Tugas Pokok Monday, 26 July 2010 10:52 10 :52 administrator Hits: 859 a. Akademi Angkatan Laut adalah lembaga penyelenggara pendidikan pertama tingkat akademi di bawah Kasal yang memiliki tugas pokok mendidik para Kadet agar menjadi calon Perwira yang berjiwa Pejuang Pancasila dan Sapta marga, memiliki pengetahuan dan ketrampilan profesi ketentaraan matra laut dalam spektrum penugasan awal di KRI/Pasukan serta memiliki kemampuan manajerial dan jiwa kepemimpinan sebagai calon pemimpin TNI/TNI AL. b. Pendidikan di Akademi Angkatan Laut diarahkan pada pencapaian visi TNI Angkatan Laut yaitu mewujudkan kekuatan TNI Angkatan Laut yang Besar, Kuat, Profesional dan Solid. Pemecahan semua permasalahan pendidikan di Akademi Angkatan Laut menggunakan pendekatan sistem dan mencakup segenap aspek. c. Upaya Pendidikan yang diterapkan di Akademi Angkatan Laut meliputi pengajaran, pelatihan dan pengasuhan. Pengajaran bertujuan membekali pengetahuan profesi sebagai prajurit matra laut. Pelatihan bertujuan membekali ketrampilan profesi sedangkan pengasuhan bertujuan membentuk, menumbuhkembangkan dan memantapkan kepribadian serta semangat juang prajurit sejati.
Visi
dan Misi
Saturday, 25 September 2010 07:00 administrator Hits: 626
a. Visi. Akademi Angkatan Laut memiliki visi : ³Akademi Angkatan Laut menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Ketentaraan Matra Laut setingkat Strata 1 yang mampu menghasilkan Perwira Muda TNI AL yang memiliki jiwa pejuang, profesional, disiplin, dan loyalitas ketentaraan pertahanan negara matra laut´. b. Misi. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Akademi Angkatan Laut merumuskan misinya sebagai berikut : 1) Menyelenggarakan proses pendidikan yang terdiri dari pengajaran, pelatihan dan pengasuhan yang efektif dan efisien untuk menghasilkan lulusan Perwira Muda TNI AL yang berjiwa juang dan profesional, disiplin dan memiliki loyalitas, melalui upaya penerapan manajemen dan teknologi pendidikan secara tepat. 2) Menyelenggarakan evaluasi pendidikan yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan ke arah pengembangan yang lebih baik, inovatif dan bermanfaat.
3)
Menumbuhkembangkan pendidikan karakter yang berdasarkan pada nilai-nilai moral akademik, etika dan agama untuk membangun kehidupan lingkungan ketentaraan yang berbudaya dan beradab di kalangan civitas akademika. 4) Melaksanakan peran sebagai pioner dalam mendukung terwujudnya kekuatan maritim nasional dalam rangka membangun ketahanan nasional yang kuat. Pada tahun 1951, Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) membuka Institut Angkatan Laut (IAL) berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pertahanan Nomor: D/MP/279/1951 tanggal 29 Juni 1951. Kemudian disusul dengan S.K. Nomor : D/MP/ 313/51 tanggal 28 Juli 1951 yang memuat program pendidikan ALRI yang dilaksanakan secara mandiri. Pada Angkatan I, IAL membuka 3 jurusan atau korps yaitu korps Navigasi, korps Teknik Mesin, dan korps Administrasi. Lama pendidikan ditentukan tiga tahun yang terbagi atas dua tahun teori dan satu tahun praktek. Pada pelajaran teori, sebagian besar diberikan oleh anggota Misi Militer Belanda (MMB) dan banyak menggunakan bahasa Belanda. Sedangkan untuk penggemblengan watak dan fisik diberikan oleh pihak ALRI sendiri. Satu tahun kemudian yaitu pada penerimaan Angkatan