AL-QUR'AI\ DALAM PERGI.IMUT-AN MUSLIM INDONESIA'
A.
Pendahuluan Kajian terhadap kitab suci Al-Qur'an, sejauh ini lebih dominanbersifat teologis' Al-Qur'an didekati sebagai, dan dalam konteks, kitab petunjuk untuk dieksplorasi makna-makna yang terkandung di dalamnya. Dalam konteks ini kemudian lahir teks-teks turunan yang demikian luas' Gks-teks turunan itu merupakan teks kedua-bila A1- Qur' an dipandang sebalsldr Gusmian gai teks pertama-yang berperan sebagai Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga penj elas makna-makna yang terkandung Yogyakarta. Tesisnya telah diterbitkan berjudul di dalamnya. Teks kedua ini, dalam
Khazanah Tafsir tndonesia: Dari Hermeneutika hingga I deotogi fferaiu, 2003). Sekaran g menjadi Staf Pengajar diSTA|N Surakarta.
khazanah peradaban Islam dikenal dengan kitab tafsir Al-Qur'an.2
Gks-teks kedua itu tidak sekadar jumlahnya yang banyak, tetapi corak dan model metode yang dipakai juga beragam.3 Sebagai medan penafsiran, AlQur'an tidak saja melahirkan teks kedua
kajian Antropologi Kinb Tillisan ini merupakan bagian dari buku yang penulis persiapkan tentang Suci di Indonesia. zUntuk konteks keindonesiaan, baca Islah Gusrnian, KhazatnhTafsir Indarwsia, dariHermerwutika hingga I deobg!. fl akarta: Graj u, 2 003) . -, aduyoi, i ru.rgrt kuu, i"lam merujuk pada data-data riwayat dalam proses pengungkapan maknatafsir bi al'ma'tsu6 seperti terlihat makna teks Al-eur,an. tJlah ya.rg kerrurdian dikenal sebagai metode r
EdisiNo. l8Tolwn2N4
Al-Har
E
Al-Qrn' an dalmn Pergnru.tlan Muslim In1anesia
tersebut, tetapi juga beragam
epis
teme, yafig
kemudian membangun hermeneutika kitab suci-dari yang klasik hingga kontemporer. Lalu, sekadar contoh, kita mengenal beberapa nama: fuffat Hassan yang membangun hermeneutik A1' Qur'an feminis,a Amin Khuli (w. 1966 M.) yang membangun analisis linguistik' filologis,5 Hassan Hanafi (lahir 1935 M.) mengintrodusisasi hermeneutik A1' Qur'an yang spesifik, temporal, dan realistik-hermeneutika A1- Qur'an harus-lah dibangun atas pengalaman hidup di mana penafsir hidup dandimulai dengan kajian atas problell 112n15i26dan tokoh-tokoh yang lain.
Namun, di iuar yang bersifat Para' digmatik-hermeneutik itu, ada wilayahwilayah lain yang terkait dengan ruangruang teks Al-Qur'an Yang bersifat kultural dan antropologis. Perlakuan, sikap, dan kreasi umat Islam terhadap A1' Qur'an-yang bukan digerakkan atas
tujuan menggali isinya-adalah termasuk dalam wilayah ini. Sayangnya, kajian yang
bersifat kultural dan antropologis atas posisi Al-Qur'an di tengah pergumulan umat Islam ini belum banyak disentuh dengan baik oleh para peneliti. Padahal, meminjam pemetaan Alford T \Uelch, studi Al-Qur'an di samping mengarah pada bidan g exegesis (studi teks Al-Qur'an
(849'9ll[.),Jmni'al' padatafsiral-Dtmal-MantswfiatTafsirbial-Md*wkaryaJalaluddinal'suyuthi 'B6y*'*Ta'wil al-Thaban ibn Muhammad Q24'310 H'), dan Abu iarir Ayah al-Qur;ankarya Ja'far (700'774 ifs,iral.ern'*al-'azhi*karya'ImaduddinAbual-Fidaal-Quraysyial-DimisyqiibnKatsir fU . eari,rrrg mengadopsi disiplin ilmu pengetahuan alam. Ini bisa dilihat misalnya pada al'Jawohir fi
TafrnoLQ*inat-X*; Uuva'ilanthawiJawhari(w.876H.).Adajugayangmengorientasikandirinya
seperti terlihatpadaTafsir al'Qur'an al' diripada tema-tema (1282.1354H.),yangmem{okuskan Hakim'(Tafsii al-Uarrar)karya Rasyid Ridla fiqih,sepertiAhkarn d-Qn'ankaryaAbuBakral-Jastrshash(w.981H),al'Jami'AAil
,.trgai pJtu.riuk dalam tataLhld,rpu.r,oiiul-k .r,rry"rakatan,
pada semua leksikorr*klasik ,r.rt rk
apa yang dimaksud dengan kata itu dalam kebudayaan philnsophical ccrsistencl,yaitu melihat
*.mperoleh
iu &pergunakan , (2) criterion if P""q!.""?T lata-kata (3) ethical c'iterian, dalam Al-eur'an iru ,.caru iilosoff, ko.riiste., dan tidak saling bertentangan, dan Hassan, "'Womeris Riffat Al-Qur'an. dalam yakni bahwa praktik etis sesungguhnya harus terefleksikan (The Hague: Society andlslominMuslim (ed.),Wanen irrr..pr.rurlo.r of Islam", dalam Hans Thilsen
ii *rrm
Ministry of Foreign Affairs, 1994), hlm. 1 16. memperlakukan 5 Ia menladikaan wilayah hermeneurik rela dari unthinkable menjadithinluble.Ia sehingga analisis al'akbar), (Kitab al-',\rabiyyah teks sakral (A1.Qur'an) sebagai kitab sastra Arab terb esar Al-Qur'an'Selengkapnya pesan moral linguisukfilolog, t k *.*prk* upaya niscaya untuk menangkap Indonesia, hhlt,l.j.G.lanse n,Thelntefoetationof theKoraninModemEgxpt (l.eiden: EJ.Brill, 1974). Edisi Tiara'Wacana, (Yogyakarta: Oi"brni^'iafsir Al.Qtu'anModem,terj. Hairussalim dan Syarif Hidayatullah 1W7).
6HassanHanafr.,Dirasatlslmmyyah (Kairo: Maktabatal-Anjilu a1'Mistril'ah, 1981), hlm.69'
E
AfSa:
EdisiNo. l\Tolutn2%4
IslahGusnian
itu sendiri) dan sejarah interpretasinya, juga bisa kita arahkan pada peran AlQur'an dalam kehidupan dan pemikiran umat Islam.? Kaitan dengan hal terakhir itulah tulisan ini dikerangkakan dengan mengarahkan teropong analisis pada konteks keindonesiaan.
B.
Al,Qur'an dalam EksPresi Seni
Kaligrafi Sebagai kitab suci, A1' Qur'an bukan hanya diimani sebagai petunjuk. Lebih dari itu, dalam sejarah interaksi Muslim Indonesia dengannya-dan ini bisa saja terjadi di wllayah'wilayah yang laintelah menciptakan perlakuan-perlakuan yang unik dan khas. Secara budaya, ini bisa dilihat mula-rnula pada wilayah tekstur tekstuai Al-Qur'an yang melahir' kan sederet bentuk khath yang telah melahirkan eksplorasi seni dekorasi atau yang lebih populer dikenal dengan kaligrafi Islam. Al-Qur'an secara visual di
ini berasal dari tulisan Mesir Kuno, yaitu Hieroglyph yang berkembang pada 3.200 SM. yang huruf.hurufirya berupa gambar
(pictograph) dan berjumlah ratusan' Piktograf ini ditemukan pada relief di kuburan-kuburan Pharao (Fir'aun) atau Purba yang sini lebih diposisikan sebagai suatu subjek raja-raja kerajaan Mesir jauh yang menghasilkan potensi seni yang banyak dijumpai di kota Abidos, tak dariThinis yang menjadi pusat kerajaan.e sangat berharga. Sebelum Islam datang bentuk tulisan Kaligrafi.s adalah seni menulis indah. Kaitannya dengan tradisi Arab, biasanya ini telah berkembang dan beragam, ada disebut al-khath al-'Arabi. Menurut Herotik dan Demotik. Bentuknya tidak seperti tulisan sebagian besar sejarawan, kaligrafi Arab berupa kata-kata terputus
7
Alford T'welch,,,studies in Qur'an and Thfsir' JAAR., Yol 47, 1 979, hlm. 630.
suku Kaligrafi secara etimologis berasal dari k ata calligraplry ftahasa: Inggns) yang berasal dari dla tulisan indah atau kata bahasa Yunani, kallos; beautl $odah) dan graphein: to umte (menulis) yang berarti pena yang membentuk seni tutisan indah. Dalam bahasa Arab biasa disebut khath arrinya: garis atau coretan Inc, PublisherCompany, (Washington DC.: Dictionary Webster'sWorldl)niq.tersity Lihat, tulisan indah. s
1965),hlm. 159;TheErcyclnped;aArne*ona(USA:GlorierIncorporated,lgS5),VoL5,hlm'724' i C. Ir.r, DariTeksi4atk sampaikeKatigrafi Arab $akarta: Yayasan Masagung, 1985) , hlm. 20'2 1' EdisiNo.
18Talw2N4
AtKii:
E
Al - Qtn' an dolam P er gumulan Muslitn Infume sia
paku, tetapi menyederhanakan diri dalam
Tulisan Kufi tnllah yang kemudian
bentuk gambar sebagai simbol pokok digunakan untuk menulis Al-Qur'an. Kaligrafi Arab memang telah dijaditulisan yang mengandung isyarat pengertian yang dimaksud.l0 Di Libanon kan sebagai tempat menumbuhkan dan Lautan Gngah, lahir tulisan Phtnlkr.a,
yang bentuknya lebih sederhana dan menjadi tulisan bunyi. Jumlah hurufnya 22, yang diberi nama, pertama alpha (a) yang kedua beta(b) dan seterusnya, yang kemudian dikenal dengan huruf alphabet atau abjad.rr Dari tulisan Phunisia irri muncul tulisan 'Ararni yang digunakan bangsa Arami-bangsa yang mendiami daerah-daerah Palestina. Dalam waktu yang bersamaan lahir pula tulisan lvh,snod, yang
huruf-hurufi:ya terpisah saru sama lain, tidak sepefti tulisan Arab yang lahir kemudian.12 Menurut D. Sirajuddin. AR., hanya
Musnad dan Nabthi yang benar-benar dianggap tulisan Arab kuno. Pemakaian Nabthi selanjutnya melahirkan jenis Nabthi Mutakhir, yang pada pokoknya terdiri dari dua bentuk, yartu mdbsuth (yar-tg bersudut-sudut) dan mudawwar (ya.rg bundar dan lentur). Belakangan model ini dikenal dengan nama l
r0 I
I
kerinduan estetis para seniman Muslim waktu itu. Sebab, Al-Qur'an mempunyai peran penting dalam proses transfotmasi kaligrafi Arab: di samping ada perintah untukbelajar menulis (QS. Alaq [96]: 15 dan Al-Qalam [68]: 1), ada juga larangan pemujaan terhadap patung (QS. Al-Anbiya' l7l1: 58), dan hadis-hadis yang secara tekstual "mengancam" para pelukis (tahwir) serta sikap fuqaha yang memberi tanggapan reaktif terhadap seniman lukis dan pematung.la Namun, secara terselubung seni kaligrafi Arab ternyata juga tidak bisa mengelak seca. ra total dari keterlibatannya dalam gambar-gambar fi.guratif Ini dapat dilihat pada seni figurasi yang materi goresangoresannya berasal sepenuhnya dari tuiisan Arab. Misalnya, do'a Syiah, dengan memakai khath Tsuluts, ditulis dalam model seekor elang, oleh Muhammad Fatiyah, di Persia, pada abad ke-19.15
Seni KaligrafiIslam (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985), hlm. 8'9' Telc Kasik samp ai ke Kaligr afi Ar ab, hlm. 27'28 .
Sirajuddin, AR., C.
