PRAKTEK DASAR REALISASI RANCANGAN 2 “ALAT PENDETEKSI SUHU RUANGAN”
LAPORAN
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Praktek Realisai Rancangan 2 di Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Te knik Elektronika Oleh :
Nama
: K.M. Chandra Bayu Saputra (0613 3032 0208)
Kelas
: 4EA
Dosen Pembimbing Pembimbing : Ir. Iskandar Iskandar Lutfi, M.T. NIP
: 196501291991031002 196501291991 031002
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG TAHUN AKADEMIK 2014-2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulishaturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek Dasar Realisasi Rancangan 2 mengenai “Alat Pendeteksi Suhu Ruangan ” di
Bengkel Elektonika Politeknik Negri Sriwijaya ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan yang baik ini penulis ucapkan uca pkan terimah kasih kepada Bapak Ir. Iskandar Luthfi, M.T. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan Laporan ini. Penulis menyadari sepenuhnya Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan mahasiswa yang bersifat membangun agar dalam penyusunan laporan selanjutnya dapat lebih baik dari sekarang ini. Akhir kata semoga penulisan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita dan semoga Allah SWT memberkati kita semua.
Palembang, Juni 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL .......................................... ............................................................... ............................................ .......................... ... i KATA PENGANTAR............................................................. .................................................................................... .......................... ... ii DAFTAR ISI ............................................ .................................................................. ............................................ .................................... .............. iii 1.
TUJUAN ........................................... ................................................................. ............................................ .................................... .............. 1
2.
DASAR TEORI ........................................... ................................................................. ............................................ ......................... ... 1
3.
RANGKAIAN PERCOBAAN ......................................... ............................................................... ......................... ... 7
4.
KOMPONEN YANG DIPERLUKAN ........................................... ..................................................... .......... 8
5.
LANGKAH PERCOBAAN........................................... ................................................................. ............................ ...... 9
6.
DIAGRAM BLOK ......................................... ............................................................... ............................................ ...................... 10
7.
HASIL LAYOUT & TATA LETAK KOMPONEN KOMPONEN............................... ............................... 10
8.
HASIL PERCOBAAN ........................................... .................................................................. .................................... ............. 11
9.
ANALISA DATA ........................................... .................................................................. ............................................ ..................... 13
10. KESIMPULAN KESIMPULAN ...................................................... ............................................................................ .................................... .............. 17 DAFTAR PUSTAKA ............................................ ................................................................... ............................................ ..................... 18
iii
1
1. TUJUAN Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat : -
Mengetahui prinsip kerja rangkaian Alat Pendeteksi Suhu Ruangan
-
Memahami proses dan Prinsip Kerja ICL7107
-
Mengetahui prinsip kerja IC temperature LM35DZ/CZ
-
Melatih keterampilan dalam merancang meranca ng suatu rangkaian elektronika
