Disusun oleh : Rahmanhadiq
Telah banyak generasi silih berganti, namun orang‐orang yang engkar tidak henti‐hentinya menyerang ajaran Islam, terutama terhadap ayat‐ayat Al Qur’an yang paling dibenci dan sekaligus paling ditakuti oleh mereka. Mereka terus mengugat ayat‐ayat AL Qur’an, namun kebenaran Firman Allah SWT itu tidak tergoyahkan hingga saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa Allah SWT benar‐benar membuktikan janjinya “"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur`an dan sesungguhnya Kami pula yang Memelihara (Qs 15 Al Hijr 9) ”. Di dalam buku ini saya akan menjawab tuduhan yang sering dilemparkan oleh kaum kafir yang mengingkari Ayat‐ayat Al Qur’an. Mereka menuduh bahwa ayat‐ayat AL Qur’an banyak mengandung kontradiksi. Tujuan mereka adalah untuk melemahkan iman seorang Muslim dan mengembalikannya kepada kekafiran. Sebagai seorang muslim, saya mencoba menangkis serangan itu , demi untuk menyampaikan kebenaran agar umat muslim tidak terpengaruh oleh hasutan ‐hasutan yang menyesatkan. Di Dalam penduhuluan bukunya, si penggugat Al Qur’an itu mengutip surat Al Furqaan ayat 33, bahkan dia menekankan bahwa AL Qur’an itu merupakan ketetapan Allah yang absolut sehingga tidak boleh ada satupun pertentangan di dalamnya.
Tetapi dalam dawahnya itu , dia merubah terjemahan surat Al Furqaan ayat 33 tersebut menjadi kalimat yang berbunyi ;
“ Dan mereka tidak akan membawa pertanyaan padamu karena Kami mewahyukan kepada kamu kebenaran dan penjelasan yg terbaik (QS Al Furq’aan 25:33)”.
Padahal terjemahan yang sebetulnya adalah ;
“ Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.( QS 25:33)”. Sebenarnya ayat tersebut ditujukan kepada orang‐orang kafir yang mempersekutukan Allah SWT . Dia sengaja menghapus tersebut karena dia menyadari bahwa ayat tersebut memang ditujukan pada dirinya. Pada ayat diatas, Allah mengetuk umat manusia agar mampu memikirkan tentang sesuatu yang aneh di dalam ajaran mereka , seperti hal‐nya ajaran Trinitas yang terdapat di dalam kepercayaan umat nasrani. Sementara ayat‐ ayat Al Qur’an memberikan pilihan dan petunjuk yang paling
baik, paling logis dan paling benar bagi orang‐orang yang mau berpikir jernih.
empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang‐ orang yang bertanya. ‐‐ > 4 hari
Adapun ayat‐ayat tentang langit dan bumi yang sering diperolok ‐ olokan oleh para penentang Islam antara lain adalah ;
[41.11] Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah menurut perintah‐Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
Tentang Penciptaan Alam Semesta 1‐ Penciptaan Langit dan Bumi 2‐ Matahari terbit dan terbenam 3‐ Bumi adalah tempat peristirahatan Matahari 4‐ Bintang diciptakan sebagai alat menimpuk Setan! 5‐ Bulan Bercahaya sendiri ! 6‐ Matahari berputar mengelilingin Bumi 7‐ Gunung diciptakan utk mematok Bumi agar tidak bergerak saat gempa bumi
Untuk itu saya akan bahas satu persatu tuduhan dan gugatan para penentang ayat‐ayat Alah SWT tersebut ; Langit dan Bumi 1. Penciptaan Langit dan Enam Atau Enam Atau Delapan Hari Penciptaan? Hari Penciptaan? Surat 7:54, 10:3, 11:7, dan 25:59 berkata bahwa Tuhan menciptakan langit dan langit dan bumi dalam bumi dalam enam hari.