Isr ar, D ari
12lbd. hlm.33. 13
Sirajuddin AR., 'Al-Qur'an dan Reformasi Kaligrafi Arab", dalamUlutnulQur'an, Vol. I, 1989,
hlm.37-38. ra Larangan atas bentuk karya cipta yang bersifat figuratif, seperti patung atau seni pahat, yang berbentuk manusia, binatang amu benda-benda mati, rrenurut Nasr karena dalam pemikiran Islami tidak rnembolehkan adanya reduksi dari atas ke bawah, yang intelektual ke tingkat korporeal, atau yang suci ke tingkar yang duniawi. Lihat, Seyyed Hossein Nasr, Spintualitas dan Seni Islam, terj. Drs. Sutejo (Bandung: Mizan, 1993), hhn. 15. Yasin Hamid Safadi, Kaligrafi Islam, terj. Abdul Hadi \7'M. '5 Untuk conroh-contoh ini, lihar, (|akarta: PI Pantja Sirnpati, 1986), hlm. 138-139; Sirajuddin A.R,SeniKaligrafi Islam, hlm. i55'
E AfltHt
EdrsiNo. 18 Tahunloo4
IslahCusmian
Lepas dari penyelewengan terselubung itu, pada perkembangannya AlQur'an menjadi sumber inspirasi dan dijadikan ajang perburuan kreasi yang tak ada habis-habisnya oleh para kaligrafer Muslim. Sebagai bagian dari ekspresi jiwa seni, kaligrafi Islam telah berkembang mengikuti kekuatan imajinasi para kaligrafer di setiap zaman. Tulisan Arab yang mulanya tanpa tanda baca, yang membedakan antara satu huruf dengan huruf lain,16 setelah gerakan penyempurnaan yang lebih bersifat praktis di atas, dunia kaligrafi menuju dunia baru, yaitu dunia seni.rT Perkembangan kaligrafi, sebagai sebuah tulisan, tidak lagisekadarmenjadi medium penjelas ide-ide dalam medan komunikasi. Lebih dari itu, karakteristik
dari segi bentuk, lebih mudah dibaca dibanding khath Diwmti dan Diwani J ali yang cenderung rumit dan kompleks. Di sini muncul makna spesi{ik dan kepuasan tersendiri dalam konteks seni yang mulai dipresentasikan oleh para kaligrafer Muslim seianjutnya. Mereka terus-menerus melakukan pencarian, yang kadang terkesan "memerkosa" berbagai
bentuk huruf yang selama ini telah dibakukan.te
Dalam konteks Indonesia, pada
periode awal Islam masuk di Nusantara, kaligrafi Islam belum begitu berkembang, apalagi menonjol sebagai karya seni rupa, jika dibandingkan dengan yang terjadi di beberapa negara lain, seperti Mesir, Iran, dan Turki. Penerapan kaligrafi Islam sebagai hiasan masih sangat terbatas. seni menjadi bagian signifikan dari Bangunan-bangunan tertua pada zaman sebuah ekspresi komunikasi artistik. Oleh permulaan kerajaan Islam tampaknya karena itu, dalam beberapa segi, keinda- tidak memberi peluangyang cukup berarti han kaligrafi seringkali justru menjadi bagi penerapan hiasan kaligrafi Islam. "problem" tersendiri bagi sebagian orang. Masjid-masjid lama, seperti di Banteh, Misalnya, khath Naskht8 dan Tiulzts Cirebon, Demak, dan Kudus, menerapkan Sirajuddin A.R., Seni KaLgrafi Islmn,hlm.65'67. ri Lihat, Sirajuddin AR, "Memahami'Lompatan'Aziz" dalam Abd. AzizAhmad, RagamKarakter Kaligrafi Islam (Jakarta: Bumi Aksara,1996), hlm. vi' ' r8 Khath Naskhi adalah jenis khath yang pada umumnya dipakai untuk menulis mushhaf AlQur'an. Penggunaan khath Naskhi ini, menurut hasil penelitian Kazhim Mudhir Syanehchi terhadap mushhaf Al-Qur'an di Astanah-ye Quds-e Radhawi dan di Dar al-Kutub Kairo, jauh sebelum masa Ibnu Muqlah (885.939 M), kaligrafer terkenal yang memberikan perhatian khusus terhadap perbaikan gaya tulisan Arab, rermasuk gaya Naskhi. Lihat, Kazhim Mudhir Syanehchi, "Manuskrip-manuskrip Kuno A1Qur'an" terj. Abdi M. Soeherman, dalam Hikm ahJumalsrudi-studilslam, No. 7, November-Desember 16
1992, hlm. 19. re Yang dilakukan Naja al.Mahdani dari Tirnisia menjadi salah satu bukti dalam kecenderungan ini. Al-Mahdani, lewat kreasinya oleh Charbal Dagir dianggap telah metakukan pemaksaan terhadap huruf' huruf yang telah berkaidah dengan permainan gtla (al-la'bah al-majnunah). Mengenai "kegilaan" alMahdani ini,lihat, ibid., hlm. vii.
Edisi No. 18 Talwn 2004
Aflrii:t
IE
Al-Qur' m dalam Perganulan Muslim Indcrnesia
kaligrafi hanya sebagai pelengkap motif hias yang bersumber pada tradisi seni hias Indonesia-Hindu.
Kita bisa menduga, PenyebabnYa adalah masjid-masjid kuno di Indonesia tersebut konstruksi bangunannya didominasi oleh kayu, yang tidak memberi peluang besar bagi hadimya hiasan kaligrafi Isiam yang kaya dengan aura keindahan itu. Yang kita temukan sebatas pada hiasan mirnbar masjid, pada batu nisan dan kadang disatukan dengan aksara Jawa dalam bentuk candra sengkala, yang hanya berfungsi sebagai tanda peringatan berdirinya masjid, seperti yang terdapat di Masjid Mantingan, Masjid Sumenep, Sendang Duwur, dan M
id lleraton Yogyakarta.
asj
20
Alam pikiran kosmis-magis di
Jawa
yang terus berpengaruh hingga zaman Islam juga memengaruhi tampiian kaligrafiIslam. Seni kaligrafilslam di Indonesia saat
itu tidak ditujukan untuk mengembangkan nilai keindahan tulisan Arab-tulisan
yang digunakan menuiis teks Al' Qur'an- sebagai karya seni tulis, tetapi lebih dlgerakkan sebagai perlambang atau
metafor yang mempunyai bidang dan motif lukisan, seperti dalambentuk tokoh' tokoh yang ada dalam pewayangan atau bentuk-bentuk makhiuk hidup. Fungsi dekoratifnya hanya dapat kita temukan di beberapa objek yang mengandung
20
unsur magis, seperd keris, tombak, pedang, perisai, baju dan sebagainYa' Kegairahan kaligrafi Islam sebagai seni di Indonesia mulaibangkit pada era1970' an. Kegairahan ini, kemudian memunculkan dua aiiran besar dalam kaligrafi Islam
di Indonesia: kaligrafi murni dan lukisan kaligrafi .2 t Yang pertama mengikuti polapola kaidahyang sudah ditentukan secara ketat oleh rulnus.rulrus baku kaligrafi. Pada model pertama ini dapat dlbedakan dengan jelas ragam aliran, seperti Ndskhi,
Tsuluts, Raihani, Diwani, Diwani Jali, Ta'liq, Farisi, Kufi dan Riq'ah. Penyimpangan atau pun pencampuradukan satu denganyang lain dipandang sebagai suatu "kesalahan". Tokoh-tokohnya, misalnya, Darami Yunus, Hardyono, Azhari Noer, M. Abdur Razzak Muhili, Amir Hamzah dan yang lain. Sedangkan yang kedua adalah model kaligrafi yang digoreskan pada hasil karya lukis, atau coretan kaligrafi yang dilukis sedemikian rupa, dengan kombinasi wama yang beragam, bebas dan tanpa terikat dengan rufiIUS.rulnus baku yang telah ditentukan. Tokoh-tokohnya, misalnya,
Affandi, Abas Alibasyah, Amang Rahman, Bachri Makhfudz, Batara Lubis,
But Mukhtar, Damas, Fadjar Sidik, Motinggo Busye, Hasanuddin, Saifullah M. Aziz dan yang [ain.
1986), hlm' 116Wiyosoyudo seputro,PengutarseniRupalslamdilndslesia(Bandung: Angkasa,
n7. 2
E
I D. Siraj
uddin AR., Seni Kal igrafi Islam, hlm. 9'
A[AE:
EdisiNo.
l\Tdwn2N4
IslahGusnian
Fenomena kegairahan tersebut menemukan momentumnya terutama sete. lah digelar Pameran Seni Kaligrafi Islam pada momentum MTQ-XI di Semarang dan Pameran pada Muktamar Media Massa Islam Sedunia I diJakarta 1-3 Sep. tember 1980. Dari tokoh-tokoh dalam aliran yang kedua di atas-praktis mereka adalah pelukis tulen y anghanya mencoba mengguratkan kaligrafi Islam dalam lukisannya, ;adi bukan seorang kaligrafs1-rngrnunculkan berbagai bentuk gaya yang beragam. Seperti Amri Yahya, bentuk khath yang dia bangun secara umum mirip bentuk Nas/
dengan kesejukan dan kelembutan yang ada dalam sifat air, (3) karakter tajam, (4) karakter gemuk, (5) karakter kurus, (6)
karakter tali, (7) karakter bambu, (B) karakter lipatan dan (9) karakter balok. Semua karakter ini mengambil sifat yang ada dalam nama-nama karakter tersebut.z2
Meskipun D. Sirajuddin AR. menganggap bahwa geliat dinamis yang terjadi
tersebut belum menjadi "isme" tersendiri
dalam konteks Indonesia23-lahirnya khath Indonesiawi.-nxpsn fenomena itu menunjukkan bahwa Al-Qur'an bagi umat Islam Indonesia tidak hanya sebagai
karakter api dengan nuansa ekspresi sesuatu yang mesti dibaca, tetapi juga seperti kobaran api, (7) karakter air diungkapkan dalam keindahan bentuk-
Untuk detail-detail dari sembilan karakter tersebut, lihat, Abdul Aziz Ahmad, RagunKarakter Kaligrafi Islam (Jakarta, Bumi Akasara, 1996). 23D. Sirajuddin A.R. Seni KaligrafiIslmn, hlm. 10. 22
EdrsiNo.
18Taluffi2W
AtKti: IE
Al.Qra' dn dal*n Pergunulan Mwlim Indanesia
bentuk tulisan. Semangat dan citra teks kitab suci dieksploitasi dalam bentuk
Gngah.z7 Dua santrinya terlibat langsung dalam mewujudkan gagasan spektakuler
Ini ini: Hayatuddin-kelahiran Grobogan, artinya bahwa kaligrafi, tidak saja Purwodadi, 6 April 1967-sebagai penulis diletakkan sebagai suatu ekspresi seni, teks Al-Qur'an, dan Abdul Maliktetapi lebih dari itu, ia juga digunakan kelahiran Sleman Yogyakarta, 25 tulisan dan dekorasi yang melata-rinya.
sebagai ungkapan kesadaran spiritual atas
makna ay at ay at Al-Qu:' an. Menggeluti kaligrafr, seperti yang dialami Amri Yahya, bukan sekadar ekspresi kegelisahan kreatil tetapi juga merupakan iktualisasi spirit
Nopember 1968-merancang desainnya, serta melukis dan menghiasnya. Sedangkan pentashhih-nya diserahkan kepada '!7aros dan Thufik. santri senior, Al-Qur'an dalam ukuran raksasa ini
ditulis dengan khath Naskhi-sebuah jenis khath yang lumrah dipakai dalam penulisan ayat Al-Qur'an, karena mudah C. Mushhaf Al,Qur'an Berukuran dibaca-dengan warna hitam. Kemudian Besar Bukan hanya interpretasi keindahan di pinggir ayat-ayat Al-Qur'an tersebut yang terwujud dalam keragaman karakter diberi hiasan sebagaimana Al'Qur'an khath, Al-Qur'an dalam konteks wujud cetakan Beirut. Bedanya, warna yang materialnya juga telah menjadi medan dipakai untuk Al-Qur'an ukuran besar ini arsitektural dengan menulisnya dalam adalah hijau dan emas. Hijau adalah ukuran raksasa.25 Gagasan ini muncul dari Iambang kesejukan, sedangkan emas K.H. Muntaha al-Hafrzh,26 Pengasuh adalah lambang kebanggaan. Mediayang digunakan untuk ProYek Pondok Pesantren Al-Asy126yah, Kalibeber, Mojotengah,'\Tonosobo, Jawa spektakuler ini adalah kertas ukuran 120 Is[am.2a
Lihaq Majalah Mnwl\No. 18ThXI, Mei 1997, dalamRubrikBudaya "ZikrArnri, ZikirSenimarf', hlm.48-49. 25 Uraian rentangAl-Qur'anberukuranraksasainidiambil darihasil liputan MaialahAnrrlltah..Lihat, ,,LahirSudahQuranTerbesar" M1md\No. 175, l}Maret-SApril 1993, hlm.26,27 darr100-101' 2nGntang KH. Muntaha, lihat Elis Suyono dan Samsul Munir Amin , Biografi KI7. Murtaha al' 2a
Tengah, 2004)' Hafilz, " 22 Uta"raUat;a;^o"i (\Tonosobo: Unsiq Jawauntuk meneruskan apa yang pernah dilakukan oleh ini dimaksudlan Muntaha Gagasan K.H. dengan naik kapal laut, K'H' Abdurrahim haji menunaikan Ketika kakeknya,"K.H. Abdurrahim. Al-Qur'an. Sekembalinya di mnah air, A1' menulis untuk tahun, dua *"*a.rfratk n waktunya, sampai
Namun, Qur'anyang ditulisnyaitu sudah selesai, dankemudiandisimpan&masjidAsy'ariyah,'Wonosobo' penduduknya&tinggalkan itu sudah g.ha" desa itu 1948-waktu masukke Kalibeber, tahun t .dk" kitab, termasuk Al' Belanda membakar semua fasilitas yang ada, termasuk masjid. Akhimya, beberapa Muntaha dalam K.H. penjelasan Lihat, terbakar. ikut eur,an yang ditulis K.H. Abdurrahim tersebut 26' hlm' Majalah,$nmahNo, 175, Z2Maret-5 April 1993,
E
ATRsr
EdisiNo.
