PERTEMUA PERTEMUAN N9
BIAYA
TENAGA KERJ A
Biaya Tenaga kerja : Biaya yang dikeluarkan dikeluarkan untuk tenaga atau usaha fisik serta mental dari karyawan dalam mengolah produk 1. Penggolongan Kegiatan Tenaga Kerja. a. menurut fungsi pokok perusahaan a). BTK Produksi b). BTK Pemasaran
c). BTK Administrasi dan Umum b. Menurut kegiatan departemen-departeme departemen-departemen n perusahaan Contoh Dept Produksi bisa terdiri dari : Bag percetakan ---> BTK bag percetakan Bag Penyelesaian ---> BTK penyelesaian
Pengertian dan Penggolongan Biaya Tenaga Kerja (Lanjutan 2) c. Menurut jenis pekerjaan BTK mandor --> pekerjaannya mandor Pekerjaannya Operator BTK Operator --> Pekerjaannya d. Menurut hubungannya dengan pengerjaan produk BTK Langsung ---> TK yang langsung mengolah produk
c). BTK Administrasi dan Umum b. Menurut kegiatan departemen-departeme departemen-departemen n perusahaan Contoh Dept Produksi bisa terdiri dari : Bag percetakan ---> BTK bag percetakan Bag Penyelesaian ---> BTK penyelesaian
Pengertian dan Penggolongan Biaya Tenaga Kerja (Lanjutan 2) c. Menurut jenis pekerjaan BTK mandor --> pekerjaannya mandor Pekerjaannya Operator BTK Operator --> Pekerjaannya d. Menurut hubungannya dengan pengerjaan produk BTK Langsung ---> TK yang langsung mengolah produk
BTK tdk langsung --> TK yang tdk langsung mengolah
Pencatatan Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Kerja a. Mencatat hutang gaji Gaji dan Upah
xxx
Utang PPh karyawan Utang gaji dan Upah b. Distribusi gaji dan Upah BDP BTK BOP Sesungguhnya Biaya ADM umum
xxx xxx xxx xxx xxx
Biaya Pemasaran
xxx
Gaji dan Upah
xxx
Pencatatan Akuntansi Biaya Tenaga Kerja (Lanjutan) c. Pada saat pembayaran Gaji Utang gaji dan upah Kas
xxx
d. Pada saat pembayaran pajak Utang PPh Karyawan Kas
xxx
3. Insentif
xxx
xxx
Untuk meningkatkan produktifitas banyak perusahaan menerapkan insentif untuk karyawannya agar dapat bekerja lebih baik Ada beberapa metode insentif diantaranya: a. Insentif diberikan dengan sistem premi berdasar jam kerja. Ada beberapa metode, diantaranya : 1. Sistem premi Halsey G = T ( JS + 1/2 JH) 2. Sistem Premi Rowan G = (1 + JH/JSt) (JS x T) G = Jumlah gaji/upah JS = jam sesungguhnya T = Tarif upah /jam JH = Jam hemat (JSt JS ) –
JSt = Jam Standar
Lanjutan Insentif b. Insentif diberikan berdasar satuan hasil 1. Straight Piece work Pada sistem ini karyawan yang menghasilkan unit dibawah standar atau sama dengan standar mendapat upah persatuan standar sedangkan yang melebihi standar maka kelebihanya dikalikan dengan premi insentif sebesar harga standar persatuan 2. Sistem Taylor Perusahaan menetapkan tarif upah persatuan yang berbeda antara yang produktifitasnya standar dengan yang produktifitasnya tinggi
Contoh ont oh Soal oal : Diketahui standar waktu untuk Pekerjaan no. 007 adalah 10 jam untuk 10 produk dengan tarif perjam Rp 10.000 Tn.Agus dapat mengerjakan 10 produk tersebut selama 7 jam. Diminta imi nta : A. Berapakah upah upah yang diterima diterima Tn.Agus jika jika perusahaan menggunakan insentif sistem Halsey B. Berapakah upah yang diterima Tn.Agus jika perusahaan menggunakan insentif sistem Rowan JAWABAN
A. Berapakah upah upah yang diterima Tn.Agus jika perusahaan menggunakan insentif sistem Halsey G = T ( JS + ½ JH ) = 10.000 ( 7 + ½ (10-7) ) = 85.000 B. Berapakah upah yang yang diterima diterima Tn.Agus Tn.Agus jika jika perusahaan menggunakan insentif sistem Rowan G = ( 1 + JH/JSt ) ( JS x t ) = ( 1 + (3/10) ) ( 7 x 10.000 ) = 91.000