II, ditambah dua korps yaitu korps Komando (KKO) dan korps Elektronika. Pada tanggal 1 3 Desember 1956, IAL berubah menjadi Akademi Angkatan Laut (AAL) dengan sistem pendidikan tetap tiga tahun. Selanjutnya pada tahun 1961, karena sistem pendidikan tiga tahun dianggap terlalu singkat, maka diubah menjadi sistem pendidikan empat tahun. Prosentase pelajaran yang diberikan menjadi 7 3% pelajaran praktek/latihan serta teori kemiliteran/keangkatan lautan (profesi), dan 27 % pengetahuan akademik (Iptek). Sedangkan sistem lima korps yang ada dilebur menjadi hanya tiga korps, yaitu korps Pelaut ( gabungan dari Pelaut, Teknik dan Elektro), Administrasi dan Komando/Marinir. Tiga korps ini disebut sebagai ³sistem laut´. Menjelang akhir dari periode ini sistem laut dengan tiga korps disempurnakan lagi menjadi sistem jurusan terbatas (Limited Line System) atau dinamakan ³Sistem Cikar Kemudi´, yang hanya terdiri dari korps Pelaut dan Marinir. Sistem ini hanya menghasilkan sebagian angkatan ke XI, dan seluruh angkatan ke XII dan XIII. Pada angkatan XI V dan XV, kembali diubah menjadi empat korps (Pelaut, Teknik, Elektronika, dan Marinir). Pada tanggal 16 Desember 1965, telah diputuskan oleh Presiden R.I selaku Panglima Tertinggi ABRI/Panglima Besar Komando Operasi Tertinggi, tentang peresmian berdirinya Lembaga Pendidikan AKADEMI BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA (AKABRI) berdasarkan Surat Keputusan No. 185/KOTI/1965. Dengan demikian, lembaga-lembaga pendidikan militer sebelumnya, AMN, AAL, AAU, dan AAK dihapuskan. Pada tanggal 5 Oktober 1966, dibentuklah markas Komando AKABRI di Jakarta yang merupakan badan pelaksana pusat dalam Departemen HANKAM. Berdasarkan S.K. WAPERDAM BIDANG HANKAM No. KEP/E/61/66, diangkatlah Mayor Jenderal TNI achmad Tahir, Gubernur AMN di Magelang. sebagai Komandan Jenderal AKABRI yang pertama. Pada tanggal 29 Januari 1967, diselenggarakan upacara pembukaan tahun akademi AKABRI Tingkat I atau AKABRI Bagian Umum yang bertempat di Magelang. Berada satu atap dengan AKABRI Bagian Darat (perubahan dari AMN sebelum integrasi). Selanjutnya, AAL
menjelma menjadi AKABRI Bagian Laut, AAU menjelma menjadi AKABRI Bagian Udara, AAK menjelma menjadi AKABRI Kepolisian. Dalam kaitannya dengan upaya integrasi, kegiatan-kegiatan pendidikan utama yang bersifat integrasi mendapatkan perhatian serius yang meliputi: Pendidikan Dasar Prajurit, Latihan Integrasi Kadet Weda, dan Kegiatan Pekan Olah Raga Bersama. Periode ini menghasilkan lulusan angkatan ke XVI s/d angkatan ke XXXI. Berdasarkan Keputusan Pangab No. Kep/29/X/1984, tanggal 10 Nopember 1984, AKABRI Bagian Laut berubah menjadi Akademi TNI Angkatan Laut disingkat AAL. Dalam perkembangan lebih lanjut, AAL menetapkan pola kurikulum 5 bulan + 3 tahun + 7 bulan. Beban studi dihitung dalam satuan kredit semester (SKS) yang dilaksanakan berdasarkan SKep. KASAL nomor: SKep/ 331/III/1999, tanggal 2 Maret 1999, tentang kurikulum pendidikan Mapwa TNI AL dan Dikpasis. Dan Sejak tahun 200 3, Korps Administrasi diubah menjadi Korps Suplai. Mulai tahun 2008 AAL akan menyelenggarakan pendidikan dengan pola 1 tahun di Akmil dan 3 tahun di AAL
Pemimpin AAL Saturday, 09 August 2008 14:49 administrator Hits: 1353
Last U pdated on Sunday, 26 September 2010 00:32
Fasilitas Monday, 11 August 2008 13:00 administrator Hits: 1203
1.
