra0el
$
and
$lt
/la(
!r$a$al 7BP
,batas2batas 9tterbergJL
JP
IP
M
62FF
7
7
M 7
!r$a$al 77 7
M
Pre/'n %re
'n'l$dat$'n tet '+%. V'$d $ndek rat$' /
la$*$/at$'n
,[-
,gr(cm -
,gr(cm -
,[-
,[-
,[-
,[-
,[-
,[-
,[-
,[-
,deg-
,kPa-
,deg-
,kPa-
,deg-
,kPa-
!<)$'
#)+$$
!)
"
")'
'<
A$)'
'<
$!
!A
++)'
/*
!#)&
!!
!>)A
#$
2
2
!+)##
#)><+
!)&!#
"
!)#
&')!
!!)&
$<
!<
+&)+
/*
!#)<
!'
!'
!$
2
2
!")+A
#)&$
!)<<+
")#
!")>
'$)'
!')<
AA
$"
!')+>
#)&+'
!)&>!
"
$)&
AA)>
'#)'
<<
$#)A'
#)&
!)<<+
"
!)$
AA)'
'$)!
$')$'
#)>>#
!)&A>
"
!)$
'<)#
!#)<
!)"#+
!)<'$
"
#"
!$)+!
#)+
!)<$#
"
&)&
,kPa-
#A
&+)#
/L
$+
!&
+<)$
/*
$A
$&
+&)&
/*
A#)<
<>
A#
!&
+&)&
/*
!$)&
#A
!+)+
#"
2
2
A$<)+>
'A)<
$')A
A$
!$
!"
+"
NL
!$)!
$<
!+)#
!>
2
2
'+)>
$!)'
'#
!&
!A
+!)#
N*
!!
!!
!+)$
#$
2
2
A$&)<<
0
e'
Per+ea,$l$t(
cm! ( min
")#+
!)!&'
")>'"+
!)'>'
#)#A!&
")#+
")>&
#)""+!
!#
")#A
")<#
")<'!#
!
")#>
")'>'
")&$&>
tidak termasuk yg diminta !&
!<
$")<
!A
2
2
A$>)"A
")!$
tidak termasuk yg diminta
'2&A
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Jater e%th N'.
Sa+%le n'.
@en$
h ,m-
5 a e r A 3 ' r r ' B
TP32!'
18S
TP32!<
18S
TP32$#
18S
TP32$!
18S
TP32!&
18S
TP32!>
18S
TP32!+
18S
TP32$"
18S
#.A" 2 #.>" #.<" 2 !.#" !.!" 2 !.&" #.>" 2 !.$" #.A" 2 #.+" #.>" 2 !.$" ".+' 2 #.A' ".&' 2 #.!'
7n$t
S%e/$*$/
'n te nt
Je $gh t
Gr a0$ t(
Jn
gn
G
Atter,erg L$+$t Gra$n S$e Anal($ gra0el
and
$lt
/la(
!r$a$al 7BP
,batas2batas 9tterbergJL
JP
IP
M
62FF
7
7
M 7
!r$a$al 77 7
M
Pre/'n %re
'n'l$dat$'n tet '+%. V'$d $ndek rat$' /
la$*$/at$'n
,[-
,gr(cm$-
,gr(cm $-
,[-
,[-
,[-
,[-
,[-
,[-
,[-
,[-
!<)$'
#)+$$
!)
"
")'
'<
A$)'
'<
$!
!A
++)'
!+)##
#)><+
!)&!#
"
!)#
&')!
!!)&
$<
!<
!")+A
#)&$
!)<<+
")#
!")>
'$)'
!')<
AA
$"
!')+>
#)&+'
!)&>!
"
$)&
AA)>
'#)'
<<
$#)A'
#)&
!)<<+
"
!)$
AA)'
'$)!
$')$'
#)>>#
!)&A>
"
!)$
'<)#
!#)<
!)"#+
!)<'$
"
#"
!$)+!
#)+
!)<$#
"
&)&
,deg-
,kPa-
,deg-
,kPa-
,deg-
,kPa-
/*
!#)&
!!