Biaya biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja –
1. Setup Time.
Setup cost adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dikeluarkan untuk memulai produksi, perlakuan setup costs adalah : a. Dimasukkan dalam Upah Tenaga Kerja Langsung. b. Dimasukkan sebagai BOP. c. Dibebankan kepada pesanan pesanan tertentu, tetapi tidak sebagai unsur biaya tenaga kerja langsung,BBB atau BOP
Biaya biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (Lanjutan) –
2. Waktu menganggur Seringkali Seringkali terjadi hambatan-hambatan waktu mengolah produk sehingga karyawan menganggur sedangkan karyawan tersebut harus digaji, biaya biaya tenaga kerja
selama waktu menganggur dimasukkan kedalam Unsur Biaya Overhead pabrik Contoh: Karyawan bekerja 40 jam perminggu dengan upah Rp. 20 perjam dari 40 jam kerja misalkan 4 jam merupakan waktu yang mengganggur. BDP BTKL Rp. 720 -BOP sesungguhnya Rp. 80 -Gaji dan Upah ---Rp. 800 –
KERJAKAN MODUL PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA PERTEMUAN 9
PERTEMUAN 10
BIAYA OVERHEAD PABRIK PEMBAHASAN MODUL PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA PERTEMUAN 9
B IA YA OVERHEA D PA BRIK Biaya
Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Elemen-elemen BOP: 1. Biaya Bahan Penolong.* 2. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung.* 3. Penyusutan dan Amortisasi aktiva tetap Pabrik. 4. Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap Pabrik 5. Biaya listrik dan air pabrik 6. BOP lain-lain. * Dalam metode harga pokok proses bukan elemen BOP
Penggolongan Biaya Overhead Pabrik 1. Penggolongan BOP atas dasar tingkah laku biaya atau hubungannya dengan aktivitas dan volume. a. Biaya Tetap. Contoh: Biaya asuransi pabrik, Biaya penyusutan aktiva tetap, Gaji staf pabrik dan mandor. b. Biaya Variable. Contoh: Sebagian biaya tenaga kerja tidak langsung, Biaya bahan penolong, Bahan bakar. c. Biaya Semi Variable. Contoh: Biaya pengobatan karyawan pabrik, Biaya reparasi
Penggolongan Biaya Overhead Pabrik (Lanjutan) 2. Penggolongan BOP atas dasar hubungannya dengan departemen : a. BOP langsung dept : BOP yg langsung digunakan oleh dept
Contoh : Biaya depresiasi mesin, Biaya bahan penolong b. BOP tidak langsung Departemen : Biaya yang penggunaannya bersama-sama dengan dept lain Contoh : By depresiasi gedung, by pemeliharaan mesin
Penentuan Tarif BOP Langkah-langkah penentuan tarip BOP: 1. Menyusun budget BOP Dasar pembuatan budget adalah : a. Kapasitas Teoritis b. Kapasitas Praktis. c. Kapasitas Normal. d. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan. 2. Memillih dasar pembebanan BOP kepada produk Dasar yang dapat digunakan adalah : a. Satuan (unit) produksi b. BBB c. BTKL d. Jam kerja e. Jam mesin
Rumus Menghitung Tarif BOP 3. Menghitu ng Tarif BOP
Rumus m enghitung tarif BOP adalah
: a. satuan produk Taksiran BOP =
Tarip BOP/sat
Taksiran unit produk yang
dihasilkan b. Biaya Bahan Baku Taksiran BOP X 100% = % BOP dari BBB yg dipakai
Taksiran BBB yang dipakai c. Biaya Tenaga Kerja Langsung Taksiran BOP X 100% = % BOP dari TKL Taksiran BTKL d. Jam Tenaga Kerja Langsung Taksiran BOP
=
BOP/jam kerja
Taksiran Jam TKL e. .Jam mesin Taksiran BOP Taksiran jam mesin = Tarip BOP /Jam Mesin
Pembebanan BOP Pembebanan
BOP
Setelah tarif ditentukan maka pembebanan BOP dapat dilakukan dengan mengalikan tarif dengan Dasar pembebanan yang terjadi Contoh : Tarif BOP sebesar 150 % dari Biaya bahan baku, dan biaya bahan baku untuk pesanan 01
adalah Rp 2 000 000 maka pembebanan BOP sebesar 150 % x 2 000 000 = Rp 3 000 000 Pembebanan BOP ini dicatat sbb : BDP BOP 3.000.000 BOP dibebankan 3.000.000 –
Pengumpulan BOP sesungguhnya BOP sesungguhnya yang terjadi dikumpulkan (dicatat) untuk dibandingkan dengan BOP dibebankan Contoh : BOP yang terjadi sesungguhnya adalah : Biaya Bahan Penolong 500.000 Biaya Tenaga Kerja Tdk Langsung 1.000.000 BOP lain- lain 1.300.000 Maka jurnal yang dibuat adalah : BOP Sesungguhnya 2.800.000
