KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan yang telah memberikan rahmatnya kepada kita semua.Berkat rahmatnyalah kita dapat terus beribadah kepadanya sampai saat ini. Semoga Rahmat serta kesejahteraannya dilimpahkan pula kepada nabi kita Muhammad SAW. Makalah yang kami susun ini adalah makalah tentang Aku Selalu Dekat Dengan Allah SWT, SWT, yang tentunya sangat penting untuk kita ketahui sebagai calon pendidik dan muslim. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka kami meminta kepada para pembaca dan dosen untuk dapat memberikan kritikan yang membangun.Agar dalam makalah selanjutnya kami dapat memperbaikinya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sindangbarang, Maret 2017
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................... ............................................................................. ................................i ..........i DAFTAR ISI ............................................ .................................................................. ............................................ ....................................ii ..............ii BAB I PENDAHULUAN ........................ .............................................. ............................................ ....................................1 ..............1
1.1 Latar Belakang..................................................... ........................................................................... ................................1 ..........1 1.2 Rumusan Masalah................................................... .......................................................................... .............................1 ......1 1.3 Tujuan Penulisan ......................................... ............................................................... ........................................1 ..................1 BAB II PEMBAHASAN ................................ ...................................................... ............................................ .............................2 .......2 BAB III PENUTUP ..................................... ........................................................... ............................................ ................................7 ..........7
3.1 Kesimpulan ........................................... ................................................................. ............................................ .........................7 ...7 DAFTAR PUSTAKA ............................................. ................................................................... ...........................................8 .....................8
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menjadi dekat dengan Allah SWT adalh keinginan semua muslim dunia. Berbagai cara mereka lakukan untuk bisa dekat dengan Allah SWT. Salah satunya dengan meneladani Asmaul Husna, sebagai contoh sifat yang bisa kita tiru guna mendekatkan iri kepada Allah SWT. Maka dari itu, penulis ingin membahasnya dalam makalah sederhana ini. 1.2 Rumusan Masalah
1. Makna apa saja yang dapat kita teladani dari Almaul Husna ? 1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara dekat dengan Allah dari Asmaul Husna
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Makna Al – Al – Karim Karim ( Yang Maha Mulia)
Orang yang masih dalam perjalanan sangat teringin untuk cepat sampai kepada Allah SWT. Dia terpesona melihat keadaan orang-orang yang telah sampai. Kadang-kadang timbul rasa tidak sabar untuk ikut sama sampai kepada tujuannya. Perasaan tidak sabar akan menimbulkan harapan atau cita-cita agar ada seseorang yang dapat menolong mengangkatnya. Orang yang diharapkan itu mungkin terdiri daripada mereka yang telah sampai atau mungkin juga dia menaruh harapan kepada wali-wali ghaib dan malaikat-malaikat. Maksud dan tujuannya tidak berubah, iaitu sampai kepada Allah SWT tetapi dalam mencapai maksud itu sudah diselit dengan harapan kepada selain-Nya. Ini bermakna sifat bertawakal dan berserah dirinya sudah bergoyang. Sebelum dia terjatuh, Hikmat 47 ini menariknya supaya berpegang kepada al-Karim. Walau kepada siapa pun diletakkan harapan namun, harapan dan orang berkenaan tetap mencari al- Karim. Tidak ada harapan dan cita-cita yang dapat melepasi a l-Karim. Al-Karim adalah salah satu daripada Asma-ul-Husna. Nama ini memberi pengertian istimewa tentang Allah SWT. Al-Karim bermaksud: 1. Allah SWT Maha Pemurah. 2. Allah SWT memberi tanpa diminta. 3. Allah SWT memberi sebelum diminta. 4. Allah SWT memberi apabila diminta. 5. Allah SWT memberi bukan kerana permintaan, tetapi cukup sekadar harapan, cita-cita dan angan-angan hamba-hamba-Nya. Dia tidak mengecewakan harapan mereka. 6. Allah SWT memberi lebih baik daripada apa yang diminta dan diharapkan oleh para hamba-Nya. 7. Allah Yang Maha Pemurah tidak kedekut dalam pemberian-Nya. Tidak dikira berapa banyak diberi-Nya dan kepada siapa Dia memberi.