!>)A
#$
2
2
+&)+
/*
!#)<
!'
!'
!$
2
2
,kPa-
#A
&+)#
/L
$+
!&
+<)$
/*
$A
$&
+&)&
/*
A#)<
<>
A#
!&
+&)&
/*
!$)&
#A
!+)+
#"
2
2
A$<)+>
'A)<
$')A
A$
!$
!"
+"
NL
!$)!
$<
!+)#
!>
2
2
'+)>
$!)'
'#
!&
!A
+!)#
N*
!!
!!
!+)$
#$
2
2
A$&)<<
0
e'
Per+ea,$l$t(
cm! ( min
")#+
!)!&'
")>'"+
!)'>'
#)#A!&
")#+
")>&
#)""+!
!#
")#A
")<#
")<'!#
!
")#>
")'>'
")&$&>
tidak termasuk yg diminta !&
!<
$")<
!A
2
2
A$>)"A
")!$
tidak termasuk yg diminta
'2&A
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
5..5.2.1.1. Ka"$an !erhada%a B'rr'3 Area A Lokasi borrow area 9 diwakili oleh TP #&2# s(d TP #&2<) pengujian laboratorium telah dilakukan dengan hasil sebagaimana ditampilkan pada !a,el 5.1D Selanjutnya) dilakukan kajian terhadap data hasil penyelidikan lapangan dan data hasil pengujian laboratorium dengan kriteria 6ona inti kedap air sebagai berikut 5
Tanah bergradasi baik) masuk dalam kurva 6ona gradasi 1SB
3ndeks Plastisitas) P3 Z !"[
Koefisien Permeabilitas di laboratorium) klab & #"2> cm(dtk
9gar tidak mudah tererosi) maka tanah harus bersifat non2dispersif. Berdasarkan kriteria tersebut) maka diperoleh hasil seperti tersebut di bawah ini5
:enis tanah
5 Lanau lempungan ,/*- Lempung lanauan ,N*- Lempunga Pasiran ,NL-
Lolos saringan no. !"" 5 '!.& [ I +!.< [ ,tidak masuk kurva 6ona gradasi 1SB-
3ndeks Plastisitas) P35 !" 2 !+[ Z !"[ 2222222 memenuhi kriteria
Koefisien Permeabilitas) klab 5 & #"2> cm(dt # #"2+ 2222222 memenuhi kriteria
Tanah bersifat non2dispersif 2222 memenuhi kriteria
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
5..5.2.1.1. Ka"$an !erhada%a B'rr'3 Area A Lokasi borrow area 9 diwakili oleh TP #&2# s(d TP #&2<) pengujian laboratorium telah dilakukan dengan hasil sebagaimana ditampilkan pada !a,el 5.1D Selanjutnya) dilakukan kajian terhadap data hasil penyelidikan lapangan dan data hasil pengujian laboratorium dengan kriteria 6ona inti kedap air sebagai berikut 5
Tanah bergradasi baik) masuk dalam kurva 6ona gradasi 1SB
3ndeks Plastisitas) P3 Z !"[
Koefisien Permeabilitas di laboratorium) klab & #"2> cm(dtk
9gar tidak mudah tererosi) maka tanah harus bersifat non2dispersif. Berdasarkan kriteria tersebut) maka diperoleh hasil seperti tersebut di bawah ini5
:enis tanah
5 Lanau lempungan ,/*- Lempung lanauan ,N*- Lempunga Pasiran ,NL-
Lolos saringan no. !"" 5 '!.& [ I +!.< [ ,tidak masuk kurva 6ona gradasi 1SB-
3ndeks Plastisitas) P35 !" 2 !+[ Z !"[ 2222222 memenuhi kriteria
Koefisien Permeabilitas) klab 5 & #"2> cm(dt # #"2+ 2222222 memenuhi kriteria
Tanah bersifat non2dispersif 2222 memenuhi kriteria
4olume tersedia5 @ !'".""" m$. /aterial ini mempunyai wn rata2rata !$[ dan C/N rata2rata !!.'[) maka dalam
pelaksanaan di lapangan perlu dilakukan penyiraman guna menambah kadar air agar mencapai C/N.