Persediaan Bahan Penolong dan Upah 1.000.000 BOP lain- lain 1.300.000
500.000
Gaji
Perhitungan Selisih BOP Selisih dihitung dengan membandingkan antara BOP sesungguhnya dengan BOP dibebankan, apabila biaya sesungguhnya lebih besar dibanding biaya dibebankan disebut laba. Jurnal menghitung selisih BOP adalah : 1. Menutup Rekening BOP dibebankan ke BOP sesungguhnya BOP Dibebankan 3.000.000 BOP sesungguhnya
3.000.000 2. Mencatat selisih BOP jika Laba
BOP sesungguhnya Selisih BOP Selisih BOP jika Rugi Selisih BOP BOPSesungguhnya
200.000 200.000 xxx xxx
KERJAKAN MODUL PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA PERTEMUAN 10
PERTEMUAN 11
DEPARTEMENISASI BOP PEMBAHASAN MODUL PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA PERTEMUAN 10
Langkah-langkah penentuan Tarip BOP per departemen 1. Penyusunan Budget BOP per departemen. Terdiri dari tahapan :
a. Penaksiran Biaya langsung departemen (Direct department expenses) yaitu biaya yang hanya dinikmati oleh dept itu sendiri
b. Penaksiran Biaya tak langsung departemen (indirect departemen expenses) yaitu biaya yang dinikmati oleh lebih dari satu departemen
c. Distribusi BOP tak langsung dept ke dept yang menikmati manfaatnya
d. Penjumlahan Taksiran BOP perdepartemen
Langkah-langkah penentuan Tarip BOP per departemen (Lanjutan) 2. Alokasi BOP Dept pembantu ke departemen produksi. Terdiri dari beberapa metode :
–
–
Metode Alokasi langsung yaitu biaya overhead tiap-tiap departemen pembantu dialokasikan secara langsung ke departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi bertahap digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja, tetapi juga dipakai oleh dept pembantu lainnya.
Contoh Kasus Metode Alokasi Langsung Contoh Soal Metode Alokasi Langsung : BOP Jasa dept A
Dept.1 10.000 70%
Dept 2 15.000 30 %
Jasa dept B
60%
40%
Pemb A Pemb B 5.000 3.000 0 0 0
0
Diminta : A. Berapakah alokasi BOP dept pembantu A ke dept produksi 1 B. Berapakah alokasi BOP dept pembantu A ke dept produksi 2 C. Berapakah alokasi BOP dept pembantu B ke dept produksi 1 D. Berapakah alokasi BOP dept pembantu B ke dept produksi 2
Jawaban Dengan Metode Alokasi Langsung Jawaban : A. Berapakah alokasi BOP dept pembantu A ke dept produksi 1 = 70% x 5.000 = 3.500 B. Berapakah alokasi BOP dept pembantu A ke dept produksi
2 = 30% x 5.000 = 1.500 C. Berapakah alokasi BOP dept pembantu B ke dept produksi 1 = 60% x 3.000 = 1.800 D. Berapakah alokasi BOP dept pembantu B ke dept produksi 2 = 40% x 3.000 = 1.200
Jenis Metode Alokasi Bertahap Metode Alokasi bertahap terdiri : a. Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen departemen pembantu.
•
•
b.
Metode alokasi kontinyu Metode Aljabar
Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen pembantu. Yaitu : Metode alokasi urutan yang telah diatur
Perhitungan Tarif Pembebanan BOP 3. Perhitungan tarif pembebanan BOP Setelah diketahui jumlah taksiran BOP perdepartemen produksi maka dibuat tarif BOP per departemen produksi.(caranya sama dengan Pertemuan 10)
KERJAKAN MODUL PRAKTEK
AKUNTANSI BIAYA PERTEMUAN 11
PERTEMUAN 12
HARGA POKOK PRODUK BERSAMA & PRODUK SAMPINGAN
PEMBAHASAN MODUL PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA PERTEMUAN 11
Pengertian Produk bersama adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara serentak dengan serangkaian proses atau dengan proses gabungan . Produk A Bahan baku Proses
Split off Produk B
gabungan
Produk C
Pengertian (Lanjutan)
Produk Sekutu
adalah dua produk atau lebih yang diproduksi pada waktu yang bersamaan, tetapi tidak dari operasi pengolahan yang sama atau tidak berasal dari bahan baku yang sama.
Produk sampingan
adalah satu produk atau lebih yang secara relatip nilainya lebih rendah, yang diproduksi bersama dengan produk lain yang nilainya lebih tinggi.