Tapi ini Tapi ini bertentangan bertentangan dg Surat 41.9 Surat 41.9‐12. [41.9] Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu‐ sekutu bagi ‐ Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam". ‐‐ > 2 hari [41.10] Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung‐gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan‐makanan (penghuni) nya dalam
[41.12] Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap‐tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang‐bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik ‐baiknya. ‐‐ > 2 hari Total hari Total hari penciptaan penciptaan : 8 hari Ini jelas jelas‐ jelas sebuah kontradiksi. Terlebih lagi ayat lagi ayat 7.54 7.54 berkata “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy (singgasana). Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat,”
‐‐o‐‐ Jawaban rahmanhadiq; Surat 7:54, 10:3, 11:7, dan 25:59 berkata bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. Kombinasi dua kata “langit dan bumi” pada ayat tersebut , menunjukkan bahwa “ langit dan bumi” merupakan jagat raya itu sendiri. Kata langit dan Bumi , menunjukan satu kesatuan dari alam semesta. Artinya Bumi merupakan bagian
“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah lapisan (langit). dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan(Kami). ( QS 23:17)”. Petunjukan dari ayat diatas diperkuat lagi oleh Allah di dalam Al Qur’an surat Al Mulk ayat 3 yang berbunyi ;
ًﺎَﺎﻗﻃِﺒ ٍوَات َﺎﺳَﻤ َْﻊﺳَﺒ َﻠَﻖ َﺧ ﺬِي ّاَﻟ ِ ْﻦ ﻣَِﻦﺣْﻤ َّ اﻟﺮِﻠْﻖ َﺧ ِﻲَى ﻓﺗَﺮ ﻣَﺎ ٍﻄُﻮر ُﻓ ِ ْﻦَى ﻣﺗَﺮ ﻩَ ْﻞ َﺼَﺮ َﺒ ْﻟ ﻊ اِ ِرْﺟ َﺎ ﻓٍُتﻔَﺎو َﺗ
“ Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? ( QS 67:3) “.
Sementara menurut para Ahli Nuklir bahwa unsur terkecil dari suatu benda yaitu atom , electron mengelilingi inti atom dengan 7 lapisan.
Bahkan menurut pakar Geologi mengatakan bahwa lapisan Bumi terdiri dari 7 lapisan yaitu; 1 inti bagian dalam, 2 inti bagian luar, 3 Mesosfer, 4 Asthenosfer, 5 Lithosfer, 6 Mantel dan 7 Kerak . Sedangkan tentang lapisan bumi, para ahli geologi juga menyimpulkan bahwa lapisan bumi terdiri dari 7 lapisan. Sebagaimana yang digambarkan oleh keterangan surat Ath Thalaq ayat 12 diatas yang berbunyi ; Seperti gambar berikut ;
Menurut hasil penelitian Borh, atom mempunyai maksimal 7
3 Apakah Bumi tempat Bumi tempat peristirahatan peristirahatan Matahari?
Sebab menurut QS 36:38 ; “ dan matahari berjalan di tempat peredarannya”. peredarannya”. Sedangkan menurut QS 36:40 ; “ tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing‐masing beredar pada beredar pada garis edarnya “. Allah islam memang saintis hebat. Dimana letak matahari letak matahari dan bulan ? Bagaimana ? Bagaimana mereka dapat saling dapat saling mendahului ? mendahului ? Apakah Apakah mereka bertetangga ? 'Allah' dulu melihat dari bumi bahwa matahari dan bulan bergerak dari timur dari timur ke ke barat dlm langit yg langit yg sama, tanpa bertabrakan. Allah tidak tahu bahwa fenomena ini diakibatkan karena rotasi bumi dan BUKAN rotasi matahari. Bagi bumi, matahari tidak bergerak ‐gerak, karena bumi berada pada berada pada peredaran/gravitas peredaran/gravitas matahari, spt kami spt kami (manusia) (manusia) berada dlm peredaran/gravitas dlm peredaran/gravitas bumi. Allah tidak pernah pernah mengatakan dalam QuranNya bahwa BUMI BERPUTAR PADA SUMBUNYA (ROTASI). Mungkin Allah tidak dapat merasakan dapat merasakan rotasi bumi.