'2&'
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. !# Kurva radasi Tanah Borrow 9rea 9
ambar '. !! Plot Plastisitas Tanah Borrow 9rea 9 pada Nasagrandes Plasticity Nhart 5..5.2.1.2. Ka"$an !erhada% B'rr'3 Area B Lokasi borrow area B diwakili oleh TP3 #" s(d TP3 !< dan TP3 $# 2 $!) pengujian laboratorium telah dilakukan dengan hasil sebagaimana ditampilkan pada !a,el 5.1D Selanjutnya) dilakukan kajian terhadap data hasil penyelidikan lapangan dan data hasil pengujian laboratorium dengan kriteria 6ona inti kedap air sebagai berikut 5
Tanah bergradasi baik) masuk dalam kurva 6ona gradasi 1SB
3ndeks Plastisitas) P3 Z !"[
Koefisien Permeabilitas di laboratorium) klab & #"2> cm(dtk
9gar tidak mudah tererosi) maka tanah harus bersifat non2dispersif. Berdasarkan kriteria tersebut) maka diperoleh hasil seperti tersebut di bawah ini5
:enis tanah
5 Lanau lempungan ,/*- Lanau Pasiran ,/L- Lempunga Pasiran ,NL-
Lolos saringan no. !"" 5 >'.$ [ I ++.& [ ,tidak masuk kurva 6ona gradasi 1SB-
3ndeks Plastisitas) P35 !" I A" [ Z !" [ 2222222 memenuhi kriteria
'2&<
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Koefisien Permeabilitas) klab 5 & #"2> cm(dt # #"2+ 2222222 memenuhi kriteria
Tanah bersifat non2dispersif 2222 memenuhi kriteria
4olume tersedia5 @ +'".""" m$.
/aterial ini mempunyai wn rata2rata !! [ dan C/N rata2rata !A [) maka dalam pelaksanaan di lapangan perlu dilakukan penyiraman guna menambah kadar air agar mencapai C/N.
ambar '. !$ Kurva radasi Tanah Borrow 9rea B
'2&&
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. !A Plot Plastisitas Tanah Borrow 9rea 9 pada Nasagrandes Plasticity Nhart
5..5.2.1.#. Ka"$an !erhada% B'rr'3 Area Lokasi borrow area B diwakili oleh TP3 !& s(d TP3 $") pengujian laboratorium telah dilakukan dengan hasil sebagaimana ditampilkan pada !a,el 5.1D Selanjutnya) dilakukan kajian terhadap data hasil penyelidikan lapangan dan data hasil pengujian laboratorium dengan kriteria 6ona inti kedap air sebagai berikut 5
Tanah bergradasi baik) masuk dalam kurva 6ona gradasi 1SB
3ndeks Plastisitas) P3 Z !"[
Koefisien Permeabilitas di laboratorium) klab & #"2> cm(dtk
9gar tidak mudah tererosi) maka tanah harus bersifat non2dispersif. Berdasarkan kriteria tersebut) maka diperoleh hasil seperti tersebut di bawah ini5
:enis tanah
5 Lanau lempungan ,/*- Lempung Lanauan ,N*- Lempung Pasiran ,NL-
Lolos saringan no. !"" 5 &+ [ I +& [ ,tidak masuk kurva 6ona gradasi 1SB-
3ndeks Plastisitas) P35 !" I $& [ Z !" [ 2222222 memenuhi kriteria
Koefisien Permeabilitas) klab 5 & #"2> cm(dt # #"2+ 2222222 memenuhi kriteria
'2&>
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Tanah bersifat non2dispersif 2222 memenuhi kriteria
4olume tersedia5 @ $+".""" m$. /aterial ini mempunyai wn rata2rata !" [ dan C/N rata2rata !A [) maka dalam
pelaksanaan di lapangan perlu dilakukan penyiraman guna menambah kadar air agar mencapai C/N.