Gambar Siklus Produk Gabungan
Pengertian Biaya Produk Bersama dan Biaya Bergabung
Biaya produk bersama
yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sejak saat mulamula bahan baru di olah sampai dengan saat di mana berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Terdiri dari BBB, BTK, BOP
Biaya bergabung
adalah biaya untuk memproduksi dua produk atau lebih yang terpisah dengan fasilitas yang sama pada saat yang sama. biasanya hanya terdiri dari BOP
Karakteristik Produk bersama dan Produk sekutu 1. Produk bersama atau Produk sekutu adalah tujuan utama kegiatan produksi 2. Harga jual modal bersama atau Produk sekutu relatif tinggi. 3. Produsen tidak dapat menghindar dari semua jenis produk bersama.
Metode Akuntansi Produk Bersama Akuntansi
Produk bersama
Masalah pokok akuntansi produk bersama adalah mengalokasikan biaya bersama ke masingmasing produk bersama.
Ada 4 metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan yaitu : a. Metode Nilai Jual Relatif
Metode ini paling banyak digunakan, dasar pemikiran metode ini adalah harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut, sehingga semakin tinggi harga suatu produk maka makin tinggi harga pokoknya. Contoh : biaya bersama Rp 750.000 untuk produksi produk A, B, C dan D, alokasinya sbb :
Jawaban Metode Nilai Jual Relatif
Produk Jml Harga bersama Produksi jual / U
Nilai Jual
Nilai jual relatif
Alokasi Biay bersam
(1) x (2) (3) / total Nilai jual
(4) x Biaya bersama
(Kg)
(Rp)
(1)
(2)
(3)
A
15.000
10
150.000
15 %
112.50
B
20.000
17.5
350.000
35 %
262.50
C
25.000
12
300.000
30 %
225.00
D
10.000
20
200.000
20 %
150.00
Total
70.000
1.000.000
!00 %
750.00
(4)
Metode Akuntansi Produk Bersama (Lanjutan 1) b. Metode Satuan Fisik
(5
Syarat metode ini, satuan berat, volume atau ukuran yang lain harus dalam bentuk yang sama. Biaya bersama di alokasikan berdasarkan Perbandingan koefisien fisik, yaitu kuantitas bahan baru dalam masing-masing Produk. c. Metode Rata-rata biaya per satuan Syarat metode ini adalah produk bersama harus di ukur dalam satuan yang sama dan Biasanya digunakan perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk yang sama dari satu proses bersama tetapi kwalitetnya berlainan. HP masing-masing produk sesuai proporsi kuantitas yang diproduksi. Metode Akuntansi Produk Bersama (Lanjutan 2) d. Metode rata-rata Tertimbang
Metode ini sama dengan metode nilai jual relatif tetapi angka penimbangnya bukan harga jual melainkan dasar yang lain seperti tingkat kesulitan pembuatan produk, waktu yang dikomsumsi dalam membuat produk, Dll. Akuntansi Produk Sampingan
1. Metode-metode Tanpa Harga Pokok.
Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan : a. Sebagai pendapatan di luar usaha b. Sebagai tambahan hasil penjualan produk utama. c. Sebagai pengurang terhadap harga pokok penjualan. d. Sebagai pengurang total biaya produksi
Akuntansi Produk Sampingan (Lanjutan 2) 2. Metode Harga pokok Metode Biaya pengganti Biasanya digunakan oleh pabrik yang produk sampingannya
digunakan untuk bahan baku atau bahan penolong. Harga pokok yang digunakan dlm produk sampingan adalah sebesar harga beli atau biaya pengganti yang berlaku dipasar, Jumlah tersebut kemudian dikreditkan pada rekening BDP-BBB sehingga mengurangi biaya produksi.
KERJAKAN MODUL PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA
PERTEMUAN 12
PERTEMUAN 13
SISTEM HARGA PO KOK TAKSIRA N
PEMBAHASAN MODUL PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA PERTEMUAN 12
Pengertian dan Tujuan Sistem Harga Pokok Taksiran
SISTEM
HARGA
POKOK TAKSIRAN Harga Pokok Taksiran adalah : Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan biaya yang ditentukan dimuka . yang berasal dari data-data pengalaman masa lalu. Tujuan Penggunaan Sistem Harga Pokok Taksiran:
1. Sebagai jembatan menuju sistem harga pokok standar 2. Untuk Menghindari biaya yang relatif besar jika menggunakan biaya standar 3. Untuk pengendalian biaya dan analisis kegiatan. 4. Untuk mengurangi biaya akuntansi Penentuan Biaya TaksiranTerdiri dari : 1. Penentuan Biaya taksiran Bahan baku Kuantitas BB : ditaksir dari spesifikasi teknis, percobaan atau data masa lalu. Harga BB : ditaksir dari kontrak jk panjang, daftar harga atau perkiraan harga pasar. 2. Penentuan Biaya taksiran Tenaga kerja Jumlah jam tenaga kerja : ditaksir berdasarkan perkiraan waktu pengerjaan produk ( harus mengetahui seluruh kegiatan pengolahan produk dan memasukan waktu set-up, penanganan BB,perbaikan mesin dll)
Tarif BTK : ditaksir berdasarkan ketentuan upah yang berlaku atau negosiasi dengan serikat pekerja.
