BAB I PENDAHULUAN
Adenoi Adenoid d adalah adalah jaring jaringan an limfoe limfoepit piteli elial al berbent berbentuk uk triangu triangular lar yang terlet terletak ak pada dindin dinding g poster posterior ior nasofa nasofarin ring g dan merupak merupakan an salah salah satu satu jaring jaringan an yang yang membent membentuk uk cincin cincin Waldeyer. Secara fisiologis, ukuran adenoid dapat berubah sesuai dengan perkembangan usia. Menurut Havas, pada 22 adenoid membesar secara cepat setelah lahir dan mencapai ukuran maksimum pada saat usia !"# tahun, kemudian menetap sampai usia $"% tahun. Setelah usia &' tahun, adenoid secara bertahap mengalami involusi. (ika terjadi hipertrofi pada adenoid, maka nasofaring sebagai penghubung udara inspirasi dan sekresi sinonasal yang mengalir dari kavum nasi ke orofaring akan mengalami penyempitan. Hipertrofi adenoid, terutama pada kanak"kanak, muncul sebagai respon multiantigen virus, bakteri, alergen, makanan, dan iritasi lingkungan.& )iagnosis hipertrofi adenoid dapat ditegakan berdasarkan tanda dan gejala klinis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Secara klinis dapat ditemukan tanda"tanda, seperti bernapas melalui mulut, sleep apnea, fasies adenoid, mengorok dan gangguan telinga tengah. *ada pemeriksaan rinoskopi anterior dapat ditemukan tahanan gerakan palatum mole se+aktu fonasi, sementara pemeriksaan rinoskopi posterior pada anak biasanya sulit dilakukan dan tidak dapat menentukan ukuran adenoid. leh karena itu, diperlukan pemeriksaan radiologi dengan dengan membuat membuat foto foto polos polos true true lateral lateral.. *emeri *emeriksa ksaan an terseb tersebut ut diangga dianggap p paling paling baik baik untuk untuk mengetahui ukuran adenoid dan pengukuran hubungan ukuran adenoid dengan sumbatan jalan napas.&
&
BAB II ANATOMI DAN FISIOLOGI FARING
2.& Anatomi -aring ntuk kepentingan klinis faring dibagi menjadi ! bagian utama/ nasofaring, orofaring dan laringofaring atau hipofaring. 0asofaring, bagian dari faring yang terletak di atas palatum mole mole,, orof orofar arin ing g yait yaitu u bagi bagian an yang yang terl terlet etak ak diant diantar araa palat palatum um mole mole dan dan tula tulang ng hyoid hyoid dan dan laryngofaring yang meluas dari tulang hyoid sampai ke batas ba+ah kartilago krikoid. rofaring termasuk cincin jaringan limfoid yang sirkumferensial disebut cincin Waldeyer. 1ermasuk di dalamnya adenoid tonsila faringeal3, tonsila palatina atau fausial, tonsila lingual, dan folikel limfoid pada dinding posterior faring.2
4ambar/ Anatomi -aring
2
2.&.& 0asofaring 0asofaring dibentuk di sebelah atas oleh korpus afenoid dan prosesus basilaris os occipital, sebelah anterior oleh koana dan palatum mole, dan sebelah posterior oleh vertebra cervicalis, sebelah inferior nasofaring dilanjutkan oleh orofaring. rifisium tuba 5ustachius terletak pada dinding lateral nasofaring, di belakang ujung posterior konka inferior. )i sebelah atas dan belakang dari orifisium tuba 5ustachius terdapat suatu penonjolan yang dibentuk oleh kartilago 5ustachius. Memanjang ke ba+ah dari ujung posterior penonjolan tersebut terdapat lipatan membran mukosa yang kuat yaitu membran salpingofaringeal. 6ipatan membran mukosa yang tidak begitu menonjol, yaitu membran salpingopalatina, meluas ke ba+ah di depan orifisium 5ustachius. 7antung yang dalam yang terbentuk pada sudut faring di antara tepi posterior kartilago 5ustachius dan dinding posterior, dikenal sebagai fosa 8osenmuller. (aringan adenoid seringkali diemukan disekitar orifisium tuba tuba 4erlach9s3. atap forniks faring3 dan dinding posterior nasofaring merupakan tempat kedudukan jaringan limfoid adenoid, tonsil faringeal, tonsil 6uschka9s3, yang sering mencapai ukuran besar, terutama pada anak. 0asofaring diliputi oleh epitel torak bersilia berlapis semu. rofaring diliputi oleh epitel gepeng berlapis.! Adenoid 1onsil faringeal atau adenoid merupakan massa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid yang sama dengan yang terdapat pada tonsil. 1onsil atau lobus segmen tersebut tersusun teratur seperti suatu segmen terpisah dari sebuah jeruk dengan
!