2. DASAR TEORI Suhu adalah Suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas dingin suatu benda. Semakin panas suatu benda maka semakin tinggi pula suhu yang terukur, sebalinknya semakin dingin suatu benda maka semakin kecil pula suhu yang terukur. Suhu itu sendiri memiliki satuan skala yang berbeda-beda yang digunakan pada negara-negara didunia. Ada 4 skala untuk menyatakan suhu di dunia ini yakni Celcius (C), Fahrenheit (F), Kelvin (K), Reamur (R). Namun untuk di Indonesia satuan skala yang dipakai adalah 0C. Untuk mengukur besar kecilnya suatu suhu ditemukan alat bernama thermometer yang fungsinya adalah untuk mengukur besar kecilnya suatu suhu. Banyak sekali pengaplikasiannya di berbagai bidang, seperti untuk mengukur suhu tubuh, mengukur suhu udara (cuaca), se perti system proteksi pada suatu mesin atau alat elektronika jika terjadi overheat, dan masih banyak lagi pengaplikasiannya baik di industry, industry, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh yang banyak dijumpai adalah alat pendeteksi suhu ruangan. Alat pendeteksi suhu ruangan adalah alat ala t yang dapat mengukur besar-kecilnya besar-keciln ya suhu pada suatu ruangan yang jika dikembangkan lagi l agi dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat seperti menambahkan sedikit rangkaian elektronik yang difungsikan untuk mendeteksi adanya kebakaran yang menghasilkan suhu diatas suhu normal, atau sebagai pengatur kipas angina (AC) jika suhu terlalu pana s, dan masih banyak lagi jika rangkaian ini dikembangkan dengan baik. Namun pada percobaan kali ini hanya akan dibahas suatu alat yang dapat mendeteksi suhu ruangan yang sangat sederhana dengan tampilan 7-Segment berukuran 0.56 inchi sebanyak 4 digit. Untuk membuat suatu rangkaian elektronika elektronika yang yang dapat mengukur suhu, pastilah dibutuhkan dibutuhkan suatu suatu benda yang dapat mendeteksi suhu yang bisa juga disebut
2
dengan sensor suhu. Sensor adalah suatu alat yang dapat mendeteksi suatu besa ran fisika, maupun kimia yang nilai besaran tersebut diambil dari suatu tranduser dan diubah menjadi aliran listrik. Banyak sekali suatu komponen yang besaran listriknya baik itu hambatan/tahanan, beda potensial, maupun arus yang dapat berubah-ubah sesuai dengan panas atau suhu disekitarnya, diantaranya adalah Thermistor (Resistor yang tahanannya berubah-ubah seiring dengan perubahan suhu sekitar), Thermo couple (Sepasang ( Sepasang logam yang jika dipanaskan akan membuat pemuaian sehingga dapat memindahkan elektron el ektron dari satu logam ke logam yang lainnya), serta suatu sensor yang sudah dikemas dalam satu chip yang tegangan keluarannnya dapat berubah-ubah seiring dengan suhu sekitarnya. Ada juga yang sudah berbentuk modul dalam artian sudah dikemas dalam bentuk TTL sehingga keluarannya sudah berbentuk digital yang dapat diukur langsung tanpa menggunakan fungsi ADC. Namun pada rangkaian alat pendeteksi suhu ruangan ini, sensor suhu yang digunakan adalah sensor yang telah berbentuk IC yakni IC LM35. IC LM35 ini keluaran tegangannya akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan suhu sekitarnya, yakni keluarannya adalam 10mV/ 0C. Dengan keluaran tersebut, maka dapat memudahkan untuk menghitungnya. Untuk batas ukur, IC LM35 sendiri memiliki varian jenis yang yang menentukan besar kecilnya batas batas ukurnya, yakni : SERIES LM35A LM35CZ LM35DZ
BATAS UKUR -550C to 1500C -40 0C to 1100C 00C to 100 0C
Sensor suhu IC LM35 yang paling banyak dijumpai dij umpai dipasaran adalah sensor suhu IC LM35 dengan seri LM35 DZ dengan bentuk tipe TO-92 seperti gambar berikut :
3
Gambar 2.1 IC LM35 DZ
IC LM35 ini dapat bekerja dengan tegangan dari 4-30V. Seperti diatas Vcc berada di PIN1, Vout di PIN2, dan GND GND di PIN3. Namun jangan jangan salah, tidak semua konfigurasi pin IC LM35 sama, untuk tipe t ipe bentuk TO-220, pin nya berbeda dengan TO-92, yaitu seperti gambar 1.2, bahwa konfigurasi PIN1 adalah Vcc, PIN2 adalah GND, dan PIN3 adalah Vout. Hal ini jelas memiliki perbedaan pada PIN2 dan PIN3, sehingga jika salah maka IC pun akan rusak.
Gambar 2.2 IC LM35 TO-220
Setelah itu, untuk menampilkan nilai tegangan keluaran dari IC LM35 maka digunakanlah penampil 7-Segment dengan ukuran 0.56 inchi sebanyak 4 buah, 2
4
buah 7-segment pertama pertama digunakan untuk angka angka satuan dan puluhan, puluhan, 7-segment ke tiga untuk bilangan berkoma (pecahan decimal), dan yang ke 4 untuk menampil kan lambang 0C untuk menyatakan suhu. Namun untuk menampilkan nilai tegangan yang terukur pada 7-segment dari tegangan yang dikeluarkan LM35 diperlukan suatu komponen untuk mendriver 7-segment yaitu decoder BCD to 7-segment. Biasanya IC yang dapat digunakan sebagai decoder 7-segment adalah 7447 (berjenis TTL) dengan IC74192 sebagai counter atau IC 4026 (CMOS) yang yang sudah di bundle 2 fungsi yakni yakni decoder BCD to 7-segment dan counter, hanya saja pada 7447 menghasilkan output LOW (0), sedangkan IC4026 mengeluarkan logika HIGH (1). Namun disini tidak perlu lagi menggunakan IC-IC tersebut, kaarena ada suatu chip yang didalamnya sudah terdapat decoder, counter, clock, iscilator, dan yang paling penting adalah ADC sehingga dapat mengubah nilai tegangan dan arus menjadi digital (biner), yaitu adalah ICL7107. IC ini diproduksi oleh perusahan Intersil dan MAXIM, dengan IC ini kita dapat mengukur tegangan bahkan arus dengan sedikit t ambahan komponen eksternal yang sudah tercantum atau diberitahukan pada datasheet IC ini. IC ini hanya dilengkapi dengan
3 1⁄2 digit atau dengan nilai maksimum -1.999.