‐‐o‐‐
Jawaban Rahmanhadiq; Sebenarnya keterangan dan petunjuk dalam surat Yaasin 36:38 tersebut masih berhubungan dengan ayat 37 sampai dengan ayat 40 yaitu ;
“ Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan,(37) dan Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(38) Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.(39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya (qs Yaasin 36: 37- 40)”. Pertanyaannya adalah ; apakah keterangan ayat diatas dapat membuktikan fenomena hubungan antara bumi, bulan dan matahari? Kata‐kata yang tersusun dalam ayat ‐ ayat diatas merupakan susunan kata‐kata yang mengandung makna yang sangat luas dan mendalam , supaya dapat dipikirkan lebih lanjut. Orang awam akan menerima keterangan ayat itu dengan apa adanya sesuai dengan apa mereka saksikan setiap harinya, sedangkan bagi para ulama islam akan mengamini keterangan tersebut sebagai rahmat dari Allah. Sementara para saintis tidak akan puas sebelum membuktikan bahwa keterangan ayat tersebut harus bersesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan (sain) dan logika. Sebaliknya para penentang Al Qur’an dari
kebelakang dibandingkan sebuah gunung yang jauh dibalik pohon itu. Jadi menurut logika, seharusnya Matahari yang berada jauh akan di dahului oleh bulan menuju tempat terbenamnya (barat). Tetapi yang kita amati justru amati justru sebaliknya, yaitu dimana ternyata mataharilah yang bergerak lebih cepat ke Barat atau menuju tempat terbenamnya. Bagaimana kita dapat menjelaskan fenomena itu?
Apabila kita perhatikan dan amati pada satu tempat di bumi, posisi antara bulan dan matahari dalam setahun , maka pada suatu hari dalam tahun itu kita akan menyaksikan posisi dimana bulan dan matahari berada pada posisi paling dekat. Apabila posisi terdekat itu tercapai , yaitu beberapa saat setelah matahari dan bulan berimpitan, maka terlihat matahari mendahului bulan kearah barat, seolah‐olah matahari lebih dulu mencapai finis di Barat (sunset). Pertanyaan selanjutnya adalah ; Kalau rotasi bumi berputar dari barat ke timur, bukankah seharusnya bulan yang bergerak lebih cepat ke arah barat dibandingkan dengan gerak matahari‐ sebab matahari itu berada sangat jauh dibalik bulan? Bayangkanlah ketika kita berada dalam mobil yang sedang melaju kencang, dimana seolah‐olah pohon kayu atau tiang listrik yang berada disisi jalan seakan bergerak lebih cepat
Untuk menjelaskan fenomena diatas , maka kita harus dapat menjawab sebuah pertanyaan ; ke arah manakah bulan bergerak ketika mengorbit bumi? Apakah ke timur atau ke barat? Kalau sekiranya bulan itu tetap diam di angkasa dan tidak mengorbit bumi, maka tentulah bulan seolah‐olah bergerak lebih cepat ke arah barat dari pada Matahari karena bulan berada lebih dekat ke Bumi. Sebaliknya apabila bulan itu merupakan satelit bumi yang ikut bergerak searah dengan rotasi bumi, maka Mataharilah yang seharusnya kelihatan bergerak lebih cepat ke arah barat. Jadi ketika kita saksikan Matahari bergerak lebih cepat mendahului bulan ke arah