DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MINERAL OPTIK ACARA ANALISATOR DAN POLARISATOR
OLEH ABDI HIDAYAT D 611 04 022
MAKASSAR 2006
M.
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK
Acara
:Analisator dan Polarisator
Nama
:Abdi Hidayat
Hari/Tgl
:Rabu/ 8 – 03 - 2006
Stb
:D 611 04 022
I.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum acara agar
M.
kita
terhadap
dapat
mengetahui
polarisator
dan
analisator
posisi
untuk
dan polarisator
kedudukan
mengetahui
analisator
panjang
suatu
mineral yang diamati. Tujuan dari praktikum ini adalah agar mikroskop berada dalam
keadaan
sentring
atau
fokus
sebagai
awal
dalam
pengamatan mineral atau mineral dalam batuan.
II.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : a)
Mikroskop polarisasi
b)
Preparat/ peraga ( mineral Biotit, Tourmalin)
c)
Tissue Lens
d)
Lap kasar dan halus
e)
Kalkulator
f)
Pensil warna
g)
Alat tulis menulis
III.
Teori Ringkas
Sifat-sifat teramati
secara
optik
suatu
sempurna
bila
mineral obyek
dalam
batuan
pengamatan
dapat
dalam
lensa
okuler sudah terfokuskan. Tahapan mikroskop
yang
dalam
perlu
keadaan
dilakukan sentring
untuk atau
menentukan
tidak
yaitu
apakah sebagai
berikut : 1.
Pemusatan peraga terhadap medan pandang Apabila peraga sudah jelas telihat pada okuler kemudian meja
obyek
diputar.
Dipilih
salah
satu
titik
seperti
suatu mineral atau ujung mineral tertentu yang mengitari
pusat medan pandang. Jika dalam keadaan ini sudah dapat memutari potong
dengan
benang
jarak
yang
silang,
sama/
maka
tetap
dikatakan
terhadap
titik
mikroskop
dalam
keadaan sentring. 2.
Membuat kedudukan analisator dan polarisator tegak lurus Bila
kedudukan
getaran
polarisator
polarisator
terletak
persis
harus
tegak
polarisator.
Pada
peraga
pada
ortoskop
okuler
sama
sekali
bahwa
kedua
sudah
diatur lurus
bagian
ini
nikol
tidak
lembaran
betul
,
sedemikian terhadap
dibuat
silang.
ada
arah
rupa
agar
arah
getar
kedudukan Jika
cahaya,
tersebut
maka
bidang
tanpa
dalam
maka
lensa
dikatakan
getarnya
sudah
tegak lurus. 3.
Membuat arah getar polarisator sajajar dengan salah satu benang silang Pertama-tama lensa okuler diputar sampai posisinya tepat betul,
yaitu
terletak
kedudukan
utara
–
dimana
selatan
dan
kedua
timur
–
benang barat.
silang Kemudian
ambil sayatan mineral biotit yang disayat sejajar dengan sumbu c, sehingga akan Posisi
analisator
tampak belahan
tidak
digunakan
pada
satu
arah.
kemudian
meja
obyek
diputar sampai pada 1800. Cara
membedakan
antara
mineral
Biotit,
Tourmalin,
dan
Natrolit dalam mikroskop yaitu sebagai berikut : a.
Biotit Kedudukan
sejajar
dengan
analisator,
maka
akan
memperlihatkan absorpsi atau daya serap maksimum. keadaan tua.
ini
Pada
akan
saat
tampak
sejajar
warna dengan
kristal
relatif
polarisator,
Pada
coklat
maka
akan
memperlihatkan daya absorpsi minimum dimana akan tampak warna coklat yang relatif muda. b.
Tourmalin Pada
saat
analisator
mineral maka
ini
akan
sejajar
dengan
memperlihatkan
nikol daya
atas
atau
serap
atau
absorpsi minimum dengan warna yang lebih muda. Pada saat sejajar dengan
polisator maka akan memperlihatkan daya
serap maksimum dengan warna yang relatif lebih tua.
c.