l}Talutn2B4
IslahGumimt
cm/80 cm. Namun, setelah HarmokoMenpen waktu itu-memberi bantuan kertas, proyek itu kemudian dihentikan dan beralih pada kertas jenis BC (semacam karton manila), produk pabrik kertas Leces, ukuran 7 meterll.5 meter. Penulisan yang kedua ini diawali pada tanggal 16 Oktober 1991 dan selesai pada 30 Desember 1992. Al-Qur'an raksasa ini terdiri 306 lembar, yang bila disatukan ketebalannya mencapai ZZ cm. Pengerjaannya dibarengi dengan usaha-usaha penjernihan batin. Abdul Malik dan Hayatuddin, waktu mengerjakan tugas ini, selalu berpuasa dan setiap mengawalinya mereka selalu salat hajat terlebih dahulu. Ini merupakan tradisi khas umat Islam dalam melaEdrsiNo,
1\Taliln2W
kukan berbagai pekerjaan besar; selalu disertai dengan ritus-ritus tertentu, seperti salat dan puasa, sebagai bentuk doa agar pekerjaan itu berjalan lancar. Sama dengan Imam Bukhari pada saat menulis kitab hadis shahih, ketika hendak menulis hadis-hadis yang diriwayatkan dia selalu memulai dengan salat hajat. Tinta yang digunakan merupakan ramuan dari tinta rotering dicampur tinta bak (Cina) lalu dimasak dan diberi air teh sebagai perekat. Tinta ini diperoleh dari Nur Aufa, mantan juara kaligrafi nasional, asal Kudus. Untuk proyek ini diperlukan 15 botol tinta, ukuran botol Aqua kecil, dan 11 pena yang terbuat dari bambu \X/uluh. Sedangkan untuk menghiasinya
Aftar IE
menghabiskan 20 kilogram cat warna kuning, 1,5 kilogram bubukan warna emas) i0 kilogram terpentin, dan 15 liter minyak sebagai pencampur. Ide kreatif kiai K.H. Muntaha alHafizh ini memperlihatkan bahwa AlQur'an menjadi demikian penting bagi umat Islam Indonesia, bukan hanya dalam konteks makna-makna yang dikandung-
nya sebagai petunjuk. Lebih dari itu, tekstur visual arsitektural yang secara kreatif ditulis dengan ukuran besar memperlihatkan bahwa Al-Qur'an secara material diletakkan sebagai karya seni yang agung,
D.
Al-Qur'anBerwajahPuisi AI-Qur'an yang beredar di seluruh nya ditulis: ,jftr" ; (2) penambahan dunia saat ini ditulis berdasarkan model huruf, seperti huruf alif, misalnya: (Al-Kahfi [18]: tulisan mushaf Utsman yang telah meng- ui.rxi J"u ./ Uu,ri alami modifikasi tersebut. Pola penulisan Z3), kata: iglJ seharusnya, t J; (3) iniiah yang kemudian dikenal sebagai rasm penggantian satu huruf ke huruf lain, 'Utsmani.28 misalnya mengganti huruf alif dengar. Pola penulisan rasm Utsmani ini huruf wawu. Contoh: ,$rUUrrUarUlL memiliki perbedaan dengan kaidah dan (QS. Al.Baqarah [21: 43), kata ilu"ll 2e standar penulisan bahasa Arab yang baku. mestinya ditulis Dl"dl. Beberapa contoh bisa dikemukakan: (1) Di Indonesia, pada tahun 1990-an, pengurangan huru huruf alf, misalnya: muncul kreasi unik dari .HB. Jassin, i4 i,lft 1r1,ir q(ll ;r.r' (al-Mai'dah sastrawan terkenal,30 yang menampilkan [5] : 41), kata,tr.r yang pertama seharus- Al-Qur'an dalam wajah yang puitis.
$
28
Majma' al-Buhuts al-Islamiyyah, Buhuts Qur'uriyyah (Mesir: Al-Syirkah al-Mishriyyah, 197 1),
hlm.150. 2eSelengkapnya
lihat, Muhammad Thahlr Abd Qadfu,Tarikh al.Qur'on (Mesir: Mushthafa al-Babi
al-Halabi, 1953), hlm. 150. 30FiB (Hans Bague) Jassin, dikenal sebagai "Paus Sasua Indonesia". lahir, di Gorontalo, Sulawesi Utara, 31Juli 191?. Dsamping dikenal sebagaikritikus sastra, Jassin jugapengarang ulung. Beberapakaryanya, di
anraranya: GffiwTanahAir,TifaPryoir danDaeraluqqKesusatramrlndanesiaBauMuaJepu'tg.
E
Atte_i
EdisiNo, 18Talnn2N4
Kedengarannya, kreasi ini memang menarik, tapi pada akhirnya melahirkan kontroversi.sr Kreasi iassin muncul ketika dia memeriksa kembali karyanya,
kemudian disambung dengan baris berikutnya. Model penulisan macam ini
ann Mulia ce t akan
Bagi Jassin, pada baris pertama
ketiga untuk cetak ulang. Sejak semula Jassin memang menerjemahkan AlQur'an dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik, dan hal ini telah melahirkan terjemahan dengan bahasa
berhenti dalam satu kesatuan makna yang bisa diresapi oleh pembaca. Ruang yang kosong-kosong itu bukan berarti mubaziq
Al - Qur' anut Karim
B ar
yang puitis.32
Dalam proses pemeriksaan ulang atas karyanya itu, Jassin melihat berbagai mushaf Al-Qur'an-baik terbitan Indonesia, Tirrki, Mesir, maupun Arah-semua
susunannya, menurutnya berbentuk prosa. Belum ada yang susunannya berbentuk puisi.rs Bentuk prosa yang dimaksud adalah dalam model penulisan terpaku pada kepentingan memenuhi ruang bidang yang telah ditentukan untuk ayat Al-Qur'an. Ayat-ayat yang satu kesatuan pikiran itu, kadangkala, dan ini biasa, disarnbung saja untuk kepentingan memenuhi ruang kosong yang ada di belakangnya, meskipun hanya sedikit,
bisa mengganggu konsentrasi pembaca pada isi dan arti ayat.
karena memang cara membacanya diresapi
iebih indah dan enak dibaca. Lay out at^u tata cara penyusunan ayat Al-Qur'an Pada Almaknanya,sa sehingga
Qur'dn Berwajah Pr.risi hasil kreasi Jassin ini didasarkan pada pertimbangan unit masalah untuk setiap baris, bukan banyaknya ruang yang telah disediakan, seperti kebanyakan Al-Qur'an yang beredar selama ini. Misalnya, dalam ayat 8-9 surah Al-Baqarah, tertulis sebagai berikut: ,l
n
t
t
,
t$ / ir'\ytvT ' #!
tvt is
O,qb.?Ur'.
ti;t ilv)r,J**l
#
;;;4. vr'ii;ldyiiirx
Y)
3r Sebelumnya, pada tahun 1978, Jassin telah menyusun Al-Qur'anul Karim Bacaan Mulia yang penerbitannya juga mengundang polemik, bahkan ada yang membakarnya. Reaksi sebagian umat Islam, bisa dipahami dalam konteks bahwa Jassin dikenal sebagai orang yang tidak menguasai bahasa Arab. Padahal bagi orang yang ingin menerjemahkan Al-Qur'an tentu harus menguasai bahasa Arab. Thpi, itulah
jugadiadili olehMUI DKIJakarta, tahun 1992 mengalami
Jassin, ia tetap bertahan danberjalan rerus, meskipun dihujat danpemah aras perminraan Gubemur DKI Jakarra waktu itu. Toh karyanya tetap dicetak. Pada
cetak ulang ketiga dengan jumlah 75.000 eksemplar. Lihar,RepublikaMingu, 24Jaouari1993. r2HB. (Jakarta: Pustaka Utama Jassin, et al.KortroversiAl.Qur'mBeruajahPu*tH.B.JassinPaqwun
Grafiti, 1995), hlm. viii. 3r"Proyek H.B. Jassin: Al-Qur'an Berbentuk Puisi", Suara Karya,4 Desember 1992, dar.Singgalang, 21 Desember 1992, kelnudian dimuat dalam HB. Jassin, et al. Kantroqtersi Al-Qur'anBerwajahPuisiH.B. JassinPenyuswt,
hlm.9.
34lbid. Edrsi
No. 18 Talwn 20U
Aflriir IE
Al- Qrn' at dalam Pergumiltm Muslim Indonesia
Dalam mushhaf standar Indonesia model penulisannya sebagai berikut:
ii rt1 t;Y,Vi \ iinx Y, r;fir ;ryr; ir'jiLI1rybi". ui ar ,Jii,r.;,v;t*,li,i.o.ir"{ Y, ii;A , ir, 't
.,sri.,
t
D
,.
teks. Lihat contoh berikut
ini:
\,,,
?
io\y;ttti,r6t
i)
*,btiY!iir*: V,
t:;.tily,tr,*:q
A ;,ila yr'{Jr
tr
}ii.ri;
Dari contoh di atas terlihat bahwa Model penulisan yang dipakai dalam ayat-ayat secara berkesinambungan, Thfsir Al-Furqm irujuga kelihatan tidak memenuhi kepadatan bidang dan ruang efekti(, ketika di ujung ayat diberi silinder kertas yang tersedia. Karena itu, pada baris yang tidak diberi nomor ayat. Jelas ini ketiga, tersisa potongan ayat 10 yang pemborosan dan tidak mempunyai fungsi apa-apa bagi pembaca, sebab penomoran belum tuntas. Dalam Al-Qur'an dan Terjemahnya ayat sudah diberikan di awal ayat.36 Persoalannya adalah apakah upaya Departeman Agama, terbitan/hadiah Khadimul Haramain tahun 1411 H ditulis Jassin ini bertentangan dengan model Mushaf Utsmani? Menurut D. Siradjuddin sebagai berikut: AR., kaligrafer yang menulis khath-nya, l\tt, .Al- Qur' an B erw aj ah Pzlsi sepenuhnya #!i+u,sr mengacu kepada mushaf Utsmani dan juga niLL:iu; ;vr tunduk kepada rumus mushaf standar - w.-arr, - r,, . Indonesia. Namun, tidak dalam hal tata Y: vt ilr;ht'J?$ lay out-nya. Jika tata lay out-rrya dit.t Q;;;$.Yt|ita'!);ii4 masukkan, sesungguhnya seluruh mushaf yang ada sekarang ini tidak ada yang Titfsir Al-Furqan,35 karya A. Hassan mengikuti jejak mushaf Utsmani. Sebab, model penulisannya bahkan keluar dari dalam tata lay ozr mushaf Utsmani banyak keumuman mushaf yang ada dl Indonesia pemenggalan kata, yang bagi pembaca tersebut, yaitu dengan menerangkan awam cukup berbahaya. Misalnya, dalam angka-angka ayat sebelum masuk ke awal surah Al-Arr'am ditulis sebagai berikut: Mushhaf standar Indonesia menggoreskan
4ii.i$ti.,
15 Yang saya jadikan acuan dalamperbandinganini adalahTafsir Al-Furqanterbitan Dewan Dakwah islamiyah Indonesia, cetakan ke- 10, tanpa tahun. 36 Perbandingan ini diadaptasi dari analisis D. Sirajuddin. AR. Lihat, D. Sirajuddin. AR., 'AI-Qur'an Berwajah Puisi: Dibenarkan tapi Tidak Diakui" dalam UhnrntlQur'an,No.5, Vol. IV Th. 1993, hlm.61.
62.
Itr Atker
EdrslNo. 18Talw2%4
IslahGusmimt
menyangku t tatalayozt mushaf Utsmani
. ,
'S;ttltrr .-it
q t
'rld f r*,Y 'ry;:-r,'hlr\)+ .lts
. ...t..1 .q,.t,
JdrJ.lt
rrfl.
r,3t.j.;rg ')f isg
"i;*!r'*.*
Contoh di atas memperlihrrUr" bahwa mushaf Utsmani yang dihasilkan oleh tim yang dipimptnZayd ibn Tsabit,
ini diklaim sebagai muqifi dan mutlak, tentu akan terjadi kerancuan dalam mushaf kita sekarang ini, karena mushaf yang beredar di dunia Muslim sekarang jelas berbeda tata lay out-rrya dengan mushaf Utsmani.