Gambar 2.3 Konfigurasi Pin ICL7107
5
skala full 200mV Gambar 2.4 Aplikasi ICL 7107 dengan skala
6
Dari datasheet diatas disebutkan bahwa Display LED 7-segment yang digunakan adalah berjenis Common anoda, berarti dapat diberitahukan secara jelas bahwa output dari ICL 7107 ini adalah output LOW (0). 7-Segment itu sendiri terbagi menjadi 2 yaitu common anoda dan Common Cathoda, Common Anoda Anoda adalah 77segment yang kaki anoda pada 7 LED segment digabung menjadi 1 yang dijadikan sebagai sumber tegangan sehingga inputannya adalah katoda (0), sedangkan common cathode adalah kaki cathode pada 7 LED segment digabung menjadi 1 yang dijadikan sebagai GND (Ground) dan membuat inputannya inputannya adalah anoda (1). ( 1).
Gambar 2.5 7-Segment LED
Di datasheet juga dituliskan bahwa IC ini harus mendapatkan double supply yakni supply +5VDC dan -5VDC, maka dengan demikian harus ditambahkan power supply yang dapat menghasilkan 2 polaritas. Caranya dapat dilakukan dengan menggunakan trafo CT dengan ditambahkan IC 7805 dan 7905, namun karena terlalu besar dan rangkaian ini dibuat supaya dapat menggunkan sumber dari baterai 9V DC, maka kita dapat membuat +5V DC dari baterai 9V yang dikecilkan tegangannya menggunakan IC 7805 dan ICL7660 untuk mengubah tegangan +5V menjadi -5V, sehingga rangkaian ini tidak memerlukan trafo CT lagi. ICL7660 ini diproduksi oleh Intersil lagi yang dapat diberi tegangan sebesar 1,5V – 10V 10V untuk ICL7660, dan 1,5V – 1,5V – 12V 12V untuk ICL7660A. ICL7660A.
7
Gambar 2.6 Konfigurasi ICL7660
3. RANGKAIAN PERCOBAAN
Gambar 3.1 Rangkaian Skematik Percobaan Percobaan
8
4. KOMPONEN YANG DIPERLUKAN -
Adaptor/Baterai
= 9V – 9V – 12V 12V 1A - 2A
-
B1
= Dioda Bridge 1A/2A
-
C1
= 100pF
-
C2, C7
= 100nF
-
C3
= 470nF
-
C4
= 10nF
-
C5
= 220nF
-
C6
= 1000µF
-
C8, C9
= 10µF
-
D1, D2, D3
= Dioda 1N4148
-
DIS1, DIS2, DIS3, DIS4
= Display 7-Segment Commond anoda
-
IC1
= IC7660
-
IC2
= ICL7107
-
IC3
= IC Voltage Regulator 7805
-
IC4
= IC Temperature Sensor LM35 LM35 DZ/CZ
-
J1
= Jack DC Female
-
R1, R3
= 100KΩ
-
R2
= 47Ω
-
R4
= 1MΩ
-
R5
= 47KΩ
-
R6
= 22KΩ 22KΩ
-
R7
= 2K2Ω
-
RV1
= 24KΩ 24KΩ
-
S1
= Switch ON/OFF
-
S2
= Switch Reset 4 Kaki
-
X1, X2
= Header Male/Female
* Catatan :
Jika sulit menemukan komponen gabungan seri resistor RV1 24KΩ + R6 22kΩ + R7 2K2Ω dapat diganti dengan RV1 Trimpot 25KΩ + R24KΩ atau dengan d engan hanya 1 RV1 Trimpot 50KΩ saja.