Natrolit
Pada
saat
mineral
polarisator, maksimum
ini
maka
sehingga
sejajar
akan warna
dengan
analisator
memperlihatkan nampak
akan
daya
lebih
atau serap
gelap. Pada
saat meja obyek diputar sampai membentuk sudut 450 atau dalam maka
keadaan akan
posisi
diagonal
memperlihatkan
terhadap
daya
serap
benang
minimum
silang,
dan
akan
nampak warna relatif lebih terang. Jika
posisi
analisator
dan
polarisator
tidak
saling
tegak lurus, dapat diketahui dengan indikasi-indikasi sebagai berikut : 1)
Pada
saat
dilakukan
panggelapan/
nikol
pemadaman
silang
tidak
maksimum,
hal
akan ini
dijumpai
disebabkan
sebagian sinar mengalami penggelapan. 2)
Kedudukan
pleoroik
mineral
Biotit,
ourmalin,
Natrolit
tidak berada pada keadaan yang sebenarnya.
IV. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adlah sebagai berikut : 1.
Pemusatan peraga terhadap medan pandang
2.
Apabila peraga sudah jelas terlihat pada okuler kemudian meja
obyek
suatu
diputar.
mineral
atau
mengitari pusat sudah
dapat
Dipilih
salah
ujung
medan
mineral
pandang.
memutari
satu
dengan
Jika
titik
tertentu
dalam
jarak
seperti yang
keadaan
yang
ini
sama/tetap
terhadap titik potong benang silang maka dikatakan dalam keadaan sentring. 3.
Membuat
kedudukan
analisator
dan
polarisator
saling
tegak lurus. 4.
Bila
kedudukan
getaran terletak
polarisator
analisator persis
harus
tegak
sudah
diatur
lurus
betul,
sedemikian
terhadap
arah
maka
arah
rupa
agar
getar
pada
polarisator. Pada bagan ini dibuat kdudukan tanpa peraga pada gelap
ortoskop sama
nikol
sekali
silang.
tanpa
ada
Jika
dalam
sedikitpun
lensa
okuler
cahaya,
maka
dikatakan bahwa kedua lembaran tersebut bidang getarnya sudah tegak lurus. 5.
Membuat arah getar polarisator sejajar dengan salah satu
benang silang. 6.
Pertama-tama lensa okuler diputar sampai posisinya tepat betul,
yaitu
terletak sayatan
kedudukan
Utara–Selatan mmineral
dan
Biotit
sumbu c, sehingga akan Posisi
dimana
analisator
kedua
Timur–Barat.
yang
digunakan
silang
Kemudian
disayat
tampak belahan
tidak
benang
sejajar
ambil dengan
pada
satu
arah.
kemudian
meja
obyek
diputar sampai pada 1800.
V.
Pembahasan
Pada
praktikum
pembesaran
lensa
analisator
dan
polarisator
okuler 10X dan objektif
5X
serta
dengan bilangan
skala 0,02mm diperoleh : 1.
Pada
mineral
dengan
Biotit
kedudukan
mineral
(x;y)=(54,8;14,7) dan posisi mineral sejajar analisator serta
ukuran
mineral
gelap
maksimum
15,6mm,
dengan
warna
diperoleh
coklat
tua
daya dan
absorsi
sebaiknya
bila posisi mineral sejajar polarisator dengan kedudukan mineral (x;y)=(53,6;18,2) serta ukuran 20,2mm diperoleh daya absorsi gelap minimum dengan warna coklat muda. 2.
Pada
mineral
Tourmalin
(x;y)=(57;12)
dan
posisi
dengan
kedudukan
mineral
sejajar
mineral analisator
serta ukuran mineral 2,3mm, diperoleh daya absorsi gelap minimum
dengan
warna
coklat
muda
dan
apabila
sejajar
polarisator dengan kedudukan mineral (x;y)=(57;12) serta ukuran
mineral
4,2
mm
diperoleh
daya
absorsi
gelap
maksimum warna hitam.
Referensi
: penuntun Praktikum Mineral Optik.
Asisten
Praktikan
(Dedi Maryadi)
(Abdi Hidayat)
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK
Acara
:Analisator dan Polarisator
Nama
:Abdi Hidayat
M.