ambar '. !' Kurva radasi Tanah Borrow 9rea N
'2&+
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
ambar '. !< Plot Plastisitas Tanah Borrow 9rea N pada Nasagrandes Plasticity Nhart 5..5.2.2. :uarr( Pa$r ker$k$l 1ntuk bahan bangunan yang berupa pasir ini berdasarkan pengamatan dilapangan dapat memanfaatkan endapan aluvial Sungai Konaweeha yang berupa campuran antara kerakal kerikil batuan metamorf ,sekis) sabak) gneiss) kuarsit-) pasir dan sedikit lumpur. Penyebaran dari endapan aluvial ini terdapat disepanjang jalur Sungai Konaweha dan anak sungainya) baik dihulu ataupun hilirnya. Berdasarkan pengamatan dilapangan dan penyebaran dari endapan aluvial dari %ormasi 9luvium ini -La+%$ran 5.2565.2 Peta :uarr( Pa$r 6 Ker$k$l diperkirakan kebutuhan
akan pasir
dan
kerikil2kerakal
untuk
memenuhi kebutuhan
pembangunan Bendungan Pelosika akan dapat dipenuhi. 9dapun volume penyelidikan yang dilaksanakan dapat dilihat pada !a,el 5.1. Luasan dari material ini terlihat seperti pada gambar. Ketebalan efektif yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dilapangan sekitar #.' m. 8engan luasan area yang ada) kebutuhan material ini untuk pembangunan Bendungan Pelosika sudah terpenuhi) volume tersebut sudah termasuk cadangan.
'2>"
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Tabel '. #+ Lokasi dan Ketersedian Pada Borrow 9rea Tanah K''rd$nat N'
#
Na+a
L'ka$
Fuarry Pasir 2 Kerikil
8esa 9sinua :aya) Kecam atan 9sinua
@en$ Mater$al
$<<#>!
+'+#!$ >
Lempung lanau
@arak dar$ a+ S$te
# 2 A km Ke arah Baratlaut
Lua -Ha
!$#
!e,al -+
V'lu+e P'ten$al -+#
!ata Guna Laha n
#.'
@ $.A&+.+"#
Kebu n karet
Pengambilan contoh material pasir telah dilakukan sebanyak > contoh dan selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk pengujian. ingkasan hasil pengujian tersebut disajikan pada Tebel '.!". Tabel '. !" ingkasan 8ata *asil 1ji Laboratorium Fuarry Pasir 2 Kerikil Specific ravity
Sieve 9nalysis
8ensity Go
#
!
$
A
'
<
&
>
8istribution Persentase
Sample
S "#
S "$
S "'
S "<
*ilir #
*ilir !
*ulu #
*ulu !
Soundness
9bsorption
9brassion Los 9ngeles
Ga!SCA
[
[
ravel
Sand
Silt _ Nlay
[
[
[
[
!)
#)'!
A<)!+
'!)&$
")+>
!)''A
!)<+>
$)A$
!)''A
!)'+&
!)<<>
#)<>
%ine 9gregate
!)A&$
!)'
!)&!#
$)<+
Noarse 9gregate
!)'<'
!)'+>
!)
#)#>
%ine 9gregate
!)'!$
!)
!)>#$
A)">
Noarse 9gregate
!)'
!)'+<
!)<'#
#)$!
%ine 9gregate
!)'#+
!)<#'
!)&>&
$)>!
#$)+>
%ine 9gregate
!)'#>
!)'&<
!)<&$
!)!+"
>)$>
Noarse 9gregate
!)'A"
!)'&+
!)
#)'$"
%ine 9gregate
!)A>&
!)'<$
!)<+"
$)"$"
Noarse 9gregate
!)'A$
!)'>"
!)
#)A'"
%ine 9gregate
!)$+A
!)'"A
!)<>+
A)'>"
Noarse 9gregate
!)'A#
!)'&&
!)<$&
#)A$"
%ine 9gregate
!)A!!
!)'!#
!)<+"
A)#!"
Nparse 9gregate
!)'A&
!)'>#
!)<$&
#)$$"
Bulk
SS8
9pperent
2
2
2
Noarse 9gregate
!)'A#
!)'>"
%ine 9gregate
!)A<+
Noarse 9gregate
$)! &!)&$
!')>'
#)A!