9
5. LANGKAH PERCOBAAN 1. Rangkai dan buatlah seperti sekmatik pada gambar 3.1 pada software EAGLE 7.2 2. Setelah itu susunlah tata letak komponen dan buatlah layout dari hasil convert skematik yamg telah kita buat dengan menggunakan EAGLE 3. Setelah itu Print hasil layout dengan menggunakan printer laser (karena printer laser menggunakan serbuk toner yang tahan terhadap air saat proses etching) pada kertas gloosy atau kertas yang licin/mengkilat dengan catatan bahan kertas tidak mengandung bahan plastic karena akan membuat kertas akan hancur saat masuk di printer laser. 4. Setelah itu pindahkan hasil print ke PCB dengan metode toner transfer dengan cara memanaskan kertas print tadi ke papan PCB kurang lebih 5 menit menggunakan mesin Vinyl atau dengan setrika. 5. Setelah layout telah berpindah dari kertas glossy ke papan PCB, tunggu sampai mongering. 6. Lalu lakukan proses etching (pelarutan) menggunakan Ferid Clorid (FeCl 3) atau menggunakan campuran HCL + NaOH + Air dengan perbandingan tertentu yang fungsinya untuk menghilangkan tembaga pada PCB yang tidak dilayout. 7. Setelah tembaga yang tidak terlayout larut, bersihkan dengan air lalu gunakan thinner guna menghilangkan noda hitam tinta toner dan membersihkan noda-noda kuning (jika menggunakan menggunakan FeCl3). 8. Setelah itu lakukan pengeboran pada kaki-kaki komponen menggunakan mata bor ukuran 0,8mm -1,0mm. 9. Pasang komponen pada PCB dan solder komponen sesuai dengan ta ta letak komponen yang dibuat. 10. Uji apakah sudah benar rangkaian yang dibuat, jika sudah benar. Tulis analisa dan kesimpulan dari data yang didapat. 11. Buat mekanik semenarik mungkin sesuai dengan besar rangkaian yang kita buat.
10
6. DIAGRAM BLOK
7. HASIL LAYOUT & TATA LETAK KOMPONEN
Pendeteksi Suhu Ruangan Gambar 7.1 Layout Rangkaian Alat Pendeteksi
11
Gambar 7.2 Tata Letak Komponen Alat Pendeteksi Suhu Ruangan
8. HASIL PERCOBAAN
Gambar 8.1 Hasil Jadi PCB Tampak Atas
12
Gambar 8.2 Hasil Jadi PCB Tampak Bawah Bawah
Gambar 8.3 Alat Pendeteksi Suhu Ruangan Ruangan dalam Kemasan Mekanik
13
9. ANALISA DATA Setelah merangkai rangkaian seperti pada rangkaian skematik percobaan pada gambar 3.1 pada protoboard, didapatkan beberapa masalah, yakni pada rangkaian protoboard didapatkan angka 66,6 0C. Kemudian dicoba kembali dengan menekan tombol untuk mereset 7-Segment yang disambungkan pada pin 37 ICL7107 didaptakan bahwa rangkaian bahwa 7-segement yang tertampil hanya 0C saja. Ini menandakan bahwa rangkaian terjadi kesalahan. Menurut datasheet yang didapat bahwa saat melakukan pengetesan harus dilakukan pengkalibrasian pada trimpot pin 36 dan 35 dengan memutarnya sampai didapat tegangan sebesar 1V dengan probe (+) pada pin 36 dan probe (-) multimeter pada pin 35, alhasil didapatkan tegangan diatas 1 V dan ternyata pada saat trimpot diputar-putar tetap saja tegangan pada Pin 36 dan 35 tidak berubah-ubah. Dan ternyata saat ICL7107 diganti dengan ICL7107 yang baru, rangkaian pun dapat menampilkan angka dengan benar dan setelah dikalibrasi pun pada multimeter pada saat mengukur teganagn antara pin 36 dan 35 didapatkan tegangan sebesar kurang lebih 1V (ka rena menggunakan trimpot 50KΩ, maka perputaran yang hanya sedikit dapat sangat berpengaruh dan mengakibatkan nilai yang terukur tidak 1V melainkan sekitar 1033mV atau 1,033V, dan ini juga mengakibatkan bahwa sensor akan kehilangan presisi atau ata u toleransi sekitar 0,03 % per 0C atau 3,3% per 100 0C). Namun pada 7segment didapatkan bahwa nilai yang terukur selalu melompat-lompat tak beraturan, dan ternyata di datasheet diperlihatkan bahwa ground dari dar i supply jika sudah digabungkan dengan ICLM35 maka ground untuk IN LO pin 30 harus dipisah dengan pengawatan sendiri, jadi langsung di jumper ke gorund agar terhindar dari derau atau noise yang diakibatkan keluaran dari ICLM35. Hal lain yang dapat mempengaruhi hal seperti ini juga adalah saat pengawatan menggunakan protoboard maka semakin banyak pula arus yang terbagi akibat dari pengawatan menggunakan kabel jumper sehingga mengakibatkan rugi-rugi arus sehingga membuat rangkaian tidak bekerja maksimal di protoboad dan juga jika melakukan pengawatan rangkaian pada protoboard seri ng kali kabel jumper kendur atau goyang yang dapat mengakibatkan noise juga.
