LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1
ALUMINUIM DAN SENYAWANYA
Penyusun: Sri Rizka Fadila Guci/ 1205735
Kelompok 6
Rizha Virly/ 1205718
Sherly Destia Rahyu/ 1205715
Silvia Utari/ 1205711
Umul Khairi MS/ 1205734
Dosen: Miftahul Khair, S.si, M.si
Asisten Dosen:
Meli Menia
Prambudi Ayuman
Ana Maulina
LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
DAFTAR ISI
Contents
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 1
DAFTAR ISI 2
DAFTAR TABEL 3
ALUMINIUM DAN SENYAWANYA 4
TUJUAN 4
TEORI DASAR 4
Table 1 Kerapatan Muatan 4
ALAT DAN BAHAN 6
CARA KERJA 6
Eksperimen 1. Reaksi dengan asam klorida 6
Eksperimen 2. Reaksi dengan larutan natrium Hidroksida 7
Eksperimen 3. Reaksi dengan oksigen 7
Eksperimen 4. Membandingkan aluminium klorida dan magnesium klorida 7
Amati apa yang terjadi 8
Eksperimen 5. Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida 8
Di periksa pH larutannya 8
Eksperimen 6. Membandingkan sifat asalm-basa ion Al3+ dan Mg2- yang terhidrasi 8
TABEL PENGAMATAN 9
PEMBAHASAN 12
Eksperimen 1. Reaksi dengan asam klorida 12
Eksperimen 2. Reaksi dengan larutan Natrium Hidroksida 13
Eksperimen 3. Reaksi dengan oksigen 13
Eksperimen 4. Membandingkan alumunium klorida dan magnesium klorida 14
Eksperimen 5. Membandingkan sifat asam-basa alumunium oksida dan magenesium oksida 15
Eksperimen 6. Membandingkan sifat asalm-basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi. 16
KESIMPULAN 17
DAFTAR PUSTAKA 18
DAFTAR TABEL
Table 1 Kerapatan Muatan 5
Table 2 Reaksi Dengan Asam Klorida 10
Table 3 Reaksi Dengan Larutan Natrium Hidroksida 10
Table 4 Reaksi Dengan Oksigen 11
Table 5. Membandingkan Aluminium Klorida Dan Magnesium Klorida 11
Table 6. Membandingkan Sifat Asam Basa Aluminium Oksida Dan Magnesium Oksida 12
Table 7 membandingkan sifat asam-basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi 12
ALUMINIUM DAN SENYAWANYA
TUJUAN
Mempelajari kimia aluminium dan senyawanya dan membandingkannya dengan kimia magnesium dan senyawanya
TEORI DASAR
Ilmu kimia aluminium sangat ditentukan oleh muatan yang besar dan jari-jari yang kevil dari ion Al3+, yaitu kerapatan muatan yang besar.
Aluminium adalah unsure logan yang bias dijumpai dalam ketak bumi dan terdaapt dalam batuan seperti feldspar dan mika. Kandingan yang mudah diperoleh adalah oksida terhidrat seperti bauksit, Al2O3.nH2O dan kroylit, Na3AlF6.
Table 1 Kerapatan Muatan
Kation
Satuan muatan
Jari-jari ion (nm)
Mautan/jari-jari
Na+
+1
0,098
10
Mg2+
+2
0,065
31
Al3+
+3
0,018
63
Zn2+
+2
0,074
27
Cu2+
+2
0,069
29
Jika garam aluminium dilarutkan dalam air ion Al3+ segera membentuk [Al(H2O)9]3+ yang biasanya ditulis dengan Al3+(aq). Di daalm larutan air, air yang bebas berfungsi sebagai basa dan dapat diperoleh kesetimbangan berikut,
[Al(H2O]9]3+ + H2O [Al(H2O)9]3+ + H2O
Dalam basa yang kuat seperti NaOH terjadi reaksi.
[Al(H2O)9]3+ + 3OH [Al(H2O)3(OH)3](s) + H2O(l)
Dalam laturan NaOH yang berlebih,
[Al(H2O)4(OH)4](s) + OH (aq) [Al(H2O)3(OH)3](s) H2O(l)(Tim Kimia Anorganik, 2014)
Adapun sifat-sifat Aluminium yang lain:
Bereaksi dengan oksigen membentuk lapisan tipis oksida yang mellindungi dari oksidasi lebih lanjut
Bereaksi dengan asam membebaskan gas hydrogen
Bila dipanaskan kuat di udara. Al terbakat membentuk oksida dan sedikit nitride
Aluminum larut dalam larutan NaOH encer
Dapat mereduksi FeeO3 disertai pelepasan panas yang besar (dipakai untuk mengelas baja).