Pemusatan
Sarana Praktek, yang terdiri dari Simulasi Anjungan Ka pal, S imulasi Pelatihan Radar, Laboratorium Fisika, Laborato rium Kimia, Laboratorium O ptik, Laboratorium Biologi, Laboratorium Bahasa. 2. Per pustakaan
3. Ruang Internet 4. Museum 5. Sarana Olah Raga (La pangan Tennis, Kolam R enang, Panjat Te bing) 6. La pangan Tembak 7. Sarana Ibadah (Masjid, Ger e ja, dan Pura) 8. K esehatan 9. Salon Potong Rambut 10. Trans portasi 11. Dermaga Halong 12. Setelah menyelesaikan taha p pendidikan dasar k eprajuritan di Magelang selama 5 bulan bersama-sama dengan Taruna Akademi Militer dan Akademi Angkatan Udara, para Prajurit Kadet memasuki kam pus AAL Bumimoro Surabaya. 13. Se belum mengikuti pendidikan di AAL para Prajurit Kadet melaksanakan Latihan Prabakti. Setelah selama tiga minggu melaksanakan orientasi terhada p proses pendidikan di AAL se bagai bekal penambahan wawasan dan wacana k emaritiman matra Laut, maka diakhiri dengan suatu tradisi mandi lum pur bagi Prajurit Kadet. 14. Prosesi pengakhiran latihan ini diawali dengan acara a pi unggun di la pangan Aru Bumimoro k emudian untuk le bih mengenal situasi Kota Surabaya, pada dinihari para prakad dilepas dari Taman Bungkul Surabaya, melaksanakan s peed march menem puh route jalan-jalan protokol Surabaya. Menjelang fajar menyingsing mer eka tiba di Kam pus AAL Bumimoro lalu mengikuti U pacara Penutu pan Latihan Prabakti. Guna menumbuhk embangkan motivasi dan memanta pkan diri se bagai prajurit samudra se jati yang
tangga p, tanggon, dan tr engginas, para prajurit kadet pun bermandi lum pur laut dan minum seteguk air suci samudera. 15. 16. Pengukuhan Ibu Asuh Akademi Angkatan Laut 17. U pacara pengukuhan Ibu Kadet Akademi Angkatan Laut memiliki arti penting se bagai aktualisasi dari sistem bimbingan dan pengasuhan Kadet Akademi Angkatan Laut yaitu ³TRI TUNGGAL PUSAT´ dimana peran Ibu Kadet Akademi Angkatan Laut se bagai bagian dari k eluarga meru pakan salah satu kom ponen yang sangat ber pengaruh pada pelaksanaan metod e among asuh dalam proses pembentukan watak perilaku Kadet Akademi Angkatan Laut. 18. K ehidu pan sehari-hari yang dialami para kadet AAL memang k eras dan penuh disi plin tinggi. Kalau saja di rumah, dan sang ibunda masih ada, mungkin k eluh k esah itu bisa disam paikan k epada ibunda tercinta. Ta pi di akademi, k epada sia pa beratnya tantangan hidu p ini akan dicurahkan? K ehadiran sosok seorang ibu di man pun senantiasa dinantikan, begitu pula di Akademi. Ibu tem pat mengadu dari segala k emelut hidu p yang dihada pi. Ada hal-hal tertentu yang hanya da pat diterima dengan sanubari a pabila sosok seorang ibu yang menyam paikan hal itu. Di situ letaknya k ele bihan seorang ibu. Acara Pengukuhan Ibu Asuh Kadet meru pakan simbol penerimaan Ibu Gubernur AAL selaku Ibu Asuh seluruh Kadet AAL. Prosesi berlangsung se jak pukul 18.00 dan diawali dengan berjalannya Ibu Asuh di antara barisan k ehormatan Kadet AAL dengan kadga ( pedang khas kadet) membentuk ga pura serta barisan k ehormatan yang membawa obor. Dan diakhiri dengan pengalungan medali, simbol Ibu Asuh oleh perwakilan Kadet. 19. Wisuda Purna Wira U pacara Wisuda Purna Wira Perwira Tinggi dan pewarisan k epemim pinan TNI / TNI AL, pada hak ekatnya meru pakan k egiatan ser emonial yang telah ditradisikan se bagai simbolisasi pewarisan nilai-nilai luhur k epemim pinan TNI / TNI AL, dari generasi yang telah memasuki masa purna bhakti k epada generasi muda se bagai generasi pe nerus. 20. U pacara ini juga meru pakan visualisasi dua peristiwa penting baik di lihat dari pr es pektif pembinaan TNI AL secara luas, mau pun dari sisi k ehidu pan k edinasan Perwira TNI AL. K edua peristiwa ini s ecara signifikan menggambarkan awal dan akhir dari proses panjang pembinaan personel TNI AL, dan perjalanan karier seorang perwira dalam melaksanakan dinas aktifnya. 