14
Gambar 9.1 Grounding Detail For ICL7107
Jadi untuk menghindari terjadinya kesalahan lagi, maka pada rangkaian PCB diberikan header male agar jika derau tidak terganggu dapat langsung disambung ke ground yang sama, namun jika masih tetap sama seperti dengan yang terjadi pada saat pengawatan di protoboard, maka dapat langsung dijumper seperti gambar skematik berikut.
15
Gambar 9.2 Jumper Header pada Pin 30
Lalu pada saat dilakukan pengujian menggunakan panas solder sensor pun menampilkan sesuai dengan Vout dari ICLM35 seperti gambar berikut :
Gambar 9.3 Pengujian Alat Pendeteksi Suhu Ruangan
Sensor tidak terlalu sensitive dalam artian sensor terlalu lambat untuk naik turun pada saat terjadinya terjadinya perubahan suhu. Mungkin Mungkin dikarenakan clock dari IC ini terlalu kecil dan ICL7107 ini kurang cocok untuk digunakan pada suhu yang berubah-ubah secara drastis. Seperti pada pengujian menggunakan Freezer Kulkas misalnya, sensor ini akan lama sekali turun dan jika didiamkan dalam freezer lebih kurang 1
16
menit, maka hasilnya baru tampak jelas. Seperti yang ditunjukan pada gambar berikut :
Gambar 9.4 Pengujian di dalam Freezer
Seperti yang tertera diatas, display displa y menunjukan ukuran sebesar 11,2 0C. Namun itu adalah nilai setelah freezer terbuka sekitar 5-10 detik, sebelumnya suhu yang tertampil pada 7-segment saat baru membuka freezer adalah sekitar 9 -100C. Karena saat membuka Freezer udara dari luar masuk maka suhu pun akan naik. Namun setelah keluar dari freezer sensor pun sulit naik ke suhu normal misalnya pada saat pengujian adalah sekitar 30an 0C. Hal ini pada saat di cek dan diperiksa, ternyata uap dingin dari freezer masih meneempel atau belum mongering pada badan ICLM35 sehingga pada saat dibersihkan dengan lap IC pun akan segera cepat naik kembali seperti semula. Setelah dilakukan beberapa pengujian, bahwa sensor ini hanya mampu menampilkan suhu sampai 40 0C. Lalu dilakukan lagi pengecekan pada datasheet kenapa hal ini bisa terjadi, dan ternyata pada konfigurasi antara pin 27, 28, 29 ternyata ada yang salah. Seperti gambar 9.5 yang diambil dari datasheet, bahwa jika melakukan pengukuran dengan range 2V (atau (ata u 2000mV = 200 0C). Maka rangkaiannya pun sedikit diubah yaitu untuk pin 28 BUFF (Buffer) nilai resistor yang awalnya 47KΩ harus diubah menjadi 470KΩ, dan untuk pin 29 A -Z (Auto Zero) nilai kapasitansi kapasitor yang awalnya adh 470nF menjadi 47nF (0,047µF).