Senyawa hidroksidanya bersifat amfoter
Logam Al berwarna putin mengkilap, mempunyai titik leleh tinggi 660 oC), moderat lunak, dapat dibuat aliansi, dan tahan terhadap korosi udara
Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 g/ cm3, sedangkan besi ± 8,1 g/cm3)
Tahan korosi
Penhantar listrik dan panas yang baik
Mudah di fabrikasi/ di bentuk
Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bias ditingkatkan. (Keenam, 1979)
Kekuatan dan kekerasan aluminium tidk begiru tinggi dengan pemanduan dan heat treatment dapat ditingkatkan kekutan dan kekerannya. Aluminium komersil selalu mengandung ketidak murnian ± 0,8% biasanya berupa besi, silicon, tembaga dan magnesium. Sifat lain yang menguntungkan dari alumiunium adalah sangan mudah difabrikasi, dapat dituang (dicor) dengan cara penuangan apapun dapat deforming dengan cara: rolling, drwing. Forging, extrusi dll. Menjadi bentuk yang rumit sekalipun. (S, 2001)
Aluminium adaalah logam terpenting berdasarkan massa, aluminum menempati urutan ke 3 diantara unsure yang terbesar kelimpahannya dikerak bumi. Biji aluminum yang terpenting adalah bauksit yang mengandung Al2O3. Sepanjang sejarah peradaban manusia, senyawa aluminum sudah digunakan deberbagai bidang. Tanah liat pada dasarnya hidrat aluminium silkikat dan tembikar sudah sejak 8000 tahun yang lampau. Aluminum adalah logam yang ringan, stabil di udara, mudah dibuat, kuat dan bahan tahan terhadap korosi.
Aluminium hidroksida seperti halnya aluminum oksida adalah amfoter, melarut dalam basa membentuk amuniat dan dalam asam membentuk garam aluminum. Sesuai dengan harga potensial elektrodanya (-1,66 V) dapat diramal bahwa aluminum lebih reaktif dari seng dan logan ini mudah bereaksi dengan oksigen, malatur dalam asam encer dan membebaskan hydrogen. Meskipun tidak terlihat dengan jelas, sebenarnya aluminium bereaksi dengan oksigen. Namun, setiap permukaan lauminium yang baru segera dilapisi oleh aluminum oksida sangat tipis. Lapisan oksida yangganya setebal 104 m sangat keras, stabil dan tidak berpori ini melindungi aluminium dari reaksi dengan oksigen sehingga terhalang dari oksida selanjutnya. (Sugiarto, 2001)
ALAT DAN BAHAN
Alat
Bahan
Tabung reaksi
Gelas kimia
Pipa penyalur gas
pembakar Bunsen
Kepingan aluminium
Serbuk Al
Pita Mg
Asam klorida encer
Larutan merkuri (II) klorda
Gas klor
Tabung pengering
CaCl2
Alminium klorda anhidrat
Magnesium klorida anhidrat
Magnesium oksida' aluminum oksida
Larutan Al 3+ 0,1 M
Larutan Mg2+ 0,1 M
CARA KERJA
Eksperimen 1. Reaksi dengan asam klorida
5 ml asam klorida encer
Direaksikan dengan beberapa keping logan Al dalam satu tabung reaksi
Jika belum bereaksi setelah 5 menit, campuran ini dipanaskan.