21. Dua peristiwa ini sangat t epat jika disatukan dalam se buah u pacara yang selalu dilaksanakan di AAL. Di tem pat ini diawali dan di tem pat ini pula di akhiri secara formal ser emonial, se buah pengabdian panjang k epada negara dan bangsa melalui u pacara ini dihara pkan akan tumbuh dan berk embang ikatan dan k esinambungan batiniah yang kokoh dan kuat antara generasi pe ndahulu dan generasi penerus. 22. U pacara ini meru pakan penghormatan dari seluruh jajaran TNI AL, yang disam paikan dengan penuh k e banggaan k epada para pemim pin pendahulu yang saat ini telah menyelesaikan masa dinas aktif dan mengakhiri pengabdian formalnya di lingkungan
TNI / TNI AL. penghormatan dan k e banggaan ini dilandasi oleh rasa terima kasih dan penghargaan yang tulus, atas segala pengabdian dan karya nyata para wisudawan se bagai pemim pin pendahulu yang telah disumbangkan tan pa pamrih bagi k emajuan dan k e jayaan TNI AL. 23. Pada sisi lain, u pacara ini meru pakan k esem patan yang berharga bagi perwira muda untuk menghayati, mendalami dan mem pedomani nilai-nilai luhur k e juangan para purnawirawan TNI AL yang telah le bih dahulu berjuang dan mengabdi k epada nusa dan bangsa. Nilai-nilai luhur t erse but t eta p penting, r elevan dan dibutuhkan se bagai tonggak dasar guna melaksanakan tugas dan pengabdian generasi penerus dalam mendukung perjuangan bangsa untuk membangun masa depan yang le bih baik. 24. U pacara ini secara simbolik mengungka pkan adanya k esinambungan ikatan batiniah antara para Pati Purnawirawan TNI AL se bagai generasi pelaku se jarah yang telah mem persembahkan karya nyata bagi k emajuan TNI AL, dengan generasi yang le bih muda yang akan melanjutkan tugas membangun se jarah masa depan TNI AL yang le bih baik lagi. Dalam ikatan batiniah terse but tersim pul pula adanya rasa k eikhlasan yang tulus dan rasa percaya dari para purnawirawan TNI AL se bagai generasi pendahulu k epada generasi penerus TNI AL. K edudukan se bagai Purnawira bukan berarti batas akhir dari pengabdian k epada bangsa dan negara, se bab bagi seorang pe juang, pengabdian k epada bangsa dan negara senantiasa terus berlangsung sam pai akhir hayat. Dengan demikian, para wisudawan dalam statusnya se bagai purnawirawan TNI / TNI AL, d ihara pkan masih akan teta p memberikan kontribusinya bagi perjuangan dan pengabdian k epada bangsa dan negara sesuai dengan peran dan k emam puannya, baik dalam kaitan ka pasitasnya se bagai salah satu bagian dari cadangan TNI, mau pun se bagai salah satu bagian dari k eluarga besar TNI / TNI AL yang hidu p di tengah-tengah masyarakat. 25. Kurikulum ini diberlakukan untuk Kadet Angkatan 56 intake tahun 2007 dan tahun di atasnya, dengan konsentrasi kualifikasi di bidang/korps/jurusan sebagai berikut: 26. a. Kualifikasi Umum. Lulusan Akademi Angkatan Laut adalah Perwira Pejuang Sapta marga yang memiliki kemampuan teknik dasar profesi ketentaraan matra laut serta potensi ilmu pengetahuan pertahanan negara agar mampu mengembangkan karier selama pengabdiannya. 27. b Kualifikasi Khusus. Yang disesuaikan dengan masing-masing korps yaitu : 28. 1) Korps Pelaut. 29. a) Memiliki kemampuan dasar sebagai Perwira Korps Pelaut sesuai dengan perannya dalam penugasan di lapangan. 30. b) Mampu melaksanakan tugas sebagai Perwira Jaga Laut (pelayaran datar dan pelayaran astronomi) pada KRI tipe Korvet klas Sigma. 31. c) Memahami tugas-tugas Perwira Divisi Navigasi, Komunikasi, Senjata Atas Air, Senjata Bawah Air dan Pusat Informasi Tempur pada KRI tipe Korvet klas Sigma. 32. d) Memiliki potensi kemampuan ilmu pertahanan bidang nautika, teknik kesenjataan aspek laut, teknik manajemen, kepemimpinan, hukum, komunikasi sosial untuk pengembangan karier sebagai kader pemimpin. 33. 2) Korps Teknik.