Gagasan mengenai tata lay out dengan segala tanda baca yang sempurna,
seperti yang kita lihat sekarang, sebetulnya muncul pada periode Bani Abbas yang dipelopori oleh Abu Hasan, yang dikenal dengan Ibn Bauwab (w.413 Hl I}ZZM). Karya-karyanya kemudian bermunculan pada masa kekuasaan Tilrki Utsmani dan kerajaan-kerajaan islam Persia. Pengaturan halaman mushaf sekarang, umumnya mengacu pada
dengan memakai khath kzll belum menentukan tata lay out. Kata-kata: )ltl,r.r.rr.rlrJl,r.l)ll yang dipenggalpenggal seperti di atas sangat membaha- periode Baghdad dan para Sultan yakan bagi para pembaca awam. Persoalan Ikhaniyah, bukan lagi pada Utsman ibn yang muncul kemudian adalah bila Affan.38 37
Contoh ini mengacu pada satu mushhaf 'Utsmani-jumlah keseluruhannya 5 buah, ada yang mengatakan 7 buah-yang poffetnya tersimpan di Dar al-Kutub Douha (Qatar), sedangkan aslinya tersimpan di Samarkand. Pemotretan ini berlangsung pada 1905 di kota Petersburg, arau Leningrad sekarang, di masa Julius Kaisar. Lihat, ibid. Di antara pagina mushhaf ini tidak bertanda baca, baik harakahmauputna4t-r'ryadan ditulis dengan khaththkufi. Contoh di atas sengaja ditulis dengan khath diterakan tanda baca unruk memudahkan. 38 D. Sirajuddin. AR., 'Al-Qur'an Berwajah Puisi: Dibenarkan tapi Tid3k Diakui" dalam Ulwnul Qur'an, No. 5, Vol. IV Th. 1993, hlm. 6l-62.Mengenai harus-tidaknya menulis mushhaf dengan gaya IJtsman, sebenamya telah dijelaskan dalarnbukuPedonanPmtashihMrnhaf ALQrn'antmtmgPmulisandmt naslchi dan
TimdaBacasusunanPuslitbangl-ekturAgamaDepartemenAgamaN igT6,yangmengambilrigapendapar. tulisanAl-Qur'anharus mengikuti khathmushhaf 'Utsmani, meskipunkhath tersebutmenyalahi kaidahnahwfiyah dan sharfiy)ah, serta meskipun khath tersebut mudah mengakibatkan salah bacaannya bila tldakdiberiharakat.Ke&ta, tulisanAl-Qur'anbolehmengikuakardah'mabrylahnahwiyyahdattshmfrylah, meskipun rnenyalahi khath 'Utsmani. Sebab hal itu memudahkan pembaca, terutama bagi yang belum mengenalnya. Dasar hukum keharusan mengikuti khath'Utsmani hanyalah'a4hylahijtihodiyahsemata. Ketrga, Al-Qur'an yang merupakan bacaan umum harus ditulis menuru tkaidah'arabiyahnahwiyyah dan sharfiylah,nrnun tetap harus ada yang ditulis menurut khath 'Utsmani sebagai pelestarian warisan sejarah. Pendapat pertama dirujukkan pada ulasan Al-Suyuthi. Lihat, Al.Suyuthi, Al-It4anfi'I)lumal-Qur'mr,I: 166-167, pendapat kedua dan ketiga merujuk pada Al-Maraghi, Thfsir al-Mmaghi,l: L3-14. Pertmna,
EdisiNo. 18Tahun20a4
AtHii:
If,
Al-Qtn' dn d/lknn Pergumilan Muslim Indmesia
ffiH
nahwiyyah.
Kedua, dalam Al-Qur'an Berwajah
Puisl keseluruhannya menggunakan khath tunras nahwiyyah, sedangkan dalam
A1-Qur'an standar beberapa kaidah Utsmani kadang masih terpakai. Namun,
keduanya retap menggunakan khath naskhi bukankufi,sebagaimana bentuk asli
mushaf Utsmani.
Ketiga, dalam Al-Qur'an Berwajah Pzlsi tidak ada ketentuan berapa ayat
dalam setiap satu wajah halaman (shahifah), sedangkan dalam Al-eur,an Dari uraian di atas tampak bahwaAl-
Qur'an Berwajah Pzisi kreasi Jassin mempunyai kekhasan tersendiri. Pertand., dalam masalah lay out- L1y adis us un secara
simetris dengan mempertimbangkan makna puitis di setiap ayat, sedangkan dalam mushaf standar disusun biasa dengan pertimbangan luas bidang kertas yang disediakan. Oleh karena itu, ia sering
memenggal ayat meskipun masih ada ruang tersedia, demi pertimbangan makna tadi. Hal yang sama, sebetulnya juga dilakukan dalam mushaf standar, hanya saja pertimbangannya lebih pada keserasian dan pemenuhan bidang ruang yang tersedia, bukan makna. Namun, keduanya dalam pemenggalan tersebut sama-sama tidak mengingkari kaidah
standar, dengan tujuan mempermudah hafalan, biasanya setiap shnhifahterdiri atas 13,15,20 baris atau bahkan lebih. Gagasan spektakuler Jassin yang dimulai sejak tahun 1991 ini,3e penulisan kaligrafinya diserahkan kepada Drs. D. Sirajuddin A.R., kaligrafer dan dosen UIN Jakarta. Obsesinya ini memerlukan biaya
yang tidak sedikit: untuk membuat kaligrafi Rp. 500.000 per juz, kali 30 iuz, sehingga mencapai Rp. 15 juta, untuk biaya mentashhlh diperlukan anggaran sekitar Rp. 10.000,- serra anggarananggaran yang lain. Jumlah keseluruhan memerlukan biaya Rp. 150 juta. Semua biaya ini diperolehdari sumbangan pribadi B.J. Habibie-waktu itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi Repubhk Indonesia.s
3elihat, "Qur'anitu Puisi"\TawancaradenganHB.Jassindalam PatjiMasyarakar, No. 742,XXX1V,
1-10
januari 1993, hlm. 76.
€'Al-Qur'an Berwajah Puisi Menjadi Obsesi H.B. Jassiri' ,\ngkatanBersenjata,22 Desember 1992, dan 'Al-Qur'an Dilarang Berwajah Puisi" ForumKeadilanNo. 22, 1B Pebruari 1993, kemudian dimuat dalam HB. Jas sin, et al. Kutroversi ^Al-Qur'anBerwajahPuisiH.B. JassinPmryuswt,hlm. l4 dan 85.
E
Atta:
Edis'No. lSTalwn2N4
IslahGusmion
Berbagai pihak, waktu itu, telah yang diungkapkan Ali Yafie, atau dengan dihubungi, seperti Prof. Hasymi, BJ. alasan bahwa cara penulisan Al-Qur'an Habibie, Abdurrahrnan'S7ahid, Bismar itu merupakan petunjuk langsung dari Siregar, M. Amien Rais, dan beberapa Tuhan (tauqifi), sehingga tidak bisa tokoh lain, untuk dimintai tanggapan. diubah, seperti yang disampaikan oleh Dr. Gus Dur, bahkan siap memperjuangkan K.H. Ma'ruf Amin, Katib Am SYuriah jika nanti muncul ribut-ribut.al PBNU, waktu itu.a5 Namun, bukan berarti secara Pekerjaannya itu selesai tepat pada ulang intelektual Jassin tanpa pendukung. Prof. tahunnya yang ke-76, 31 Juli 1993.42 Sayangnya, sebelum mengetahui H. Chatibul Umam (Guru Besar Pada bagaimana sesungguhnya model AI- Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah Qur'an Berwajah Porisi ini, waktu itu, Jakarta), Ali Audah (satrawan dan masyarakat telah terjebak pada isu A1- penerjemah sejumlah literatur Arab), dan Qur'an yang dipuisikan, sehingga yang Abdurrahman Wahid (ketua PBNU) tercipta adalah prasangka yang tidak sehat. adalah di antara inteiektual yang secara KH. Hassan Basri, Ketua MUI waktu itu, konseptual mendukung kreasi Jassin. misainya, menolak terbitnya Al-Qur' an Sejauh tidak ada tanda baca yang diubah berwajah Puisi karena dianggapnya dan kedudukan ayat juga tidak diubah mempermainkan Al-Qur'an.a3 Bahkan, mereka tidak mempermasalahkan upaya dalam acara studium general di Fakultas itu.6 Kontroversi itu semakin menajam Ushuluddin IAIN Jakarta bersama HB. Jassin, 17 Mei 1993, Dr. H. Fuad Moh. setelah MUI dan Lajnah Pentashihan Fachruddin menghubungkan penulisan Mushaf Al-Qur'an Departemen Agama, Al-Qur'an berwajah Puisi ini dengan menolak format Al-Qur'an versi Jassin tersebut. MLJI lewat suratnyaNo. U-1061/ perilaku orang Syi'ah.aa Di samping beberapa tokoh yang MUIrfl I/1 992 yarg ditandatangani K.H. menyerang Jassin dengan nada emosional Hasan Basri dan Sekretaris Umum, Protersebut, ada beberapa tokoh yang djokusumo, dan Departemen Agama lewat mengungkapkan kekurangsetuj uannya surat No. P III/TL.0Z lll247lll79ll992 dengan pertimbangan demi umat, seperti ditandatangani Ketua Badan Litbang 4t
lbid. HB. Jassin, et al.Kontrouersi Al-Qur'mBerwajahPuisiH.B. Jassin Perryunm, hlm. viii. ar Pernyataan ini sebagaimana dikutip Me dialndatesiaMinggw,29 Agustus 1993. aa Sebagaiman diuraikan D. Sirajuddin AR. Lihar, D. Sirajuddin. AR., 'Al-Qur'an Berwajah Puisi: Dibenarkan rapi Tidak Diakui" dalamUlwnulQur'cr4 No. 5, Vol. IV Th. 1993, hlm. 61. 45 Wawesan,26 Januari 1993, dikudp dalam HB. Jassin, et al.Kontroc)ersi Al-Qur'anBerwajahPuisi az
H. B. Jassin Perryrar,ut, hlm. 48. a6
Edisi
Republika,28 Januari 1993, dikutip dalam HB. Jassio,ibiA., hlm.50.
No, l8Tahun2004
Aflr-ii1
E
Al- Qw' an da)an Pergwru.tlm Muslim Indonesia
Agarna Puslitbang Lektur Agama Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an Depag, H.A. Hafizh Dasuki, yang ditujukan kepada Jassin, menolak permintaan rekomendasi Jassin sehubungan dengan penerbitan AIQur'an Berwajah Przisl itu. Alasannya, menurut Hasan Basri, karena susunan naskahnya tidak sesuai dengan mushafAlImam. Sedangkan Depag, berdasarkan rapat pleno Lajnah Pentashih Mushaf A1-
Beberapa contoh bisa diuraikan.
Misalnya, dalam surah Al-Ikhlash, keempat ayatnya berirama -ad dengan mengesampingkan bunyi-bunyi nada,
surah Al-Fil, ayat-ayatnya berirama ll dengan mengesampingkan vokal-vokal akhir dan membolehkart -ul pada salah satu akhir ayat. Begitu juga yang terjadi pada surah Al-Dluha. Ini mendeskripsikan bahwa Al-Qur'an sebenarnya bukan puisi Qur'an, pada 17 September 1992, dan juga bukan prosa secara total. Struktur memutuskan bahwa Al- Qur'an versi Jassin bahasa Al-Qur'an dengan perubahan rima dlnilai lebih besar mudaratnya ketimbang yang tiba-tiba; pengulangan kata rima yang sama dengan penggandengan ayat; manfaatnya.aT Sebenarnya, perdebatan tentang pencampuran pokok bahasa asing ke apakah Al-Qur'an cenderung pada garis dalam suatu bagian A1-Qur'an yang puitis atau prosa dalam literatur Islam telah homogen, keterputusan dalam konstruksi muncul jauh sebelum H.B. Jassin gramatikal, perubahan yang tiba-tiba memuitisasikan ayat-ayat Al-Qur'an. dalam panjang ayat; peralihan mendadak Mayoritas ulama menyatakan bahwa tanpa dalam suasana dramatis dari kata ganti dipuitisasikan, sesungguhnya ayat-ayat A1- tunggal ke jamak adalah di antara Qur'an telah mengandung nilai puisi yang beberapa keunikan dan kekhasan Alsangat agung tapi ia sendiri bukanlah puisi.€
Qur'an.ae
a? HarianTerbit, 2l Januari l993,Medialndorc.sia,21Januari l993,Pelia,2i Januari 1993, dikutip kembali dalam HB. Jassin, ibid., hlm. 17 -22. € Thaha Husein, sastrawan Mesir, membagi perkataan pada: puisi, prosa, dan Al-Qur'an, sehingga memisahkan bahasa Al-Qur'an sebagai bahasa yang khas: bukan puisi dan bukan prosa. Sebab, AlQur'an tidak runduk pada aturan puisi maupun prosa. Zakl Mubarak, berpendapat sebaliknya. Dalam kitab al-Nashr al-Futni dia mengatakan bahwa Al-Qur'an sebagai prosa Arab yang berbeda dari prosa sebelum dan sesudah kedatangannya. Mushthafa Anani menyebut Al-Qur'an tergolong prosa dengan perbedaan dari kelaziman prosamwsal dan kata bersanjak Arab biasa: kadang berwajah prosa, tapi di bagian lain berwajah sajak, dan bahkan kombinasi antarkeduanya. Sedangkan al-Baqillani menolak wajah sajak dalam Al-Qur'an. Alasannya, dalam puisi harus ada minimal 4 bait dengan penyeragaman ujung.ujung q afiyah.nya, sedangkan Al.Qur'an tidak demikian. Lihat, D. Sirajuddin. AR., 'Al-Qur'an Berwajah Puisi: Dibenarkan tapi Tidak Diakui" dalam UlumulQur'an, No. 5, Vol. IV Th. 1993,h1m.62. ae Lihat, \Xil Montgomery'Watt, Pengantm Studi Al-Qur'mPerlyempunwan atasKaryaRichardBell, terj. Thufik Adnan Amal (Jakana: Rajawali Press, 1995), hlm. 109-131. Dari segi bahasa Al-Qur'an memang menyimpan kekuatan stilistik. Untuk kajian soal ini lihat, Syihabuddin Qalyubi , Stilistika al1997). Qn'an,PengantdrOricntasiStuAiALQ*'an(Yogyakarta:TitianllahiPress,
E AtHfu
EdrsiNo.
llTahun2&4
IslnhGwmian
Lepas dari pro kontra
di atas, kreasi ini merupakan khazanah baru Jassin Indonesia: seorang Muslim telah ngekspresikan kecintaannya terhadap AI-Qur'an dengan menampilkannya wajahnya yang puitis, meskipun AlQur'an bukanlah puisi. Jassin sadar benar
hhwa dirinya tidak sedang menjadikan Al-Qur'an sebagai puisi. Dia hanyalah menampilkan Al-Qur'an dalam wajah yang puitis.
