Daftar Lampiran Nomor Tanggal
: Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sragi I : 800/C/SK/VIII/2017/441 800/C/SK/VIII/2017/441 : 18 Mei 2017
KETENTUAN PERSYARATAN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS SRAGI I
A. Penyimpanan obat di Puskesmas Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin. B. Tujuan Penyimpanan bertujuan agar obat yang tersedia di unit pelayanan kesehatan terjamin mutu dan keamanannya. C. Persyaratan gudang 1. Luas disesuaikan dengan jumlah obat yang di simpan 2. Ruangan kering dan tidak lembab 3. Memiliki ventilasi cukup 4. Memiliki cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai pelindung untuk menghindarkan adanya cahaya langsung dan berteralis 5. Lantai dibuat dari semen/tegel/keramik/papan (bahan lain)yang tidak memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran lain. lain. Harus diberi diberi alas papan (palet) 6. Dinding dicat warna merah 7. Gudang digunakan khusus untuk menyimpan obat 8. Harus ada pengukur suhu ruangan D. Pengaturan penyimpanan obat 1. Obat disimpan dalam lemari dan rak 2. Obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan diatas palet 3. Obat disusun secara farmakologis untuk setiap bentuk sediaan 4. Obat dirotasi dengn sistem FEFO dan FIFO 5. Tumpukan sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk 6. Sediaan obat cairan dipisahkan dari sediaan padatan 7. Vaksin, serum antitoksin, dan supositoria serta reagen tertentu disimpan dalam lemari pendingin 8. Obat psikotropika dan narkotika disimpan dalam lemari khusus dengan kunci ganda 9. Lisol, brand spiritus, H2O2, klorin dan desinfektan diletakkan diletakkan terpisah dari obat lainnya 10. Penandaan waktu kadaluwarsa Pada bagian luar dus obat diberikan tanda yang menunjukkan waktu kadaluwarsa yaitu : a. Merah, berarti obat akan kadaluwarsa tahun 2017-2018 b. Kuning, berarti obat akan kadaluwarsa tahun 2019 c. Hijau, berarti obat akan kadaluwarsa tahun 2020 keatas Penandaan tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pengendalian stok. Apabila obat sudah mendekati kadaluwarsa maka segera diinformasikan kepada penulis resep sehingga dapat menjadikan prioritas untuk diresepkan dengan tetap mempertimbangkan mempertimbangkan kondisi pasien.
E. Kondisi penyimpanan yang harus diperhatikan Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan kondisi penyimpanan sebagai berikut : 1. Kelembaban Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan sehingga mempercepat kerusakan. Untuk menghundari udara lembab tersebut maka perlu dilakukan upaya-upaya antara lain dengan memasang AC, karena makin panas suhu di dalam ruangan maka udara semakin lembab. Simpan obat dalam wadah yang tertutup rapat, di tempat yang kering. Biarkan silica gel tetap dalam wadah tablet dan kapsul. Kalau ada atap yang bocor harus segera diperbaiki. 2. Sinar matahari Sebagian besar cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena pengaruh sinar matahari. 3. Temperatur (suhu) Obat seperti salep, krim, dan suppositoria sangan sensitif terhadap pengaruh panas. Oleh karena itu hindarkan obat dari udara panas. Ruang penyimpanan obat harus sejuk, beberapa jenis obat harus disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 4-8 derajat Celcius, antara lain : Vaksin, serum antitoksin, injeksi antibiotika yang sudah dipakai (sisa), injeksi oksitosin dan injeksi metilergometrin. 4. Kerusakan fisik Untuk menghindari kerusakan fisik dapat dilakukan antara lain : penumpukan dus obat harus sesuai dengan petunjuk pada karton, jika tidak tertulis pada karton maka maksimal ketinggian tumpukan delapan dus, karena obat yang ada di dalam dus bagian tengah ke bawah dapat pecah dan rusak, selain itu akan menyulitkan pengambilan obat. Hindari kontak dengan benda-benda tajam. 5. Pengotoran Ruangan kotor dapat mengundang tikus dan serangga lain yang kemudian merusak obat. Etiket dapat menjadi kotor dan sulit dibaca. Oleh karena itu bersihkan ruangan secara berkala. Lantai disapu dan dipel, dinding dan rak dibersihkan. F. Jangan menggunakan obat yang sudah rusak atau kadaluwarsa Hal ini penting untuk diketahui karena apabila tiba masa kadaluwarsa maka dikhawatirkan potensi zat aktif yang ada dalam obat tersebut berkurang, hal ini berbahaya apabila terjadi pada obat terutama golongan antibiotik, karena dapat menyebabkan resistensi mikroba.