!)!& #&)
$$)>>
#)+> >)&!
'&)'!
A#)A
#)"+
A+)&!
")'< >)&
A+)<<
")!+ #<)A>
A+)&<
")A& #&)'>
'#)#<
")$!
8ari hasil pengujian laboratorium diperoleh gambaran tentang gradasi material pasir sebagaimana ditampilkan pada Ga+,ar 5.2C.
'2>#
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tenggara
ambar '. !& Kurva radasi Fuarry Pasir Kerikil 8ari sifat2sifat teknis tersebut diatas diketahui bahwa material pasir kerikil bergradasi baik dan relatif bersih. 8engan demikian) material ini dapat dipakai sebagai se bagai material materia l filter dan agregat agregat halus beton. Sebagai alternatif) alternatif) material pasir untuk 6ona filter dapat juga diambil dari hasil penghancuran batu dari 7uarry batu.
5..5. 5..5.2.# 2.#.. :uarr( :uarr( Batu 8apat diketahui mengenai berbagai jenis batuan baik batuan sedimen) batuan beku ataupun batuan metamorfosa(batuan malihan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan batu dan kerikil untuk dijadikan bahan pasangan batu dan pembuatan beton. 1ntuk bahan bangunan encana Bendungan Pelosika ini dalam pembangunannya dapat menggunakan batuan beku sebagai bahan bangunan baik untuk urugan batu) pasangan batu dan bahan bangunan beton yang persediaannya cukup banyak. Survei geologi telah diadakan pada daerah dengan hingga radius $" km dari lokasi rencana bendungan. Penyelidikan yang telah dilaksanakan meliputi pemetaan daeah 7uarry batu dan dan pemb pembor oran an inti inti ,BF ,BF #&>2 #&>2# # s(d s(d BF #&2A #&2A-) -) peng pengam ambi bila lan n cont conto o batu batuan an dan dan peng penguj ujia ian n laboratorium dapat dilihat pada lampiran hasil uji laboratorium ,La+%$ran , La+%$ran 5.2 ata Lengka% Ha$l 7"$ La,'rat'r$u+. La,'rat'r$u+. :enis batu pada daerah rencana 7uarry merupakan jenis batuan metamorf yaitu kuarsit) dan jenis tanah penutupnya atau tanah lapukannya berupa tanah pasiran) sifat fisik dari batu ataupun ataupun tanahnya dapat dilihat dilihat pada peta geologi geologi daerah 7uarry. 7uarry. Pemetaan Pemetaan
'2>!
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tenggara
direncana daerah 7uarry batu bertujuan untuk menggambarkan kondisi geologi daerah tesrsebut sebelum dilakukan pemboran inti -La+%$ran 5.2C Peta :uarr( Batu Bendungan Pel'$ka . 8ari 8ari hasil hasil pemetaa pemetaan n di daerah daerah rencan rencanaa 7uarry 7uarry batu batu didapa didapatka tkan n sebaran sebaran batu batu dan kisaran kisaran ketebalan tanah penutupnya. Pemboran inti pada rencana daerah 7uarry bertujuan untuk mengetahui ketebalan pasti tana tanah h penu penutu tupn pnya ya dan dan kete keteba bala lan n efekt efektif if dari dari batu batu yang yang bisa bisa diam diambi bil. l. Sela Selain in itu itu untu untuk k menget mengetahu ahuii karakt karakteris eristik tik
atau atau sifat sifat fisik fisik dari dari bahan bahan bangun bangunan an terseb tersebut. ut. Berdas Berdasark arkan an hasil hasil
pengeboran dan hasil analisa penampang -La+%$ran penampang -La+%$ran 5.2D Pena+%ang Ge'l'g$ :uarr( Batu pada didapatkan rata2rata tebal tanah penutup pada lokasi 7uarry batu ini adalah ' meter dan ketebalan batuan lebih dari !" meter sehingga dapat dihitung volume ketersediaan batu pada daerah ini. :enis dan lokasi dari penyelidikan 7uarry batu yang sudah dilaksanakan dapat dilihat pada !a,el 5.2F berikut 5.2F berikut ini. Tabel '. !# Lokasi dan Ketersedian Fuarry Batu @en$ Mater$al
@arak dar$ a+ S$te
Lua -Ha
V'lu+e P'ten$al -+#
!ata Guna Lahan
Batuan /etamorf ,Kuarsit-
@ $" km Ke arah Timur
!<.'