E
Seni Tilawah Al-Qur'an Membaca Al.Qur'an termasuk ibadah (al-muta' abb al bi tilaw atih), demikian visinormatif dalam Islam.5o Sebab, seperti disampaikan dalam sebuah hadis, AlQur'an mempunyai kelebihan dibanding
perkataan-perkataan yang lain. Orang yang membaca Al-Qur'an diibararkan seperti buah jeruk, rasa dan baunya enak. Sedangkan orang yang tidak membaca
AI-
Qur'an ibarat buah kurma, rasanya enak tetapi tidak ada baunya.5r Oleh karena iru, umat Islam dianjurkan untuk membaca Al-Qur'an secara tartil sesuai dengan prinsip-prinsip dalam ilmu tajwid.sz Bahkan, lebih darl itu, dianjurkan juga untuk dilantunkan dengan suara dan lagu yang baik. Dalam beberapa hadis dikatakan, misalnya, hiasilah Al-Qur'an dengan suaramu yang baik;53 Tidak terinasuk umatku yang tidak melagukan bacaan AlQur'an;5a Segala sesuatu mempunyai perhiasan, adapun perhiasan Al-Qur'an adalah suara yang baik.55
50
Para ulamastudi Al-Qur'anmendefinisikanbahwaAl-Qur'an adalah Kalamullaha].mmazzal'ala Muhmunad shallahu'alaihi wa sallmn, al-muta'abbadbitilawatih. Lihat, Manna' al-Khalil al-eaththan,
Mab ahits fi ' U lwn 5
al - Qur'
an, hlm. 2 7 .
r
Lihat, hadis yang diriwayatkan oleh Hudbah ibn Khalid Abu Khalid dari Qatadah dari Anas dari Abu Musa dari Nabi Muhammad SA\( dalam Abu Abdultah Muhammad ibn Isma'il al-Bukhari (selanjutnya disebut al-Bukhan),MaarAl-Bul
dibaca dengan tartil (QS.
Al-MuzammiltT3l:4) danketikaAl-eur'an
dibaca, Tirhan memerintahkan umat Islam untuk mendengamya dengan baik, dan memperhatikan dengan tenang agar mendapar rahmat (QS. Al-Araf t7l:ZO4). 53 Hadis ini diriwayatkan Abu Dawud, Al-Nasa'i, Ibn Majah, dari Syu'bah dari Thathah dari Abd
I
al'Rahman dari ibn'Usajah dari Barra'ibn Azib, dengan sanad yang baik (layyrd). Lihat, Ibn Katsir,
lblsir Al- Qur' an al-Azhim, Iy : 3 5. Dari Abu al-Qasim al-Bagawi dari Muhammad ibn Hamld dari Salamah ibn al-Fadlt dari Abdullah ibn Abd al-RahmanibnAbi Malikah dari al-QasimibnMuhammad dari al-Sa'ib dari Sdd.Lthat,ibid. 55 Dari Abu Bakr al-Bazzar dari Salamah ibn Syabib dari Abd at-Razzaq dari Abdullah ibn Muharrar dari Qatadah dari Anas. Ibid.hlm.54. Sebagian ulama, ada yang memakruhkan membaca Al-Qur'an dengan dilagukan, sejauh proses itu mengarah pada permainan, berlebih-lebihan yang mengedepankan hawa nafsu. Gntang soat ini, lihat, ibid. hlm. 37 . F adla' il aL Qur' an dibagtran akhir 5a
EdisiNo. l8Tahun\N4
A-IEfu
E
Al- Qw' an da)an Pergwndan Muslim InAonesia
Bentuk bentuk lagu bacaan semacam itu, di Indonesia secara besar.besaran diambil dari Mesir, dan-menurut dugaan Howard-rnungkin juga berasal dari kebiasaan Ummi Kultsum yang merupakan salah seorang pendiri praktik penyesuaian ayat-ayat Al-Qur'an terhadap musik. Budaya seni baca Al-Qur'an ini dalam perkembangannya memperoleh dukungan dari pemerintah Indonesia dengan diadakan Musabaqah Tilawatil Qur'an, sejak tahun 1968.57 Di Indonesia, MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur'an) sesungguhnya mentpunyai sejarah yang cukup panjang. Secara embrional kegiatan seni membaca
Visi normatif yang demikian itu A1-Qur'an telah banyak dilakukan menjadi cikal bakal munculnya budaya seni baca Al-Qur'an, di mana salah satu
bentuk kecintaan seorang Muslim terhadap kitab sucinya (Al-Qur'an) diekspresikan dalam bentuk lantunan indah dengan nada-nada tertentu ketika mernbaca Al-Qur'an. Di sini, Al-Qur'an tidak saja dibaca secara tdrtil, tetapi juga dilagukan dengan nada-nada yang telah ditentukan. Dalam tradisi seni baca A1Qur'an, teiah disusun berbagai tnusih yaog mengatur bagaimana ayat.ayat Al- Qur'an dilantunkan secara indah, seperti: bayati, shaba, hijaz, nahawan, slikah, raLLS, dan jihmkn.%
masyarakat, hanya saja masih bersifat lokal. Sejak awal kemerdekaan, telah muncul gagasan untuk mengangkat kegiatan MTQ secara nasional. Setidaknya ini terlihat dari keinginan KH. A.
\Uahid Hasyim-waktu itu Menteri Agama 1g$-yang melontarkan gagasan tentang perlunya membentuk sebuah lembaga yang menaruh perhatian ter-
hadap Al-Qur'an. Pada tanggal 17 Ramadian 1370 H (1950), di rumah KH. A. \Uahid HasyimJl. Jawal?Jakarta, pada acara buka bersama, tercetus gagasan untuk membentuk sebuah organisasi yang menghimpun para ahli. qira'at, qari, dan
Uraian renrang bentukbentuk rausih ini llhar, Khadidlatus Shalihah,PerkernbmganSeniBaca Qur' an dan Qiraat Tuj uh di Induwsia (J akarta: Pus taka AI- Husna, 1 98 3 ) . 5? Howard H. Federspiel, Kajian Al-Qrn' an dilndanesa, hlm. 201' 56
Er
Attir
EdtuiNo.
Al'
l\Talutn2T4
IslahGusmian
huffazh Al- Qur'an, dengan nama Jamiyarul Qurra wal Huffazh (}HQ).* Pada tahun
ini diresrnikan oleh KH. A. Wahid Hasyim dalam rangkaian acara Maulid Nabi Muhammad di rumah H. Hasmuni, Sawah Besar Jakarta.se Kegiatan MTQ yang diselenggarakan pertama kali pada tahun 1968 kini menjadi kegiatan rutin. Dalam setiap acara MTQ ini, berbagai macam lomba yang berkaitan dengan Al-Qur'an digelar-tidak hanya yang berkaitan dengan seni tilawah a1-Qur'an-misalnya: Tilawah al-Qur'an, Hifzh al-Qur'an, Fahm alQur'dn, Khathth al-Qur'an, Syarh alQur'dn, dar. Tafsir al- Qur'an Bahkan, pada tanggal25 -77 Aprll1992 untuk pertama kalinya digelar lomba MTQ untuk TKA, di TMII yang melibatkan anak-anak di bawah lima tahun di seiuruh Indonesia. Acara ini diselenggarakan oleh BKPMI (Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia), LPPTKA (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Thman 1951 Jamiyah
Kanak-kanak Al-Qur'an) dan PT Humpuss.o
Acara MTQ macam ini, dalam perkembangannya tidak hanya menjadi
sebuah fenomena relegius semata yang berkaitan dengan perintah Nabi agar umat Islam membaca kitab sucinya dengan baik dan merdu, tetapi juga telah berkembang menjadi sebuah budaya yang penyeleng-
garaannya menelan biaya yang tidak sedikit dan melibatkan peran-peran strategis pemerintah serta beberapa instansi yang menjadi sponsor. Acara MTQ ini memang mempunyai fungsi simbolis, integrati( dan ekonomis, persis dengan pesta olah raga.61 Dengan diadakannya MTQ yang melibatkan pemerintah, akan memberikan kesan bahwa pemerintah Indonesia mempunyai perhatian besar terhadap kepentingan Islam, bukan negara sekular. Bagi umat Islam
sendiri acara ini merupakan simbol kekuatan umat, syiar Islam, yang memberikan kesan bahwa umat Islam di Indonesia tetap merupakan umat yang dominan, dan juga gema ayat suci ini mempunyai daya terdpeutik, dt mana orang merasa saleh dan dekat dengan Tirhan meskipun pada kehidupan sosial mereka mengabaikan firman Tuhan. Fungsi integratifnya dapat dilihat dari kebersatuan pemerintah dan umat Islam,
Gagasan Menteri Agama yang hafizh Al-Qur'an ini diterima oleh beberapa ulama, misalnya, Dr. KH. Aboebakar Atjeh dan K.H. Wahab Hasbullah 5e Peresmian ini menghasilkan susunan pengurus besar (sementara) : Penasehat, KH. Abdul \7ahab Hasbullah, KH. A. \7ahid Hasyim, KH. Abdul Karim dan KH. Djamhur; Pengurus Harian, Ketua Umum Dr. KH. Aboebakar Atjeh, Ketua I KH. Darwis Amini, Ketua II KH. Nazaruddin Lati( Sekretaris Muhammad Nur, Sekretaris I KH. Tb. Manshur Ma'mun, Bendahara H. Hasmuni &bantu H. Abdul RahimMartam. Lihat, "MTQ, Riwayarmu Dulu" LaporandalantPesffitrqt, No. lly'ol. VIIUl99l,Llm.47 "48. 60 Unruk derail penyelenggaraan MTQ Anak-anak ini lihat, "Pertama Kali di Dunia MTQ AnakanakBalita", LaporangKhusus dalamAmanalr, No. 153, 1B-31Mei 1992, hlm. 16-18, dan98. 58
6lJalaluddinRahmat,'Janganl-epasBurungdiTangari'dalamPesantralNo. 1f/o1.V[V1991,hlm.54. Ediri No. l8ToJutn2N4
AtBii;
E
Al- Qtu' an dalmn Pergnnulan Muslim Indonesia
juga faksi-faksi yang ada dalam Islam, dalam menyelengarakan acara MTQ tersebut, sehingga tradisi ini tidak lagi
juga dihafal, sebagai salah satu bentuk
menjadi proyek umat Islam, tetapi proyek nasional. Sedangkan fungsi ekonomis tampak dalam berbagai peluang kerj a yang muncul di sekitar proyek MTQ ini. Fenomena budaya ini tampak menjadi demikian unik, yang sulit ditemukan di dalam tradisi agama-agama lain: ayat-ayat kitab suci dibaca dan dilagukan dengan nada-nada tertentu, keindahan dan
generasi ke generasi. Hal ini sangat terkait
peran dalam pemeliharaan orisinalitas dan
kesinambungan ayat-ayat Al-Qur'an dari
dengan kepentingan tradisi tahfizh AlQur' an di dalam umat Islam.62 Tiadisi menghafal sesungguhnya me rupakan suatu yang khas pada masyarakat Arab pada masa sebelum Nabi Muham-
mad SA\7. Sebab, bangsa Arab pada umumnya adalah masyarakat pengembara yang tidak begitu memperhatikan budaya
ketepatan bacaan tersebut kemudian tulis. Untuk kepentingan penyebaran dilombakan, dan dalam perkembangan- berita, komunikasinya masih bertumpu nya telah melahirkan berbagai fungsi di pada tradisi lisan.63 Pada abad ke-6 M, sebelum Islam tengah masyarakat. datang, merupakan zamarr kesusastraan E Al,Qur'ansebagaiRitus yang penuh semangat kepahlawanan bagi Sebuah kenyataan bahwa Ai-Qur'an bangsa Arab. Puisilah, waktu itu, yang dibaca berulang-ulang oleh umat Islam, akrab dengan mereka. Namun, mereka meskipun orang yang bersangkutan tidak sepenuhnya tetap bertumpu pada tradisi mengetahui makna yang dibacanya, baik lisan dalam mengabadikan sajak-sajak dalam salat, maupun upacara ritual mereka,64 sehingga daya hafalan mereka tertentu, seperti pernikahan, khitanan, begitu kuat. Itulah sebabnya, pada waktu dan pengajian. Bahkan, secara teologis, lahimya Islamsekitar awal abad ke-7, A1khusus di bulan Ramadlan dianjurkan Qur'an sebagai kitab suci, disiarkan untuk melaksanakan acara ndarnn ,\L- pertama kali dikalanganorang Islam tidak Qur'an. Di samping dibaca dengan melalui tulisan, tetapi dengan tradisi lisan berulang-ulang tersebut, ayat Al-Qur'an kemudian dihafal, sebagaimana tradisi 62Katatahfizhberasal dari akatkaahifxhyangberarti menjaga atau menghafal. Dari sini orang yang hafal Al-Qur'an disebut al-hafizh, jamaknya huffazh atauhafaThah. Gtapi dalam literatur klasik dan beberapa hadits, al-hafizhsering disebut dengan istilah hamil (pembawa) Al-Qur'an.Hmnil al-Qur'anini mempunyai kedudukanyangmulia, asyralutnmatihmwlatal-Qtn'an. Lihat, Abu Zakariaibn Syarafuddin al-Nawawi, al-Tifuonfi AdabHamalat al-Qw'an (t.tk: t.p, t.th), hlm.29. 63 Manna' al.Qaththan, Mabohits fi 'Ulwn al-Qtn'an, hlm. 1 19. ft Yasin Hamid Safadi,KaligrafiIslam) [rlm. 7; D. Sirajuddin AR, Al. , Qur'an dan Reformasi Kaligrafi Arab dalam UlunniQur'an,No. 3 Vol. I, Th. 1989, hlm. 52.