3. Penentuan Biaya taksiran overhead pabrik Tarif BOP variabel : ditaksir dengan melihat hubungan pengeluaran biaya tersebut dengan jumlah produksi . Tarif BOP tetap : Dengan memperhatikan masing-masing unsur bop tetap yang bersangkutan.
Pencatatan Akuntansi Harga Pokok Taksiran Akuntansi Harga Pokok Taksiran: 1. Pencatatan BBB
Pencatatan biaya bahan baku menggunakan biaya yang sesungguhnya terjadi dengan jurnal (Metode Buku): BDP BBB Persediaan bahan baku
xxx xxx
2. Pencatatan BTK. Berdasarkan biaya sesungguhnya terjadi, Jurnalnya : BDP BTK xxx Biaya Adm dan Umum xxx Biaya Pemasaran
xxx
Gaji dan Upah xxx Pencatatan Akuntansi Harga Pokok Taksiran (Lanjutan) 3. Pencatatan BOP. a. Metode 1 Berdasarkan bi aya sesungg uhnya, dengan jurnal : BOP Sesung guhnya xxx Persediaan suku cadang Akumul asi Penyus ut an aktiva Kas Pada akhir periode bop sesungguhny a ditut up ke produk ju rnal : BDP – BOP xxx BOP sesungguhnya
xxx xxx xxx dengan
xxx
b. Metod e 2 BOP dib ebankan dengan tarif dit entukan dimuka pada saat menghitun g harga pokok BDP – BOP xxx BOP dibebankan BOP sesung guhnya dicatat pada saat terjadinya BOP Sesunggu hnya xxx Persediaan suku cadang
xxx
xxx
Ak umul asi Penyusutan aktiva
xxx
Kas
xxx
Pencatatan Akuntansi Harga Pokok Taksir an (Lanjutan 2)
Pada akhir periode BOP dibebankan ditutup ke rekening BOP sesungguhnya untuk mencari selisih BOP BOP Dibebankan xxx BOP sesungguhnya xxx
4. Mencatat HP produk jadi
Dicatat dengan menggunakan biaya taksiran (biaya taksiran x unit produk jadi) Persediaan produk jadi xxx BDP-BBB xxx BDP-BTK xxx BDP- BOP xxx
5. Pencatatan produk dalam proses Dicatat dengan menggunakan biaya taksiran (biaya taksiran x unit produk dalam proses) Persediaan produk dlm proses xxx BDP-BBB xxx BDP-BTK xxx BDP- BOP xxx Pencatatan Akuntansi Harga Pokok Taksiran (Lanjutan 3)
6. Pencatatan harga pokok produk terjual
Dicatat dengan menggunakan biaya taksiran (biaya taksiran x unit produk terjual)
Harga pokok penjualan Persediaan produk jadi
xxx xxx
7. Pencatatan selisih Biaya Taksiran dgn Biaya
Sesungguhnya a. Jika pencatatan BOP metode 1 maka selisih dapat dicari dengan melihat rek. Barang dalam proses jika ada nilainya berarti terdapat selisih (Debet berarti rugi, kredit berarti laba) jurnal yang dibuat: (jika rugi) Selisih xxx BDP BBB xxx BDP BTK xxx BDP BOP xxx Pencatatan Akuntansi Harga Pokok Taksiran (Lanjutan 4)
b. Jika pencatatan BOP metode 2 maka selisih dapat dicari dengan cara :
a) hitung selisih (L/R) rek BDP dan b) hitung rek BOP sesungguhnya kemudian dibuat dua jurnal : (jika selisih rugi) Selisih
Selisih
xxx BDP BBB
xxx
BDP BTK
xxx
BDP BOP
xxx xxx
BOP sesungguhnya
xxx
Perlakuan Terhadap Selisih
Selisih Biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya dapat diperlakuan sebagai berikut : 1. Di tutup ke rekening harga pokok penjualan atau rekening rugi laba 2. Dibagikan kepada produk selesai periode yang bersangkutan yaitu ke rekening produk jadi dan harga pokok penjualan 3. Dibagikan ke produk jadi, barang dalam proses dan Harga pokok penjualan. 4. Membiarkan selisih tersebut tetap dalam rekening selisih
KERJAKAN
MODUL PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA PERTEMUAN 13
PERTEMUAN 14 S I S T E M H A R G A P O K O K S T A N D A R PEMBAHASAN MODUL PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA PERTEMUAN 13
Pengertian Harga Pokok Standar •
Harga Pokok standar adalah biaya yang di tentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya
•
•
dikeluarkan untuk membuat sebuah produk atau membiayai kegiatan tertentu dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain yang ditentukan. Manfaat standar 1. Dirancang untuk mengendalikan biaya sehingga dapat digunakan untuk menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan. 2. Memberikan pedoman kepada manajer tentang berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan sehingga manejer dapat melakukan efisiensi dengan memperbaiki metode produksi atau pengurangan biaya. Kelemahan biaya standar
1.