barat, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa bulan ikut bergerak searah dengan rotasi bumi yaitu kearah timur, sedangkan matahari Diam di tempat yang jauh. Karena rotasi bumi ke arah timurlah yang menyebabkan seolah‐olah matahari bergerak lebih cepat menuju tempat terbenamnya dari pada bulan. Ke arah manakah bulan mengorbit bumi? Untuk menjawab pertanyaan ini, maka sekali lagi kita harus mengamati fenomena alam dan memahami petunjuk ayat Al Qur’an yang berbunyi “ tidak mungkin bulan mendahului Matahari dan
perjalannya yang terlihat dari bumi. Komet‐komet ini bergerak dengan ekor yang panjangnya mencapai jutaan mil dan arah ekornya selalu menjauhi matahari. Kata‐kata “alat pelempar setan ” di dalam ayat tersebut diatas dapat dimaknai sangat luas dan juga merupakan gaya bahasa atau kiasan yang dapat diterima oleh umat Muhammad dengan keimanannya pada 14 abad yang lalu. Jadi keterangan ayat 5 dari surat Al Mulk adalah bahwa Allah telah menciptakan sistim rintangan yang hebat untuk menghalangi setan‐setan dan orang‐orang kafir menembus ruang angkasa. Mulai pada saat mereka akan memasuki sistim pertahanan bintang terdekat (tatasurya matahari) sampai pada sistim rintangan pada bintang‐bintang berikutnya (galaxy) yang akan menghalangi setan‐setan (golongan kafir dari jin dan manusia) tersebut untuk mengatahui rahasia langit (ilmu perbintangan). Tidak ada yang aneh dari keterangan ayat diatas. Yang aneh hanyalah pertanyaan orang‐orang yang ingin merusak kebenaran, seolah‐olah di dalam pikirannya tergambar adegan dari seseorang Penggembala domba yang sedang mengeja‐ngejar dan menimpuki anjing‐anjing dengan bintang‐bintang. Itu adalah pertanyaan yang konyol dan kekanak‐kanakan yang sering diajukan olah orang‐orang yang tidak mampu menggunakan hati nurani dan akal sehatnya. Yaitu orang‐orang yang selama ini terbelenggu oleh ajaran dogmatis sehingga tidak mampu memafaatkan akal ‐budinya dengan baik. ‐‐00—
5. Apa 5. Apa Benar Bulan Benar Bulan bercahaya sendiri? Menurut QS 10:5 ; “ Dia‐lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan‐Nya manzilah‐ manzilah (tempat ‐tempat) bagi perjalanan bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda‐tanda (kebesaran ‐Nya) kepada orang‐orang yang mengetahui”. Semua orang di dunia maju tahu bahwa bulan tidak punya tidak punya cahaya sendiri.
‐‐o‐‐
Jawaban Rahmanhadiq; Surat Yunus ayat 5 ;
“ Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilahmanzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui (qs 10:5).
“ Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) ( tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk (qs Al Anbiyaa 21:31)“. “ Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak guncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, (QS An Nahl 16:15) “.
selubung (500 – 1000 km), dan sisanya adalah magma cair yang sangat panas. Magma panas ini berada pada kedalam inti bumi ( 2000‐ 2500 km) yang suhunya mencapai 5000o C, sampai ke bagian mantel (2500‐3000 Km) yang suhunya mencapai 2200o C.