17
A-Z diubah ke 0,047µF Dan BUFF diubah ke 470KΩ
Gambar 9.5 Konfigurasi Nilai Komponen untuk Skala Maksimum 2V
Hal ini diberikan karena pada datasheet dijelaskan bahwa pada pin BUFF ini nantinya digunakan sebagai penguat penyangga dan integrator dengan tingkat keluaran 100µA. Dan dapat menyuplai 4µA pada saat mendarivernya dengan nonlinier diabaikan. Jadi Untuk mengintegrasikannya diperlukan resistor yang cukup besar untuk menjaga agar tetap berada didaerah yang sangat linier ini sebesar rentang tegangan input. Dan unutk skala 2V harus menggunakan 470KΩ agar tidak terjadi kebocoran seperti yang semestinya. Untuk Kapasitor (A-Z) auto zero memiliki beberapa pengaruh seperti kebisingan (noise) pada system. Pada skala 2V, dianjurkan untuk menggunakan kapasitor sebesar 0,047µF (47nF) untuk meningkatkan keepatan pemulihan dari terjadinya Overload (Kelebihan beban) dan sangat memadai untuk mengatasi kebisingan (noise) pada skala ini (yaitu 2V). Itu lah yang menyebabkan ICL7107 hanya sanggup menghitung dan menampilkannya ke display 7-segment LED
18
sebesar kurang lebih 400mV atau (40 0C). Dan setelah diubah sedemikian rupa didaptkan hasil yang benar dengan pengujian menggunakan solder yan g didekatkan pada sensor selama kurang dari 1 menit sensopr dapat mengukur suhu dan terus naik dengan perpindahan yang lebih cepat dari sebelumnya dan ditemukan sudah dapat mengukur diatas 40 0C bahkan sampai diatas 80 0C seperti gambar dibawah ini.
Gambar 9.6 Pengujian Sensor Menggunakan Menggunakan Panas Solder
Dengan demikian, didapatkan rangkaian yang telah diperbaiki adalah seperti gambar 9.7 berikut :
19
Gambar 9.7 Skematik Rangkaian Setelah Diperbaiki
Komponen : -
Adaptor/Baterai
= 9V – 9V – 12V 12V 1A - 2A
-
B1
= Dioda Bridge 1A/2A
-
C1
= 100pF
-
C2, C7
= 100nF
-
C3
= 47nF (telah diubah dari 470nF) dari 470nF)
-
C4
= 10nF
-
C5
= 220nF
-
C6
= 1000µF
20
-
C8, C9
= 10µF
-
D1, D2, D3
= Dioda 1N4148
-
DIS1, DIS2, DIS3, DIS4
= Display 7-Segment Commond anoda
-
IC1
= IC7660
-
IC2
= ICL7107
-
IC3
= IC Voltage Regulator 7805
-
IC4
= IC Temperature Sensor LM35 LM35 DZ/CZ
-
J1
= Jack DC Female
-
R1, R3
= 100KΩ
-
R2
= 47Ω
-
R4
= 1MΩ
-
R5
= 470KΩ (telah diubah dari 47KΩ)
-
R6
= 22KΩ (diubah ke 24 KΩ)
-
R7
= 2K2Ω (dihilangkan)
-
RV1
= 24KΩ (diubah ke 25KΩ)
-
S1
= Switch ON/OFF
-
S2
= Switch Reset 4 Kaki
-
X1, X2
= Header Male/Female
21
10. KESIMPULAN Setelah dilakukannya percobaan dan penganalisaan dapat disimpulkan bahwa Alat pendeteksi Suhu Ruangan Ruangan bekerja : 1. Alat Pendeteksi Suhu Ruangan ini bekerja dengan menggunakan Sensor Suhu IC LM35DZ yang keluarannya adalah 10mV/ 0C. Sehingga cukup mudah dihitung dengan jangkauan ukur 0 0C -1000C 2. Untuk mengubah tegangan keluaran dari LM35 menjadi bentuk digital dapat digunakan ICL7107 yang didalam IC tersebut terse but sudah terdapat decoder 7-segment, clock, Oscilator, integrator, counter sehingga semua tersebut dapat diproses hanya dalam satu IC saja dengan sedikit tambahan dengan nilai ukur maksimum 1.999V. 3. Untuk mengaktifkan atau menggunakan ICL7107 diperlukan tegangan simetris +-5VDC yang dapat dihasilkan melalui ICL7660
22
DAFTAR PUSTAKA
-
http://howcircuits.com/led-display-digital-voltmeter.html
-
http://www.intersil.com/content/dam/Intersil/documents/icl7/icl7106-0707s.pdf
-
https://www.intersil.com/content/dam/Intersil/documents/icl7/icl7660.pdf
-
http://www.itisravenna.gov.it/sheet/lm35dz.pdf
-
http://www.instructables.com/community/ICL7107-and-LM35-based-7segment-thermometer/
-
http://www.ti.com/lit/ds/symlink/lm35.pdf