@ #A.$""."""
*utan
K''rd$nat N'
Na+a
L'ka$
#
Fuarry Batu
8esa Padanggun) Kecamatan 9buki
$><$'&
+'+<#
'2>$
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tenggara
ambar '. !> Singkapan Batuan /etamorf ,Kuarsit- pada Lokasi Fuarry Batu
'2>A
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Tabel '. !! ingkasan *asil Pengujian Laboratorium Sampel Fuarry Batu INE PROPER! IES
7L!RASONI VELOI!
SPEI)IGRAVI!
7NON)INE OMPRESSIVE S!RENG!H
SAMPLE en$t( A,'r%t$'n e%th -+
Bulk
SS
A%%arent
6
6
6
Natural en$t( d
Natural Jater 'ntent
Saturat. en$t(
A,'r%t4 S!. Jater
r( en$t( d
eg. O* Saturated S
P'r'$t( n
A%. S%e/. Gra0$t(
!R7E S%e/. Gra0$t(
V'$d Rat$' e
OMPR. JP -VP
SHEAR. JS -VS
POIS. RA!. -7
O7NGS MO. -E
MO7L7S. RIG -G
Natural A
Natur al B
SO7NNESS ABRASSION LOS ANGELES Na SO 2 &
E -A$al
E -A$ al
I )r'+
!'
=
gr4/+
=
gr4 /+
=
gr 4/+
=
=
6
6
6
+4e/
+4e/
6
kg4 /+9
kg4/ +9
kg4/ +9
kg4 /+9
kg4/+9
kg4/+9
=
=
Sa+%el Pe+,'ran Int$
i k u b 9 a s e 8
BF.#&2# 8S2#
#')+"
#<)""
!.<<&
")"+
!.<&<
")A'
!.<
!")""
#)!"
!)<
!)<+<<
")"#!
$!!.$'&
')<>E_"A
BF.#&2# 8S2!
#+)$"
#+)<"
!.
")">
!.
")++
!.
&)<+
!)<"
!)
!)<+!"
")"!&
$##.&
$)!AE_"A
BF.#&2# 8S2$
#+)<"
#+)&"
!.<&$
")""
!.<>$
")$+
!.<&$
")""
#)"A
!)<&!&
!)&"">
")"#"
!<>.$$+
!)"'E_"A
BF.#&2# 8S2A
#+)&"
#+)>'
!.<$'
")""
!.<<#
")++
!.<$'
")""
!)<#
!)<$'#
!)&"'<
")"!&
$$>.&&>
$)>
BF.#&2# 8S2'
#+)+"
!")""
!.<'$
")#"
!.<<<
")<"
!.<'"
#<)<&
#)'>
!)<'""
!)<+!'
")"#<
#!+.#"A
!)#
BF.#&2! 8S2#
#')""
#')#"
!.<>"
")">
!.<+<
")<>
!.<&&
##)##
#)>$
!)<&&'
!)&!&$
")"#+
#+".$"'
!)#&E_"A
BF.#&2! 8S2!
#')#"
#')A"
!.<'A
")">
!.<&"
")<&
!.<'!
#!)'"
#)&+
!)<'#>
!)&"""
")"#>
!+".>!!
A)'AE_"A
BF.#&2! 8S2$
#<)""
#<)!"
!.&">
")"+
!.'
")$'
!.&"<
!')""
")+<
!)&"'&
!)&$#+
")"#"
'$!.+"A
>)'"E_"A
BF.#&2! 8S2A
#>)#"
#>)!"
!.<'<
")#!
!.<<+
")<#
!.<'$
!")""