E Afkel
EdrsiNo. 18Tohm2N4
IslahGu.smifii
vang ada dalam masyaratat Arab pada saat
itu. Dari sinilah muncul tradisi menghafal Al-Qur'an yang dipelopori oleh para sahabat Nabl. Secara kultural, tradisi menghafal (tahfizh) Al-Qur'an di Indonesia tumbuh dan berkembang dalam kultur kepesanftenan. Namun, dari segi sejarah kelahiran dan perkembangannya, jika pesantren secara umum lahir dan berkembang bersama datangnya Islam di bumi Nusantara, maka rnenghafal Al-Qur'an muncul di Indonesia baru pada abad ke-18 M.tr Sulit dlpasrikan kapan tradisi ini mulai ada di Indonesia. Namun, secara historis kita bisa melihat bahwa budaya mengha':rl Al-Qur'an ini terbentuk pada saat para pelajar Indonesia menuntut ilmu di Mekkah dan menjadrmuqimin unruk beberapa tahun. Biasanya, sebagian mereka ini kemudian menjadi kiai atau ulama dan mendirikan pesantren.66 Jika para kiai yang telah hafal dan mendirikan
pesantren tahfizh Al-Qur'an, tentu mereka itu sebelumnya menghafalkannya secara talaqqi (belajar langsung) kepada syaikh di Mekkah. Sebab, sebelum mereka
65
mampu mengkhatamkan hafalannya dengan baik, tentu tidak akan memperoleh rcstu (ijaTah) mengajarkannya kepada orang lain, dan belum mendapat sanad-sllsilah guru tahfizh yang bersambung secara berantai. Contohnya, K.H. Munawwir, pendiri pesantren A1Munawwir Krapyak Yogyakarta-pembuka tradisi tahfizh Al-Qur'an di Yogyakarta dan Jawa Gngah-pernah bermukim di Mekkah selama 21 tahun, setelah memperoleh izin untuk mengajarkan tahfizh Al-Qur'an, pada tahun 1911 ia pulang ke
Muntaha Azhari, "Thhfizh Al-Qur'an di Indonesia" Makalah disampaikan pada Sarasehan
Perspektif Hafizh dan Thhfizh Al-Qur'an di Indonesia, diselenggarakan oleh Jam'iylrah Hafazhah AlQur'an di Demak, 7 Mei 1990; Muntaha Azhai, "Tiadisi Thhfzih: Ilmiah atau ubudiah" dalamPesa.*ren, No. llrlol.Vlll, 199i. 66 Tiadisi tahfizh Al-Qur'an di Indonesia ini lebih dekat dengan dunia pesantren. Dari sekian banyak lembaga yang mengembangkan tradisi ini, setidaknya hingga kini, hampir bisa dipastikan mempunyai latar belakang pesantren, dan kalau dikerucutkan secara ideologis mereka adalah orang. orang NU. Dalam Muhammadiyah, tradisi tahfizh A1-Qur'an ini tidak banyak berkembang, meskipun ada tokoh-tokoh Muhammadiyah, di tahun 1920-an yang hafizh Al-Qur'an, misalnya H.M. Rasyidi. Untuk keterangan soal H.M. Rasyrdi ini lihat, Endang Basri Ananda (pe.ry.), 70 TahmProf . Dr. H.M. Rasji& (Jakarta: HarianUmum Pelita, 1985), hlm. 14.15. EdisiNo. 18Tahwn2N4
AtKii:
E
Al-Qtn' an ddam Pergwnulan Muslim Indmesia
a
Indonesia dan mendiri-kan pesantren tahfizh Ai-Qur'an. Juga Syaikh As'ad, seorang hafizh A1-Qur'an keturunan
menguasai Ai- Qur'an, lafzhm, md nan,
Sulawesi Selatanyang besar di Mekkah, pada
disiplin keilmuan lain, seperti tafsir, hadis, {iqih, bahasa Arab, serta ilmu-ilmu yang khusus berkaitan dengan Al-Qur'an. Model if,ilah yang diterapkan di Madrasatul Qur'an, Gbuireng, Jombang sejak era K.H. Yusuf Masyhar. Keberadaan ISIQ dan iIQ, yang ada di Jakarta dan'Wonosobo,
tahun 1927 pulang ke Sengkang,
'Wajo,
Sulawesi Selatan, dan kemudian mendirikan
pesanffenAs'adiyah.67
Dalam dunia pesantren, Pesantren tahfizh Al-Qur'an dikategorikan sebagai program khusus rakhasfu hush (spesialisasi)' Bila pesantren pada umumnya membentuk
w
'amalan. Oleh karena itu, santri juga
diwajibkan mengikuti kegiatan belajar
juga diorientasikan untuk memenuhi keulamaan dengan program pengajaran kehendak tersebut. Beberapa buku telah yang bervariasi dan berjenjang, maka ditulis untuk kepentingan tahfizh Alpesanuen tahfizh khusus mencetak hafizh Qur'an ini, misalnya, Tata Cara Prob' dengan program tunggal tahfizh Al- lemwikaMenghafal,\l'Qn'mdanPeantiuk' H.A. Muhaimin Qur'an. Namun, ada beberapa pesantren peumjukny adisusun oleh huffazh yang tarjetnya tidak sekadar Zen..8 Di tengah dinamika umat Islam Inmenghafal Al-Qur'an, tetapi juga mema' hami arti kandungannya' Mendidik santri donesia, tradisi tahfizh Al-Qur'an ini
" S.karr* rr, -lrt"
Al'Qur'an di rang dipimpin oleh dua tokoh tersebut, pesantren tahfizh
hafizhIndonesia telahiersebar di seluruh wilayah. Beberapa kiai yang dianggap sesepuh di kalangan Kudus), sebagiannya telah wafat-adalah, K.H. Arwani Amin (pengasuh pesantren Yanbu'ul Qur'an, (pengasuh Umar r.g. edlan Ali (pengasuh Pesantren'lyalisongo, Cukir, Jombang), K.H' Abdullah (pengasuh Pesantren Asy'ariyah' Pesantren Tahaffuzul Qur'an, Kauman, Semarang), K.H' Muntaha 'wonosobo), K.H. Yusuf Masyhar (alm) (pengasuh Madrasatul Qur'an' Pesantren Tebuireng, Kalibeber, K.H. Abdunahman Ambodalle (pengasuh Pesantren DarudDa'wah wal lrsyad, Bone, Sulawesi Jombang), "S"tu,rri, k.U. Abdullah Salam (pengasuh Pesa.rrre., Mathaliul Huda, Kajen, Pati), K.H. Mufizh Mas'ud (pengusuh Pesantren Pandr.ra.rrr, Kaliurang, Yogyakarta) ' Tentu saia, di setiap daerah dari yang disebut t.luh l"hir kiai huffazh yang melakukan kaderisasi melalui pesantren. Bahkan di pesantren Sedayu, Ji "t^ Gresik melakukan pengajaran tahfizh A1-Qur'an ini khusus untuk anak-anak balita' 68 H.A. Muhaimin Zen, Tara Cara Problematika Menglwfal ,\l-Qur'on dan Peumjuk'peamjuknya (Jakarta: Pustaka al.Husna, 1985) '
Indonesia mempunyai presrasi yang baik dalam acara Musabaqah Hifzhul Qur'an' Sejak pada tahun 1980, prestasi diadakannya Musabaqah Hifzhul Qur'an ringkat internasional di Makkah, oleh Hafizh dari Pesantren yang diwakili Indonesia Pada tahun 1980, indonesia cukup 6e
^.r-rgg.*birakan. peserta 57 negara dan 26 Kudus berada dalam ururan ke VI dalam kelompok sepuluh hafizh terbaik, dari Pesantren Madrasatul Pondok dari hafizh seorang Abshor, orgur-rir*i. Tuhrn 1981, dengan diwakili oleh Ulil juara II. Lihat, Dirjem Bimas Islam dan Urusan Haji, QLr'"., Gbuireng Jombang, Indonesia meraih
p)damanpembinaifahfizlrulQur'an (Jakarta: Pusat Ditjen Islam dan Urusan Haji Departemen Agama RI, 1984), hlm.3.
E
Afulii
Edrsi
No. 18 Tahun 20U
IslahGusmimt
pada perkembangannya kemudian diper-
tetapi juga telahmenjadi semacam "ritus"
lornbakan dalam Musabaqah Hifzhul Qur'an6e dan telah melahirkan tradisi semd'dn, yaitu membaca Al-Qur'an dengan hafalan-biasanya dilakukan oleh dua hingga lima orang hafizh-
baru72
dalam satu majelis yang di-dengarkan dan
kalangan elite, pengusaha, pejabat negara
di tengah gersangnya kehidupan
kota. Acara sima'an yang dipopulerkan Gus Mik ini, dalam perkembangannya tidak hanya diikuti oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah, tetapi juga
disimak oleh banyak orang. Tradisi dan intelektual kampus. Bahkan Kasimd'an ini dilakukan, biasanya dalarn sultanan keraton Yogyakarta, dalam rangka kepentingan tertentu, misalnya, usianya ke-234, pada 17 Desember 1990 akan ada acara pernikahan, tasyakuran, menyelenggarakan acara tasyakuran khaul (memperingati kematian se- dalam bentuk simo'an, yang diprakarsai seorang), dan beberapa acara yang lain. oleh Gus Mik dan GBPH Joyokusumo, Tladisi ini semakin meluas dan mera- salah seorang kerabat keraton. Tiadisi. mbah ke wilayah di luar pesantren, ketika sima'dn ini kemudian dilestarikan oleh K.H. Hamim Jazuli (Gus Mik),'o p".rg- anggota keluarga keraton Yogyakarta.T3 asuh Pesantren Ploso, Kediri, sekitar tahun 1990-an memopulerkannya de- G. Al-Qur'an sebagai Bahasa Doa hingga Kekuatan Magis ngan mendirikan Majlis Istima'i AlAyat-ayat Al-Qur'an dalam tradisi Qur'an.7l umat Islam juga digunakan sebagai meDari prakarsa Gus Mik ini, tradisi simdon menjadi populer dan go public, dium dalam berdoa. Model dan cara tidak hanya menjadi suatu tradisi khas penggunaan ayat atau surah Al-Qur'an pesarrtren-yang mulanya digunakan sebagai medium berdoa ini sangat berauntuk memperlancar tahfizh santri- gam. Memang ada beberapa riwayat yang Gus Mik dikenal sebagai kiai kharismatik sekaligus nyeleneh.Jama'ah atau santrinya melipuri juga orang-orang jalanan serta kelompok masyarakat yang selama ini dianggap sebagai sampah masyarakat. Dia juga terkenal sebagai kiai yang banyak dimintai orang untuk menamai anak-anaknya. 7r Pada mulanya, Majlis Istima'i Al-Qur'an ini oleh Gus Mik diberi namaJantiko {Jama'ah And koler), kemudian diubah menj adi j ama' ah mantab (bahasa Ar ab: man tab a) . i2 Kegiatan yang dikendalikan oleh Gus Mik ini dilakukan dalam waktu yang telah di.tenrukan dan dengan daerah yang telah ditentukan pula. Untuk wilayah Malang diadakan pada setiap Sabtu Pahing, Nganjuk, Blitar dan sekitamya setiap Ahad Pon, Tienggalek setiapJumat Pon, Surabaya, C-rresik dan sekitamya setiap Ahad Kliwon, Pare setiap Rabu Pon, Bayuwangi setiap Ahad Wage, Ponorogo setiap Rabu Paing, dan wilayah Yogyakarta dan sekitarnya pada Ahad Legi. Di luar dari koordinasi Gus Mik, banyak acara simo'an lain yang diselenggarakan oleh berbagai pihak dengan beberapa kepentingan dan tujuan. 73 Lihat, Laporan MajalahKblat, No. 46, 28 Desember 1990-l0Januari 1991, hlm. 19.25. Untuk soal 70
pelestariantradisisimc'cndikeratonYogyakarta, lihatlaporanMajalahPmjiMayarakat,No.6gl, 1-10 Agustus 1991. Edisi No. 18 Tohun 2004
Aflritr
E
Al - Qtn' an dalam Per gumultt Muslim Indone si a
menjelaskan tentang keutamaan beberapa surah tertentu, misalnya keutamaan s0rah
Al-Baqarah, surah Al-Kahfi, surah AlFath, dan seterusnya, yang tidak terkait langsung dengan modus pengobatan atau terapi penyakit yang menggunakan ayat atau surah Al-Qur'an. Imam Al-Bukhari
misalnya, memberikan bab tersendiri dalam kitab Shahih-nya untuk uraian tentang hadis keutamaan beberapa surah tertentu. Ta Selain dalam kitab hadis, beberapa ulama juga telah menulis kitab khusus menguraikan masalah keutamaan (f adhiIah) surah atau ayat tefientu yang didasarkan pada beberapa riwayat (ma'csur).