Ulangi percopabaan dengan pita Mg
Amati apa yang terjadi
Eksperimen 2. Reaksi dengan larutan natrium Hidroksida
5 ml larutan natrium hidroksida encer
Direaksikan dengan beberapa keping Al dalam tabung reaksi
Tabung dipanaskan jika setelah 5 menit belum bereaksi
Amati apa yang terjadi
Eksperimen 3. Reaksi dengan oksigen
Alumunium foil
Secarik almium foil dimasukkan kedalam gelas kimia
Kemudian ditaburi dengan larutan merkuri (II) klorida
Dibiarkan beberapa menit, setelah itu alumunium dicuci dengan air
Biarkan beberapa menit
Amati apa yang terjadi
Eksperimen 4. Membandingkan aluminium klorida dan magnesium klorida
Pemanasan klorida anhidrat
Aluminium klorida anhidrat
Dipanaskan dalam tabung reaksi
Amati apa yang terjadi
Pengaruh air terhadap korida anhidrat
Aluminium klorida anhidrat
Dimasukkan kedalam tabung reaksi dan di tambahkan air setetes demi setetes
Percobaan diulangi dengan magnesium klorda anhidrat
Amati apa yang terjadi
Eksperimen 5. Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida
Raksi dari Al oksida dan Mg oksida dengan air
Di periksa pH larutannya
0,1 gram oksida
Direaksikan dengan asam klorida encer
Periksa reaksi yang terjadi
0,1 gram oksida
Direaksikan dengan natrium hidroksida encer
Periksa reaksi yang terjadi
Eksperimen 6. Membandingkan sifat asalm-basa ion Al3+ dan Mg2- yang terhidrasi
2 tabung reaksi
Tabung reaksi 1 dimasukkan 3ml larutan Al3+(aq) dan tabung reaksi 2 dimasukkan 3ml Mg2+ 0,1 M
Ukur masing-masing pH larutan dengan kertas indikator
Pada tabung reaksi 1 ditambahkan larutan encer natrium hidroksida agar endapan yang terbentuk larut kembali
Ulangi percobaan pada tabung reaksi 2
TABEL PENGAMATAN
Table 2 Reaksi Dengan Asam Klorida
Perlakuan
Pengamatan
Reaksi
5ml HCl + logam Al
tampak sedikit gelembung
-
Dipanaskan
Ada gelembung gas dan semakin banyak, terjadi perubahan warna dari berwana bening menjadi abu-abu dan mengeluarkan asap
2Al + HCl + 2AlCl3 + 3H2
5ml HCl + logam Mg
Bereaksi, ada gelembung gas dan tidak terjadi perubahan warna
2HCl+Mg MgCl2+H2
Table 3 Reaksi Dengan Larutan Natrium Hidroksida
Perlakuan
Pengamatan
Reaksi
5ml HCl encer + pita aluminium
Tampak gelembung
-
Dipanaskan
Ada gelembung gas
Al2O3(s)+2OH-(aq)+3H2O 2[Al(OH)4]-(aq)+H2(g)
5ml HCl encer + pita magnesium
Pita magnesium menjadi berwarna hitam (bereaksi)
3MgO(s)+3OH-+5H2O 3[Mg(OH)3]-+2H2(g)+2O2(g)
Table 4 Reaksi Dengan Oksigen
Perlakuan
Pengamatan
Reaksi
Al + H2O
Bereaksi
-
Al foil + HgCl2
Ada gelembung gas pada aluminium foil dan tabung reaksi sedikit panas
HgCl2+Al2O3 2AlCl3+3HgO
Dibiarkan beberapa menit
Larutan menjadi keruh dan lapisan aluminum habis
-
Dicuci dengan air
Al lepuh dan menjadi abu
2Al(s)+32O2(g) Al2O3
Table 5. Membandingkan Aluminium Klorida Dan Magnesium Klorida
Perlakuan
Pengamatan
Reaksi
MgCl2 + air
Larutan panas (lebih cepat panas). pH = 1
MgCl2(s)+4H2O(l) [Mg(H2O)]42+(aq)+2Cl-(aq)
AlCl3 + air
Larutan menjadi panas, (panas lamba)t. pH = 1
AlCl3(s)+6H2O(l) [Al(H2O)]63+(aq)+3Cl-(aq)
Table 6. Membandingkan Sifat Asam Basa Aluminium Oksida Dan Magnesium Oksida
Perlakuan
Pengamtan
Reaksi
Aluminium oksida dengan air
pH = 3
Al2O3+H2O 2Al(OH)3
Aluminium + HCl (encer)
Panas, pH = 1
Al2O3+6HClaq AlCl3(s)+3H2O(aq)
Aluminium + NaOH
pH = 14
Al2O3(s)+2NaOH(aq)+3H2O 2NaAl(OH)4(aq)
Magnesium + air
Serbuk hitam Mg hilang, pH = 8
MgO(s)+H2O(aq) Mg(OH)2(s)
Magnesium + HCl (encer)
pH = 9
MgO(s)+2HCl(aq) MgCl2(s)+H2O(aq)
Magnesium + NaOH
pH =13
MgO(s)+2NaOH(aq) Mg(OH)2+2Na2O(aq)
Table 7 membandingkan sifat asam-basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi
Perlakuan
Pengamatan
Mg
pH = 8
Mg + NaOH
pH = 10
Al
pH = 4
Al + NaOH
pH = 4
PEMBAHASAN
Eksperimen 1. Reaksi dengan asam klorida
Pada percobaan ini mula-mula kepingan aluminium kedalam larutan HCl encer menghasilkan sedikit gelembung gas. Reaksinya berjalam lambat, sehingga memerlukan proses pemanasan agar keping Al larut walaupun sedikt dan gelembung tampak semakin banyak.