celah atau kantung di antaranya. 6obus ini tersusun mengelilingi daerah yang rendah di bagian tengah, dikenal sebagai bursa faringeus.! Adenoid terletak pada dinding posterior nasofaring, berbatasan dengan kavum nasi dan sinus paranasalis pada bagian anterior, serta kompleks tuba 5ustachius"telinga tengah" kavum mastoid pada bagian lateral. (aringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan pada dinding atas dan posterior, +alaupun dapat meluas ke fosa 8osenmuller dan orifisium tuba 5ustachius. kuran adenoid bervariasi pada masing"masing anak. Adenoid terdiri dari jaringan limfoid, yang termasuk dalam retikulum jaringan ikat fibrosa yang kuat +alaupun lunak.!
4ambar/ Adenoid (aringan adenoid terdiri dari rangka jaringan ikat fibrosa, yang menunjang massa sel limfoid. (aringan ini terisi pembuluh darah dan limfe, sedangkan di beberapa tempat terdapat kelompok"kelompok kelenjar mukosa di dalam septa yang bermuara ke arah permukaan. 7elenjar mukosa sering terdapat di dalam adenoid pada permukaan dasarnya. '
)i tengah"tengah jalinan jaringan ikat yang halus terdapat kumpulan sel"sel leukosit atau sel"sel limfoid, bergabung menjadi jaringan limfoid yang membentuk adenoid. 7elompok sel"sel ini berdiferensiasi khusus dalam bentuk yang agak bulat atau lonjong, dengan bagian yang pucat di tengah, sedangkan tepinya ber+arna lebih gelap. )aerah ini merupakan pusat folikel atau sentrum germinativum 4oodsir.! :askularisasi adenoid diperoleh melalui cabang faringeal a. carotis eksternal, beberapa cabang minor berasal dari a. ma;illaris interna dan a. facialis.
>
limfoid dan di sekelilingnya terdapat jaringan ikat. )i tengah setiap kepundan?kripta terdapat muara duktus kelenjar mukus. ! @incin Waldeyer 1onsil dan adenoid merupakan bagian terpenting cincin Waldeyer dari jaringan limfoid, yang mengelilingi farin. nsur yang lain yaitu tonsil lingual, pita lateral faring, dan kelenjar"kelenjar limfoid yang tersebar dalam fosa 8osenmuller, di ba+ah mukosa dinding posterior faring dan dekat orifisium tuba 5ustachius.!
4ambar/ @incin WaldeyerB 2.&.! 6aringofaring 6aringofaring sebgian terpisah dari orofaring oleh lipatan faringo"epiglotis, yang terbentang dari epiglotis sampai sisi faring.! Mukosa laringofaring dilapisi oleh epitel torak bersilia berlapis semu kecuali pada permukaan laring epiglotis, permukaan anterior adenoid dan sisi bebas pita suara asli, ditutupi epitel gepeng berlapis. 1erdapat banyak kelenjar mukosa dan jaringan limfoid.