Tingkat keketatan standar tidak dapat dihitung dengan tepat
Manfaat Harga Pokok Standar
•
Manfaat standar
1.
2.
Dirancang untuk mengendalikan biaya sehingga dapat digunakan untuk menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan. Memberikan pedoman kepada manajer tentang berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan sehingga manejer dapat melakukan efisiensi dengan memperbaiki metode produksi atau pengurangan biaya.
Kelemahan Biaya Standar •
Kelemahan biaya standar 1. Tingkat keketatan standar tidak dapat dihitung dengan tepat 2. Sering kali standar menjadi kaku dan kurang fleksibel.
Prosedur Penentuan Biaya Standar 1. Biaya Bahan Baku a. Penentuan kualitas standar, Dapat dilakukan dengan cara: a) Penyelidikan Teknis. b) Analisa catatan masa lalu dalam bentuk: 1) Menghitung rata - rata pemakaian BB atau pekerjaan yang sama dari periode masa lalu 2) Menghitung rata - rata pemakaian BB dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan buruk dimasa lalu.
3) Menghitung rata - rata pemakaian BB dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dimasa lalu Prosedur Penentuan Biaya Standar (Lanjutan)
b. Penentuan Harga standar Bahan baku Umumnya ditentukan dari : 1. Daftar harga pemasok 2. Katalog atau informasi sejenis 3. Informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan adanya perubahan harga.
2. Biaya Tenaga Kerja Standar a. Syarat penggunaan BTK Standar
1. Tata letak pabrik diusahakan yang efisien untuk dapat dilakukan produksi yang maximum dengan biaya yang minimum. 2. Pengembangan staff perencanaan produksi, routing, schedulling dan dispstching, agar supaya aliran proses produksi lancar, tanpa terjadi penundaan dan kesimpangsiuran. 3. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi. 4. Standardisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan instruksi-instruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan, sehingga proses produksi dapat dilakukan dibawah kondisi yang paling baik.
Biaya Tenaga Kerja Standar 2. Biaya Tenaga Kerja Standar a. Syarat penggunaan BTK Standar
1. Tata letak pabrik diusahakan yang efisien untuk dapat dilakukan produksi yang maximum dengan biaya yang minimum. 2. Pengembangan staff perencanaan produksi, routing, schedulling dan dispstching, agar supaya aliran proses produksi lancar, tanpa terjadi penundaan dan kesimpangsiuran. 3. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi. 4. Standardisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan instruksi-instruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan, sehingga proses produksi dapat dilakukan dibawah kondisi yang paling baik.
Lanjutan Biaya Tenaga Kerja Standar b. Jam kerja standar dapat ditentukan: a) Menghitung rata - rata kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan.