Pada dasarnya logam Al kurang reaktif karena terlindungi oleh oksidanya, sehingga perlu pemanasan. Gas yang terbentuk adalah Hidrogen. Sedangkan pada Pencampuran larutan HCl degan pita magnesium, reaksi yang terjadi berlangsung cepat, dimana Mg langsung larut dan disertai terbentuknya gelemung gas yang banyak dan larutan menjadi panas. Hal ini disebabkan Mg sangat mudah bereaksi dengan mereduksi ion H+ menjadi H2 dan menghasilkan garam MgCl2.
Reaksi yang terjadi:
Al(s)+3H+(aq) Al3+(aq)+3H2(g)
Mg+(s)+2HCl(aq) MgCl(aq)+3H2(g)
Dilihat dari potensial elektroda masing-masing:
Al(S) Al3+ + 3e εo = +1,67 V
3H+ + 3e 3/2 H2 εo = 0 V
Al(s) + 3H+ Al3+ + 3/2 H2 εo = + 1,67 V
Mg(S) Mg2+ + 2e εo = +2,34 V
2H+ + 2e H2 εo = 0 V
Al(s) + 3H+ Al3+ + H2(aq) εo = + 2,34 V
Dari harga potensial elektroda di atas dapat diketahui bahwa Mg lebih besar potensial elektrodanya dibandingkan potensial elektroda Al, atau dengan kata lain walaupun Al dan Mg sama-sama bereaksi dengan HCl encer tetapi Mg lebih mudak bereaksi daripada Al.
Eksperimen 2. Reaksi dengan larutan Natrium Hidroksida
Pada percobaan langkah-langkah yang dilakukan sama dengan percobaan diatas yang berbeda hanya larutan asam klorida diganti dengan natrium hidroksida. Kepingan logam aluminium dimasukkan kedalam Naoh encer terlihat ada gelembung gas. Namun teaksi ini berlangsung lambat karena pada alumunium terdapat lapisan oksida yang melapisinya sehingga dilkukan pemansan untuk mempercepat reaksi. Reaksi yang terjadi adalah
Al2O3(s)+2OH-(aq)+3H2O 2[Al(OH)4]-(aq)+H2(g)
Pada pita Mg yang dimasukkan kedalam NaOH encer tanpa proses pemanasan menghasilkan gelembung . Dan pita Mg yang berwarna hitam keabu-abun berubah menjadi kehitaman. Reaksi yang terjadi:
3MgO(s)+3OH-+5H2O 3[Mg(OH)3]-+2H2(g)+2O2(g)
Contoh penggunaan aluminum dalam kehidupan sehari-hari adalah panci yang terbuat dari aluminium. Untuk mencuci panci aluminium tidak boleh menggunakan soda kue (natrium karbonat), karena soda kue mampu mengendapkan aluminium menjadi Al(OH)2. Hal ini memberikan konsentrasi OH- yang cukup tinggi sebagai akibat dari hidrolisis. Sedangkan matrium karbonat merupakan senyawa-senyawa yang bersifat korosi dengan persamaan reaksi:
CO32-(aq) + H2O HCO3(aq) + OH-
Eksperimen 3. Reaksi dengan oksigen
Pada percobaan ketiga ini yaitu meneteskan larutan HgCl2 pada kertas alumunium foil. Berdasarkan hasil pengamatan alumunium foil terbentuk gelembung. Setelah itu alumunium foil didiamkan beberapa menit terjadi perubahan warna menjadi keabu-abuan hal ini terjadi akibat terkikisnya lapisan alumunium pada alumunium foil. Kemudian alumunium foil dicui dengan air terbentuk gelembung dibawahnya. Setelah itu dibiarkan lagi beberapa menit di udara. Kertas alumunium foil terkelupas semua dan lama kelamaan hancur dan menjadi abu.