#)<#
!)<'!&
!)<+<#
")"#<
$&+.!<>
>)<$E_"A
BF.#&2$ 8S2#
')<"
')&!
!.<'"
")#<
!.<<'
")&$
!.
!#)A$
#)+$
!)
!)<+>"
")"!"
!&!.&>>
!)<+E_"A
BF.#&2$ 8S2#
')>"
')+"
!.<<&
")">
!.<&'
")$+
!.<<'
!")""
#)"A
!)<
!)<+!'
")"#"
!$!.A"$
$)#+E_"A
BF.#&2$ 8S2!
#A)>"
#')""
!.'&'
")#<
!.<"+
#)A&
!.'
#")>#
$)&&
!)'$
!)<&!"
")"$+
!$$.!'!
')<$E_"A
BF.#&2$ 8S2$
#')A"
#')'"
!.<'#
")""
!.<&"
")
!.<'#
")""
#)>+
!)<'"+
!)&"#+
")"#+
!">.''A
#)&"E_"A
BF.#&2$ 8S2$
#')'"
#')<"
!.<$+
")#"
!.<'>
")>"
!.<$&
#!)'"
!)##
!)<$<>
!)<+$'
")"!!
$'<.<#<
A)
BF.#&2$ 8S2A
#')&"
#')>'
!.<&A
#)+'
!.<&+
!)#$
!.
+#)<&
')'>
!)
!)&&>$
")"'+
!"&.#!$
<)A>E_"A
BF.#&2$ 8S2<
#&)>"
#>)""
!.<>#
")"'
!.<+A
")'$
!.<>"
#")""
#)A$
!)<&+'
!)>A
")"#'
$A<.!<'
$)"+E_"A
BF.#&2A 8S2#
!A)""
!A)#'
!.<<+
")""
!.<>!
")A<
!.<<+
")""
#)!A
!)<<+A
!)&"!+
")"#$
!<>."'#
$)+&E_"A
BF.#&2A 8S2!
!A)!"
!A)$"
!.'++
")#&
!.
#)!<
!.'+'
#$)$$
$)!&
!)'+A>
!)<>!A
")"$A
!##."<&
!)"'E_"A
BF.#&2A 8S2$
!A)$"
!A)A"
!.
")""
!.
#)"!
!.
")""
!)<>
!)
!)<+!+
")"!>
$'>.!$>
$)!&E_"A
BF.#&2A 8S2A
!A)A"
!A)'"
!.<"!
")"+
!.<$#
#)#+
!.<""
&)<+
$)#"
!)<"""
!)<>$"
")"$!
!'>.A+!
!)$$E_"A
BF.#&2A 8S2'
!A)A'
!A)'"
!.<">
")#$
!.
#)A'
!.<"'
+)"+
$)&>
!)<"A>
!)&"
")"$+
#<$."!>
#)
BF.#&2A 8S2<
!A)'"
!A)''
!.
")#<
!.<'#
#)#+
!.
#$)$$
$)#!
!)<#+'
!)&"$+
")"$!
!!'.A$#
#)#>E_"A
BF.#&2A 8S2&
!A)<"
!A)>"
!.<>$
")"<
!.<+!
")$+
!.<>#
#A)!+
#)"$
!)<>#A
!)&"+A
")"#"
$+<.>>"
>)&"E_"A
Sa+%el B'ngkah 8esa 9buki
FB2"#
2
2
!.<"!
!.
!.>
#)<'
!.<$!
")$<
!.
")+<
!.
$&)'"
!)'!
!)
!)<+"$
")"!<
!#'.<$<
>)$AE_"A
#+!.A"<
<)'"E_"A
$>)!>
")>A
8esa 9sinua
B2#
2
2
!.!><
!.AA"
!.&"#
<)
!.A$"
")++
!.A++
$)><
!.A"<
!')'>
+)!+
!)A"<"
!)<'!A
")#"!
''.A&>
!)"+E_"A
>)<>E_"$
+#)'>
')A"
'2>'
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
LAPORAN AKHIR Studi Patahan dan Sertifikasi Lanjutan Bendungan Pelosika Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
'2><