#
(aringan limfoid terkumpul sebagai massa yang kecil folikel limfoid3 pada beberapa tempat di seluruh faring.! tot"otot faring terdiri dari m. konstriktor faringeus, superior, medius, dan inferior, m.stilofaringeus dan m. palatofaringeus.! 2.2 -isiologi -aring 2.2.& 0asofaring -ungsi utama nasofaring adalah sebagai tabung kaku dan terbuka untuk udara pernapasan. *ada +aktu menelan, muntah, bersenda+a dan tercekik, nasofaring akan terpisah dengan sempurna dari orofaring karena palatum mole terangkat sampai ke dinding posterior orofaring.! 0asofaring juga merupakan saluran ventilasi dari telinga tengah melalui tuba 5ustachius dan sebagai saluran untuk drainase dari hidung dan tuba 5ustachius. Sebagai resonansi, sangat penting dalam pembentukan suara.! Adenoid -ungsi adenoid adalah bagian imunitas tubuh. Adenoid merupakan jaringan limfoid bersama dengan struktur lain dalam cincin Waldeyer. Adenoid memproduksi
C
pertama sebagai barier imunologis. 7emudian akan diabsorbsi secara selektif oleh makrofag, sel H6A dan sel M dari tepi adenoid. Antigen selanjutnya diangkut dan dipresentasikan ke sel 1 pada area ekstra folikuler dan ke sel = pada sentrum germinativum oleh follicular dendritic cells -)@3.' E,
faring. 4erakan disini tidak sengaja involuntary3. -ase esofageal dimana gerakannya tidak disengaja, yaitu pada +aktu bolus makanan bergerak secara peristaltik di esofagus menuju lambung.> *ada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari otot"otot palatum dan faring. 4erakan ini berupa pendekatan palatum mole ke arah dinding belakang faring. 4erkan penutupan ini terjadi sangat cepat dan melibatkan mula"mula m. salpingofaring dan m. palatofaring, kemudian m.levator veli palatini bersama"sama m.konstriktor faring superior. *ada gerakan penutupan nasofaring m. levatoe veli palatini menarik palatum mole ke atas belakang hampir mengenai dinding posterior faring. (arak yang tersisa ini diisi oleh tonojolan fold of3 *assavant pada dinding belakang faring yang terjadi akibat 2 macam mekanisme, yaitu pengangkatan faring sebagai hasil gerakan m. palatofaring bersamaan dengan m. salpingofaring3 dan oleh kontraksi aktif m. konstriktor faring superior. Mungkin kedua gerakan ini bekerja tidak pada +aktu yang bersamaan.>
%
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi Adenoiditis
Adenoiditis adalah peradangan dari adenoid yang biasanya disebakan oleh infeksi. *embesaran atau infeksi adenoid menghasilkan mulut bernapas dengan obstruksi pada hidung dan debit yang berlebihan, yang pada eksaserbasi akan berubah dari berlendir menjadi mukopurulen. *ada anak, mungkin akan terlihat selalu tidak sehat, seperti pilek. Anak yang menderita pilek sangat sering dan berkepanjangan dengan purulen berlebihan hampir dapat dipastikan menderita serangan berulang dari adenoiditis. =iasanya adenoiditis dapat disertai juga dengan tonsilitis.#
3. E!ide"io#o$i Adenoiditis
=erdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga E3 pasien tonsilitis kronik dari seluruh kunjungan. 1onsilitis kronik pada anak hampir selalu terjadi bersama adenoiditis kronik, karena adenoid dan &
tonsil merupakan jaringan limfoid yang saling berhubungan membentuk cincin Waldeyer. Adenoiditis kronik cukup sering terjadi, terutama pada kelompok usia anak antara > sampai & tahun. *embesaran adenoid meningkat secara tepat setelah lahir dan mencapai ukuran maksimum pada usia ! sampai # tahun, kemudian menetap sampai usia $ sampai % tahun, dan setelah usia &' tahun bertahap mengalami involusi?regresi.&&