‟
“ Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik (qs Lukman 31: 10) ”. Untuk menjelaskan hubungan antar gunung berapi dan gempa bumi, maka kita sebaiknya mempelajari hasil penemuan terbaru dari sain di bidang Geografi. Pertama yang harus kita ketahui adalah bumi berbentuk seperti bola dengan jari‐ jari sekitar 6500 Km. permukaan bumi tidaklah datar yang disebabkan oleh berbagai tekan dan desakan dari dalam bumi dan juga karena perubahan dan tekanan dari atas permukaan bumi. Dari bukti‐bukti sain, menunjukkan bahwa lapisan bumi hanya mengadung 20% padatan, yaitu lapisan Litosfit (100 km), lapisan kerak dan
Dapat disimpulkan bahwa bumi menyimpan energy panas yang sangat besar yang sewaktu‐waktu bisa meledak apabila bumi tidak dirancang memiliki sitem pendingin yang hebat. Kalau tubuh manusia mempunyai pori‐pori sebagai ventilasi pembuangan dan sistim pendingian , maka gunung ‐gunung berapa merupakan posi‐porinya bumi yang dirancang untuk menstabilkan panas dan meredam goncangan akibat tekanan yang tidak stabil dari dalamnya. Sekiranya permukaan bumi ini tertutup rapat dan tidak ada satupun gunung berapi, apakah yang akan terjadi ? mungkin bumi ini akan retak, pecah dan meledak. Selanjutnya bagaimana hubungan antara gunung berapi dengan gempa? Dari hasil penemuan sain, menunjukan
Walaupun patahan tersebut hanya beberapa centimeter saja, akan dapat menghasilkan getaran hebat dipermukaan bumi. Bisa saja sebuah gunung berapi kelihatan kecil di permukaan, tetapi di dalamnya bagaikan akar pohon yang bercabang kemana‐mana. Gunung berapi bagaikan tiang yang dipancangkan dengan dasar atau akar yang sangat kokoh menjulang ke dasar bumi. Sedemikian kokohnya kedudukan gunung ‐gunung diatas permukaan bumi sehingga sebesar apapun sungai yang ada tidak mungkin sanggup menggesar Gunung bergeser ke laut. Seperti yang disampaikan pada surat An Naml ayat 61 yang berbunyi ;
“ Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gununggunung untuk (mengokohkan) nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui. ( qs An Naml 27:61)
Kembali ke ayat‐ayat di dalam Al Qur’an yang menerangkan mengenai hubungan Gunung berapi dan guncangan yang ditimbulkannya. Allah dalam AL Qur’an menyampaikan tentang Gempa bumi dengan gaya bahasa yang sangat bijak dan penuh perhitungan untuk dipikirkan dan dipahami. Secara spesifik, Allah tidak mengatakan hubungan antara gempa bumi dengan keberadaan gunung berapi. Ayat di dalam AL Qur’an tidak mengatakan bahwa gunung berapi dapat mencegah gempa bumi dan tidak juga enghilangkan gempa bumi. Gunung hanya melindungi bumi dari goncangan yang disebabkan oleh gempa atau menstabilkan goncangan yang diakibatkan oleh gesekan, patahan dan tekanan dari lempeng‐lempeng tektonik. Fenomena ini menjelaskan bahwa gempa tidak dapat dihentikan oleh gunung berapi dan tidak bisa juga mencegah sebelum gempa terjadi. Gempa akan terjadi terus selama adanya pergerakan dari lempeng‐lempeng tersebut akibat adanya gejolak dari cairan magma yang sangat panas di lapisan dalam bumi. Allah SWT, karena sifatNYa yang maha bijaksana, menyampaikan Firmannya dengan tatabahasa yang santun
sesuai dengan tanda‐tanda alam agar manusia dapat mengambil pelajaran. Al Qur’an bukanlah buku pelajaran tentang Sain, tetapi Allah dengan sifatnya yang maha Bijaksana dan penuh Kasih Sayang memberikan tanda‐tanda dan petunjuk yang benar agar manusia berusaha untuk mempelajari dan mengambil mamfaatnya.
‐‐oo—
7. Langit dan Langit dan Bumi dulunya Bumi dulunya diciptakan terpadadu?
Menurut QS Menurut QS 21:30 ; 21:30 ; “ Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya ” ”.