b) Membuat test - run operasi produksi dibawah keadaan normal yang diharapkan. c) Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan dibawah keadaan nyata yang diharapkan. d) Mengadakan taksiran reasonable, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk. 3. BOP Standar. Bop standar sama dengan penentuan tarif BOP( Pokok bahasan Biaya Overhead Pabrik I )
Jenis– jenis Standar 1. Standar teoritis Yaitu standar yang ketat yang dalam pelaksanaannya tidak pernah dapat di capai. 2. Rata-rata biaya tahun lalu Standar ini dibuat berdasarkan data rata-rata tahun yang lalu 3. Standar Normal Didasarkan atas taksiran biaya proses yang akan datang dibawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal. 4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai
Standar paling bayak digunakan dan merupakan kriteria terbaik untuk menilai pelaksanaan. Tiga Model Selisih Biaya Standar Selisih Biaya standar Terbagi Dalam tiga model selisih yaitu: Model Satu selisih BBB
Model Dua selisih
*Selisih BBB *Selisih Harga *Selisih kuantitas
Model Tiga selisih *Selisih Harga *Selisih kuantitas *Selisih harga/ kuantitas
BTK
*Selisih BTK *Selisih Tarif Btk *Selisih Jam kerja
*Selisih Tarif Btk *Selisih Jam kerja
*Selisih tarif /jam kerja BOP
*Selisih *Selisih BOP terkendali *Selisih volume
*Selisih pengeluaran *Selisih kapasitas *Selisih efisiensi
KERJAKAN MODUL PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA PERTEMUAN 14
PILIHAN GANDA AKUNTANSI BIAYA P 9 – P14
___________________________________________________________________________ P9 1. Sistem insentif yang berdasarkan satuan hasil adalah: a. Sistem Taylor d. Berdasarkan Jam Kerja b. Sistem Rowan e. Berdasarkan Jam BOP c. Sistem Halsey 2. Rumus untuk mencari upah berdasarkan sistem premi Rowan adalah : a. G = (1 +JH/JSt)(JS x T) d. G = (JS + JH ) x T b. G = T (JS + ½ JH) e. G = (JT + JH ) x T c. G = (JH/JSt) x T 3. Jurnal yang dibuat pada saat pembayaran gaji karyawan adalah : a. Kas (D), Utang Gaji dan upah (K) b. Utang gaji dan upah (D), Kas (K) c. Utang gaji dan upah (D), Gaji dan Upah (K) d. BDP-BTK (D), Kas (K) e. BP-BTK (D), Kas (K) 4. Diketahui standar waktu untuk Pekerjaan no. 234 adalah 7,5 jam untuk 5 produk dengan tarif perjam Rp 5.000 Tn Bayu dapat mengerjaka 5 produk tersebut selama 5 jam, Berapakah upah yang diterima Tn Bayu jika perusahaan menggunakan insentif sistem Halsey: a. Rp. 25.000 d. Rp. 37.500 b. Rp. 18.750 e. Rp. 15.000 c. Rp. 31.250 5. PT Telaga mengunakan insentif sistem Taylor dengan
160.000 dengan hasil standar 1.000 unit atau upah standar per unit Rp 160, PT Telaga memberikan tarif 110 % dari upah standar jika menghasilkan produk diatas standar, dan tarif 90% dari upah standar jika menghasilkan dibawah standar. Bagas salah satu karyawannya menghasilkan produk selama seminggu (40 jam) sebanyak 1.100 unit, berapakah upah yang harus dibayar PT Telaga: a. Rp. 193.600 d. Rp. 160.000 b. Rp. 176.000 e. Rp. 100.000 c. Rp. 158.400
P 10 1.Kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang disebut : a. Kapasitas normal b. Kapasitas teoritis c. Kapasitas praktis d. Kapasitas umum e. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan 2. Contoh dari biaya overhead pabrik semivariabel adalah: a. Biaya penyusutan d. Biaya bahan baku b. Biaya bahan bakar e. Biaya reparasi c. Biaya bahan penolong
3. Rumus Tarif BOP dengan dasar biaya tenaga kerja langsung : a. (Taks.BOP/ Taks.BTKL) x 100% b. (Taks BTKL /Taks BOP) x 100% c. (Taks BOP / Taks JTKL) x 100% d. (Taks. JTKL / Taks BOP) x 100% e. (Taks. JKL / Taks BOP) x 100% 4. Pada tahun 2007 PT Pesona mempunyai taksiran biaya sebagai berikut: BOP sebesar Rp 30 J uta. Perkiraan unit yang diproduksi sebanyak 1.000 unit dengan biaya tenaga kerja Rp 40 juta (10.000 jam tenaga kerja langsung). Besarnya perkiraan biaya bahan baku Rp 25 juta. Berapakah Tarif BOP jika perusahaan menggunakan dasar unit produksi: a. Rp 30.000/unit d. 120 % dari BBB b. Rp 3.000/unit e. Rp 3.000/jam kerja c. 75 % dari BTKL 5.Tarif BOP ditetapkan sebesar 120% dari BTKL dan biaya tenaga kerja langsung yang terjadi Rp 80 juta, dengan jam tenaga kerja yang terjadi sebesar 20.000 jam . Buatlah jurnal untuk mencatat BOP dibebankan: a. BDP-BOP 96 juta (D), BOP dibebankan 96 Juta (K) b. BDP-BOP 80 juta (D), BOP dibebankan 80 juta (K) c. BOP sesungguhnya 96jt (D), BOP dibebankan 96jt (K) d. BOP dibebankan 80jt (D), BOP sesungguhnya 80jt (K) e. BDP-BOP 80 juta (D), BOP sesungguhnya 80 juta (K)