34. a) Memiliki kemampuan dasar Perwira sesuai dengan perannya di bidang penugasan Korps Teknik. 35. b) Mempunyai kemampuan dasar profesi Perwira Korps Teknik sebagai pendukung administrasi logistik. 36. c) Mampu melaksanakan tugas profesi Korps di lapangan sebagai Asisten Kepala Divisi Mesin pada KRI tipe Korvet klas Sigma. 37. d) Mampu melaksanakan tugas profesi Korps di lapangan sebagai pelaksana perbaikan dan penyelamatan kapal. 38. e) Memiliki potensi kemampuan ilmu pertahanan bidang teknik mesin kapal perang untuk pengembangan karier sebagai kader pemimpin. 39. 3) Korps Elektronika. 40. a) Memiliki kemampuan dasar Perwira Korps Elektronika sesuai bidang penugasan dalam Korps dan pendukung administrasi, logistik dan personel. 41. b) Mampu melaksanakan tugas profesi Korps di lapangan sebagai Asisten Perwira Divisi Elektronika Kesenjataan atau sebagai Asisten Perwira Divisi Elektronika, Navigasi dan Komunikasi di KRI tipe Korvet klas Sigma dan perencanaan Sistem Pemeliharaan Terencana. 42. c) Memiliki potensi kemampuan ilmu pertahanan bidang senjata dan elektronika untuk pengembangan karier sebagai kader pemimpin. 43. 4) Korps Suplai. 44. a) Memiliki kemampuan dasar Perwira Korps Suplai sesuai bidang penugasan Korps Suplai. 45. b) Mampu melaksanakan pengurusan dan administrasi keuangan serta membuat pertanggungjawabannya. 46. c) Mampu melaksanakan pengurusan dan administrasi bekal material serta bekal personel sesuai prosedur pembekalan di kapal dan di darat. 47. d) Mampu melaksanakan kegiatan administrasi umum (surat menyurat dan administrasi perkantoran) sesuai standar yang berlaku di lingkungan TNI. 48. e) Memahami dan dapat melaksanakan tugas sebagai Asisten Kepala Departemen Logistik di KRI tipe Korvet klas Sigma. 49. f) Memiliki bekal ilmu pertahanan bidang perbekalan sistem senjata untuk pengembangan karier sebagai kader pemimpin. 50. 5) Korps Marinir. 51. a) Mampu melaksanakan tugas sebagai Komandan Peleton Infanteri. 52. b) Memiliki kemampuan menembak kualifikasi senapan laras panjang dan pistol. 53. c) Memiliki kemampuan sebagai pasukan dengan kualifikasi terjun para dasar dan dasar komando. 54. d) Mengetahui tugas lapangan Komandan Kompi. 55. e) Memiliki pengetahuan yang berkait dengan perkembangan teknologi persenjataan dan persenjataan bantuan infanteri.
56. f) Memiliki bekal ilmu pertahanan di bidang peperangan darat untuk pengembangan karier sebagai kader pemimpin. a. Metode Among Asuh Metode belajar di AAL adalah dengan mengggunakan pendekatan among asuh yaitu dengan prinsip : y
y
y
Ing ngarso sung tulodho Ing madyo mangun karso Tut Wuri handayani
b. Tri Tunggal Pusat Pendidikan di AAL menggunakan wahana tri tunggal pusat, yang terdiri dari keluarga, masyarakat dan ksatrian. Ketiganya saling memberikan penguatan untuk tercapainya pendidikan di AAL yang optimal. c.