Hari/Tgl
:Rabu/8 – 03 - 2006
Stb
No. Urut
:
01
No. Mikroskop
:
M7
No. Sampel
:
42 Biotite
Bilangan Skala
:
P. Okuler : 10X P. Objektif : 5X Ptotal
Posisi Mineral
: 50X =
:D 611 04 022
1 =
50
0,02 mm
: Sejajar Analisator
Kedudukan Mineral : (x;y)=(54,8;14,7) Ukuran Mineral
: 0,02 X 780 = 15,6 mm
Daya Absorsi
: Gelap Maksimum
Warna
: Coklat Tua
Belahan
: Sempurna Satu Arah
Nama Mineral
: BIOTIT
A a
KETERANGAN :
b a = BIOTIT
c
b = BELAHAN 0
10
20
30
40
50
60
70
80
P
90 100
c = WARNA LAMPU
Posisi Mineral
: Sejajar Polarisator
Kedudukan Mineral : (x;y)=(53,6;18,2) Ukuran Mineral
: 0,02 X 1010 = 20,2 mm
Daya Absorsi
: Gelap Minimum
Warna
: Coklat Muda
Belahan
: Sempurna Satu Arah
Nama Mineral
: BIOTIT
A a
KETERANGAN :
b c
a = BIOTIT b = BELAHAN
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90 100
P c = WARNA LAMPU
Asisten
Praktikan
( Dedi maryadi ) ( Abdi Hidayat ) PRAKTIKUM MINERAL OPTIK Acara
:Analisator dan Polarisator
Nama
:Abdi Hidayat
Hari/Tgl
:Rabu/8 – 03 - 2006
Stb
:D 611 04 022
M.
No. Urut
: 02
No. Mikroskop
:
MO.03
No. Sampel
:
Turmalin 22
Bilangan Skala
:
P. Okuler : 10X P. Objektif : 5X Ptotal
Posisi Mineral
1
: 50X =
50
=
0,02 mm
: Sejajar Analisator
Kedudukan Mineral : (x;y)=(57;12) Ukuran Mineral
: 0,02 X 115 = 2,3 mm
Daya Absorsi
: Gelap Minimum
Warna
: Coklat Muda
Belahan
: -
Nama Mineral
: TURMALIN
A a
KETERANGAN :
b a = TURMALIN
c
b = BELAHAN 10
0
20
30
40
50
60
70
80
90 100
P c = WARNA LAMPU
Posisi Mineral
: Sejajar Polarisator
Kedudukan Mineral : (x;y)=(57;12) Ukuran Mineral
: 0,02 X 210 = 4,2 mm
Daya Absorsi
: Gelap Maksimum
Warna
: Hitam
Belahan
: -
Nama Mineral
: TURMALIN
A a
KETERANGAN :
b c
a = TURMALIN b = BELAHAN
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90 100
P c = WARNA LAMPU
Asisten
Praktikan
( Dedi maryadi )
( Abdi Hidayat )
VI. Penutup
VI.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan adalah
mineral
Biotit
bila
kedudukannya
sejajar
analisator
akan diperoleh daya absorsi gelap maksimum karena tidak dapat ditembus oleh cahaya, dengan warna coklat tua dan sebaiknya bila
posisi
mineral
sejajar
poalarisator
diperoleh
daya
absorsi gelap minimum karena dapat ditembus oleh cahaya dengan warna
coklat
muda,
kedudukan mineral
sedangkan
sejajar
pada
mineral
Tourmalin
analisator diperoleh
daya
bila
absorsi
gelap minimum karena dapat ditembus cahaya dengan warna coklat muda
dan
apabila
kedudukannya
sejajar
polarisator
diperoleh
daya absorsi gelap maksimum karena tidak dapat ditembus oleh cahaya dengan warna mineral hitam. Dari
pembahasan
diatas
kita
dapat
mengetahui
bahwa
mineral
biotit dan turmalin mempunyai sifat yang berbeda
VI.2
dapat
Saran Sebaiknya
SAP
belajar
SAP,
dibeikan
terlebih
sehingga
mendengarkan tetapi lebih aktif
bila
dahulu
agar
diterangkan
praktikan
tidak
hanya