2
8. Paling penting, demi kebaikan hamba-Nya sendiri, Allah SWT memberi dengan bijaksana, dengan cara yang paling baik, masa yang paling sesuai dan paling bermanafaat kepada si hamba yang menerimanya. B. Makna Al – Al – Mu’min Mu’min ( Yang Maha Terpercaya )
Sifat Allah Al – Mu’min artinya "Allah Maha Pemberi Keamanan". Keamanan merupakan kebutuhan penting bagi manusia. Kehidupan akan terasa nyaman dan berjalan semestinya karena adanya keamanan. Negara yang tidak aman sulit melaksanakan pembangunan. Kehidupan masyarakat akan terancam bila tidak ada keamanan. Kita lihat bagaimana negara yang sedang dalam peperangan. Contoh dan bukti sederhana bahwa Allah bersifat Al – Mu’min – Mu’min dapat kita lihat dalam diri kita sendiri. Seperti pada tubuh kita, Allah menciptakan alis di atas mata yang berfungsi melindungi mata dari keringat yang jatuh, bulu mata melindungi mata dari debu dan binatang - binatang kecil. Meneladani Sifat Al Mu'min
Menenangkan teman yang sedang merasa takut
Tidak mengganggu teman
Menjaga diri sendiri dari ancaman dan gangguan orang atau makhluk lain
Tidak takut kepada apapun, kecuali kepada Allah
C. Makna Al – Al – Wakiil Wakiil ( Yang Maha Mewakili / Pemelihara)
Al – Wakiil artinya Dzat yang maha memelihara, yaitu Dia yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhlukNya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Allah memerintahkan agar kita bersifat : 1. Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT 2. Mempelajari dan memahami Al-Quran/Hadist 3. Memegang amanah dengan sebaik-baiknya 4. Menjadikan Allah SWT sebagai satusatunya pelindung 5. Hanya menyembah dan meminta pertolongan kepada Allah SWT D. Makna Al – Al – Matiin Matiin ( Yang Mahakokoh )
3
Al – Al – Matiin Matiin Artinya Dzat yang sangat kokoh, yaitu Dia sangat kokoh dan berkekuatan yang tidak pernah luntur. Kokoh diatas segala-galanya diseluruh kekuasaanNya. Kekukuhan Allah yang memiliki rahmat dan azab terbukti ketika Allah memberika rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya tidak ada apapun yang dapat menghalangi rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya. Demikian juga tidak ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan NYA. Kemurkaan dan azab NYA akan mengenai sasaran tanpa meleset sedikitpun atau sekali pun. Melalui sifat ini, Allah memerintahkan agar manusia memiliki sifat seperti : 1.
Hanya menyembah Allah SWT yang maha kokoh
2.
Selalu berprasangka baik kepada Allah SWT
3.
Tidak enggan beribadah untuk kepentingan sendiri
4.
Memohon rezeki hanya kepada Allah SWT
5.
Menjaga diri sendiri dengan baik dan benar
E. Makna Al – Al – Jami’ Jami’ ( Yang Maha Mengumpulkan)
Jami’ berasal dari kata jama’ah yang artinya kumpulan, lebih dari satu, banyak.
Allah
bersifat
al-Jami’ al-Jami’
artinya
Allah
maha
mengumpulkan/mempersatukan. Selain Allah akan mengumpulkan kita nanti pada hari kiamat, Allah al jami’ juga dapat kita buktikan dalam kehidupan kehidupan ini. Ada dua pelajaran yang dapat kita petik dari asma Allah al-Jami’. al-Jami’. Pertama Allah akan mengumpulkan kita nanti pada hari Akhir. Kedua, sebagai khalifah, wakil yang dipercaya Allah untuk mengatur kehidupan alam semesta ini. Kita harus membumikan al-Jami’ al-Jami’ dalam kehidupan. Kita harus menjadi katalisator untuk terbentuknya persatuan dan kesatuan mahkluk-makhluk Allah sehingga menjadi satu kesatuan sIstem kehidupan yang harmonis dan saling membutuhkan.
Jagalah
persatuan
dan
kesatuan
sistem
kehidupan,
bertanggungjawablah pada tugas dan fungsi masing-masing. Jangan merasa diri yang paling baik dan paling benar. Karena hanya Allah yang bisa memutuskan mana yang benar dan mana yang salah. Jangan sok tahu dengan menghakimi
4
orang lain salah, dan kemudian kita menarik diri dari tugas dan fungsi kita dalam system kehidupan. F. Makna Al – Al – ‘Adl ‘Adl ( Yang Maha Adil )
Kata ini adalah kata dasar, di mana Allah menyifatkan diri-Nya sebagai sifat mubalaghah, yakni bersifat adil yang sempurna. Dia bersih dari sifat aniaya, baik dalam hukum-Nya maupun dalam perbuatan-Nya. Di antara hukum-Nya mengenai hak hamba-hamba-Nya adalah, bahwasanya tidak ada bagi manusia itu kecuali apa yang dia usahakan, dan bahwa hasil dari segala usahanya itu akan dilihatnya. Sesungguhnya orang-orang yang saleh berada di dalam surga yang penuh dengan kenikmatan, dan bahwa orang-orang durhaka akan dimasukkan ke dalam api neraka jahanam. Berikut adalah firman Allah tentang berlaku adil : 1.