3.3 Etio#o$i Adenoiditis
Adenoiditis biasanya bera+al dari suatu infeksi pada saluran pernapasan atas. (enis kuman yang sering adalah Streptococcus Beta Hemolitikus Grup A S=H4A3. Selain itu terdapat Streptococcus Pyogenes, Streptokokus grup B, C, Adenovirus, Epstein Barr , bahkan virus Herpes.2 =erdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga C kultur 2$,$E3, dan S. Aureus menengah atau resisten terhadap penisilin di 2# kultur &!,&E3. =eberapa organisme lain meliputi, tetapi tidak terbatas pada spesies Streptococcus lainnya, Pseudomonas, Proteus, Serratia, dan jamur di & kultur ,>E3.C
&&
Selain bakteri, virus juga dapat menyebabkan infeksi yang dapat menyebabkan demam dan eritema pada daerah orofaring yang biasanya tanpa adanya eksudat tonsilar, seperti Adenovirus, $!inovirus, $espiratory Syncytial %irus &$S%', "nfluen#a, dan Parainfluen#a. $ 3.% P&tofisio#o$i Adenoiditis
1onsilitis kronis dapat juga terjadi akibat pengobatan yang tidak tepat sehingga penyakit pasien menjadi kronis. -aktor"faktor yang menyebabkan kronisitas antara lain/ terapi antibiotika yang tidak tepat dan adekuat, giDi atau daya tahan tubuh yang rendah sehingga terapi medikamentosa kurang optimal, dan jenis kuman yag tidak sama antara permukaan tonsil dan jaringan tonsil. 7uman penyebabnya sama dengan tonsilitis akut tetapi kadang"kadang kuman berubah menjadi kuman gram negatif.2
3.' Ge(& K#inis Adenoiditis
4ejala pada adenoiditis akut termasuk rhinorrhea purulen, sumbatan hidung, demam, dan kadang"kadang otitis media. Hal ini bisa sulit untuk membedakan dari infeksi saluran pernafasan akut, tetapi cenderung lebih lama dan lebih tentu saja berat. Adenoiditis akut berulang adalah ' atau lebih episode dari adenoiditis akut dalam periode # bulan.& 4ejala dari adenoiditis kronis termasuk rhinorrhea berat, post nasal drip, napas berbau busuk, dan otitis media atau ekstra esophageal reflu; yang berlangsung setidaknya ! bulan.& Selain itu juga dijumpai anak yang sering panas, terutama panas yang disertai pilek dan batuk, sering sakit kepala, lesu, mudah ngantuk, tenggorok terasa mengganjal, tenggorok sering berdahak, tenggorok terasa kering, leher belakang terasa kaku?tegang, rasa mual terutama +aktu gosok gigi, suara sengau, ngorokB, gangguan bernapas terutama +aktu tidur telentang, napas bau, sering seretB, pendengaran terasa tidak enak, dan nafsu makan berkurang.&& Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga
penyakit pasien seperti bottle feeding , current reflu) symptoms, recurrent acute otitis media, dan paparan polusi udara.C
1abel/ 4ejala Adenoiditis dan ri+ayat penyakit?kebiasaan.C
Apabila terjadi obstruksi saluran nafas atas jangka panjang karena hipertropi dari jaringan adenoid, gejala yang menyertai antara lain pernafasan mulut kronis, obstruksi apnea saat tidur dengan gejala mendengkur, penurunan fungsi pendengaran, penciuman dan pengecapan, sinusitis, menyebabkan kuantitas pernafasan atas menjadi menurun, sebagai penyesuaian fisiologis penderita akan bernafas melalui mulut. *ernafasan melalui mulut menyebabkan perubahan struktur dentofasial yang dapat mengakibatkan maloklusi, yaitu posisi rahang ba+ah yang turun dan elongasi, posisi tulang hyoid yang turun sehingga lidah akan cenderung ke ba+ah dan ke depan, serta meningginya dimensi vertical atau dikenal sebagai facies adenoid .% &'