Misalnya, Muhammad Hafiy al-Nazili menulis Khazinah al-Asrar Jalilah alAdzkar, Muhammad Jurah Shuwwan menulis al-Iqtida' fi al-Dzikr wd dl-Du'd', dan fudwan Muhammad Ridwan menulis,
Al-Ma'xurat al-Hizb al-Yawmry . Dari bukubuku tersebut kita temukan beberapa
riwayat yang menguraikan tentang
keutamaan beberapa ayat atau pun surah tertentu dari Al-Qur'an. Misalnya, orang yang membaca sepuluh ayat dari surah Al-
Baqarah pada awal siang, setan tidak berani mendekat hingga sore tiba;75 siapa yang membaca surah al-Dukhan dalam suatu malam, maka esok harinya dia dimintakan ampun kepada Allah oleh delapan puluh ribu Malaikat.T6 Memang, di dalam sejarah umat Islam, di luar dari berbagai bentuk eksperimentasi ulama di atas, pemanfaatan ayat atau pun surah Al-Qur'an sebagai medium berdoa dan sekaligus sebagai terapi penyembuhan penyakit telah terjadi sejak zaman Nabi. Pernah suatu ketika, saat menjalankan salat, Nabi disengat kalajengking. Usai salat Nabi minta kepada para sahabat untuk mengambilkan bejana yang berisikan air yang dicampur dengan garam. Lalu, beliau merendam jari yang tersengat itu ke dalam air garam tersebut seraya membaca surah Al-Ikhlash, Al-Falaq,
ialihat, Al.Bukhari, Matnal-Bul
E
AfITHT
Edrsi
No. 18Tahun2004
IslohCuvnian
Al-Qur'an dalam bentuk-bentuk bentuk persegi empat, lingkaran dengan huruf
dan Ai-Nas. Lalu, sembuhlah tangan
san ayat
beliau dari bisa kalajengking.TT Dalam perkembangannya, pemanfutan ayat atau surah Al-Qur'an oleh rsagian umat Islam sebagai medium berdoa dan terapi pengobatan penyakit renjadi beragam, dan banyak yang tidak hgl terpaku pada riwayat (ma'tsur) dari
khusus, ada ayat yang ditulis dalam
terpotong-potong dan se terusnya. Fenomena ini juga berkembang di masyarakat Muslim Indonesia, terutama di kalangan pesanffen. Banyak buku telah dituiis, dalam berbagai versi dan bahasa, mengacu pada beberapa kitab yang tulis oleh ulama Timur Tengah dan ada yang
Nabi dan sahabat. Di sinilah kemudian erjadi proses eksperimentasi para ulama dalam rangka memanfaatkan ayat atau hanya terjemah. Misalnya, buku Musrah Al-Qur'an sebagai medium doa dan jomabatyang ditulis oleh Abd al-Rahman ibn Abdul Aziz, telah diterjemah ke dalam erapi pengobatan berbagai penyakit. Dalam beberapa kasus, lalu terjadi bahasa Jawa dengan huruf Arab pegon.78 lreasi baru, di mana teks Al-Qur'an Abu Abd al-Hamid Zakhwan Anwar ditampilkan tidak lagi terkait dengan Ngemplak Pati, Jawa Gngah menulis al' makna bahasa yang ada dalam suatu ayat Mujarrabat al-Kubra fi Khawash Kalarn atau surah tertentu, tetapi telah menyang- Rabb al-Wara merujuk pada kitab Syams kut pula mekanisme pengucapannya, al-Ma'arif karya Abu Abbas Ahmad ibn berbagai hitungan bacaan, waktu yang Ali al-Buni, Durr al-Nazhim karya Abu tertentu dan model penulisan yang Muhammad Abdillah ibn As'ad altertentu pula. Munculwifiq, yaitu penuli- Yamani, dan F aw a' td karya Syrhab al-Din
Hadis ini diriwayatkan oleh Sahabat Abdullah ibn Mas'ud dalam kitab Musnad Abi Slaybah, sebagaimana dikutip HS. Mansur Projodikoro dan Aba Firdaus al-Halwani, Pengobatan-pengobatan Rasulullah: KajianKitabTibbun-Nabawi (Yogyakarta: Sumbangsih, 1994), hlm. 118. Menurut dua penulis buku ini, hadits Nabi di atas menjelaskan tentang dua terapi pengobatan: alamiah dan ilahiah. Pengobatan alamiah dilakukan Rasul dengan menggunakan larutan garam. Larutan garam ini berkhasiat untuk menawarkan racun kalajengking. Sebab, konsentrasi garam tersebut mampu menyedot racun tersebut, sekaligus menawarkannya. Dan karena sengatan kalajengking itu juga mengandung unsur api yang memburuhkan pendinginan, maka digabungkanlah garam tersebut dengan air sebagai pendingin. Sedangkan terapi ilahiah adalah membaca surah Al-lkhlash, Al-Falaq, dan Al-Nas, sebagai tindakan 7?
i
kuratifdan prefentif. ?8 Abd al-Rahman ibn Abdul 'Aziz,Mujanabat (Semarang: Toha Putra, t.th). Tidak jelas, pada tahun berapa buku ini diterjemah, tetapi berdasarkan lacakan yang saya lakukan pada beberapa tokoh yatrg mendalami masalah.masalah hizb ini, yaitu orang-orang generasi 1970-an telah menyimpan buku ini. Pada akhir tahun 2001 ketika saya melakukan wawancara dengan salah seorang kiai di Pati, ternyata dia menyimpan buku ini dalam kondisi yang sudah sangat lusuh, bahkan qampul depannya sudah tidak ada lagi, Di lihat dari kondisinya, buku ini tampaknya memang sudah lama diterjemah.
Edrsi
No. 18Tahun2004
Afkii.t
g
Al - Qw' an dalan PeryBrulat lvhldhr-
h.dorrria
Ahmad ibnAM al-Lathif al-Syarji alYamani-P trGI. Bisri Musthafa Rembang menulis Perimbon Imatn al-Din.80Buku ini ditulis dalam bahasa Jawa dengan rulisan Arab Pegon. Diorientasikan kepada para Modin (penghulu agama) di kampung-kampung yang menghadapi persoalan keumatan secara langsung. Materi yang diuraikan dalam buku ini meliputi berbagai soal: tentang mengurus orang yang meninggal, salat mayit, talqin, membagi warisan, tentang pernikahan dan khutbah nikah, serta beberapa hal yang berkaitan dengan suwuk dan awrad yang digunakan untuk mengatasi berbagai masalah di kampung. Ada 8 suwuk atau awrad yang dipaparkan KH. Bisri Musthafa dibuku ini, yairu: (1) suwuk untuk menyapih anak. Suwuk ini diperolehnya dari ijazah Syekh Khalil Rembang, (2) suwuk untuk menghenri.
kan anak yang sedang rcwel (munthah): Suwuk ini diperolehnya dari Syekh Khalil Rembang, (3) suwuk untuk orang yang disengat kalajengking, atau sakit panas. Suwuk ini diperoleh dari ijazah KH. Ma'ruf Kediri, (4) doa unruk kekuatan dalam berpidato. ljazahdoa ini diperolehnya dari KH. Khalil Rembang, (5) wirid untuk menjauhkan diri dari penyakit. Ijazahnya diperoleh dari Kiai Nawawi Kajen, (6) wirid agar rezkinya lancar. Ijazahnya diperoleh dari Kiai Dimyati Kedawung Jumal, (7) wirid untuk yang lanjut usia agar tetap sehat dan kuat. Ij azahnya dari Kiai Ma' ruf Kediri, dan (8) wirid untuk orang yang sedang susah,sl dan soal-soal yang lain. K.H. Makhfuzh Sya'rani, Salaman Magelang menulis Silah al-Mu'min, sebanyak 15 ji1id,82 Kiai Musyaffa' Ali menulis
al
-Kwsha' ish al -Kafiy ah
seb
anyak
ie
Abu Abd al-Hamid Zakhwan Anwar, al-Mujanabat al-Kubra fi Dzil
82
K.H. MakhfuzhSya ruil,SilahalMu'min(Magelang: Cahaya, 1971). Bukuiniditulisdalam 15 juz dengan formaat buku 10 cm x"14 cm dengan bahasa Jawa Arab Pegon yang menguraikan rencang beberapa hlzb dan Tnantra yang digunakan dalam berbagai kepentingan. Dalam juz-juz rersebut berisi beraneka ragam doa dan manfaat ayat tertentu. Dalam juz 1, 2, 3,8,11, l},l3,14,15 terdiri dari 25 faedah; juz 10 terdiri dari 24 faedah, juz 4, 5,6 terdiri dari 27 faedah, dan juz 6, 7 rerdiri dari 28 faedah. Di antara terapi penyembuhan dengan ayat Al-Qur'an di sini adalah untuk menyembuhkan anak nakal, sakit ma!a, sakit perut, agar cepat dapat mgmbayar hutang, menyembuhkan orang gila dan masalah-masalah yang lain.
E
AINHI
EdisiNo, lSTa)wn2N4
IslnhGusmian
10 jilid,83 K.H. Abu Muhammad Mifth Mahfudz Sya'rani ketika menulis buku Abdul Hannan Ma'shum menulis Sullam Silah al-Mu'min, banvak wirid dan hizb al-Fuuhat fi al- Awr ad al- Ad' iyy ah wa al' yang diperoleh dari para gurunya. Seperti yang ditulisnya di pendahuluanbuku itu, Shalaw at,8a K. H. Alwy Shafivan Semarang 85 menulis AL - Amal al -Yaunnty y ah, Ahmad ada sembil_an guru yang telah memberikan Sakhawi Amin menulis, Perimbon Du'a ljazah kaiiannya dengan isi buku yang Jawahi aL-Ad'iy1ah,86 dan Ahmad Mawar- ditulisnya, yaitu: Syekh Ma'shum Magelang, Syekh Dalhar Watucongol Magedi menulis Yasin Sifa' .87 Buku-buku yang disebutkan di atas, lang, Syekh Fakhrurrazi Bulu Salaman, di samping dituh.s dalam bahasa Jawa Syekh Muhajir Pare Kediri, Syekh Khalil dengan huruf Arab pegon, kebanyakan Kasingan Rembang, Syekh Abdul Manaf dicetak dalam format buku saku. Melihat Lirboyo Kediri, Syekh Fathullah Mangun-
format dan bahasa yang dipakai, buku sari Nganjuk, Syekh Hasyim Asy'ari dengan beragam judul itu tampak lebih Gbuireng Jombang, dan Syekh Khalil diarahkan untuk kepentingan masyarakat pedesaan yang berbasis agraris.