Sistem SKS Pendidikan diselenggarakan berdasarkan sistem Satuan Kredit Semester (SKS). 1) Pengertian Sistem kredit adalah sistem penyelenggaraan pendidikan di mana beban studi Kadet, beban kerja tenaga pengajar, dan beban penyelenggaraan pendidikan, dinyatakan dalam Satuan Kredit. Semester adalah satuan waktu untuk menyatakan lamanya penyelenggaraan pendidikan. Satu semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri dari 16 minggu kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya berikut kegiatan iringannya termasuk 2 minggu kegiatan penilaian; jadi Satuan Kredit Semester (SKS) adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi Kadet, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha Kadet, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program tertentu, serta besarnya usaha untuk menyeleng-garakan pendidikan bagi tenaga pengajar. 2) Ciri-ciri Sistem Satuan Kredit Semester (SKS) a) Dalam Sistem Satuan Kredit Semester (SKS), tiap-tiap mata kuliah diberi nilai kredit. b) Banyaknya nilai kredit untuk masing-masing matakuliah ditentukan berdasarkan besarnya usaha untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam program perkuliahan, praktikum, kerja lapangan, maupun tugas-tugas yang lain. Dengan
demikian besar kecilnya bobot SKS suatu mata kuliah sama sekali tidak mencerminkan penting atau tidaknya mata kuliah yang bersangkutan, akan tetapi mencerminkan luasnya ruang lingkup, mendalamnya bahan yang perlu dibahas serta banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk menguasainya.
3)
Nilai Kredit
Besarnya beban studi yang harus dipikul oleh Kadet untuk suatu semester maupun beban studi untuk menyelesaikan pendidikan, dinyatakan dalam nilai kredit. Nilai kredit yang harus dipikul oleh Kadet tergambar dalam nilai kredit suatu mata kuliah. Nilai kredit suatu mata kuliah ditentukan berdasarkan atas beban kegiatan yang meliputi keseluruhan 3 macam kegiatan per minggu sebagai berikut:
a) Untuk Kadet Satu SKS kegiatannya terdiri dari: (1) 50 menit acara tatap muka terjadwal dengan tenaga pengajar, misalnya dalam bentuk kuliah; (2) 60 menit acara kegiatan akademik terstruktur, yaitu kegiatan studi yang tidak terjadwal, tetapi direncanakan oleh tenaga pengajar, misalnya dalam bentuk membuat pekerjaan rumah atau menyelesaikan soal-soal; (3) 60 menit acara kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan yang harus dilakukan Kadet secara mandiri untuk mendalami, mem-persiapkan atau menyelesaikan tugas akademik lain, misalnya dalam bentuk membaca buku acuan. b) Untuk Tenaga Pengajar Satu SKS kegiatannya terdiri dari: (1) 50 menit acara tatap muka terjadwal dengan para Kadet; (2) 60 menit acara perencanaan dan evaluasi kegiatan akademik terstruktur; (3) 60 menit pengembangan materi kuliah. 4) Beban Studi Kadet Untuk Satu Semester
Beban studi Kadet untuk satu semester ditentukan atas dasar rata-rata waktu kerja sehari dan kemampuan individu. Seorang Kadet, di lain pihak, dituntut bekerja lebih lama, sebab tidak saja ia bekerja pada siang hari tetapi juga pada malam hari. Pada siang hari, umumnya Kadet dapat belajar antara 7-9 jam dan pada malam hari 2 jam, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut: a). satu semester : 20 - 22 SKS b). satu hari : (1) siang hari 7-10 jam (2) malam hari 3 jam c) satu minggu : 50-65 jam (5 hari kerja) Dalam menentukan beban studi untuk satu semester, perlu juga diperhatikan kemampuan Kadet. Umumnya seorang Kadet yang baru masuk, dapat memikul beban studi sebanyak 20-22 SKS.