4ambar/ Hipertrofi Adenoid
4ambar/ Adenoid -ace
3.) Pe"e*i+s&&n Fisi+ Adenoiditis
*emeriksaan dapat dilakukan dengan rinoskopi posterior, palpasi dan G foto adenoid terutama pada kecurigaan adanya pembesaran. *ada anak, pemeriksaan rinoskopi posterior sulit dilakukan, demikian juga palpasi. ang perlu diperhatikan pada adenoiditis kronik perlu disingkirkan kemungkinan adanya penyakit atau kelainan di hidung, telinga atau sinus paranasal, mengingat pada adenoiditis kronik juga memberikan discarj terus"menerus atau berulang. ntuk ini diperlukan rinoskopi anterior. Apabila pada rinoskopi anterior ternyata ditemukan bah+a &>
mukosa hidung normal tidak ditemukan adanya hipertrofi konka, serta kelainan lain di hidung maka kemungkinan besar discarj tersebut semata"mata akibat adenoiditis kronik.&& *ada pemeriksaan fisik, kebanyakan pasien pada pemeriksaan rhinoskopi anterior masih dalam batas normal dengan sekresi ditemukan di nasofaring.C
1abel/ *emeriksaan -isik AdenoiditisC
3., Pe"e*i+s&&n Pen-n(&n$ Adenoiditis
G foto adenoid merupakan satu"satunya cara praktis untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran adenoid pada anak. ang perlu diperhatikan pada adenoiditis kronik perlu disingkirkan kemungkinan adanya penyakit atau kelainan di hidung atau sinus paranasal.&&
4ambar/ -oto G"ray 0asopharyngoscopy dapat membantu untuk melihat ukuran adenoid secara langsung.
4ambar/ 0asopharyngoscopy @1 scan merupakan modilitas yang lebih sensitive daripada foto polos untuk identifikasi patologi jaringan lunak.
&C
4ambar/ @1 Scan
3. Pen&t&+s&n&&n Adenoiditis
1erapi medikamentosa yaitu dengan pemberian antibiotika sesuai kultur. (ika ditemukan Streptococcus Grup A, segera diobati dengan *enicillin atau 5ritromisin selama & hari. (ika ditemukan bakteri patogen atau bakteri selain Streptococcus Grup A, terapi yang tepat harus segera diberikan. Seringkali hanya diberi terapi umum ditambah terapi simtomatis jika tidak ditemukan bakteri, dan etiologinya dianggap karena virus.! Manajemen terapi yang umum atau laDim untuk adenoiditis kronik adalah adenoidektomi. =ila terjadi eksasrbasi akut, diberikan antibiotik golongan penisilin Amoksisilin >" &mg?kg==3 selama >"& hari. *rinsip dasar tindakan adenoidektomi kronis adalah menghilangkan fokus infeksi kronik, menghilangkan sumbatan napas dan mengurangi gangguan fungsi tuba, sehingga menghindari kemungkinan terjadinya otitis media.&&
&$
Adenoid dapat diangkat hanya dengan kuret saja. 4ambar 2"&&, meskipun cara ini tidak sesempurna metode lain. Metode yang lebih rasional dan efektif adalah dengan menggunakan adenotom 6a -orce atau @ollum atau beberapa modifikasinya, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kuret tipe =arnhill.!
1eknik. )ilakukan anestesi umum dengan pipa oro"trakeal terpasang pada posisinya untuk menjaga jalan napas. Mulut di buka dengan sebuah gag untuk menjaga agar lidah tidak keluar dari tempatnya. (ika adenotom 6a -orceB akan dipergunakan, bilah ditarik sehingga fenestra terbuka. Alat dimasukkan ke dalam nasofaring 4ambar 2"&23, dan adenoid terangkat dengan gerakan mengangkat I menekan bergantian.!,#
&%
7uret dipergunakan dengan cara yang sama dan setiap jaringan adenoid yang tertinggal di angkat dengan gerakan menyapuB 4ambar 2"&!3. jung jari dapat digunakan untuk memastikan bah+a seluruh jaringan adenoid telah terangkat dari orifisium tuba 5ustachius dan koana, dan untuk mengeksplorasi fosa 8osenmuller.!