Model-model hizb maupun awrad yang ditulis dalam buku-buku tersebut secara keseluruhan temyata tidaklah hasil
eksperimen otentik dari penulisnya, tetapi diperoleh melalui transmisi dari beberapa
kiai yang telah memberi ijazah. Kiai
Bangkalan Madura.88 Sekarang ini tidak sedikit buku-buku serupa yang ditulis dalam bahasa Indone-
latin dalam format buku 15 cm x 21 cm. Misalnya, Ustadz Ahmad LMS dan ustadz Munawar Elhsany BA. Menulis Perguruan Al-Hikmah Agrrng;" Mahfudli S ahli, Himpunan,\y a* ayt Al-
sia dengan huruf
s3KiaiMusyaffa' 'Ali,al-Ktasha'ishal-Kafiyah (Magelang: MukhmribnSya'rani, 1992). SepertiSdlah aLMrnlim,buku ini rcrdiri dari 10 juz dan secara keseluruhan berisi 491 terapi dan masalah, ditulis dalam bahasa ]awa dengan tulisan Arab pegon serta format 10 cm x 14 cm. 8aK.H. Abu Muhammad Miftah Abdul Hannan Ma'shum menulis Sullam al-Futuhatfi al-Awrat alAd'ilyahwa at-Shalawat, (lGdiri: Surya Pesantren Fath al-'lJlum, t.th.). Buku ini terdiri dari 5 Jilid. Ditulis dengan huruf Arab Pegon berbahasa Jawa serta format i0 cm x 14 cm. Tidak seperti umumnya buku, dalam buku ini tidak ada daftar isi. s5 K.H. Alwi Shafwan , Al-Amal al.Yaumiyyah (Semarang: Al-Alawiylrah, 1990). Buku ini ditulis dengan hurufArab Pegon. Berisi beberapa hlzb dan doa; Sebagiannya ada yang berkaitan dengan ayatayat Al-Qur'an.
Ahman Sakhawi Arnin, PerimbonDu'aJawahial-Ad'iyyah (Semarang: Munawwar, t.th). Buku ini menggunakan format 15 cm x 21 cm. Ditulis dengan huruf Arab pegon dengan bahasa Jawa. s7 Ahmad Mawardi, Ycsin Srfo' (t.tp.: t.p., 1410 H). Buku ini menguraikan tentang keutamaan surah Yasin serta manfaat-manfaatnya yang kajiannya dirujukkan pada riwayat-riwayat yang ma'tsur dari Nabi. 88 Lihar "Keterangan" dalarnMahfudz Sya'rani Punbuh, Sllahal-Mu'min (Magelang: t.tp., t.th),1: 1' 8e Ustadz Ahmad LMS dan ustadz Munawar Elhsany BA.,Pergurumr AlHikmah Agung (Pekalongan: CV Bahagia, 1987). 86
Edrsi
No. 18Tahun2004
Afli:it
E
Al- Qrn' an dalam Pergumulan Muslim lnfunesia
Mz, Aulia, Kemuliaan Basmallah dan Pensai Muk- Khasiatnya,rol dan saduran buku Syamsrzl
Qur'an dan Khasid.tnya,so Labib
menulis Primbon Mujarobat mln,e1 Ahmad Qusyairi, menulis M ui mobat Ma' arif Kubr a, oleh Achmad Sunarto, Itngkap,ez Labib Mz dan Maftuh Ahnan, Perisai Mukmin dalam Kehidupan'|jl Saripati Mujarobat,e3 K. Agung Ismoyo, Bahkan Yasin Fadlilah dicetak dalam 'Warno berbagai versi yang dilengkapi dengan Primbon Mularobat Kubro,sa Drs. i03 Hamid, Perryembulwt Berbagai Peny akit,es ayat-ayat tertentu. Ms. Mariy ah, Rahasia Mujarobat Leng- Selain buku.buku yang khusus berisi kap,*M.MudlofirAulia,Rdhasta.Keunpu- tentang hizb, wirid dan wifiq di atas, han Khasiat Surah Al-Fadhah,eT Abdul penggunaan ayat-ayat Al-Qur'an sebagai Hamid Zahw an, F adtikh dan Khaiat Al- medium dalam berdoa j uga dapat ditemuMu'awwidatain,es M. Mudlofir Aulia, Inri kan dalam beberapa teks-teks istighatsah Kehebatan dan Keampuhan Surah Al- yang disusun oleh para kiai di Indonesia. Ikhlash,es Drs. KH. Edham Syifa'i dan Misalnya, dapat dilihat dalam istighatsah
RafiuddinbinSuparman,Kwsifltshakwat al-Kubra yang disusun oleh Habib dan Ayat-aJdt N-Qur'dn,'* H. Mudlofir Muhammad Luthfi Ali ibn Yahya.tq
]
] I
Mahfudli S ahli,HimpmmrAyat-ayatAl.Qur'mtdmrKusiatnya (Semarang: Mujahidin, LabibMz, PrimbrnlvlujarobatPerisaiMukmin (Surabaya: BintangUsahaJaya, t.th.). e2AhmadQusyaii,MujmobatLengkap (Jakarta: BintangGrang t'th')'
e0
t.th).
]
er
Labib Mz dan Maftuh Ahnan, SaipatiMujarobat (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, ea K. Agung Ismoyo,PrimbcrnMujarobatKubro (Surabaya: cv Anugerah, t'th.). e5 Drs.'W'amo Hamid, PenyembuhmBerbagaiPenlakit. (Surabaya: Arkola, t.th')'
e3
e6Ms.
Mariyah,RalusiaMujarobatltnf,
(Surabaya: Mahkota,
lth.)
1
.
I
I
t'th')'
2001)' (Demak Kota\yali,2001). es Abdul Hami dZahwat,FadtilahdanqwsiatAl-Mu'awwilatain 2001) . M. Mudlofir Aulia, Inri Ke hebawn dmKearnpuhm Surah Al-Il
e?
llmu, M. Mudlofir Aulia, Rahasra KeanpuhanKhasiatSurohALFatihah (Demak: Media
ee
rmDrs.KH.EdhamsyifaidanRafiuddinbinSuparman,KhasiatShalawatdanAyat'ayatAl'Qur'an
.
(Jakarta: Pustaka Dwipar, 2001) rorH. Mudlofir Aulia,KsnviiaonBamallohdonKusiatrrya (Demak
MediaIlmu,2001)'
Achmad Sunarro, PerisaiMulqnin dalmnKehidupan (Surabaya: Mutiara Ilmu, t.th.). tentang ro3 Berdasarkan pelacakan yang saya lakukan, setidaknya ada tiga versi terbitan Ii:T yaitu: Yasin Fa-dlilah fadlilah ini di samping beberapa cetakan yang dimasukkan dalammaimu' tJad, al-husna (semarang: Pr,,stak* Alr*iyyah, t.th), di dalamnya dilengkapi dengan ayat tuiuh, haikal, asma shalayat dan ir. b.b.."p" doa yang lriu Y^;r, Fadlilah (Kudus: Menara, t.th), dilengkapi ayat tujuh surah dalam nariyyah; vunpadabi(Surabaya: Apollo-Cahaya Ilmu, t.th), dilengkapi dengan terjemah bahasa Indonesia, ayat tuiuh, doa ni#sya'ban, dan asma al'husna; datTerianahYuiinEalhilah-dit:tT munjiyat dengan dilengkapi oleh Muhammad Bagir (Surabaya: Nur. t.th). Di dalamnya disertai tuiuh ayat terjemah bahasa Indonesia, dan edisi huruf Arab dan latin' , ri roaHabib Muhammad Luthfi Ali ibn Yahya, Istigharsah al-Kubra. Selebaran yang diedarkan oleh roz
NahdlatulUlama Cabang Pati, Muharrahm,
E Atka:
1415'
EJisi\:o'
I
I
I I
I I I I
I
I I I I
I I I
I I I I
l5T'"unrmt
I
IslahGusmian
Bagi Muslim yang berpikir rasional, terapi yang memanfaatkan ayat-ayat
maupun surah tertentu dari Al-Qur'an vang dikreasikan dalam beberapa buku tersebut, bisa jadi terasa aneh. Bagaimana penjelasannya, misalnya, mengenai model terapi dengan menulis Bamalah dalam jumlah tertentu, lalu dilebur dengan air dan diminum dengan soal kecerdasan otak. Pertanyaan ini mungkin saja karena ukuran pemahaman bagi rasio meng' haruskan adanya prosedur-prosedur ilmiah yang rasional dan dapat dan telah diuji. Itulah sebabnya, ayat-ayat A1-Qur'an yang di tempel di dinding rumah maupun dibeberapa tempat usaha, bisa jadibukan sekadar sebagai ornamen, tetapi sebagai
manffa penangkal dari kekuatan jahat, atau sebaga i pelarisur bagi usaha mereka.
Itulah yang terjadi. Banyak di antara umat Islam Indonesia yang mempercayai benar bahwa A1-Qur'an mengandung daya magis lewat mekanisme hizb-hizb maupun awrad tersebut. Di Indonesia, kepercayaan macam
ini
banyak berkembang di masyarakat yang berkultur agraris yang menjadi basis pesantren.105 Budaya feodal yang berkembang di masyarakat Jawa di satu sisi dan tradisi rasionalisme yang belum berkembang dengan signifikan menjadikan posisi kiai demikian pentingnya. Sosok kiai dianggap tidak saja mumpuni dalam soalsoal keagamaan, tetapi juga mempunyai kemampuan di bidang-bidang yang lain. Ujungnya, orang akan mendirikan rumah minta petunjuk pada kiai; ketika hama tikus merajalela petani minta obat ke kiai;
105 Beberapa fakta bisa kita saksikan dalam soal ini. Lihat penuturan KH. Saifuddin Zuhri dalam Otobiografinya. KH. SaifuddinZuhri, GurukuOrangorangPesantren (Yogyakarta: LKiS,2001), hlm.97.
EdisiNo. l8Tohun2N4
r Al- Qur' an dalmn Pergumdan Mnslim Indonesia :_
sosok ruj ukan masyarakat. Dalam
kondisi
semacam itu, kiai dipaksa mampu meng-
atasi problem-problem yang ada di masyarakat, tak terkecuali problem-prob lem yang terkait dengan dunia kesehatan dan pertanian. Korsepsi bahwa Al-Qur'an
mempunyai daya magis kemudian menemukan posisinya dalam situasi macam itu, dan kiai sangat "berjasa" dalam sosialisasi konsepsi itu. Namun demikian, berbagai terapi kesehatan atau pun psikologis yang
menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an, hingga kini masih tetap menjadi alternatif yang dilakukan oleh sebagian umat Islam
Indonesia. Abah Anom, di Pesantren Suryalaya, misalnya, menggunakan terapi ayat-ayat Al-Qur'an dan berbagai aktivi-
anak sakit perut pun, bapaknya datang ke kiai. Praktis, kiai akhirnya tidak saja
ditempatkan sebagai sosok yang pandai dalam ilmu-ilmu agama, tetapi juga sebagai "dokter", "ahli pertaniari', " arsitektur bangunan" dan ahli-ahll yang lain. Ini terjadi, karena mulanya ilmu pengetahuan ilmiah yang bersifat positivis-
tik belum berkembang di masyarakat agrarisJi mana kiai berperan sebagai
tas batiniah lain, seperti dzikir, mandi tengah malam, dan salat malam untuk menyembuhkan korban narkotika. Hal yang sama juga dilakukan oleh kiai Subakir di Pesantren Gebok, Kudus, KH. Hambali di Pesantren Al-Frustasi di Lasern, Rembang dan beberapa kiai lain.iffi
H.
Penutup Beragam bentuk pergumulan Muslim
Indonesia dengan A1-Qur'an
di
atas memperlihatkan bahwa di luar tradisi exegesis, A1-Qur'an telah ditempatkan pada posisi yang tidak terkait langsung dengan
16
"Pesanrren Al-Frustasi Memadukan Fikir dan Dzikir, Lapor anPonji Mosyarakat No. 846, 1- 15 Januari 1996, hlm. 81-82. Kemudian dimuat ulang dalam Tetesan Embun Suluhan Santri, Kumpulan PencerohanHatidmiDesaGayongKarangrejoBawngDunak (Rembang: PontrenAl-kustasi, 1997), hlm. 18.
EdisiNo. lSToJum2W
IslahGusmtmt
::;ngsi-fungsi fundamental dan teologis. Falitor-faktor budaya, antropologi, dan ;rkLran magis masyarakat telah menarik::i'a dalam suatu medan budaya yang iangat khas dan unik. Sebagaimana tergambar di muka, vir.ral ayat-ayat Al-Qur'an yang terwujud i;lam ragam karakter khath Arab telah :rembangkitkan gairah seni yang luar iiasa. Bukan hanya menyangkut teknis ian karakter khath Arab sebagai medan ieindahan seni tulis. Lebih dari itu, citra reindahan tersebut berkembang juga
fibat
ruang-ruang spiritual sublek-sublek
;elaku seni, sebagai momentum men:angkitkan spiritualitas diri. Dalam
suri lekukan karakter beragam tulisan -{rab, merupakan kerja dinamik yang
EdisiNo.
l\Tolwn2)M
digerakkan oleh kekuatan ruhani. Thta suara bacaan dalam melantun-
kan teks-teks Al-Qur'an juga telah rnelahirkan berbagai ragam tata cara bacaan, yang semua itu terpatri sebagai dimensi estetik dalam ruang seni tarik suara. Juga tradisi tahfidz dan pemosisian Al-Qur'an sebagai doa, hizib, dan wirid, telah menjadikannya sebagai kitab suci yang multifungsi. Tanpa berniat mengecilkan kitab suci-kitab suci yang lain, dari analisis di atas terlihat bahwa Al-Qur'an telah melejitkan apresiasi umat Islam dalam ruangbudaya yang sangat luas dan penuh dengan kebebasan ekspresi seni, meskipun secara teologis, Al-Qur'an diimani dan harus tetap dilaga, baik tulisan, bacaan, dan susunannya. []
AtHu
a