1.Dibawah ini yang tidak termasuk metode alokasi yang dapat digunakan jika jasa yang dihasilkan departemen pembantu digunakan oleh departemen produksi dan juga departemen pembantu lainnya : a. Metode alokasi langsung b. Metode alokasi bertahap c. Metode kontinu d. Metode aljabar e. Metode urutan yang telah diatur 2. Biaya overhead pabrik yang dinikmati oleh lebih dari satu departemen disebut : a. BOP langsung dept d. Direct dept expanses b. BOP tdk langsung dept e. BOPU c. BOP dibebankan 3. Alokasi BOP dept pembantu dengan cara membuat persamaan matematik untuk mencari biaya sesungguhnya dari masing-masing departemen pembantu adalah : a. Metode langsung d. Metode matematika b. Metode aljabar e. Metode tidak langsung c. Metode alokasi kontinue 4. PT. Pesona mempunyai data BOP sebagai berikut: Dept.A Dept B Pemb X Pemb Y BOP 1000 1.500 500 300 Jasa dept X 60% 40 % 0 0 Jasa dept Y 55% 45% 0 0 Berapakah alokasi BOP dept pembantu X ke dept produksi A a.180 b. 300 c. 200 d. 275 e. 310 5. Berapakah alokasi BOP Dept pembantu Y ke departemen produksi B
P 12 1.Yang tidak termasuk Metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya produk bersama adalah : a. Nilai jual relatif d. Rata-rata tertimbang b. Rata-rata biaya persatuan e. Rata-rata bergerak c. Satuan fisik 2. Metode yang paling banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya produk bersama adalah: a. Nilai jual relatif d. Rata-rata tertimbang b. Rata-rata biaya persatuan e. Rata-rata bergerak c. Satuan fisik
3.Permasalahan akuntansi produk bersama adalah: a. Pengolahan produk d. Pemasaran produk b. Alokasi biaya produk bersama e. Biaya umum c. Biaya besar 4. PT Pesona mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp 4.000 untuk produk bersama Xion dan Yion dengan perbandingan unit dan harga/unit dan harga faktur sebagai berikut Xion 30 unit 100/unit 3000 Yion 40 unit 50/unit 2000 Berapakah biaya produksi produk Xion jika perusahaan menggunakan metode nilai jual relatif: a. 2.400 b. 1.600 c. 1.714 d. 2.286 e. 100
menggunakan metode satuan fisik: a. 2.400 b. 1.600 c. 1.714
d. 2.286
e. 100 P 13
1.Dibawah ini yang bukan merupakan tujuan dari penggunaan biaya taksiran adalah : a. Untuk pengendalian biaya b. Untuk mengurangi biaya akuntansi c. Jembatan menuju Harga Pokok Standar d. Untuk analisis kegiatan e. Untuk mengurangi Harga Pokok Penjualan 2. Pada metode Harga Pokok Taksiran pencatatan biaya bahan baku sebesar : a. Tarif ditentukan dimuka d. Biaya standar b. Biaya sesungguhnya e. Biaya umum c. Biaya taksiran 3. Untuk menghitung harga pokok produk jadi pada metode harga pokok taksiran adalah: a. Biaya standar x unit produk jadi b. Biaya taksiran x unit produk jadi c. Unit produk jadi x HP BBB/unit d. Biaya standar x unit bahan baku e. Biaya taksiran x unit bahan baku 4. Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku pada metode harga pokok taksiran adalah : a. Pembelian (D), Kas (K) b. Persediaan bahan baku (D), BDP-BBB (K) c. BDP-BBB (D), Persediaan bahan baku (K) d. BDP-BBB (D), Pembelian (K) e. Kas (D), Pembelian (K)
5. PT Pesona menggunakan sistem biaya taksiran dan biaya taksiran perunit produk adalah : BBB 1kg @Rp10 Rp 10 BTK 2jam @Rp10 Rp 20 BOP 3jam @Rp 5 Rp 15 Total Rp 45 Produk selesai sebanyak 4.000 unit, dan terjual 3.500 unit dengan harga Rp 100/unit Berapakah harga pokok produk selesai/jadi: a. Rp 40.000 c. Rp 157.500 b. Rp 180.000 d. Rp 22.500 e. Rp. 1.000 P 14 1.Yang tidak termasuk Kegunaan biaya standar adalah : a. Untuk pengendalian biaya b. Sebagai pedoman bagi manajemen c. Memungkinkan manager melakukan efisiensi d. Standar bersifat kurang flexsibel e. Sebagai pedoman bagi biaya maksimal 2. Suatu standar yang sangat ketat dimana dalam pelaksanaannya tidak pernah tercapai adalah: a. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai b. Standar normal c. Standar teoritis d. Rata-rata biaya tahun lalu e. Standar umum
3. Yang tidak termasuk Kelemahan biaya standar adalah : a. Tingkat keketatan standar tdk dpt diukur dengan tepat b. Dpt digunakan untuk menilai pelaksanaan kebijakan