Setelah pengangkatan adenoid, dilakukan pencucian daerah luka dan kemudian diberi tampon yang telah diberi koagulan untuk beberapa menit, sampai tidak ada perdarahan lagi. *erdarahan post operasi dapat terjadi, dan membutuhkan observasi post operasi.# Selain cara tersebut, juga terdapat surgical microdebrider. Ahli bedah sudah menggunakan metode mikrodebrider, sebagian orang menganggapnya lebih efektif. *erdarahan pasti terjadi pada pengangkatan, tetapi sebagian besar dilaporkan perdarahan menggunakan kuret. Mikrodebrider memindahkan jaringan adenoid yang sulit dijangkau oleh teknik lain.' Selain eksisi melalui mulut, eksisi juga dapat dilakukan melalui hidung, yaitu dengan menggunakan alat mikrodebrider. )engan prosedur ini, jika terjadi perdarahan dikontrol dengan menggunakan cauter suction.' 2
2&
7omplikasi Adenoidektomi 7omplikasi tindakan adenoidektomi adalah perdarahan bila pengerokan adenoid kurang bersih. =ila terlalu dalam menguretnya akan terjadi suatu kerusakan dinding belakang faring. =ila kuretasa terlalu ke lateral maka torus tubariuss akan rusak dan dapat mengakibatkan oklusi tuba 5ustachius dan akan timbul tuli konduktif.&2
3./ Ko"!#i+&si Adenoiditis
7omplikasi dari adenoiditis kronik yang biasa ditimbulkan adalah sebagai berikut/ &. bstruksi nares posterior dapat menyebabkan tekanan nasofaring abnormal selama menelan fenomena 1oynbee3, yang juga menghambat pembukaan tuba atau insuflasi sekresi nasofaringeal ke dalam telinga tengah.&& 2. . titis Media 0on Supuratif titis Media Serosa, titis Media 5fusi3 titis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret yang nonpurulen di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh. Adanya cairan di telinga tengah dengan membran timpani utuh tanpa tanda"tanda infeksi disebut juga otitis media dengan efusi. *ada adenoiditis kronik biasanya terjadi otitis media serosa kronik. Hal ini disebabkan oleh cairan yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang terdapat dalam kelenjar telinga tengah dan tuba 5ustachius. Sekret pada otitis media serosa kronik dapat kental seperti lem, maka disebut dengan glue ear. *ada otoskopi terlihat membran timpani utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan atau keabu"abuan. 22
*engobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengeluarkan sekret dengan miringotomi dan pemasangan pipa ventilasi 4rommet3.&2 *era+atan medis diarahkan terutama terhadap pemberantasan infeksi bakteri dengan penggunaan terapi antibiotik yang tepat dan mengatasi fokal infeksi adenoidektomi3.&!
3.10 P*o$nosis Adenoiditis
*enelitian kualitas hidup pada tonsilitis kronik hasilnya menjabarkan bah+a seorang anak yang menderita penyakit ini berdampak pada seluruh keluarganya. Anak mengalami gangguan tidur dan sekolah yang pada akhirnya memberikan dampak sosial dan emosional. Adenoiditis kronik dapat menurunkan kualitas hidup penderita karena rangsangan bakteri yang terus menerus terhadap tonsil menyebabkan imunitas penderita tertekan karena menurunnya respon imunologis limfosit dan perubahan epitel akan mengurangi reseptor antigen.&&
BAB I
2!