Reaksi oksigen dengan alumunium foil yang telah ditambahkan HgCl2 yang membentuk oksida, alumunium yang berbentuk seperti abu, yaitu Al2O3:
HgCl2+Al2O3 2AlCl3+3HgO
HgCl2 mampu membersihkan lapisan permukaan alumunium foil, karean HgCl2 dapat melepaskan lapisan oksida dari alumunium sesuai dengan reaksi yang terjadi diatas. Setelah alumunium dibersihkan kemudian dicuci dengan aquades. Selanjutnya membiarkan di udar, sehingga terjadi reaksi dengan oksigen membentuk lapisan tipis oksida (Al2O3) yang melindungi dari oksidasi lebih lanjut. Reaksinya :
2Al(s)+32O2(g) Al2O3
Hal yang menyebabkan alumunium menjadi abu ialah kemungkinan terlalu banyak HgCl2 sehingga bukan hanya menghilangkan pelindung oksdia pada alumuniun tetapi menghancurkan alumuniumnya juga.
Logam alumunium juga digunakan dalam pembuatan alat-alat rumah tangga seperti panci, wajan dan lain-lain. Alumunium digunakan karena tidak mudah korosi atau berkarat serta penghantar panas yang baik.
Eksperimen 4. Membandingkan alumunium klorida dan magnesium klorida
Percobaan kali ini dilakukan dua percobaan yang pertama adalah pemanasan klorida anhidrat dan yang kedua adalah pengaruh air terhadap klorida anhidrat. Percobaan pertama yaitu pemanasan klorida dimana pada alumunium klorida anhidrat dan magnesium klorda anhidrat masing-masing dipanaskan. Ketika alumuniun klorda anhidrat dipanaskan dengan menggunkan spritus gumpalan alumunium klorida anhidrat yang berwrna kuning meleleh dan menjadi serbuk serta terdapt asap, bau dan selaput tipis yang menyelimuti tabung reaksi. Hal ini juga tejadi pada magnesium klorida anhidrat tetapi magnesium klorida anhidrat lebih cepat meleleh dibandingkan alumunium klorda anhidrat.
Berdasarkan teori magnesium klorida anhidrat dan magnesium anhidrta akan meleleh dan membutuhkan waktu yang berbeda. Serbuk MgCl2 lebih cepat meleleh dibandingkan AlCl3 hal ini disebabkan MgCl2 memiliki densitas yang lebih kecil dibandingkan AlCl3. Maka dapat disimpulkan bahwa percobaan ini sesuai dengan teori.
Selanjutnya percobaan kedua adalah pengaruh air terhadap klorida anhidrat. Pertama 1 sendok AlCl3 anhidrat diteteskan air tetes demi tetes. Larutan menjadi panas dan pH yang diperoleh adalah 1 setelah diukur dengan indikator universal. Hal ini berarti ketika AlCl3 padat diteteskan air berlebih akan membentuk larutan asam. Dengan reaksi:
MgCl2(s)+4H2O(l) [Mg(H2O)]42+(aq)+2Cl-(aq)
Hal yang sama dilakukan juga pada MgCl2 anhidrat. Larutan menjadi lebih panas dibandingkan dengan AlCl3 anhidrat tadi. Dan pH yang di peroleh adalah 1. Hal ini menunjukkan MgCl2 ditambahkan aquades berlebih akan memembentuk larutan asam juga. Dengan reaksi:
AlCl3(s)+6H2O(l) [Al(H2O)]63+(aq)+3Cl-(aq)
Eksperimen 5. Membandingkan sifat asam-basa alumunium oksida dan magenesium oksida
Pada percobaan kali ini membandingkan sifat asam-basa dari alumunium oksida dan magnesium oksida. Masing-masing sampel akan direaksikan dengan air, asam klorida dan natrium hidroksi. Sampel pertama yang digunakan adalah alumunium oksida yang ditambahkan air. Alumunium oksida dalam air cenderung membentuk asam, walaupun juga bisa bersifat basa, karena memiliki sifat amfoter, dimana H2O akam memberikan sifat asam (H+) sehingga terbentuk 2Al(OH)3. Dengan pH yang di peroleh adalah 3 yang diukur menggunakan kertas indikator universal. Dengan reaksi sebagai berikut:
Al2O3+H2O 2Al(OH)3
Selanjutnya alaumunium oksida direaksikan dengan HCl encer terasa panas serta bersifat asam dengan pH adalah. Dengan reaksi sebagai berikut:
Al2O3+6HClaq AlCl3(s)+3H2O(aq)
Kemudian alumunium oksida direaksikan dengan NaOH bersifat basa dengan pH adalah 14. Dengan reaksi sebagai berikut:
Al2O3(s)+2NaOH(aq)+3H2O 2NaAl(OH)4(aq)
Untuk sampel yang kedua adalah magnesium oksida yang tambahkan air. Magnesium oksida dalam air cenderung membentuk basa karena membentuk endapan putih Mg(OH)2 yang merupakan basa kuat, pH yang diperoleh adalah 8. Dengan reaksi sebagai berikut:
MgO(s)+H2O(aq) Mg(OH)2(s)
Selanjutnya MgO dalam HCl encer bersifat basa dengan pH adalah 9. Adapun reaksinya sebagai berikut:
MgO(s)+2HCl(aq) MgCl2(s)+H2O(aq)
Yang terakhir adalah MgO direaksikan dengan NaOH bersifat semakin basa dengan pH adalah 13. Dengan reaksi sebagai berikut:
MgO(s)+2NaOH(aq) Mg(OH)2+2Na2O(aq)
Maka dapat disimpulkan berdasarkan reaksi diatas bahwa alumunium dapat bereaksi dengan senyawa asam encer dan senyawa basa encer yang menunjukkan bahwa alumunium itu memiliki sifat yang disebut amfoter.
Eksperimen 6. Membandingkan sifat asalm-basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi.
Berdasarkan percobaan larutan Al3+ bersifat asam denga pH yang diperoleh setelah diukur dengan menggunakan kertas indikator universal adalah 4 dan larutan Mg2+ bersifat basa dengan pH adalah 8 setelah diukur dengan kertas indikator universal juga. Maka hasil percobaan sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa larutan Al3+ bersifat asam dan larutan Mg2+ bersifat basa.
Selanjutnya Al3+ ditambahkan NaOH encer bersifat asam dengan pH yang diperoleh berdasarkan percobaan adalah 4. Dengan reaksi sebagai berikut:
Al3+(aq)+2OH-+3H2O 6Al(OH)4-
Karena [Al(H2O)2]- larut dalam air dan [Al(OH)3(H2O)3] tidak larut dalam air karena [Al(H2O)2]- adalah ion yang tentu akan larut dalam air, sedangkan [Al(OH)3(H2O)3] tidak dapat mengion sebagai donor ekseptor electron dalam air karena air bukan basa kuat. Dengan reaksi sebagai berikut:
Reaksi dalam basa kuat:
[Al(H2O)23++3OH [Al(H2O)3(OH)3](s)+H2O(l)
Reaksi dalam larutan NaOH berlebih:
[Al(H2O)3(OH)3](s)+OH(aq) [Al(H2O)2(OH)4]-(aq) + H2O(aq)
KESIMPULAN
Adanya lapisan oksida pada alumunium menyebabkan alumunium lambat bereaksi, sehingga pemanasan digunakan dalam percobaan untuk mempercepat reaksi alumunium dengan asam klorida.
Logam Al lebih mudah larut dengan NaOH dibandingkan dengan logam Magnesium.
Larutan HgCl2 mampu membersihkan alumunium foil.
Larutan Al3+ bersifat asam dan Mg2+ bersifat basa.
Alumunium bereaksi dengan asam menghasilkan gas hydrogen.
DAFTAR PUSTAKA
Keenam. (1979). Kimia Universitas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
S, S. (2001). Kimia Dasar III. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Sugiarto, K. H. (2001). Kimia Anorganik II (pp. 51–54). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Tim Kimia Anorganik. (2014). penuntun praktikum kimia anorganik 1. Padang: universitas negeri padang.