‐‐o‐‐
Jawaban Rahmanhadiq; Terjemahan dari surat Al Anbiayaa’ ayat 30 menyatakan ;
ض َ ْر َاﻷ وِوَات َﺎﺴّﻤَ اﻟََ ّنُوا أﻔَﺮ َآ َﺬِﻳﻦ ّﻟَ اَﻳَﺮ َ ْﻢوَﻟ َأ َﻣِﻦ ﻨَﺎ ْﻠ َﺟَﻌ َو َﺎﻩُﻤ َﺎ ﻘْﻨ َﻔَﺘ َﻘًﺎ ﻓ َْﺗﺘَﺎ ر َﻧ َﺎآ َﻨُﻮن ِﻣ ْﻳُﺆ ﻓَﻼ َ أٍّﺣَﻲ ءٍ ْﺷَﻲ آُ َّﻞ ءِ َﺎﻟْﻤ ا
“ Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (qs 21:30)”. Ayat ini sebenarnya ditujukan kepada orang‐orang yang tidak menggunakan pikiran yang logis dan adil, terutama kepada orang‐orang kafir menyembah dewa‐dewa, berhala dan manusia (Yesus). Allah memberikan penjelasan dan pengetahuan yang sebenarnya kepada orang‐orang kafir agar mereka ingat dan tunduk kepada sang pencipta yaitu Allah. Tentu saja orang‐orang kafir tidak akan mempercayai firman Allah ini, bahkan mereka akan memperolok‐olokan ayat tersebut karena kebencian mereka. Seolah‐olah mereka merasa lebih pintar padahal mereka tidak dapat menolak kematian yang akan meregut nyawanya, mereka selalu mendustai akan nikmat Allah yang telah mereka ambil dari Bumi Allah ini. Mungkin berdasarkan alam pikirannya, mereka akan mendustakan firman Allah tersebut, namum sekiranya mereka mengikuti perkembangan sain , maka para ahli antariksa membenarkan bahwa kejadian alam semesta berasal peledakan besar (teori big Bang) dari satu tempat. Pada mulanya jagat raya ini berasal dari gumpalan bola api yang mempunyai kerapatan yang tidak terhingga, kemudian diikuti oleh ledakan dahsyat yang menghasilkan ruang, waktu dan berbagai materi yang tidak terhingga yang disebut dengan inflasi. Inflasi ini menghasilkan ekspansi ruang yang luar biasa cepatnya diikuti dengan pertumbuhan energy dari masing‐ masing materi yang seterusnya mengalami perubahan‐
ﺔٍ َﺳَﻨ ﻒ َ ْﻟ َ أَِﻴﻦﻤْﺴ َﺧ ﻩُُﺪَار ِْﻘ ﻣََﺎن آْ ٍمﻳَﻮ 2. Hari ‐hari Allah Allah : 1.000 atau 1.000 atau 50.000 tahun 50.000 tahun ? Menurut QS 22:47; “ Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu”. menurut perhitunganmu”. Tetapi Menurut QS 70:4 ; “ Malaikat ‐malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.
‐‐o‐‐
Jawaban Rahmanhadiq; Pada surat Al Ma’arij ayat 4 mengatakan bahwa sehari itu kadarnya 50.000 tahun, sedangkan pada surat Al Hajj menunjukkan bahwa sehari itu sama dengan 1000 tahun. Misionaris Kristen tersebut menuduh bahwa al Qur’an mengandung ayat‐ayat yang kontradiksi. Sebelum membahas soal diatas, yang perlu dipertanyakan adalah; Apakah benar tuduhan kisionaris tersebut? Apakah misonaris tersebut hanya mencari‐cari alasan untuk mendiskriditkan terjemahan Al Qur’an? Apakah kata “ hari “ yang dimaksud pada kedua ayat diatas adalah sinonim? Bukankah pengertian kata “hari” di dalam bahasa Indonesia bisa saja mempunyai arti yang beragam ? Untuk itu marilah kita bahas satu persatu. Pada Al Ma’arij ayat 4 berbunyi ;
ِﻲﻪ ﻓِ َْﻴإِﻟ حُ ّوَُاﻟﺮ وَ ُﺔﺋِﻜ ﻤَﻼ ْﻟ ج اُ ُﻌْﺮ َﺗ