KESIMPULAN
Adenoid adalah jaringan limfoepitelial berbentuk triangular yang terletak pada dinding posterior nasofaring dan merupakan salah satu jaringan yang membentuk cincin Waldeyer. Adenoid membesar secara cepat setelah lahir dan mencapai ukuran maksimum pada saat usia !"# tahun, kemudian menetap sampai usia $"% tahun. Setelah usia &' tahun, adenoid secara bertahap mengalami involusi. (ika terjadi hipertrofi pada adenoid, maka nasofaring sebagai penghubung udara inspirasi dan sekresi sinonasal yang mengalir dari kavum nasi ke orofaring akan mengalami penyempitan. 4ejala pada adenoiditis akut dan kronik berbeda, karena tergantung dari proses perjalanan penyakitnya. *emeriksaan dapat dilakukan dengan cara rinoskopi anterior dan posterior, pemeriksaan radiologis, nasofaringoskopi dan juga @1 Scan nasofaring. Selain itu pada pemeriksaan fisik pada teling juga harus diperhatikan untuk menilai gengguan pada telinga pasien. *enatalaksanaan yang diberikan yaitu terapi medikamentosa antibitik sesuai dengan hasil biakan kultur, dan simtomatik lainnya. Selain itu apabila terjadi adenoid obstruktif, adanya infeksi adenoiditis rekuren?kronik, sinusitis rekuren?kronik, otitis media rekuren akut dan otitis media rekuren?kronik dengan efusi3, dan neoplasia, maka diindikasikan untuk adenoidektomi. 7omplikasi yang dapat ditimbulkan bermacam"macam seperti fenomena 1oynbee, limfadenitis perituba, otitis media akut berulang, sinusitis kronik dan otitis media efusi.
DAFTAR PUSTAKA 2'
&. Amar, Muhammad Arman., dkk. Artikel Penelitian* $asio Adenoid+asofaring dan Gangguan -elinga -enga! pada Penderita Hipertrofi Adenoid . =agian #"!>C. '. Suseno, Sigid. 1urnal* Hipertrofi Adenoid . Semarang/ -akultas 7edokteran niversitas )iponegoro. 2&2. >. 8usmarjonoJ Hermani, =ambang. Buku A(ar "lmu ese!atan Penyakit -elinga, Hidung, -enggorokan, epala dan 0e!er* 3dinofagia. -. Edisi %". -akultas 7edokteran niversitas "%C. C. MarDouk, Haidy., dkk. "nternational 1ournal of Pediatric 3tor!inolaryngology* -!e 7tility of asop!aryngeal Culture in -!e anagement of C!ronic Adenoiditis. )epartment of tolaryngology I Head and 0eck Surgery, =rooklyn, 0 &&2!, nited States/ State niversity of 0e+ ork )o+nstate Medical @enter. 2&2. $. Shnayder, eliDaveta., et al. Current 5iagnosis and -reatment in 3tolaryngology+Head and eck Surgery* anagement of Adenotonsillar 5isease. 0e+ ork niversity School of Medicine " )epartment of tolaryngology. 0/ Mc. 4ra+ Hill. 2>. !' %. Saifuddin, M. Sindroma 8a(a! Adenoid . Medan/ -akultas 7edokteran niversitas Sumatra tara. 2# &. Sharma, )inesh 7umar, -!roat+P!aryn)* Adenoids. )elhi/ 0e+ )elhi niversity of Medicine. 2$.
2>
&&. Anggoro, )imas., 1urnal*Adenotonsilitik ronik dan -uba Eustac!ius. Semarang/ -akultas 7edokteran niversitas )iponegoro. 2&2. &2. 8usmarjono, Soepardi. Buku A(ar "lmu ese!atan Penyakit -elinga, Hidung, -enggorokan, epala dan 0e!er* elainan -elinga -enga!. Edisi %". -akultas 7edokteran niversitas . &!. -erlito, Salvatore, et Al., Adenoiditis and 3titis edia 9it! Effusion* $ecent P!ysio+ Pat!ological and-erapeutic Ac:uisition. niversitK )egli Studi di @atania " )ipartimento )i SpecialitK Medico"@hirurgiche " @linica torinolaringoiatrica. 2&&.
2#