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan
...” (an-Nahl: (an-Nahl: 90) 2.
“Dan janganlah sekali-kali sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil”. (al(al -Ma’idah: 8) M. Quraish Shihab menegaskan bahwa manusia yang bermaksud meneladani sifat Allah yang ‘adl (
) ini — — setelah setelah meyakini keadilan Allah —
dituntut untuk me negak kan ke adilan walau terhadap keluarga, ibu bapak, dan dirinya, bahkan terhadap musuhnya sekalipun. Keadilan pertama yang dituntut adalah dari dirinya dan terhadap dirinya sendiri, yakni dengan jalan meletakkan syahwat dan amarahnya sebagai tawanan yang harus mengikuti perintah akal dan agama; bukan menjadikannya tuan yang mengarahkan akal dan tuntunan agama. Karena jika demikian, demikian, ia justru tidak berlaku ‘adl, yakni menempatkan sesuatu pada tempatnya yang wajar. Perbuatan Allah Yang Tergolong Asmaul Husnah : 1. Menciptakan alam semesta beserta isinya 2. Dapat menkukr Dosa manusia 3. Selalu menjadi hakim yang adil Contoh perbuatan yang mencerminkan Al’adl : 1. Tidak membedakan-bedakan sesuatu 2. Memberi tugas dengan adil
5
3. Dalam menghadapi masalah harus diselesaikan dengan melihat yang salah dan benar 4. Dalam membagi sesuatu harus adil G. Makna Al – Al – Akhir Akhir ( Yang Maha Maha Akhir )
Asma Allah Al-Akhir berarti Dzat Yang Maha Akhir. Maha Akhir disini dapat diartikan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang paling kekal. Tidak ada sesuatu pun setelah-Nya. Tatkala semua makhluk, bumi seisinya hancur lebur, Allah SWT tetap ada dan kekal. Pemahaman tentang Allah SWT sebagai Dzat Yang Maha Akhir ini tidak bisa disamakan dengan pengertian bahwa Allah adalah akhir dari segala-galanya. Inilah yang membedakan antara Allah SWT sebagai Sang Khalik (Sang Pencipta) dengan makhluk (yang diciptakan). Makhluk mempunyai awal yang berupa penciptaannya dan mempunyai akhir pada saat dia sudah hancur atau mati. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S. ArRahman (55): 26-27 sebagai berikut. Artinya: berikut. Artinya:
“Semua yang
ada di bumi itu akan
binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Q.S.
Ar-Rahman (55): 26-27)
Orang yang mengakui bahwa Allah adalah Al-Akhir akan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan hidup selain-Nya, tidak ada permintaan kepada selain-Nya, dan segala kesudahan tertuju hanya kepada Nya. Oleh karena itu, jadikanlah akhir kesudahan kita hanya kepada Allah SWT. Karena sesungguhnya akhir kesudahan hanya kepada Rabb kita, seluruh sebab dan tujuan jalan akan berujung kepada Allah semata. Sebagai Dzat Yang Maha Akhir, Allah SWT akan tetap abadi dan kekal. Keabadian dan kekekalan Allah SWT tersebut menunjukkan bahwa Dialah satusatunya tempat bergantung atas segala urusan kita, baik urusan di dunia maupun urusan-urusan yang akan kita bawa sampai ke akhirat kelak. Aplikasi dari Asma Al-Aakhir dalam pebelajaran adalah berdoa sebelum dan setelah pembelajaran di kelas. Selalu mengu-capkan basmallah juga menunjukkan bahwa siswa-siswa menggantungkan doa agar aktivitas mereka selalu berada dalam lindungan Allah SWT dan berharap agar mendapatkan safaat dan manfaat dari aktivitasnya
6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa sifat yang bisa kita teladani dari Asmaul Husna, guna mendekatkan diri dengan Allah SWT, diantaranya : 1. Al – Al – Karim Karim (Yang Maha Mulia) 2. Al – Al – Mu’min Mu’min ( Yanng Maha Terpercaya) 3. Al – Al – Wakiil Wakiil (Yang Maha Mewakili) 4. Al – Al – Jami’ Jami’ (Yang Maha Mengumpulkan) 5. Al – Al – ‘Adl ‘Adl (Yang Maha Adil) 6. Al – Al – Akhir Akhir ( Yang Maha Akhir)
7
DAFTAR PUSTAKA
http://rahmarosalianas.blogspot.co.id/2014/10/makna-asmaul-husna-alkariim-al-mumin.html
https://rohissmpn14depok.wordpress.com/rohis-14/materi-pai-kelas7kurikulum-2013/lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya/
https://www.yumpu.com/id/document/view/30386802/kelas-10-sma pendidikan-agama-islam-dan-budi-pekerti-siswa/89 pendidikan-agama-islam-dan-b udi-pekerti-siswa/89
8