“Malaikat-malaikat dan roh (Jibril) naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun (QS 70:4)”. Ayat ini memakai kata “Yaummin” yang berarti waktu, masa, atau hari dalam bentuk jamak. Kata “Yaummin” diterjemahkan dalam bahasa Indonesia atau bahasa melayu Yaummin”” dengan kata yang sepadan yaitu “sehari” . Kata “Yaummin bermakna sebagai jadwal atau siklus, atau periode. Konteks ayat diatas menerangkan tentang jadwal tentang jadwal kedatangan malaikat pada Allah yang setiap satu kali pergiliran waktu lamanya sama dengan 50 ribu tahun menurut perhitungan waktu di bumi. Jadi ayat tersebut menjelaskan tentang perjalanan waktu malaikat Jibril menemui Allah. Kata “yaumim” pada ayat diatas, mungkin bisa saja bermakna sebagai satuan waktu perjalanan atau mungkin juga sebagai perbandingan jarak antara bumi dengan pusat jagad raya atau tempat dimana Allah mengatur seluruh jagat raya ini yang dapat ditempuh Jibril dalam kecepatan yang tidak bisa kita tentukan. Allahualam! Allah yang maha mengetahuinya. Dalam bahasa Indonesia sering kali sebuah kata mempunyai arti yang berbeda‐beda. Misalnya, perhatikanlah kalimat berikut ; “Matahari terbit pada pagi hari di ufuk Timur” dan bandingkan dengan kalimat “Majalah NOVA terbit hari Rabu”
Coba bandingkan lagi dengan kata “Yaumal” pada surat Al Baqaraah ayat 85 ;
‐‐‐ooo‐‐‐‐
“ Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat (qs Al Baqarah 2:85)”.
Daftar pustaka ; ‐ Al Qur’an dan terjemahannya : depertemen agama Republik Indonesia penerbit ; CV Karya insan Indoneisan, . thn 2004, ‐ Harun Yahya; Al Qur’an dan Bumi ‐ Recounted in Jaki, S. (1980) Cosmos and Creator Regnery Gateway, Chicago ‐ Paul Davies, God and the New Physics, New York: Simon & Schuster, 1983 ‐ Stephen Jay Gould, Smith Woodward's Folly, New Scientist, 5 April, 1979. ‐ Fabbri Britannica Science Encyclopaedia, Vol. 2, No. 22. ‐ Lincoln Barnett, The Universe and Dr.Einstein, William Sloane Associate, New York, 1948.
Ayat tersebut diatas menggunakan kata “Yaumal” yang dalam bahasa Indonesia atau Melayu diterjemahkan dengan kata sepadan yaitu “hari”. Kata “Yaumal” bermakna “waktu kejadian” atau “ketika” atau “pada saat”, atau “manakala”. Kalimat “yaumal qiyamah” pada ayat tersebut diatas diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan “ hari kiamat” padalah kalimat tersebut lebih tepat diterjemahkan sebagai “ pada saat kiamat” atau “ketika kiamat” atau “manakala kiamat”. Begitulah Allah menyampaikan firmanNYA dengan tata bahasa yang sangat cermat , indah, penuh perhitungan, penuh arti dan penuh makna bagi orang‐orang yang mau berpikir dan memahaminya. Mahabenar Allah dengan segala firmanNYA. Jadi tidak ada yang kontradiksi keterangan dari kedua ayat diatas , seperti yang anda tuduhkan, tetapi orang kafir selalu mencari—cari pertentangan di dalam ayat tersebut demi misi dakwahnya untuk menyesatkan umat muslim yang belum mengerti.. Sekiranya terdapat perbedaan arti dalam terjemahan atau tafsir dari kedua ayat tersebut diatas, maka hal itu bukan karena ayat dalam Al qur'an yang salah, bahasa asli al qur’an itu masih tetap tidak berubah hingga saat ini, tetapi si penterjemahlah yang belum sanggup membuat tafsiran atau padanan kata yang tepat.